SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
MEKANISME TRANSPORTASISEDIMEN
1. Cara Pengangkutan Sedimen
Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke
tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport. Di
bawah ini diterangkan secara garis besar ke duanya.
Suspensi
Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi,
jika arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja
yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini
adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak
mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang
buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah
menyentuh dasar aliran.
Bedload transport
Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi
menjadi:
 endapan arus traksi
 endapan arus pekat (density current) dan
 endapan suspensi.
Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya.
Pada umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin
atau pasang-surut air laut.
Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang
berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:
 pemilahan baik
 tidak mengandung masa dasar
 ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah
(coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).
Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus
traksi dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan
campuran antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur
silang-siur dan perlapisan bersusun.
Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density)
media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar
garam. Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah
media yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal
dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan
nuees ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi.
Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan lempung
yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam.
Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya
dikuasai oleh mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat
saja, tetapi lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan
dalam berbagai hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa
sistem seperti itu dalah:
 sistem arus traksi dan suspensi
 sistem arus turbit dan pekat
 sistem suspensi dan kimiawi.
Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik
berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung
(rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension)
2. Kasifikasi Transpor Sedimen
Transpor sedimen diklasifikasikan berdasarkan sumber asalnya dan mekanisme
transpornya. Transpor material dasar adalah transor (pergerakan) material yang
ditemukan di dasar sungai.
 Wash load: sedimen yang tidak ditemukan di dasar sungai karena
secara permanen tersuspensi.
 Bed load: sedimen yang secara kontinu berada di dasar sungai,
terangkut secara menggelinding, menggeser, melompat.
 Suspended load: Sedimen yang tersuspensi oleh turbulensi aliran dan
tidak berada di dasar sungai
Berdasarkan mekanisme transpornya sedimen suspense terbagi menjadi dua yaitu
wash load dan bed material transport. Wash load adalah material yang lebih
halus dibandingkan material dasar saluran. Biasanya ukuran butirannya rata-
rata D 50 = 60 mikrometer untuk mudah membedakan antara wash load
dan bed material load. Transport sedimen secara umum dinyatakan sebagai
berat / volume kering per waktu atau bulk volume yang memasukkan angka
pori kedalam volume tetap per unit waktu.Untuk pengukuran ketiga jenis transport
sedimen (wash load, bed load, suspended load) dibutuhkan alat dan metode
khusus. Sebelum mendiskripsikan metode pengambilan dan elaborasi data perlu
dipahami perbedaan ketiga jenis transport sedimen tersebut
a. Bed load
Sedimen dasar adalah transpor dari butiran sedimen secara menggelinding,
menggeser dan melompat yang terjadi di dasar saluran. Secara umum konfigurasi
dari pergerakan sedimen membentuk konfigurasi dasar seperti dunes, ripple,etc.
Banyak formulasi yang telah dikembangkan untuk mendiskripsikan mekanisme
dari sedimen dasar yang dilakukan dengan eksperimen di laboratorium atau pun
dengan memodelkan fenomena tersebut.
b. Suspended load
Sedimen layang (suspensi) adalah transpor butiran dasar yang tersuspensi
oleh gaya gravitasi yang diimbangi gaya angkat yang terjadi pada turbulensi
aliran. Itu berarti butiran dasar terangkat ke atas lebih besar atau kecil tapi
pada akhirnya akan mengendap dan kembali ke dasar sungai. Banyak
persamaan sedimen suspensi yangtelah dikembangkan seperti persamaan
Engelund dan Hansen namun persamaan ini tidak memberikan informasi
yang cukup terkait distribusi konsentrasi dari butiran pada arah vertical, besarnya
konsentrasi (C) ditentukan secara teoritik Dalam banyak kasus pengukuran
sedimen supensi dilakukan di lapangan agar diketahui distribusi konsentrasi arah
vertikal untuk berbagai jenis transport sedimen
