Dokumen tersebut menjelaskan asal usul panjangnya bulan Februari hanya 28-29 hari. Pada awalnya, kalender Romawi yang digunakan memiliki bulan Februari dengan 29 hari pada tahun biasa dan 30 hari pada tahun kabisat. Kemudian Kaisar Agustus mengambil satu hari dari Februari dan memberikannya ke bulan Agustus sehingga Februari menjadi 28 hari pada tahun biasa.
1. 1
Mengapa Bulan Februari
Hanya ada 28-29?
Kalender???Tentu sudah
tidak asing lagi terdengar di telinga
kita. Kalender adalah sebuah sistem
untuk memberi nama pada sebuah
periode waktu (seperti hari sebagai
contohnya). Nama-nama ini dikenal
sebagai tanggal kalender. Tanggal ini
bisa didasarkan dari gerakan-gerakan
benda angkasa seperti matahari dan
bulan. Kalender juga dapat mengacu
kepada alat yang mengilustrasikan
sistem tersebut (sebagai contoh :
kalender dinding). Kita mengetahui
bahwa dalam sebuah kalender itu
terdapat tahun, bulan, tanggal, dan
hari.
Hal itu sangat penting untuk
kita, dalam menentukan dan
mengetahui kapan suatu kegiatan
akan dilaksanakan atau suatu
kejadian itu terjadi. Umumnya kita
juga tahu bahwa dalam 1 tahun itu
terdapat 12 bulan, dalam 1 bulan
terdapat kurang lebih 4 minggu atau
30/31 hari, dan dalam 1 minggu
terdapat 7 hari. Dengan mengetahui
tanggal,bulan dan tahun kita tahu
kapan kita lahir. Ketika tanggal,bulan
dan tahun itu terulang kembali saat
tahun lalu kita lahir, pada umumnya
banyak orang yang mengadakan
pesta ataupun syukuran dalam rangka
umurnya bertambah. Namun ada satu
pertanyaan, “ Bagaimana jika
seseorang lahir pada tanggal 29 di
bulan februari? ”karena hanya bulan
februari yang tanggalnya sampai 29
hari.
Kalender kita adalah kalender
yang pertama kali digunakan di
Roma Kuno, dibuat oleh Julius
Caesar pada tahun 46 SM. pada
mulanya bulan ganjil 31 hari dan
bulan genap 30 hari. Tetapi dahulu
Februari memiliki 29 hari, dan 30
hari di tahun kabisat. Agustus, Putra
angkat Julius Caesar dan Kaisar
pertama Roma, memberikan nama
bulan ke-8 dengan nama dirinya
sendiri dan pada zaman itu bulan
dengan jumlah hari genap dianggap
sial, dan bulan dengan jumlah hari
ganjil dianggap membawa nasib
baik. Oleh karena iu Agustus
mengambil 1 hari dari bulan
Februari, sehingga Februari menjadi
28 hari dan Agustus menjadi 31 hari.
Sang Kaisar Agustus ingin
memastikan bahwa bulannya itu akan
membawa nasib baik.
Kaisar Agustus
2. 2
Mengapa menamai bulan ke-
8 dengan nama dirinya sendiri??Ini
karena pada bulan ke-8 Kaisar Roma
Agustus memenangkan sebuah
perang besar dan dia ingin
memperingati kemenangannya itu.
29 Februari adalah hari ekstra
yang ditambahkan pada akhir bulan
Februari pada setiap tahun kabisat,
yang merupakan hari ke-60 pada
tahun kabisat dalam kalender
Gregorian. Tanggal ini hanya ada
pada tahun yang angkanya habis
dibagi 4 seperti 1972,1992, 1996,
2004, 2008, 2012, 2016 serta pada
tahun abad (kelipatan 100) yang
angkanya habis dibagi 400 seperti
1600 dan 2000. Tahun 1800 dan
1900 bukan tahun kabisat karena
walaupun angkanya habis dibagi 4
namun merupakan tahun abad yang
tidak habis dibagi 400.
Orang-orang yang berulang
tahun pada tanggal 29 Februari dapat
merayakannya pada tanggal 28
Februari atau 1 Maret. Sebuah
hukum di Inggris tahun 1256
menghitung tanggal 29 Februari dan
28 Februari sebagai satu hari,
sehingga orang yang lahir pada
tanggal 29 Februari di Inggris dan
Wales secara legal mencapai umur
18 atau 21 tahun pada tanggal 28
Februari.
