SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Beristi’âdzah, Bukan Sekadar Membaca Ta’awwudz

                         Oleh: Muhsin Hariyanto

      Banyak di antara jamaah pengajian kami yang bertanya tentang
makna isti’âdzah. Ada yang bertanya mengenai maknanya terkait dengan
persoalan ‘khusus’ ruqyah syar’iyyah yang kini marak dipraktikkan dalam
pengobatan alternatif, dan ada pula yang bertanya tentang hal itu -- secara
umum --berkaitan dengan bacaan ayat-ayat al-Quran. Karena – jelas – ada
firman Allah yang menyatakan:

        َ ِ ِ ِ ْ ِ َْ َ َ ْ ُ ْ َ َْ َ َ َِ
‫فإذا قرأت القرآن فاستعذ باللّه من الشيطان‬
ِ َ ّْ
ِ ِ ّ
 ‫الرجيم‬
“Apabila kamu membaca al-Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Allah dari setan yang terkutuk.” (QS an-Nahl, 16: 98)
      Untuk menjawab pertanyaan tersebut, alangkah baiknya kita simak
dengan seksama tulisan Ibnu Qayyim al-Jauziyah – dalam kitab Ighâtsatul
Lahfân min Mashâidisy Syaithân (‫,)إغاثة اللهفان من مصائد الشيطان‬
I/91-94 – yang menjelaskan tentang sebab yang melatarbelakangi perintah
Allah dalam al-Quran yang berisi anjuran kepada setiap qâri’ (pembaca) al-
Quran untuk ber-isti’âdzah, yang secara ringkas pernah dibahas oleh para
ustadz dalam beberapa forum kajian tafsir yang pernah saya ikuti.
       Anjuran untuk ber-isti’âdzah – dalam penjelasan beliau -- bukan
sekadar untuk membaca lafazh ta’awwudz (kalimat a’ûdzu billâhi minasy
syaithânirrajîm) atau kalimat yang semakna dengannya yang substansinya
memohon perlindungan kepada Allah dari setiap godaan setan yang
terkutuk. Lebih dari sekadar mengucapkan lafazh, permohonan
perlindungan itu benar-benar harus menjadi bagian dari kesadaran yang
tumbuh di dalam hati sanubari setiap orang yang beriman ketika membaca
ayat-ayat suci al-Quran. Karena – dalam pandangan beliau – setan akan
tetap berkesempatan untuk menggoda diri setiap manusia, meskipun ‘sang
manusia’ itu tengah membaca lafazh (ayat-ayat suci) al-Quran.
       Dengan memohon perlindungan kepada Allah, maka setiap lafazh
(ayat-ayat suci) al-Quran yang dibaca oleh setiap orang yang beriman,
insyâallâh akan benar-benar memberikan manfaat bagi para pembaca dan
(juga) para pendengarnya yang benar-benar berkesediaan untuk

