SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
PROGRAM PENDIDIKAN STRATA-4
BAGI ALUMNUS PROGRAM S-3?
Oleh : Nasrullah Idris
Sriwijaya Post – 30 Oktober 2012
Di sebuah forum diskusi yang diikuti sebagian diikuti oleh mahasiswa
pasca sarjana, saya pernah mengajukan usulan program pendidikan "S-
4" di Indonesia, yang kemudian menimbulkan perdebatan panjang.
Kepada mereka, saya katakan bahwa lulusan S-3 hendaknya tidak
lagi dipandang sebagai puncak prestasi intelektual untuk bidang apa pun
dalam pendidikan formal, sehingga terdorong upaya membentuk kualitas
yang lebih daripada itu.
Dengan adanya ide tersebut tentu merangsang para lulusan S-3 terus
belajar, membaca, sampai meneliti, terutama yang merupakan
kelanjutan bidang studi sebelumnya. Bukankah saat wawasannya sudah
mencapai standar yang ditetapkan aturan akademik, yang bersangkutan
berhak memberikannya berupa gelar S-4.
Alasan lainnya adanya kenyataan di kalanan masyarakat akademik di
tanah air di mana kualitas lulusan S-3 tidak selalu sama.
Rasanya akan mengubah pola motivasi masyarakat Indonesia
terhadap pendidikan bila usulan tersebut terwujud. Misalkan munculnya
keinginan memasuki "komunitas akademisi yang semakin elitis".
Maklumlah, sudah menjadi sifat manusia yang cenderung menginginkan
posisi puncak pada sistim piramida prestasi. Logikanya, apakah sama
motivasi mereka bila puncak pendidikan formal hanya sampai S-2?
Cukup banyak juga peserta yang bersikap skeptis. Mereka
menganggapnya tidak perlu. Soalnya kewajiban setiap individu untuk
terus belajar, tidak peduli, apakah ia memiliki S-1, S-2, atau S-3.
Peringkat itu hanya menentukan berapa lama ia kuliah secara formal.
Yang penting ada kemauan keras.
Ya kalau konsekwen, sudahlah semua gelar dihapus saja. Himbau
saja orang setamat SMA terus belajar autodidak, toh esensinya sama
saja.
Tetapi apa mungkin? Bukankah para lulusan SMA ngotot masuk PT
juga dimaksudkan untuk memperoleh legitimasi dari lembaga pendidikan
yang diikutinya.
Saya tidak bermaksud membuat orang haus gelar. Sekedar
mengembangkan dari realitas tujuan berpendidikan formal. Siapa sih
yang bersedia setiap hari ke kampus tanpa harapan penganugerahan
gelar setelah mencapai kurun waktu tertentu?
Peserta lainnya mengatakan bahwa tujuan pendidikan S-3 secara
implisit untuk terus belajar. Lulusannya sudah memperoleh modal
banyak dan mempunyai wawasan luas dalam penelitian, percobaan, dan
keputusan. Bila ada orang meneruskan belajarnya demi memperoleh S-
4, itu sudah tidak ikhlas lagi namanya.
Idealnya memang demikian. Entah sudah berapa seringnya
himbauan seputar spontanitas berpendidikan dikemukakan para tokoh
melalui forum atau ketika diwawancarai. Tetapi nyatanya sosok
semacam itu kan susah ditemukan.
Jadi, balas saya kepada yang bersangkutan, masalah itikad
dipisahkan saja. Biarlah dibahas secara khusus yang bermuara pada
tema kesadaran pendidikan sebagai sarana pencari jalan keluar bagi
setiap problem kehidupan.
Kembali pada persoalan pokok.
Sebenarnya di luar negeri sudah ada apa yang dimaksud di atas.
Hanya namanya "Pasca Doktor" atau "Post Doctoral". Tidak sedikit
alumnus S-3 merasa belum puas bila belum melewatinya.
Hanya kabarnya bukan jenjang pendidikan, kata soerang mahasiswa
Indonesia di Australia, sekedar masa transisi: memperdalam ilmu dan
pengalaman saja. Jadi tiada gelar tambahan.
Pada masa ini si person benar-benar dinilai dari beberapa aspek
seperti kemampuan/kepiawaiannya dalam menghasilkan "internasional
publications" di mana ini susah dikejar ketika ia menjalani program S-3.
Malah kata mahasiswa Indonesia lainnya di Amerika Serikat, kalau
tidak salah studi lanjutkan setelah menyesaikan S-3 sudah lazim
dilakukan seperti di Amerika/Eropa.
Tujuannya antara lain dalam rangka melakukan riset tanpa ingin
terganggu oleh kegiatan lain. Misalkan seorang kawan asal Indonesia
yang mengambil program tersebut karena ia ingin menulis buku.
Pesertanya tetap full time bekerja untuk kampus. Kerjanya hanya
meneliti untuk kemudian rangkumannya dikirim ke berbagai jurnal.
Mereka tidak sekedar mengadopsi fenomena dari pustaka juga
menciptakan interaksi melalui analisa, riset, dan eksperimen, sehingga
mengarah pada pemikiran : tuntas-detail-integratif.
Tanggapan balik saya : kalau memang demikian kenapa tidak
langsung saja dipatenkan serta disosialisasikan sebagai jenjang
pendidikan formal. Jadi jangan lagi setengah-setengah. Tinggal
membuat aturan akademik, termasuk akronim gelar berdasarkan setiap
jurusan.
Saya rasa bila saja program S-4 segera dilaksanakan, itu sama saja
dengan membangunkan alumnus S-3, terutama yang tidak lagi aktif di
kampus, untuk kembali sebagai mahasiswa. Asal saja disikapi opitimis,
yaitu melihat berbagai prospek positif dalam kandungannya, tanpa
mengabaikan semua jenjang di bawahnya, S-3 sampai SD.
Sebaliknya bila disikapi pesimis ya akan susah terealisasi,
sebagaimana yang tampak pada beberapa peserta forum diskusi ini.
Mereka cenderung menginginkan, agar pendidikan yang ada sajalah
dulu yang harus dibenahi secara maksimal.
Itu jelas. Tetapi program S-4 pun harus dipandang sebagai kredit
point potensial bagi SDM. Apakah ditunda saja hanya karena akan
mengganggu program pendidikan lainnya? Itu bukan alasan. Karena toh
urutan prioritasnya/ritual akademiknya bisa diatur kemudian dengan
tetap berpijak pada realitas.
Bayangkan, apa jadinya bila jenjang pendidikan di Indonesia hanya
sampai S-2? Saya yakin, jumlah lulusan S-1 tidak akan sebanyak
sekarang. (Nasrullah Idris/Bidang Studi : Reformasi Sains
Matematika Teknologi)
Program pendidikan strata 4 bagi alumnus program s-3