Kalender Masehi mulai
digunakan secara luas sejak
Dionisius Exoguus ditugaskan gereja
pada tahun 527M untuk membuat
suatu sistem perhitungan tahun yang
tahun pertamanya dimulai dari tahun
kelahiran Nabi Isa (Yesus). Sebelum
menjadi sempurna seperti sekarang,
kalender masehi sempat diperbaiki
oleh Julius Caesar dan Paus
Gregorius XIII. Karena belum
mengetahui jumlah hari dalam
setahun dan sistem tahun kabisat,
pada saat Julius Caesar berkuasa,
kalender dan musimnya mengalami
kemelesetan mencapai 3 bulan dari
patokan seharusnya. Dalam
kunjungannya ke Mesir tahun 47
SM, Julius Caesar disarankan para
ahli perbintangan Mesir untuk
memperpanjang tahun 46 SM
menjadi 445 hari dengan menambah
23 hari pada bulan Februari dan
menambah 67 hari antara bulan
November dan Desember. Setelah
menambah 90 hari pada tahun yang
dimaksud perjalanan tahun kembali
cocok dengan musim.
Sekembalinya dari Roma,
Julius Caesar mengeluarkan sebuah
maklumat untuk memperbaiki sistem
penanggalan masehi sesuai dengan
yang dipelajarinya di Mesir.
1. Setahun berumur 365 hari.
Karena bumi mengelilingi
matahari selama 365,25 hari.
Sebenarnya terdapat
kelebihan 0,25 × 24 jam = 6
jam setiap tahun.
2. Dibuatnya sistem kabisat.
“Setiap empat tahun sekali,
ditambahkan satu hari dalam
setahun”, sehingga umur satu
tahun tidak lagi 365 hari
melainkan 366 hari. Hal ini
dilakukan untuk
mengantisipasi 6 jam yang
tidak terhitung setiap
3. 3
tahunnya selama empat tahun
dan tahun itu disebut tahun
kabisat.
Tambahan satu hari pada
tahun kabisat ini diberikan kepada
bulan Februari yang pada waktu itu
umurnya 29 hari menjadi 30 hari.
Dalam sistem penanggalan lain
biasanya tambah satu hari sisa seperti
ini diletakkan di hari terakhir.
Penambahan hari di bulan Februari
ini tentulah menjadi soal, mengapa
tidak diletakkan di bulan desember
saja yang merupakan bulan terakhir.
Jawabannya adalah karena Januari
dan Februari dulunya adalah dua
bulan terakhir.
Hal ini menjadi jelas ketika
kita melihat urutan bulannya seperti
ini:
1. Martius (diambil dari nama
dewa Mars)
2. Aprilis (diambil dari kata
Aperiri, yang artinya cuaca
yang nyaman di musim semi)
3. Maius (diambil dari nama
dewa Maia)
4. Junius (diambil dari nama
dewa Juno)
5. Quintrilis (bulan ke-5)
6. Sextilis (bulan ke-6)
7. September (bulan ke-7)
8. October (bulan ke-8)
9. November
10. December (bulan ke-10)
11. Januarius (diambil dari nama
dewa Janus)
12. Februarius (diambil dari
nama upacara Februa untuk
menyambut musim semi)
Januari: nama bulan pertama
ini diadopsi dari nama janus, yaitu
dewa romawi penjaga pintu gerbang.
Dewa dengan dua wajah yang
bertolak belakang. Satu wajah
menatap ke depan, sedang lainnya
menoleh ke belakang. Hal ini sebagai
perlambang tatapan masa lalu dan
pandangan ke masa datang. Janus
yang kemudian menjadi januari
adalah gambaran bulan mawas diri,
yaitu sebagai pemisah tahun lalu dan
tahun baru.
Februari: berasal dari kalata
latin februa. Suatu istilah untuk pesta
penyucian yang diselenggarakan oleh
bangasa romawo kuno pada tiap
tanggap 15 februari. Bulan ini adalah
bulan yang paling sedikit jumlah
harinya, yaitu hari pada tahun biasa
dan 29 hari pada tahun kabisat.
Tahun kabisat datang 4 tahun sekali
untuk mengimbangi kekurangan dan
kelebihan akibat perhitungan hari
dalam setahun yang tidak bulat, yaitu
365 hari, 5 jam, 48 menit dan 46
detik.
Maret: semula maret adalah
bulan pertama dalam kalender
romawi. Namun, pada tahun 45 sm,
julius caesar menambahkan bulan
januari dan februari di depannya,
sehingga maret menjadi bulan ketiga
dalam penanggalan gregorian. Nama
maret berasal dari nama dewa perang
romawi, mars. Dewa mars sangat
terkenal karena kegarangan dan
keberaniannya yang tiada tara.
4. 4
April: asal kata nama bulan
keempat ini masih belum disepakati
secara pasti. Sebagian mengatakan
bahwa april berasal dari kata
aphrodite, yang berarti dewi cinta.
Agak mendekati kebenaran jika
ditilik dari asal kata adalah aperire
yang berarti membuka. Pikiran ini
muncul karena orang yunani
menyebut musim semi yang dimulai
bulan april dengan istilah
“pembukaan”.
Mei: kata mei diperkirakan
diambil dari nama maia majesta, atau
dewi musim semi. Musim semi
disambut meriah dengan festival-
festival oleh banyak rakyat eropa.