                                     1
mendengarkannya, selaras dengan nilai kegunaannya, sebagaimana yang
telah dinyatakan oleh Allah di dalam rangkaian ayat-ayat al-Quran.
       Dari pembahasan yang terdapat dalam kitab tersebut, bisa dipahami
bahwa ketika Allah memberikan perintah untuk beristiâdzah kepada diri
kita, minimal memiliki enam pesan utama:
       Pertama, al-Quran bernilai guna sebagai obat untuk penyakit-
penyakit hati semua umat manusia, sebagaimana firmanNya: “Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman. (QS Yûnus, 10: 57).
        Oleh karenanya, ketika Allah memerintahkan kepada kita untuk
beristi’âdzah, pada saat itu Allah memberi peluang kepada setiap para
pembaca ayat-ayat al-Quran (dan – juga – para penyimaknya) untuk
mendapatkan nilai kegunaan al-Quran sebagai syifâ’ (obat) bagi penyakit-
penyakit yang ada dalam shadr (hati) mereka, tanpa dipengaruhi oleh setan
yang selalu siap untuk mengganggu, karena jika al-Quran tidak berfungsi
(karena gangguan setan yang bermain untuk membisikkan sesuatu yang
buruk pada hati para pembaca dan penyimak bacaan ayat-ayat al-Quran),
maka al-Quran pun boleh jadi tidak lagi bernilai guna ‘menjadi’ syifâ’ (obat)
yang paling mujarab, yang bisa menyembuhkan luka apa pun yang terjadi
pada hati manusia, karena Allah sebagai asy-Syâfî (Sang Penyembuh) tak
berkenan memberikan kesembuhan kepada para pembaca dan penyimak
bacaan ayat-ayat al-Quran yang ‘tengah’ tergoda oleh bisikan-bisikan setan.
      Kedua, setan – yang semula berasal dari komunitas Jin -- diciptakan
oleh Allah dari api yang dapat membakar apa saja, termasuk (membakar)
hati para manusia. Sedangkan al-Qur’an adalah sesuatu yang dapat
memberi hidâyah, pengetahuan dan siraman bagi hati setiap manusia.
Karena itulah Allah memerintahkan kepada setiap pembaca ayat-ayat al-
Quran untuk beristi’âdzah, agar setan tidak mampu membakar hati manusia
dengan bisikan-bisikan jahatnya, sekaligus memberi peluang kepada para
pembaca dan penyimak bacaan ayat-ayat al-Quran untuk memanfaatkan
bacaan ayat-ayat al-Quran tersebut sebagai penyejuk hati mereka.
      Ketiga, sesungguhnya para malaikat selalu mendekati pembaca al-
Qur’an dan mendengarkan bacaan-bacaannya. Ibnu Qayyim al-Jauziyah
menukil sebuah riwayat, bahwa hal ini pernah terjadi pada salah seorang
sahabat yang bernama Usaid bin Hudhair. Dinyatakan bahwa ketika sedang
membaca al-Qur’an, ia melihat semacam awan yang di dalamnya terdapat
lampu-lampu mendekatinya. Ketika ditanyakan kepada Rasulullah s.a.w.,

                                      2
beliau menyatakan bahwa itu adalah malaikat”. Oleh karena itulah Allah
memerintahkan kepada para pembaca ayat-ayat al-Quran untukberisti’âdzah
agar terhindar dari kehadiran setan, dan sebaliknya agar selalu dihadiri oleh
para malaikat. (Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad bin Hanbal dari Abu
Sa’id al-Khudriy)
       Keempat, setan dan para pengikut setianya selalu berupaya untuk
memalingkan manusia dari ‘mengingat’ Allah (menjadikan mereka lupa
kepada Allah) dan ketika mereka membacanya selalu diganggu, agar
tercegah dari peluang untuk bertadabbur (merenungi maknanya)
        Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan hasunglah siapa yang kamu
sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka
pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan
mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang
dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (QS al-Isrâ’, 17: 64).
       Maksud ayat ini ialah: Allah memberi kesempatan kepada Iblis untuk
menyesatkan manusia dengan segala kemampuan yang ada padanya. Tetapi
segala tipu daya setan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang
benar-benar beriman. Maka dengan beristi’âdzah (dengan sebenar-benarnya,
dari lubuk hati yang paling dalam), Allah selalu akan memberi garansi
penuh kepada para pembaca dan penyimak bacaan al-Qur’an: “mereka akan
selalu terjaga dari upaya setan untuk menggodanya”.
       Kelima, Allah sangat antusias untuk mendengarkan tilâwah (bacaan)
al-Qur’an dari para hambaNya. Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w:
“Sesungguhnya Allah lebih bersemangat mendengarkan seorang laki-laki yang
bagus bacaan al-Qur’annya yang mengeraskan suara bacaannya daripada
(mendengarkan) seorang yang mencintai nyanyian ketika mendendangkan
nyanyiannya.” (Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Fadhalah bin Ubaid).
Sementara itu, setan lebih antusias untuk mendengarkan alunan nyanyian
musik syahdu yang bisa jadi akan membuai para pecintanya, sehingga
mereka lupa untuk mengingat Allah. Oleh karena itu, dengan beristiâd’zah,
para pembaca dan penyimak bacaan al-Quran – insyâallâh – akan selalu
terhindar oleh setiap godaan setan, dan sebaliknya akan bisa selalu berharap
terhadap kehadiran Allah untuk memberikan kemanfaatan bagi dirinya.
      Keenam, setan memunyai sifat selalu berkeinginan untuk mencegah
siapa pun yang berniat untuk beramal saleh, termasuk di dalamnya orang
yang berkeinginan atau tengah membaca dan menyimak ayat-ayat al-
Qur’an. Bahkan – dalam sebuah riwayat -- Nabi Muhammad s.a.w. pun
pernah digoda olehnya. Sebagaimana sabda beliau: “Sesungguhnya 'Ifrit dari

                                         3
bangsa Jin baru saja menggangguku untuk memutus shalatku, tetapi Allah
memenangkan aku atasnya, dan aku berkehendak untuk mengikatnya di salah satu
tiang masjid sampai waktu shubuh sehingga setiap orang dari kalian dapat
melihatnya. Namun aku teringat ucapan saudaraku Sulaiman ‘Alaihis Salâm ketika
berdo'a: “{Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak akan dimiliki
oleh seorangpun setelah aku}” (QS Shâd, 38: 35). Dinyatakan oleh periwayat hadis
ini: "Kemudian beliau (Rasulullah s.a.w.) pun mengusirnya dalan keadaan hina."
(Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah)
       Tidak bisa dipungkiri, bahwa semakin besar nilai ibadah yang kita
kerjakan, termasuk di dalamnya ketika ‘kita’ membaca dan menyimak
(bacaan) ayat-ayat al-Quran, maka semakin besar pula upaya setan untuk
mencegah dan menggodanya. Oleh karena itu, dengan beristi’âdzah, setiap
pembaca dan penyimak (bacaan) al-Qur’an akan selalu (terjamin)
‘terjauhkan’ dari segala godaan setan, dan akan menghasilkan ibadah yang
berkualitas. Sehingga setiap bacaan dan simakan (bacaan) al-Qurannya –
insyâallâh – akan memberikan manfaat yang terbaik bagi siapa pun, di mana
pun dan kapan pun.
Penulis adalah Dosen Tetap FAI-UM Yogyakarta dan Dosen Tidak Tetap
STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta




                                       4

More Related Content

What's hot

10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkan10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkanloevera
 
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahPagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahSakinah Saptu
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfarKeajaiban istighfar
Keajaiban istighfarPoe Poengs
 
Salawat of Tremendous Blessings
Salawat of Tremendous BlessingsSalawat of Tremendous Blessings
Salawat of Tremendous BlessingsAbdurrauf Kurniadi
 
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburPeringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburBidak 99
 
Memelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranMemelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranaldianzeta
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMuhsin Hariyanto
 
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptBab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptsoleh solehudin
 
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranKeutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranRidlo Abelian
 

What's hot (19)

10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkan10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkan
 
Shalawat basyairul khairat
Shalawat basyairul khairatShalawat basyairul khairat
Shalawat basyairul khairat
 
Adab membaca alqur’an
Adab membaca alqur’anAdab membaca alqur’an
Adab membaca alqur’an
 
Asbabbun nuzul
Asbabbun nuzulAsbabbun nuzul
Asbabbun nuzul
 
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-SunnahPagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
Pagar diri dan Rumah menurut al-Quran dan al-Sunnah
 
S lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'anS lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'an
 
