1. Madah Tanpa Judul 1
Setiap Amalan Tergantung pada Niat
Niat punya peranan penting dalam setiap ibadah termasuk dalam sedekah. Ada kisah dalam
hadits yang disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab yang sudah sangat masyhur di tengah-
tengah kita yaitu kitab Riyadhus Sholihin. Kisah ini berkaitan dengan sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, setiap amalan itu tergantung pada niat. Setiap orang akan mendapatkan apa
yang ia niatkan.
Dari Abu Yazid Ma’an bin Yazid bin Al Akhnas radhiyallahu ‘anhum, -ia, ayah dan kakeknya
termasuk sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, di mana Ma’an berkata bahwa ayahnya
yaitu Yazid pernah mengeluarkan beberapa dinar untuk niatan sedekah. Ayahnya meletakkan
uang tersebut di sisi seseorang yang ada di masjid (maksudnya: ayahnya mewakilkan sedekah
tadi para orang yang ada di masjid, -pen). Lantas Ma’an pun mengambil uang tadi, lalu ia
menemui ayahnya dengan membawa uang dinar tersebut. Kemudian ayah Ma’an (Yazid)
berkata, “Sedekah itu sebenarnya bukan kutujukan padamu.” Ma’an pun mengadukan masalah
tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ُنْعَم اَي َتْذَخَأ اَم َكَل َو ، ُدي ِزَي اَي َتْي ََون اَم َكَل
“Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an, engkau boleh
mengambil apa yang engkau dapati.” (HR. Bukhari no. 1422).
Kisah di atas menceritakan bahwa ayah Ma’an (Yazid) ingin bersedekah kepada orang fakir.
Lantas datang anaknya (Ma’an) mengambil sedekah tersebut. Orang yang diwakilkan uang
tersebut di masjid tidak mengetahui bahwa yang mengambil dinar tadi adalah anaknya Yazid.
Kemungkinan lainnya, ia tahu bahwa anak Yazid di antara yang berhak mendapatkan sedekah
tersebut. Lantas Yazid pun menyangkal dan mengatakan bahwa uang tersebut bukan untuk
anaknya. Kemudian hal ini diadukan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau pun
bersabda, “Engkau dapati apa yang engkau niatkan wahai Yazid. Sedangkan, wahai Ma’an,
engkau boleh mengambil apa yang engkau dapati”.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Setiap amalan tergantung pada niatan setiap orang. Jika seseorang telah meniatkan yang baik,
maka ia akan mendapatkannya. Walaupun Yazid tidak berniat bahwa yang mengambil uangnya
adalah anaknya. Akan tetapi anaknya mengambilnya dan anaknya tersebut termasuk di antara
orang-orang yang berhak menerima. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
katakan, “Engkau dapati apa yang engkau niatkan.”
2- Setiap orang akan diganjar sesuai yang ia niatkan walaupun realita yang terjadi ternyata
menyelisihi yang ia maksudkan. Termasuk dalam sedekah, meskipun yang menerima sedekah
adalah bukan orang yang berhak.
2. Madah Tanpa Judul 2
3- Hadits di atas adalah sebagai kaedah untuk beberapa masalah:
a- Bila seseorang menyerahkan zakat kepada orang yang awalnya ia nilai berhak menerima,
namun ternyata ia adalah orang yang berkecukupan (kaya) dan tidak pantas menerima zakat,
maka zakatnya tetap sah. Kewajiban baginya telah lepas. Karena awalnya ia berniat memberikan
pada yang berhak, maka ia akan dibalas sesuai yang ia niatkan.
b- Jika seseorang mewakafkan rumahnya yang berukuran kecil, namun ternyata yang ia ucapkan
diisyaratkan pada rumah yang besar, beda dengan yang ia niatkan, maka yang teranggap saat itu
adalah apa yang ia niatkan walaupun menyelisihi ucapannya. Karena setiap orang tergantung
pada apa yang ia niatkan.
3- Hadits ini memotivasi untuk bersedekah.
4- Boleh menyerahkan sedekah untuk anak dengan syarat tidak menggugurkan kewajiban
nafkah. Namun jika sedekah tersebut dimaksudkan pula untuk nafkah, maka seperti ini tidaklah
sah karena ia berniat menggugurkan yang wajib. Misalnya, jika ayah melunasi utang anaknya
dan ayahnya mengambil dari sedekah (zakat), maka seperti itu boleh karena anaknya adalah
keluarga dia yang paling dekat yang lebih pantas menerima daripada orang yang jauh.