Gadis tercantik dan pria tertampan
dipilih untuk dinobatkan menjadi raja
dan ratu yang akan memimpin tari-
tarian dalam festival itu. Di inggris
tradisi ini masih dilakukan tiap bulan
mei, ratu disebut maid marian dan
sang raja robin hood.
Juni: kata juni berasal dari
dewi juno, istri dewa jupiter. Juno
adalah dewi feminin yang
melambangkan harkat kewanitaan
yang membawa kebahagian keluarga.
Bagi sementara kelangan, terutama
masyarakat eropa, bulan juni
dianggap bulan yang paling baik
untuk melangsungkan perkimpoian.
Mereka percaya bahwa kimpoi pada
bulan juni akan membawa
kebahagiaan bagi pasangan
pengantin dan keturunannya.
Juli: bulan ketujuh ini pada
mulanya bernama quintilis dan
aslinya terletak pada urutan kelima.
Tetapi ketika roma dikuasai oleh
mark anthony nama bulan itu diubah
menjadi juli, diambil dari nama julius
caesar sebagai penghormatan kepada
kaisar romawi yang terkenal itu.
Tidak disebutkan apakah mark
anthony juga memindahkan urutan
bulan seperti tersebut diatas.
Agustus: bulan kedelapan ini
juga berasal dari nama kaisar roma;
agustus. Bahkan dia sendiri pula
menempatkan namanya dalam
kalender tersebut. Konon untuk
kekuasaannya dia merubah jumlah
hari, mengurangi jumlah pada bulan
februari lalu menambahkannya pada
bulan agustus. Itu sebabnya maka
bulan februari menjadi bulan paling
sedikit jumlah harinya.
September: september
berasal dari kata septa, bahasa latin
berarti tujuh. Pada mulanya bulan
september memang berada pada
urutan ketujuh pada kalender julian.
Tapi pada abad kedelapan sebelum
masehi, pembagian tahun dirubah
dari 10 bulan menjadi 12 bulan,
tanpa merubah namanya terlebih
dahulu bulan september ditempatkan
di urutan kesembilan dan berlaku
sampai saat ini.
Oktober: nama bulan
oktober berasal dari kata okto,
bahasa latin yang berarti delapan,
semula berada pada urutan kedelapan
dan bergeser keurutan sepuluh
mengikuti pergeseran perubahan
bulan-bulan dalam satu tahun.
November: mengikuti urutan
bilangan latin, november berasal dari
kata novem yang berarti sembilan.
Sebelum diadakan pembaharuan di
jaman julius caesar, bulan november
hanya mempunyai 29 hari, bukan 30
hari seperti yang dikenal sekarang.
5. 5
Desember: baik pada zaman
romawi kuno maupun pada masa
modern sekarang ini, bulan desember
merupakan bulan terakhir dari
penanggalan setahun. Desember
berasal dari kata decem yang berarti
kesepuluh. Hal ini dikarenakan
dahulunya bulan ini berada pada
urutan ke-10 bukan pada urutan ke-
12 pada saat sekarang.
Hari adalah sebuah unit
waktu yang diperlukan bumi untuk
berotasi pada porosnya sendiri. Satu
hari terdiri dari siang dan malam.
Tetapi hari tidak termasuk unit
Standar Internasional (SI) tetapi tetap
diterima untuk kegunaan yang
berhubungan dengan SI.
Al-Battani berhasil
menghitung jumlah hari dalam
setahun (dalam tahun masehi)
berdasarkan penghitungan waktu
yang digunakan bumi untuk
mengelilingi matahari, yakni 365
hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik.
Jadi, penentuan jumlah hari dalam
setahun bukanlah asal-asalan saja,
melainkan berdasarkan perhitungan
yang cermat dan matang. Kita tidak
bisa sembarangan menentukannya,
karena sistem kalenderium itu juga
berguna untuk meramal atau
menentukan musim.
Perubahan musim ditentukan
oleh posisi matahari terhadap bumi.
Pada bulan mei misalnya, matahari
berada di utara khatulistiwa. Angin
bergerak dari selatan (yang dingin)
menuju utara (yang lebih panas)
melewati gurun Australia yang
kering. Akibatnya, setiap bulan Mei,
di Indonesia terjadi musim kemarau.
Kalau perhitungannya tidak tepat,
peramalan musim juga keliru.
Misalnya, pada bulan mei, tidak
selalu juga terjadi kemarau.
Hasil perhitungan Al-Battani
di atas mendekati perhitungan
menggunakan peralatan canggih
yang digunakan para ilmuwan di
abad ini. Sebagai ilmuwan
astronomi, Al-Battani banyak
menulis buku tentang astronomi dan
trigonometri, termasuk sistem
perhitungan almanak dan
kalenderium seperti yang diulas di
atas. Almanak yang diciptakan oleh
Al-Battani diakui merupakan sistem
perhitungan astronomi yang paling
akurat, yang sampai kepada kita
sejak abad pertengahan. Pada abad
pertengahan, orang-orang Eropa
menggunakan sistem ini sampai abad
pencerahan.
