2. A. Mengenal Alkitab
Vienza memegang Alkitab bergambar di tangannya. la rajin
membaeanya. Bagi Vienza, tidak ada kisah lain sehebat kisah
dalam Alleitab. Sambil menatap ibunya,ia bertanya,"Bu,siapa
yang menulis buku ini?" Ibu Eti memegang tangan putri
kecilnya, mengajaknya duduk dan mulai bercerita.
"Buku ini telah ditulis ribuan tahun yang lalu. Penulisnya pun
tidak hanya satu orang. Musa diperintahkan Tuhan untuk
menuliskan lima kitab pertama, yaitu Kejadian, Keluaran,
Bilangan, Imamat, dan Ulangan. Musa menuliskan apa yang
disampaikan Tuhan kepadanya. Setelah Musa, ada banyak
orang lagi yang dipilih Tuhan untuk menjadi nabi. Tugasnya
adalah menyampaikan perintah Tuhan kepada umat untuk
ditaati."
3. Ibu Eti melanjutkan, "Samuel menuliskan kitab pertama dan kedua
Samuel. Raja Daud menuliskan kitab Mazmur. Raja Salomo
menuliskan kitab Kidung Agung, Pengkhotbah dan Amsal. Nabi
Yeremia menulis kitab Yeremia dan Ratapan. Nabi-nabi dalam
Perjanjian Lama menuliskan semua perintah Tuhan kepada mereka
dan menyampaikannya kepada bangsa Israel. Tuhan Yesus dalam
masa hidupnya di dunia memanggil dua belas murid menjadi
pengikut-Nya. Tetapi tidak semua murid Yesus menuliskan kitab-
kitab dalam Perjanjian Baru. Lukas adalah Injil yang ditulis oleh
Lukas, yaitu seorang tabib pada masa pelayanan Tuhan Yesus.
Selain Injil Lukas, ia juga menuliskan Kisah Para Rasul, yaitu kitab
yang mencatat sejarah terbentuknya jemaat mula-mula. Petrus
menuliskan ketiga kitab Petrus. Rasul yang menulis paling banyak
kitab adalah Paulus. la bukan murid Yesus tetapi seorang rasul yang
berani mempertaruhkan nyawanya bagi kemuliaan Tuhan. Jadi,
Alkitab dituliskan oleh banyak orang, dalam waktu yang sangat
lama dan untuk menjawab berbagai persoalan tentang iman
kepada Allah."
4. "Lalu bagaimana kisahnya sehingga saat ini kita bisa memiliki Alkitab
seperti ini?" tanya Vienza penuh perhatian kepada ibunya. Ibunya
melanjutkan, "Orang Yahudi sejak awal memang sudah menerima kelima
kitab Musa sebagai Kitab Taurat yang harus ditaati sebab berasal dari
Tuhan. Mereka menjadikannya petunjuk unruk kehidupan iman sehari-hari.
Orang Kristen pun bertambah banyak pada abad pertama. Banyak ajaran
yang berkembang membuat orang Kristen harus memiliki standar yang
tepat agar tidak tersesat dengan berbagai ajaran yang salah. Bapa-bapa
gereja berkumpul untuk menentukan manakah kitab yang termasuk dalam
Alkitab dan mana yang tidak. Mereka meneliti semua tulisan yang saat itu
digunakan untuk mengajarkan iman Kristen di gereja."
Dalam bahasa Ibrani terdapat kata qaneh, yang berarti ukuran atau tongkat
pengukur. Dalam bahasa Yunani diterjemahkan menjadi kanon, artinya tali
pengukur. Istilah ini digunakan untuk menentukan kitab-kitab manakah
yang termasuk dalam Alkitab dan mana yang tidak. Proses di mana kitab-
kitab dikenali dan diakui memiliki otoritas firman Allah disebut kanonisasi.
Proses ini tidak terlepas dari kehidupan iman orang Yahudi dan jemaat
mula-mula yang saat itu sama-sama menggunakan kitab-kitab Perjanjian
Lama dan tulisan-tulisan pada masa Perjanjian Baru. Hasil dari proses
kanonisasi ini disebut kanon Alkitab.