More Related Content

Viewers also liked

Design process presentation v005
Design process presentation v005Design process presentation v005
Design process presentation v005Ben Farahmand
 
Creating handouts and flyers that work
Creating handouts and flyers that workCreating handouts and flyers that work
Creating handouts and flyers that workRachel Eichen
 
Técnica de la tortuga.. resumen
Técnica de la tortuga.. resumenTécnica de la tortuga.. resumen
Técnica de la tortuga.. resumenSusana Vila
 
Historia gaviota Parte Uno 2-6
Historia gaviota Parte Uno  2-6Historia gaviota Parte Uno  2-6
Historia gaviota Parte Uno 2-6profesornfigueroa
 
Rendición de cuentas Consejo Municipal de Juventud -Medellín CMJ
Rendición de cuentas Consejo Municipal de Juventud -Medellín CMJRendición de cuentas Consejo Municipal de Juventud -Medellín CMJ
Rendición de cuentas Consejo Municipal de Juventud -Medellín CMJConsejoJuventud
 
Resolución de conflictos
Resolución de conflictosResolución de conflictos
Resolución de conflictosSusana Vila
 
Agility Networks - F5 GTM v20131009a
Agility Networks - F5 GTM v20131009aAgility Networks - F5 GTM v20131009a
Agility Networks - F5 GTM v20131009aAgility Networks
 
Princípios Estruturais e Operacionais de Ataque, Defesa e Transição
Princípios Estruturais e Operacionais de Ataque, Defesa e TransiçãoPrincípios Estruturais e Operacionais de Ataque, Defesa e Transição
Princípios Estruturais e Operacionais de Ataque, Defesa e TransiçãoLeandro Zago
 
Great Outdoor Family Photo
Great Outdoor Family PhotoGreat Outdoor Family Photo
Great Outdoor Family Photokissphotography
 

Viewers also liked (16)

Interactive media
Interactive mediaInteractive media
Interactive media
 
Design process presentation v005
Design process presentation v005Design process presentation v005
Design process presentation v005
 
Intercettazione su Consob-Unipol
Intercettazione su Consob-UnipolIntercettazione su Consob-Unipol
Intercettazione su Consob-Unipol
 
Creating handouts and flyers that work
Creating handouts and flyers that workCreating handouts and flyers that work
Creating handouts and flyers that work
 