Dalam pembukuan Almanak,
Al-Battani berkata "Ilmu astronomi
merupakan bagian dari ilmu dasar
yang sangat bermanfaat. Melalui
ilmu astronomi, manusia mengetahui
hal-hal penting. Dilihat dari manfaat
dan kegunaannya dalam kehidupan
manusia, astronomi menjadi ilmu
yang sangat penting untuk
diketahui".
Pada tahun 1899, di kota
Roma dicetak sebuah buku berjudul
Az-Zaujush Shabi li Batani
(Almanak versi Al-Battani) yang
disunting oleh Carlo Nallino dari
manuskrip yang disimpan di
perpustakaan Oskorial, Spanyol.
Karya lain Al-Battani yang terkenal
adalah Syarh al-Makalat al-Arba'I li
6. 6
Batlamius. Karya ini berisi uraian
dan komentar tajam terhadap
pemikiran Ptolemy yang tertuang
dalam "Tetrabilon" nya.
Kita memperoleh nama-nama
hari bukan dari Bangsa Romawi
tetapi dari Bangasa Anglo-Saxon,
yang menamai sebagian besar dari
hari-hari menurut nama dewa-dewa
mereka, yang kurang lebih sama
dengan dewa-dewa Bangsa Romawi.
1. Hari Matahari menjadi
'Sunnandaeg', atau Sunday
(Minggu). Sunday = Sun's
day = Hari penyembahan
dewa matahari.
2. Hari Bulan dinamakan
'Monandaeg', atau Monday
(Senin). Monday = Moon's
day = Hari penyembahan
dewi bulan.
3. Hari Mars menjadi hari
Tiw,yaitu dewa perang
mereka. Ini menjadi
'Tiwesdaeg', atau Tuesday
(Selasa). Tuesday = Tiw's day
= Hari penyembahan dewa
tiw, atau tiwes, atau teves.
4. Bukannya nama Merkurius,
nama Dewa Woden diberikan
menjadi Wednesday (Rabu).
Wednesday = Woden's day =
Hari penyembahan dewa
woden, atau wooden. woden
= oden atau odin (dewa
kayu/tumbuhan).
5. Hari Romawi Yupiter, dewa
guntur, menjadi hari guntur
Dewa Thor, dan ini menjadi
Thursday (Kamis). Thursday
= Thor's day = Hari
penyembahan dewa thor.
6. Hari berikutnya dinamakan
Frigg, istri Dewa Odin, dan
oleh karena itu kita
mempunyai Friday (Jumat).
Friday = Friy's day = Hari
penyembahan dewa friyy,
atau frigg, atau frigid.
7. Hari Saturnus menjadi
'Saeterbsdaeg', terjemahan
dari bahasa Romawi, dan
kemudian menjadi Saturday
(Sabtu). Saturday = Saturn's
day = Hari penyembahan
dewa saturnus.
8.
ASAL-USUL PENAMAAN
HARI DALAM BAHASA
INDONESIA
1. Minggu = Domingo, Portugis
= hari minggu/pekan (satuan
waktu 7 hari)
2. Senin = Itsnain ( نينثإ )
Arab = Dua, atau hari ke-2
3. Selasa = Tsalasa ( َلُّث اثاَل ) Arab
= Tiga, atau hari ke-3
4. Rabu = Arba'a ( ْرُّثبعاء ) Arab
= Empat, atau hari ke-4
5. Kamis = Khamis ( َخمِاس )
Arab = Lima, atau hari ke-5
6. Jum'at = Jum'at ( جاربَِة ) Arab
= berjama'ah, atau hari
berjama'ah di masjid
7. Sabtu = Sabtu ( بسبْت ) Arab =
hari Sabat, hari ibadah umat
Nabi, Yusuf, Ayyub, Musa,
Harun, Dawud, Sulaiman,
Ilyas, Ilyasa, Zakariya,
Yahya, 'Isa AS Para Nabi
keturunan Bani Isra'il.
7. 7
ASAL-USUL PENAMAAN
BULAN DALAM KALENDER
MASEHI/GREGORIAN
1. January = Janus (ianuarius) =
dewa pintu gerbang.
2. February = Februum =
pensucian, pagan romawi
kuno merayakan ritual februa
di bulan ini.
3. March = Mars, atau martius =
dewa perang. April =
Aphrilis, atau Aphrodite atau
Aphros = venus.atau :
4. April = Apreire = buka,
musim tanam-tanaman mulai
berbunga.
5. May = Maia Maiestas = putri
tertua dan tercantik dari dewa
atlas.
6. June = Juno (romawi) = hera
(yunani), putri dari saturnus,
istri jupiter, ibu dari mars,
minerva and vulcan.
7. July = Julius Caesar =
penguasa kekaisaran roma
pertama (50 BC - 44 BC).
Sebelumnya bulan ini
dinamakan Quintilis = 5, atau
bulan ke-lima.
8. August = Agustus = penguasa
kekaisaran roma ke-dua (42
BC – 14 AD). Sebelumnya
bulan ini dinamakan Sextilis
= 6, atau bulan ke-enam.
