SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
RINGKASAN PENGUJIAN
1. Analisis Saringan Tanah
Tujuan : Menentukan distribusi butir (gradasi) sampel tanah dengan
menggunakan saringan paling kecil no.200, dan menentukan klasifikasi
tanah. Dalam mengklasifikasikan tanah membutuhkan pengujian
analisis ukuran butiran, pengujian batas cair dan batas palstis. Sistem
klasifikasi AASHTO (American Association Of State Highway and
Transporting Official) berguna untuk menentukan kualitas tanah dalam
perancangan timbunan jalan, subbase dan subgrade.
Prosedur :
Sebelum memulai percobaan terlebih dahulu menyiapkan sampel tanah minimal 200 gram
(untuk selanjutnya percobaan analisis hydrometer). Tanah tersebut dicuci terlebih dahulu
untuk melepaskan zat organic/mineral bukan tanah yang menempel di tanah. Hal ini
dikarenakan gradasi yang akan dicek hanya tanahnya saja.
Analisis Saringan dilakukan dengan menggetarkan contoh tanah kering melalui satu set
ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kebawah makin kecil secara
berurutan. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah kering oven yang telah digerus
gumpalannya ke ukuran yang lebih kecil. Kemudian, tanah yang tertahan di saringan
ditentukan massa tertahan untuk tiap nomor saringan.
Lalu, untuk memperjelas distribusi ukuran, dilakukan visualisasi dengan kurva gradasi.
Kurva gradasi diperoleh dari hasil plot data pada kertas grafik semi logaritmik dengan
persentase lolos kumulatif sebagai ordinat dan diameter ukuran saringan sebagai absis.
Persentase tertahan merupakan persentase massa tertahan pada tiap saringan terhadap
massa total.
%𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
Kemudian, persentase kumulatif tertahan merupakan persentase dari total tanah tertahan
ditinjau per saringan terhadap massa total tanah.
% 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 =
∑ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
Lalu persentase lolos kumulatif merupakan persentase tanah yang lolos dari saringan
terhadap massa total sampel.
% 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 100% − % 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
2. Tata Cara Uji Atterberg Limit
Merupakan suatu metode yang dapat menjelaskan sifat konsistensi tanah berbutir halus
pada kadar air yang bervariasi.
Tujuan :
 Menentukan kadar air tanah pada batas cair LL dan batas plastis PL
 Mengetahui nilai plasticity index, PI=LL-PL
 Klasifikasi tanah sesuai USCS
Teori :
 Plasticity index : Range nilai kadar air tanah kondisi plastis. (LL-PL)
 Shrinkage Limit : Kondisi kadar air pada kedudukan diantara daerah semi padat
dan padat yaitu persentase kadar air dimana pengurangan kadar
air selanjutnya tidak akan mengakibatkan perubahan volume
 Liquid Limit : kadar air tanah yang untuk nilai-nilai di atasnya, tanah akan
berprilaku sebagai cairan kental (batas antara keadaan cair dan
keadaan plastis)
 Plastic Limit : kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan
Plastis
Prosedur :
a. Penentuan Liquid Limit ditentukan saat tanah di casagrande berjarak 13 mm saat 25
ketukan. membuat grafik kadar air terhadap jumlah ketukan. Tujuan dari pembuatan
grafik diatas adalah untuk mengetahui hubungan jumlah ketukan dengan kadar air,
seharusnya dengan jumlah ketukan yang semakin banyak, batas liquid limit tanah akan