Técnica de la tortuga.. resumen
Técnica de la tortuga.. resumenTécnica de la tortuga.. resumen
Técnica de la tortuga.. resumen
 
Historia gaviota Parte Uno 2-6
Historia gaviota Parte Uno  2-6Historia gaviota Parte Uno  2-6
Historia gaviota Parte Uno 2-6
 
Rendición de cuentas Consejo Municipal de Juventud -Medellín CMJ
Rendición de cuentas Consejo Municipal de Juventud -Medellín CMJRendición de cuentas Consejo Municipal de Juventud -Medellín CMJ
Rendición de cuentas Consejo Municipal de Juventud -Medellín CMJ
 
Resolución de conflictos
Resolución de conflictosResolución de conflictos
Resolución de conflictos
 
Agility Networks - F5 GTM v20131009a
Agility Networks - F5 GTM v20131009aAgility Networks - F5 GTM v20131009a
Agility Networks - F5 GTM v20131009a
 
Pomrenke - Photonics and Optoelectronics - Spring Review 2013
Pomrenke - Photonics and Optoelectronics - Spring Review 2013Pomrenke - Photonics and Optoelectronics - Spring Review 2013
Pomrenke - Photonics and Optoelectronics - Spring Review 2013
 
Princípios Estruturais e Operacionais de Ataque, Defesa e Transição
Princípios Estruturais e Operacionais de Ataque, Defesa e TransiçãoPrincípios Estruturais e Operacionais de Ataque, Defesa e Transição
Princípios Estruturais e Operacionais de Ataque, Defesa e Transição
 
Palog
PalogPalog
Palog
 
Great Outdoor Family Photo
Great Outdoor Family PhotoGreat Outdoor Family Photo
Great Outdoor Family Photo
 
Tips
TipsTips
Tips
 
Wall Art
Wall ArtWall Art
Wall Art
 
Evaluacion
EvaluacionEvaluacion
Evaluacion
 

Similar to Program pendidikan strata 4 bagi alumnus program s-3

Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasionalStrategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasionalDhika Tr
 
Suwarjdono paradigma belajaran
Suwarjdono paradigma belajaranSuwarjdono paradigma belajaran
Suwarjdono paradigma belajaranyasirecin78
 
Identifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi permasalahan penelitianIdentifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi permasalahan penelitianpristanti
 
Internal Branding Strategy of Indonesian Solidarity Party on Strengthening Th...
Internal Branding Strategy of Indonesian Solidarity Party on Strengthening Th...Internal Branding Strategy of Indonesian Solidarity Party on Strengthening Th...
Internal Branding Strategy of Indonesian Solidarity Party on Strengthening Th...Christofer Felix
 
BUKU KISAH INSPIRATIF MENGGAPAI DOKTOR.pdf
BUKU KISAH INSPIRATIF MENGGAPAI DOKTOR.pdfBUKU KISAH INSPIRATIF MENGGAPAI DOKTOR.pdf
BUKU KISAH INSPIRATIF MENGGAPAI DOKTOR.pdfSyarifatul Marwiyah
 
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi chusnaqumillaila
 
Landasan ilmu pendidikan
Landasan ilmu pendidikanLandasan ilmu pendidikan
Landasan ilmu pendidikanDanies Nury
 
LSP3I
LSP3ILSP3I
LSP3ILSP3I
 
Lsp3 i membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi indonesia
Lsp3 i membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi indonesiaLsp3 i membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi indonesia
Lsp3 i membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi indonesiaLSP3I
 
Unit 1 Erti Dan Matlamat Pendidikan
Unit 1  Erti Dan  Matlamat  PendidikanUnit 1  Erti Dan  Matlamat  Pendidikan
Unit 1 Erti Dan Matlamat Pendidikan一世 一生
 
Contoh Deskripsi diri Serdos Kemenag
Contoh Deskripsi diri Serdos KemenagContoh Deskripsi diri Serdos Kemenag
Contoh Deskripsi diri Serdos KemenagKaimudin Saleh
 
KERJA KURSUS PENDEK EDU03
KERJA KURSUS PENDEK EDU03KERJA KURSUS PENDEK EDU03
KERJA KURSUS PENDEK EDU03Rafiza Diy
 
Pembentukan community college
Pembentukan community collegePembentukan community college
Pembentukan community collegeSoetam Rizky
 
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITASPENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITASIsmaya Indri Astuti
 
PENGANTAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALpptx
PENGANTAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALpptxPENGANTAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALpptx
PENGANTAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALpptxIkeBungaPratiwi
 

Similar to Program pendidikan strata 4 bagi alumnus program s-3 (20)

Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasionalStrategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
 
Suwarjdono paradigma belajaran
Suwarjdono paradigma belajaranSuwarjdono paradigma belajaran
Suwarjdono paradigma belajaran
 
Identifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi permasalahan penelitianIdentifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi permasalahan penelitian
 
Internal Branding Strategy of Indonesian Solidarity Party on Strengthening Th...
Internal Branding Strategy of Indonesian Solidarity Party on Strengthening Th...Internal Branding Strategy of Indonesian Solidarity Party on Strengthening Th...
Internal Branding Strategy of Indonesian Solidarity Party on Strengthening Th...
 