9. September = Septem, = 7,
atau bulan ke tujuh.
10. October = Octo, atau octa =
8, atau bulan ke delapan.
11. November = Novem,
Novemus = 9, atau bulan ke
sembilan.
12. December = Decem,
Decimus = 10, atau bulan ke
sepuluh.
ASAL-USUL PENAMAAN
BULAN DALAM KALENDER
HIJRIAH
1. Muḥarram (مح)مّر = Haram >
haram berperang.
2. Safar (عفص ) = Perjalanan >
musim para kabilah
berdagang keluar daerah.
3. Rabi' al-awwal (عيبع )لوءلا
= awal Musim Semi.
4. Rabi' al-akhir (عيبع )عخآلا =
akhir Musim Semi.
5. Jumada al-awal (ىدامج )لوالا
= awal Musim Kering/mati
(tumbuhan).
6. Jumada al-akhir (ىدامج )عخآلا
= akhir Musim kering/mati
(tumbuhan).
7. Rajab ()بجع = Menghormati
> persiapan bekal (fisik &
mental) menuju Ramadhan.
8. Sya'ban ()نابعش = Berpencar
> berpencar mencari mata air.
9. Ramadhan ()ناضمع = bulan
diturunkan-NYA ayat-ayat al-
Qur'an.
10. Syawal (ال ح)لا = Membawa >
musim hewan berkembang
biak (betina membawa isi).
11. Dzu al-Qa'idah (وذ )ةدعقلا =
pemilik sikap duduk/tidak
berdiri > masa tenang, tidak
berperang.
12. Dzu al-Hijjah (وذ )ةجحلا =
pemilik masa Hajj/Haji >
musim Haji.
8. 8
Banyak orang di masa lalu,
percaya bahwa langit itu berlapis
tujuh. Ini berkaitan dengan
pengetahuan mereka tentang ada-nya
tujuh benda langit utama dengan
jarak yang berbeda-beda.
Kesimpulan ini lahir dari
pengamatan mereka atas gerakan
benda-benda tersebut. Benda langit
yang lebih cepat gerak-nya di langit
dianggap lebih dekat jarak-nya. Lalu
mereka menggambar-kan seolah-olah
benda-benda tersebut berada pada
lapisan langit yang berbeda-beda,
mengelilingi Bumi yang berada di
tengah-tengah.
Di langit pertama ada Bulan,
benda langit yang bergerak tercepat
sehingga disimpul-kan sebagai yang
paling dekat. Langit kedua ditempati
Merkurius (Bintang Utarid). Venus
(Bintang Kejora) berada di langit
ketiga. Sedang-kan matahari ada di
langit keempat. Di langit kelima ada
Mars (Bintang Marikh). Di langit
keenam ada Jupiter (Bintang
Musytari). Langit ketujuh ditempati
Saturnus (Bintang Siarah/Zuhal).
Inilah keyakinan lama yang
menganggap Bumi sebagai pusat
alam semesta.
Orang-orang dahulu (khususnya
Romawi dan Yunani) juga percaya
bahwa ketujuh benda langit itu
adalah dewa-dewa yang
memengaruhi kehidupan di Bumi.
Pengaruh-nya bergantian dari jam ke
jam, dengan urutan mulai dari yang
terjauh (menurut pengetahuan
mereka) yaitu Saturnus, sampai yang
terdekat yakni Bulan. Pada jam
00.00, Saturnus-lah yang dianggap
berpengaruh pada kehidupan
manusia. Karena itu, hari pertama
disebut Saturday (hari Saturnus)
dalam bahasa Inggris, atau Sabtu
dalam bahasa Indonesia. Ternyata,
jika kita menghitung hari sampai
tahun 1 Masehi, tanggal 1 Januari
tahun 1, memang jatuh pada hari
Sabtu.
Bila diurut selama 24 jam, jam
00.00 berikut-nya jatuh pada
Matahari. Jadi-lah hari itu sebagai
hari Matahari (Sunday). Setelah
Sun’s day adalah Moon’s day
(Monday). Hari berikut-nya adalah
Tiw’s day (Tuesday). Tiw adalah
nama Anglo-Saxon untuk Dewa
Mars (dewa perang Romawi kuno).
Berikut-nya adalah Woden’s day
(Wednesday). Woden adalah nama
Anglo-Saxon untuk Dewa Merkurius
(dewa perdagangan Romawi kuno).
Berikut-nya lagi Thor’s day
(Thursday). Thor adalah nama
Anglo-Saxon untuk Dewa Jupiter
(dewa Petir, raja para dewa
Romawi). Terakhir adalah Freyja’s
day (Friday). Freyja adalah nama
Anglo-Saxon untuk Dewi Venus
(dewi kecantikan Rowawi kuno).
