SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
POTRET – POTRET
PEMBANGUNAN DI
WILAYAH PESISIR DAN
PULAU – PULAU KECIL
Permasalahan akibat dari pembangunan di
wilayah pesisir
PENDAHULUAN
 Wilayah pesisir dan lautan Indonesia yang kaya
dan beragam sumber daya alamnya telah
dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebagai
salah satu sumber bahan makanan utama,
khususnya protein hewani, sejak berabad-abad
lamanya. Selain menyediakan berbagai sumber
daya tersebut, wilayah pesisir Indonesia memiliki
berbagai fungsi lain, seperti transportasi dan
pelabuhan, kawasan industri, agribisnis dan
agroindustri, rekreasi dan pariwisata, serta
kawasan pemukiman dan tempat pembuangan
limbah. (Dahuri Rokhmin, et all, Pengelolaan
Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara
Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta, 2008, hlm.
1)
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Pencemaran wilayah pesisir ( Studi kasus
kawasan pesisir Kabupaten Badung Bali )
 oleh : Anih Sri Suryani ( Buku
Pembangunan Wilayah Pesisir, Penerbit :
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI dan
DIAN Rakyat )
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Kondisi Pencemaran Pesisir di Bali
Menurut Badan Lingkungan Hidup Provinsi
Bali kondisi lingkungan pesisir laut Bali yang
mengalami kritis akibat dari pemanasan
global. Air laut telah naik sebesar 142 cm di
mana 1 cm kenaikan air laut akan memakan
daratan sebesar 1 meter. Kondisi tersebut
diperparah dengan adanya abrasi pantai yang
cukup signifikan di mana dari luas total pantai
sekitar 430 km telah mengalami abrasi
sebesar 181,7 km.
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Dari segi habitat dan ekosistem lingkungan
pesisir, kerusakan terumbu karang pun perlu
mendapatkan perhatian serius. Diperkirakan dari
774.000 hektar terumbu karang yang ada, 15-20
persennya telah mengalami kerusakan. Begitu
pula dengan lahan mangrove, dari lahan
mangrove seluas 2.421 hektar sebanyak 12,5
persen telah mengalami kerusakan, serta luasan
dari padang lamun sebesar 1.360 hektar
sebanyak 13 persen telah mengalami kerusakan.
(http://kabardewata.com/headlines/pemanasan-
global-dan pencemaran-pesisir)
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Lebih lanjut lagi, selain karena efek
pemanasan global, kondisi pesisir pantai juga
dipengaruhi oleh banyaknya masyarakat Bali
yang tinggal di pesisir pantai di mana hingga
saat ini terdapat sekitar 175 desa dengan
jumlah penduduk sekitar 1 juta 351 ribu jiwa
yang tinggal di pesisir pantai yang tentu saja
akan menghasilkan pencemaran dari limbah
sampah yang dihasilkan. ( Ibid )
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Hal tersebut akan makin memperparah kondisi
pesisir di Bali apabila tidak diantisipasi sedini
mungkin.Selain limbah domestik, jenis limbah
lainnya yang mencemari pesisir bali berasal
dari industri. Kesadaran masyarakat akan
kebersihan lingkungan masih kurang termasuk
usaha industri kecil dan kerajinan rumah
tangga membuang limbah pencelupannya
begitu saja (http://www.antara
news.com/berita/40680/pencemaran-limbah-
sablon-di-bali-mencemaskan)
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Sumber pencemaran lainnya berasal dari
sektor pariwisata. Kemajuan industri
pariwisata berdampak buruk bagi pantai di
Bali. Sebanyak 13 pantai yang menjadi tujuan
wisata di Bali tercemar limbah hotel. Menurut
BLH Bali, secara umum pantai di Bali
mengalami pencemaran organik. Diduga
limbah yang mencemari pantai dibuang oleh
hotel yang berada di pesisir pantai 13 pantai di
Bali yang tercemar limbah Pantai tersebut
sebagian besar merupakan pantai yang
menjadi obyek wisata andalan Bali
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Pantai yang telah tercemar limbah adalah
Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Mertasari
(Sanur), Pantai Serangan (Denpasar), Pantai
Benoa (Denpasar), Pantai Lovina (Buleleng),
Pantai Soka (Tabanan), Pantai Tandjung
(Kuta), Pantai Candidasa (Karangasem).