5. Ada empat kriteria kanonisasi yang digunakan untuk
penentuan kanon Perjanjian Lama, yaitu sebagai berikut.
1. Kanonisasi dikaitkan dengan nubuat.
2. Kanonisasi dikaitkan dengan konsep perjanjian, yaitu
perjanjian yang diadakan oleh Allah terhadap umat-Nya.
3. Perjanjian Lama diteguhkan oleh Perjanjian Baru
4. Pemakaian kitab-kitab dahun ibadah Israel, seperti liturgi
Bait Allah. Terdapat sebuah kelompok kitab yang terdiri dari
lima kitab. Kitab-kitab ini selalu dibacakan pada setiap hari
raya besar, yaitu hangsa Rut, kidung Agung, Pengkhotbah,
Ratapan dan Ester.
6. Kanon Perjanjian Lama disahkan pada tahun 90 Masehi melalui sidang para
ahli Taurat Jamnia. Adapun kriteria kanonisasi yang biasa digunakan unruk
penentuan kanon Perjanjian Baru adalah:
1. Daftar yang dibuat oleh para tokoh gereja. Meskipun daftar kitab tidak sama
sam dengan yang lain atau tidak lengkap.
2. Kriteria kerasulan. Berkaitan secara langsung atau tidak terhadap rasul pada
abad pertama.
3. Kriteria ortodoxi kanon.Sekalipun ada perbedaan pada tekanan kitab tetapi
merupakan keseluruhan yang terpadu
4. Kriteria kekatholikan (bersifat am, umum, untuk semua orang percaya dari
segala bangsa di sepanjang masa)
Pada tahun 367, Athanasius, seorang uskup dari Aleksandria mengirimkan
surat edaran yang berisi ke-27 kitab yang saat ini kita kenal dengan Perjanjian
Baru. Tujuannya adalah mencegah umat dari kesalahan. Bagi Athanasius, hanya
ke-27 kitab ini saja yang diilhamkan oleh Allah bagi kehidupan manusia. Di luar
ke-27 kitab tersebut tidak ada yang diilhami oleh Allah. Lalu pada tahun 397
Konsili Kartago mengesahkan daftar kitah tersebut sebagai kitab-kitab
Perjanjian Baru. Dengan demikian, kanonisasi Alkitab selesai pada tahun 397
dan harus ditutup.
7. B. Apa Manfaat Alkitab
Membaca Alkitab bearati belajar untuk mengetahui,
mengenal,dan memahami firman Tuhan. Kenyataan yang
menyedihkan adalah tidak semua orang yang mengaku Kristen
telah membaca Kitab Sucinya sendiri. Banyak orang Kristen yang
merasa cukup dengan hanya mendengar khotbah atau
pengajaran tentang Kristen dari mimbar pada hari Minggu. Bukan
dengan membaca Kitab Sucinya sendiri. Dalam 2 Timotius 3:15-
16, Paulus menptakan bahwa "Ingatlah juga bahwa dari kecil
engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat
kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman
kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kesalahan dan untuk mendidik
orang dalam kebenaran."Dengan cara seperti ini maka setiap
orang milik kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap
perbuatan baik.
8. Alkitab bermanfaat untuk
1. Memberi hikmat.
Memberikan petunjuk bagaimana harus berperilaku dan
mengambil keputusan, dalam kehidupan sehari-hari. perliraku, cara
mengambil keputusan, dan menyikapi berbagberbagai masalah
menunjukkan identitas seseorang. Hikmat membuat seseorang
bijak dan arif. Hikmat tidak diperoleh lewat ilmu pengetahuan.
Hikmat diperoleh dari pengalaman hidup. Hikmat tidak
ditembahkan berdasarkan bertambahnya usia. Hikmat adalah
pemberian Tuhan bagi yang takut akan Tuhan. Hikmat diberikan
melalui pembacaan Alkitab
2. Menuntun kepada keselamatan.
Tidak ada ilmu pengetahuan yang mengajarkan cara untuk
mendapatkan keselamatan. Alkitab memberi petunjuk dan
pengajaran yang menuntun setiap orang kepada jalan keselamatan,
yaitu Kristus. Dari Alkitab orang berdosa akan mengenal Knstus dan
menerima tuntunan untuk hidup bagi Kristus.
