SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
ISSN 1829-9407 (Print)
ISSN 2581-0898 (Online)
Volume 15, No. 2, Juli 2018
Page: 655-660
https://ejournal.kesling-poltekkesbjm.com/index.php/JKL/article/view/134
Article history: Received July 25, 2018, Received in revised form August 01, 2018, Accepted September 15, 2019
HUBUNGAN PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN RUMAH TANGGA
DENGAN KEJADIAN DIARE
Ikrimah, Maharso, Noraida
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan
Jl. H. Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714
Email: ikrimahrima16@gmail.com
Abstract: Relation Of Drinking Water Management And Household Food With
Diarrhea Occurrence. In Kalimantan Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah,
Kecamatan Batang Alai Utara, Public Health Center of Ilung is spread of diarrhea. By 2015,
the prevalence of diarrhea occurrence in Kecamatan Batang Alai Utara is 2.85% and 2.7%
(2016). However, the coverage of access to clean water is only about 28%. Report of KKN
Labunganak Village RW. 01 Kecamatan Batang Alai Utara, 67% is not carried out water
purification in any way by the community, so it is still possible to be a media water borne
disease. In the management of household food, only 13% of food is stored in closed shelves
/ cabinets, so it can become a food borne disease medium.The purpose of this study was to
determine the relation between drinking water and household food management with
diarrhea occurrence in the working area Public Health Center of Ilung, Kecamatan Batang
Alai Utara. The type of research is observational in the form of analytic, research design that
is retrospective approach (case control study). The results showed that there was no
relation between drinking water management (p value = 0,300> α = 0,05) and household
food (p value = 1,000> α = 0,05) with diarrhea occurrence. It is recommended for further
investigators to examine other risk factors as causes of diarrhea and can be continued by
examining the different communities as control groups .
Keywords: Drinking Water and Food Management; Diarrhea Occurrence
Abstrak: Hubungan Pengelolaan Air Minum Dan Makanan Rumah Tangga Dengan
Kejadian Diare. Di Kalimantan Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kecamatan
Batang Alai Utara, wilayah kerja Puskesmas Ilung tersebar kejadian diare. Pada tahun
2015, prevalensi kejadian diare di Kecamatan Batang Alai Utara mencapai 2,85% dan
2,7% (2016). Namun, cakupan akses air bersih hanya sekitar 28%. Laporan KKN Desa
Labunganak RW. 01 Kecamatan Batang Alai Utara, 67% tidak dilakukan penjernihan air
dengan cara apapun oleh masyarakat, sehingga masih memungkinkan menjadi media
water borne disease. Pada pengelolaan makanan rumah tangga, hanya 13% bahan
makanan disimpan di dalam rak/lemari tertutup, sehingga dapat memungkinkan
menjadi media food borne disease. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan
pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga dengan kejadian diare di Wilayah
Kerja Puskesmas Ilung Kecamatan Batang Alai Utara. Jenis penelitian adalah
observasional dalam bentuk analitik, desain penelitian yaitu pendekatan retrospektif
(case control study). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
pengelolaan air minum (p value = 0,300 > nilai α = 0,05) dan makanan rumah tangga (p
value = 1,000 > nilai α = 0,05) dengan kejadian diare. Disarankan bagi peneliti
selanjutnya agar meneliti faktor risiko lainnya sebagai penyebab diare dan dapat
dilanjutkan dengan meneliti pada komunitas yang berbeda sebagai kelompok kontrol.
Kata kunci; Pengelolaan Air Minum dan Makanan; Kejadian Diare
656 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 15 No. 2, Juli 2018
PENDAHULUAN
STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) merupakan program peme-
rintah dalam rangka memperkuat upaya
pembudayaan hidup bersih dan sehat,
mencegah penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, meningkatkan kemampuan
masyarakat, serta mengimplementasikan
komitmen pemerintah untuk meningkatkan
akses air minum dan sanitasi dasar yang
berkesinambungan[1]. STBM memiliki 5 pilar,
salah satunya yaitu pengelolaan makanan
dan minuman rumah tangga.
Pengelolaan air minum dan makanan
rumah tangga adalah proses pengolahan,
penyimpanan, dan pemanfaatan air minum
dan air yang digunakan untuk produksi
makanan dan keperluan oral lainnya, serta
pengolahan makanan yang aman di rumah
tangga, meliputi prinsip hygiene sanitasi
pangan, yaitu pemilihan bahan makanan,
penyimpanan bahan makanan, pengolahan
bahan makanan, penyimpanan makanan,
pengangkutan makanan, dan penyajian
makanan[2]. Pada pengelolaan makanan
rumah tangga, ada batas kemampuan
makanan untuk tampil dalam keadaan baik
dan sehat, maka perlu dipertimbangkan
perencanaan yang matang, pengolahan dan