Pantal Padangbai (Karangasem), Pantai
Tulamben (Karangasem), Pantai
Pengambengan, dan Pantal Gilimanuk
(Jembrana).
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Pantai-pantai tersebut disebut tercemar
karena kualitas airnya dan kadar airnya sudah
melebihi baku mutu. Beberapa pantai, kadar
Biological Oxygen Demand (BOD) dan
Chemical Oxygen Demand (COD) rata ratanya
mencapai lebih dari tujuh ppm, yaitu sudah di
atas ambang batas Selain kandungan fosfat,
nitrat dan nitrit pantai-pantai tersebut juga
melebihi baku mutu lingkungan
(http://news.detik.com/berita /1630668/13-
pantai-wisata-di-bali-tercemar-limbah-hotel)
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Upaya pemerintah daerah
Untuk kedepannya dalam menanggulangi
permasalahan lingkungan yang ada di Bali
khususnya mengenai masalah pesisir pantai perlu
diambil terobosan terobosan baru diantaranya
dengan melakukan penanaman pohon mangrove
lebih banyak lagi serta melakukan kajian ilmiah
tentang pembentukan pulau-pulau yang fungsinya
nanti untuk mengurangi abrasi pantai dan
kedepannya dapat dimanfaatkan oleh generasi
muda sebagai perlindungan terhadap tsunami.
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Pemerintah Kabupaten Badung menargetkan
pemulihan (restorasi) terumbu karang di
sepanjang Pantai Selatan Bali bersumber baik
dari dukungan Pusat, APBD maupun bantuan
pihak-pihak seperti kalangan dunia usaha dan
perhotelan lewat (Corporate Social
Responsibility). Salah satu jenis kegiatannya
adalah "Coral Restoration don Body Painting
Competition" di Pantai Peninsula, Nusa Dua.
PENELITIAN SEBELUMNYA
 Sebagai langkah awal pengembangan Kima
Garden, telah ditempatkan 20 terumbu buatan
atau artificial reef berbentuk hexadome dan
transplantasi karang di lokasi Kima Garden
yang telah ditentukan di Pantai Mengiat Nusa
Dua pada kedalaman 3-5 meter.
(Wawancara dengan Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Badung )
Fenomena
 Konversi lahan
 Degradasi lingkungan
 Polusi
 Pencemaran laut
 Perusakan ekosistem kepesisiran pantai
Pembahasan
 Konversi lahan.
 Proses terjadinya konversi lahan hutan mangrove,
hutan rawa dan hutan dataran rendah
terfragmentasi karena dikonversi menjadi
penggunaan lain. Demikian pula lahan gumuk
pasir dan laguna banyak dikonversi menjadi
penggunaan lahan yang lain.
 Degradasi lingkungan.
 Adanya degradasi ekosistem terumbu karang,
padang lamun dan mangrove menyebabkan
menurunnya populasi biota laut.
Pembahasan
 Polusi.
 Proses terjadinya polusi telah terjadi di
beberapa areal kepesisiran. Polusi ini nampak
semakin berat, karena sumber cemaran juga
bertambah terus Daerah kepesisiran telah
banyak dikembangkan untuk kawasan industri
dan membangun berbagai fasilitas yang dapat
menjadi sumber cemaran.
Pembahasan
 Pencemaran laut
 Pencemaran laut ini seringkali terjadi,
pemaparan yang tersebar meluas hingga
sampai ke pantai. Pencemaran laut adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya menurun sampai pada
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
laut tidak sesuai dengan baku mutu dan/atau
fungsinya (BAPEDAL 1999).
Pembahasan
 Perusakan ekosistem kepesisiran pantai
 Kerusakan yang banyak terjadi akibat
pembangunan di pesisir antara lain: abrasi yang
berakibat semakin sempit luas pesisir, akresi garis
pesisir yang mengakibatkan pesisir semakin
meluas. Peningkatan luas lahan pesisir yang
berubah semakin luas, kadang-kadang ditumbuhi
jenis tumbuhan yang tidak sesuai dengan
penutupan vegetasi alaminya. Sementara itu pada
areal pesisir, terjadinya intrusi air laut yang masuk
sampai pada sumur sumur penduduk juga
merupakan suatu kerusakan areal pantai
Kesimpulan
 Setiap pembangunan pasti memiliki dampak
positif dan negatif. Dampak negatif yaitu
permasalahan yang mucul akibat dari suatu
pembangunan oleh karena itu diperlukannya
upaya penanggulangan yang tepat untuk
mengatasi persoalan tersebut. Agar dampak
positif dari pembangunan yang telah
dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
Biodata
 Nama : Agnes devita serly
 Nim : 21102072