BUKU KISAH INSPIRATIF MENGGAPAI DOKTOR.pdf
BUKU KISAH INSPIRATIF MENGGAPAI DOKTOR.pdfBUKU KISAH INSPIRATIF MENGGAPAI DOKTOR.pdf
BUKU KISAH INSPIRATIF MENGGAPAI DOKTOR.pdf
 
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
 
Jurisprudential
JurisprudentialJurisprudential
Jurisprudential
 
Landasan ilmu pendidikan
Landasan ilmu pendidikanLandasan ilmu pendidikan
Landasan ilmu pendidikan
 
Teks Eksposisi
Teks EksposisiTeks Eksposisi
Teks Eksposisi
 
LSP3I
LSP3ILSP3I
LSP3I
 
Lsp3 i membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi indonesia
Lsp3 i membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi indonesiaLsp3 i membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi indonesia
Lsp3 i membangun dan mengembangkan pendidikan tinggi indonesia
 
Unit 1 Erti Dan Matlamat Pendidikan
Unit 1  Erti Dan  Matlamat  PendidikanUnit 1  Erti Dan  Matlamat  Pendidikan
Unit 1 Erti Dan Matlamat Pendidikan
 
Contoh Deskripsi diri Serdos Kemenag
Contoh Deskripsi diri Serdos KemenagContoh Deskripsi diri Serdos Kemenag
Contoh Deskripsi diri Serdos Kemenag
 
Review journal
Review journalReview journal
Review journal
 
KERJA KURSUS PENDEK EDU03
KERJA KURSUS PENDEK EDU03KERJA KURSUS PENDEK EDU03
KERJA KURSUS PENDEK EDU03
 
Pembentukan community college
Pembentukan community collegePembentukan community college
Pembentukan community college
 
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITASPENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
 
pdf hendi
pdf hendipdf hendi
pdf hendi
 
Pkm-p
Pkm-pPkm-p
Pkm-p
 
PENGANTAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALpptx
PENGANTAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALpptxPENGANTAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALpptx
PENGANTAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALpptx
 