c. Wash load
Wash load adalah transpor butiran sedimen yang berukuran kecil dan halus
dibanding dengan sedimen dasar juga sangat jarang ditemukan didasar sungai.
Besarnya wash load banyak ditentukan oleh karakteristik klimatologi dan
erosi dari daerah tangkapan (catchment area). Dalam perhitungan gerusan
lokal (local scouring) wash load tidak begitu penting sehingga diabaikan
namun untuk perhitungan sedimentasi di daerah dengan kecepatan aliran
yang rendah seperti: waduk, pelabuhan, cabangan sungai wash load
diperhitungkan.
3. Pegukuran transport sedimen
Banyak alat dan metode untuk pengukuran berbagai jenis sedimen seperti:
sedimen dasar, sedimen suspensi, dan wash load telah dikembangkan, namun
tidak semua alat akan dijelaskan pada bab ini hanya beberapa alat yang secara
umum sering di gunakan untuk pengukuran. Beberapa organisasi dengan
pengalaman yang luas di bidang survey hidrometri secara kontinu
mengembangkan alat-alat yang sudah ada dan mengembangkan penemuan-
penemuan alat dan metode baru. Beberapa alat dan metode untuk pengukuran
transpor sedimen.
a. Bed load Transport Meter Arnhem (BTMA)
BTMA adalah alat untuk mengukur sedimen dasar yan berupa pasir dan
kerikil yang berada pada dasar sungai/ saluran. Keuntungan dari alat adalah
mempunyai konstruksi yang kuat, simple juga mudah diperbaiki dan dipelihara.
Kelemahannya adalah karena dimensinya besar dan berat sehingga
membutuhkann penanganan yang lebih. Adapun ilustrasi gambarnya tersaji
pada gambar 5.4. Kecepatan aliran harus lebih kecil atau sama dengan 2,5
m/s. Pengukuran sedimen dasar dengan BTMA atau HS mempunyai
beberapa asumsi sebagai berikut ;
 Tidak ada sedimen layang yang masuk
 Tinggi dari mulut sampler bersesuaian dengan ketebalan dari lapis
dasar
(bedlayer)
 Ukuran butiran antara 60-300 mikrometer diabaikan
Prinsip kerjanya adalah rangka (frame) dimasukkan ke dalam sungai
setelah sampai didasar lalu ditekan pada bagian leaf spring. Bentuk dari
wire mesh sampler menyebabkan tekanan yang rendah di belakang alat
sehingga air dan material dasar terangkut masuk ke dalam mulut penangkap
sedimen (sampler mouth). Butiran sedimen dasar yang kasar dapat ditangkap
oleh wire mesh sampler, BTMA menangkap material yang lebih kasar dari
300 mikrometer (secara teoritik) sedangkan material diantara 60-300
mikrometer akan lolos. Hal perlu diperhatikan dalam pengukuran di
lapangan dengan BTMA ini adalah pengambilan sampel dilakukan pada
sungai yang lurus (stabil)agar kondisi dasar saluran stabil sehingga
memudahkan pengukuran, kecermatan dalam pengukuran terkait kondisi
hidraulik juga perlu perhatikan (kedalaman, kecepatan aliran, ukuran
butiran, kemiringan).
b. Delft Bottle
Botol Delft (Delftsen Fles, D.F) adalah alat untuk mengukur sedimen layang/
suspensi pada sungai. Pengukuran dilakukan mulai dari permukaan sampai
0,5 m diatas dasar sungai, untuk pengukuran dibawah permukaan
digunakan alat bantu kabel sedangkan yang mendekati dasar digunakan
rangka (frame). Interval pengukuran tergantung kebutuhan data semakin
banyak semakin baik. Prinsip kerjanya adalah sedimen layang yang terkandung
pada air akan melewati mulut botol delft, bentuk mulut tersebut menginduksi
tekanan rendah di belakang alat (outlet) sehingga kecepatan air tinggi dan pada
akhirnya air dapat masuk kedalam mulut botol delft. Di bagian dalam botol,
kecepatan aliran akan berkurang dan menyebabkan sedimen mengendap di
dalam botol tersebut. Material yang mengendap diambil kemudian diukur
volumenya setelah air dalam botol delft keluar. Biasanya ukuran butiran
sedimen lebih besar dari 50 mikrometer. Botol delft meloloskan sebagian
sampel jika 100 % dari butiran D < 50 mikrometer, sebagian ukuran butirannya
50 < D < 100 mikrometer. Oleh karena efisiensi dari botol delft adaah fungsi
distribusi ukuran butiran material suspensi. Keuntungannya memepunyai
konstruksi yang kuat dan simple juga mudah untuk dipelihara dan mudah
digunakan untuk berbagai kedalaman.
c. Water Sampler
Water sampler digunakan untuk mengukur konsentrasi wash load terdiri
dari botol, rubber stopper, suspension-line, heavy weight meta body.
Pengukuran dilakukan dengan menurunkan water sampler ke dalam sungai
dengan kedalaman yang fix dalam waktu tertentu hingga botol terisi wash load
yang cukup, setelah terisi diangkat lalu ditandai sesuai lokasi pengambilan
sampel. Keuntungannya adalah mempunyai berat yang ringan sehingga
memungkinkan untuk dibawa dengan tangan dan dapat juga digunakan untuk
survey pendahuluan. Kelemahannya adalah posisi water sampler saat
pengambilan sampel mengganggu pola aliran sehingga tidak dapat
digunakan untuk mengukur total sedimen yang terangkut oleh sungai. Wash
load terdiri atas butiran yang sangat halus dan tidak terpengaruh oleh
distorsi aliran, hasil pengukuran lalu dielabaorasi sehingga didapatkan
estimasi besarnya transpor wash load. Ada banyak jenis alat water sampler
dua diantara yaitu metal water sampler dan Perspex water sampler

