2. Fungsi Air dalam Fisiologi Manusia
1. Media semua reaksi kimia tubuh
2. Berperan dalam pengaturan distribusi
kimia & biolistrik dalam sel
3. Alat transport hormon & nutrien
4. Membawa O2 dari paru-paru ke sel
tubuh
5. Membawa CO2 dari sel ke paru-paru
6. Mengencerkan zat toksik dan waste
product serta membawanya ke ginjal
dan hati
7. Distribusi panas ke seluruh tubuh
3. PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH
DIBANDINGKAN BERAT BADAN
Umur Total cairan tubuh (%)
terhadap BB
Bayi BL 77
6 Bulan 72
2 Tahun 60
16 Tahun 60
20-39 Tahun:
Pria/Wanita 60/50
40-59 Tahun:
Pria/Wanita 55/47
4. BODY FLUID VOLUME
Total body fluid is
60% of body weight
Intracelluler
2/3 (40%)
Plasma
5%
Transcelluler
1-3%
Interstitial
15%
extracelluler
1/3 (20%)
7. INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN
DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA
Intake (Range) Output (range)
Air minum = 1400 – 1800 ml
Makanan = 700 – 1000 ml
Oksigenasi = 300 – 400 ml
Urine = 1400 – 1.800 ml
Faeces = 100 ml
Kulit = 300 – 500 ml
Nafas = 600 – 800 ml
TOTAL = 2400 - 3200 ml TOTAL = 2400 – 3200 ml
9. INSENSIBLE WATER LOSS (IWL)
• Merupakan Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru-paru
• Cara mengetahui IWL :
o Dewasa = 15 cc/kg BB/hari
o Anak = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
o Demam :
(nilai 36,8 °C adalah konstanta)
IWL + 200 (suhu tinggi - 36,8 .°C)
12. DEHIDRASI
( vol sirkulasi efektif ↓ )
Osmolality plasma ↑
Thirst ↑ ADH ↑
Water ingesti ↑ water exc ↓
Water retensi
Osmolaliti plasma ↓
Vol sirkulasi ↑
13. DEHIDRASI
• Tubuh kekurangan cairan
• Etiologi kekurangan cairan :
• Melalui sal cerna
• Muntah
• Diare
• perdarahan
• Melalui sal kencing
• Pemakaian diuretik
• Penyakit ginjal
• diabetes
• Melalui kulit
• Luka bakar
• Keringat ↑↑
• Perpindahan keruang dalam badan
• Peritonitis
• Pankreatitis
14. Perkiraan Jumlah Cairan yg Hilang
( defisit )
1. Sistem skor ( dehidrasi akut, mis GE akut )
2. Pemasangan CUP
3. Ukur kadar Na plasma
defisit cairan = 0,6 X BB {Na plasma _ 1}
140
4. Ukur hematokrit
defisit cairan = 0,2 X BB { Ht _ 1}
Ht N
5. Ukur BJ plasma
15. REHIDRASI MENURUT DALDIYONO
Gejala klinis Skor
Muntah
Suara serak
Kesadaran apatis
Kesadaran somnolen, sopor sampai koma.
Sistolik ≤ 90 mmHg
Nadi ≥ 120/mnt
Nafas kusmaul ( ˃ 30/mnt )
Turgor kulit kurang
Facies Cholerica
Extremitas dingin
Jari tangan keriput (washer hand)
Sianosis
Umur ≥ 50 thn
Umur ≥ 60 thn
1
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
2
-1
- 2
skor x 10 % BB (kg) x 1 liter
15
16. Gejala dehidrasi :
lesu akral dingin
tek darah ↓ mukosa kering
nadi halus cepat turgor ↓
urin ↓
Pengobatan :
• Sesuai penyakit dasar
• Pemberian cairan oral - parenteral
17. EDEM
Patogenesis
1. ↑ tekanan darah hidrostatik kapiler
1. Payah jantung
2. Sirosis hati
3. Obstruksi vena lokal
2. ↓ tekanan koloid osmotik plasma ( alb↓ )
1. Sind. Nefrotik
2. Sirosis hepatis
3. Malnutrisi
3. Permeabilitas kapiler ↑
1. Trauma
2. Radang
3. Luka bakar
4. Alergi
4. ↑ tekanan koloid osmotik intertitial
1. Sumbatan sal limfe
22. Table 28-4. Treatment of Hyperkalemia
1 Antagonism of membrane action
A. Calcium
B. Hypertonic Na solution (if hyponatremic)
2. Increased K+ entry into cells
A. Glucose and Insulin
B. NaHCO3
C. β2-adrenergic agonist
D. Hypertonic Na+ solution ( if hyponatremic)
3. Removal of the excess K+
A. Diuretics
B. Cation exchange resin
C. Hemodialysis or peritoneal dialysis
Burton Davis Rose: Hyperkalemia, in: Clinical Physiology of Acid-Base Balance And Electolyte
disorders. 4th edit 1994 p.848.
PENGOBATAN
23. K+ Meninggi ?
Apakah nyata?
Apakah > 6.0 mEq/L atau ada
perubahan EKG
Pasien perlu penurunan K+
darurat.
EKG abnormal ?
Beri kalsium glukonat
Beri insulin dengan glukosa
dan/atau Ventolin
dgn nebulizer
Periksa K+ urine,
osmolailty, kreatinin
K < 6.0 mEq/L?