More Related Content

Similar to Pembangunan Pesisir dan Pulau Kecil

Presentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganPresentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganYuli Aulia
 
Pencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di IndonesiaPencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di IndonesiaKarina Oriza
 
PENCEMARAN_LAUT_ppt.pdf
PENCEMARAN_LAUT_ppt.pdfPENCEMARAN_LAUT_ppt.pdf
PENCEMARAN_LAUT_ppt.pdfFathul28
 
Pendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaPendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaHapsari Titi
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyaAprilia Hapsari
 
Contribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economyContribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economyAndino Maseleno
 
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampung
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampungPencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampung
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampungBona Rotiona Br Saragi
 
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptxPotensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptxAngga Herlambang
 
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptx
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptxPRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptx
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptxAhmadZulvianMaulana1
 
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).ppt
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).pptPENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).ppt
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).pptEly John Karimela
 
Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan  Lingkungan HidupPendidikan  Lingkungan Hidup
Pendidikan Lingkungan HidupRimada25
 
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxPPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxSuBagio6
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveerikakurnia
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganQueena N.A.S
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiamasmukriyadi
 

Similar to Pembangunan Pesisir dan Pulau Kecil (20)

Presentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganPresentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkungan
 
Pencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di IndonesiaPencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di Indonesia
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
Lamun
Lamun Lamun
Lamun
 
PENCEMARAN_LAUT_ppt.pdf
PENCEMARAN_LAUT_ppt.pdfPENCEMARAN_LAUT_ppt.pdf
PENCEMARAN_LAUT_ppt.pdf
 
Pendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaPendahuluan Pencela
Pendahuluan Pencela
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
Contribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economyContribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economy
 
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampung
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampungPencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampung
Pencemaran perairan&terumbu karang di wilayah pesisr bandarlampung
 
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptxPotensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
Potensi_and_Degradasi_Sumber_Daya_Kelaut.pptx
 
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptx
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptxPRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptx
PRESENTASI_Tujuan_Pembangunan_Berkelanju.pptx
 
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).ppt
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).pptPENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).ppt
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINKUNGAN (new) (1).ppt
 
Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan  Lingkungan HidupPendidikan  Lingkungan Hidup
Pendidikan Lingkungan Hidup
 
Lingkungan perikanan
Lingkungan perikananLingkungan perikanan
Lingkungan perikanan
 
EKSPLORASI SDA.pdf
EKSPLORASI SDA.pdfEKSPLORASI SDA.pdf
EKSPLORASI SDA.pdf
 
TUGAS
TUGASTUGAS
TUGAS
 
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxPPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
 

Recently uploaded

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 

Recently uploaded (8)