semakin tinggi sehingga kadar airnya lebih kecil.
Ketukan yang kita buat dengan menggunakan alat uji Cassagrande menggetarkan
partikel air yang ada dalam sampel yang kita letakkan pada alat uji tersebut. Air yang
kita masukkan pada sampel tanah telah mengisi dan menjadi pelekat antar partikel
tanah sehingga saat air digetarkan dan mencari kondisi stabilnya yang relatif vertikal
terhadap alasnya (dasar alat uji). Tidak hanya air yang menuju dasar alat uji, melainkan
tanah juga.
b. Penentuan Plastic Limit ditentukan dengan mengambil nilai rata-rata kadar air sampel
tanah PL1 (cawan 1) dan PL2 (cawan 2) dengan total berat specimen tanah di kedua
cawan yaitu 6 gram. Sampel tanah yang masuk ke cawan adalah specimen yang
mampu digulung tanpa lengket ke tangan (lama waktu menggulung < 2 menit), dan
pada saat kondisi pilinan 3,2 cm terbentuk retak rambut. Keadaan plastis adalah
keadaan dimana tanah dapat berdeformasi tanpa mengalami retakan.
c. Penentuan Shrinkage Limit tidak dilaksanakan karena menggunakan merkuri.
3. Kompaksi (Pengujian Kepadatan Tanah) MODIFIED
Tujuan : Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah
untuk menemukan kadar air optimum pada berat volume kering
maksimum. Secara umum, tujuan dari pemadatan tanah ini adalah
untuk meningkatkan kekuatan dari tanah tersebut. Kompaksi juga dapat
mengurangi penurunan tanah yang tidak diinginkan dan menaikkan
daya tahan terhadap erosi sehingga dapat meningkatkan stabilitas dari
suatu lereng.
Prosedur :
Kompaksi didefinisikan sebagai pemadatan tanah dengan menghilangkan udara yang ada
pada tanah dengan menggunakan energi mekanik sebagai hasil dari pemakaian beban
tanpa adanya perubahan signifikan terhadap kadar air. Faktor yang mempengaruhi
pemadatan tanah yaitu kadar air (air sebagai pelumas), jenis tanah, dan energy kompaksi.
Kenaikan kadar air tanah pada suatu tanah yang dipadatkan akan menaikkan berat volume
tanah. Pada saat kadar air = 0, berat volume basah tanah adalah sama dengan berat volume
keringnya. Apabila kadar air ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan
yang sama, maka berat dan jumlah bahan padat dalam tanah per satuan volume juga
meningkat secara bertahap pula. Setelah mencapai kadar air tertentu, adanya penambahan
kadar air justru menurunkan berat volume kering dari tanah karena air tersebut kemudian
menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat diisi oleh partikel-partikel
solid dari tanah. Kadar air tanah yang menyebabkan harga berat volume kering maksimum
disebut kadar air optimum.
Beberapa sampel tanah ditambahkan air sesuai kebutuhan secara bertahap agar campuran
merata. Lalu didiamkan selama 24 jam. Selanjutnya ditimbang dan dikompaksi secara
bertahap dalam 5 layer. Masing-masing layer ditumbuk dengan rammer manual dengan
berat 4,5 kg sebanyak 56 kali tumbukan dengan tinggi jatuh 45 cm.
 Standard : 25 tumbukan, 12 inch, 5.5 lbs, 3 layer
 Modified : 56 tumbukan, 18 inch, 10 lbs, 5 layer
4. Pengujian ZAVD dan Menggambar ZAVD
Cara Memperoleh :
1. Hitung kadar air (w)
𝑤 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑥 100%
2. Hitung Spesific Gravity (Lihat pada Modul 2)
 Volume Piknometer
𝑉𝑝 =
𝑀 𝑝𝑤,𝑐 − 𝑀 𝑝
𝜌 𝑤,𝑐
Dimana:
𝑀 𝑝𝑤,𝑐 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑀 𝑝 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝜌 𝑤,𝑐 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖
 Berat piknometer dan air saat pengujian
𝑀 𝑝𝑤,𝑡 = 𝑀 𝑝 + (𝑉𝑝 𝑥 𝜌 𝑤,𝑡)
Dimana:
𝑀 𝑝𝑤,𝑡 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛
𝑀 𝑝 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑉𝑝 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖
𝜌 𝑤,𝑡 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛
 Berat tanah
𝑀𝑠 = 𝑀 𝑝𝑠,𝑡 − 𝑀 𝑝
Dimana:
𝑀𝑠 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝑀 𝑝𝑠,𝑡 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛
𝑀 𝑝 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
 Specific Gravity
𝐺𝑠 =
𝑀𝑠
(𝑀 𝑝𝑤,𝑡 − (𝑀 𝑝𝑤𝑠,𝑡 − 𝑀𝑠))
Dimana:
Gs = berat jenis tanah
𝑀𝑠 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝑀 𝑝𝑤,𝑡 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛
𝑀 𝑝𝑤𝑠,𝑡 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟, 𝑎𝑖𝑟, 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛
3. Hitung Berat Volume Basah (𝛾), berat volume kering (𝛾𝑑), berat volume ZAV
(𝛾𝑍𝐴𝑉)
𝛾 =
𝑊2 − 𝑊1
𝑉
Dengan:
𝛾 = berat isi basah (kN/m3)
𝑊1 = Berat mold (gram)
𝑊2 = Berat Mold + Tanah (gram)
𝑉 = isi cetakan (cm3)
𝛾𝑑 =
𝛾
(1 +
𝑤(%)
100
)
Dengan:
𝛾𝑑 = Berat isi kering (kN/cm3)
W = Kadar air (%)
𝛾𝑍𝐴𝑉 =
𝛾𝑤
(
1
𝐺𝑆
+ 𝑤)
Dengan:
𝛾𝑍𝐴𝑉 = Berat isi tanah dimana tidak ada lagi rongga udara
Gs = Berat jenis tanah
𝛾𝑤 = Berat isi air (kN/m3)
W = kadar air (%)
Contoh Perhitungan :
1. Hitung kadar air (w)
𝑤 =
25.55 − 22.78
17.5
𝑥 100% = 15.68 %
2. Hitung Spesific Gravity (Lihat pada Modul 2)
Specific Gravity telah diketahui yaitu 2.596.
3. Hitung Berat Volume Basah (𝛾), berat volume kering (𝛾𝑑), berat volume ZAV
(𝛾𝑍𝐴𝑉)
𝛾 =
8469 − 5096
2275.8971
× 9.81 = 14.5389 𝑘𝑁/𝑚3
𝛾𝑑 =
14.5389
(1 +
15.68
100
)
= 12.5683 𝑔/𝑐𝑚3
𝛾𝑍𝐴𝑉 =
9.81
(
1
2.596
+ 0.1568)
× 9.81 = 18.0997 𝑔/𝑐𝑚3
Analisis Grafik :
Grafik di atas dibuat untuk menentukan kadar air optimum yang menghasilkan berat
volume kering maksimum. Penambahan kadar air pada tanah akan meningkatkan berat
volume kering tanah, namun saat kadar air sudah melewati kadar air optimum maka
penambahan kadar air justru akan mengurangi berat volume kering tanah tersebut. Hal ini
disebabkan karena saat penambahan kadar air, air akan membuat tanah mudah bergerak
untuk mengisi rongga-rongga udara yang kosong, namun saat kadar air telah terlalu banyak
maka rongga-rongga udara tersebut akan lebih banyak terisi oleh air dibandingkan oleh
tanah sehingga berat volume tanah kering menjadi berkurang.
Idealnya, kurva berat volume tanah zero air void berada di atas kurva berat volume kering
tanah, hal ini disebabkan karena tanah pada kondisi zero air void memiliki berat volume
tanah yang lebih besar dari pada berat volume kering tanah. Tanah pada kondisi zero air
void seluruh bagiannya terisi oleh partikel tanah, sehingga berat volumenya pun akan lebih
tinggi dibandingkan dengan berat volume kering tanah. Namun, pada grafik hasil
percobaan ini kurva berat volume tanah pada kondisi zero air void memotong kurva berat
volume kering tanah. Berdasarkan analisis kami, hal ini disebabkan karena nilai specific
gravity hasil pengukuran tidak mewakili keseluruhan sampel tanah yang digunakan untuk
proses kompaksi. Kesalahan yang terjadi juga dapat disebabkan oleh adanya sample tanah
beserta air yang tumpah pada saat pengadukan, sehingga pengukuran tidak akurat.