Ulangi insulin dan glukosa,
pertimbangkan hemodialisis
Beri cation exchange resin atau
furosemide
Lanjutkan dengan
evaluasi
Evaluasi lanjutan dan
terapi jangka panjang
Berhenti
Tidak Ya
Tidak Ya
Tidak Ya
YaTidak
YaTidak
Management of Hyperkalemia
Berhenti
24. 1. Direct membrane antagonism (cardiac
toxicity): IV Ca-gluconas, CaCl2 10% 10 ml,
over 2-5 minute
2. Transcellular shift of K:
a. IV dextrose 50% 50ml + IV 5-10 unit
Regular-Insulin
b. IV Na.Bicarbonate 50-100mEq infused over
5-10 min
3. Enhanced clearance from body
- diuretics: IV frusemide 10-20mg
- haemodialysis/CRRT
- ion exchange resins (Resonium A PO 15g q
8h or enema 30g q8h)
25. HIPOKALEMI
Etiologi :
1. Tanpa defisit K total tubuh
1. Alkalosis
2. Sekresi insulin yang menetap
2. Dengan defisit K total tubuh
1. Intake ↓, anoreksia
2. Hilang → sal cerna : GE, muntah
ginjal : hiperaldosteron,
loop diuretik
26. Gejala Klinis :
1. Jantung
1. Aritmia
2. EKG : T datar, gel U, QT lebar
3. Hipotensi : ↓ resistensi perifer
2. Sal cerna : ileus paralitik
3. Ginjal
1. Osmolalitas urin ↓
2. pH urin ↑
4. Endokrin :
1. sekresi aldosteron ↓ eksresi K ↓
2. Gangguan toleransi glukosa ok sekresi
insulin terhambat
27. DIAGNOSIS
Kalium serum < 3,5 mEq / L
Terapi
K oral / parenteral
K parenteral (Replacement rate 10-30
mEq/h diluted in 100-200 NS/D5% (
central vein)) indikasinya :
Hipokalemi barat
Aritmia
Gagal otot nafas
31. TERAPI
• Low ECFV : Isotonic saline, then hypotonic fluids IV (<300ml/h) or
PO free water
• High ECFV: loop diuretics, Replace with hypotonic fluids if necessary
• Correction Na level should < 0.5mEq/L/h, or <1.0 mMeq /L/h for
acute hyper Na
• Treat underlying condition e.g Diabetes Inspidus: Desmopressin
• When hypovolemia has been corrected:
Current TBW x current [Na] = normal TBW x normal [Na]
Current TBW = normal TBW x (140/current[Na])
TBW deficit = normal TBW – current TBW
= 0.6 BW (kg) – current TBW
= (0.6xBW)(1 – 140/current [Na
34. GEJALA KLINIS
Gejala oleh karena edem sel otak, yang
timbul bila hipoosmolalitas dalam plasma
terjadi dengan cepat
Pada kadar Na 120 – 125 : nausea-vomit
110 – 120 : letargi-
cephalgia
< 110 : kejang-koma
36. • Pertahankan Na > 120 mEq / L
Kehilangan Na = 0,6 X BB X (140 – Na plasma)
• Hiponatremi yang disertai hipokalemi (mis,GE) →
koreksi kalium saja telah langsung mengoreksi
Na
• Larutan NaCl 3 % (~ 513 mEq/L) diberikan bila
ada gejala edem serebri
Bila gejala edem serebri hilang → cukup berikan
NaCl isotonis
37. HIPERKALSEMIA
Dapat terjadi pada hiperparatiroidisme,
tumor ganas yg mengeluarkan PTH,
Intoksikasi vitaminD, Intoksikasi vit. A,
Hipertiroid , Insufisiensi adrenal, Milk
Alkali Syndrome
38. Kalsium
PTH: from parathyroid
• activate osteoclasts
• enhance intestinal absorption
• increase kidney reabsorption
most calcium in bones as calcium phosphate
• PO4
- reabsorbed in proximal tubules
• regulated by PTH
39. HIPOKALSEMIA
• Etiologi dapat terjadi pada defisiensi vitamin D,
makanan kurang lemak, sindrom malabsorbsi
(gastrektomi, pankreatitis, obat pencahar), renal
insufisiensi, gangguan fungsi hati, obat anti kejang,
Hipoparatiroidism, Pseudohipoparatiroidism,
Keganasan, Hipofosfatemia.
• Penatalaksanaan dengan koreksi defisiensi dengan
kalsium iv (Ca.Gluconat/ klorida 10%) atau peroral
(Ca.Gluconas/ karbonat); dapat disertai pemberian
vit.D dosis besar
40. Hipokalsemia
• Rhythm : regular atrial &
ventricular hythm
• Rate : normal limit
• P wave : normal size &
configuration
• PR interval : normal limit
• QRS complex : normal limit
• Segmen ST : prolonged
• T wave : normal size &
configuration, may become
flat or inverted
• Interval QT : prolonged
41. Setelah membaca Slide diatas :
1. Sebutkan dan jelaskan 4 jenis cairan infus beserta contoh
cairan dibuktikan dengan gambar
2. Jelaskan dan berikan contoh menghitung tetesan infus
3. Tugas 1 dan 2 dikerjakan dalam bentuk powerpoint dan kirim
ke wa 085236043953
semangat