Ulumul qur'an ii
Ulumul qur'an iiUlumul qur'an ii
Ulumul qur'an ii
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfarKeajaiban istighfar
Keajaiban istighfar
 
Jadilah al utrujjah
Jadilah al utrujjahJadilah al utrujjah
Jadilah al utrujjah
 
Kunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quranKunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quran
 
Salawat of Tremendous Blessings
Salawat of Tremendous BlessingsSalawat of Tremendous Blessings
Salawat of Tremendous Blessings
 
Adab Terhadap Kalam Allah SWT
Adab Terhadap Kalam Allah SWTAdab Terhadap Kalam Allah SWT
Adab Terhadap Kalam Allah SWT
 
Tafsir al-fatihah
Tafsir al-fatihahTafsir al-fatihah
Tafsir al-fatihah
 
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburPeringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
 
Jadilah al utrujjah
Jadilah al utrujjahJadilah al utrujjah
Jadilah al utrujjah
 
Memelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranMemelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quran
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halal
 
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptBab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
 
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranKeutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
 

Similar to Memahami Makna Isti'adzah Lebih Dari Sekadar Membaca Ta'awwudz

Asas Adab-Adab Al-Quran.pptx
Asas Adab-Adab Al-Quran.pptxAsas Adab-Adab Al-Quran.pptx
Asas Adab-Adab Al-Quran.pptxubadahlokman1
 
Keutammaan membaca quran
Keutammaan membaca quranKeutammaan membaca quran
Keutammaan membaca quranilmalaja
 
Quranic healing theraphy
Quranic healing theraphyQuranic healing theraphy
Quranic healing theraphyPutri Wikie
 
Bab 8 adab berdoa dan membaca alquran
Bab 8 adab berdoa dan membaca alquranBab 8 adab berdoa dan membaca alquran
Bab 8 adab berdoa dan membaca alquranwildiaekafutikha
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriamaliarosilawati1
 
Ahlul bayt penyelamat umat akhir zaman
Ahlul bayt penyelamat umat akhir zamanAhlul bayt penyelamat umat akhir zaman
Ahlul bayt penyelamat umat akhir zamanunderitan
 
Tipu daya syetan lemah
Tipu daya syetan lemahTipu daya syetan lemah
Tipu daya syetan lemahHelmon Chan
 
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllifNasri
 
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdfMembentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdfKhadijahMurad1
 
Apakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecohApakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecohDr. Maman SW
 
Buletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan Kemaslahatan
Buletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan KemaslahatanBuletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan Kemaslahatan
Buletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan KemaslahatanLAZNas Chevron
 
Perubatan islam
Perubatan islamPerubatan islam
Perubatan islamAzreen Aj
 
Materi PPT USTADZ SHOFWAN.pptx
Materi PPT USTADZ SHOFWAN.pptxMateri PPT USTADZ SHOFWAN.pptx
Materi PPT USTADZ SHOFWAN.pptxSyaifullah2603
 
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4LAZNas Chevron
 

Similar to Memahami Makna Isti'adzah Lebih Dari Sekadar Membaca Ta'awwudz (20)

Asas Adab-Adab Al-Quran.pptx
Asas Adab-Adab Al-Quran.pptxAsas Adab-Adab Al-Quran.pptx
Asas Adab-Adab Al-Quran.pptx
 
Ruqyah yang benar
Ruqyah yang benarRuqyah yang benar
Ruqyah yang benar
 
Keutammaan membaca quran
Keutammaan membaca quranKeutammaan membaca quran
Keutammaan membaca quran
 
Quranic healing theraphy
Quranic healing theraphyQuranic healing theraphy
Quranic healing theraphy
 
Bab 8 adab berdoa dan membaca alquran
Bab 8 adab berdoa dan membaca alquranBab 8 adab berdoa dan membaca alquran
Bab 8 adab berdoa dan membaca alquran
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
 