More Related Content

What's hot

Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
 
Tugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanahTugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanahapaAPAaja82
 
Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)MuhammadToyeb
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajatanchul
 
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libreSni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libreHasanudin H
 
106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpurRahmad Saputra
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanM Hayale
 
Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009samudra.gs
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurherewith sofian
 
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...afifsalim
 

What's hot (20)

PERENCANAAN TURAP
PERENCANAAN TURAPPERENCANAAN TURAP
PERENCANAAN TURAP
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
Bab 8 sand cone
Bab 8 sand coneBab 8 sand cone
Bab 8 sand cone
 
Tugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanahTugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanah
 
Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)
 
Buku etabs
Buku etabsBuku etabs
Buku etabs
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libreSni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libre
 
106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapan
 
Bab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsungBab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsung
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
Mektan bab 3 klasifikasi tanah
Mektan bab 3 klasifikasi tanahMektan bab 3 klasifikasi tanah
Mektan bab 3 klasifikasi tanah
 
Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009Test soil spt-ang-2009
Test soil spt-ang-2009
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Bab 1 sondir
Bab 1 sondirBab 1 sondir
Bab 1 sondir
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapur
 
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
 

Viewers also liked

Process layout operations management
Process layout   operations managementProcess layout   operations management
Process layout operations managementSilas Alexander
 
Résultats Fastdiag Diapo
Résultats Fastdiag DiapoRésultats Fastdiag Diapo
Résultats Fastdiag DiapoBusinesscool
 
New technologies in education
New technologies in educationNew technologies in education
New technologies in educationSofia Rallatou
 
Resharper 使用經驗分享
Resharper 使用經驗分享Resharper 使用經驗分享
Resharper 使用經驗分享Ming Hsun Yang
 
150120119178 2141907
150120119178 2141907150120119178 2141907
150120119178 2141907Umang Shah
 
Relevance feedback algorithm inspired by Quantum detection
Relevance feedback algorithm inspired by Quantum detectionRelevance feedback algorithm inspired by Quantum detection
Relevance feedback algorithm inspired by Quantum detectionR prasad
 
introduction to wireless sensor network
introduction to wireless sensor networkintroduction to wireless sensor network
introduction to wireless sensor networkhcls
 
Rcs1 -chapter6-SLS
Rcs1 -chapter6-SLSRcs1 -chapter6-SLS
Rcs1 -chapter6-SLSMarwan Sadek
 
Внешний Совет Директоров
Внешний Совет ДиректоровВнешний Совет Директоров
Внешний Совет ДиректоровIgor Seleznev
 
đạI cương-xương-trẻ-em
đạI cương-xương-trẻ-emđạI cương-xương-trẻ-em
đạI cương-xương-trẻ-emssuser48d166
 
3Com 3C10114C
3Com 3C10114C3Com 3C10114C
3Com 3C10114Csavomir
 
Guião para reportagem
Guião para reportagemGuião para reportagem
Guião para reportagemClaudia_San
 
تحميل برنامج فيس بوك facebook
تحميل برنامج فيس بوك facebookتحميل برنامج فيس بوك facebook
تحميل برنامج فيس بوك facebookMuhamed Elsayed
 
Introduction to medical equipments safety and testing
Introduction to medical equipments safety and testingIntroduction to medical equipments safety and testing
Introduction to medical equipments safety and testingMEHABOOB RAHMAN
 
Evaluación del estado de nutrición
Evaluación del estado de nutriciónEvaluación del estado de nutrición
Evaluación del estado de nutriciónestela villegas
 

Viewers also liked (20)

Process layout operations management
Process layout   operations managementProcess layout   operations management
Process layout operations management
 
AWSKRUGの現状 (Sanguk Park) - JAWS Days 2017
AWSKRUGの現状 (Sanguk Park) - JAWS Days 2017AWSKRUGの現状 (Sanguk Park) - JAWS Days 2017
AWSKRUGの現状 (Sanguk Park) - JAWS Days 2017
 
Résultats Fastdiag Diapo
Résultats Fastdiag DiapoRésultats Fastdiag Diapo
Résultats Fastdiag Diapo
 
New technologies in education
New technologies in educationNew technologies in education
New technologies in education
 
Resharper 使用經驗分享
Resharper 使用經驗分享Resharper 使用經驗分享
Resharper 使用經驗分享
 
150120119178 2141907
150120119178 2141907150120119178 2141907
150120119178 2141907
 
Presentation on Cloud computing
Presentation on Cloud computingPresentation on Cloud computing
Presentation on Cloud computing
 
