SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
PERPINDAHAN PANAS
KONDUKSI STEDI
Konduksi Stedi Pada Dinding Datar
• Panas mengalir dari daerah
bersuhu tinggi ke daerah bersuhu
yang lebih rendah.
• Pada gambar disamping,
perpindahan panas hanya
berlangsung searah yaitu tegak
lurus bidang normal.
• Perpindahan panas pada arah
tertentu diakibatkan karena
adanya beda suhu.
• Pengukuran suhu di beberapa titik pada
permukaan dalam dan luar dinding
datar menunjukkan kondisi yang hampir
isotermal.
• Pada kondisi ini dianggap tidak ada
perpindahan panas pada sisi atas ke
bawah atau sebaliknya maupun pada
sisi kiri ke kanan atau sebaliknya
sehingga arah perpindahan panas hanya
terjadi antara permukaan dalam dan
luar dinding.
• Jika suhu pada permukaan dalam dan
luar dinding konstan setiap saat, maka
perpindahan panas ini dapat dianggap
stedi dan satu dimensi.
• Suhu dinding pada kasus ini hanya
berlaku pada satu arah (yaitu sumbu-x)
sehingga dapat dituliskan dengan T(x).
• Kesetimbangan energi pada dinding
dapat dituliskan dengan :


























dinding
rata
-
rata
panas
pindah
Laju
dinding
keluar
panas
pindah
Laju
dinding
masuk
panas
pindah
Laju
atau
dt
dE
Q
Q
dinding
out
in 



Pada kondisi stedi, dEdinding/dt = 0,
sehingga :
out
in Q
Q



• Pada kondisi ini maka laju pindah panas
yang melalui dinding adalah konstan :
• Pada sebuah dinding datar dengan tebal
L yang mempunyai konduktivitas termal
k, kedua permukaan dindingnya
mempunyai suhu konstan T1 dan T2. Laju
pindah panas konduksi satu dimensi
pada kondisi stedi dapat dituliskan :
konstan
konduksi
dinding, 

Q
dengan :
Qcond,wall = laju pindah panas konduksi pada dinding
(Watt)
A = luas permukaan pindah panas (m2)
dT/dx = konstan, dimana suhu dinding hanya
berubah pada arah sumbu x
Hasil integrasi pada sumbu x = 0 dengan T(0) = T1
sampai x = L dengan T(L) = T2, sehingga :
Hasil dari integrasi ini didapat :
• Laju pindah panas
konduksi melalui dinding
datar berbanding lurus
dengan konduktivitas
termal, luas permukaan
dan beda suhu tetapi
berbanding terbalik
dengan ketebalan dinding.
Konsep Tahanan Termal
• Persamaan perpindahan panas konduksi dapat dituliskan :
• dengan :
tahanan termal/tahanan
konduksi
• Tahanan termal dari suatu medium tergantung dari geometri dan
sifat fisik medium tersebut.
• Persamaan untuk aliran panas di atas dapat dianalogikan
dengan persamaan aliran arus listrik :
dengan Re = tahanan listrik = L/ dan V1 – V2 beda tegangan
Qcond,wall  I, Rdinding  Re, dan (T1 – T2)  (V1 – V2)
Konsep Tahanan Termal
• Perpindahan panas konveksi
Qconv = h.As.(Ts - T)
Persamaan ini dapat diubah menjadi :
dengan :
Konsep Tahanan Termal
tahanan termal
konveksi
• Perpindahan panas radiasi
Laju pindah panas radiasi dipengaruhi oleh emisivitas
permukaan , luas permukaan As pada suhu Ts dan
suhu lingkungan Tsurr :
dengan :
Konsep Tahanan Termal
tahanan termal radiasi
• Permukaan yang terpapar oleh
lingkungan melibatkan perpindahan
panas konveksi dan radiasi, dan
perpindahan panas total dapat
ditentukan dengan menjumlah atau
mengurangi komponen radiasi dan
konveksi.
Konsep Tahanan Termal
• Tahanan konveksi dan radiasi terangkai secara paralel, dan
koefisien perpindahan panas gabungan adalah :
hkombinasi = hkonveksi + hradiasi (W/m2.K)
• Pada kondisi stedi aliran panas satu
dimensi mengalir melalui dinding
datar dengan tebal L, luas permukaan
A, dan konduktivitas termal k terpapar
oleh panas konveksi di kedua sisi pada
suhu T1 dan T2 dengan koefisien
pindah panas berturut-turut adalah h1
dan h2 seperti yang ditunjukkan pada
gambar disamping ini :
Tahanan Termal Gabungan
• Jika suhu T2 < T1, dapat dilihat variasi suhu yang terjadi pada
dinding datar, sehingga pada kondisi stedi didapat :
atau
Persamaan ini dapat diatur menjadi :
Tahanan Termal Gabungan


