Ahlul bayt penyelamat umat akhir zaman
Ahlul bayt penyelamat umat akhir zamanAhlul bayt penyelamat umat akhir zaman
Ahlul bayt penyelamat umat akhir zaman
 
Bunga
BungaBunga
Bunga
 
Bersahabatlah dengan al
Bersahabatlah dengan alBersahabatlah dengan al
Bersahabatlah dengan al
 
Tipu daya syetan lemah
Tipu daya syetan lemahTipu daya syetan lemah
Tipu daya syetan lemah
 
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sosAllif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
Allif khairun nasri,agama islam,ilmu komunikasi,dr.taufiq ramdani,s.th.i.,m.sos
 
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdfMembentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
Membentuk-Pribadi-Muslim-Yang-Sehat-dan-Produktif-Bersama-Al-Quran-New.pdf
 
Apakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecohApakah umat islam terkecoh
Apakah umat islam terkecoh
 
Tips menghadapi futur
Tips menghadapi futurTips menghadapi futur
Tips menghadapi futur
 
Buletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan Kemaslahatan
Buletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan KemaslahatanBuletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan Kemaslahatan
Buletin Rumbai Edisi 12 Mengingat Kematian Melancarkan Kemaslahatan
 
Perubatan islam
Perubatan islamPerubatan islam
Perubatan islam
 
Tafsir surat al
Tafsir surat alTafsir surat al
Tafsir surat al
 
Abdullah bin mas'ud
Abdullah bin mas'udAbdullah bin mas'ud
Abdullah bin mas'ud
 
Materi PPT USTADZ SHOFWAN.pptx
Materi PPT USTADZ SHOFWAN.pptxMateri PPT USTADZ SHOFWAN.pptx
Materi PPT USTADZ SHOFWAN.pptx
 
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Memahami Makna Isti'adzah Lebih Dari Sekadar Membaca Ta'awwudz