penyajian yang tepat, serta penyimpanan
dan penyebaran atau pengangkutan ke
tempat lain untuk menekan terjadinya
kontaminasi. Penyajian makanan bisa
menimbulkan masalah kesehatan bila
faktor-faktor hygiene tidak diperhatikan. Hal
ini merupakan salah satu faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya suatu penyakit
berbasis lingkungan akibat dari pengelolaan
makanan yang tidak tepat[3].
Review dari data Susenas 2013 khusus
bidang air minum, tren peningkatan di tahun
2009-2013 mencapai 5% pertahun. Dalam
kurun waktu lima tahun ke depan untuk
mencapai universal akses air minum di
tahun 2019, diperlukan kenaikan sebesar
5.38% pertahun[4]. Sebanyak 53,7%
masyarakat yang tidak mempunyai akses
terhadap air minum dan rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai air
minum yang aman, merupakan faktor
penyebab masih tingginya penyakit yang
ditularkan oleh air minum[5].
Menurut penelitian Retno Purwaning-
sih 2014, juga menyebutkan bahwa apabila
faktor lingkungan terutama air, tidak
memenuhi syarat kesehatan karena
tercemar bakteri, didukung oleh perilaku
manusia yang tidak sehat seperti
pembuangan tinja tidak higienis, kebersihan
perorangan dan lingkungan yang jelek, serta
penyiapan dan penyimpanan makanan yang
tidak semestinya, maka dapat menimbulkan
kejadian diare[6].
Penyakit diare masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia, karena
morbiditas dan mortalitasnya yang masih
tinggi[1]. Di Kalimantan Selatan kasus diare
masih banyak ditemukan. Pada tahun 2015,
kejadian diare yaitu sebanyak 82.010 kasus
dan 111.585 kasus (2016)[7]. Kejadian ini
tersebar pada 13 kabupaten/kota di
Kalimantan Selatan, salah satunya adalah
Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Kejadian diare di Kabupaten Hulu
Sungai Tengah, pada tahun 2015 yaitu
sebanyak 5.403 kasus dan pada tahun 2016
sebanyak 7.506 kasus[8]. Angka tersebut
tersebar pada 19 kecamatan, salah satunya
yaitu Kecamatan Batang Alai Utara.
Kecamatan Batang Alai Utara merupakan
wilayah kerja Puskesmas Ilung. Pada tahun
2015, prevalensi kejadian diare di Kecama-
tan Batang Alai Utara mencapai 2,85% dan
2,7% (2016)[9]. Namun, cakupan akses air
bersih hanya sekitar 28%[10]. Berdasarkan
laporan KKN di Desa Labunganak RW. 01
Kecamatan Batang Alai Utara, sebanyak 67%
masyarakat tidak ada yang melakukan
penjernihan air dengan cara apapun,
sehingga masih memungkinkan menjadi
media water borne disease. Pada pengelolaan
makanan rumah tangga, hanya 13%
masyarakat menyimpan bahan makanan di
dalam rak/lemari tertutup, sehingga hal ini
masih memungkinkan menjadi media food
borne disease[11].
Dari uraian tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai
hubungan pengelolaan air minum dan
makanan rumah tangga dengan kejadian
diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung
Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten
Hulu Sungai Tengah.
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
observasional dalam bentuk analitik, yaitu
Ikrimah, Maharso, Noraida. Hubungan Pengelolaan Air Minum dan Makanan
Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare
657
untuk mengetahui hubungan pengelolaan air
minum dan makanan rumah tangga dengan
kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas
Ilung Kecamatan Batang Alai Utara.
Desain penelitian yang digunakan
adalah dengan menggunakan pendekatan
retrospektif (case control study) yaitu
membandingkan antara kelompok kasus
dengan kontrol untuk mengetahui proporsi
kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya
paparan dengan melihat ke belakang dari
suatu kejadian yang berhubungan dengan
kejadian kesakitan yang diteliti[12].
Populasi dan sampel penelitian ini
terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok
kasus dan kelompok kontrol. Sampel kasus
pada penelitian ini adalah seluruh ibu rumah
tangga yang anggota keluarganya pernah
menderita diare selama tiga bulan terakhir
yaitu pada bulan Desember 2017, Januari
dan Februari 2018 dengan jumlah 10 orang
responden[13]. Sedangkan sampel kontrol
adalah ibu rumah tangga yang anggota
keluarganya tidak menderita diare di
Wilayah Kerja Puskesmas Ilung, dengan
jumlah kontrol sama dengan 3 kali dari
jumlah sampel kasus, yang merupakan
tetangga dari kasus yaitu sebanyak 30 orang
responden. Jadi, total sampel pada penelitian
ini yaitu sebanyak 40 orang responden.
Analisis statistik yang digunakan pada
penelitian ini yaitu dengan uji chi-square, jika
asumsi tidak terpenuhi maka dianalisis
dengan uji fisher exact test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi dan analisis data
menggunakan fisher exact test dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengelolaan Air Minum
Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Tahun 2018
No.
Pengelolaan Air Minum Rumah
Tangga
Frekuensi
Jumlah %
1. Buruk 17 42,5
2. Baik 23 57,5
Total 40 100
Tabel 1. dapat diketahui bahwa res-
ponden pada penelitian ini memiliki
kebiasaan yang buruk dalam pengelolaan air
minum yaitu sebanyak 17 orang (42,5%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengelolaan Makanan
Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Tahun 2018
No.
Pengelolaan Makanan Rumah
Tangga
Frekuensi
Jumlah %
1. Buruk 34 85,0
2. Baik 6 15,0
Total 40 100
Tabel 2. dapat diketahui bahwa res-
ponden pada penelitian ini kebanyakan
memiliki kebiasaan buruk dalam
pengelolaan makanan rumah tangga yaitu
sebanyak 34 orang (85,0%).
658 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 15 No. 2, Juli 2018
Tabel 3. Tabel Silang Hubungan Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga dengan Kejadian
Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Tahun 2018
No.
Pengelolaan Air Minum Rumah
Tangga
Kasus Kontrol
Jumlah % Jumlah %
1. Buruk 6 60,0 11 36,7
2. Baik 4 40,0 19 63,3
Total 10 100 30 100
p value = 0,300 α = 0,05
Berdasarkan hasil analisis statistik
menggunakan uji fisher exact, pada variabel
pengelolaan air minum rumah tangga
dengan kejadian diare diperoleh nilai p value
= 0,300 > nilai α = 0,05, maka Ho diterima.
Hal ini menunjukkan secara statistik dapat
disimpulkan bahwa cukup bukti untuk
menyatakan tidak ada hubungan pengelo-
laan air minum rumah tangga dengan
kejadian diare.
Menurut hasil observasi dari pe-
ngumpulan data penelitian, diketahui bahwa
10 orang responden dari kelompok kasus
kebanyakan memiliki kebiasaan pengelolaan
air minum yang buruk sebanyak 6 orang
(60,0%) dan yang baik sebanyak 4 orang
(40,0%). Berbeda dari 30 orang kelompok
kontrol yang kebanyakan memiliki
kebiasaan yang baik dalam pengelolaan air
minum rumah tangga yaitu sebanyak 19
orang (63,3%) dibandingkan dengan yang
memiliki kebiasaan pengelolaan air minum
yang buruk sebanyak 11 orang (36,7%).
Tidak adanya hubungan dari
penelitian ini disebabkan karena pada item
pengolahan air minum sebanyak 97,5%
responden melakukan perebusan air sampai
mendidih dan pada item wadah pe-
nyimpanan air minum sebanyak 40%
responden memenuhi penilaian wadah
penyimpanan yang bersih, tertutup, sulit
dijangkau vektor dan dilakukan pencucian
pada wadah air minum ketika air habis.
Walaupun sebagian responden tidak
memenuhi pada item penyimpanan wadah
makanan, tetapi mereka melakukan
perebusan air sehingga dapat mengurangi
risiko penyakit diare.
Teori dari Kepmenkes (2008) yang
menyebutkan bahwa kejadian diare dapat
menurun 39% dengan perilaku pengelolaan
air minum yang aman di rumah tangga. Teori
dari Wanzahun G et al (2013) menyebutkan
bahwa anak dengan keluarga yang
menggunakan air minum dengan cara
direbus, diolah menggunakan bahan kimia
atau diolah dengan cara penyaringan
diketahui memiliki peluang lebih rendah
menderita diare dibanding dengan anak
yang keluarganya tidak melakukan
pengolahan air[14].
Akan tetapi secara statistik tidak ada
hubungan, karena responden yang
pengelolaan air minumnya baik belum tentu
tidak menderita diare dan responden yang
pengelolaannya buruk juga belum tentu
menderita diare, hal ini juga dapat dilihat
dari tabel 3 bahwa pada kelompok kasus
sebanyak 60% responden melakukan
pengelolaan air minum yang buruk
sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak
63,3% melakukan pengelolaan air minum
yang baik, sehingga hampir tidak jauh
berbeda persentasi responden yang
pengelolaan air minumnya baik dengan yang
buruk, serta penyakit diare juga dapat
diakibatkan oleh faktor lain seperti perilaku
CTPS, BAB, pengelolaan sampah ataupun
limbah cair rumah tangga.
Tabel 4. Tabel Silang Hubungan Pengelolaan Makanan Rumah Tangga dengan Kejadian
Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Tahun 2018
No.
Pengelolaan Makanan Rumah
Tangga
Kasus Kontrol
Jumlah % Jumlah %
1. Buruk 8 80,0 26 86,7
2. Baik 2 20,0 4 13,3
Total 10 100 30 100
p value = 1,000 α = 0,05
Ikrimah, Maharso, Noraida. Hubungan Pengelolaan Air Minum dan Makanan
Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare
659
Berdasarkan hasil analisis statistik
menggunakan uji fisher exact, pada
variabel pengelolaan makanan rumah
tangga dengan kejadian diare diperoleh
nilai p value = 1,000 > nilai α = 0,05, maka
Ho diterima. Hal ini menunjukkan secara
statistik untuk menyatakan cukup bukti
bahwa tidak ada hubungan pengelolaan
makanan rumah tangga dengan kejadian
diare.
Hasil observasi data penelitian,
diketahui bahwa dari 10 orang responden
pada kelompok kasus dan 30 orang
responden dari kelompok kontrol
cenderung memiliki kebiasaan pengelo-
laan makanan rumah tangga yang buruk
yaitu sebanyak 8 orang (80,0%) dari
kelompok kasus dan 26 orang (86,7%)
dari kelompok kontrol. Sedangkan
pengelolaan makanan rumah tangga yang
baik hanya 2 orang responden (20,0%)
dari kelompok kasus dan 4 orang
responden (13,3%) dari kelompok
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