Program pendidikan strata 4 bagi alumnus program s-3

  • 1. PROGRAM PENDIDIKAN STRATA-4 BAGI ALUMNUS PROGRAM S-3? Oleh : Nasrullah Idris Sriwijaya Post – 30 Oktober 2012 Di sebuah forum diskusi yang diikuti sebagian diikuti oleh mahasiswa pasca sarjana, saya pernah mengajukan usulan program pendidikan "S- 4" di Indonesia, yang kemudian menimbulkan perdebatan panjang. Kepada mereka, saya katakan bahwa lulusan S-3 hendaknya tidak lagi dipandang sebagai puncak prestasi intelektual untuk bidang apa pun dalam pendidikan formal, sehingga terdorong upaya membentuk kualitas yang lebih daripada itu. Dengan adanya ide tersebut tentu merangsang para lulusan S-3 terus belajar, membaca, sampai meneliti, terutama yang merupakan kelanjutan bidang studi sebelumnya. Bukankah saat wawasannya sudah mencapai standar yang ditetapkan aturan akademik, yang bersangkutan berhak memberikannya berupa gelar S-4. Alasan lainnya adanya kenyataan di kalanan masyarakat akademik di tanah air di mana kualitas lulusan S-3 tidak selalu sama. Rasanya akan mengubah pola motivasi masyarakat Indonesia terhadap pendidikan bila usulan tersebut terwujud. Misalkan munculnya keinginan memasuki "komunitas akademisi yang semakin elitis". Maklumlah, sudah menjadi sifat manusia yang cenderung menginginkan posisi puncak pada sistim piramida prestasi. Logikanya, apakah sama motivasi mereka bila puncak pendidikan formal hanya sampai S-2? Cukup banyak juga peserta yang bersikap skeptis. Mereka menganggapnya tidak perlu. Soalnya kewajiban setiap individu untuk terus belajar, tidak peduli, apakah ia memiliki S-1, S-2, atau S-3. Peringkat itu hanya menentukan berapa lama ia kuliah secara formal. Yang penting ada kemauan keras. Ya kalau konsekwen, sudahlah semua gelar dihapus saja. Himbau saja orang setamat SMA terus belajar autodidak, toh esensinya sama saja. Tetapi apa mungkin? Bukankah para lulusan SMA ngotot masuk PT juga dimaksudkan untuk memperoleh legitimasi dari lembaga pendidikan yang diikutinya.
  • 2. Saya tidak bermaksud membuat orang haus gelar. Sekedar mengembangkan dari realitas tujuan berpendidikan formal. Siapa sih yang bersedia setiap hari ke kampus tanpa harapan penganugerahan gelar setelah mencapai kurun waktu tertentu? Peserta lainnya mengatakan bahwa tujuan pendidikan S-3 secara implisit untuk terus belajar. Lulusannya sudah memperoleh modal banyak dan mempunyai wawasan luas dalam penelitian, percobaan, dan keputusan. Bila ada orang meneruskan belajarnya demi memperoleh S- 4, itu sudah tidak ikhlas lagi namanya. Idealnya memang demikian. Entah sudah berapa seringnya himbauan seputar spontanitas berpendidikan dikemukakan para tokoh melalui forum atau ketika diwawancarai. Tetapi nyatanya sosok semacam itu kan susah ditemukan. Jadi, balas saya kepada yang bersangkutan, masalah itikad dipisahkan saja. Biarlah dibahas secara khusus yang bermuara pada tema kesadaran pendidikan sebagai sarana pencari jalan keluar bagi setiap problem kehidupan. Kembali pada persoalan pokok. Sebenarnya di luar negeri sudah ada apa yang dimaksud di atas. Hanya namanya "Pasca Doktor" atau "Post Doctoral". Tidak sedikit alumnus S-3 merasa belum puas bila belum melewatinya. Hanya kabarnya bukan jenjang pendidikan, kata soerang mahasiswa Indonesia di Australia, sekedar masa transisi: memperdalam ilmu dan pengalaman saja. Jadi tiada gelar tambahan. Pada masa ini si person benar-benar dinilai dari beberapa aspek seperti kemampuan/kepiawaiannya dalam menghasilkan "internasional publications" di mana ini susah dikejar ketika ia menjalani program S-3. Malah kata mahasiswa Indonesia lainnya di Amerika Serikat, kalau tidak salah studi lanjutkan setelah menyesaikan S-3 sudah lazim dilakukan seperti di Amerika/Eropa. Tujuannya antara lain dalam rangka melakukan riset tanpa ingin terganggu oleh kegiatan lain. Misalkan seorang kawan asal Indonesia yang mengambil program tersebut karena ia ingin menulis buku.
  • 3. Pesertanya tetap full time bekerja untuk kampus. Kerjanya hanya meneliti untuk kemudian rangkumannya dikirim ke berbagai jurnal. Mereka tidak sekedar mengadopsi fenomena dari pustaka juga menciptakan interaksi melalui analisa, riset, dan eksperimen, sehingga mengarah pada pemikiran : tuntas-detail-integratif. Tanggapan balik saya : kalau memang demikian kenapa tidak langsung saja dipatenkan serta disosialisasikan sebagai jenjang pendidikan formal. Jadi jangan lagi setengah-setengah. Tinggal membuat aturan akademik, termasuk akronim gelar berdasarkan setiap jurusan. Saya rasa bila saja program S-4 segera dilaksanakan, itu sama saja dengan membangunkan alumnus S-3, terutama yang tidak lagi aktif di kampus, untuk kembali sebagai mahasiswa. Asal saja disikapi opitimis, yaitu melihat berbagai prospek positif dalam kandungannya, tanpa mengabaikan semua jenjang di bawahnya, S-3 sampai SD. Sebaliknya bila disikapi pesimis ya akan susah terealisasi, sebagaimana yang tampak pada beberapa peserta forum diskusi ini. Mereka cenderung menginginkan, agar pendidikan yang ada sajalah dulu yang harus dibenahi secara maksimal. Itu jelas. Tetapi program S-4 pun harus dipandang sebagai kredit point potensial bagi SDM. Apakah ditunda saja hanya karena akan mengganggu program pendidikan lainnya? Itu bukan alasan. Karena toh urutan prioritasnya/ritual akademiknya bisa diatur kemudian dengan tetap berpijak pada realitas. Bayangkan, apa jadinya bila jenjang pendidikan di Indonesia hanya sampai S-2? Saya yakin, jumlah lulusan S-1 tidak akan sebanyak sekarang. (Nasrullah Idris/Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi)