SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Download to read offline
PANDUAN PELAKSANAAN
PENDIDIKAN BERWAWASAN KEBANGSAAN
   DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA




            DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
   DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
                         2009
PENGANTAR

         Pendidikan berperan strategis dalam rangka megembangkan
peserta didik menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab
terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh
karena itu, penumbuhkembangan karakter cinta tanah air, menjunjung tinggi
perdamaian, bekerjasama secara produktif, menghargai perbedaan, serta
menjaga persatuan dan kesatuan sebagai kerangka dasar kehidupan
berbangsa yang sangat penting, harus ditanamkan pada peserta didik melalui
pendidikan berwawasan kebangsaan.
         Sesuai dengan peranan dasarnya yang selalu berorientasi ke masa
depan, maka upaya pendidikan nasional dituntut untuk melahirkan generasi
penerus bangsa yang memiliki kualitas pemahaman, rasa, dan semangat
kebangsaan yang lebih baik dibandingkan dengan generasi sekarang. Untuk
itu, pendidikan berwawasan kebangsaan bagi siswa SMP berperan amat
strategis mengingat dalam periode 10-20 tahun ke depan mereka akan
menjadi generasi inti (nucleus generation) yang diharapkan memiliki
kualitas kemanusiaan yang lebih baik, dan meneruskan nilai-nilai tersebut
kepada generasi berikutnya (plasma generation).
         Di samping itu, pendidikan berwawasan kebangsaan merupakan
upaya membangun karakter (character building) melalui proses pendidikan;
dan sebagai bagian yang terpadu dari program pembinaan pendidikan yang
berkelanjutan (Education for Sustainable Development).
         Sehubungan dengan hal tersebut panduan ini diharapkan dapat
menjadi rujukan bagi sekolah dalam melakukan bimbingan, pengajaran, dan
atau latihan yang efektif untuk membangun karakter penerus bangsa
Indonesia yang mencintai sesama manusia, demokratis, bermoral dan
bertanggung jawab.

                         Jakarta, Oktober 2009
                         Direktur
                         Pembinaan Sekolah Menengah Pertama,




                         Didik Suhardi, SH., M.Si
                         NIP. 19631203 198303 1 004


                                    i
ii
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
  A. Dasar Pemikiran ............................................................. 1
  B. Dasar Hukum..................................................................... 3
  C. Pengertian PBK.............................................................. 4
  D. Tujuan dan Fungsi .......................................................... 6

BAB II KONSEP DAN STRATEGI ........................................... 9
  A. Konsep dan Indikator ..................................................... 9
  B. Strategi dan Pendekatan ................................................. 15

BAB III PENGELOMPOKAN PROGRAM ............................... 21
  A. Tingkat Wilayah............................................................. 21
  B. Kurikuler ....................................................................... 27
  C. Pengorganisasian............................................................ 28
  D. Sasaran .......................................................................... 29

BAB IV PENILAIAN KEGIATAN................................................31
  A. Pengertian Penilaian PBK .............................................. 31
  B. Tujuan Penilaian ............................................................ 31
  C. Fokus Penilaian .............................................................. 32
  D. Bentuk Penilaian ............................................................ 32
  E. Cara Penilaian ................................................................ 32
  F. Instrumen Penilaian ........................................................ 32
  G. Tindak Lanjut.....................................................................33

BAB V PENUTUP ..................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................36
LAMPIRAN....................................................................................42




                                              iii
iv
BAB I
                       PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
   Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai komunitas etnik,
agama, bahasa daerah, dan adat-istiadat. Keragaman ini
merupakan anugerah Tuhan yang harus menjadi kebanggaan
semua warga, patut disyukuri, dan dipelihara karena dapat
menjadi faktor yang mendinamiskan Bangsa Indonesia sebagai
bangsa beradab dan bermartabat. Sehubungan dengan hal itu,
maka setiap warga dituntut untuk saling mengenal, menerima,
menghargai, dan saling membantu dalam rangka memelihara
dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
   Setelah setengah abad lebih mengikat diri menjadi satu
Bangsa Indonesia, kini rasa persatuan dan kesatuan bangsa
mengalami gejala disintegrasi yang cukup memprihatinkan.
Semula,   hal    itu   dipicu   oleh   krisis   ekonomi   yang
berkepanjangan    yang    kemudian     meluas   menjadi   krisis
multidimensi, dan berakhir pada krisis kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah dan hukum. Sekalipun kecenderungan ini
merupakan gejala yang wajar dari suatu masyarakat yang
tengah mengalami masa transisi dari sistem pemerintahan yang
otoritarian menuju demokratis, tetapi gejala yang muncul
cenderung bersifat eksplosif, merebak dengan cepat di

                                                              1
kalangan masyarakat dan hampir tidak dapat dikendalikan oleh
pihak yang berwenang. Gejala ini telah mengakibatkan
berbagai bentuk pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) yang
cukup parah serta merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia.
    Gejala disintegrasi tersebut diperparah dengan pemahaman
yang tidak tepat (misunderstanding) pada sebagian masyarakat
tentang hakikat reformasi, kebijakan otonomi daerah, dan
semangat demokrasi. Reformasi cenderung diartikan sebagai
gerakan massa untuk mengubah keadaan secara cepat atau
menjatuhkan kedudukan seseorang dalam suatu unit organisasi.
Kebijakan otonomi daerah cenderung diartikan sebagai
penguasaan atas jabatan dan aset-aset di daerah yang bernilai
ekonomi hanya oleh putra asli daerah. Sementara itu,
demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas untuk
memaksakan kehendak sekelompok orang. Sebagai salah satu
akibatnya,   maka   tumbuhlah   gejala   primoldialisme   dan
separatisme, di mana setiap daerah cenderung mengutamakan
kepentingan masing-masing dan saling menonjolkan sifat
kedaerahan secara sempit, berkembangnya sentimen negatif
antardaerah dan antar etnis, rasa persatuan sebagai bangsa
Indonesia mulai luntur, bahkan beberapa daerah bersikeras




2
ingin memisahkan diri dari wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).


B. Dasar Hukum
   1. Undang-undang Dasar 1945 dan Amandemen
   2. Ketetapan MPR No. TAP/XVII/MPR/1998 tentang Hak
      Azasi Manusia
   3. Undang-undang Nomor: 39 Tahun 1999 tentang Hak
      Asasi Manusia
   4. Undang-undang    Nomor:   3 Tahun 2002       tentang
      Pertahanan Negara
   5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
      Pendidikan Nasional
   6. Undang-undang RI Nomor 32 tahun 2004 tentang
      Pemerintahan Daerah.
   7. UU RI No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
   8. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
      1998 tanggal 16 September 1998 tentang Penggunaan
      Istilah Pribumi dan Non Pribumi, dan Perlakuan
      Layanan yang Sama kepada Semua Warga Negara.
   9. Permendiknas no. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan
      Kesiswaan.




                                                        3
10. Surat Keputusan Dirjen Pothan Dephan Nomor:
       Skep/56/XII/2004 tanggal 2 Desember 2004 tentang
       Petunjuk Penyelenggaraan Pembinaan Kesadaran Bela
       Negara.
    11. Pasal 4, 36 dan 37 Piagam Hak Asasi Manusia, Pasal
       37: Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
       kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama,
       hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
       mitra di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
       atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
       manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
       apapun (non derogable).


C. Pengertian Pendidikan Berwawasan Kebangsaan
    Pengertian pendidikan berwawasan kebangsaan dapat
ditinjau   secara   konsepsional   dan   operasional.   Secara
konsepsional pendidikan berwawasan kebangsaan mencakup
pengertian sebagai berikut.
    1. Upaya sistematis dan kontinu yang diselenggarakan
       oleh sekolah untuk menyiapkan peserta didik menjadi
       warga negara yang baik dan bertanggung jawab dalam
       peranannya pada saat sekarang dan masa yang akan
       datang.


4
2. Upaya pengembangan, peningkatan dan pemeliharaan
      pemahaman, sikap dan tingkah laku siswa yang
      menonjolkan persaudaraan, penghargaan positif, cinta
      damai, demokrasi dan keterbukaan yang wajar dalam
      berinteraksi sosial dengan sesama warga Negara
      Kesatuan Republik Indonesia atau dengan sesama
      warga dunia.
   3. Keseluruhan upaya pendidikan untuk membentuk
      peserta didik menjadi warga negara yang baik dan
      bertanggung     jawab   melalui    upaya    bimbingan,
      pengajaran,    pembiasaan,   keteladanan   dan   latihan
      sehingga dapat menjalankan peranannya pada saat
      sekarang dan masa yang akan datang.

   Secara operasional, pendidikan berwawasan kebangsaan
adalah layanan bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan
untuk meningkatkan paham, rasa, dan semangat kebangsaan
yang baik pada siswa, yang ditunjukkan dengan mengutamakan
tingkah laku bersaudara, demokratis, saling menerima dan
menghargai, serta saling menolong dalam berinteraksi sosial
dengan sesama warga Indonesia.




                                                            5
D. Tujuan dan Fungsi
    1. Tujuan
      Pendidikan berwawasan kebangsaan ditujukan untuk:
      a. Meningkatkan pengertian, pemahaman dan persepsi
        yang tepat tentang persatuan dan kesatuan antar
        sesama warga NKRI.
      b. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
        sebagai penerus Bangsa Indonesia.
      c. Mengembangkan kepekaan sosial, solidaritas, toleransi
        dan saling mengenal serta saling menolong antar
        sesama warga NKRI walaupun berbeda latar belakang.
      d. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa
        dalam mengelola konflik antar-pribadi dan atau antar-
        kelompok.

    2. Fungsi
      Dalam pendidikan berwawasan kebangsaan tercakup
fungsi pengenalan, peningkatan, pemupukan, pengembangan,
dan pencegahan.
      a. Pengenalan,      yaitu     memperkenalkan       berbagai
        komunitas      etnis   di   Indonesia   dengan     segala
        karakteristik dan kekayaan budayanya.
      b. Peningkatan, yaitu untuk meningkatkan pemahaman,
        rasa dan semangat berbangsa dalam NKRI.

6
c. Pemupukan, yaitu untuk menumbuh-suburkan nilai-
  nilai kemanusiaan perdamaian dan demokrasi kepada
  siswa SMP dalam berinteraksi sosial dengan sesama
  warga negara dan sesama warga dunia.
d. Pengembangan, yaitu mengembangkan kemampuan
  dan keterampilan siswa dalam mengelola konflik
  sosial.
e. Pencegahan, yaitu mencegah terjadinya tawuran di
  kalangan siswa SMP,       konflik antar-pribadi dan atau
  konflik antar-kelompok.




                                                        7
8
BAB II
                KONSEP DAN STRATEGI

A. Konsep dan Indikator
   Wawasan kebangsaan adalah cara pandang suatu bangsa
yang berkaitan dengan cita-cita yang akan memberikan arah
dan gairah hidup serta tujuan yang ingin dicapainya. Dalam
konteks Indonesia, cara pandang bangsa Indonesia didasarkan
pada ideologi Pancasila dan landasan konstitusional UUD
1945.
   Konsep wawasan kebangsaan dalam pedoman ini mengacu
kepada tiga hal, yaitu paham kebangsaan, rasa kebangsaan, dan
semangat kebangsaan.
   Pertama, paham kebangsaan berorientasi pada cara
berpikir, yang secara operasional merujuk kepada nilai-nilai
dan norma kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, dilandasi
oleh pemahaman yang mendalam akan pandangan hidup, latar
belakang sejarah, kondisi geografis, kesenian dan bahasa.
Aspek-aspeknya ditekankan pada hak-hak asasi manusia dan
moral dasar negara modern dalam berbangsa, yang meliputi
dimensi: kebenaran, kesamaan dan keadilan, kedamaian,
kesetiakawanan, penghormatan kepada manusia, integritas,
akuntabilitas, kejujuran, penerimaan/penghargaan kebhinekaan,
kebebasan dan tanggung jawab.

                                                           9
Kedua, rasa kebangsaan berorientasi pada sikap yang
ditanamkan melalui kebiasaan merespon terhadap kejadian atau
peristiwa yang terkait pada kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa di antaranya, yaitu: penerimaan dan penghargaan
atas perbedaan-perbedaan keadaan diri, asal usul keturunan,
dan suku bangsa yang mengekspresikan sebagai bangsa
Indonesia.     Aspek-aspeknya       menekankan        pada     nilai
perdamaian, patriotisme dan nasionalisme yang di dalamnya
meliputi: cinta, keharuan atau rasa iba, harmonis, toleransi,
nilai simbolik persatuan dan kesatuan bangsa (bendera merah
putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Lagu Indonesia
Raya), peduli dan berbagi, interdependensi, pengenalan jiwa
orang lain, dan rasa berterima kasih.
     Ketiga, semangat kebangsaan berorientasi pada perilaku
yang merujuk kepada dinamika perilaku yang atraktif dalam
perbuatan senasib dan sepenanggungan, tenggang rasa, saling
menghormati,       sanggup   berkompetisi    secara    sehat    dan
menunjukkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Aspek-
aspeknya menekankan pada nilai demokrasi yang di dalamnya
meliputi     penghormatan    pada   hukum,     kebebasan       yang
bertanggung jawab, persamaan, disiplin diri, kewarganegaraan
yang aktif dan bertanggung jawab, keterbukaan, berfikir kritis,
dan solidaritas.


10
Deskripsi aspek, dimensi, indikator serta keterkaitannya
secara rinci dikemukakan pada Tabel 1 berikut.
                        TABEL 1
             ASPEK, DIMENSI, DAN INDIKATOR
                WAWASAN KEBANGSAAN


     Aspek                Dimensi                Indikator

 A. Paham                                1.1.1. Kebebasan bicara
    Kebangsaan   1.1 Kebenaran                  dan berekspresi
                                         1.1.2. Keyakinan dan
                                                beribadat
                 1.2 Kesamaan dan        1.2.1. Kesamaan dalam
                     keadilan                   hukum
                                         1.2.2. Keadilan
                                         1.3.1. Menghormati
                                                martabat manusia
                 1.3 Penghormatan pada
                                                secara wajar
                     martabat
                                         1.3.2. Mengayomi serta
                                                menghargai karya
                                                orang lain
                                         1.4.1. tanggung jawab
                 1.4 Integritas                  moral
                                         1.4.2. Tingkah laku etis

                                         1.5.1. Tanggung jawab
                 1.5 Akuntabilitas              pribadi
                                         1.5.2. Menerima risiko
                                                tindakan
                                         1.6.1. Jujur
                 1.6 Kejujuran           1.6.2. Konsisten antara
                                                perkataan dengan
                                                perbuatan




                                                               11
1.7.1. Hormat terhadap
                                               minoritas/Kelomp
                1.7 Menerima dan               ok kurang
                    menghargai                 beruntung
                    kebhinnekaan        1.7.2. Menerima
                                               menghargai
                                               perbedaan
                                        1.8.1. Menciptakan
                                               suasana bebas dari
                                               perasaan takut
                1.8 Kebebasan yang             untuk
                    bertanggung jawab          mengungkapkan
                                               gagasan
                                        1.8.2 Tanggung jawab
                                               terhadap orang
                                               lain
                                        1.9.1. Kesiapan bekerja
                                               sama
                1.9 Kerjasama
                                        1.9.2. Melatih kerjasama
                                               positif dengan
                                               siapapun
B. Rasa                                 2.1.1. Sopan santun
   Kebangsaan                                  dalam
                2.1 Cinta-kasih                berperilaku
                                        2.1.2. Setia dan rela
                                               berkorban demi
                                               perdamaian
                                        2.2.1. Memberi
                                               dukungan dan
                2.2 Keharuan/rasa iba          pengayoman
                                        2.2.2. Peka atas
                                               kebutuhan orang
                                               lain
                                        2.3.1. Saling percaya
                                               dan
                2.3 Harmoni
                                               memahami
                                        2.3.2. Mengutamakan
                                               konsensus




12
2.4.1. Menghormati
                                                  perbedaan pribadi
                2.4 Toleransi                     & budaya
                                           2.4.2 Menerima
                                                  kemajemukan

                                           2.5.1. Peduli
                2.5 Peduli dan berbagi
                                           2.5.2. Murah hati

                                           2.6.1. Saling
                                                  berhubungan
                2.6 Interdependensi               dengan orang-
                                                  orang
                                           2.6.2. Partisipasi aktif

                                           2.7.1. Keyakinan atas
                                                  potensi material
                2.7 Pengenalan jiwa               dan spiritual
                    orang lain             2.7.2. Percaya terhadap
                                                  semangat manusia

                                           2.8.1. Penghargaan
                2.8 Rasa berterima kasih
                                           2.8.2. Kesediaan
                                                   menerima
C. Semangat                                3.1.1 Menghormati
   Kebangsaan                                     keputusan
                3.1 Penghormatan pada
                                                  bersama
                    hukum
                                           3.1.2 Penghormatan
                                                  kepada yang
                                                  berwenang
                                           3.2.1. Kebebasan
                                                  mengungkapkan
                3.2 Kebebasan yang
                                                  maksud dengan
                    bertanggung
                                                  jelas
                    jawab
                                           3.2.2. Hidup demokratis
                                                  yang bertanggung
                                                  jawab




                                                                      13
3.3.1. Kepercayaan
                                  terhadap martabat
                                  manusia
     3.3 Persamaan
                           3.3.2. Pengakuan atas
                                  hak minoritas
                                  /kelompok tak
                                  beruntung
                           3.4.1. Sopan dalam
                                  berinteraksi
     3 4 Pengendalian             dengan sesama
         (disiplin) diri          manusia
                           3.4.2. Penyelesaian
                                  pertikaian tanpa
                                  kekerasan
                           3.5.1. Kesiapan berbuat
     3.5 Kewarganegaraan
                                  sukarela
         yang aktif
                           3.5.2. Kesadaran
                                  berwarganegara
                           3.6.1. Mengutamakan
                                  dialog dan
                                  konsultasi
     3.6 Keterbukaan
                           3.6.2. Terbuka terhadap
                                  kebenaran ilmiah
                                  yang universal

                           3.7.1. Memiliki
                                  dorongan kuat
                                  untuk mengetahui
                           3.7.2. Menggunakan
     3.7 Berpikir kritis
                                  informasi yang
                                  benar sebagai
                                  dasar
                                  pengambilan
                                  keputusan
                           3.8.1. Mengambil
     3.8 Solidaritas              keputusan kolektif
                           3.3.2. Mengutamakan
                                  bekerja dalam tim




14
B. Strategi dan Pendekatan
   Strategi dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan berwawasan kebangsaan, secara garis besar
dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu strategi jangka
panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Strategi Jangka
Panjang dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan wawasan
kebangsaan yang terkait dengan mempersiapkan siswa dengan
berbagai keterampilan yang membuat mereka kompeten untuk
mengelola kehidupan masa depan di dalam lingkungan yang
berubah cepat. Strategi Jangka Menengah dipilih untuk
mencapai tujuan pendidikan wawasan kebangsaan yang terkait
dengan   berbagai   keterampilan   yang    membuat    mereka
kompeten untuk mengelola kehidupannya selama mereka
menjadi siswa di sekolah. Strategi Jangka Pendek dipilih untuk
mencapai tujuan pendidikan wawasan kebangsaan yang terkait
dengan berbagai keterampilan yang dapat ditampilkan siswa
kapanpun sehingga dapat diukur dengan segera.
   Dalam menggunakan strategi-strategi di atas, pertimbangan
penting hendaknya merujuk pada pendekatan holistik dan
bermuara pada penumbuh-kembangan nilai-nilai wawasan
kebangsaan. Pada setiap strategi yang dipilih, di dalamnya
menerapkan beberapa pendekatan antara lain penanaman dan
penjelasan nilai-nilai wawasan kebangsaan, memecahkan


                                                           15
dilema-dilema moral, analisis nilai-nilai, belajar bertindak
(learning by doing), interaksi sosial yang intens, dan model
tindakan sosial.
     Secara singkat, perkiraan strategi pendidikan untuk setiap
materi wawasan kebangsaan adalah sebagai berikut.

     1. Strategi Pendidikan Paham Kebangsaan
        Untuk mengembangkan paham kebangsaan pada diri
siswa, para guru seyogyanya menanamkan paham bahwa
manusia lahir dengan hak untuk hidup, hak untuk berbicara dan
berekspresi, serta hak untuk menentukan keyakinan. Selain itu,
guru perlu membangkitkan kesadaran siswa akan haknya untuk
memutuskan         tindakannya   dan   bertanggungjawab    atas
konsekuensi tindakan tersebut. Di lain sisi, perlu ditanamkan
bahwa setiap individu berkewajiban dan bertanggung jawab
untuk menerapkan nilai-nilai kemanusiaan guna menjamin hak-
hak asasi manusia. Pernyataan tersebut selaras dengan pasal 4
(empat) Piagam Hak Asasi Manusia yang menyatakan: “Setiap
orang berhak atas perlindungan dan kasih sayang untuk
pengembangan pribadinya, memperoleh dan mengembangkan
pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya”.
     Untuk mempelajari paham kebangsaan, lebih khususnya
berkenaan dengan hak asasi manusia, dapat dilakukan melalui
tiga pendekatan, yaitu belajar tentang hak asasi manusia,

16
belajar bagaimana memperjuangkan hak asasi manusia, dan
mempraktikkan hak asasi manusia. Belajar hak asasi manusia
dapat dilakukan dengan meningkatkan daya pikir melalui
pengkajian atas dokumen tentang hak asasi manusia, juga perlu
mengkaji pelanggaran hak asasi manusia melalui studi kasus.
Belajar tentang memperjuangkan hak asasi perlu dilakukan
melalui perolehan pengetahuan yang relevan disertai dengan
praktik secara langsung. Sementara itu, belajar tentang
pelaksanaan hak asasi manusia ditanamkan melalui kualitas
hubungan pribadi dan metode pembelajaran yang menunjukkan
penghormatan terhadap hak siswa beserta guru. Intinya, strategi
yang dipandang unggul untuk menanamkan paham kebangsaan
adalah pembelajaran melalui indoktrinasi,       problem solving,
dan VCT (Value Clarification Technic). Dalam strategi belajar
VCT terdapat berbagai kegiatan belajar melalui kegiatan
ceramah dan diskusi, role playing, seminar, observasi lapangan
dan pemecahan masalah (problem solving) dalam kegiatan
interaksi sosial pada lingkup sekolah dan masyarakat

    2. Strategi Pendidikan Rasa Kebangsaan
       Dalam     tatanan    kegiatan   kurikuler    di   sekolah,
pembelajaran rasa kebangsaan sebaiknya dipadukan secara
integral melalui lintas bidang studi, seperti Bahasa, Studi Sosial
(Sejarah, Ekonomi, Politik, dan Budaya), Sains (Fisika, Kimia,

                                                               17
Biologi, dan Matematika), serta pendidikan jasmani dan Seni.
Tatanan yang bersifat ko-kurikuler dan ekstrakurikuler antara
lain dapat dilakukan melalui kegiatan: (a) studi di objek
sejarah, industri strategis, lembaga-lembaga negara dan (b)
praktik bakti sosial yang sasaran utamanya kelompok kurang
beruntung atau kegiatan-kegiatan melalui organisasi sosial dan
internasional, seperti UNESCO dan UNICEF. Hal yang lebih
penting di sini ialah bagaimana mempertajam kepekaan siswa
terhadap pentingnya membina perdamaian antarmanusia,
penanaman nilai patriotisme dan nasionalisme serta hak dan
kewajiban membela negara. Hal ini selaras dengan Piagam Hak
Asasi Manusia pasal (36) yang menyatakan: “Di dalam
menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh Undang-
undang    dengan   maksud    semata-mata    untuk   menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, keamanan dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.”

     3. Strategi Pendidikan Semangat Kebangsaan
     Untuk mengembangkan semangat kebangsaan dalam diri
siswa, perlu dimulai dari pemberlakuan etos demokrasi oleh
guru di tempat pembelajaran. Nuansa pembelajaran sebaiknya

18
memperluas perspektif demokrasi sesuai dengan konteks sosial,
budaya, ekonomi, dan politik beserta evolusinya. Keragaman
yang ada di negara kita seyogyanya dijadikan pijakan untuk
proses pembelajaran hidup dalam rangka mengembangkan
kekhasan semangat kebangsaan Indonesia. Sangat diharapkan
bahwa pendidikan semangat kebangsaan ini menekankan
kepada eksistensi lingkungan yang demokratis, baik di dalam
maupun di luar kelas. Ini dapat dilakukan dengan praktik
pendidikan untuk semua, kohesi sosial, kesetaraan gender,
kebebasan yang bertanggungjawab, serta kepedulian atas
keseimbangan antara hak dengan kewajiban. Lebih jauh, siswa
sebaiknya diberi kesempatan yang luas bukan hanya untuk
belajar tentang demokrasi, melainkan mempraktikkan dan
menciptakan sendiri lingkungan yang demokratis dalam
kehidupannya.




                                                          19
20
BAB III
              PENGELOMPOKAN PROGRAM

       Program pendidikan berwawasan kebangsaan dapat
dikelompokkan berdasarkan: (1) tingkatan wilayah, yang terdiri
atas tingkat sekolah, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi,
wilayah bagian Indonesia, dan nasional; (2) kurikuler, terdiri
atas intra kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler; (3)
pengorganisasian, terdiri atas formal dan nonformal; dan (4)
sasaran, terdiri atas individu-kelompok, pada sekolah dengan
katagori RSBI, SSN dan SPM pada tingkat satuan pendidikan
SMP/setara.

A. Tingkatan Wilayah
   1. Sekolah
   Program     pada   tingkatan    sekolah   adalah    aktivitas
yang   dapat memfasilitasi peluang/kesempatan bagi para siswa
untuk berinteraksi secara luas dengan setiap orang di
lingkungan internal sekolah serta memperoleh informasi yang
positif dan konstruktif tentang diri dan orang lain. Melalui
kegiatan pada tingkatan sekolah siswa diharapkan mampu
memandang diri dan orang lain secara positif, proporsional
serta belajar bersama dalam keberagaman. Contoh aktivitas
yang dapat dilakukan pada tingkatan sekolah, antara lain:


                                                             21
a. Penerimaan murid baru, terbuka bagi semua etnis/suku
        bangsa;
     b. Pertandingan antar kelas;
     c. Penataan ruangan dan lingkungan sekolah yang
        memberi      kesempatan     pada   semua     siswa    dapat
        berinteraksi;
     d. Pengembangan fasilitas sekolah untuk semua kelompok
        bidang studi/ilmu;
     e. Diskusi      terbuka/dialog     antar     siswa      tentang
        perkembangan       diri,    tuntutan    perilaku     sebagai
        pelajar/budaya daerah, budaya Indonesia, nilai-nilai
        dasar     kemanusiaan,     Kebanggaan    sebagai     bangsa
        Indonesia;
     f. Pelatihan pengembangan potensi diri;
     g. Program teman asuh;
     h. Pentas seni;
     i. Penghargaan siswa terbaik yang dikompetisikan setiap
        minggu;
     j. Kunjungan ke objek bersejarah;
     k. Bakti sosial;
     l. Kunjungan ke lembaga-lembaga negara.




22
2. Kecamatan
   Program pada tingkatan kecamatan merupakan aktivitas
yang memfasilitasi siswa mengenal potensi lingkungan
disekitar serta berinteraksi dengan masyarakat. Aktivitas
diarahkan   pada    kepedulian    pelajar   terhadap    berbagai
permasalahan sosial masyarakat di sekitar sekolah termasuk di
dalamnya pengamatan dan penanganan persoalan lingkungan
alam sekitar, persoalan sosial dan persoalan pendidikan.
       Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
    a. Bakti pelajar di lingkungan sekitar (desa/kelurahan);
    b. Pentas seni antar sekolah dan antar organisasi pemuda;
    c. Pertandingan olah raga antara sekolah dan antar
       organisasi pemuda;
    d. Peduli teman pelajar;
    e. Diskusi terbuka dengan tokoh-tokoh masyarakat,
       institusi/ lembaga formal, tokoh-tokoh pemuda;
    f. Aksi bazaar dan penjualan buku murah;
    g. Cinta lingkungan.


   3. Kota/Kabupaten
   Program pada tingkatan kota/kabupaten adalah aktivitas
yang memberi peluang bagi siswa untuk menunjukkan potensi
diri dan sekolah sehingga siswa memiliki pengalaman belajar


                                                               23
yang bermakna dari lingkungan. Aktivitas yang dapat digelar
antara lain:
     a. Belajar dari sumber-sumber belajar yang ada di
        lingkungan;
     b. Tanggung jawab pemeliharaan fasilitas umum terdekat
        dengan sekolah;
     c. Pentas seni    dan pertandingan persahabatan      antar
        sekolah dan organisasi pemuda;
     d. Pusat kegiatan/aktivitas pemuda;
     e. Peluang bekerja part timer pada berbagai lingkungan
        pekerjaan;
     f. Aksi peduli pelajar terhadap sesama pelajar, masyarakat
        miskin, minoritas dan tersisihkan;
     g. Dialog dan dengar pendapat dengan tokoh masyarakat,
        anggota DPR, pimpinan daerah tentang perkembangan
        daerah dan akses pelajar/pemuda dalam pembangunan
        daerah;
     h. Dialog terbuka antar pelajar pengembangan potensi diri
        dan akses sumber daya daerah;
     i. Pekan budaya pelajar;
     j. Pemilihan pahlawan/tokoh pelajar bulan ini (perilaku).




24
4. Provinsi
   Program pendidikan berwawasan kebangsaan pada tingkat
provinsi adalah aktivitas yang memfasilitasi siswa untuk
menunjukkan kebanggaan dan karya sebagai putra daerah.
Aktivitas diarahkan pada pengembangan pemahaman posisi
diri di daerah dan akses diri terhadap kemajuan daerah.
Aktivitas yang dapat digelar antara lain:
    a. Pertukaran pelajar antar daerah;
    b. Perkampungan kerja pelajar;
    c. Aksi peduli pelajar terhadap pembangunan daerah;
    d. Gelar budaya, seni dan olah raga daerah;
    e. Dialog interaktif antar pelajar;
    f. Pengembangan simbol-simbol kedaerahan;
    g. Pemahaman sejarah dan potensi daerah melalui
       kunjungan kerja pelajar;
    h. Aksi sosial pelajar dalam berbagai masalah sosial
       kemasyarakatan;
    i. Lomba penulisan pengalaman dan potensi daerah;
    j. Dialog harapan dan keterlibatan pelajar dalam aktivitas
       kemajuan daerah.




                                                           25
5. Wilayah Bagian Indonesia
     Program pendidikan berwawasan kebangsaan pada tingkat
wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan timur adalah
aktivitas yang memberi kesempatan pada pelajar untuk
mengenal keberagaman dan potensi pelajar di wilayahnya.
Aktivitas diarahkan pada perasaan kebersamaan dalam
keberagaman dan penghargaan terhadap keberagaman sebagai
suatu potensi. Aktivitas yang dapat dikembangkan antara lain:
     a. Kapal pelajar;
     b. Pengembangan potensi religius;
     c. Gelar budaya, seni dan olah raga;
     d. Pekan kreativitas pelajar;
     e. Pemilihan pelajar berprestasi, berpotensi dan kreatif;
     f. Home stay pelajar antar provinsi;
     g. Dialog interaktif antar provinsi.

     6. Nasional
     Program pendidikan berwawasan kebangsaan pada tingkat
nasional adalah aktivitas yang memberi kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
     Aktivitas   diarahkan     pada    pemberian     kesempatan
menunjukkan posisi diri sebagai bagian dari bangsa dan
memahami posisi bangsa bagi diri. Aktivitas yang dapat
dilakukan antara lain:

26
a. Kemah kerja pelajar Indonesia;
    b. Kongres pelajar;
    c. Aksi peduli pelajar pada persoalan bangsa;
    d. Lomba penulisan artikel harapan dan pemikiran pelajar
       tentang Indonesia;
    e. Perwakilan pelajar pada dialog wakil rakyat dengan
       Depdiknas.