More Related Content

What's hot

What's hot (8)

3 pumping test
3 pumping test3 pumping test
3 pumping test
 
Bab 7 bioproses(new)
Bab 7 bioproses(new)Bab 7 bioproses(new)
Bab 7 bioproses(new)
 
Presentasi debit air
Presentasi debit airPresentasi debit air
Presentasi debit air
 
Konsolidasi primer pau
Konsolidasi primer pauKonsolidasi primer pau
Konsolidasi primer pau
 
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Praktikum fisika Dinamika fluida
 
PRESENTASI DEBIT AIR
PRESENTASI DEBIT AIRPRESENTASI DEBIT AIR
PRESENTASI DEBIT AIR
 
Tugas kelompok fisika
Tugas kelompok fisikaTugas kelompok fisika
Tugas kelompok fisika
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
 

Similar to Mekanisme transportasi sedimen

Penyaliran tambang
Penyaliran tambangPenyaliran tambang
Penyaliran tambangselegani
 
Proses terjadinya sedimentasi ppt
Proses terjadinya sedimentasi pptProses terjadinya sedimentasi ppt
Proses terjadinya sedimentasi pptluhutmanahan
 
Presentasi vigita
Presentasi vigitaPresentasi vigita
Presentasi vigitaNurul Aulia
 
Tugas 15_Penelusuran Banjir_Ardi Pati Prawirayuda Sunbanu.pptx
Tugas 15_Penelusuran Banjir_Ardi Pati Prawirayuda Sunbanu.pptxTugas 15_Penelusuran Banjir_Ardi Pati Prawirayuda Sunbanu.pptx
Tugas 15_Penelusuran Banjir_Ardi Pati Prawirayuda Sunbanu.pptxArdi151163
 
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)afifsalim12
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahGejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahinfosanitasi
 
Laporan viscometer
Laporan viscometerLaporan viscometer
Laporan viscometerSri Mulyati
 
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.pptR_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.pptMuhammadAlifFA
 
Asal usul airtanah kel 1 b
Asal usul airtanah kel 1 bAsal usul airtanah kel 1 b
Asal usul airtanah kel 1 bAnnita Wardhani
 

Similar to Mekanisme transportasi sedimen (20)

Penyaliran tambang
Penyaliran tambangPenyaliran tambang
Penyaliran tambang
 
Proses terjadinya sedimentasi ppt
Proses terjadinya sedimentasi pptProses terjadinya sedimentasi ppt
Proses terjadinya sedimentasi ppt
 
5
55
5
 
BENTUK LAHAN FLUVIAL
BENTUK LAHAN FLUVIALBENTUK LAHAN FLUVIAL
BENTUK LAHAN FLUVIAL
 
Presentasi vigita
Presentasi vigitaPresentasi vigita
Presentasi vigita
 
Humprey spiral 2
Humprey spiral 2Humprey spiral 2
Humprey spiral 2
 
Tugas 15_Penelusuran Banjir_Ardi Pati Prawirayuda Sunbanu.pptx
Tugas 15_Penelusuran Banjir_Ardi Pati Prawirayuda Sunbanu.pptxTugas 15_Penelusuran Banjir_Ardi Pati Prawirayuda Sunbanu.pptx
Tugas 15_Penelusuran Banjir_Ardi Pati Prawirayuda Sunbanu.pptx
 
Sedimentasi.pdf
Sedimentasi.pdfSedimentasi.pdf
Sedimentasi.pdf
 
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
Pengukuran Hidrografi (Dimas bayu)
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Pemodelan
PemodelanPemodelan
Pemodelan
 
Pemodelan
PemodelanPemodelan
Pemodelan
 
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahGejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
 
Pantaiss
PantaissPantaiss
Pantaiss
 
Laporan viscometer
Laporan viscometerLaporan viscometer
Laporan viscometer
 
Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
 
5.a. geom proses fluvial (2)
5.a. geom proses fluvial (2)5.a. geom proses fluvial (2)
5.a. geom proses fluvial (2)
 
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.pptR_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
R_Stratigrafi_Sedimen - 3.ppt
 