pengelolaan makanan rumah tangga
antara kelompok kasus dan kelompok
kontrol hampir tidak ada beda, keduanya
kebanyakan melakukan pengelolaan
makanan rumah tangga yang buruk. Ini
disebabkan karena sebanyak 32 res-
ponden (80,0%) tidak memenuhi
penilaian pengolahan makanan.
Berdasarkan analisis statistik di
atas, tidak adanya hubungan antara
pengelolaan makanan dengan kejadian
diare dapat dikarenakan penyakit diare
merupakan salah satu penyakit yang
penyebabnya multifaktor. Diantaranya
dapat disebabkan karena perilaku BAB,
CTPS, pengelolaan sampah dan penge-
lolaan limbah cair rumah tangga.
Menurut Depkes RI 2014 dalam Mila
Falasifa 2015, makanan harus dikelola
dengan baik dan benar agar tidak
menyebabkan gangguan kesehatan dan
bermanfaat bagi tubuh. Cara pengelolaan
makanan yang baik yaitu dengan
menerapkan prinsip higiene dan sanitasi
makanan. Pengelolaan makanan di rumah
tangga, walaupun dalam jumlah kecil atau
skala rumah tangga juga harus
menerapkan prinsip higiene sanitasi
makanan yaitu meliputi pemilihan bahan
makanan, penyimpanan bahan makanan,
pengolahan makanan, penyimpanan
makanan matang, pengangkutan makanan,
dan penyajian makanan[14].
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa pengelolaan air
minum rumah tangga sebagian besar
adalah baik yaitu sebanyak 23 orang
responden (57,5%), pengelolaan makanan
rumah tangga sebagian besar adalah
buruk yaitu sebanyak 34 orang responden
(85,0%), kejadian diare yaitu sebanyak 10
orang (25,0%), tidak ada hubungan
pengelolaan air minum rumah tangga
dengan kejadian diare, dan tidak ada
hubungan pengelolaan makanan rumah
tangga dengan kejadian diare di Wilayah
Kerja Puskesmas Ilung Kecamatan Batang
Alai Utara.
Disarankan untuk peneliti lain agar
meneliti faktor risiko lainnya sebagai
penyebab diare karena penyakit diare
merupakan penyakit yang multifaktor
sehingga kejadian diare ini kemungkinan
disebabkan oleh faktor lain yang lebih
dominan misalnya perilaku CTPS,
penggunaan jamban, pengelolaan sampah
dan limbah rumah tangga (tidak diteliti)
dan diharapkan dapat melanjutkan
penelitian dengan cara meneliti pada
komunitas yang berbeda sebagai
kelompok kontrol. Tidak terbukti adanya
hubungan antara pengelolaan makanan
rumah tangga terhadap kejadian diare
kemungkinan disebabkan karena kontrol
dicuplik dari tetangga kasus sehingga
sangat mungkin menjadi sama (match),
serta dilakukan perbaikan pengelolaan
makanan rumah tangga pada daerah studi
meskipun secara statistik tidak terbukti
merupakan faktor risiko diare, akan tetapi
kasus diare masih ada sehinggga kasus
diare diharapkan dapat lebih ditekan.
KEPUSTAKAAN
1. Dinar Andaru Mukti, Mursid Raharjo,
dan Nikie Astorina Yunita Dewanti.
2016. Hubungan Antara Penerapan
Program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) dengan Kejadian
660 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 15 No. 2, Juli 2018
Diare di Wilayah Kerja Puskesmas
Jatibogor Kabupaten Tegal. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Volume 4,
Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
2. Depkes RI. 2015. Kurikulum dan
Modul Pelatihan Untuk Pelatih (TOT)
Fasilitator STBM.
3. Hartono, H. 1991. Penyehatan Jasa
Boga, Kumpulan Makalah Pelatihan
Hygiene Sanitasi Makanan dan
Minuman Bagi Guru APK/SPPH se
Indonesia. Yogyakarta.
4. Kemenkes RI. 2014. Kurikulum dan
Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Jakarta
5. Athena dan Indah. 2012. Implementasi
Pengelolaan Air Minum Rumah
Tangga (PAM-RT) di Jawa Barat Dan
(Nusa Tenggara Timur). Jurnal
Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni
2012: 136-146
6. Retno Purwaningsih. 2012. Hubungan
Antara Penyediaan Air Minum dan
Perilaku Higiene Sanitasi Dengan
Kejadian Diare di Daerah Paska
Bencana Desa Banyudono Kecamatan
Dukun Kabupaten Magelang.
Universitas Negeri Semarang. Skripsi.
7. Direktorat Jenderal P2P, Kemenkes
RI. 2016. Data dan Informasi Profil
Kesehatan Indonesia 2016.
http://www.depkes.go.id/resources/
download/pusdatin/lain-lain/Data
dan Informasi Kesehatan
8. Dinas Kesehatan Hulu Sungai Tengah.
2015-2016. Profil Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
9. Data Puskesmas Ilung Kecamatan
Batang Alai Utara Tahun 2015-2016
tentang Data Angka Kejadian Diare
10. Data Puskesmas Ilung Kecamatan
Batang Alai Utara Tahun 2015-2016
tentang Data Cakupan Akses Air
Bersih.
11. Laporan KKN Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin Jurusan Kesehatan
Lingkungan Tahun 2017.
12. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta. Cetakan Kedua
13. Data Puskesmas Ilung Kecamatan
Batang Alai Utara Tahun 2018 tentang
Data Kejadian Diare.
14. Mila Falasifa. 2015. Hubungan Antara
Sanitasi Total Dengan Kejadian Diare
Pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Kepil 2 Kecamatan Kepil
Kabupaten Wonosobo. Universitas
Negeri Semarang. Skripsi