  • 1. Beristi’âdzah, Bukan Sekadar Membaca Ta’awwudz Oleh: Muhsin Hariyanto Banyak di antara jamaah pengajian kami yang bertanya tentang makna isti’âdzah. Ada yang bertanya mengenai maknanya terkait dengan persoalan ‘khusus’ ruqyah syar’iyyah yang kini marak dipraktikkan dalam pengobatan alternatif, dan ada pula yang bertanya tentang hal itu -- secara umum --berkaitan dengan bacaan ayat-ayat al-Quran. Karena – jelas – ada firman Allah yang menyatakan: َ ِ ِ ِ ْ ِ َْ َ َ ْ ُ ْ َ َْ َ َ َِ ‫فإذا قرأت القرآن فاستعذ باللّه من الشيطان‬ ِ َ ّْ ِ ِ ّ ‫الرجيم‬ “Apabila kamu membaca al-Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS an-Nahl, 16: 98) Untuk menjawab pertanyaan tersebut, alangkah baiknya kita simak dengan seksama tulisan Ibnu Qayyim al-Jauziyah – dalam kitab Ighâtsatul Lahfân min Mashâidisy Syaithân (‫,)إغاثة اللهفان من مصائد الشيطان‬ I/91-94 – yang menjelaskan tentang sebab yang melatarbelakangi perintah Allah dalam al-Quran yang berisi anjuran kepada setiap qâri’ (pembaca) al- Quran untuk ber-isti’âdzah, yang secara ringkas pernah dibahas oleh para ustadz dalam beberapa forum kajian tafsir yang pernah saya ikuti. Anjuran untuk ber-isti’âdzah – dalam penjelasan beliau -- bukan sekadar untuk membaca lafazh ta’awwudz (kalimat a’ûdzu billâhi minasy syaithânirrajîm) atau kalimat yang semakna dengannya yang substansinya memohon perlindungan kepada Allah dari setiap godaan setan yang terkutuk. Lebih dari sekadar mengucapkan lafazh, permohonan perlindungan itu benar-benar harus menjadi bagian dari kesadaran yang tumbuh di dalam hati sanubari setiap orang yang beriman ketika membaca ayat-ayat suci al-Quran. Karena – dalam pandangan beliau – setan akan tetap berkesempatan untuk menggoda diri setiap manusia, meskipun ‘sang manusia’ itu tengah membaca lafazh (ayat-ayat suci) al-Quran. Dengan memohon perlindungan kepada Allah, maka setiap lafazh (ayat-ayat suci) al-Quran yang dibaca oleh setiap orang yang beriman, insyâallâh akan benar-benar memberikan manfaat bagi para pembaca dan (juga) para pendengarnya yang benar-benar berkesediaan untuk 1
  • 2. mendengarkannya, selaras dengan nilai kegunaannya, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Allah di dalam rangkaian ayat-ayat al-Quran. Dari pembahasan yang terdapat dalam kitab tersebut, bisa dipahami bahwa ketika Allah memberikan perintah untuk beristiâdzah kepada diri kita, minimal memiliki enam pesan utama: Pertama, al-Quran bernilai guna sebagai obat untuk penyakit- penyakit hati semua umat manusia, sebagaimana firmanNya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS Yûnus, 10: 57). Oleh karenanya, ketika Allah memerintahkan kepada kita untuk beristi’âdzah, pada saat itu Allah memberi peluang kepada setiap para pembaca ayat-ayat al-Quran (dan – juga – para penyimaknya) untuk mendapatkan nilai kegunaan al-Quran sebagai syifâ’ (obat) bagi penyakit- penyakit yang ada dalam shadr (hati) mereka, tanpa dipengaruhi oleh setan yang selalu siap untuk mengganggu, karena jika al-Quran tidak berfungsi (karena gangguan setan yang bermain untuk membisikkan sesuatu yang buruk pada hati para pembaca dan penyimak bacaan ayat-ayat al-Quran), maka al-Quran pun boleh jadi tidak lagi bernilai guna ‘menjadi’ syifâ’ (obat) yang paling mujarab, yang bisa menyembuhkan luka apa pun yang terjadi pada hati manusia, karena Allah sebagai asy-Syâfî (Sang Penyembuh) tak berkenan memberikan kesembuhan kepada para pembaca dan penyimak bacaan ayat-ayat al-Quran yang ‘tengah’ tergoda oleh bisikan-bisikan setan. Kedua, setan – yang semula berasal dari komunitas Jin -- diciptakan oleh Allah dari api yang dapat membakar apa saja, termasuk (membakar) hati para manusia. Sedangkan al-Qur’an adalah sesuatu yang dapat memberi hidâyah, pengetahuan dan siraman bagi hati setiap manusia. Karena itulah Allah memerintahkan kepada setiap pembaca ayat-ayat al- Quran untuk beristi’âdzah, agar setan tidak mampu membakar hati manusia dengan bisikan-bisikan jahatnya, sekaligus memberi peluang kepada para pembaca dan penyimak bacaan ayat-ayat al-Quran untuk memanfaatkan bacaan ayat-ayat al-Quran tersebut sebagai penyejuk hati mereka. Ketiga, sesungguhnya para malaikat selalu mendekati pembaca al- Qur’an dan mendengarkan bacaan-bacaannya. Ibnu Qayyim al-Jauziyah menukil sebuah riwayat, bahwa hal ini pernah terjadi pada salah seorang sahabat yang bernama Usaid bin Hudhair. Dinyatakan bahwa ketika sedang membaca al-Qur’an, ia melihat semacam awan yang di dalamnya terdapat lampu-lampu mendekatinya. Ketika ditanyakan kepada Rasulullah s.a.w., 2