Jumlah hari yang ada tujuh itu,
dalam bahasa Arab, nama-nama hari-
nya disebut berdasarkan urutan: satu,
dua, tiga, sampai tujuh, yakni ahad,
itsnain, tsalatsah, arba’ah, khamsah,
sittah, dan sab’ah. Bahasa Indonesia
mengikuti penamaan Arab ini,
sehingga menjadi Ahad, Senin,
Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, dan
Sabtu. Hari keenam disebut secara
khusus: Jum’at, sebab itu-lah
penamaan yang diberi-kan Allah di
dalam Al-Qur’an, yang menunjuk-
kan ada-nya kewajiban shalat Jum’at
berjamaah.
9. 9
Penamaan Minggu berasal dari
bahasa Portugis, Dominggo, yang
berarti hari Tuhan. Ini berdasar-kan
kepercayaan Kristen bahwa pada hari
itu Yesus bangkit. Tetapi, orang
Islam tidak mempercayai hal itu
(berbeda agama maka beda pula
cerita yang dicerita-kan agama
masing-masing), sehingga lebih
menyukai pemakaian “Ahad”
daripada “Minggu”.
Adapun sistem penanggalan
dan perhitungan hari, lahir dari rahim
astrologi, yakni ilmu tentang
pergerakan benda-benda langit
seperti matahari, bulan, dan rasi
bintang. Astrologi berasal dari
Mesopotamia, daratan di antara
Sungai Tigris dan Efrat, daerah asal
orang Babel Kuno (kini Irak
Tenggara). Ilmu ini berkembang
sejak zaman pemerintahan Babel
Kuno, kira-kira tahun 2000 sebelum
Masehi (SM). Semula, di Mesir kira-
kira tahun 1000 SM, para ahli
perbintangan mempelajari benda-
benda langit hanya untuk ramalan
umum mengenai masa depan.
Pengetahuan astrologi ini diambil
alih suku Bangsa Babel.
Astrolog Babel kemudian
mengembangkan suatu sistem yang
menghubungkan perubahan musim
dengan kelompok-kelompok bintang
tertentu yang disebut rasi atau
konstelasi. Tetapi antara tahun 600
SM dan 200 SM, mereka
mengembangkan suatu sistem untuk
menghitung penanggalan hari dan
menggambar horoskop perorangan.
Tarikh Masehi memiliki akar
dan ikatan yang kuat dengan tradisi
astrologi Mesir Kuno, Mesopotamia,
Babel, Yunani antik, dan Romawi
tua serta dalam perjalanannya
mendapat intervensi gereja.
Tariks Masehi adalah tarikh
yang kini dipakai secara
internasional dan oleh kalangan
gereja dinamakan Anno Domini (AD)
terhitung sejak kelahiran Nabi Isa as
(Yesus). Semula biarawan Katolik,
Dionisius Exogus pada tahun 527
Masehi ditugaskan pimpinan gereja
untuk membuat perhitungan tahun
dengan titik tolak tahun kelahiran
Nabi Isa as (Yesus).
Masa sebelum kelahiran Nabi
Isa as (Yesus) dinamakan masa
sebelum masehi. Semua peristiwa
dunia sebelumnya dihitung mundur
alias minus. Dengan sebuah gagasan
teologis Nabi Isa as (Yesus) sebagai
penggenapan dan pusat sejarah
dunia. Tahun kelahiran Nabi Isa as
(Yesus) dihitung mulai tahun
pertama atau awal perjanjian baru.
Tarikh yang berdasarkan sistem
matahari ini sebelum menjadi
sempurna seperti yang kita kenal
sekarang mengalami sejarah yang
cukup panjang, sejak zaman
Romawi, jauh sebelum pemeritahan
Julis Caesar.
Maklumat Julius Caesar
Semula, tarikh orang Romawi ini
terbagi dalam 10 bulan saja yaitu:
1. Martius (Maret)
2. Aprilis (April)
10. 10
3. Maius (Mei)
4. Junius (Juni)
5. Quintilis (Juli)
6. Sextilis (Agustus)
7. September (September)
8. October (Oktober)
9. November (Nopember)
10. December (Desember)
Seperti halnya dengan
pemberian nama hari, pemberian
nama bulan pada tarikh yang
kemudian menjadi tarikh Masehi ini
ada kaitannya dengan nama DEWA
bangsa Romawi. Contoh, bulan
Martius mengambil nama Dewa
Mars, bulan Maius mengambil nama
Dewi Maia, dan bulan Junius
mengambil nama Dewa Juno.
Sedangkan nama-nama
Quintrilis, Sextilis, September,
October, November, dan December
adalah nama yang diberikan
berdasarkan angka urutan susunan
bulan. Quintilis berarti bulan kelima,
Sextilis bulan keenam, September
bulan ketujuh, October bulan
kedelapan, November bulan
kesembilan, dan December bulan
kesepuluh.
Adapun nama bulan Aprilis
diambil dari kata Aperiri, sebutan
untuk cuaca yang nyaman di dalam
musim semi. Berdasarkan nama-
nama tersebut di atas, nampak bahwa
pada zaman dahulu permulaan tarikh
jatuh pada bulan Maret.