More Related Content

Similar to 134-Article Text-520-1-10-20190915.pdf

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
Adil Athilshipate
 
stbmdanstunting-230316074652-ca2adcd4.pptx
stbmdanstunting-230316074652-ca2adcd4.pptxstbmdanstunting-230316074652-ca2adcd4.pptx
stbmdanstunting-230316074652-ca2adcd4.pptx
ekoprihantono3
 
Siaran pers pokja ampl - hari air dunia 2013
Siaran pers   pokja ampl - hari   air dunia 2013Siaran pers   pokja ampl - hari   air dunia 2013
Siaran pers pokja ampl - hari air dunia 2013
Oswar Mungkasa
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
Sii AQyuu
 
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptxppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
iqbal29537
 

Similar to 134-Article Text-520-1-10-20190915.pdf (20)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
 
STBM dan STUNTING.ppt
STBM dan STUNTING.pptSTBM dan STUNTING.ppt
STBM dan STUNTING.ppt
 
stbmdanstunting-230316074652-ca2adcd4.pptx
stbmdanstunting-230316074652-ca2adcd4.pptxstbmdanstunting-230316074652-ca2adcd4.pptx
stbmdanstunting-230316074652-ca2adcd4.pptx
 
Ringkasan kajian air_bersih unicef 2012
Ringkasan kajian air_bersih unicef 2012Ringkasan kajian air_bersih unicef 2012
Ringkasan kajian air_bersih unicef 2012
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 
Policy brief stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)
Policy brief   stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)Policy brief   stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)
Policy brief stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)
 
12. naskah publikasi
12. naskah publikasi12. naskah publikasi
12. naskah publikasi
 
Siaran pers pokja ampl - hari air dunia 2013
Siaran pers   pokja ampl - hari   air dunia 2013Siaran pers   pokja ampl - hari   air dunia 2013
Siaran pers pokja ampl - hari air dunia 2013
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 
Askep disentri
Askep disentriAskep disentri
Askep disentri
 
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
 
Diare AKPER PEMKAB MUNA
Diare AKPER PEMKAB MUNA Diare AKPER PEMKAB MUNA
Diare AKPER PEMKAB MUNA
 
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptxppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Prbaikan
PrbaikanPrbaikan
Prbaikan
 
Laporan pbl dan puskesmas
Laporan pbl dan puskesmasLaporan pbl dan puskesmas
Laporan pbl dan puskesmas
 
Perencanaan program
Perencanaan programPerencanaan program
Perencanaan program
 
129 106-1-pb (1)
129 106-1-pb (1)129 106-1-pb (1)
129 106-1-pb (1)
 
Akses Air bersih
Akses Air bersihAkses Air bersih
Akses Air bersih
 
Petunjuk teknis pemicuan di sekolah pemprov jawa timur 2012
Petunjuk teknis pemicuan di sekolah pemprov jawa timur 2012Petunjuk teknis pemicuan di sekolah pemprov jawa timur 2012
Petunjuk teknis pemicuan di sekolah pemprov jawa timur 2012
 

Recently uploaded

443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 

Recently uploaded (20)

Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

134-Article Text-520-1-10-20190915.pdf

  • 1. ISSN 1829-9407 (Print) ISSN 2581-0898 (Online) Volume 15, No. 2, Juli 2018 Page: 655-660 https://ejournal.kesling-poltekkesbjm.com/index.php/JKL/article/view/134 Article history: Received July 25, 2018, Received in revised form August 01, 2018, Accepted September 15, 2019 HUBUNGAN PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE Ikrimah, Maharso, Noraida Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. H. Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714 Email: ikrimahrima16@gmail.com Abstract: Relation Of Drinking Water Management And Household Food With Diarrhea Occurrence. In Kalimantan Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kecamatan Batang Alai Utara, Public Health Center of Ilung is spread of diarrhea. By 2015, the prevalence of diarrhea occurrence in Kecamatan Batang Alai Utara is 2.85% and 2.7% (2016). However, the coverage of access to clean water is only about 28%. Report of KKN Labunganak Village RW. 01 Kecamatan Batang Alai Utara, 67% is not carried out water purification in any way by the community, so it is still possible to be a media water borne disease. In the management of household food, only 13% of food is stored in closed shelves / cabinets, so it can become a food borne disease medium.The purpose of this study was to determine the relation between drinking water and household food management with diarrhea occurrence in the working area Public Health Center of Ilung, Kecamatan Batang Alai Utara. The type of research is observational in the form of analytic, research design that is retrospective approach (case control study). The results showed that there was no relation between drinking water management (p value = 0,300> α = 0,05) and household food (p value = 1,000> α = 0,05) with diarrhea occurrence. It is recommended for further investigators to examine other risk factors as causes of diarrhea and can be continued by examining the different communities as control groups . Keywords: Drinking Water and Food Management; Diarrhea Occurrence Abstrak: Hubungan Pengelolaan Air Minum Dan Makanan Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare. Di Kalimantan Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kecamatan Batang Alai Utara, wilayah kerja Puskesmas Ilung tersebar kejadian diare. Pada tahun 2015, prevalensi kejadian diare di Kecamatan Batang Alai Utara mencapai 2,85% dan 2,7% (2016). Namun, cakupan akses air bersih hanya sekitar 28%. Laporan KKN Desa Labunganak RW. 01 Kecamatan Batang Alai Utara, 67% tidak dilakukan penjernihan air dengan cara apapun oleh masyarakat, sehingga masih memungkinkan menjadi media water borne disease. Pada pengelolaan makanan rumah tangga, hanya 13% bahan makanan disimpan di dalam rak/lemari tertutup, sehingga dapat memungkinkan menjadi media food borne disease. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Kecamatan Batang Alai Utara. Jenis penelitian adalah observasional dalam bentuk analitik, desain penelitian yaitu pendekatan retrospektif (case control study). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengelolaan air minum (p value = 0,300 > nilai α = 0,05) dan makanan rumah tangga (p value = 1,000 > nilai α = 0,05) dengan kejadian diare. Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar meneliti faktor risiko lainnya sebagai penyebab diare dan dapat dilanjutkan dengan meneliti pada komunitas yang berbeda sebagai kelompok kontrol. Kata kunci; Pengelolaan Air Minum dan Makanan; Kejadian Diare
  • 2. 656 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 15 No. 2, Juli 2018 PENDAHULUAN STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) merupakan program peme- rintah dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan[1]. STBM memiliki 5 pilar, salah satunya yaitu pengelolaan makanan dan minuman rumah tangga. Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga adalah proses pengolahan, penyimpanan, dan pemanfaatan air minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya, serta pengolahan makanan yang aman di rumah tangga, meliputi prinsip hygiene sanitasi pangan, yaitu pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan bahan makanan, penyimpanan makanan, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan[2]. Pada pengelolaan makanan rumah tangga, ada batas kemampuan makanan untuk tampil dalam keadaan baik dan sehat, maka perlu dipertimbangkan perencanaan yang matang, pengolahan dan penyajian yang tepat, serta penyimpanan dan penyebaran atau pengangkutan ke tempat lain untuk menekan terjadinya kontaminasi. Penyajian makanan bisa menimbulkan masalah kesehatan bila faktor-faktor hygiene tidak diperhatikan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit berbasis lingkungan akibat dari pengelolaan makanan yang tidak tepat[3]. Review dari data Susenas 2013 khusus bidang air minum, tren peningkatan di tahun 2009-2013 mencapai 5% pertahun. Dalam kurun waktu lima tahun ke depan untuk mencapai universal akses air minum di tahun 2019, diperlukan kenaikan sebesar 5.38% pertahun[4]. Sebanyak 53,7% masyarakat yang tidak mempunyai akses terhadap air minum dan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai air minum yang aman, merupakan faktor penyebab masih tingginya penyakit yang ditularkan oleh air minum[5]. Menurut penelitian Retno Purwaning- sih 2014, juga menyebutkan bahwa apabila faktor lingkungan terutama air, tidak memenuhi syarat kesehatan karena tercemar bakteri, didukung oleh perilaku manusia yang tidak sehat seperti pembuangan tinja tidak higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya, maka dapat menimbulkan kejadian diare[6]. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi[1]. Di Kalimantan Selatan kasus diare masih banyak ditemukan. Pada tahun 2015, kejadian diare yaitu sebanyak 82.010 kasus dan 111.585 kasus (2016)[7]. Kejadian ini tersebar pada 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, salah satunya adalah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kejadian diare di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, pada tahun 2015 yaitu sebanyak 5.403 kasus dan pada tahun 2016 sebanyak 7.506 kasus[8]. Angka tersebut tersebar pada 19 kecamatan, salah satunya yaitu Kecamatan Batang Alai Utara. Kecamatan Batang Alai Utara merupakan wilayah kerja Puskesmas Ilung. Pada tahun 2015, prevalensi kejadian diare di Kecama- tan Batang Alai Utara mencapai 2,85% dan 2,7% (2016)[9]. Namun, cakupan akses air bersih hanya sekitar 28%[10]. Berdasarkan laporan KKN di Desa Labunganak RW. 01 Kecamatan Batang Alai Utara, sebanyak 67% masyarakat tidak ada yang melakukan penjernihan air dengan cara apapun, sehingga masih memungkinkan menjadi media water borne disease. Pada pengelolaan makanan rumah tangga, hanya 13% masyarakat menyimpan bahan makanan di dalam rak/lemari tertutup, sehingga hal ini masih memungkinkan menjadi media food borne disease[11]. Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional dalam bentuk analitik, yaitu
  • 3. Ikrimah, Maharso, Noraida. Hubungan Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare 657 untuk mengetahui hubungan pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Kecamatan Batang Alai Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan retrospektif (case control study) yaitu membandingkan antara kelompok kasus dengan kontrol untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan dengan melihat ke belakang dari suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadian kesakitan yang diteliti[12]. Populasi dan sampel penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Sampel kasus pada penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang anggota keluarganya pernah menderita diare selama tiga bulan terakhir yaitu pada bulan Desember 2017, Januari dan Februari 2018 dengan jumlah 10 orang responden[13]. Sedangkan sampel kontrol adalah ibu rumah tangga yang anggota keluarganya tidak menderita diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung, dengan jumlah kontrol sama dengan 3 kali dari jumlah sampel kasus, yang merupakan tetangga dari kasus yaitu sebanyak 30 orang responden. Jadi, total sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 40 orang responden. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan uji chi-square, jika asumsi tidak terpenuhi maka dianalisis dengan uji fisher exact test. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi dan analisis data menggunakan fisher exact test dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Tahun 2018 No. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Frekuensi Jumlah % 1. Buruk 17 42,5 2. Baik 23 57,5 Total 40 100 Tabel 1. dapat diketahui bahwa res- ponden pada penelitian ini memiliki kebiasaan yang buruk dalam pengelolaan air minum yaitu sebanyak 17 orang (42,5%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengelolaan Makanan Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Tahun 2018 No. Pengelolaan Makanan Rumah Tangga Frekuensi Jumlah % 1. Buruk 34 85,0 2. Baik 6 15,0 Total 40 100 Tabel 2. dapat diketahui bahwa res- ponden pada penelitian ini kebanyakan memiliki kebiasaan buruk dalam pengelolaan makanan rumah tangga yaitu sebanyak 34 orang (85,0%).
  • 4. 658 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 15 No. 2, Juli 2018 Tabel 3. Tabel Silang Hubungan Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Tahun 2018 No. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Kasus Kontrol Jumlah % Jumlah % 1. Buruk 6 60,0 11 36,7 2. Baik 4 40,0 19 63,3 Total 10 100 30 100 p value = 0,300 α = 0,05 Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji fisher exact, pada variabel pengelolaan air minum rumah tangga dengan kejadian diare diperoleh nilai p value = 0,300 > nilai α = 0,05, maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan secara statistik dapat disimpulkan bahwa cukup bukti untuk menyatakan tidak ada hubungan pengelo- laan air minum rumah tangga dengan kejadian diare. Menurut hasil observasi dari pe- ngumpulan data penelitian, diketahui bahwa 10 orang responden dari kelompok kasus kebanyakan memiliki kebiasaan pengelolaan air minum yang buruk sebanyak 6 orang (60,0%) dan yang baik sebanyak 4 orang (40,0%). Berbeda dari 30 orang kelompok kontrol yang kebanyakan memiliki kebiasaan yang baik dalam pengelolaan air minum rumah tangga yaitu sebanyak 19 orang (63,3%) dibandingkan dengan yang memiliki kebiasaan pengelolaan air minum yang buruk sebanyak 11 orang (36,7%). Tidak adanya hubungan dari penelitian ini disebabkan karena pada item pengolahan air minum sebanyak 97,5% responden melakukan perebusan air sampai mendidih dan pada item wadah pe- nyimpanan air minum sebanyak 40% responden memenuhi penilaian wadah penyimpanan yang bersih, tertutup, sulit dijangkau vektor dan dilakukan pencucian pada wadah air minum ketika air habis. Walaupun sebagian responden tidak memenuhi pada item penyimpanan wadah makanan, tetapi mereka melakukan perebusan air sehingga dapat mengurangi risiko penyakit diare. Teori dari Kepmenkes (2008) yang menyebutkan bahwa kejadian diare dapat menurun 39% dengan perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Teori dari Wanzahun G et al (2013) menyebutkan bahwa anak dengan keluarga yang menggunakan air minum dengan cara direbus, diolah menggunakan bahan kimia atau diolah dengan cara penyaringan diketahui memiliki peluang lebih rendah menderita diare dibanding dengan anak yang keluarganya tidak melakukan pengolahan air[14]. Akan tetapi secara statistik tidak ada hubungan, karena responden yang pengelolaan air minumnya baik belum tentu tidak menderita diare dan responden yang pengelolaannya buruk juga belum tentu menderita diare, hal ini juga dapat dilihat dari tabel 3 bahwa pada kelompok kasus sebanyak 60% responden melakukan pengelolaan air minum yang buruk sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 63,3% melakukan pengelolaan air minum yang baik, sehingga hampir tidak jauh berbeda persentasi responden yang pengelolaan air minumnya baik dengan yang buruk, serta penyakit diare juga dapat diakibatkan oleh faktor lain seperti perilaku CTPS, BAB, pengelolaan sampah ataupun limbah cair rumah tangga. Tabel 4. Tabel Silang Hubungan Pengelolaan Makanan Rumah Tangga dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Tahun 2018 No. Pengelolaan Makanan Rumah Tangga Kasus Kontrol Jumlah % Jumlah % 1. Buruk 8 80,0 26 86,7 2. Baik 2 20,0 4 13,3 Total 10 100 30 100 p value = 1,000 α = 0,05