5- Sedekah yang dimaksudkan dalam hadits di atas adalah sedekah sunnah dan sedekah sunnah
boleh diserahkan pada anak (furu’). Sedangkan sedekah wajib tidaklah boleh diserahkan pada
anak (furu’) atau pada orang tua (ushul). Lihat pembahasan Memberi Zakat kepada Kerabat.
6- Hadits ini juga menunjukkan bolehnya zakat atau sedekah diwakilkan penyerahannya pada
orang lain.
7- Ayah tidak boleh menarik kembali sedekah yang sudah diambil oleh anaknya, walau berbeda
dengan apa yang ia niatkan.
8- Tidaklah termasuk durhaka jika anak mengadukan ayahnya untuk mengenalkan kebenaran.
Demikian faedah sederhana dari hadits Ma’an dan Yazid, moga bermanfaat. Hanya Allah yang
memberi taufik.
Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilaliy, terbitan
Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, hal. 31-32.
Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhish Sholihin, Dr. Musthofa Al Bugho, dll, terbitan Muassasah
Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 15.
Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul
Wathon, cetakan tahun 1426 H, hal. 39-41.
3. Madah Tanpa Judul 3
Pengenalan singkat apa itu din, millah, madzhab, manhaj,
jama'ah, majlis, harakah, tandhim, firqah, thaifah
1. Din:Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an
ِعْلا ُمُهَءاَج اَم ِدْعَب ْنِم ََّّلِإ َابَتِكْلا واُتوُأ َينِذَّلا َفَلَتْخا اَم َو ُم ََلْس ِ ْاْل ِ َّاَّلل َدْنِع َينِالد َّنِإُعي ِرَس َ َّاَّلل َّنِإَف ِ َّاَّلل ِتاَيآِب ْرُفْكَي ْنَم َو ْمُهَنْيَب ًايْغَب ُمْل
( ِباَس ِحْلا19
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al Kitab {1} kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
{1}Maksudnya ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Qur'an. (QS. 3:19)
َو ْمُكُنيِد ْمُكَل (( ِينِد َيِل6
Dan untuk Anda Din Anda dan untuk saya din Saya. (QS. 109:6)
Pada dua ayat di atas menyoroti penggunaan kata Din, yang berarti agama atau cara hidup. Pada
Ayat Pertama kita melihat bahwa Din yang diterima oleh Allah (SWT) adalah Islam. Pada ayat
kedua kita melihat sebuah sikap bahwa setiap manusia memiliki din masing-masing.
Karena itu, (Din lain) seperti Yahudi, Kristen, paganisme, Buddhisme dll akan ditolak dan semua
amal-amal mereka
Din adalah sebuah sistem atau cara hidup manusia untuk menyembah Tuhan Mereka
dengan sebuah syarat khusus (dalam islam syahadat) dan kitab ajaran tersendiri (islam Al
Qur'an) sehingga dibedakanlah diantara mereka.
2. Millah: Allah (SWT) berfirman dalam Al Qur'an
ْجا َوُه ِهِداَه ِج َّقَح ِ َّاَّلل يِف ُوادِهاَج َوْنِم َينِمِلْسُمْلا ُمُكاَّمَس َوُه َميِهاَْربِإ ْمُكيِبَأ َةَّلِم ٍجَرَح ْنِم ِينِالد يِف ْمُكْيَلَع َلَعَج اَم َو ْمُكاَبَتيِف َو ُلْبَق
ال واُتآ َو َة ََلَّصال واُميِقَأَف ِاسَّنال ىَلَع َءاَدَهُش واُنوُكَت َو ْمُكْيَلَع ًاديِهَش ُلوُس َّالر َونُكَيِل اَذَهىَل ْوَمْلا َمْعِنَف ْمُك ََّل ْوَم َوُه ِ َّاَّللِب واُم ِصَتْعا َو َةاَكَّز
( ُير ِصَّنال َمْعِن َو78)
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih
kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
(Ikutilah) "MILLAH" orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-
orang muslim dari dahulu, {1} dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi
saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah
Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.(QS 22:78)
4. Madah Tanpa Judul 4
{1}Maksudnya: dalam kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi
Muhammad saw.