B. Kurikuler
   Program pendidikan berwawasan kebangsaan pada tatanan
kurikuler dapat dilakukan dalam konteks intra kurikuler,
kokurikuler dan ekstrakurikuler. Aktivitas intra kurikuler
diarahkan   pada    pemahaman      pelajar     tentang   wawasan
kebangsaan yang terintegrasi dalam semua mata pelajaran.
Aktivitas kokurikuler adalah aktivitas yang memfasilitasi
pengembangan       kesadaran   sebagai    warga     negara   dan
berperilaku atas dasar nilai-nilai kebangsaan. Aktivitas pada
ekstrakurikuler adalah aktivitas yang mendorong siswa untuk
mengenal potensi diri dan mengaktualisasikan diri sebagai
bagian dari kebanggaan sebagai anak Indonesia. Aktivitas yang
dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.
    1. Intra Kurikuler: mengaitkan konten materi pelajaran
       dengan potensi wilayah Indonesia, persoalan-persoalan


                                                              27
yang    dihadapi        bangsa    Indonesia    dan     solusi
        permasalahan yang dapat dilakukan.
      2. Kokurikuler: menciptakan aktivitas yang memfasilitasi
        peserta didik mampu berperilaku sebagai warga negara
        yang memiliki karakteristik bangsa Indonesia.
      3. Ekstrakurikuler: memfasilitasi semua aktivitas yang
        menjadi perhatian dan kepedulian siswa, motivasi dan
        dorongan bagi siswa untuk beraktivitas sebagai pelajar.


C. Pengorganisasian
     Berdasarkan     struktur     pengorganisasiannya,       program
pendidikan berwawasan kebangsaan dapat dilakukan secara
formal, dalam arti melalui berbagai pelatihan dan aktivitas yang
dikembangkan dan diselenggarakan oleh instansi/lembaga
pemerintah; dan secara non formal, dalam pengertian
mendorong pengembangan budaya dan fungsi keluarga sebagai
agen pemeliharaan sistem nilai kemanusiaan dan kebangsaan.
Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain:
     1. Formal: pelatihan atau penataran, seminar, dialog
       interaktif pelajar tentang kebangsaan;
     2. Nonformal:   dialog      dan     pemanfaatan   keterlibatan
       masyarakat dalam aktivitas.




28
D. Sasaran
   Sasaran terdiri atas: (1) kategori sekolah (RSBI, SSN, dan
SPM); dan (2) Individu/kelompok pada tingkat satuan
pendidikan SMP.
   Fokus dan tujuan program yang dikembangkan pada setiap
kategori sekolah berbeda, sesuai dengan tuntutan kompetensi
peserta didik pada jenis sekolah tersebut. Pada sekolah kategori
SBI fokus dan tujuan program adalah kemampuan berperilaku
sebagai pribadi warganegara dan bangsa Indonesia dalam
pergaulan dan aktivitas global internasional. Fokus dan tujuan
program pada sekolah dengan kategori SSN adalah kemampuan
berperilaku sebagai pribadi dan warga negara yang berbangsa
Indonesia. Pada sekolah dengan kategori SPM fokus dan tujuan
program adalah kemampuan berperilaku dengan kesadaran
pemahaman potensi diri sebagai bagian dari warga negara dan
bangsa Indonesia.
   Berdasarkan sasarannya, program dapat dikelompokkan ke
dalam aktivitas yang membantu para pelajar pada setiap jenis
dan tingkatan sekolah untuk mengenal diri sebagai bagian dari
bangsa. Pengenalan diri tidak hanya bersifat verbalistik, tetapi
keterlibatan pada berbagai aktivitas serta keteladanan dari para
pendidik dalam berperilaku berbangsa Indonesia. Penyediaan
berbagai fasilitas yang membuat para pelajar mengenal dan


                                                             29
menghargai keragaman sebagai potensi serta belajar hidup
dalam keragaman. Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain:
     1. Penyediaan fasilitas bacaan tentang Indonesia dan
       berbagai daerah Indonesia;
     2. Pengembangan     visi   kebangsaan    bagi   kalangan
       pengembang media baik cetak maupun elektronik;
     3. Penyediaan film-film dan cerita tentang keberagaman
       dan kesatuan bangsa.




30
BAB IV
                  PENILAIAN KEGIATAN

A. Pengertian Penilaian PBK
   Penilaian adalah upaya memperoleh sejumlah informasi
yang penting, menyeluruh dan berkesinambungan tentang
proses dan hasil bimbingan, pengajaran dan latihan penerapan
nilai-nilai pemahaman, rasa dan semangat kebangsaan oleh
siswa SMP.
   Yang dimaksud dengan penilaian PBK adalah suatu upaya
untuk memperoleh informasi tentang perubahan perilaku pada
diri siswa, baik yang berhubungan dengan paham, rasa,
maupun semangat kebangsaan setelah diselenggarakan program
PBK yang mengacu pada tabel 1.


B. Tujuan Penilaian
   Tujuan penilaian PBK adalah untuk mengukur, mengetahui,
dan memberi balikan kepada siswa dan guru SMP tentang
proses dan hasil bimbingan, pengajaran dan atau latihan
penerapan nilai-nilai dasar trimatra wawasan kebangsaan oleh
siswa dalam interaksi sosial.




                                                         31
C. Fokus Penilaian
     Penilaian PBK     lebih   ditekankan pada      keberhasilan
penerapan nilai-nilai trimatra wawasan kebangsaan oleh siswa
dalam situasi interaksi sosial tertentu, di lingkungan sekitar, di
sekolah, dan di masyarakat luas.


D. Bentuk Penilaian
     Penilaian dilakukan kapada siswa secara perseorangan
maupun terhadap sekelompok siswa tertentu (misalnya kelas,
kelompok etnis atau agama).


E. Cara Penilaian
     Penilaian PBK di SMP dapat dilakukan oleh semua guru
mata pelajaran, guru pembina kesiswaan dan kegiatan
ekstrakurikuler.   Hasil    penilaian   diinformasikan     secara
terkoordinasi kepada guru pembimbing atau wali kelas.
Penilaian dilaksanakan pada setiap kegiatan bersama, baik di
dalam kelas maupun di luar kelas dengan cara pengamatan dan
pencatatan.


F. Instrumen Penilaian
     Untuk memperoleh informasi tentang penerapan nilai-nilai
trimatra kebangsaan oleh siswa, perlu disiapkan instrumen


32
penilaian yang relevan dengan situasi interaksi sosial yang akan
diamati. Instrumen penilaian dapat berupa: (1) pedoman
observasi, (2) pedoman wawancara, (3) format skala sikap,
(4) check-list, (5) format portofolio, (6) laporan peristiwa
sosial. Dalam hal ini guru perlu meningkatkan kemampuan dan
keterampilan penilaian pendidikan pada umumnya dan PBK
pada khususnya.


G. Tindak Lanjut
   Hasil penilaian dari kegiatan PBK dapat ditindak lanjuti
oleh guru pembimbing dan wali kelas dalam bentuk laporan
secara tertulis yang menggambarkan ketercapaian tujuan PBK.
Apabila tujuan PBK belum tercapai oleh siswa maka
selanjutnya siswa direkomendasikan untuk mendapat perhatian
layanan kegiatan lain.
   Berdasarkan trimatra PBK, paham, rasa dan semangat
kebangsaan, maka penilaian dapat dilakukan dalam bentuk
evaluasi diri mengingat penekanan PBK terletak pada
pengalaman dan pengamalan




                                                             33
BAB V
                         PENUTUP

     Program pendidikan berwawasan kebangsaan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam keseluruhan proses
pendidikan di sekolah, yang diarahkan pada pembentukan
peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
Pelaksanaannya di sekolah dapat melalui upaya bimbingan,
pembelajaran, pembiasaan, keteladanan dan latihan, sehingga
peserta didik dapat menjalankan peranannya pada saat sekarang
dan masa yang akan datang.
       Pelaksanaan    program      pendidikan    berwawasan
kebangsaan di sekolah adalah strategi pendidikan yang sangat
fundamental, terutama dalam kerangka mengembangkan
kecakapan hidup yang harmonis dalam keberagaman melalui
belajar hidup bersama orang lain yang berbeda-beda.




34
35
DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, S. Takdir, (1986). Essay of a New Anthropology;
      Values as Integrating Forces in Personality, Society and
      Culture. Kuala Lumpur: University of Malaya Press.
Andre Ata, dkk. (tanpan tahun). Multikulturalisme. Diktat
     kuliah Atmajaya, tidak diterbitkan.
Azra, Azyumardi. (2002). Paradigma Baru Pendidikan
     Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta:
     Penerbit Buku Kompas.
Bennett, Christine. (1990). Comphrehensive Multikultural
     Education : Theory and Practice. (Edisi kedua). London-
     Sydney-Toronto: Allyn and Bacon.
Botkin, J.W., Elmandjra, M., & Malitza, M., (1979). No Limits
     To Learning. New York: Pergamon Press.
Boulding, Elise. (1988). Building Global Civic Culture.
     Syracus University Press Education.
Buchori, Mochtar. (1987). Mendidik Masyarakat Menyongsong
     Fase Lepas-Landas dan Masa Depan Bangsa, (Makalah
     Seminar Nasional). Bandung: IKIP.
Dawam Rahardjo, M., (Ed). (1987). Insan Kamil; Konsepsi
    Manusia Menurut Islam. Jakarta: Pustaka Grafitipress.
Dewey, John. (1950). Democracy and Education. New York:
    The Macmillan Company.
Drake, Christine. (1989). Patterns and Policies National
     Integration in Indonesia. Honolulu: University of Hawaii
     Press.
Gagnon, George. W Ir dan Michelle Collay. (2000). Designing
    For Learning, Six Elements in ontructivist Classrooms.
    California: Corwin Press, Inc.

36
Garna, Judistira K., & Ade Makmur K. (1999). Persatuan dan
     Kesatuan Bangsa: Suatu Renungan Pembentukan
     Indonesia Merdeka Ke Arah Kebudayaan Kebangsaan.
     Bandung: Primaco Akademika, c.v.
Gea, Antonius Atosőkhi, Wulandari, Antonina Panca Yuni., &
     Babari, Yohanes. (2002). Character Building II Relasi
     dengan Sesama. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Harold and Sprout, Margaret. (1951). Foundations of National
     Powe. Toronto: D.Van Nostrand Company, Inc.
Hikam, Muhammad A.S. (1999). Politik Kewarganegaraan,
     Landasan Redemokratisasi di Indonesia. Jakarta:
     Penerbit Erlangga.
Inkeles, Alex. (1983). Modernisasi Manusia, dalam Myron
      Weiner (Ed). Modernisasi; Dinamika Pertumbuhan.
      Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Jarvis, Peter, (1992). Paradoxes of Learning; On Becoming an
      Individual in Society. San Francisco: Jossey-Bass
      Publishers.
Kartodidjo, Sartono. (1994). Kebudayaan Pembangunan dalam
     Perspektif Sejarah. Yogyakarta: Gadjah Mada University
     Press.
Ketetapan MPR No. TAP/XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi
      Manusia.
Keputusan    Dirjen     Pendidikan    Tinggi   Nomor:
     38/DIKTI/Kep/2002 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
     Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
     Tinggi.
Khoiron, M. Nor, dkk., (1999). Pendidikan Politik bagi Warga
     Negara (Tawaran Operasional dan Kerangka Kerja).
     Yogyakarta: LkiS.


                                                         37
Koentjaraningrat, (1993). Manusia Indonesia Bermutu.
     Kompas, tanggal 19-20 Agustus 1993, halaman 4 dan 5.
Lawton, Denis., Cairns, Jo., & Gardner, Roy. (2000).
     Education for Citizenship, Continum. London-New York.
Mansoer, Hamdan. (2004). Pendidikan Kewarganegaraan di
    Perguruan Tinggi. Proyek Peningkatan Tenaga
    Akademik, Ditjen Dikti, Jakarta: Depdiknas.
Marzurek, Kas., Winzer, Margaret A., & Majorek, Czeslaw.
     (Eds.) (2000). Education in a Global Society; A
     Comparative Perspective. Boston: Allyn and Bacon.
Nasution, S. (1995). Sosiologi Pendidikan. Bumi Aksara:
     Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 60 Tahun
     1999 tentang Pendidikan Tinggi.
Qamarulhadi, S. (1986). Membangun Insan Seutuhnya.
    Bandung: Alma’arif.
Sardar, Ziauddin, (1979). The Future of Muslim Civilization.
     London: Croom Helm. Alih bahasa Rahmani Astuti
     (1993). Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim.
     Bandung: Mizan.
Sumarsono, S, et. al., (2004). Pendidikan Kewarganegaraan.
    Jakarta: PT. Gramedia.
Soedijarto, (2003). Pendidikan Nasional sebagai Transformasi
     Budaya. Jakarta: Balai Pustaka.
Sunaryo Kartadinata, (2000). Pendidikan untuk Pengembangan
     Sumberdaya Manusia Bermutu Memasuki Abad XXI:
     Implikasi Bimbingannya. Dalam Psikopedagogia; Jurnal
     Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Vol. 1, No. 1
     Tahun 2000, 1-12.



38
Surat      Keputusan Dirjen Pothan Dephan Nomor:
        Skep/56/XII/2004 tanggal 2 Desember 2004 tentang
        Petunjuk Penyelenggaraan Pembinaan Kesadaran Bela
        Negara.
Surjomihardjo, Abdurrachman. (1980). Budi Utomo Cabang
     Betawi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Tim ICCE UIN Jakarta. (2003). Pendidikan Kewargaan (Civic
     Education): Demokrasi, Hak Azasi Manusia dan
     Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media.
Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemen.
Undang-undang Nomor: 62 Tahun                 1958    tentang
    Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Undang-undang Nomor: 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
    Manusia.
Undang-undang Nomor: 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
    Negara.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
    Pendidikan Nasional.
Undang-undang RI Nomor           32   tahun    2004   tentang
    Pemerintahan Daerah.
Unesco. (1996). Learning: The Treasure Within. Paris, Francis:
     Unesco.
Unesco-APNIEVE. (2000). Belajar untuk Hidup Bersama
     dalam Damai dan Harmoni. Bangkok: Kantor Prinsipal
     Unesco untuk Kawasan Asia-Pasifik & Universitas
     Pendidikan Indonesia.
Ward, Barbara. (1982). Nationalism and Ideology; a.b. Daniel
     Prasetyo, Manusia dalam Kemelut Ideologi. Bandung:
     Iqra.


                                                           39
Winataputra, Udin Saripudin. (2002). Demokrasi dan
     Pendidikan Demokrasi. Bahan Penataran Dosen
     Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Ditjen Dikti
     Depdiknas.




40
41
LAMPIRAN
Lampiran 1:
Contoh Rancangan aktivitas          Intrakurikuler       pada
sekolah dengan kategori SPM
            INTEGRASI WAWASAN KEBANGSAAN
                 PADA MATA PELAJARAN

Mata Pelajaran        :   IPA
Standar Kompetensi    :   Mengenali perkembangan dan
                          hakikat sains serta melakukan kerja
                          ilmiah dalam bidang sains
Kompetensi Dasar      :   Mengenali perkembangan sains
Materi                :   Terintegrasi dalam pembelajaran
                          sains pada bagian B (penerapan
                          konsep dan pemahamannya)
Kelas                 :   VII

Standar Kompetensi        Mengaplikasikan konsep
                          keanekaragaman makhluk hidup
                          berdasarkan ciri-ciri kehidupan
Kompetensi Dasar      :   Mengidentifikasi pentingnya
                          keanekaragaman makhluk hidup
                          serta pelestariannya
Indikator             :   Peserta didik menemukan dan
                          memaparkan artikel/bahan bacaan
                          tentang keanekaragaman hayati
                          khas Indonesia
Waktu Pembelajaran    :   2xpertemuan (1xpertemuan 2x 50
                          menit)
Tujuan                :   1. Peserta didik mendapatkan
                             artikel atau bahan bacaan tentang
                             keanekaragaman hayati khas
                             Indonesia dari berbagai sumber
                             belajar yang ada di perpustakaan
                             (paham kebangsaan).


