Jembatan Tunggulmas Kota Malang memiliki panjang 314 meter dan merupakan penghubung antara wilayah Tunggul Wulung dan Tlogomas. Konstruksinya menggunakan metode pemasangan girder dan pondasi tiang pancang. Kesalahan teknis dalam perencanaan atau konstruksi dapat menyebabkan kerusakan jembatan.
2. KELOMPOK
6
Dosen Pengampu :
Muhammad Aris Ichwanto, S.Pd, M.A., Ph.D.
(210521618023)
(210521618041) (210521618068)
Anggota Kelompok :
Audi Raihan
Afiq Zulfadlin
Dhialfian
Andien Melanie
Aisyandha
3. TABLE OF
CONTENTS
• Metode Pengerjaan konstruksi
• Fungsi
• Masalah yang ditimbulkan akibat
pengerjaan yang tidak sesuai
4. DEFINISI UMUM
Jembatan Tunggulmas Kota Malang
sebagai penghubung wilayah Tunggul
wulung dan Tlogomas. Jembatan
Tunggulmas memiliki panjang 314 meter.
Jembatan tunggulmas ini termasuk dalam
tipe jembatan Beam Bridge atau Girder.
Dengan pondasi yang digunakan adalah
pondasi tiang pancang.
6. METODE PENGERJAAN KONSTRUKSI
Tahap Pengangkutan
Girder
Tahap
Pemasangan
Sebelum proses
pengerjaan
dimulai, girder
harus diangkut
dari gudang atau
stock yard ke lokasi
proyek. Girder
diangkat
menggunakan
crane kemudian
diangkut dengan
trailer truck karena
ukuran yang
sangat besar dan
bobot yang berat.
Selanjutnya adalah
tahap pemasangan
balok girder. Sebelum
dipasang, kontur dari
oprit jembatan harus
dipastikan rata dan
padat. Sebab, balok
girder akan disusun
pada bagian oprit
tersebut. Jika titik
pemasangan tidak
dibuat sedatar mungkin,
dikhawatirkan girder
akan mengalami
pergeseran dalam arah
lateral.
Tahap pengerjaan
akhir
Pada tahap akhir,
banyak hal yang
dilakukan seperti
pelepasan dongkrak
kemudian pengisian
anchor head dengan
adukan semen.
Selanjutnya, proses
grouting juga
dilakukan dengan
cara mengisi rongga
udara antara sisa
kawat untaian
dengan bahan grout
untuk mencegah
korosi.
7. FUNGSI
STRUKTUR
Pada struktur bawah jembatan (substructure)
dibagi menjadi 3 bagian yaitu pondasi
jembatan, pilar, dan abutment (kepala
jembatan). Fungsi utama pondasi jembatan
adalah untuk menerima beban-beban yang
diterima oleh jembatan dan kemudian
disalurkan ke tanah, sehingga kekuatan untuk
jembatan ini dirasa sudah cukup untuk dilalui
beban-beban berat.
Struktur kedua yaitu pilar jembatan, fungsi dari
pilar jembatan yaitu sebagai penopang
bantalan/struktur kereta api membantu
abutmen dalam menyalurkan beban ke pondasi.
Yang terakhir yaitu abutment (kepala jembatan)
yang berfungsi untuk menerima dan
meneruskan beban yang diterima oleh
jembatan, baik beban hidup beban mati.
8. MASALAH AKIBAT KESALAHAN
TEKNIS
Kerusakan jembatan dapat terjadi akibat ketidamampuan abutment dalam menerima beban
lalu lintas, berat sendiri, beban gempa, dan beban angin. Hal ini dapat terjadi jika pada proses
pengerjaan abutment terjadi kesalahan dalam perhitungan atau pemasangan beton bertulang
ataupun dalam perencanaan kurang teliti dalam menghitung beban-beban yang akan diterima
oleh jembatan.
Selain, hal tersebut kerusakan jembatan juga dapat terjadi jika pondasi yang direncanakan tidak
sesuai dengan kondisi tanah.
9. THANK
YOU
We look forward to working
with you
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN
TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK BANGUNAN
Kelas: A2-12GA