Virus corona telah menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan pandemi global. Pemerintah di berbagai negara telah mengambil langkah-langkah pencegahan seperti pembatasan sosial untuk mencegah penyebarannya. Tanggung jawab individu dan sosial untuk mematuhi aturan tersebut sangat penting agar dapat mengendalikan wabah dan melindungi kehidupan manusia.
2. Pendahuluan
Penyebaran virus corona (COVID-19) bermula sejak akhir 2019
dan berkembang ke seluruh pelosok dunia sehingga
mempengaruhi kehidupan ekonomi dunia dan merenggut
ribuan nyawa manusia tanpa mengenal usia, bangsa dan agama.
Kebanyakan negara di dunia termasuk Indonesia telah
mengambil berbagai langkah pencegahan agar penularan wabak
virus berkenaan dapat diberhentikan secepat mungkin.
Virus Covid-19 yang merambah di setiap negara, khususnya
Indonesia, telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi. Pada
tanggal 31 Maret 2020, Presiden Republik Indonesia telah
menetapkan Keadaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19 di
Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020.
3. Pengertian
Coronavirus atau virus corona merupakan
keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi
saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti
penyakit flu.
Coronavirus atau virus corona dikenal juga
dengan Novel Coronavirus (menyebabkan wabah
pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember
2019, dan menyebar ke negara lainnya mulai Januari
2020. Indonesia sendiri mengumumkan adanya kasus
covid 19 dari Maret 2020
4. Penyebab Infeksi Coronavirus
Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah
memegang barang yang terkena percikan air liur
pengidap virus corona.
5. Gejala Infeksi Coronavirus
Hidung beringus.
Sakit kepala.
Batuk.
Sakit tenggorokan.
Demam.
Merasa tidak enak badan.
Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap
pneumonia.
Batuk dengan lendir.
Sesak napas.
Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.
6. Pencegahan Infeksi Coronavirus
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama
20 detik hingga bersih.
Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan
dalam keadaan kotor atau belum dicuci.
Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang
sakit.
Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering
digunakan.
Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu.
Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih.
Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika
mengalami gejala penyakit saluran napas.
7.
8. Cara menghadapi new normal
1. Saat harus keluar rumah dan kembali lagi ke
rumah
Buka alas kaki sebelum masuk ke dalam rumah.
Semprotkan disinfektan pada alas kaki maupun
peralatan yang kamu gunakan.
Cuci tangan dengan air dan sabun.
Lepaskan pakaian yang dikenakan dan segera masukkan
ke dalam tempat cucian yang tertutup.
Mandi dan berganti pakaian bersih sebelum bersantai
atau berkumpul dengan keluarga.2.
9. 2. Sewaktu menggunakan transportasi umum
bawalah selalu hand sanitizer. Jangan menyentuh
wajah dengan tangan yang belum dibersihkan
mengurangi interaksi dan menjaga jarak setidaknya
1 meter dengan penumpang lain
10. 3. Selama bekerja di kantor
Sering melakukan cuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir
bawalah selalu hand sanitizer. Jangan menyentuh
wajah dengan tangan yang belum dibersihkan
mengurangi interaksi dan menjaga jarak setidaknya 1
meter dengan teman kantor
11. 4. Ketika berbelanja
Batasi menyentuh barang-barang di toko maupun
di tempat umum
Setelah menyentuh barang-barang, jangan
menyentuh wajah atau barang-barang pribadi,
sebelum cuci tgn / menyemprotkan handsanitizer
Selain itu, usahakan untuk tidak berlama-lama saat
belanja
Memakai sarung tangan saat berbelanja
12. Tanggungjawab Pemerintah Mencegah
Penularan Wabah COVID-19
Salah satu upaya pemerintah lainnya dalam
mengendalikan penyebaran virus COVID-19 yang terus
menerus mewabah dalam suatu daerah adalah dengan
dibuatnya peraturan mengenai pembatasan sosial berskala
besar (PSBB).
Pemerintah bertanggungjawab menjaga keamanan negara
supaya rakyat bebas menjalankan aktivitas kehidupan dan
memelihara nyawa serta harta mereka dari sebarang
ancaman.