Firman Allah (SWT) dalam ayat ini, bahwa kita pada Millah sama Ibrahim (as); karena seorang
Muslim adalah orang yang menyerahkan dan mengikuti bimbingan dari Allah (SWT). Dalam Al
Qur'an, Allah (SWT) menggunakan istilah Millah, untuk atribut cara berpikir masyarakat sesuai
dengan Nabi Yang diutus
Karena itu, kita menemukan contoh Millat ul-Ibrahim yaitu jalan Ibrahim (as). Sebagai muslim,
kita pada Millah Ibrahim (as) dalam Tauhid, dan atas Millah Muhammad (saw), Utusan terakhir
dari Allah (SWT), tunduk pada perintah-perintah yang dibawa oleh Islam.
Millah: adalah cara pandang atau pemahaman seseorang atas sesuatu yang diukur
menurut pemahaman mereka secara individu semata, inilah yang menyebabkan seseorang
yang mempunyai din berbeda bisa mempunyai "MILLAH" yang sama hingga sesuai ayat di atas
bahwa yahudi dan nashrani tidak akan ridha sebelum umat islam mempunyai "MILLAH" yang
sama dengan mereka, jadi perlu diketahui sungguh sangat sulit untuk memaksa umat islam
meninggalkan DIN mereka sehingga akhirnya bagi Yahudi dan Nashrani ataupun mungkin
kafir2 lainnya tidak lagi memaksakan atas perpindahan din tapi lebih halus membujuk secara
"millah", jadi biar saja "DIN" nya islam tapi pemahamannya sudah spt yahudi, nashrani, dan
kafir lainnya, contoh nyata dia beragama islam tapi berbaju menampakkan Aurat, dia beragama
islam tapi tidak anti minum khamr, dia beragama islam tapi hidup kumpul kebo dst disini lah
dibilang dia Dinnya ISLAM tapi Millahnya bukan ISLAM bukan Millah yang dibawa oleh
Ibrahim as dan Muhammad SAW
3. Madzhab : berbicara madzhab dalam Ahlus Sunnah Wal Jama'aah, kita tidak akan terlepas dari
4 imam besar, Imam Abu Hanifah (rh), Imam Malik (rh), Imam Syafi'i (rh) atau Imam Ahmad
(rh). Sejak madhab yang dihubungkan dengan pemahaman ulama fikih tertentu hal tertentu.
Mazhab adalah sebuah metodologi fiqih khusus yang dijalani oleh seorang ahli fiqih
mujtahid, yang berbeda dengan ahli fiqih lain, yang menghantarkannya memilih sejumlah
hukum dalam kawasan ilmu furu'. Sebagai contoh, jika kita mengambil perkara menjama' dan
meng qashar shalat ketika bepergian - Imam Abu Hanifah (rh) telah memfatwakan bolehnya
mengqashar salat tetapi tidak dengan menjama' sedangkan Imam Syafi'i (rh) dan a'immah lain
memfatwakan akan bolehnya menjama' dan mengqashar shalat. iniah yang disebut memilih
sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu'
4. Manhaj adalah metodologi menerima, menganalisis dan menerapkan
pengetahuan.dalam ahlus sunnah maka manhaj ahlus sunnah berarti menerima, menganalisis
dan menerapkan pengetahuan berdasarkan Qur'an dan hadits ... lalu apa bedanya dengan manhaj
salafush shalih?Manhaj salafush shalih berarti menerima, menganalisis dan menerapkan
pengetahuan berdasarkan kehidupan para salafush shalih, tindakan2 mereka dan hukum2 yang
mereka ambil
5. Madah Tanpa Judul 5
5. Jama'ah adalah perorangan atau kumpulan orang yang bergabung bersama untuk
tugas tertentu atau kewajiban
Sebagai contoh, kita memiliki Jamaa't ul Khilafah, yang tujuannya adalah untuk mendirikan
kembali Khilafah, atau Jamaa't Jihad, yang tujuannya adalah untuk Jihad dan membebaskan
tanah kaum Muslim dari pendudukan Kuffar.
Abdullah bin Masoud (ra) berkata, "Jama'aah adalah apa yang sesuai dengan ketaatan kepada
Allah SWT bahkan jika Anda sendirian."
6. Majlis: berasal dari akar kata bahasa arab yang artinya tempat untuk bersandar atau tempat
untuk duduk jadi ada keterikatan dengan tempatmajlis adalah sebuah tempat berkumpulnya
orang2 dengan maksud yang sama, contoh: tempat berkumpulnya ulama majlis ulama, tempat
berkumpulnya orang berdzikir majlis dzikir, tempat berkumpulnya orang belajar majlis taklim
dst....