42
2. Peserta didik secara kelompok
                            mampu menyusun kembali
                            artikel/ bahan bacaan sebagai
                            bahan paparan diskusi
                         3. Peserta didik mampu
                            memaparkan bahan paparan
                            pada diskusi kelas
                         4. Peserta didik dapat
                            mengidentifikasi
                            keanekaragaman hayati khas
                            Indonesia(semangat
                            kebangsaan)
                         5. Peserta didik menunjukkan
                            kebanggaan Indonesia memiliki
                            keanekaragaman hayati khas
                            yang berada di wilayah
                            Indonesia (rasa kebangsaan)

Pengalaman Belajar   :   1. Peserta didik memahami tujuan
                            pembelajaran mengenal
                            keanekaragaman hayati khas
                            Indonesia
                         2. Peserta didik terlibat aktif dalam
                            menemukan bahan bacaaan di
                            perpustakaan yang memaparkan
                            keaneragaman hayati khas
                            Indonesia
                         3. Peserta didik terlibat aktif
                            mempersiapkan presentasi
                            diskusi keanekaragaman hayati
                            khas Indonesia
                         4. Peserta didik terlibat tukar
                            informasi dan pengetahuan
                            tentang keanekaragaman hayati
                            khas Indonesia
Media Pembelajaran   :   Sumber belajar yang ada di
                         perpustakaan tentang
                         keanekaragaman hayati di

                                                             43
Indonesia, fasilitas pendukung
               paparan yang diciptakan/
               dibuat/digunakan peserta didik baik
               yang siapkan secara pribadi maupun
               memperguna-kan fasilitas Sekolah

Evaluasi   :   1. Proses: keterlibatan peserta didik
                  dalam menemukan sumber
                  belajar, mempersipakan paparan
                  dan melaksanakan diskusi
               2. Hasil:
                  a. Kemampuan peserta didik
                     mengidentifikasi keaneka-
                     ragaman hayati khas Indonesia
                  b. Pandangan peserta didik
                     terhadap temuan keaneka-
                     ragaman hayati khas
                     Indonesia.
               3. Instrumen evaluasi: pedoman
                  observasi, pedoman penilaian
                  diskusi, pedoman penilaian
                  laporan diskusi
               4. Indikator keberhasilan:
                  keterlibatan dalam proses
                  pembelajaran, kemampuan
                  memaparkan dan persepsi positif
                  terhadap keaneka-ragaman hayati
                  khas Indonesia




44
Lampiran 2:

Contoh Rancangan aktivitas             Intrakurikuler       pada
sekolah dengan kategori SSN


      INTEGRASI WAWASAN KEBANGSAAN PADA
       INTRAKURIKULER DENGAN PENDEKATAN
               LINTAS KURIKULUM

Mata Pelajaran Lintas
Kurikulum               :   IPS, Bahasa Indonesia, TI,
                            Kesenian
Tema Lintas Kurikulum   :   Bergaul Santun
Standar Kompetensi
Lintas Kurikulum        :    Menggunakan bahasa untuk
                             memahami, mengembangkan, dan
                             mengkomunikasikan gagasan dan
                             informasi, serta untuk berinteraksi
                             dengan orang lain. Dicapai melalui
                             standar kompetensi pada masing-
                             masing mata pelajaran sebagai
                             berikut.
                            1. Standar kompetensi mata
                                pelajaran pengetahuan sosial:
                                kemampuan memahami: (1)
                                bentuk-bentuk hubungan antar
                                kelompok sosial;
                                Kompetensi dasar:
                                Kemampuan menyikapi
                                keanekaragaman proses sosial
                                Indikator: Menentukan sikap
                                dalam menghadapi keragaman
                                hubungan sosial untuk
                                mewujudkan keselarasan sosial



                                                                   45
2. Standar kompetensi mata
        pelajaran bahasa Indonesia:
        Berbicara secara efektif dan
        efisien untuk mengungkapkan
        gagasan, pendapat, kritikan,
        perasaan, dalam berbagai bentuk
        kepada berbagai mitra bicara
        sesuai dengan tujuan dan
        konteks pembicaraan
        Kompetensi dasar:
        Menyampaikan informasi/ pesan
        yang diperoleh dari berbagai
        sumber/media
        Indikator: Mampu
        menyampaikan informasi/pesan
        dari berbagai sumber/media
        dengan menggunakan kalimat
        yang singkat, padat, dan mudah
        dipahami
     3. Standar kompetensi mata
        pelajaran TI : Pemecahan
        masalah, eksplorasi dan
        komunikasi
        Siswa mampu
        mengkomunikasikan hasil kreasi
        gagasan dari penerapan
        perangkat lunak komputer
        melalui berbagai cara dan
        menggunakan internet untuk
        berbagai keperluan
        Kompetensi dasar: Mencari dan
        menemukan informasi serta
        berkomunikasi melalui internet
        Indikator: Menerapkan
        pelayanan internet untuk
        menyelesaikan tugas-tugas yang
        diberikan oleh guru


46
4. Standar kompetensi mata
               pelajaran kesenian (seni musik):
               Mempresentasikan pemahaman,
               penilaian, berkreasi serta
               melaksanakan pameran dan
               pergelaraan kelas berdasarkan
               gagasan, medium dan teknik
               berkreasi karya seni Nusantara di
               daerah setempat.
               Kompetensi dasar: Berkreasi
               dan menampilkan karya musik
               dengan mengembangkan
               gagasan kreatif dan menggali
               keragaman proses, teknik,
               media, materi dari seni
               Nusantara.
               Indikator: Membuat
               perencanaan pagelaran dan
               membuat pergelaran kelas
Waktu    : 8 jam pertemuan (1x pertemuan 50
            menit) – 1 hari kegiatan
Tujuan   : 1. Peserta didik dapat
               mengidentifikasi bentuk-bentuk
               hubungan dan cara bergaul
               dengan teman sebaya (semangat
               kebangsaan)
            2. Peserta didik dapat
               menyampaikan pendapat,
               gagasan dan ide cara bergaul
               dengan teman sebaya secara
               santun (rasa kebangsaan)
            3. Peserta mampu mencari sumber
               bacaan tentang bentuk-bentuk
               hubungan dan cara bergaul yang
               santuan dengan teman sebaya
               berdasarkan nilai-nilai budaya
               bangsa Indonesia dari internet
               (paham kebangsaan)

                                               47
4. Peserta didik mampu merancang
                            pagelaran kabaret untuk
                            menyampaikan pesan tentang
                            budaya bergaul remaja sebagai
                            orang Indonesia
                         5. Peserta didik mampu
                            menampilkan pagelaran kabaret
                            “Aku remaja gaul yang santun”
                         6. Peserta didik mampu merefleksi
                            pengalaman menjadi sikap
                            bergaul dalam keseharian
Pengalaman Belajar   :   1. Peserta didik memahami tujuan
                            pembelajaran mampu menyikapi
                            keanekaragaman proses sosial,
                            menyampaikan
                            pendapat/gagasan dengan
                            mempergunakan bahasa yang
                            efektif bagaimana remaja
                            bergaul, mampu mencari
                            informasi dengan
                            mempergunakan internet cara
                            bergaul atas dasar nilai-nilai
                            budaya Indonesia serta mampu
                            merancang dan
                            menyelenggarakan pagelaran
                            kabaret yang menunjukkan
                            bagaimana remaja Indonesia
                            bergaul dengan santuan.
                         2. Peserta didik terlibat aktif dalam
                            diskusi bentuk–bentuk dan cara
                            bergaul remaja
                         3. Peserta didik terlibat aktif
                            menemukan bahan bacaaan di
                            internet yang memaparkan
                            bentuk dan cara pergaulan atas
                            dasar nilai-nilai budaya
                            Indonesia


48
4. Peserta didik terlibat aktif
                            merancang kabaret tentang cara
                            bergaul yang santun sebagai
                            warga negara dan bangsa
                            Indonesia
                         5. Peserta didik terlibat aktif
                            menampilkan diri dalam
                            pagelaran kabaret “Aku remaja
                            gaul yang santun”
                         6. Peserta didik memperoleh
                            pemahaman dan dorongan untuk
                            berperilaku santuan dalam
                            bergaul.
Media Pembelajaran   :   Buku sumber belajar masing-
                         amsing mata pelajaran sesuai
                         dengan kompetensi dasar, internat,
                         fasilitas pendukung kabaret yang
                         diciptakan/ dibuat/digunakan
                         peserta didik baik yang siapkan
                         secara pribadi maupun
                         mempergunakan fasilitas sekolah
Evaluasi             :   1. Proses: keterlibatan peserta
                            didik dalam diskusi, menemukan
                            sumber belajar, mempersiapkan
                            pagelaran dan menampilkannya
                         2. Hasil:
                             a. kemampuan peserta didik
                                mengidentifikasi bentuk-
                                bentuk pergaulan dan cara
                                bergaul.
                             b. Pandangan peserta didik
                                terhadap temuan cara bergaul
                                bangsa dan warga negara
                                Indonesia yang diapresiakan
                                dalam bentuk kabaret.
                             c. Laporan individual refleksi
                                kabaret tentang bagaimana
                                dan apa yang akan dilakukan

                                                           49
dalam pergaulan dengan
           teman sebaya.
     3. Instrumen evaluasi: pedoman
        observasi, pedoman penilaian
        diskusi, pedoman penilaian
        kabaret, pedoman penilaian
        laporan refleksi kabaret
     4. Indikator keberhasilan:
        keterlibatan dalam proses
        pembelajaran, keterlibatan dalam
        persiapan dan penampilan
        kabaret, kemampuan
        memaparkan dan persepsi positif
        terhadap pergaulan yang santuan
        berdasarkan nilai budaya
        Indonesia.




50
Lampiran 3:

Contoh rancangan aktivitas kokurikuler pada sekolah SSN

A. Latar Belakang
   1. Peserta didik di SMP berkeinginan untuk menggunakan
      kendaraan beroda dua dan/atau empat.
   2. Peserta didik SMP karena berbagai faktor yang melatar
      belakanginya terlibat dalam kelompok-kelompok sebaya.
   3. Terdapat kelompok sebaya yang memiliki aturan kelompok
      yang melanggar hukum.
   4. Peserta didik SMP melakukan perilaku nakal yang menjurus
      pada perilaku kriminalitas.
   5. Peserta didik SMP yang diproses melalui SPP dan menjadi
      anak konflik hukum.

B. Judul Program
      “Say No, Menjadi Anak Berkonflik dengan Hukum!”

C. Tujuan
     Agar peserta didik sadar tidak berbuat melanggar hukum
     Secara khusus programini bertujuan agar:
   1. Peserta didik memahami aturan hukum yang berlaku di
      Indonesia
   2. Peserta didik mengetahui aparatur penegak hukum di
      Indonesia
   3. Peserta didik menyadari konsekwensi berperilaku melanggar
      hukum
   4. Peserta didik dapat mengidentifikasi karakteristik anak
      berkonflik dengan hukum
   5. Peserta didik memperoleh pengalaman belajar dari anak-anak
      yang berkonflik dengan hukum


                                                             51
6. Peserta didik berkomitmen untuk berperilaku tidak melanggar
        hukum


D. Bentuk Aktivitas
   1. Talkshow dengan penegak hukum (polisi, jaksa, hakim anak)
   2. Kunjungan ke rutan/penjara/lapas

E. Waktu
    Direncanakan bulan Bulan Oktober




52
53
Lampiran 4:
Contoh rancangan aktivitas ekstrakurikuler pada sekolah
dengan katagori SBI


EKSTRA KURIKULER: JURNALISTIK
A. Latar Belakang
   1. Sekolah dengan katagori RSBI memiliki fasilitas internet
   2. Perlu ada media informasi tentang sekolah-sekolah di
      Indonesia dengan katagori SBI baik bagi stakeholder lokal
      (kota/kabupaten), nasional, maupun internasional.
   3. Perlu ada media komunikasi antara para siswa pada katagori
      SBI dengan sesama pelajar di dunia untuk mengembangkan
      wawasan dan menjalin persahabatan.
   4. Perlu media untuk tukar pengalaman dan informasi tentang
      pengetahuan, keterampilan, budaya, maupun kebutuhan
      lanjutan studi.
   5. Para siswa SMP RSBI sudah terbiasa mempergunakan
      internet.

B. Tujuan Kegiatan
   1. Memanfaatkan web sekolah untuk menjalin komunikasi antar
      siswa secara lokal, nasional dan internasional.
   2. Para siswa mampu mengisi dan memperbaharui informasi
      berbasis TIK (misalnya: download dan/atau upload).
   3. Terdapat siswa yang bertanggung jawab pada bagian khusus
      komunikasi antar siswa.

C. Sasaran
   1. Stakeholder sekolah.
   2. Pelajar SMP/SMA/SD di seluruh Indonesia dan dunia.




54
D. Lingkup Kegiatan
   1. Pelatihan mengelola data/ informasi berbasis TIK.
   2. Menyiapkan data dan informasi tentang Indonesia, pelajar
      Indonesia, aktivitas dan perilaku pelajar sebagai warga
      negara dan bangsa Indonesia.
   3. Menjalin komunikasi antar pelajar melalui web sekolah,
      blog, email.

E. Sarana dan Prasarana Pendukung
   1. komputer
   2. jaringan internet
   3. web sekolah

F. Personil
   1. Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan
   2. Pembina ekskul jurnalistik
   3. Pengelola TIK – web sekolah
   4. Organisasi dan anggota ekskul jurnalistik

G. Evaluasi
   1. Terdapat informasi secara berkesinambungan tentang dunia
      pelajar Indonesia khususnya pada sekolah RSBI.
   2. Terjalin komunikasi dan jaringan sosial antar pelajar pada
      tingkat wilayah lokal, nasional, internasional.
   3. Terdapat inisiasi untuk menyelenggarakan kegiatan bersama
      antar pelajar yang melibatkan antar wilayah.




                                                             55
Lampiran 5:

CONTOH PROPOSAL PENYELENGGARAAN KEGIATAN
PENDIDIKAN BERWAWASAN KEBANGSAAN TINGKAT
WILAYAH (KABUPATEN/KOTA)
A. Judul/Tema
     “KEMAH BUDAYA REMAJA SE-KABUPATEN………….. “

B. Tujuan
    Secara umum kegiatan Kemah Budaya bertujuan agar para
remaja di tingkat SMP dapat Mengenal keane-karagaman budaya
dari masing-masing daerah dan suku, serta adat istiadatnya, agar
dapat saling menghargai dan merasa memiliki dinamika budaya dan
suku bangsa.
    Secara khusus tujuan kegiatan kemah budaya tingkat remaja
adalah:
     1. Meningkatkan wawasan para remaja tingkat SMP untuk
        mengenal berbagai macam bentuk dan perilaku budaya dari
        berbagai teman/sekolah yang lain.
     2. Para remaja dapat merasakan dan menghargai nilai-nilai seni
        budaya yang beraneka ragam dari berbagai sekolah dan
        daerah,
     3. Para remaja dapat menampilkan kreativitas seni dan budaya
        yang khas bagi sekolah dan daerahnya yang dilandasi
        semangat kebangsaan

C. Hasil yang Diharapkan
     1. Meningkatnya wawasan dan pemahaman remaja siswa SMP
        terhadap keanekaragaman budaya yang dapat meningkatkan
        persatuan dan kesatuan bangsa.
     2. Dimilikinya perasaan bangga dan menghargai terhadap nilai
        budaya sendiri dan orang lain.


56
3. Dimilikinya keterampilan seni dan budaya yang dapat
      menumbuh-kan kreativitas dan dinamika kehidupan sosial.

D. Sasaran
   1. Semua SMP baik negeri maupun swasta di Kabupaten . . . .
   2. Semua siswa SMP Terbuka di Kabupaten . . . .
   3. Semua siswa Kejar Paket B di Kabupaten . . . .

E. Panitia
   Kegiatan ini dilaksanakan oleh sebuah panitia yang ditugasi oleh
Kepala Sekolah dengan izin dari Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten . . . . dengan susunan panitia sebagai berikut.
   1. Ketua Panitia merangkap anggota            : Drs. X
   2. Sekretaris Panitia merangkap anggota       : Drs. Y
   3. Bendahara Panitia merangkap anggota : Dra. Z
   4. Seksi seksi:
       1) Acara                         :....
       2) Akomodasi dan Transportasi : . . . .
       3) Konsumsi                      :....
       4) Pertandingan                  :....
       5) dan seterusnya (sesuai dengan kebutuhan) . . . .

F. Tim Pembimbing dan Penilai
   1. Pembimbing terdiri atas Guru Kesenian, PKn, Kesiswaan,
      dan Guru Bimbingan dan Konseling (BK), dengan jumlah
      disesuaikan kebutuhan.
   2. Penilai terdiri atas tenaga profesional bidang seni dan budaya
      di tingkat provinsi atau kabupaten, dengan jumlah
      disesuaikan kebutuhan.



                                                                 57
G. Anggaran Biaya
     1. Bersumber dari APBD di tingkat Kabupaten.
     2. Bersumber dari Anggaran pendidikan di tingkat Dinas
        Pendidikan.
     3. Kontribusi dari para peserta/sekolah yang mengirimkan
        kontingen-nya masing-masing.