Relevance feedback algorithm inspired by Quantum detection
Relevance feedback algorithm inspired by Quantum detectionRelevance feedback algorithm inspired by Quantum detection
Relevance feedback algorithm inspired by Quantum detection
 
introduction to wireless sensor network
introduction to wireless sensor networkintroduction to wireless sensor network
introduction to wireless sensor network
 
Revizor
RevizorRevizor
Revizor
 
Tyrolské elegie
Tyrolské elegieTyrolské elegie
Tyrolské elegie
 
Rcs1 -chapter6-SLS
Rcs1 -chapter6-SLSRcs1 -chapter6-SLS
Rcs1 -chapter6-SLS
 
Внешний Совет Директоров
Внешний Совет ДиректоровВнешний Совет Директоров
Внешний Совет Директоров
 
đạI cương-xương-trẻ-em
đạI cương-xương-trẻ-emđạI cương-xương-trẻ-em
đạI cương-xương-trẻ-em
 
3Com 3C10114C
3Com 3C10114C3Com 3C10114C
3Com 3C10114C
 
Guião para reportagem
Guião para reportagemGuião para reportagem
Guião para reportagem
 
TF.RGO.87
TF.RGO.87TF.RGO.87
TF.RGO.87
 
تحميل برنامج فيس بوك facebook
تحميل برنامج فيس بوك facebookتحميل برنامج فيس بوك facebook
تحميل برنامج فيس بوك facebook
 
Introduction to medical equipments safety and testing
Introduction to medical equipments safety and testingIntroduction to medical equipments safety and testing
Introduction to medical equipments safety and testing
 
Evaluación del estado de nutrición
Evaluación del estado de nutriciónEvaluación del estado de nutrición
Evaluación del estado de nutrición
 

Similar to Analisis Tanah

Tugas mata kuliah mekanika tanah pemadatan
Tugas mata kuliah mekanika tanah pemadatanTugas mata kuliah mekanika tanah pemadatan
Tugas mata kuliah mekanika tanah pemadatanSylvester Saragih
 
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdfSlide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdfFauziAlantia1
 
Pemadatan dan pemantapan tanah
Pemadatan dan pemantapan tanahPemadatan dan pemantapan tanah
Pemadatan dan pemantapan tanahDicky Pulungan
 
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksiPraktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksinoussevarenna
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
 
Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahReza Bae
 
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastisPraktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastisnoussevarenna
 
Mekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyudaMekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyudafirmanahyuda
 
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxKuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxIlham Ipong
 
Mekanika Tanah P2.pdf
Mekanika Tanah P2.pdfMekanika Tanah P2.pdf
Mekanika Tanah P2.pdfYandiChaniago
 
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahKetut Swandana
 
Fungsi densitas perairan
Fungsi densitas perairanFungsi densitas perairan
Fungsi densitas perairanRachmat Hidayat
 
batas batas-atterberg
batas batas-atterbergbatas batas-atterberg
batas batas-atterbergleekprie
 

Similar to Analisis Tanah (20)

Tugas mata kuliah mekanika tanah pemadatan
Tugas mata kuliah mekanika tanah pemadatanTugas mata kuliah mekanika tanah pemadatan
Tugas mata kuliah mekanika tanah pemadatan
 
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdfSlide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
 
Mekanika Tanah 1 (Pemadatan Tanah)
Mekanika Tanah 1 (Pemadatan Tanah)Mekanika Tanah 1 (Pemadatan Tanah)
Mekanika Tanah 1 (Pemadatan Tanah)
 
Pemadatan dan pemantapan tanah
Pemadatan dan pemantapan tanahPemadatan dan pemantapan tanah
Pemadatan dan pemantapan tanah
 
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksiPraktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
 
Perbaikan tanah
Perbaikan tanahPerbaikan tanah
Perbaikan tanah
 
Perbaikan tanah
Perbaikan tanahPerbaikan tanah
Perbaikan tanah
 
ilmu tanah.ppt
ilmu tanah.pptilmu tanah.ppt
ilmu tanah.ppt
 
Bab 6 pemadatan
Bab 6  pemadatanBab 6  pemadatan
Bab 6 pemadatan
 
Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika Tanah
 
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastisPraktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
 
Mekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyudaMekanika fluida firman ahyuda
Mekanika fluida firman ahyuda
 
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxKuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
 
Mekanika Tanah P2.pdf
Mekanika Tanah P2.pdfMekanika Tanah P2.pdf
Mekanika Tanah P2.pdf
 
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanah
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
Fungsi densitas perairan
Fungsi densitas perairanFungsi densitas perairan
Fungsi densitas perairan
 
03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg
 
batas batas-atterberg
batas batas-atterbergbatas batas-atterberg
batas batas-atterberg
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (6)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

Analisis Tanah

  • 1. RINGKASAN PENGUJIAN 1. Analisis Saringan Tanah Tujuan : Menentukan distribusi butir (gradasi) sampel tanah dengan menggunakan saringan paling kecil no.200, dan menentukan klasifikasi tanah. Dalam mengklasifikasikan tanah membutuhkan pengujian analisis ukuran butiran, pengujian batas cair dan batas palstis. Sistem klasifikasi AASHTO (American Association Of State Highway and Transporting Official) berguna untuk menentukan kualitas tanah dalam perancangan timbunan jalan, subbase dan subgrade. Prosedur : Sebelum memulai percobaan terlebih dahulu menyiapkan sampel tanah minimal 200 gram (untuk selanjutnya percobaan analisis hydrometer). Tanah tersebut dicuci terlebih dahulu untuk melepaskan zat organic/mineral bukan tanah yang menempel di tanah. Hal ini dikarenakan gradasi yang akan dicek hanya tanahnya saja. Analisis Saringan dilakukan dengan menggetarkan contoh tanah kering melalui satu set ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kebawah makin kecil secara berurutan. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah kering oven yang telah digerus gumpalannya ke ukuran yang lebih kecil. Kemudian, tanah yang tertahan di saringan ditentukan massa tertahan untuk tiap nomor saringan. Lalu, untuk memperjelas distribusi ukuran, dilakukan visualisasi dengan kurva gradasi. Kurva gradasi diperoleh dari hasil plot data pada kertas grafik semi logaritmik dengan persentase lolos kumulatif sebagai ordinat dan diameter ukuran saringan sebagai absis. Persentase tertahan merupakan persentase massa tertahan pada tiap saringan terhadap massa total. %𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 100% Kemudian, persentase kumulatif tertahan merupakan persentase dari total tanah tertahan ditinjau per saringan terhadap massa total tanah. % 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = ∑ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 100% Lalu persentase lolos kumulatif merupakan persentase tanah yang lolos dari saringan terhadap massa total sampel. % 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 100% − % 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
  • 2. 2. Tata Cara Uji Atterberg Limit Merupakan suatu metode yang dapat menjelaskan sifat konsistensi tanah berbutir halus pada kadar air yang bervariasi. Tujuan :  Menentukan kadar air tanah pada batas cair LL dan batas plastis PL  Mengetahui nilai plasticity index, PI=LL-PL  Klasifikasi tanah sesuai USCS Teori :  Plasticity index : Range nilai kadar air tanah kondisi plastis. (LL-PL)  Shrinkage Limit : Kondisi kadar air pada kedudukan diantara daerah semi padat dan padat yaitu persentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak akan mengakibatkan perubahan volume  Liquid Limit : kadar air tanah yang untuk