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 

Pembangunan Pesisir dan Pulau Kecil

  • 1. POTRET – POTRET PEMBANGUNAN DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU – PULAU KECIL Permasalahan akibat dari pembangunan di wilayah pesisir
  • 2. PENDAHULUAN  Wilayah pesisir dan lautan Indonesia yang kaya dan beragam sumber daya alamnya telah dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu sumber bahan makanan utama, khususnya protein hewani, sejak berabad-abad lamanya. Selain menyediakan berbagai sumber daya tersebut, wilayah pesisir Indonesia memiliki berbagai fungsi lain, seperti transportasi dan pelabuhan, kawasan industri, agribisnis dan agroindustri, rekreasi dan pariwisata, serta kawasan pemukiman dan tempat pembuangan limbah. (Dahuri Rokhmin, et all, Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu, Pradnya Paramita, Jakarta, 2008, hlm. 1)
  • 3. PENELITIAN SEBELUMNYA  Pencemaran wilayah pesisir ( Studi kasus kawasan pesisir Kabupaten Badung Bali )  oleh : Anih Sri Suryani ( Buku Pembangunan Wilayah Pesisir, Penerbit : Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI dan DIAN Rakyat )
  • 4. PENELITIAN SEBELUMNYA  Kondisi Pencemaran Pesisir di Bali Menurut Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali kondisi lingkungan pesisir laut Bali yang mengalami kritis akibat dari pemanasan global. Air laut telah naik sebesar 142 cm di mana 1 cm kenaikan air laut akan memakan daratan sebesar 1 meter. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya abrasi pantai yang cukup signifikan di mana dari luas total pantai sekitar 430 km telah mengalami abrasi sebesar 181,7 km.
  • 5. PENELITIAN SEBELUMNYA  Dari segi habitat dan ekosistem lingkungan pesisir, kerusakan terumbu karang pun perlu mendapatkan perhatian serius. Diperkirakan dari 774.000 hektar terumbu karang yang ada, 15-20 persennya telah mengalami kerusakan. Begitu pula dengan lahan mangrove, dari lahan mangrove seluas 2.421 hektar sebanyak 12,5 persen telah mengalami kerusakan, serta luasan dari padang lamun sebesar 1.360 hektar sebanyak 13 persen telah mengalami kerusakan. (http://kabardewata.com/headlines/pemanasan- global-dan pencemaran-pesisir)
  • 6. PENELITIAN SEBELUMNYA  Lebih lanjut lagi, selain karena efek pemanasan global, kondisi pesisir pantai juga dipengaruhi oleh banyaknya masyarakat Bali yang tinggal di pesisir pantai di mana hingga saat ini terdapat sekitar 175 desa dengan jumlah penduduk sekitar 1 juta 351 ribu jiwa yang tinggal di pesisir pantai yang tentu saja akan menghasilkan pencemaran dari limbah sampah yang dihasilkan. ( Ibid )
  • 7. PENELITIAN SEBELUMNYA  Hal tersebut akan makin memperparah kondisi pesisir di Bali apabila tidak diantisipasi sedini mungkin.Selain limbah domestik, jenis limbah lainnya yang mencemari pesisir bali berasal dari industri. Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih kurang termasuk usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga membuang limbah pencelupannya begitu saja (http://www.antara news.com/berita/40680/pencemaran-limbah- sablon-di-bali-mencemaskan)
  • 8. PENELITIAN SEBELUMNYA  Sumber pencemaran lainnya berasal dari sektor pariwisata. Kemajuan industri pariwisata berdampak buruk bagi pantai di Bali. Sebanyak 13 pantai yang menjadi tujuan wisata di Bali tercemar limbah hotel. Menurut BLH Bali, secara umum pantai di Bali mengalami pencemaran organik. Diduga limbah yang mencemari pantai dibuang oleh hotel yang berada di pesisir pantai 13 pantai di Bali yang tercemar limbah Pantai tersebut sebagian besar merupakan pantai yang menjadi obyek wisata andalan Bali
  • 9. PENELITIAN SEBELUMNYA  Pantai yang telah tercemar limbah adalah Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Mertasari (Sanur), Pantai Serangan (Denpasar), Pantai Benoa (Denpasar), Pantai Lovina (Buleleng), Pantai Soka (Tabanan), Pantai Tandjung (Kuta), Pantai Candidasa (Karangasem). Pantal Padangbai (Karangasem), Pantai Tulamben (Karangasem), Pantai Pengambengan, dan Pantal Gilimanuk (Jembrana).