58

More Related Content

What's hot

pendidikan karakter
pendidikan karakterpendidikan karakter
pendidikan karakterU Nuril
 
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1Doan Gabriel Silalahi
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi Nugraha
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi Nugraha
 
Pendidikan kewarganegaraan kuliah
Pendidikan kewarganegaraan kuliahPendidikan kewarganegaraan kuliah
Pendidikan kewarganegaraan kuliaharka90
 
Pengantar kuliah PPKN
Pengantar kuliah PPKNPengantar kuliah PPKN
Pengantar kuliah PPKNEko Budi
 
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana PendidikanPendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana PendidikanR. Herawati Suryanegara
 
Pendidikan dan pembangunan nasional
Pendidikan dan pembangunan nasionalPendidikan dan pembangunan nasional
Pendidikan dan pembangunan nasionalEka Ramandha
 
Peran pendidikan
Peran pendidikanPeran pendidikan
Peran pendidikanhuma2
 
Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Andhika Pratama
 
Latar Belakan PKN
Latar Belakan PKNLatar Belakan PKN
Latar Belakan PKNNurFadhila6
 
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003Reni Nazta
 
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasional
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasionalUu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasional
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasionalakuayucantik
 

What's hot (20)

Hsp t5
Hsp t5Hsp t5
Hsp t5
 
pendidikan karakter
pendidikan karakterpendidikan karakter
pendidikan karakter
 
Hsp t4
Hsp t4Hsp t4
Hsp t4
 
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1
 
Pendidikan kewarganegaraan kuliah
Pendidikan kewarganegaraan kuliahPendidikan kewarganegaraan kuliah
Pendidikan kewarganegaraan kuliah
 
Pengantar kuliah PPKN
Pengantar kuliah PPKNPengantar kuliah PPKN
Pengantar kuliah PPKN
 
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana PendidikanPendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
 
Pendidikan dan pembangunan nasional
Pendidikan dan pembangunan nasionalPendidikan dan pembangunan nasional
Pendidikan dan pembangunan nasional
 
Peran pendidikan
Peran pendidikanPeran pendidikan
Peran pendidikan
 
Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT
 
Latar Belakan PKN
Latar Belakan PKNLatar Belakan PKN
Latar Belakan PKN
 
memahami mata pelajaran pkn sd
memahami mata pelajaran pkn sdmemahami mata pelajaran pkn sd
memahami mata pelajaran pkn sd
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Sp psk kbsm
Sp psk kbsmSp psk kbsm
Sp psk kbsm
 
Hakikat PKn
Hakikat PKnHakikat PKn
Hakikat PKn
 
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
 
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasional
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasionalUu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasional
Uu no.20 tahun2003tentangsistempendidikannasional
 
Makalah generasi muda
Makalah generasi mudaMakalah generasi muda
Makalah generasi muda
 

Viewers also liked

Drets humans antonio martínez 1r a
Drets humans  antonio martínez 1r aDrets humans  antonio martínez 1r a
Drets humans antonio martínez 1r adretsjoanoro
 
Its undergraduate-10780-presentation
Its undergraduate-10780-presentationIts undergraduate-10780-presentation
Its undergraduate-10780-presentationPERIE ANUGRAHA WIGUNA
 
Permendiknas 06 07 standar kompetesni kelulusan smp
Permendiknas 06 07 standar kompetesni kelulusan smpPermendiknas 06 07 standar kompetesni kelulusan smp
Permendiknas 06 07 standar kompetesni kelulusan smpNandang Sukmara
 
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Nandang Sukmara
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmNandang Sukmara
 

Viewers also liked (8)

Drets humans antonio martínez 1r a
Drets humans  antonio martínez 1r aDrets humans  antonio martínez 1r a
Drets humans antonio martínez 1r a
 
Oxford
OxfordOxford
Oxford
 
Addressing Child Poverty in the UK and Globally
Addressing Child Poverty in the UK and GloballyAddressing Child Poverty in the UK and Globally
Addressing Child Poverty in the UK and Globally
 
Its undergraduate-10780-presentation
Its undergraduate-10780-presentationIts undergraduate-10780-presentation
Its undergraduate-10780-presentation
 
Permendiknas 06 07 standar kompetesni kelulusan smp
Permendiknas 06 07 standar kompetesni kelulusan smpPermendiknas 06 07 standar kompetesni kelulusan smp
Permendiknas 06 07 standar kompetesni kelulusan smp
 
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
 

Similar to PANDUAN PBK SMP

Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013Bapake Icha Kukuh Andin
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Operator Warnet Vast Raha
 
Pendidikan kewarganegaraan ( More on augussiahaan.com )
Pendidikan kewarganegaraan ( More on augussiahaan.com )Pendidikan kewarganegaraan ( More on augussiahaan.com )
Pendidikan kewarganegaraan ( More on augussiahaan.com )AugusSiahaan
 
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdfTUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdfNawirMuddai
 
PTK MAMI (1).pdf
PTK MAMI (1).pdfPTK MAMI (1).pdf
PTK MAMI (1).pdfLiren19
 
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraanKbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraanJasmin Jasin
 
BULAN RAMADHAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA.docx
BULAN RAMADHAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER  BANGSA.docxBULAN RAMADHAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER  BANGSA.docx
BULAN RAMADHAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA.docxEmir Harahap
 
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMPATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMPModul Guruku
 
resume pkn modul 1
resume pkn modul 1 resume pkn modul 1
resume pkn modul 1 nisaradhine
 
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdfHartantoTanto15
 
CP PPKn FASE B KURIKULUM MERDEKA
CP PPKn FASE B KURIKULUM MERDEKACP PPKn FASE B KURIKULUM MERDEKA
CP PPKn FASE B KURIKULUM MERDEKAModul Guruku
 
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfJURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfAgusSuarno2
 
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfJURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfAgusSuarno2
 
materi 1 Konsep PKN.pptx
materi 1 Konsep PKN.pptxmateri 1 Konsep PKN.pptx
materi 1 Konsep PKN.pptxMira Veranita
 
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docxCAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docxliadewi19
 
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...Mochammad Ridwan
 

Similar to PANDUAN PBK SMP (20)

Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
 
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
Pencegahan dan penanggulangan ancaman disintegrasi bangsa sebagai rasa persat...
 
Pendidikan kewarganegaraan ( More on augussiahaan.com )
Pendidikan kewarganegaraan ( More on augussiahaan.com )Pendidikan kewarganegaraan ( More on augussiahaan.com )
Pendidikan kewarganegaraan ( More on augussiahaan.com )
 
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdfTUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
 
PTK MAMI (1).pdf
PTK MAMI (1).pdfPTK MAMI (1).pdf
PTK MAMI (1).pdf
 
Ade folder
Ade folderAde folder
Ade folder
 
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraanKbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraan
 
BULAN RAMADHAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA.docx
BULAN RAMADHAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER  BANGSA.docxBULAN RAMADHAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER  BANGSA.docx
BULAN RAMADHAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA.docx
 
modul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraanmodul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraan
 
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMPATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
ATP Pendidikan Pancasila Fase D Kelas 7 SMP
 
363257863-ppt-pkn-modul-8.pptx
363257863-ppt-pkn-modul-8.pptx363257863-ppt-pkn-modul-8.pptx
363257863-ppt-pkn-modul-8.pptx
 
resume pkn modul 1
resume pkn modul 1 resume pkn modul 1
resume pkn modul 1
 
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
1.3. Capaian Pembelajaran Kelas 4_22-23.pdf
 
Tugas pkn siap tempur
Tugas pkn siap tempurTugas pkn siap tempur
Tugas pkn siap tempur
 
CP PPKn FASE B KURIKULUM MERDEKA
CP PPKn FASE B KURIKULUM MERDEKACP PPKn FASE B KURIKULUM MERDEKA
CP PPKn FASE B KURIKULUM MERDEKA
 
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfJURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
 
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfJURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
 
materi 1 Konsep PKN.pptx
materi 1 Konsep PKN.pptxmateri 1 Konsep PKN.pptx
materi 1 Konsep PKN.pptx
 
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docxCAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILAjuliani.docx
 
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...
 

More from Nandang Sukmara

Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Nandang Sukmara
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalNandang Sukmara
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatNandang Sukmara
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikNandang Sukmara
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanNandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasNandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasNandang Sukmara
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasNandang Sukmara
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanNandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Nandang Sukmara
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganNandang Sukmara
 
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pnsBkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pnsNandang Sukmara
 
185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun 185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun Nandang Sukmara
 
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...Nandang Sukmara
 

More from Nandang Sukmara (20)

Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakat
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Masterplan pendidikan
Masterplan pendidikanMasterplan pendidikan
Masterplan pendidikan
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
 
Pp 47 2008
Pp 47 2008Pp 47 2008
Pp 47 2008
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
 
Lampiran iii br
Lampiran iii brLampiran iii br
Lampiran iii br
 
Lampiran ii br
Lampiran ii brLampiran ii br
Lampiran ii br
 
Lampiran i br
Lampiran i brLampiran i br
Lampiran i br
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
 
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pnsBkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
Bkn12 2002lmp[1] kenaikan pangkat pns
 
185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun 185 matriks sop1 pensiun
185 matriks sop1 pensiun
 
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...
Perka bkn nomor_20_tahun_2011pedoman_penghitungan_tunjangan_kinerja_pegawai_n...
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