Hal ini erat kaitannya dengan
musim dan pengaruhnya kepada tata
kehidupan masyarakat di Eropa.
Bulan Maret (tepatnya 21 Maret)
adalah permulaan musim semi. Awal
musim semi itu disambut dengan
perayaan suka cita karena dipandang
sebagai mulainya kehidupan baru,
setelah selama 3 bulan mengalami
musim dingin yang membosankan.
Jadi kedatangan musim semi ini
dirayakan sebagai PERAYAAN
TAHUN BARU setiap tahun.
Tarikh yang hanya terdiri atas
10 bulan itu, kemudian berkembang
menjadi 12 bulan. Berarti ada
tambahan 2 bulan, yaitu Januarius
dan Februarius. Januarius adalah
nama yang berasal dari nama Dewa
Janus. Dewa ini berwajah dua,
menghadap ke muka dan ke
belakang, hingga dapat memandang
masa lalu dan masa depan. Sebab itu,
Januarius ditetapkan sebagai bulan
pertama.
Februarius diambil dari
upacara Februa, yaitu upacara
semacam bersih desa atau ruwatan
untuk menyambut kedatangan
musim semi. Dengan ini Februarius
menjadi bulan yang kedua, sebelum
musim semi datang pada bulan
Maret.
Demikianlah, maka bulan-
bulan yang terdahulu letaknya di
dalam tarikh baru menjadi tergeser
dua bulan, dan susunannya menjadi:
Jauarius, Februarius, Martius,
Aprilis, Maius, Junius, Quintilis,
Sextilis, September, October,
November, dan December.
11. 11
Pada akhirnya, nama-nama
Quintilis sampai December menjadi
tanpa arti. Karena posisi dalam
urutan kedudukannya yang baru di
dalam tarikh, tidak sesuai lagi
dengan arti sebenarnya. Sistem yang
dipakai waktu itu belum merupakan
sistem matahari murni, masih banyak
kesalahan atau ketidakcocokan yang
makin jauh melesetnya. Pada saat
JULIUS CAESAR berkuasa,
kemelesetan telah mencapai 3 bulan
dari patokan yang seharusnya.
Dalam kunjungan ke Mesir
tahun 47 SM, Julius Caesar sempat
menerima anjuran dari para ahli
perbintangan Mesir untuk
memperpanjang tahun 46 SM
menjadi 445 hari dengan menambah
23 hari pada bulan Februari dan
menambah 67 hari antara bulan
November dan December.
Rupanya ini merupakan
TAHUN PERTAMA dalam sejarah.
Namun adanya kekacauan selama 90
hari itu, perjalanan tahun kembali
cocok dengan musim.
Sekembali ke Roma, Julius
Caesar mengeluarkan maklumat
penting dan berpengaruh luas hingga
kini yakni penggunaan sistem
matahari dalam sistem penanggalan
seperti yang dipelajarinya itu dari
Mesir.
Adapun isi keputusannya:
1. Setahun berumur 365 hari.
Karena bumi mengelilingi
matahari selama 365,25 hari,
sebenarnya terdapat
kelebihan 0,25 hari setiap
tahun, atau sama dengan 0,25
x 24 jam = 6 jam setiap
tahun.
2. Setiap 4 tahun sekali, umur
tidak 365 hari tetapi 366 hari,
disebut tahun kabisat. Tahun
kabisat ini sebagai
penampungan kelebihan 6
jam setiap tahun yang dalam
4 tahun menjadi 4 x 6 jam =
24 jam atau 1 hari.
Penampungan sehari setiap tahun
kabisat ini dimasukkan dalam bulan
Februari, yang pada tahun biasa
berumur 29 hari, pada tahun kabisat
menjadi 30 HARI. Sebagai
peringatan atas Julius Caesar dalam
melakukan penyempurnaan tarikh
itu, maka tarikh tersebut disebut
TARIKH JULIAN,
dengan mengganti nama bulan ke-5
yang semula Quintilis menjadi Julio,
yang kini kita kenal sebagai bulan
Juli.
Untuk mengabadikan namanya,
Kaisar Agustus, yang memerintah
setelah Julius Caesar, mengubah
nama ke-6 Sextilis menjadi
Augustus. Perubahan itu diikuti
dengan penambahan umur bulan
Agustus menjadi 31 hari,
karena sebelumnya bulan Sextilis
umurnya 30 hari saja. Penambahan
satu hari itu diambilkan dari bulan
Februari. Karena itulah bulan
Februari umurnya hanya 28 HARI
atau 29 HARI pada tahun kabisat.
12. 12
Sementara waktu berjalan terus
dan tarikh Julian yang tampak sudah
sempurna itu, lama-lama
memperlihatkan kemelesetan juga.
Apabila pada zaman Julius Caesar
jatuhnya musim semi mundur hampir
3 bulan, kini musim semi justru
dirasakan maju beberapa hari dari
patokan.