  • 10. PENELITIAN SEBELUMNYA  Pantai-pantai tersebut disebut tercemar karena kualitas airnya dan kadar airnya sudah melebihi baku mutu. Beberapa pantai, kadar Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) rata ratanya mencapai lebih dari tujuh ppm, yaitu sudah di atas ambang batas Selain kandungan fosfat, nitrat dan nitrit pantai-pantai tersebut juga melebihi baku mutu lingkungan (http://news.detik.com/berita /1630668/13- pantai-wisata-di-bali-tercemar-limbah-hotel)
  • 11. PENELITIAN SEBELUMNYA  Upaya pemerintah daerah Untuk kedepannya dalam menanggulangi permasalahan lingkungan yang ada di Bali khususnya mengenai masalah pesisir pantai perlu diambil terobosan terobosan baru diantaranya dengan melakukan penanaman pohon mangrove lebih banyak lagi serta melakukan kajian ilmiah tentang pembentukan pulau-pulau yang fungsinya nanti untuk mengurangi abrasi pantai dan kedepannya dapat dimanfaatkan oleh generasi muda sebagai perlindungan terhadap tsunami.
  • 12. PENELITIAN SEBELUMNYA  Pemerintah Kabupaten Badung menargetkan pemulihan (restorasi) terumbu karang di sepanjang Pantai Selatan Bali bersumber baik dari dukungan Pusat, APBD maupun bantuan pihak-pihak seperti kalangan dunia usaha dan perhotelan lewat (Corporate Social Responsibility). Salah satu jenis kegiatannya adalah "Coral Restoration don Body Painting Competition" di Pantai Peninsula, Nusa Dua.
  • 13. PENELITIAN SEBELUMNYA  Sebagai langkah awal pengembangan Kima Garden, telah ditempatkan 20 terumbu buatan atau artificial reef berbentuk hexadome dan transplantasi karang di lokasi Kima Garden yang telah ditentukan di Pantai Mengiat Nusa Dua pada kedalaman 3-5 meter. (Wawancara dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Badung )
  • 14. Fenomena  Konversi lahan  Degradasi lingkungan  Polusi  Pencemaran laut  Perusakan ekosistem kepesisiran pantai
  • 15. Pembahasan  Konversi lahan.  Proses terjadinya konversi lahan hutan mangrove, hutan rawa dan hutan dataran rendah terfragmentasi karena dikonversi menjadi penggunaan lain. Demikian pula lahan gumuk pasir dan laguna banyak dikonversi menjadi penggunaan lahan yang lain.  Degradasi lingkungan.  Adanya degradasi ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove menyebabkan menurunnya populasi biota laut.
  • 16. Pembahasan  Polusi.  Proses terjadinya polusi telah terjadi di beberapa areal kepesisiran. Polusi ini nampak semakin berat, karena sumber cemaran juga bertambah terus Daerah kepesisiran telah banyak dikembangkan untuk kawasan industri dan membangun berbagai fasilitas yang dapat menjadi sumber cemaran.
  • 17. Pembahasan  Pencemaran laut  Pencemaran laut ini seringkali terjadi, pemaparan yang tersebar meluas hingga sampai ke pantai. Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya menurun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai dengan baku mutu dan/atau fungsinya (BAPEDAL 1999).
  • 18. Pembahasan  Perusakan ekosistem kepesisiran pantai  Kerusakan yang banyak terjadi akibat pembangunan di pesisir antara lain: abrasi yang berakibat semakin sempit luas pesisir, akresi garis pesisir yang mengakibatkan pesisir semakin meluas. Peningkatan luas lahan pesisir yang berubah semakin luas, kadang-kadang ditumbuhi jenis tumbuhan yang tidak sesuai dengan penutupan vegetasi alaminya. Sementara itu pada areal pesisir, terjadinya intrusi air laut yang masuk sampai pada sumur sumur penduduk juga merupakan suatu kerusakan areal pantai
  • 19. Kesimpulan  Setiap pembangunan pasti memiliki dampak positif dan negatif. Dampak negatif yaitu permasalahan yang mucul akibat dari suatu pembangunan oleh karena itu diperlukannya upaya penanggulangan yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Agar dampak positif dari pembangunan yang telah dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
  • 20. Biodata  Nama : Agnes devita serly  Nim : 21102072