PANDUAN PBK SMP

  • 1. PANDUAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN BERWAWASAN KEBANGSAAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2009
  • 2.
  • 3. PENGANTAR Pendidikan berperan strategis dalam rangka megembangkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, penumbuhkembangan karakter cinta tanah air, menjunjung tinggi perdamaian, bekerjasama secara produktif, menghargai perbedaan, serta menjaga persatuan dan kesatuan sebagai kerangka dasar kehidupan berbangsa yang sangat penting, harus ditanamkan pada peserta didik melalui pendidikan berwawasan kebangsaan. Sesuai dengan peranan dasarnya yang selalu berorientasi ke masa depan, maka upaya pendidikan nasional dituntut untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang memiliki kualitas pemahaman, rasa, dan semangat kebangsaan yang lebih baik dibandingkan dengan generasi sekarang. Untuk itu, pendidikan berwawasan kebangsaan bagi siswa SMP berperan amat strategis mengingat dalam periode 10-20 tahun ke depan mereka akan menjadi generasi inti (nucleus generation) yang diharapkan memiliki kualitas kemanusiaan yang lebih baik, dan meneruskan nilai-nilai tersebut kepada generasi berikutnya (plasma generation). Di samping itu, pendidikan berwawasan kebangsaan merupakan upaya membangun karakter (character building) melalui proses pendidikan; dan sebagai bagian yang terpadu dari program pembinaan pendidikan yang berkelanjutan (Education for Sustainable Development). Sehubungan dengan hal tersebut panduan ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi sekolah dalam melakukan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang efektif untuk membangun karakter penerus bangsa Indonesia yang mencintai sesama manusia, demokratis, bermoral dan bertanggung jawab. Jakarta, Oktober 2009 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Didik Suhardi, SH., M.Si NIP. 19631203 198303 1 004 i
  • 4. ii
  • 5. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................ iii DAFTAR ISI .............................................................................. v BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1 A. Dasar Pemikiran ............................................................. 1 B. Dasar Hukum..................................................................... 3 C. Pengertian PBK.............................................................. 4 D. Tujuan dan Fungsi .......................................................... 6 BAB II KONSEP DAN STRATEGI ........................................... 9 A. Konsep dan Indikator ..................................................... 9 B. Strategi dan Pendekatan ................................................. 15 BAB III PENGELOMPOKAN PROGRAM ............................... 21 A. Tingkat Wilayah............................................................. 21 B. Kurikuler ....................................................................... 27 C. Pengorganisasian............................................................ 28 D. Sasaran .......................................................................... 29 BAB IV PENILAIAN KEGIATAN................................................31 A. Pengertian Penilaian PBK .............................................. 31 B. Tujuan Penilaian ............................................................ 31 C. Fokus Penilaian .............................................................. 32 D. Bentuk Penilaian ............................................................ 32 E. Cara Penilaian ................................................................ 32 F. Instrumen Penilaian ........................................................ 32 G. Tindak Lanjut.....................................................................33 BAB V PENUTUP ..................................................................... 34 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................36 LAMPIRAN....................................................................................42 iii
  • 6. iv
  • 7. BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai komunitas etnik, agama, bahasa daerah, dan adat-istiadat. Keragaman ini merupakan anugerah Tuhan yang harus menjadi kebanggaan semua warga, patut disyukuri, dan dipelihara karena dapat menjadi faktor yang mendinamiskan Bangsa Indonesia sebagai bangsa beradab dan bermartabat. Sehubungan dengan hal itu, maka setiap warga dituntut untuk saling mengenal, menerima, menghargai, dan saling membantu dalam rangka memelihara dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Setelah setengah abad lebih mengikat diri menjadi satu Bangsa Indonesia, kini rasa persatuan dan kesatuan bangsa mengalami gejala disintegrasi yang cukup memprihatinkan. Semula, hal itu dipicu oleh krisis ekonomi yang berkepanjangan yang kemudian meluas menjadi krisis multidimensi, dan berakhir pada krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan hukum. Sekalipun kecenderungan ini merupakan gejala yang wajar dari suatu masyarakat yang tengah mengalami masa transisi dari sistem pemerintahan yang otoritarian menuju demokratis, tetapi gejala yang muncul cenderung bersifat eksplosif, merebak dengan cepat di 1
  • 8. kalangan masyarakat dan hampir tidak dapat dikendalikan oleh pihak yang berwenang. Gejala ini telah mengakibatkan berbagai bentuk pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) yang cukup parah serta merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Gejala disintegrasi tersebut diperparah dengan pemahaman yang tidak tepat (misunderstanding) pada sebagian masyarakat tentang hakikat reformasi, kebijakan otonomi daerah, dan semangat demokrasi. Reformasi cenderung diartikan sebagai gerakan massa untuk mengubah keadaan secara cepat atau menjatuhkan kedudukan seseorang dalam suatu unit organisasi. Kebijakan otonomi daerah cenderung diartikan sebagai penguasaan atas jabatan dan aset-aset di daerah yang bernilai ekonomi hanya oleh putra asli daerah. Sementara itu, demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas untuk memaksakan kehendak sekelompok orang. Sebagai salah satu akibatnya, maka tumbuhlah gejala primoldialisme dan separatisme, di mana setiap daerah cenderung mengutamakan kepentingan masing-masing dan saling menonjolkan sifat kedaerahan secara sempit, berkembangnya sentimen negatif antardaerah dan antar etnis, rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia mulai luntur, bahkan beberapa daerah bersikeras 2
  • 9. ingin memisahkan diri dari wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). B. Dasar Hukum 1. Undang-undang Dasar 1945 dan Amandemen 2. Ketetapan MPR No. TAP/XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia 3. Undang-undang Nomor: 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia 4. Undang-undang Nomor: 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara 5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 6. Undang-undang RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 7. UU RI No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan 8. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1998 tanggal 16 September 1998 tentang Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi, dan Perlakuan Layanan yang Sama kepada Semua Warga Negara. 9. Permendiknas no. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan. 3
  • 10. 10. Surat Keputusan Dirjen Pothan Dephan Nomor: Skep/56/XII/2004 tanggal 2 Desember 2004 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pembinaan Kesadaran Bela Negara. 11. Pasal 4, 36 dan 37 Piagam Hak Asasi Manusia, Pasal 37: Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai mitra di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun (non derogable). C. Pengertian Pendidikan Berwawasan Kebangsaan Pengertian pendidikan berwawasan kebangsaan dapat ditinjau secara konsepsional dan operasional. Secara konsepsional pendidikan berwawasan kebangsaan mencakup pengertian sebagai berikut. 1. Upaya sistematis dan kontinu yang diselenggarakan oleh sekolah untuk menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab dalam peranannya pada saat sekarang dan masa yang akan datang. 4
  • 11. 2. Upaya pengembangan, peningkatan dan pemeliharaan pemahaman, sikap dan tingkah laku siswa yang menonjolkan persaudaraan, penghargaan positif, cinta damai, demokrasi dan keterbukaan yang wajar dalam berinteraksi sosial dengan sesama warga Negara Kesatuan Republik Indonesia atau dengan sesama warga dunia. 3. Keseluruhan upaya pendidikan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab melalui upaya bimbingan, pengajaran, pembiasaan, keteladanan dan latihan sehingga dapat menjalankan peranannya pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Secara operasional, pendidikan berwawasan kebangsaan adalah layanan bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan untuk meningkatkan paham, rasa, dan semangat kebangsaan yang baik pada siswa, yang ditunjukkan dengan mengutamakan tingkah laku bersaudara, demokratis, saling menerima dan menghargai, serta saling menolong dalam berinteraksi sosial dengan sesama warga Indonesia. 5
  • 12. D. Tujuan dan Fungsi 1. Tujuan Pendidikan berwawasan kebangsaan ditujukan untuk: a. Meningkatkan pengertian, pemahaman dan persepsi yang tepat tentang persatuan dan kesatuan antar sesama warga NKRI. b. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab sebagai penerus Bangsa Indonesia. c. Mengembangkan kepekaan sosial, solidaritas, toleransi dan saling mengenal serta saling menolong antar sesama warga NKRI walaupun berbeda latar belakang. d. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam mengelola konflik antar-pribadi dan atau antar- kelompok. 2. Fungsi Dalam pendidikan berwawasan kebangsaan tercakup fungsi pengenalan, peningkatan, pemupukan, pengembangan, dan pencegahan. a. Pengenalan, yaitu memperkenalkan berbagai komunitas etnis di Indonesia dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya. b. Peningkatan, yaitu untuk meningkatkan pemahaman, rasa dan semangat berbangsa dalam NKRI. 6
  • 13. c. Pemupukan, yaitu untuk menumbuh-suburkan nilai- nilai kemanusiaan perdamaian dan demokrasi kepada siswa SMP dalam berinteraksi sosial dengan sesama warga negara dan sesama warga dunia. d. Pengembangan, yaitu mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam mengelola konflik sosial. e. Pencegahan, yaitu mencegah terjadinya tawuran di kalangan siswa SMP, konflik antar-pribadi dan atau konflik antar-kelompok. 7
  • 14. 8
  • 15. BAB II KONSEP DAN STRATEGI A. Konsep dan Indikator Wawasan kebangsaan adalah cara pandang suatu bangsa yang berkaitan dengan cita-cita yang akan memberikan arah dan gairah hidup serta tujuan yang ingin dicapainya. Dalam konteks Indonesia, cara pandang bangsa Indonesia didasarkan pada ideologi Pancasila dan landasan konstitusional UUD 1945. Konsep wawasan kebangsaan dalam pedoman ini mengacu kepada tiga hal, yaitu paham kebangsaan, rasa kebangsaan, dan semangat kebangsaan. Pertama, paham kebangsaan berorientasi pada cara berpikir, yang secara operasional merujuk kepada nilai-nilai dan norma kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, dilandasi oleh pemahaman yang mendalam akan pandangan hidup, latar belakang sejarah, kondisi geografis, kesenian dan bahasa. Aspek-aspeknya ditekankan pada hak-hak asasi manusia dan moral dasar negara modern dalam berbangsa, yang meliputi dimensi: kebenaran, kesamaan dan keadilan, kedamaian, kesetiakawanan, penghormatan kepada manusia, integritas, akuntabilitas, kejujuran, penerimaan/penghargaan kebhinekaan, kebebasan dan tanggung jawab. 9
  • 16. Kedua, rasa kebangsaan berorientasi pada sikap yang ditanamkan melalui kebiasaan merespon terhadap kejadian atau peristiwa yang terkait pada kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di antaranya, yaitu: penerimaan dan penghargaan atas perbedaan-perbedaan keadaan diri, asal usul keturunan, dan suku bangsa yang mengekspresikan sebagai bangsa Indonesia. Aspek-aspeknya menekankan pada nilai perdamaian, patriotisme dan nasionalisme yang di dalamnya meliputi: cinta, keharuan atau rasa iba, harmonis, toleransi, nilai simbolik persatuan dan kesatuan bangsa (bendera merah putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Lagu Indonesia Raya), peduli dan berbagi, interdependensi, pengenalan jiwa orang lain, dan rasa berterima kasih. Ketiga, semangat kebangsaan berorientasi pada perilaku yang merujuk kepada dinamika perilaku yang atraktif dalam perbuatan senasib dan sepenanggungan, tenggang rasa, saling menghormati, sanggup berkompetisi secara sehat dan menunjukkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Aspek- aspeknya menekankan pada nilai demokrasi yang di dalamnya meliputi penghormatan pada hukum, kebebasan yang bertanggung jawab, persamaan, disiplin diri, kewarganegaraan yang aktif dan bertanggung jawab, keterbukaan, berfikir kritis, dan solidaritas. 10
  • 17. Deskripsi aspek, dimensi, indikator serta keterkaitannya secara rinci dikemukakan pada Tabel 1 berikut. TABEL 1 ASPEK, DIMENSI, DAN INDIKATOR WAWASAN KEBANGSAAN Aspek Dimensi Indikator A. Paham 1.1.1. Kebebasan bicara Kebangsaan 1.1 Kebenaran dan berekspresi 1.1.2. Keyakinan dan beribadat 1.2 Kesamaan dan 1.2.1. Kesamaan dalam keadilan hukum 1.2.2. Keadilan 1.3.1. Menghormati martabat manusia 1.3 Penghormatan pada secara wajar martabat 1.3.2. Mengayomi serta menghargai karya orang lain 1.4.1. tanggung jawab 1.4 Integritas moral 1.4.2. Tingkah laku etis 1.5.1. Tanggung jawab 1.5 Akuntabilitas pribadi 1.5.2. Menerima risiko tindakan 1.6.1. Jujur 1.6 Kejujuran 1.6.2. Konsisten antara perkataan dengan perbuatan 11
  • 18. 1.7.1. Hormat terhadap minoritas/Kelomp 1.7 Menerima dan ok kurang menghargai beruntung kebhinnekaan 1.7.2. Menerima menghargai perbedaan 1.8.1. Menciptakan suasana bebas dari perasaan takut 1.8 Kebebasan yang untuk bertanggung jawab mengungkapkan gagasan 1.8.2 Tanggung jawab terhadap orang lain 1.9.1. Kesiapan bekerja sama 1.9 Kerjasama 1.9.2. Melatih kerjasama positif dengan siapapun B. Rasa 2.1.1. Sopan santun Kebangsaan dalam 2.1 Cinta-kasih berperilaku 2.1.2. Setia dan rela berkorban demi perdamaian 2.2.1. Memberi dukungan dan 2.2 Keharuan/rasa iba pengayoman 2.2.2. Peka atas kebutuhan orang lain 2.3.1. Saling percaya dan 2.3 Harmoni memahami 2.3.2. Mengutamakan konsensus 12
  • 19. 2.4.1. Menghormati perbedaan pribadi 2.4 Toleransi & budaya 2.4.2 Menerima kemajemukan 2.5.1. Peduli 2.5 Peduli dan berbagi 2.5.2. Murah hati 2.6.1. Saling berhubungan 2.6 Interdependensi dengan orang- orang 2.6.2. Partisipasi aktif 2.7.1. Keyakinan atas potensi material 2.7 Pengenalan jiwa dan spiritual orang lain 2.7.2. Percaya terhadap semangat manusia 2.8.1. Penghargaan 2.8 Rasa berterima kasih 2.8.2. Kesediaan menerima C. Semangat 3.1.1 Menghormati Kebangsaan keputusan 3.1 Penghormatan pada bersama hukum 3.1.2 Penghormatan kepada yang berwenang 3.2.1. Kebebasan mengungkapkan 3.2 Kebebasan yang maksud dengan bertanggung jelas jawab 3.2.2. Hidup demokratis yang bertanggung jawab 13
  • 20. 3.3.1. Kepercayaan terhadap martabat manusia 3.3 Persamaan 3.3.2. Pengakuan atas hak minoritas /kelompok tak beruntung 3.4.1. Sopan dalam berinteraksi 3 4 Pengendalian dengan sesama (disiplin) diri manusia 3.4.2. Penyelesaian pertikaian tanpa kekerasan 3.5.1. Kesiapan berbuat 3.5 Kewarganegaraan sukarela yang aktif 3.5.2. Kesadaran berwarganegara 3.6.1. Mengutamakan dialog dan konsultasi 3.6 Keterbukaan 3.6.2. Terbuka terhadap kebenaran ilmiah yang universal 3.7.1. Memiliki dorongan kuat untuk mengetahui 3.7.2. Menggunakan 3.7 Berpikir kritis informasi yang benar sebagai dasar pengambilan keputusan 3.8.1. Mengambil 3.8 Solidaritas keputusan kolektif 3.3.2. Mengutamakan bekerja dalam tim 14
  • 21. B. Strategi dan Pendekatan Strategi dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan berwawasan kebangsaan, secara garis besar dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu strategi jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Strategi Jangka Panjang dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan wawasan kebangsaan yang terkait dengan mempersiapkan siswa dengan berbagai keterampilan yang membuat mereka kompeten untuk mengelola kehidupan masa depan di dalam lingkungan yang berubah cepat. Strategi Jangka Menengah dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan wawasan kebangsaan yang terkait dengan berbagai keterampilan yang membuat mereka kompeten untuk mengelola kehidupannya selama mereka menjadi siswa di sekolah. Strategi Jangka Pendek dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan wawasan kebangsaan yang terkait dengan berbagai keterampilan yang dapat ditampilkan siswa kapanpun sehingga dapat diukur dengan segera. Dalam menggunakan strategi-strategi di atas, pertimbangan penting hendaknya merujuk pada pendekatan holistik dan bermuara pada penumbuh-kembangan nilai-nilai wawasan kebangsaan. Pada setiap strategi yang dipilih, di dalamnya menerapkan beberapa pendekatan antara lain penanaman dan penjelasan nilai-nilai wawasan kebangsaan, memecahkan 15
  • 22. dilema-dilema moral, analisis nilai-nilai, belajar bertindak (learning by doing), interaksi sosial yang intens, dan model tindakan sosial. Secara singkat, perkiraan strategi pendidikan untuk setiap materi wawasan kebangsaan adalah sebagai berikut. 1. Strategi Pendidikan Paham Kebangsaan Untuk mengembangkan paham kebangsaan pada diri siswa, para guru seyogyanya menanamkan paham bahwa manusia lahir dengan hak untuk hidup, hak untuk berbicara dan berekspresi, serta hak untuk menentukan keyakinan. Selain itu, guru perlu membangkitkan kesadaran siswa akan haknya untuk memutuskan tindakannya dan bertanggungjawab atas konsekuensi tindakan tersebut. Di lain sisi, perlu ditanamkan bahwa setiap individu berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menerapkan nilai-nilai kemanusiaan guna menjamin hak- hak asasi manusia. Pernyataan tersebut selaras dengan pasal 4 (empat) Piagam Hak Asasi Manusia yang menyatakan: “Setiap orang berhak atas perlindungan dan kasih sayang untuk pengembangan pribadinya, memperoleh dan mengembangkan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya”. Untuk mempelajari paham kebangsaan, lebih khususnya berkenaan dengan hak asasi manusia, dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu belajar tentang hak asasi manusia, 16