dinding
keluar
konveksi
panas
pindah
Laju
dinding
melalui
konduksi
panas
pindah
Laju
dinding
masuk
konveksi
panas
pindah
Laju
• Luas perpindahan panas untuk dinding datar adalah konstan, dan laju pindah
panas melalui dinding yang membatasi 2 buah medium sama dengan beda suhu
dibagi dengan tahanan termal total antar medium
• Tahanan termal terangkai secara seri, dan dapat dianalogikan dengan tahanan
listrik, sehingga :
Tahanan Termal Gabungan
• Perbandingan antara penurunan suhu
dengan tahanan termal dinding
adalah konstan atau berbanding lurus.
• Semakin besar tahanan termal,
semakin besar pula penurunan suhu
yang terjadi.
Q = T/R  T = Q  R (oC)
• Pindah panas melalui suatu medium
dapat juga dituliskan dengan :
Q = U A  T (W)
dengan U = koefisien perpindahan
panas menyeluruh
Tahanan Termal Gabungan
• Untuk satu unit area,
koefisien perpindahan
panas menyeluruh sama
dengan invers dari
tahanan termal total :
Tahanan Termal Gabungan
• Untuk menganalisa laju perpindahan panas rata-rata melalui
dinding datar, yang diperlukan adalah suhu di kedua sisi dinding.
• Suhu permukaan dinding dapat dihitung dengan konsep tahanan
termal yaitu dengan mengasumsikan permukaan yang akan
ditentukan suhunya sebagai satu terminal.
• Sebagai contoh jika Q telah diketahui, maka suhu permukaan 1
dapat dihitung dengan rumus :
Tahanan Termal Gabungan
• Tahanan termal konduksi tiap dinding L/k.A terangkai secara seri
sehingga dapat diselesaikan menggunakan analogi tahanan listrik,
yaitu dengan membagi beda suhu antara 2 permukaan yang
diketahui suhunya dengan tahanan termal total.
Dinding datar yang mempunyai 2
lapisan dapat ditentukan laju
perpindahan panas yang melalui
lapisan ini dengan rumus :
Dinding Datar Berlapis
• Tahanan termal totalnya :
• Laju pindah panas pada dinding berlapis adalah
konstan dan sama pada tiap lapisnya.
dengan Ti : suhu yang diketahui pada titik i
Tj : suhu permukaan yang akan ditentukan
Rtotal,i-j : tahanan termal total antara titik i dan j
Dinding Datar Berlapis
Misalkan untuk mencari T2 dari gambar
disamping, laju pindah panas yang melalui
dinding berlapis adalah konstan, yaitu :
Penurunan suhu pada tiap lapis dapat
ditentukan dengan menggunakan
persamaan :
T = Q  R (oC)
Dinding Datar Berlapis
• Sebuah dinding dengan tinggi 3 m,
lebar 5 m, dan tebal 0,3 m mempunyai
konduktivitas termal k = 0,9 W/m.oC.
Suhu di dalam dan luar dinding
berturut-turut adalah 16 oC dan 2 oC.
Hitung laju kehilangan panas melalui
dinding !
Contoh Soal 1
Jawab : 630 W
• Jendela kaca panel tunggal dengan
tinggi 0,8 m, lebar 1,5 m dan tebal 8
mm mempunyai konduktivitas termal
0,78 W/m.oC. Hitung laju pindah panas
pada kondisi stedi yang melalui
jendela kaca tersebut jika suhu
ruangan 20 oC dan suhu luar -10 oC.
Koefisien pindah panas di dalam dan
luar ruangan adalah h1 = 10 W/m2.oC
dan h2 = 40 W/m2.oC.
Contoh Soal 2
Jawab : 266 W
• Jendela kaca panel ganda dengan
tinggi 0,8 m, lebar 1,5 m dan memiliki
2 buah panel dengan tebal masing-
masing 4 mm dan konduktivitas
termal 0,78 W/m.oC dipisah oleh
udara dengan k = 0,026 W/m.oC
Hitung laju pindah panas pada kondisi
stedi yang melalui jendela kaca
tersebut jika suhu ruangan 20 oC dan
suhu luar -10 oC. Koefisien pindah
panas di dalam dan luar ruangan
adalah h1 = 10 W/m2.oC dan h2 = 40
W/m2.oC.
Contoh Soal 3
Jawab : 69,2 W
Rangkaian Tahanan Termal Gabungan
• Konsep tahanan termal dapat
dianalogikan dengan tahanan
listrik sehingga dapat digunakan
untuk menyelesaikan rangkaian
tahanan termal paralel maupun
gabungan.
Rangkaian Tahanan Termal Gabungan
• Menggunakan analogi aliran listrik didapat :
dimana :
Pada gambar dibawah ini, tahanan termal gabungan menjadi :
Rangkaian Tahanan Termal Gabungan
dengan :
• Asumsi yang digunakan untuk penyelesaian persoalan pindah
panas yang komplek adalah dengan menganggap aliran panas
satu dimensi (pada sumbu-x saja) dimana (1) aliran panas
pada dinding datar yang tegak lurus sumbu-x adalah isotermal
(bervariasi pada sumbu-x saja dan (2) tidak ada aliran panas
pada dinding datar yang paralel terhadap sumbu-x (adiabatis)
Contoh Soal :
Sebuah dinding setinggi 3 m dan
lebar 5 m terdiri dari bata
dengan luas penampang 16 cm x
22 cm (k = 0,72 W/m · °C)
dipisahkan oleh lapisan gips
setebal 3 cm (k = 0,22 W/m.oC).
Pada tiap sisi bata dipasang
lapisan gips setebal 2 cm dan
pada sisi dalam dinding terdapat
busa padat setebal 3 cm (k =
0,026 W/m · °C). Suhu dalam
dan luar ruangan berturut-turut
20 oC dan -10 oC dan koefisien
pindah panas konveksi di dalam
dan luar adalah h1 = 10 W/m2 ·
°C dan h2 = 25 W/m2 · °C. Jika
pindah panas berlangsung 1
dimensi dan tidak ada radiasi,
tentukan laju pindah panas
melalui dinding tersebut.
Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola
• Panas yang hilang dari pipa air panas
ke lingkungan pada arah radial saja,
sehingga perpindahan panas dari pipa
yang panjang dianggap satu dimensi.
• Sebuah pipa panjang memiliki jari-jari
dalam r1, jari-jari luar r2, panjang L,
dan konduktivitas termal k. Suhu pada
2 permukaan tersebut dijaga konstan
T1 dan T2, laju perpindahan panas yang
melalui pipa tersebut adalah :
Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola
Penyelesaian dari persamaan ini menjadi :
dengan memasukkan A, maka :
Persamaan ini dapat ditulis menjadi :
dimana A = 2rL
Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola
Rcyl adalah tahanan termal dari perpindahan panas konduksi pada
silinder atau disebut tahanan konduksi silinder.
• Untuk bola, luas permukaannya adalah A = 4r2, sehingga laju
perpindahan panas konduksi untuk bola menjadi :
dimana :
Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola
Rsph adalah tahanan termal dari perpindahan panas konduksi pada
bola atau disebut tahanan konduksi bola.
Aliran panas stedi satu dimensi mengalir
melalui silinder yang terpapar oleh panas
konveksi fluida di kedua sisinya dengan
suhu T1 dan T2 dengan koefisien konveksi
h1 dan h2 seperti pada gambar disamping.
Tahanan termal pada kasus ini terdiri dari
satu tahanan konduksi dan dua tahanan
konveksi, sehingga dapat dituliskan :
Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola
• Untuk silinder :
Luas permukaannya A = 2rL
• Sedangkan untuk bola :
Luas permukaannya A = 4r2
Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola
Contoh Soal :
Sebuah tangki berbentuk bola dengan diameter
dalam 3 m terbuat dari baja tahan karat (k = 15
W/m · °C) digunakan untuk menyimpan es pada
suhu T1 = 0°C. Tangki ditempatkan pada ruangan
bersuhu T2 = 22°C dan suhu permukaan luar
tangki T2 = 5 oC. Permukaan luar tangki berwarna
hitam dan perpindahan panas di luar tangki
terjadi secara konveksi dan radiasi. Koefisien
perpindahan panas konveksi di dalam dan luar
permukaan berturut-turut adalah h1 = 80 W/m2 ·
°C dan h2 = 10 W/m2 · °C. Tentukan (a) laju
perpindahan panas menuju air es di dalam tangki
dan (b) jumlah es pada suhu 0°C yang mencair
selama waktu 24 jam. Panas lebur air pada
tekanan atmosfir adalah 333,7 kJ/kg
Jawab : (a) 8029 W (b) 2079 kg
5590,931
Panas Konduksi Pada Silinder dan
Bola Berlapis
• Seperti halnya pada
dinding datar berlapis,
panas konduksi untuk
silinder dan bola
dengan panjang L yang
terdiri dari 3 lapis
seperti gambar
disamping dapat
dituliskan dengan :
Rtotal = tahanan termal total
Panas Konduksi Pada Silinder dan
Bola Berlapis
• Nilai Q konstan pada tiap-tiap lapis, sehingga kita dapat
menghitung suhu pada lapisan tertentu.
Suatu misal jika ingin menghitung T2, maka dapat dicari dari :
atau dari persamaan :
Panas Konduksi Pada Silinder dan
Bola Berlapis
• Uap pada suhu T1 = 320°C mengalir
didalam pipa besi (k = 80 W/m · °C)
dengan diameter dalam dan luarnya
D1 = 5 cm dan D2 = 5.5 cm. Pipa
dilapisi oleh glass-wool setebal 3 cm
dengan k = 0.05 W/m · °C. Panas
hilang ke lingkungan pada suhu T2 =
5°C oleh panas konveksi alamiah dan
radiasi dengan koefisien pindah
panas gabungan h2 = 18 W/m2 · °C.
Koefisien pindah panas dalam pipa h1
= 60 W/m2 · °C. Tentukan laju
kehilangan panas dari uap per unit
panjang dari pipa serta berapa
penurunan suhu yang melalui pipa
dan insulasi.
Jawab : 121 W; 0.02°C dan
284°C
Jari-jari Kritis Insulasi
• Pada dinding datar, penambahan insulasi akan meningkatkan tahanan termal
dikarenakan A konstan sehingga dapat menurunkan laju perpindahan panas.
• Sedangkan pada silinder dan bola, penambahan insulasi akan meningkatkan
tahanan termal konduksi tetapi menurunkan tahanan termal konveksi
sehingga penambahan insulasi dapat menambah atau mengurangi laju pindah
panas, tergantung efek mana yang paling dominan.
Q
A
Insulasi
x
Q
x
A
Insulasi
Jari-jari Kritis Insulasi
• Laju perpindahan panas yang melalui pipa dari dari
gambar disamping adalah :
Variasi Q dengan radius insulasi r akan mencapai
maksimum di r2, sehingga r2 dikatakan sebagai
jari-jari kritis, rcr.
Jari-jari Kritis Insulasi
• Jari-jari kritis bergantung pada konduktivitas termal insulasi k
dan koefisien pindah panas konveksi h.
• Laju pindah panas dari silinder meningkat dengan
penambahan insulasi jika r2 < rcr, mencapai maksimum saat r2
= rcr dan turun jika r2 > rcr.
• Untuk bola, jari-jari kritis ditentukan dari rumus :

More Related Content

What's hot

Limit kontinu
Limit kontinuLimit kontinu
Limit kontinu
yuyuneka
 
Sifat dan rumus fungsi kuadrat
Sifat dan rumus fungsi kuadratSifat dan rumus fungsi kuadrat
Sifat dan rumus fungsi kuadrat
Ig Fandy Jayanto
 
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updatedBab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
wahyuddin S.T
 
04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt
Lukman Hakim
 

What's hot (20)

Diferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinuDiferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinu
 
Kalkulus modul iv fungsi dan grafiknya
Kalkulus modul iv fungsi dan grafiknyaKalkulus modul iv fungsi dan grafiknya
Kalkulus modul iv fungsi dan grafiknya
 
Kalkulus modul vi kontinuitas
Kalkulus modul vi kontinuitasKalkulus modul vi kontinuitas
Kalkulus modul vi kontinuitas
 
Usaha pada gerak vertikal ke atas
Usaha pada gerak vertikal ke atasUsaha pada gerak vertikal ke atas
Usaha pada gerak vertikal ke atas
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Materi integral
Materi integralMateri integral
Materi integral
 
Getaran Harmonis
Getaran HarmonisGetaran Harmonis
Getaran Harmonis
 
Limit kontinu
Limit kontinuLimit kontinu
Limit kontinu
 
Penerapan Persamaan Diferensial Parsial
Penerapan Persamaan Diferensial ParsialPenerapan Persamaan Diferensial Parsial
Penerapan Persamaan Diferensial Parsial
 
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
 
04 turunan
04 turunan04 turunan
04 turunan
 
Sifat dan rumus fungsi kuadrat
Sifat dan rumus fungsi kuadratSifat dan rumus fungsi kuadrat
Sifat dan rumus fungsi kuadrat
 
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updatedBab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
Bab 8-solusi-pdp-dengan-mbh-updated
 
Persamaan Fungsi Diferensial
Persamaan Fungsi DiferensialPersamaan Fungsi Diferensial
Persamaan Fungsi Diferensial
 
Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Transformasi linier " Matematika Geodesi "Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Transformasi linier " Matematika Geodesi "
 
Metamtika teknik 04-aplikasi nyata pd
Metamtika teknik 04-aplikasi nyata pdMetamtika teknik 04-aplikasi nyata pd
Metamtika teknik 04-aplikasi nyata pd
 
Akar persamaan
Akar persamaanAkar persamaan
Akar persamaan
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014
 
04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt
 

Similar to PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.ppt

Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
enoels
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
EKO SUPRIYADI
 
14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas
Habibur Rohman
 
9. panas & perpindahan panas
9. panas & perpindahan panas9. panas & perpindahan panas
9. panas & perpindahan panas
Habibur Rohman
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
Alen Pepa
 
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panasITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
Fransiska Puteri
 
Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperatur
FKIP UNHALU
 
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxpenerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
IrwanKurniawan57
 
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang uploadInstrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
kemenag
 
Perpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisiPerpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisi
hendri5
 

Similar to PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.ppt (20)

Kelompok
KelompokKelompok
Kelompok
 
Heat Transfer
Heat TransferHeat Transfer
Heat Transfer
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Perpindahan panas konveks ibaru
Perpindahan panas konveks ibaruPerpindahan panas konveks ibaru
Perpindahan panas konveks ibaru
 
Termodinamika
Termodinamika  Termodinamika
Termodinamika
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas
 
9. panas & perpindahan panas
9. panas & perpindahan panas9. panas & perpindahan panas
9. panas & perpindahan panas
 
Kumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi TermodinamikaKumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi Termodinamika
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panasITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
 
Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperatur
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
 
Perpindahan Kalor
Perpindahan KalorPerpindahan Kalor
Perpindahan Kalor
 
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxpenerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
 
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang uploadInstrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
 
Perpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisiPerpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisi
 
Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 
Perpan
PerpanPerpan
Perpan
 

Recently uploaded

Recently uploaded (9)

PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.ppt

  • 2. Konduksi Stedi Pada Dinding Datar • Panas mengalir dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu yang lebih rendah. • Pada gambar disamping, perpindahan panas hanya berlangsung searah yaitu tegak lurus bidang normal. • Perpindahan panas pada arah tertentu diakibatkan karena adanya beda suhu.
  • 3. • Pengukuran suhu di beberapa titik pada permukaan dalam dan luar dinding datar menunjukkan kondisi yang hampir isotermal. • Pada kondisi ini dianggap tidak ada perpindahan panas pada sisi atas ke bawah atau sebaliknya maupun pada sisi kiri ke kanan atau sebaliknya sehingga arah perpindahan panas hanya terjadi antara permukaan dalam dan luar dinding. • Jika suhu pada permukaan dalam dan luar dinding konstan setiap saat, maka perpindahan panas ini dapat dianggap stedi dan satu dimensi.
  • 4. • Suhu dinding pada kasus ini hanya berlaku pada satu arah (yaitu sumbu-x) sehingga dapat dituliskan dengan T(x). • Kesetimbangan energi pada dinding dapat dituliskan dengan :                           dinding rata - rata panas pindah Laju dinding keluar panas pindah Laju dinding masuk panas pindah Laju atau dt dE Q Q dinding out in     Pada kondisi stedi, dEdinding/dt = 0, sehingga : out in Q Q   
  • 5. • Pada kondisi ini maka laju pindah panas yang melalui dinding adalah konstan : • Pada sebuah dinding datar dengan tebal L yang mempunyai konduktivitas termal k, kedua permukaan dindingnya mempunyai suhu konstan T1 dan T2. Laju pindah panas konduksi satu dimensi pada kondisi stedi dapat dituliskan : konstan konduksi dinding,   Q
  • 6. dengan : Qcond,wall = laju pindah panas konduksi pada dinding (Watt) A = luas permukaan pindah panas (m2) dT/dx = konstan, dimana suhu dinding hanya berubah pada arah sumbu x Hasil integrasi pada sumbu x = 0 dengan T(0) = T1 sampai x = L dengan T(L) = T2, sehingga : Hasil dari integrasi ini didapat :
  • 7. • Laju pindah panas konduksi melalui dinding datar berbanding lurus dengan konduktivitas termal, luas permukaan dan beda suhu tetapi berbanding terbalik dengan ketebalan dinding.
  • 8. Konsep Tahanan Termal • Persamaan perpindahan panas konduksi dapat dituliskan : • dengan : tahanan termal/tahanan konduksi • Tahanan termal dari suatu medium tergantung dari geometri dan sifat fisik medium tersebut.
  • 9. • Persamaan untuk aliran panas di atas dapat dianalogikan dengan persamaan aliran arus listrik : dengan Re = tahanan listrik = L/ dan V1 – V2 beda tegangan Qcond,wall  I, Rdinding  Re, dan (T1 – T2)  (V1 – V2) Konsep Tahanan Termal
  • 10. • Perpindahan panas konveksi Qconv = h.As.(Ts - T) Persamaan ini dapat diubah menjadi : dengan : Konsep Tahanan Termal tahanan termal konveksi
  • 11. • Perpindahan panas radiasi Laju pindah panas radiasi dipengaruhi oleh emisivitas permukaan , luas permukaan As pada suhu Ts dan suhu lingkungan Tsurr : dengan : Konsep Tahanan Termal tahanan termal radiasi
  • 12. • Permukaan yang terpapar oleh lingkungan melibatkan perpindahan panas konveksi dan radiasi, dan perpindahan panas total dapat ditentukan dengan menjumlah atau mengurangi komponen radiasi dan konveksi. Konsep Tahanan Termal • Tahanan konveksi dan radiasi terangkai secara paralel, dan koefisien perpindahan panas gabungan adalah : hkombinasi = hkonveksi + hradiasi (W/m2.K)
  • 13. • Pada kondisi stedi aliran panas satu dimensi mengalir melalui dinding datar dengan tebal L, luas permukaan A, dan konduktivitas termal k terpapar oleh panas konveksi di kedua sisi pada suhu T1 dan T2 dengan koefisien pindah panas berturut-turut adalah h1 dan h2 seperti yang ditunjukkan pada gambar disamping ini : Tahanan Termal Gabungan
  • 14. • Jika suhu T2 < T1, dapat dilihat variasi suhu yang terjadi pada dinding datar, sehingga pada kondisi stedi didapat : atau Persamaan ini dapat diatur menjadi : Tahanan Termal Gabungan                           dinding keluar konveksi panas pindah Laju dinding melalui konduksi panas pindah Laju dinding masuk konveksi panas pindah Laju
  • 15. • Luas perpindahan panas untuk dinding datar adalah konstan, dan laju pindah panas melalui dinding yang membatasi 2 buah medium sama dengan beda suhu dibagi dengan tahanan termal total antar medium • Tahanan termal terangkai secara seri, dan dapat dianalogikan dengan tahanan listrik, sehingga : Tahanan Termal Gabungan