7. harakah adalah gerakan atau suatu kegiatan yang mendorong terwujudnya suatu
tujuan, misalnya harakah islamiyyah adalah gerakan untuk mewujudkan diterapkannya nilai2
islam, harakah jihadiyyah adalah gerakan untuk mewujudkan aksi-aksi jihad dst
8.tandhim adalah bentuk wadah perserikatan dalam bahasa internasionalnya
"ORGANIZATION" atau indonesianya Organisasi, tandhim Al Qaeda adalah organisasi al
qaeda, dst..
9. Firqah adalah sekelompok orang yang terikat bersama-sama dengan pemahaman yang
sama tentang kepercayaan
Firman Allah tentang 1 kaum diantara kaum Nabi Musa as
( َونُلِدْعَي ِهِب َو ِقَحْلاِب َُوندْهَي ٌةَّمُأ ىَسوُم ِم ْوَق ْنِم َو159)
Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia)
dengan hak dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan. {1}
{1}Maksudnya: mereka memberi petunjuk dan menuntun manusia dengan berpedoman kepada
petunjuk dan tuntunan yang datang dari Allah swt. dan juga dalam hal mengadili perkara-
perkara, mereka selalu mencari keadilan dengan berpedoman kepada petunjuk dan tuntunan
Allah. (QS. 7:159)
Firman Allah tentang 1 kaum diantara kaum Nabi Isa as
َةاَر ْوَّتال واُماَقَأ ْمُهَّنَأ ْوَل َو )ٌةَّمُأ ْمُهْنِم ْمِهِلُجْرَأ ِتْحَت ْنِم َو ْمِهِق ْوَف ْنِم واُلَكَ ََل ْمِهِبَر ْنِم ْمِهْيَلِإ َل ِزْنُأ اَم َو َلي ِجْنِ ْاْل َوْمُهْنِم ٌيرَِِك َو ٌةَد ِصَتُْْم
( َونُلَمْعَي اَم َءاَس66)
6. Madah Tanpa Judul 6
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al Qur'an)
yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari
atas mereka dan dari bawah kaki mereka. {1} Di antara mereka ada golongan yang pertengahan.
Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
1}Maksudnya: Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan
menimbulkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya
melimpah ruah.
{2}Maksudnya: orang yang berlaku jujur dan lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran.(QS.
5:66)
Firman Allah tentang 1 kaum diantara kaum Nabi Muhammad SAW
َونُلِدْعَي ِهِب َو ِقَحْلاِب َُوندْهَي ٌةَّمُأ َانَْْلَخ ْنَّمِم َو
Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak,
dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan. (QS. 7:181)
Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa Dia menciptakan juga suatu umat yang besar
jumlahnya untuk menempati surga. Mereka terdiri atas umat-umat dan suku-suku yang berjuang
untuk membimbing manusia ke jalan yang benar serta mendidik mereka berpendirian teguh.
Mereka menegakkan keadilan dan kebenaran yang telah ditetapkan Allah swt. dan tidak ada
pilihan lain bagi mereka kecuali jalan Allah itu. Mereka inilah umat Nabi Muhammad saw.
Berkata Rasulullah saw. berhubungan dengan ayat ini:
ويعطون ويأخذون يحكمون بالحق أمتي هذه
Artinya:Inilah umatku dengan kebenaran mereka memerintah, menetapkan keputusan-keputusan,
mengambil (hak mereka) dan memberikan (hak orang lain).(H.R Bukhari dan Muslim dalam
Sahihain) Berkata lagi Rasulullah saw.:
خذلهم من يضرهم َّل الحق على ظاهرين أمتي من طائفة تزال َّلالساعة تْوم حتى خالفهم من وَّل
Artinya:Senantiasa ada segolongan umatku yang menegakkan kebenaran, siapa yang menghina
mereka dan menentang mereka tidaklah dapat menyusahkan mereka sehingga hari kiamat.
(H.R Jair, Ibnu Munzir, Abu Syaikh, dari Ibnu Juraij)
Dari hadis-hadis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ijmak ulama menjadi hujah pada setiap
masa, dan pada tiap masa itu pasti ada orang-orang yang ahli ijtihad.
10. Thaifah adalah kelompok dalam sebuah firqah