  • 23. belajar bagaimana memperjuangkan hak asasi manusia, dan mempraktikkan hak asasi manusia. Belajar hak asasi manusia dapat dilakukan dengan meningkatkan daya pikir melalui pengkajian atas dokumen tentang hak asasi manusia, juga perlu mengkaji pelanggaran hak asasi manusia melalui studi kasus. Belajar tentang memperjuangkan hak asasi perlu dilakukan melalui perolehan pengetahuan yang relevan disertai dengan praktik secara langsung. Sementara itu, belajar tentang pelaksanaan hak asasi manusia ditanamkan melalui kualitas hubungan pribadi dan metode pembelajaran yang menunjukkan penghormatan terhadap hak siswa beserta guru. Intinya, strategi yang dipandang unggul untuk menanamkan paham kebangsaan adalah pembelajaran melalui indoktrinasi, problem solving, dan VCT (Value Clarification Technic). Dalam strategi belajar VCT terdapat berbagai kegiatan belajar melalui kegiatan ceramah dan diskusi, role playing, seminar, observasi lapangan dan pemecahan masalah (problem solving) dalam kegiatan interaksi sosial pada lingkup sekolah dan masyarakat 2. Strategi Pendidikan Rasa Kebangsaan Dalam tatanan kegiatan kurikuler di sekolah, pembelajaran rasa kebangsaan sebaiknya dipadukan secara integral melalui lintas bidang studi, seperti Bahasa, Studi Sosial (Sejarah, Ekonomi, Politik, dan Budaya), Sains (Fisika, Kimia, 17
  • 24. Biologi, dan Matematika), serta pendidikan jasmani dan Seni. Tatanan yang bersifat ko-kurikuler dan ekstrakurikuler antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan: (a) studi di objek sejarah, industri strategis, lembaga-lembaga negara dan (b) praktik bakti sosial yang sasaran utamanya kelompok kurang beruntung atau kegiatan-kegiatan melalui organisasi sosial dan internasional, seperti UNESCO dan UNICEF. Hal yang lebih penting di sini ialah bagaimana mempertajam kepekaan siswa terhadap pentingnya membina perdamaian antarmanusia, penanaman nilai patriotisme dan nasionalisme serta hak dan kewajiban membela negara. Hal ini selaras dengan Piagam Hak Asasi Manusia pasal (36) yang menyatakan: “Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh Undang- undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.” 3. Strategi Pendidikan Semangat Kebangsaan Untuk mengembangkan semangat kebangsaan dalam diri siswa, perlu dimulai dari pemberlakuan etos demokrasi oleh guru di tempat pembelajaran. Nuansa pembelajaran sebaiknya 18
  • 25. memperluas perspektif demokrasi sesuai dengan konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik beserta evolusinya. Keragaman yang ada di negara kita seyogyanya dijadikan pijakan untuk proses pembelajaran hidup dalam rangka mengembangkan kekhasan semangat kebangsaan Indonesia. Sangat diharapkan bahwa pendidikan semangat kebangsaan ini menekankan kepada eksistensi lingkungan yang demokratis, baik di dalam maupun di luar kelas. Ini dapat dilakukan dengan praktik pendidikan untuk semua, kohesi sosial, kesetaraan gender, kebebasan yang bertanggungjawab, serta kepedulian atas keseimbangan antara hak dengan kewajiban. Lebih jauh, siswa sebaiknya diberi kesempatan yang luas bukan hanya untuk belajar tentang demokrasi, melainkan mempraktikkan dan menciptakan sendiri lingkungan yang demokratis dalam kehidupannya. 19
  • 26. 20
  • 27. BAB III PENGELOMPOKAN PROGRAM Program pendidikan berwawasan kebangsaan dapat dikelompokkan berdasarkan: (1) tingkatan wilayah, yang terdiri atas tingkat sekolah, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi, wilayah bagian Indonesia, dan nasional; (2) kurikuler, terdiri atas intra kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler; (3) pengorganisasian, terdiri atas formal dan nonformal; dan (4) sasaran, terdiri atas individu-kelompok, pada sekolah dengan katagori RSBI, SSN dan SPM pada tingkat satuan pendidikan SMP/setara. A. Tingkatan Wilayah 1. Sekolah Program pada tingkatan sekolah adalah aktivitas yang dapat memfasilitasi peluang/kesempatan bagi para siswa untuk berinteraksi secara luas dengan setiap orang di lingkungan internal sekolah serta memperoleh informasi yang positif dan konstruktif tentang diri dan orang lain. Melalui kegiatan pada tingkatan sekolah siswa diharapkan mampu memandang diri dan orang lain secara positif, proporsional serta belajar bersama dalam keberagaman. Contoh aktivitas yang dapat dilakukan pada tingkatan sekolah, antara lain: 21
  • 28. a. Penerimaan murid baru, terbuka bagi semua etnis/suku bangsa; b. Pertandingan antar kelas; c. Penataan ruangan dan lingkungan sekolah yang memberi kesempatan pada semua siswa dapat berinteraksi; d. Pengembangan fasilitas sekolah untuk semua kelompok bidang studi/ilmu; e. Diskusi terbuka/dialog antar siswa tentang perkembangan diri, tuntutan perilaku sebagai pelajar/budaya daerah, budaya Indonesia, nilai-nilai dasar kemanusiaan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia; f. Pelatihan pengembangan potensi diri; g. Program teman asuh; h. Pentas seni; i. Penghargaan siswa terbaik yang dikompetisikan setiap minggu; j. Kunjungan ke objek bersejarah; k. Bakti sosial; l. Kunjungan ke lembaga-lembaga negara. 22
  • 29. 2. Kecamatan Program pada tingkatan kecamatan merupakan aktivitas yang memfasilitasi siswa mengenal potensi lingkungan disekitar serta berinteraksi dengan masyarakat. Aktivitas diarahkan pada kepedulian pelajar terhadap berbagai permasalahan sosial masyarakat di sekitar sekolah termasuk di dalamnya pengamatan dan penanganan persoalan lingkungan alam sekitar, persoalan sosial dan persoalan pendidikan. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: a. Bakti pelajar di lingkungan sekitar (desa/kelurahan); b. Pentas seni antar sekolah dan antar organisasi pemuda; c. Pertandingan olah raga antara sekolah dan antar organisasi pemuda; d. Peduli teman pelajar; e. Diskusi terbuka dengan tokoh-tokoh masyarakat, institusi/ lembaga formal, tokoh-tokoh pemuda; f. Aksi bazaar dan penjualan buku murah; g. Cinta lingkungan. 3. Kota/Kabupaten Program pada tingkatan kota/kabupaten adalah aktivitas yang memberi peluang bagi siswa untuk menunjukkan potensi diri dan sekolah sehingga siswa memiliki pengalaman belajar 23
  • 30. yang bermakna dari lingkungan. Aktivitas yang dapat digelar antara lain: a. Belajar dari sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan; b. Tanggung jawab pemeliharaan fasilitas umum terdekat dengan sekolah; c. Pentas seni dan pertandingan persahabatan antar sekolah dan organisasi pemuda; d. Pusat kegiatan/aktivitas pemuda; e. Peluang bekerja part timer pada berbagai lingkungan pekerjaan; f. Aksi peduli pelajar terhadap sesama pelajar, masyarakat miskin, minoritas dan tersisihkan; g. Dialog dan dengar pendapat dengan tokoh masyarakat, anggota DPR, pimpinan daerah tentang perkembangan daerah dan akses pelajar/pemuda dalam pembangunan daerah; h. Dialog terbuka antar pelajar pengembangan potensi diri dan akses sumber daya daerah; i. Pekan budaya pelajar; j. Pemilihan pahlawan/tokoh pelajar bulan ini (perilaku). 24
  • 31. 4. Provinsi Program pendidikan berwawasan kebangsaan pada tingkat provinsi adalah aktivitas yang memfasilitasi siswa untuk menunjukkan kebanggaan dan karya sebagai putra daerah. Aktivitas diarahkan pada pengembangan pemahaman posisi diri di daerah dan akses diri terhadap kemajuan daerah. Aktivitas yang dapat digelar antara lain: a. Pertukaran pelajar antar daerah; b. Perkampungan kerja pelajar; c. Aksi peduli pelajar terhadap pembangunan daerah; d. Gelar budaya, seni dan olah raga daerah; e. Dialog interaktif antar pelajar; f. Pengembangan simbol-simbol kedaerahan; g. Pemahaman sejarah dan potensi daerah melalui kunjungan kerja pelajar; h. Aksi sosial pelajar dalam berbagai masalah sosial kemasyarakatan; i. Lomba penulisan pengalaman dan potensi daerah; j. Dialog harapan dan keterlibatan pelajar dalam aktivitas kemajuan daerah. 25
  • 32. 5. Wilayah Bagian Indonesia Program pendidikan berwawasan kebangsaan pada tingkat wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan timur adalah aktivitas yang memberi kesempatan pada pelajar untuk mengenal keberagaman dan potensi pelajar di wilayahnya. Aktivitas diarahkan pada perasaan kebersamaan dalam keberagaman dan penghargaan terhadap keberagaman sebagai suatu potensi. Aktivitas yang dapat dikembangkan antara lain: a. Kapal pelajar; b. Pengembangan potensi religius; c. Gelar budaya, seni dan olah raga; d. Pekan kreativitas pelajar; e. Pemilihan pelajar berprestasi, berpotensi dan kreatif; f. Home stay pelajar antar provinsi; g. Dialog interaktif antar provinsi. 6. Nasional Program pendidikan berwawasan kebangsaan pada tingkat nasional adalah aktivitas yang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Aktivitas diarahkan pada pemberian kesempatan menunjukkan posisi diri sebagai bagian dari bangsa dan memahami posisi bangsa bagi diri. Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: 26
  • 33. a. Kemah kerja pelajar Indonesia; b. Kongres pelajar; c. Aksi peduli pelajar pada persoalan bangsa; d. Lomba penulisan artikel harapan dan pemikiran pelajar tentang Indonesia; e. Perwakilan pelajar pada dialog wakil rakyat dengan Depdiknas. B. Kurikuler Program pendidikan berwawasan kebangsaan pada tatanan kurikuler dapat dilakukan dalam konteks intra kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Aktivitas intra kurikuler diarahkan pada pemahaman pelajar tentang wawasan kebangsaan yang terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Aktivitas kokurikuler adalah aktivitas yang memfasilitasi pengembangan kesadaran sebagai warga negara dan berperilaku atas dasar nilai-nilai kebangsaan. Aktivitas pada ekstrakurikuler adalah aktivitas yang mendorong siswa untuk mengenal potensi diri dan mengaktualisasikan diri sebagai bagian dari kebanggaan sebagai anak Indonesia. Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Intra Kurikuler: mengaitkan konten materi pelajaran dengan potensi wilayah Indonesia, persoalan-persoalan 27
  • 34. yang dihadapi bangsa Indonesia dan solusi permasalahan yang dapat dilakukan. 2. Kokurikuler: menciptakan aktivitas yang memfasilitasi peserta didik mampu berperilaku sebagai warga negara yang memiliki karakteristik bangsa Indonesia. 3. Ekstrakurikuler: memfasilitasi semua aktivitas yang menjadi perhatian dan kepedulian siswa, motivasi dan dorongan bagi siswa untuk beraktivitas sebagai pelajar. C. Pengorganisasian Berdasarkan struktur pengorganisasiannya, program pendidikan berwawasan kebangsaan dapat dilakukan secara formal, dalam arti melalui berbagai pelatihan dan aktivitas yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh instansi/lembaga pemerintah; dan secara non formal, dalam pengertian mendorong pengembangan budaya dan fungsi keluarga sebagai agen pemeliharaan sistem nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: 1. Formal: pelatihan atau penataran, seminar, dialog interaktif pelajar tentang kebangsaan; 2. Nonformal: dialog dan pemanfaatan keterlibatan masyarakat dalam aktivitas. 28
  • 35. D. Sasaran Sasaran terdiri atas: (1) kategori sekolah (RSBI, SSN, dan SPM); dan (2) Individu/kelompok pada tingkat satuan pendidikan SMP. Fokus dan tujuan program yang dikembangkan pada setiap kategori sekolah berbeda, sesuai dengan tuntutan kompetensi peserta didik pada jenis sekolah tersebut. Pada sekolah kategori SBI fokus dan tujuan program adalah kemampuan berperilaku sebagai pribadi warganegara dan bangsa Indonesia dalam pergaulan dan aktivitas global internasional. Fokus dan tujuan program pada sekolah dengan kategori SSN adalah kemampuan berperilaku sebagai pribadi dan warga negara yang berbangsa Indonesia. Pada sekolah dengan kategori SPM fokus dan tujuan program adalah kemampuan berperilaku dengan kesadaran pemahaman potensi diri sebagai bagian dari warga negara dan bangsa Indonesia. Berdasarkan sasarannya, program dapat dikelompokkan ke dalam aktivitas yang membantu para pelajar pada setiap jenis dan tingkatan sekolah untuk mengenal diri sebagai bagian dari bangsa. Pengenalan diri tidak hanya bersifat verbalistik, tetapi keterlibatan pada berbagai aktivitas serta keteladanan dari para pendidik dalam berperilaku berbangsa Indonesia. Penyediaan berbagai fasilitas yang membuat para pelajar mengenal dan 29
  • 36. menghargai keragaman sebagai potensi serta belajar hidup dalam keragaman. Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: 1. Penyediaan fasilitas bacaan tentang Indonesia dan berbagai daerah Indonesia; 2. Pengembangan visi kebangsaan bagi kalangan pengembang media baik cetak maupun elektronik; 3. Penyediaan film-film dan cerita tentang keberagaman dan kesatuan bangsa. 30
  • 37. BAB IV PENILAIAN KEGIATAN A. Pengertian Penilaian PBK Penilaian adalah upaya memperoleh sejumlah informasi yang penting, menyeluruh dan berkesinambungan tentang proses dan hasil bimbingan, pengajaran dan latihan penerapan nilai-nilai pemahaman, rasa dan semangat kebangsaan oleh siswa SMP. Yang dimaksud dengan penilaian PBK adalah suatu upaya untuk memperoleh informasi tentang perubahan perilaku pada diri siswa, baik yang berhubungan dengan paham, rasa, maupun semangat kebangsaan setelah diselenggarakan program PBK yang mengacu pada tabel 1. B. Tujuan Penilaian Tujuan penilaian PBK adalah untuk mengukur, mengetahui, dan memberi balikan kepada siswa dan guru SMP tentang proses dan hasil bimbingan, pengajaran dan atau latihan penerapan nilai-nilai dasar trimatra wawasan kebangsaan oleh siswa dalam interaksi sosial. 31
  • 38. C. Fokus Penilaian Penilaian PBK lebih ditekankan pada keberhasilan penerapan nilai-nilai trimatra wawasan kebangsaan oleh siswa dalam situasi interaksi sosial tertentu, di lingkungan sekitar, di sekolah, dan di masyarakat luas. D. Bentuk Penilaian Penilaian dilakukan kapada siswa secara perseorangan maupun terhadap sekelompok siswa tertentu (misalnya kelas, kelompok etnis atau agama). E. Cara Penilaian Penilaian PBK di SMP dapat dilakukan oleh semua guru mata pelajaran, guru pembina kesiswaan dan kegiatan ekstrakurikuler. Hasil penilaian diinformasikan secara terkoordinasi kepada guru pembimbing atau wali kelas. Penilaian dilaksanakan pada setiap kegiatan bersama, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dengan cara pengamatan dan pencatatan. F. Instrumen Penilaian Untuk memperoleh informasi tentang penerapan nilai-nilai trimatra kebangsaan oleh siswa, perlu disiapkan instrumen 32
  • 39. penilaian yang relevan dengan situasi interaksi sosial yang akan diamati. Instrumen penilaian dapat berupa: (1) pedoman observasi, (2) pedoman wawancara, (3) format skala sikap, (4) check-list, (5) format portofolio, (6) laporan peristiwa sosial. Dalam hal ini guru perlu meningkatkan kemampuan dan keterampilan penilaian pendidikan pada umumnya dan PBK pada khususnya. G. Tindak Lanjut Hasil penilaian dari kegiatan PBK dapat ditindak lanjuti oleh guru pembimbing dan wali kelas dalam bentuk laporan secara tertulis yang menggambarkan ketercapaian tujuan PBK. Apabila tujuan PBK belum tercapai oleh siswa maka selanjutnya siswa direkomendasikan untuk mendapat perhatian layanan kegiatan lain. Berdasarkan trimatra PBK, paham, rasa dan semangat kebangsaan, maka penilaian dapat dilakukan dalam bentuk evaluasi diri mengingat penekanan PBK terletak pada pengalaman dan pengamalan 33
  • 40. BAB V PENUTUP Program pendidikan berwawasan kebangsaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, yang diarahkan pada pembentukan peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. Pelaksanaannya di sekolah dapat melalui upaya bimbingan, pembelajaran, pembiasaan, keteladanan dan latihan, sehingga peserta didik dapat menjalankan peranannya pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Pelaksanaan program pendidikan berwawasan kebangsaan di sekolah adalah strategi pendidikan yang sangat fundamental, terutama dalam kerangka mengembangkan kecakapan hidup yang harmonis dalam keberagaman melalui belajar hidup bersama orang lain yang berbeda-beda. 34
  • 41. 35
  • 42. DAFTAR PUSTAKA Alisjahbana, S. Takdir, (1986). Essay of a New Anthropology; Values as Integrating Forces in Personality, Society and Culture. Kuala Lumpur: University of Malaya Press. Andre Ata, dkk. (tanpan tahun). Multikulturalisme. Diktat kuliah Atmajaya, tidak diterbitkan. Azra, Azyumardi. (2002). Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Bennett, Christine. (1990). Comphrehensive Multikultural Education : Theory and Practice. (Edisi kedua). London- Sydney-Toronto: Allyn and Bacon. Botkin, J.W., Elmandjra, M., & Malitza, M., (1979). No Limits To Learning. New York: Pergamon Press. Boulding, Elise. (1988). Building Global Civic Culture. Syracus University Press Education. Buchori, Mochtar. (1987). Mendidik Masyarakat Menyongsong Fase Lepas-Landas dan Masa Depan Bangsa, (Makalah Seminar Nasional). Bandung: IKIP. Dawam Rahardjo, M., (Ed). (1987). Insan Kamil; Konsepsi Manusia Menurut Islam. Jakarta: Pustaka Grafitipress. Dewey, John. (1950). Democracy and Education. New York: The Macmillan Company. Drake, Christine. (1989). Patterns and Policies National Integration in Indonesia. Honolulu: University of Hawaii Press. Gagnon, George. W Ir dan Michelle Collay. (2000). Designing For Learning, Six Elements in ontructivist Classrooms. California: Corwin Press, Inc. 36