  • 3. beliau menyatakan bahwa itu adalah malaikat”. Oleh karena itulah Allah memerintahkan kepada para pembaca ayat-ayat al-Quran untukberisti’âdzah agar terhindar dari kehadiran setan, dan sebaliknya agar selalu dihadiri oleh para malaikat. (Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad bin Hanbal dari Abu Sa’id al-Khudriy) Keempat, setan dan para pengikut setianya selalu berupaya untuk memalingkan manusia dari ‘mengingat’ Allah (menjadikan mereka lupa kepada Allah) dan ketika mereka membacanya selalu diganggu, agar tercegah dari peluang untuk bertadabbur (merenungi maknanya) Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” (QS al-Isrâ’, 17: 64). Maksud ayat ini ialah: Allah memberi kesempatan kepada Iblis untuk menyesatkan manusia dengan segala kemampuan yang ada padanya. Tetapi segala tipu daya setan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang benar-benar beriman. Maka dengan beristi’âdzah (dengan sebenar-benarnya, dari lubuk hati yang paling dalam), Allah selalu akan memberi garansi penuh kepada para pembaca dan penyimak bacaan al-Qur’an: “mereka akan selalu terjaga dari upaya setan untuk menggodanya”. Kelima, Allah sangat antusias untuk mendengarkan tilâwah (bacaan) al-Qur’an dari para hambaNya. Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w: “Sesungguhnya Allah lebih bersemangat mendengarkan seorang laki-laki yang bagus bacaan al-Qur’annya yang mengeraskan suara bacaannya daripada (mendengarkan) seorang yang mencintai nyanyian ketika mendendangkan nyanyiannya.” (Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Fadhalah bin Ubaid). Sementara itu, setan lebih antusias untuk mendengarkan alunan nyanyian musik syahdu yang bisa jadi akan membuai para pecintanya, sehingga mereka lupa untuk mengingat Allah. Oleh karena itu, dengan beristiâd’zah, para pembaca dan penyimak bacaan al-Quran – insyâallâh – akan selalu terhindar oleh setiap godaan setan, dan sebaliknya akan bisa selalu berharap terhadap kehadiran Allah untuk memberikan kemanfaatan bagi dirinya. Keenam, setan memunyai sifat selalu berkeinginan untuk mencegah siapa pun yang berniat untuk beramal saleh, termasuk di dalamnya orang yang berkeinginan atau tengah membaca dan menyimak ayat-ayat al- Qur’an. Bahkan – dalam sebuah riwayat -- Nabi Muhammad s.a.w. pun pernah digoda olehnya. Sebagaimana sabda beliau: “Sesungguhnya 'Ifrit dari 3
  • 4. bangsa Jin baru saja menggangguku untuk memutus shalatku, tetapi Allah memenangkan aku atasnya, dan aku berkehendak untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid sampai waktu shubuh sehingga setiap orang dari kalian dapat melihatnya. Namun aku teringat ucapan saudaraku Sulaiman ‘Alaihis Salâm ketika berdo'a: “{Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh seorangpun setelah aku}” (QS Shâd, 38: 35). Dinyatakan oleh periwayat hadis ini: "Kemudian beliau (Rasulullah s.a.w.) pun mengusirnya dalan keadaan hina." (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah) Tidak bisa dipungkiri, bahwa semakin besar nilai ibadah yang kita kerjakan, termasuk di dalamnya ketika ‘kita’ membaca dan menyimak (bacaan) ayat-ayat al-Quran, maka semakin besar pula upaya setan untuk mencegah dan menggodanya. Oleh karena itu, dengan beristi’âdzah, setiap pembaca dan penyimak (bacaan) al-Qur’an akan selalu (terjamin) ‘terjauhkan’ dari segala godaan setan, dan akan menghasilkan ibadah yang berkualitas. Sehingga setiap bacaan dan simakan (bacaan) al-Qurannya – insyâallâh – akan memberikan manfaat yang terbaik bagi siapa pun, di mana pun dan kapan pun. Penulis adalah Dosen Tetap FAI-UM Yogyakarta dan Dosen Tidak Tetap STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta 4