  • 5. Ikrimah, Maharso, Noraida. Hubungan Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare 659 Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji fisher exact, pada variabel pengelolaan makanan rumah tangga dengan kejadian diare diperoleh nilai p value = 1,000 > nilai α = 0,05, maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan secara statistik untuk menyatakan cukup bukti bahwa tidak ada hubungan pengelolaan makanan rumah tangga dengan kejadian diare. Hasil observasi data penelitian, diketahui bahwa dari 10 orang responden pada kelompok kasus dan 30 orang responden dari kelompok kontrol cenderung memiliki kebiasaan pengelo- laan makanan rumah tangga yang buruk yaitu sebanyak 8 orang (80,0%) dari kelompok kasus dan 26 orang (86,7%) dari kelompok kontrol. Sedangkan pengelolaan makanan rumah tangga yang baik hanya 2 orang responden (20,0%) dari kelompok kasus dan 4 orang responden (13,3%) dari kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan makanan rumah tangga antara kelompok kasus dan kelompok kontrol hampir tidak ada beda, keduanya kebanyakan melakukan pengelolaan makanan rumah tangga yang buruk. Ini disebabkan karena sebanyak 32 res- ponden (80,0%) tidak memenuhi penilaian pengolahan makanan. Berdasarkan analisis statistik di atas, tidak adanya hubungan antara pengelolaan makanan dengan kejadian diare dapat dikarenakan penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang penyebabnya multifaktor. Diantaranya dapat disebabkan karena perilaku BAB, CTPS, pengelolaan sampah dan penge- lolaan limbah cair rumah tangga. Menurut Depkes RI 2014 dalam Mila Falasifa 2015, makanan harus dikelola dengan baik dan benar agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan dan bermanfaat bagi tubuh. Cara pengelolaan makanan yang baik yaitu dengan menerapkan prinsip higiene dan sanitasi makanan. Pengelolaan makanan di rumah tangga, walaupun dalam jumlah kecil atau skala rumah tangga juga harus menerapkan prinsip higiene sanitasi makanan yaitu meliputi pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan matang, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan[14]. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan air minum rumah tangga sebagian besar adalah baik yaitu sebanyak 23 orang responden (57,5%), pengelolaan makanan rumah tangga sebagian besar adalah buruk yaitu sebanyak 34 orang responden (85,0%), kejadian diare yaitu sebanyak 10 orang (25,0%), tidak ada hubungan pengelolaan air minum rumah tangga dengan kejadian diare, dan tidak ada hubungan pengelolaan makanan rumah tangga dengan kejadian diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ilung Kecamatan Batang Alai Utara. Disarankan untuk peneliti lain agar meneliti faktor risiko lainnya sebagai penyebab diare karena penyakit diare merupakan penyakit yang multifaktor sehingga kejadian diare ini kemungkinan disebabkan oleh faktor lain yang lebih dominan misalnya perilaku CTPS, penggunaan jamban, pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga (tidak diteliti) dan diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan cara meneliti pada komunitas yang berbeda sebagai kelompok kontrol. Tidak terbukti adanya hubungan antara pengelolaan makanan rumah tangga terhadap kejadian diare kemungkinan disebabkan karena kontrol dicuplik dari tetangga kasus sehingga sangat mungkin menjadi sama (match), serta dilakukan perbaikan pengelolaan makanan rumah tangga pada daerah studi meskipun secara statistik tidak terbukti merupakan faktor risiko diare, akan tetapi kasus diare masih ada sehinggga kasus diare diharapkan dapat lebih ditekan. KEPUSTAKAAN 1. Dinar Andaru Mukti, Mursid Raharjo, dan Nikie Astorina Yunita Dewanti. 2016. Hubungan Antara Penerapan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan Kejadian
  • 6. 660 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 15 No. 2, Juli 2018 Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal. Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) 2. Depkes RI. 2015. Kurikulum dan Modul Pelatihan Untuk Pelatih (TOT) Fasilitator STBM. 3. Hartono, H. 1991. Penyehatan Jasa Boga, Kumpulan Makalah Pelatihan Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman Bagi Guru APK/SPPH se Indonesia. Yogyakarta. 4. Kemenkes RI. 2014. Kurikulum dan Modul Pelatihan Wirausaha Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Jakarta 5. Athena dan Indah. 2012. Implementasi Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM-RT) di Jawa Barat Dan (Nusa Tenggara Timur). Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 136-146 6. Retno Purwaningsih. 2012. Hubungan Antara Penyediaan Air Minum dan Perilaku Higiene Sanitasi Dengan Kejadian Diare di Daerah Paska Bencana Desa Banyudono Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Universitas Negeri Semarang. Skripsi. 7. Direktorat Jenderal P2P, Kemenkes RI. 2016. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016. http://www.depkes.go.id/resources/ download/pusdatin/lain-lain/Data dan Informasi Kesehatan 8. Dinas Kesehatan Hulu Sungai Tengah. 2015-2016. Profil Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. 9. Data Puskesmas Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Tahun 2015-2016 tentang Data Angka Kejadian Diare 10. Data Puskesmas Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Tahun 2015-2016 tentang Data Cakupan Akses Air Bersih. 11. Laporan KKN Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Tahun 2017. 12. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Cetakan Kedua 13. Data Puskesmas Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Tahun 2018 tentang Data Kejadian Diare. 14. Mila Falasifa. 2015. Hubungan Antara Sanitasi Total Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kepil 2 Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo. Universitas Negeri Semarang. Skripsi