9. 3. Mengajar.
Alkitab mengajarkan kebenaran Allah yang menjadi standar hidup
iman sehari-hari. Kebenaran sejati tidak dapat diperoleh dari buku-
buku lain atau dari peristiwa yang terjadi dalam hidup manusia.
Sumber kebenaran sejati adalah Allah yang berfirman melalui
Alkitab. Membaca Alkitab berarti belajar dari Allah, belajar
kebenaran Allah, dan belajar untuk melakukannya.
4. Menyatakan kesalahan.
Hal ini erat kaitannya dengan "menginsafkan" atau memberi
kesadaran (Yoh. 16:8). Alkitab dipakai oleh Roh Kudus untuk
menginsafkan orang bahwa apa yang dilakukannya adalah
kesalahan. Dengan cara ini akan nyata perbedaan antara kesalahan
dan kebenaran, antara buah roh dan perbuatan daging. Selama
orang masib hidup dalam dosa, ia tidak akan melihat kebenaran.
Tetapi jika ia membaca dan menerima kebenaran maka hatinya akan
terbuka untuk dapat membedakan antara dosa dan kebenaran.
10. 5. Memperbaiki kesalahan.
Artinya, memberi pengertian yang Iebih tinggi tentang sesuatu sehingga
tidak terus-menerus melakukan kesalahan. Memperbaiki kesalahan
adalah melakukan hal yang bertentangan dengan kesalahan karena
dapat membedakan mana yang benar dan yang salah. Setelah
memahaminya, seseorang tidak melakukan kesalahan lagi, tetapi
melakukan kebenaran sebagai bukti memperbaiki perilaku dan sikap
yang salah.
6. Mendidik dalam kebenaran.
Ini mengandung arti yang lebih dalam, yaitu memberikan hajaran dan
menunjukkan keteladanan, nasihat, latihan atau pembinaan iman yang
harus dilakukan dalam jalan kebenaran. Mendidik tidak hanya
menunjukkan atau menyampaikan tetapi memberikan hajaran jika tidak
sesuai dengan kebenaran. Ini dilakukan terus-menerus hingga terbentuk
pola atau gaya hidup yang sesuai dengan kebenaran dan iman yang
diajarkan.
Jadi, Alkitab adalah standar kehidupan yang kudus, menuntun dan tidak
dapat disejajarkan dengan buku yang lain.
11. Ayo Membaca Alkitab
Jika kamu mengaku sebagai orang Kristen, dari manakah kamu tahu cara hidup
Kristen yang benar? Siapakah yang telah mengajarimu? Apakah orang tersebut dapat
menjadi teladan bagimu? Dari manakah kamu mengenal iman kristen yang benar jika
tidak membaca Alkitab? kamu mengenal iman Kristen jika kamu tidak membaea
Alkitab? Bagaimana kamu dapat membedakan ajaran yang benar, dan yang sesat,
tanpa mengenal kebenaran Alkitab? Standar apa yang kamu gunakan jika tanpa
Alkitab? Kamu tidak dapat bertumbuh dalam iman tanpa membaca Alkitab.
"Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus" (Rm.
10:17). Namun bagaimana mendengar firman Kristus jika tidak pernah
membacanya? Bagaimana iman bertumbuh jika tidak pemah membacanya? Orang
Kristen yang tidak membaca Alkitab ibarat pohon bonsai yang ingin hidup dalam
bentuk tertentu, tetapi tidak dapat tumbuh menjadi besar. Selalu tampil indah dan
segar namun tidak pernah tumbuh, apalagi berbuah. Kepada kelompok seperti ini
Tuhan Yesus akan berkata, "Aku tidak pernah mengenal kamu, Enyahlah dari padaKu,
kamu sekalian pembuat kejahatan (Mat. 7:23).
Jadi, kita membutuhkan Alkitab agar mengerti kebenaran dan dapat berperilaku
benar sesuai kehendak Allah. Bacalah Alkitab dengan tekun setiap hari agar dapat
mengenal Allah yang mengasihi dan memberi pertumbuhan iman.