Akhirnya kemelesetan itu dapat
diketahui sebab-sebabnya. Kala
revolusi bumi yang semula dianggap
365,25 hari, ternyata tepatnya 365
hari, 5 jam, 56 menit kurang
beberapa detik. Jadi ada kelebihan
menghitung 4 menit setiap tahun
yang makin lama makin banyak
jumlahnya.
Atas kemelesetan itu, Paus
Gregorius XIII pimpinan gereja
Katolik di Roma pada tahun 1582
melakukan koreksi dan
mengeluarkan sebuah keputusan
atau bulla.
1. Angka tahun pada abad
pergantian, yakni angka
tahun yang diakhiri 2 nol,
yang tidak habis dibagi 400,
misalnya 1700, 1800, dan
sebagainya, bukan lagi
sebagai tahun kabisat.
(catatan: Jadi tahun 2000
yang habis dibagi 400 adalah
tahun kabisat).
2. Untuk mengatasi keadaan
darurat pada tahun 1582 itu
diadakan pengurangan
sebanyak 10 hari, jatuh pada
bulan Oktober. Pada bulan
Oktober 1582 itu, setelah
tanggal 4 Oktober langsung
ke tanggal 15 Oktober. Jadi
dalam tarikh Masehi, tidak
pernah ada tanggal 5 sampai
dengan 14 Oktober pada
tahun 1582 itu.
3. Sebagai pembaruan terakhir
Paus Gregorius XII
menetapkan 1 JANUARI
sebagai tahun baru lagi.
Berarti pada perhitungan
rahib Katolik, Dionisius
Exogus tergusur. Tahun
baru BUKAN LAGI 25
MARET seiring dengan
pengertian/anggapan Nabi
Isa as (Yesus) lahir pada
tanggal 25, dan permulaan
musim semi pada bulan
Maret.
Pada masa Kaisar Augustus
yang memerintah setelah Julius,
nama bulan Quintrilis diganti
menjadi bulan Julio untuk
mengabadikan jasa Julius dan
Sextilis menjadi bulan Augustus dan
jumlah hari bulan Augustus ditambah
satu hari diambil dari bulan terakhir,
Februa. Tahun-tahun kemudian
berjalan dengan baik hingga pada
akhirnya kemelesetan terjadi lagi.
Pada tahun 1582 Masehi. Musim
semi datang 10 hari lebih cepat dari
yang seharusnya. Kemelesetan itu
terjadi karena perhitungan kabisat
sebelumnya menghitung ada
kelebihan 6 jam setiap tahunnya
padahal yang sebenarnya hanya 5
jam 56 menit kurang beberapa detik.
13. 13
Jadi ada kelebihan perhitungan 4
menit setiap tahunnya.
Dengan keputusan tersebut di
atas, khususnya yang menyangkut
tahun kabisat, koreksi hanya akan
terjadi setiap 3323 tahun. Karena
dalam jangka waktu 3323 tahun itu
kekurangan beberapa detik tiap tahun
akan terkumpul menjadi satu hari.
Berarti bila tidak ada koreksi, tiap
3323 tahun jatuhnya musim semi
maju satu hari dari patokan. Dalam
perkembangannya, tarikh Masehi
dapat diterima oleh seluruh dunia
untuk perhitungan dan
pendokumentasian waktu secara
internasional.
Demikianlah alasannya mengapa
bulan februari hanya ada 29 hari.
Dalam hukum islam merayakan
ulang tahun itu bukanlah hal yang
wajib dan sebenarnya bukan
merayakan tetapi dalam rangka
mensyukuri nikmat Allah SWT.
Karena masih diberikan kesempatan
umur yang panjang. Ketika ada
orang yag lahir pada tanggal 29, bisa
melakukan syukuran itu di tanggal
sebelumnya yaitu tanggal 28 maret.
Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Kaitan Matematika
Dengan Bulan Februari.
[Online]. Tersedia:
https://www.google.com/sea
rch?q=kaitan+matematika+
dengan+bulan+februari [ 6
Juni 2015 ]
Bachtiar, 2012. Asal Usul Nama
Bulan. [ Online ] . Tersedia :
http://wastrox.com/asal-
usul-nama-bulan-dalam-
sistem-penanggalam-
masehi.html [ 25 Juni 2015 ]
Habib. 2013. Mengapa Bualan
Februari 29 Hari ? . [ Online
]. Tersedia : http://math-
habibasyrafy.blogspot.com/p/
algoritma-penentuan-hari-
berbasis-kpk.html [ 7 Juni
2015 ]
Wina. 2014. Pengertian Bulan
Februari. [Online]. Tersedia :
http://id.wikipedia.org/wiki/2
9_Februari [ 7 Juni 2015 ]
Zahran. 2014. Mengapa Bulan
Februari 28 Hari ?. [Online].
Tersedia :
http://www.sainsindonesia.c
o.id/index.php/rubrik/iptek-
a-remaja/895-mengapa-
februari-28-hari [ 8 Juni
2015 ]