Oleh itu, menjaga kemaslahatan nyawa rakyat
melalui pencegahan wabah COVID-19 merupakan tugas
yang amat berat.
13. Tanggungjawab Sosial Mencegah
Penularan Wabah COVID-19
Ibn Taymiyyah menjelaskan bahawa kemaslahatan
sosial tidak akan sempurna kecuali dengan
mewujudkan kerjasama yang baik daripada semua
pihak.
Ini kerana mereka yang saling hidup perlu
memerlukan antara satu sama lain. Untuk menangani
isu penularan virus COVID-19 maka tanggungjawab
sosial adalah mematuhi semua arahan yang
dikeluarkan oleh pihak pemerintah seperti PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
14. Adalah menjadi tanggungjawab agama setiap individu
dan masyarakat untuk mengambil langkah-langkah
pencegahan dan mengelakkan diri dari lokasi/ tempat
yang dikenal pasti dan diklasifikasikan sebagai
kawasan merah (red zone), tempat tempat umum, agar
orang yang sehat tidak tertular.
Penerapan PSBB atau PPKM tidak bermaksud
menyekat aktiviti sosial dan keagamaan. Akan tetapi,
ia lebih bertujuan untuk menjaga maslahah al-
Dharuriyat iaitu memelihara nyawa dan mencegah
penularan virus COVID-19.
Apabila keadaan telah kembali menjadi pulih,
maka aktiviti sosial dan keagamaan akan berjalan
seperti biasa.
15. Tindakan Pemerintah membatasi aktivitas sosial dan
keagamaan seperti solat berjemaah dan solat Jum’at
adalah sesuai dengan ruh syariat yang dibawa oleh
Rasulullah SAW yaitu memberikan kemudahan dan
mengangkat kesulitan. Firman Allah Ta’ala:
ُيْلا ُمُكِب ُ ه
ّٰللا ُدْي ِ
رُي
ُدْي ِ
رُي َ
َلَو َرْس
ُمُكِب
َرْسُعْلا
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu” (al-Quran. al-Baqarah:
185).
16. Adalah menjadi tanggungjawab sosial untuk
mematuhi semua peraturan dan arahan yang
dikeluarkan oleh pihak pemerintah supaya rakyat
tidak melakukan aktivitas di luar yang boleh
mendatangkan kemudaratan.
Malah, meninggalkan sebahagian daripada kewajiban
keagamaan seperti solat berjemaah dan solat Jum’at di
Masjid ketika itu tidak menjadi kesalahan dan dosa
kerana terdapat masyaqqah.
17. Pencegahan Lebih Baik Daripada
Pengubatan
Pencegahan penularan virus COVID-19 adalah lebih
baik daripada mengobatinya.
Kepatuhan terhadap undang-undang yang dibuat oleh
pihak pemerintah bagi menjaga kemaslahatan nyawa
rakyat juga menjadi wajib.
Mengelak dan menjauhkan diri dari lokasi yang
dikenal pasti dan diklasifikasi sebagai kawasan merah
(red zone) adalah menepati kehendak maqasid
syari’ah.
18. Firman Allah Ta’ala:
ْمُكْيِدْيَاِب ا ْوُقْلُت َ
َلَو
ِةَكُلْهَّتال ىَلِا
Artinya: dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke
dalam kebinasaan. (Al-Baqarah: 195)
Ayat di atas bermaksud bahawa memasuki kawasan
yang dikenalpasti menjadi puncak penularan COVID-
19 dianggap sebagai mencampakkan diri ke lembah
kebinasaan.
19. Sekiranya, seorang individu telah mendapat berita
tentang penularan virus COVID-19 pada suatu
kawasan, sedangkan dia belum memasukinya maka
tidak diharuskan baginya memasuki kawasan tersebut
sebagai langkah pencegahan awal.
20. Penutup
Pencegahan penularan virus corona (COVID-19)
merupakan isu global yang perlu ditangani oleh semua
pihak. Justeru, tanpa kerjasama yang baik tidak mungkin
isu berkenaan dapat diatasi dengan cepat dan pantas.
Mencegah penularan wabak COVID-19 adalah selaras
dengan prinsip maqasid syari’ah. Memelihara nyawa
merupakan salah satu daripada lima perkara asas tujuan
pensyariatan dalam Islam