Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Tugas 15_Penelusuran Banjir_Ardi Pati Prawirayuda Sunbanu.pptx
1. PENELUSURAN BANJIR
NAMA : ARDI PATI PRAWIRAYUDA SUNBANU
NIM : 211222018153395
PRODI : TEKNIK SIPIL
MATKUL : HIDROLOGI TEKNIK
2. Hidrologi dalam penelusuran banjir
Hidrologi mempelajari semua itu untuk mendapatkan persediaan sumber air bersih.
Mereka membantu memilih lokasi yang terbaik untuk pengeboran sumur-sumur
untuk menemukan air tanah di area padang. Para Hodrologis mencoba untuk
mencegah atau mengurangi pencemaran air. Mereka mempelajari efek pencemaran
dalam pergerakan air sampai terjadinya suatu siklus. Ilmu hidrologi menyediakan
informasi cara untuk mengendalikan dan memprediksi terjadinya banjir.
3.
4. Penelusuran Banjir dengan Hidrologi
Dalam studi hidrologi fluktuasi dan perjalanan gelombang debit aliran dari satu
titik bagian hulu ke titik berikutnya di bagian hilir dapat diketahui / diduga pola
dan waktu perjalanannya. Metode itu biasa dikenal sebagai metode penelusuran
banjir (flood routing). Menurut Soemarto (1987) Penelusuran banjir adalah
merupakan peramalan hidrograf di suatu titik pada suatu aliran atau bagian
sungai yang didasarkan atas pengamatan hidrograf di titik lain. Hidrograf banjir
dapat ditelusuri lewat palung sungai atau lewat waduk.
5. Tujuan Penelusuran Banjir
1. Peramalan banjir jangka pendek;
2. Perhitungan hidrograf satuan pada berbagai ti tik sepanjang sungai dari hidrograf satuan di suatu
titik sungai tersebut;
3. Peramalan terhadap kelakuan sungai setelah terjadi perubahan keadaan palung sungai (misalnya
karena adanya pembangunan bendungan atau pembuatan tanggul)
4. Deviasi hidrograf sintetik.
Penelusuran banjir dapat juga di artikan sebagai penyelidikan perjalanan banjir (flood tracing)
yang didefinisikan sebagai upaya prakiraan corak banjir pada bagian hilir berdasarkan corak banjir di
daerah hulu (sumbernya). Oleh karena itu dalam kajian hidrologi penelusuran banjir (flood routing) dan
penyelidikan banjir (flood tracing) digunakan untuk peramalan banjir dan pengendalian banjir.
6. Penelusuran banjir adalah sebuah cara untuk menentukan modifikasi aliran banjir, berdasar pada
konfigurasi gelombang banjir yang bergerak dari suatu tampungan.
7. Proses Penelusuran Banjir
Perilaku perubahan elevasi muka air pada proses penelusuran banjir di waduk adalah ketika hidrograf banjir
yang terjadi masuk ke tampungan waduk, muka air waduk akan terus mengisi ke kapasitas tampungan
sementara (surcharge storage) yaitu tampungan yang terletak di atas ambang pelimpah. Aliran keluar melalui
pelimpah akan terus mengalami kenaikkan sampai elevasi tertentu hingga mencapai elevasi maksimum setara
dengan debit outflow maksimumnya, walaupun peningkatan aliran keluar tidak setaraf dengan peningkatan
aliran yang masuk.
Proses ini akan terjadi sampai puncak banjir tercapai, ketika inflow dan outflow akan menjadi sama. Sesudah
itu debit outflow akan berangsur-angsur mengalami pengurangan yang selanjutnya pada waktu tertentu
debit outflow lebih besar dari inflow. Selama proses penelusuran banjir berlangsung, jumlah air yang
disimpan sementara di dalam waduk disebut reduksi banjir. Hidrograf outflow dari waduk akan mempunyai
puncak terendah tergantung pada ukuran waduk dan besarnya kapasitas banjir yang tersedia.
8. Penelusuran Banjir Dipengaruhi Oleh
1. Bentuk DAS
DAS yang mempunyai bentuk lebar akan menunjukkan ciri debit aliran puncak lebih besar
daripada debit aliran puncak pada DAS yang memanjang
2. Luas DAS
Semakin luas DAS, semakin besar pula Debit Banjirnya
3. Topografi
4. Kemiringan tanah dan alur sungai semakin besar menunjukkan debit puncak besar
5. Geologi
6. Kerapatan jaringan kuras
7. Tata Guna Lahan
9. Metode Yang Digunakan Pada Penelusuran Banjir
1. Metode Muskingum
Metode Muskingum adalah suatu cara perhitungan yang digunakan dalam penelusuran banjir dengan
pendekatan hukum kontinyuitas.
Konsep Penelusuran Hidrologi Cara Muskingum :
Penelusuran satu pangsa (river reach) tertentu, atau sebuah reservoir
Diperlukan informasi tentang hubungan antara tinggi muka air dan tampungan (discharge storage). Kedua
hubungan tersebut dapat diperoleh dari data inflow dan outflow ke dalam pangsa sungai tersebut. Tidak
terdapat aliran
Metode Muskingum menggunakan asumsi :
1. Tidak ada anak sungai yang masuk ke dalam bagian memanjang palung sungai yang ditinjau;
2. Penambahan dan kehilangan air yang berasal dari air hujan, air tanah dan evaporasi semuanya
diabaikan.
10. Metode Yang Digunakan Pada Penelusuran Banjir
2. Metode Mc. Carthy
Menurut Mc Carthy dalam Wilson (1974) yang kemudian diken al sebagai metode Muskingum, diajukan suatu
persamaan dimana storage merupakan fungsi dari inflow sebagai berikut :
S = K { x I + (1 – x) D} (3)
dimana :
x = konstanta tak bersatuan dari ruas sungai
K = konstanta storage yang berdimensi waktu
Nilai x dan K harus dicari dari data pengamatan hidrograf I dan D yang diukur dari dua tempat lokasi
pengukuran, dalam hal ini hidrograf I diperoleh dari pos pengukuran Depok dan hidrograf D diperoleh dari
pos pengukuran Manggarai.
11. Seperti terlihat pada Gambar menunjukkan secara simultan inflow (I) dan outflow (D) dari satu ruas sungai. Selama
I > D, air memasuki storage dalam ruas sungai tersebut dan apabila I < D, maka air meninggalkan (keluar) dari
storage tersebut.
12. Gambar Diatas berbentuk agak berbeda, merupakan gambaran hubungan antara air
memasuki storage dan meninggalkan storage.