  • 16. • Perbandingan antara penurunan suhu dengan tahanan termal dinding adalah konstan atau berbanding lurus. • Semakin besar tahanan termal, semakin besar pula penurunan suhu yang terjadi. Q = T/R  T = Q  R (oC) • Pindah panas melalui suatu medium dapat juga dituliskan dengan : Q = U A  T (W) dengan U = koefisien perpindahan panas menyeluruh Tahanan Termal Gabungan
  • 17. • Untuk satu unit area, koefisien perpindahan panas menyeluruh sama dengan invers dari tahanan termal total : Tahanan Termal Gabungan
  • 18. • Untuk menganalisa laju perpindahan panas rata-rata melalui dinding datar, yang diperlukan adalah suhu di kedua sisi dinding. • Suhu permukaan dinding dapat dihitung dengan konsep tahanan termal yaitu dengan mengasumsikan permukaan yang akan ditentukan suhunya sebagai satu terminal. • Sebagai contoh jika Q telah diketahui, maka suhu permukaan 1 dapat dihitung dengan rumus : Tahanan Termal Gabungan
  • 19. • Tahanan termal konduksi tiap dinding L/k.A terangkai secara seri sehingga dapat diselesaikan menggunakan analogi tahanan listrik, yaitu dengan membagi beda suhu antara 2 permukaan yang diketahui suhunya dengan tahanan termal total. Dinding datar yang mempunyai 2 lapisan dapat ditentukan laju perpindahan panas yang melalui lapisan ini dengan rumus : Dinding Datar Berlapis
  • 20. • Tahanan termal totalnya : • Laju pindah panas pada dinding berlapis adalah konstan dan sama pada tiap lapisnya. dengan Ti : suhu yang diketahui pada titik i Tj : suhu permukaan yang akan ditentukan Rtotal,i-j : tahanan termal total antara titik i dan j Dinding Datar Berlapis
  • 21. Misalkan untuk mencari T2 dari gambar disamping, laju pindah panas yang melalui dinding berlapis adalah konstan, yaitu : Penurunan suhu pada tiap lapis dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : T = Q  R (oC) Dinding Datar Berlapis
  • 22. • Sebuah dinding dengan tinggi 3 m, lebar 5 m, dan tebal 0,3 m mempunyai konduktivitas termal k = 0,9 W/m.oC. Suhu di dalam dan luar dinding berturut-turut adalah 16 oC dan 2 oC. Hitung laju kehilangan panas melalui dinding ! Contoh Soal 1 Jawab : 630 W
  • 23. • Jendela kaca panel tunggal dengan tinggi 0,8 m, lebar 1,5 m dan tebal 8 mm mempunyai konduktivitas termal 0,78 W/m.oC. Hitung laju pindah panas pada kondisi stedi yang melalui jendela kaca tersebut jika suhu ruangan 20 oC dan suhu luar -10 oC. Koefisien pindah panas di dalam dan luar ruangan adalah h1 = 10 W/m2.oC dan h2 = 40 W/m2.oC. Contoh Soal 2 Jawab : 266 W
  • 24. • Jendela kaca panel ganda dengan tinggi 0,8 m, lebar 1,5 m dan memiliki 2 buah panel dengan tebal masing- masing 4 mm dan konduktivitas termal 0,78 W/m.oC dipisah oleh udara dengan k = 0,026 W/m.oC Hitung laju pindah panas pada kondisi stedi yang melalui jendela kaca tersebut jika suhu ruangan 20 oC dan suhu luar -10 oC. Koefisien pindah panas di dalam dan luar ruangan adalah h1 = 10 W/m2.oC dan h2 = 40 W/m2.oC. Contoh Soal 3 Jawab : 69,2 W
  • 25. Rangkaian Tahanan Termal Gabungan • Konsep tahanan termal dapat dianalogikan dengan tahanan listrik sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan rangkaian tahanan termal paralel maupun gabungan.
  • 26. Rangkaian Tahanan Termal Gabungan • Menggunakan analogi aliran listrik didapat : dimana : Pada gambar dibawah ini, tahanan termal gabungan menjadi :
  • 27. Rangkaian Tahanan Termal Gabungan dengan : • Asumsi yang digunakan untuk penyelesaian persoalan pindah panas yang komplek adalah dengan menganggap aliran panas satu dimensi (pada sumbu-x saja) dimana (1) aliran panas pada dinding datar yang tegak lurus sumbu-x adalah isotermal (bervariasi pada sumbu-x saja dan (2) tidak ada aliran panas pada dinding datar yang paralel terhadap sumbu-x (adiabatis)
  • 28. Contoh Soal : Sebuah dinding setinggi 3 m dan lebar 5 m terdiri dari bata dengan luas penampang 16 cm x 22 cm (k = 0,72 W/m · °C) dipisahkan oleh lapisan gips setebal 3 cm (k = 0,22 W/m.oC). Pada tiap sisi bata dipasang lapisan gips setebal 2 cm dan pada sisi dalam dinding terdapat busa padat setebal 3 cm (k = 0,026 W/m · °C). Suhu dalam dan luar ruangan berturut-turut 20 oC dan -10 oC dan koefisien pindah panas konveksi di dalam dan luar adalah h1 = 10 W/m2 · °C dan h2 = 25 W/m2 · °C. Jika pindah panas berlangsung 1 dimensi dan tidak ada radiasi, tentukan laju pindah panas melalui dinding tersebut.