nilai-nilai di atasnya, tanah akan berprilaku sebagai cairan kental (batas antara keadaan cair dan keadaan plastis)  Plastic Limit : kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan Plastis Prosedur : a. Penentuan Liquid Limit ditentukan saat tanah di casagrande berjarak 13 mm saat 25 ketukan. membuat grafik kadar air terhadap jumlah ketukan. Tujuan dari pembuatan grafik diatas adalah untuk mengetahui hubungan jumlah ketukan dengan kadar air, seharusnya dengan jumlah ketukan yang semakin banyak, batas liquid limit tanah akan semakin tinggi sehingga kadar airnya lebih kecil. Ketukan yang kita buat dengan menggunakan alat uji Cassagrande menggetarkan partikel air yang ada dalam sampel yang kita letakkan pada alat uji tersebut. Air yang kita masukkan pada sampel tanah telah mengisi dan menjadi pelekat antar partikel tanah sehingga saat air digetarkan dan mencari kondisi stabilnya yang relatif vertikal terhadap alasnya (dasar alat uji). Tidak hanya air yang menuju dasar alat uji, melainkan tanah juga.
  • 3. b. Penentuan Plastic Limit ditentukan dengan mengambil nilai rata-rata kadar air sampel tanah PL1 (cawan 1) dan PL2 (cawan 2) dengan total berat specimen tanah di kedua cawan yaitu 6 gram. Sampel tanah yang masuk ke cawan adalah specimen yang mampu digulung tanpa lengket ke tangan (lama waktu menggulung < 2 menit), dan pada saat kondisi pilinan 3,2 cm terbentuk retak rambut. Keadaan plastis adalah keadaan dimana tanah dapat berdeformasi tanpa mengalami retakan. c. Penentuan Shrinkage Limit tidak dilaksanakan karena menggunakan merkuri. 3. Kompaksi (Pengujian Kepadatan Tanah) MODIFIED Tujuan : Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah untuk menemukan kadar air optimum pada berat volume kering maksimum. Secara umum, tujuan dari pemadatan tanah ini adalah untuk meningkatkan kekuatan dari tanah tersebut. Kompaksi juga dapat mengurangi penurunan tanah yang tidak diinginkan dan menaikkan daya tahan terhadap erosi sehingga dapat meningkatkan stabilitas dari suatu lereng. Prosedur : Kompaksi didefinisikan sebagai pemadatan tanah dengan menghilangkan udara yang ada pada tanah dengan menggunakan energi mekanik sebagai hasil dari pemakaian beban tanpa adanya perubahan signifikan terhadap kadar air. Faktor yang mempengaruhi pemadatan tanah yaitu kadar air (air sebagai pelumas), jenis tanah, dan energy kompaksi. Kenaikan kadar air tanah pada suatu tanah yang dipadatkan akan menaikkan berat volume tanah. Pada saat kadar air = 0, berat volume basah tanah adalah sama dengan berat volume keringnya. Apabila kadar air ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama, maka berat dan jumlah bahan padat dalam tanah per satuan volume juga meningkat secara bertahap pula. Setelah mencapai kadar air tertentu, adanya penambahan kadar air justru menurunkan berat volume kering dari tanah karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat diisi oleh partikel-partikel solid dari tanah. Kadar air tanah yang menyebabkan harga berat volume kering maksimum disebut kadar air optimum. Beberapa sampel tanah ditambahkan air sesuai kebutuhan secara bertahap agar campuran merata. Lalu didiamkan selama 24 jam. Selanjutnya ditimbang dan dikompaksi secara bertahap dalam 5 layer. Masing-masing layer ditumbuk dengan rammer manual dengan berat 4,5 kg sebanyak 56 kali tumbukan dengan tinggi jatuh 45 cm.  Standard : 25 tumbukan, 12 inch, 5.5 lbs, 3 layer  Modified : 56 tumbukan, 18 inch, 10 lbs, 5 layer
  • 4. 4. Pengujian ZAVD dan Menggambar ZAVD Cara Memperoleh : 1. Hitung kadar air (w) 𝑤 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑥 100% 2. Hitung Spesific Gravity (Lihat pada Modul 2)  Volume Piknometer 𝑉𝑝 = 𝑀 𝑝𝑤,𝑐 − 𝑀 𝑝 𝜌 𝑤,𝑐 Dimana: 𝑀 𝑝𝑤,𝑐 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑀 𝑝 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝜌 𝑤,𝑐 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖  Berat piknometer dan air saat pengujian 𝑀 𝑝𝑤,𝑡 = 𝑀 𝑝 + (𝑉𝑝 𝑥 𝜌 𝑤,𝑡) Dimana: 𝑀 𝑝𝑤,𝑡 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑀 𝑝 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑉𝑝 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝜌 𝑤,𝑡 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛  Berat tanah 𝑀𝑠 = 𝑀 𝑝𝑠,𝑡 − 𝑀 𝑝 Dimana: 𝑀𝑠 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑀 𝑝𝑠,𝑡 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑀 𝑝 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟  Specific Gravity 𝐺𝑠 = 𝑀𝑠 (𝑀 𝑝𝑤,𝑡 − (𝑀 𝑝𝑤𝑠,𝑡 − 𝑀𝑠))
  • 5. Dimana: Gs = berat jenis tanah 𝑀𝑠 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑀 𝑝𝑤,𝑡 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑀 𝑝𝑤𝑠,𝑡 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟, 𝑎𝑖𝑟, 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 3. Hitung Berat Volume Basah (𝛾), berat volume kering (𝛾𝑑), berat volume ZAV (𝛾𝑍𝐴𝑉) 𝛾 = 𝑊2 − 𝑊1 𝑉 Dengan: 𝛾 = berat isi basah (kN/m3) 𝑊1 = Berat mold (gram) 𝑊2 = Berat Mold + Tanah (gram) 𝑉 = isi cetakan (cm3) 𝛾𝑑 = 𝛾 (1 + 𝑤(%) 100 ) Dengan: 𝛾𝑑 = Berat isi kering (kN/cm3) W = Kadar air (%) 𝛾𝑍𝐴𝑉 = 𝛾𝑤 ( 1 𝐺𝑆 + 𝑤) Dengan: 𝛾𝑍𝐴𝑉 = Berat isi tanah dimana tidak ada lagi rongga udara Gs = Berat jenis tanah 𝛾𝑤 = Berat isi air (kN/m3) W = kadar air (%) Contoh Perhitungan : 1. Hitung kadar air (w) 𝑤 = 25.55 − 22.78 17.5 𝑥 100% = 15.68 % 2. Hitung Spesific Gravity (Lihat pada Modul 2) Specific Gravity telah diketahui yaitu 2.596. 3. Hitung Berat Volume Basah (𝛾), berat volume kering (𝛾𝑑), berat volume ZAV (𝛾𝑍𝐴𝑉) 𝛾 = 8469 − 5096 2275.8971 × 9.81 = 14.5389 𝑘𝑁/𝑚3
  • 6. 𝛾𝑑 = 14.5389 (1 + 15.68 100 ) = 12.5683 𝑔/𝑐𝑚3 𝛾𝑍𝐴𝑉 = 9.81 ( 1 2.596 + 0.1568) × 9.81 = 18.0997 𝑔/𝑐𝑚3 Analisis Grafik : Grafik di atas dibuat untuk menentukan kadar air optimum yang menghasilkan berat volume kering maksimum. Penambahan kadar air pada tanah akan meningkatkan berat volume kering tanah, namun saat kadar air sudah melewati kadar air optimum maka penambahan kadar air justru akan mengurangi berat volume kering tanah tersebut. Hal ini disebabkan karena saat penambahan kadar air, air akan membuat tanah mudah bergerak untuk mengisi rongga-rongga udara yang kosong, namun saat kadar air telah terlalu banyak maka rongga-rongga udara tersebut akan lebih banyak terisi oleh air dibandingkan oleh tanah sehingga berat volume tanah kering menjadi berkurang. Idealnya, kurva berat volume tanah zero air void berada di atas kurva berat volume kering tanah, hal ini disebabkan karena tanah pada kondisi zero air void memiliki berat volume tanah yang lebih besar dari pada berat volume kering tanah. Tanah pada kondisi zero air void seluruh bagiannya terisi oleh partikel tanah, sehingga berat volumenya pun akan lebih tinggi dibandingkan dengan berat volume kering tanah. Namun, pada grafik hasil percobaan ini kurva berat volume tanah pada kondisi zero air void memotong kurva berat volume kering tanah. Berdasarkan analisis kami, hal ini disebabkan karena nilai specific gravity hasil pengukuran tidak mewakili keseluruhan sampel tanah yang digunakan untuk proses kompaksi. Kesalahan yang terjadi juga dapat disebabkan oleh adanya sample tanah beserta air yang tumpah pada saat pengadukan, sehingga pengukuran tidak akurat.