Asal usul airtanah kel 1 b
Asal usul airtanah kel 1 bAsal usul airtanah kel 1 b
Asal usul airtanah kel 1 b
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Mekanisme transportasi sedimen

  • 1. MEKANISME TRANSPORTASISEDIMEN 1. Cara Pengangkutan Sedimen Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport. Di bawah ini diterangkan secara garis besar ke duanya. Suspensi Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh dasar aliran. Bedload transport Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi:  endapan arus traksi  endapan arus pekat (density current) dan  endapan suspensi. Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau pasang-surut air laut.
  • 2. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:  pemilahan baik  tidak mengandung masa dasar  ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah (coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding). Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan perlapisan bersusun. Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam. Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan nuees ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi. Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan lempung yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam. Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai oleh mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat saja, tetapi lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan dalam berbagai hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa sistem seperti itu dalah:
  • 3.  sistem arus traksi dan suspensi  sistem arus turbit dan pekat  sistem suspensi dan kimiawi. Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung (rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) 2. Kasifikasi Transpor Sedimen Transpor sedimen diklasifikasikan berdasarkan sumber asalnya dan mekanisme transpornya. Transpor material dasar adalah transor (pergerakan) material yang ditemukan di dasar sungai.  Wash load: sedimen yang tidak ditemukan di dasar sungai karena secara permanen tersuspensi.  Bed load: sedimen yang secara kontinu berada di dasar sungai, terangkut secara menggelinding, menggeser, melompat.  Suspended load: Sedimen yang tersuspensi oleh turbulensi aliran dan tidak berada di dasar sungai Berdasarkan mekanisme transpornya sedimen suspense terbagi menjadi dua yaitu wash load dan bed material transport. Wash load adalah material yang lebih halus dibandingkan material dasar saluran. Biasanya ukuran butirannya rata- rata D 50 = 60 mikrometer untuk mudah membedakan antara wash load dan bed material load. Transport sedimen secara umum dinyatakan sebagai berat / volume kering per waktu atau bulk volume yang memasukkan angka
  • 4. pori kedalam volume tetap per unit waktu.Untuk pengukuran ketiga jenis transport sedimen (wash load, bed load, suspended load) dibutuhkan alat dan metode khusus. Sebelum mendiskripsikan metode pengambilan dan elaborasi data perlu dipahami perbedaan ketiga jenis transport sedimen tersebut a. Bed load Sedimen dasar adalah transpor dari butiran sedimen secara menggelinding, menggeser dan melompat yang terjadi di dasar saluran. Secara umum konfigurasi dari pergerakan sedimen membentuk konfigurasi dasar seperti dunes, ripple,etc. Banyak formulasi yang telah dikembangkan untuk mendiskripsikan mekanisme dari sedimen dasar yang dilakukan dengan eksperimen di laboratorium atau pun dengan memodelkan fenomena tersebut. b. Suspended load Sedimen layang (suspensi) adalah transpor butiran dasar yang tersuspensi oleh gaya gravitasi yang diimbangi gaya angkat yang terjadi pada turbulensi aliran. Itu berarti butiran dasar terangkat ke atas lebih besar atau kecil tapi pada akhirnya akan mengendap dan kembali ke dasar sungai. Banyak persamaan sedimen suspensi yangtelah dikembangkan seperti persamaan Engelund dan Hansen namun persamaan ini tidak memberikan informasi yang cukup terkait distribusi konsentrasi dari butiran pada arah vertical, besarnya konsentrasi (C) ditentukan secara teoritik Dalam banyak kasus pengukuran sedimen supensi dilakukan di lapangan agar diketahui distribusi konsentrasi arah vertikal untuk berbagai jenis transport sedimen
  • 5. c. Wash load Wash load adalah transpor butiran sedimen yang berukuran kecil dan halus dibanding dengan sedimen dasar juga sangat jarang ditemukan didasar sungai. Besarnya wash load banyak ditentukan oleh karakteristik klimatologi dan erosi dari daerah tangkapan (catchment area). Dalam perhitungan gerusan lokal (local scouring) wash load tidak begitu penting sehingga diabaikan namun untuk perhitungan sedimentasi di daerah dengan kecepatan aliran yang rendah seperti: waduk, pelabuhan, cabangan sungai wash load diperhitungkan. 3. Pegukuran transport sedimen Banyak alat dan metode untuk pengukuran berbagai jenis sedimen seperti: sedimen dasar, sedimen suspensi, dan wash load telah dikembangkan, namun tidak semua alat akan dijelaskan pada bab ini hanya beberapa alat yang secara umum sering di gunakan untuk pengukuran. Beberapa organisasi dengan pengalaman yang luas di bidang survey hidrometri secara kontinu mengembangkan alat-alat yang sudah ada dan mengembangkan penemuan- penemuan alat dan metode baru. Beberapa alat dan metode untuk pengukuran transpor sedimen. a. Bed load Transport Meter Arnhem (BTMA) BTMA adalah alat untuk mengukur sedimen dasar yan berupa pasir dan kerikil yang berada pada dasar sungai/ saluran. Keuntungan dari alat adalah mempunyai konstruksi yang kuat, simple juga mudah diperbaiki dan dipelihara.
  • 6. Kelemahannya adalah karena dimensinya besar dan berat sehingga membutuhkann penanganan yang lebih. Adapun ilustrasi gambarnya tersaji pada gambar 5.4. Kecepatan aliran harus lebih kecil atau sama dengan 2,5 m/s. Pengukuran sedimen dasar dengan BTMA atau HS mempunyai beberapa asumsi sebagai berikut ;  Tidak ada sedimen layang yang masuk  Tinggi dari mulut sampler bersesuaian dengan ketebalan dari lapis dasar (bedlayer)  Ukuran butiran antara 60-300 mikrometer diabaikan Prinsip kerjanya adalah rangka (frame) dimasukkan ke dalam sungai setelah sampai didasar lalu ditekan pada bagian leaf spring. Bentuk dari wire mesh sampler menyebabkan tekanan yang rendah di belakang alat sehingga air dan material dasar terangkut masuk ke dalam mulut penangkap sedimen (sampler mouth). Butiran sedimen dasar yang kasar dapat ditangkap oleh wire mesh sampler, BTMA menangkap material yang lebih kasar dari 300 mikrometer (secara teoritik) sedangkan material diantara 60-300 mikrometer akan lolos. Hal perlu diperhatikan dalam pengukuran di lapangan dengan BTMA ini adalah pengambilan sampel dilakukan pada sungai yang lurus (stabil)agar kondisi dasar saluran stabil sehingga memudahkan pengukuran, kecermatan dalam pengukuran terkait kondisi
  • 7. hidraulik juga perlu perhatikan (kedalaman, kecepatan aliran, ukuran butiran, kemiringan). b. Delft Bottle Botol Delft (Delftsen Fles, D.F) adalah alat untuk mengukur sedimen layang/ suspensi pada sungai. Pengukuran dilakukan mulai dari permukaan sampai 0,5 m diatas dasar sungai, untuk pengukuran dibawah permukaan digunakan alat bantu kabel sedangkan yang mendekati dasar digunakan rangka (frame). Interval pengukuran tergantung kebutuhan data semakin banyak semakin baik. Prinsip kerjanya adalah sedimen layang yang terkandung pada air akan melewati mulut botol delft, bentuk mulut tersebut menginduksi tekanan rendah di belakang alat (outlet) sehingga kecepatan air tinggi dan pada akhirnya air dapat masuk kedalam mulut botol delft. Di bagian dalam botol, kecepatan aliran akan berkurang dan menyebabkan sedimen mengendap di dalam botol tersebut. Material yang mengendap diambil kemudian diukur volumenya setelah air dalam botol delft keluar. Biasanya ukuran butiran sedimen lebih besar dari 50 mikrometer. Botol delft meloloskan sebagian sampel jika 100 % dari butiran D < 50 mikrometer, sebagian ukuran butirannya 50 < D < 100 mikrometer. Oleh karena efisiensi dari botol delft adaah fungsi distribusi ukuran butiran material suspensi. Keuntungannya memepunyai konstruksi yang kuat dan simple juga mudah untuk dipelihara dan mudah digunakan untuk berbagai kedalaman. c. Water Sampler
  • 8. Water sampler digunakan untuk mengukur konsentrasi wash load terdiri dari botol, rubber stopper, suspension-line, heavy weight meta body. Pengukuran dilakukan dengan menurunkan water sampler ke dalam sungai dengan kedalaman yang fix dalam waktu tertentu hingga botol terisi wash load yang cukup, setelah terisi diangkat lalu ditandai sesuai lokasi pengambilan sampel. Keuntungannya adalah mempunyai berat yang ringan sehingga memungkinkan untuk dibawa dengan tangan dan dapat juga digunakan untuk survey pendahuluan. Kelemahannya adalah posisi water sampler saat pengambilan sampel mengganggu pola aliran sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur total sedimen yang terangkut oleh sungai. Wash load terdiri atas butiran yang sangat halus dan tidak terpengaruh oleh distorsi aliran, hasil pengukuran lalu dielabaorasi sehingga didapatkan estimasi besarnya transpor wash load. Ada banyak jenis alat water sampler dua diantara yaitu metal water sampler dan Perspex water sampler