  • 29. Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola • Panas yang hilang dari pipa air panas ke lingkungan pada arah radial saja, sehingga perpindahan panas dari pipa yang panjang dianggap satu dimensi. • Sebuah pipa panjang memiliki jari-jari dalam r1, jari-jari luar r2, panjang L, dan konduktivitas termal k. Suhu pada 2 permukaan tersebut dijaga konstan T1 dan T2, laju perpindahan panas yang melalui pipa tersebut adalah :
  • 30. Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola Penyelesaian dari persamaan ini menjadi : dengan memasukkan A, maka : Persamaan ini dapat ditulis menjadi : dimana A = 2rL
  • 31. Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola Rcyl adalah tahanan termal dari perpindahan panas konduksi pada silinder atau disebut tahanan konduksi silinder. • Untuk bola, luas permukaannya adalah A = 4r2, sehingga laju perpindahan panas konduksi untuk bola menjadi : dimana :
  • 32. Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola Rsph adalah tahanan termal dari perpindahan panas konduksi pada bola atau disebut tahanan konduksi bola. Aliran panas stedi satu dimensi mengalir melalui silinder yang terpapar oleh panas konveksi fluida di kedua sisinya dengan suhu T1 dan T2 dengan koefisien konveksi h1 dan h2 seperti pada gambar disamping. Tahanan termal pada kasus ini terdiri dari satu tahanan konduksi dan dua tahanan konveksi, sehingga dapat dituliskan :
  • 33. Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola • Untuk silinder : Luas permukaannya A = 2rL • Sedangkan untuk bola : Luas permukaannya A = 4r2
  • 34. Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola Contoh Soal : Sebuah tangki berbentuk bola dengan diameter dalam 3 m terbuat dari baja tahan karat (k = 15 W/m · °C) digunakan untuk menyimpan es pada suhu T1 = 0°C. Tangki ditempatkan pada ruangan bersuhu T2 = 22°C dan suhu permukaan luar tangki T2 = 5 oC. Permukaan luar tangki berwarna hitam dan perpindahan panas di luar tangki terjadi secara konveksi dan radiasi. Koefisien perpindahan panas konveksi di dalam dan luar permukaan berturut-turut adalah h1 = 80 W/m2 · °C dan h2 = 10 W/m2 · °C. Tentukan (a) laju perpindahan panas menuju air es di dalam tangki dan (b) jumlah es pada suhu 0°C yang mencair selama waktu 24 jam. Panas lebur air pada tekanan atmosfir adalah 333,7 kJ/kg Jawab : (a) 8029 W (b) 2079 kg 5590,931
  • 35. Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola Berlapis • Seperti halnya pada dinding datar berlapis, panas konduksi untuk silinder dan bola dengan panjang L yang terdiri dari 3 lapis seperti gambar disamping dapat dituliskan dengan : Rtotal = tahanan termal total
  • 36. Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola Berlapis • Nilai Q konstan pada tiap-tiap lapis, sehingga kita dapat menghitung suhu pada lapisan tertentu. Suatu misal jika ingin menghitung T2, maka dapat dicari dari : atau dari persamaan :
  • 37. Panas Konduksi Pada Silinder dan Bola Berlapis • Uap pada suhu T1 = 320°C mengalir didalam pipa besi (k = 80 W/m · °C) dengan diameter dalam dan luarnya D1 = 5 cm dan D2 = 5.5 cm. Pipa dilapisi oleh glass-wool setebal 3 cm dengan k = 0.05 W/m · °C. Panas hilang ke lingkungan pada suhu T2 = 5°C oleh panas konveksi alamiah dan radiasi dengan koefisien pindah panas gabungan h2 = 18 W/m2 · °C. Koefisien pindah panas dalam pipa h1 = 60 W/m2 · °C. Tentukan laju kehilangan panas dari uap per unit panjang dari pipa serta berapa penurunan suhu yang melalui pipa dan insulasi. Jawab : 121 W; 0.02°C dan 284°C
  • 38. Jari-jari Kritis Insulasi • Pada dinding datar, penambahan insulasi akan meningkatkan tahanan termal dikarenakan A konstan sehingga dapat menurunkan laju perpindahan panas. • Sedangkan pada silinder dan bola, penambahan insulasi akan meningkatkan tahanan termal konduksi tetapi menurunkan tahanan termal konveksi sehingga penambahan insulasi dapat menambah atau mengurangi laju pindah panas, tergantung efek mana yang paling dominan. Q A Insulasi x Q x A Insulasi
  • 39. Jari-jari Kritis Insulasi • Laju perpindahan panas yang melalui pipa dari dari gambar disamping adalah : Variasi Q dengan radius insulasi r akan mencapai maksimum di r2, sehingga r2 dikatakan sebagai jari-jari kritis, rcr.
  • 40. Jari-jari Kritis Insulasi • Jari-jari kritis bergantung pada konduktivitas termal insulasi k dan koefisien pindah panas konveksi h. • Laju pindah panas dari silinder meningkat dengan penambahan insulasi jika r2 < rcr, mencapai maksimum saat r2 = rcr dan turun jika r2 > rcr. • Untuk bola, jari-jari kritis ditentukan dari rumus :