  • 43. Garna, Judistira K., & Ade Makmur K. (1999). Persatuan dan Kesatuan Bangsa: Suatu Renungan Pembentukan Indonesia Merdeka Ke Arah Kebudayaan Kebangsaan. Bandung: Primaco Akademika, c.v. Gea, Antonius Atosőkhi, Wulandari, Antonina Panca Yuni., & Babari, Yohanes. (2002). Character Building II Relasi dengan Sesama. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Harold and Sprout, Margaret. (1951). Foundations of National Powe. Toronto: D.Van Nostrand Company, Inc. Hikam, Muhammad A.S. (1999). Politik Kewarganegaraan, Landasan Redemokratisasi di Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. Inkeles, Alex. (1983). Modernisasi Manusia, dalam Myron Weiner (Ed). Modernisasi; Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Jarvis, Peter, (1992). Paradoxes of Learning; On Becoming an Individual in Society. San Francisco: Jossey-Bass Publishers. Kartodidjo, Sartono. (1994). Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Ketetapan MPR No. TAP/XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia. Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor: 38/DIKTI/Kep/2002 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Khoiron, M. Nor, dkk., (1999). Pendidikan Politik bagi Warga Negara (Tawaran Operasional dan Kerangka Kerja). Yogyakarta: LkiS. 37
  • 44. Koentjaraningrat, (1993). Manusia Indonesia Bermutu. Kompas, tanggal 19-20 Agustus 1993, halaman 4 dan 5. Lawton, Denis., Cairns, Jo., & Gardner, Roy. (2000). Education for Citizenship, Continum. London-New York. Mansoer, Hamdan. (2004). Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Proyek Peningkatan Tenaga Akademik, Ditjen Dikti, Jakarta: Depdiknas. Marzurek, Kas., Winzer, Margaret A., & Majorek, Czeslaw. (Eds.) (2000). Education in a Global Society; A Comparative Perspective. Boston: Allyn and Bacon. Nasution, S. (1995). Sosiologi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Qamarulhadi, S. (1986). Membangun Insan Seutuhnya. Bandung: Alma’arif. Sardar, Ziauddin, (1979). The Future of Muslim Civilization. London: Croom Helm. Alih bahasa Rahmani Astuti (1993). Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim. Bandung: Mizan. Sumarsono, S, et. al., (2004). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT. Gramedia. Soedijarto, (2003). Pendidikan Nasional sebagai Transformasi Budaya. Jakarta: Balai Pustaka. Sunaryo Kartadinata, (2000). Pendidikan untuk Pengembangan Sumberdaya Manusia Bermutu Memasuki Abad XXI: Implikasi Bimbingannya. Dalam Psikopedagogia; Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Vol. 1, No. 1 Tahun 2000, 1-12. 38
  • 45. Surat Keputusan Dirjen Pothan Dephan Nomor: Skep/56/XII/2004 tanggal 2 Desember 2004 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pembinaan Kesadaran Bela Negara. Surjomihardjo, Abdurrachman. (1980). Budi Utomo Cabang Betawi. Jakarta: Pustaka Jaya. Tim ICCE UIN Jakarta. (2003). Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi, Hak Azasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media. Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemen. Undang-undang Nomor: 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Undang-undang Nomor: 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Undang-undang Nomor: 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Unesco. (1996). Learning: The Treasure Within. Paris, Francis: Unesco. Unesco-APNIEVE. (2000). Belajar untuk Hidup Bersama dalam Damai dan Harmoni. Bangkok: Kantor Prinsipal Unesco untuk Kawasan Asia-Pasifik & Universitas Pendidikan Indonesia. Ward, Barbara. (1982). Nationalism and Ideology; a.b. Daniel Prasetyo, Manusia dalam Kemelut Ideologi. Bandung: Iqra. 39
  • 46. Winataputra, Udin Saripudin. (2002). Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi. Bahan Penataran Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas. 40
  • 47. 41
  • 48. LAMPIRAN Lampiran 1: Contoh Rancangan aktivitas Intrakurikuler pada sekolah dengan kategori SPM INTEGRASI WAWASAN KEBANGSAAN PADA MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : IPA Standar Kompetensi : Mengenali perkembangan dan hakikat sains serta melakukan kerja ilmiah dalam bidang sains Kompetensi Dasar : Mengenali perkembangan sains Materi : Terintegrasi dalam pembelajaran sains pada bagian B (penerapan konsep dan pemahamannya) Kelas : VII Standar Kompetensi Mengaplikasikan konsep keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri kehidupan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup serta pelestariannya Indikator : Peserta didik menemukan dan memaparkan artikel/bahan bacaan tentang keanekaragaman hayati khas Indonesia Waktu Pembelajaran : 2xpertemuan (1xpertemuan 2x 50 menit) Tujuan : 1. Peserta didik mendapatkan artikel atau bahan bacaan tentang keanekaragaman hayati khas Indonesia dari berbagai sumber belajar yang ada di perpustakaan (paham kebangsaan). 42
  • 49. 2. Peserta didik secara kelompok mampu menyusun kembali artikel/ bahan bacaan sebagai bahan paparan diskusi 3. Peserta didik mampu memaparkan bahan paparan pada diskusi kelas 4. Peserta didik dapat mengidentifikasi keanekaragaman hayati khas Indonesia(semangat kebangsaan) 5. Peserta didik menunjukkan kebanggaan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati khas yang berada di wilayah Indonesia (rasa kebangsaan) Pengalaman Belajar : 1. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran mengenal keanekaragaman hayati khas Indonesia 2. Peserta didik terlibat aktif dalam menemukan bahan bacaaan di perpustakaan yang memaparkan keaneragaman hayati khas Indonesia 3. Peserta didik terlibat aktif mempersiapkan presentasi diskusi keanekaragaman hayati khas Indonesia 4. Peserta didik terlibat tukar informasi dan pengetahuan tentang keanekaragaman hayati khas Indonesia Media Pembelajaran : Sumber belajar yang ada di perpustakaan tentang keanekaragaman hayati di 43
  • 50. Indonesia, fasilitas pendukung paparan yang diciptakan/ dibuat/digunakan peserta didik baik yang siapkan secara pribadi maupun memperguna-kan fasilitas Sekolah Evaluasi : 1. Proses: keterlibatan peserta didik dalam menemukan sumber belajar, mempersipakan paparan dan melaksanakan diskusi 2. Hasil: a. Kemampuan peserta didik mengidentifikasi keaneka- ragaman hayati khas Indonesia b. Pandangan peserta didik terhadap temuan keaneka- ragaman hayati khas Indonesia. 3. Instrumen evaluasi: pedoman observasi, pedoman penilaian diskusi, pedoman penilaian laporan diskusi 4. Indikator keberhasilan: keterlibatan dalam proses pembelajaran, kemampuan memaparkan dan persepsi positif terhadap keaneka-ragaman hayati khas Indonesia 44
  • 51. Lampiran 2: Contoh Rancangan aktivitas Intrakurikuler pada sekolah dengan kategori SSN INTEGRASI WAWASAN KEBANGSAAN PADA INTRAKURIKULER DENGAN PENDEKATAN LINTAS KURIKULUM Mata Pelajaran Lintas Kurikulum : IPS, Bahasa Indonesia, TI, Kesenian Tema Lintas Kurikulum : Bergaul Santun Standar Kompetensi Lintas Kurikulum : Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain. Dicapai melalui standar kompetensi pada masing- masing mata pelajaran sebagai berikut. 1. Standar kompetensi mata pelajaran pengetahuan sosial: kemampuan memahami: (1) bentuk-bentuk hubungan antar kelompok sosial; Kompetensi dasar: Kemampuan menyikapi keanekaragaman proses sosial Indikator: Menentukan sikap dalam menghadapi keragaman hubungan sosial untuk mewujudkan keselarasan sosial 45
  • 52. 2. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia: Berbicara secara efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, kritikan, perasaan, dalam berbagai bentuk kepada berbagai mitra bicara sesuai dengan tujuan dan konteks pembicaraan Kompetensi dasar: Menyampaikan informasi/ pesan yang diperoleh dari berbagai sumber/media Indikator: Mampu menyampaikan informasi/pesan dari berbagai sumber/media dengan menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan mudah dipahami 3. Standar kompetensi mata pelajaran TI : Pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi Siswa mampu mengkomunikasikan hasil kreasi gagasan dari penerapan perangkat lunak komputer melalui berbagai cara dan menggunakan internet untuk berbagai keperluan Kompetensi dasar: Mencari dan menemukan informasi serta berkomunikasi melalui internet Indikator: Menerapkan pelayanan internet untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru 46
  • 53. 4. Standar kompetensi mata pelajaran kesenian (seni musik): Mempresentasikan pemahaman, penilaian, berkreasi serta melaksanakan pameran dan pergelaraan kelas berdasarkan gagasan, medium dan teknik berkreasi karya seni Nusantara di daerah setempat. Kompetensi dasar: Berkreasi dan menampilkan karya musik dengan mengembangkan gagasan kreatif dan menggali keragaman proses, teknik, media, materi dari seni Nusantara. Indikator: Membuat perencanaan pagelaran dan membuat pergelaran kelas Waktu : 8 jam pertemuan (1x pertemuan 50 menit) – 1 hari kegiatan Tujuan : 1. Peserta didik dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk hubungan dan cara bergaul dengan teman sebaya (semangat kebangsaan) 2. Peserta didik dapat menyampaikan pendapat, gagasan dan ide cara bergaul dengan teman sebaya secara santun (rasa kebangsaan) 3. Peserta mampu mencari sumber bacaan tentang bentuk-bentuk hubungan dan cara bergaul yang santuan dengan teman sebaya berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dari internet (paham kebangsaan) 47
  • 54. 4. Peserta didik mampu merancang pagelaran kabaret untuk menyampaikan pesan tentang budaya bergaul remaja sebagai orang Indonesia 5. Peserta didik mampu menampilkan pagelaran kabaret “Aku remaja gaul yang santun” 6. Peserta didik mampu merefleksi pengalaman menjadi sikap bergaul dalam keseharian Pengalaman Belajar : 1. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran mampu menyikapi keanekaragaman proses sosial, menyampaikan pendapat/gagasan dengan mempergunakan bahasa yang efektif bagaimana remaja bergaul, mampu mencari informasi dengan mempergunakan internet cara bergaul atas dasar nilai-nilai budaya Indonesia serta mampu merancang dan menyelenggarakan pagelaran kabaret yang menunjukkan bagaimana remaja Indonesia bergaul dengan santuan. 2. Peserta didik terlibat aktif dalam diskusi bentuk–bentuk dan cara bergaul remaja 3. Peserta didik terlibat aktif menemukan bahan bacaaan di internet yang memaparkan bentuk dan cara pergaulan atas dasar nilai-nilai budaya Indonesia 48
  • 55. 4. Peserta didik terlibat aktif merancang kabaret tentang cara bergaul yang santun sebagai warga negara dan bangsa Indonesia 5. Peserta didik terlibat aktif menampilkan diri dalam pagelaran kabaret “Aku remaja gaul yang santun” 6. Peserta didik memperoleh pemahaman dan dorongan untuk berperilaku santuan dalam bergaul. Media Pembelajaran : Buku sumber belajar masing- amsing mata pelajaran sesuai dengan kompetensi dasar, internat, fasilitas pendukung kabaret yang diciptakan/ dibuat/digunakan peserta didik baik yang siapkan secara pribadi maupun mempergunakan fasilitas sekolah Evaluasi : 1. Proses: keterlibatan peserta didik dalam diskusi, menemukan sumber belajar, mempersiapkan pagelaran dan menampilkannya 2. Hasil: a. kemampuan peserta didik mengidentifikasi bentuk- bentuk pergaulan dan cara bergaul. b. Pandangan peserta didik terhadap temuan cara bergaul bangsa dan warga negara Indonesia yang diapresiakan dalam bentuk kabaret. c. Laporan individual refleksi kabaret tentang bagaimana dan apa yang akan dilakukan 49
  • 56. dalam pergaulan dengan teman sebaya. 3. Instrumen evaluasi: pedoman observasi, pedoman penilaian diskusi, pedoman penilaian kabaret, pedoman penilaian laporan refleksi kabaret 4. Indikator keberhasilan: keterlibatan dalam proses pembelajaran, keterlibatan dalam persiapan dan penampilan kabaret, kemampuan memaparkan dan persepsi positif terhadap pergaulan yang santuan berdasarkan nilai budaya Indonesia. 50
  • 57. Lampiran 3: Contoh rancangan aktivitas kokurikuler pada sekolah SSN A. Latar Belakang 1. Peserta didik di SMP berkeinginan untuk menggunakan kendaraan beroda dua dan/atau empat. 2. Peserta didik SMP karena berbagai faktor yang melatar belakanginya terlibat dalam kelompok-kelompok sebaya. 3. Terdapat kelompok sebaya yang memiliki aturan kelompok yang melanggar hukum. 4. Peserta didik SMP melakukan perilaku nakal yang menjurus pada perilaku kriminalitas. 5. Peserta didik SMP yang diproses melalui SPP dan menjadi anak konflik hukum. B. Judul Program “Say No, Menjadi Anak Berkonflik dengan Hukum!” C. Tujuan Agar peserta didik sadar tidak berbuat melanggar hukum Secara khusus programini bertujuan agar: 1. Peserta didik memahami aturan hukum yang berlaku di Indonesia 2. Peserta didik mengetahui aparatur penegak hukum di Indonesia 3. Peserta didik menyadari konsekwensi berperilaku melanggar hukum 4. Peserta didik dapat mengidentifikasi karakteristik anak berkonflik dengan hukum 5. Peserta didik memperoleh pengalaman belajar dari anak-anak yang berkonflik dengan hukum 51
  • 58. 6. Peserta didik berkomitmen untuk berperilaku tidak melanggar hukum D. Bentuk Aktivitas 1. Talkshow dengan penegak hukum (polisi, jaksa, hakim anak) 2. Kunjungan ke rutan/penjara/lapas E. Waktu Direncanakan bulan Bulan Oktober 52
  • 59. 53
  • 60. Lampiran 4: Contoh rancangan aktivitas ekstrakurikuler pada sekolah dengan katagori SBI EKSTRA KURIKULER: JURNALISTIK A. Latar Belakang 1. Sekolah dengan katagori RSBI memiliki fasilitas internet 2. Perlu ada media informasi tentang sekolah-sekolah di Indonesia dengan katagori SBI baik bagi stakeholder lokal (kota/kabupaten), nasional, maupun internasional. 3. Perlu ada media komunikasi antara para siswa pada katagori SBI dengan sesama pelajar di dunia untuk mengembangkan wawasan dan menjalin persahabatan. 4. Perlu media untuk tukar pengalaman dan informasi tentang pengetahuan, keterampilan, budaya, maupun kebutuhan lanjutan studi. 5. Para siswa SMP RSBI sudah terbiasa mempergunakan internet. B. Tujuan Kegiatan 1. Memanfaatkan web sekolah untuk menjalin komunikasi antar siswa secara lokal, nasional dan internasional. 2. Para siswa mampu mengisi dan memperbaharui informasi berbasis TIK (misalnya: download dan/atau upload). 3. Terdapat siswa yang bertanggung jawab pada bagian khusus komunikasi antar siswa. C. Sasaran 1. Stakeholder sekolah. 2. Pelajar SMP/SMA/SD di seluruh Indonesia dan dunia. 54
  • 61. D. Lingkup Kegiatan 1. Pelatihan mengelola data/ informasi berbasis TIK. 2. Menyiapkan data dan informasi tentang Indonesia, pelajar Indonesia, aktivitas dan perilaku pelajar sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. 3. Menjalin komunikasi antar pelajar melalui web sekolah, blog, email. E. Sarana dan Prasarana Pendukung 1. komputer 2. jaringan internet 3. web sekolah F. Personil 1. Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan 2. Pembina ekskul jurnalistik 3. Pengelola TIK – web sekolah 4. Organisasi dan anggota ekskul jurnalistik G. Evaluasi 1. Terdapat informasi secara berkesinambungan tentang dunia pelajar Indonesia khususnya pada sekolah RSBI. 2. Terjalin komunikasi dan jaringan sosial antar pelajar pada tingkat wilayah lokal, nasional, internasional. 3. Terdapat inisiasi untuk menyelenggarakan kegiatan bersama antar pelajar yang melibatkan antar wilayah. 55
  • 62. Lampiran 5: CONTOH PROPOSAL PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENDIDIKAN BERWAWASAN KEBANGSAAN TINGKAT WILAYAH (KABUPATEN/KOTA) A. Judul/Tema “KEMAH BUDAYA REMAJA SE-KABUPATEN………….. “ B. Tujuan Secara umum kegiatan Kemah Budaya bertujuan agar para remaja di tingkat SMP dapat Mengenal keane-karagaman budaya dari masing-masing daerah dan suku, serta adat istiadatnya, agar dapat saling menghargai dan merasa memiliki dinamika budaya dan suku bangsa. Secara khusus tujuan kegiatan kemah budaya tingkat remaja adalah: 1. Meningkatkan wawasan para remaja tingkat SMP untuk mengenal berbagai macam bentuk dan perilaku budaya dari berbagai teman/sekolah yang lain. 2. Para remaja dapat merasakan dan menghargai nilai-nilai seni budaya yang beraneka ragam dari berbagai sekolah dan daerah, 3. Para remaja dapat menampilkan kreativitas seni dan budaya yang khas bagi sekolah dan daerahnya yang dilandasi semangat kebangsaan C. Hasil yang Diharapkan 1. Meningkatnya wawasan dan pemahaman remaja siswa SMP terhadap keanekaragaman budaya yang dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. 2. Dimilikinya perasaan bangga dan menghargai terhadap nilai budaya sendiri dan orang lain. 56
  • 63. 3. Dimilikinya keterampilan seni dan budaya yang dapat menumbuh-kan kreativitas dan dinamika kehidupan sosial. D. Sasaran 1. Semua SMP baik negeri maupun swasta di Kabupaten . . . . 2. Semua siswa SMP Terbuka di Kabupaten . . . . 3. Semua siswa Kejar Paket B di Kabupaten . . . . E. Panitia Kegiatan ini dilaksanakan oleh sebuah panitia yang ditugasi oleh Kepala Sekolah dengan izin dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten . . . . dengan susunan panitia sebagai berikut. 1. Ketua Panitia merangkap anggota : Drs. X 2. Sekretaris Panitia merangkap anggota : Drs. Y 3. Bendahara Panitia merangkap anggota : Dra. Z 4. Seksi seksi: 1) Acara :.... 2) Akomodasi dan Transportasi : . . . . 3) Konsumsi :.... 4) Pertandingan :.... 5) dan seterusnya (sesuai dengan kebutuhan) . . . . F. Tim Pembimbing dan Penilai 1. Pembimbing terdiri atas Guru Kesenian, PKn, Kesiswaan, dan Guru Bimbingan dan Konseling (BK), dengan jumlah disesuaikan kebutuhan. 2. Penilai terdiri atas tenaga profesional bidang seni dan budaya di tingkat provinsi atau kabupaten, dengan jumlah disesuaikan kebutuhan. 57
  • 64. G. Anggaran Biaya 1. Bersumber dari APBD di tingkat Kabupaten. 2. Bersumber dari Anggaran pendidikan di tingkat Dinas Pendidikan. 3. Kontribusi dari para peserta/sekolah yang mengirimkan kontingen-nya masing-masing. 58