RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA rev desain #1.pptx
1. RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA
Nama Kelompok :
1. Deanna Kartika Vashti (06)
2. Defitha Rahma Ayu .W (07)
3. Ghazi Nirwanandra (11)
4. Lovenita Hafidza Ilmi (15)
5. M. Jibril Attabrani (22)
SMPN 1 TAMAN SIDOARJO
JAWA TIMUR
2. RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA
Fabel adalah cerita fiksi berupa dongeng yang menggambarkan budi pekerti manusia yang diibaratkan pada
binatang. Karakter binatang dalam cerita fabel dianggap mewakili karakter manusia dan diceritakan mampu
bertindak seperti manusia tetapi tidak menghilangkan karakter binatangnya.
Tokoh fabel adalah binatang. Fabel bertema kehidupan binatang. Biasanya, berlatar di hutan, sungai, atau alam
bebas yang tidak dapat diubah menjadi latar rumah atau sekolah.
Tokoh dalam fabel biasanya adalah hewan jinak dan hewan liar. Tokoh baik akan berakhir bahagia dan tokoh
jahat berakhir sengsara atau mendapatkan akibat dari perbuatannnya.
Konflik fabel disebabkan oleh pengkhianatan, kelicikan, penghinaan, kesombongan, persahabatan, perilaku
buruk yang akhirnya diperbaiki, kecerdikan, keluarga, dan sebagainya.
Konflik-konflik tersebut mengemban amanat berupa nilai-nilai moral dan karakter manusia yang baik Latar
fabel berupa alam (hutan, sungai, kolam, lembah, dan sebagainya).
Sebagai teks narasi fabel memiliki urutan-urutan kejadian yang menarik dan menginspirasi. Alur pada tabel
umumnya alur maju (dari awal bergerak maju hingga terjadi akibat dari peristiwa sebelumnya).
3. Dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis menggunakan konjungsi pengurutan : sesudah,
sebelum, lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau akhirnya. Penggunaan konjungsi waktu
bersamaan (sementara itu, seraya, sambil)
Jenis fabel ada yang terdapat pesan eksplisit (ada koda) dan ada fabel yang pesan pengarang tidak dicantumkan
secara eksplisit.
Mengenali Ciri Fabel
1. Mengenali Ciri Umum Fabel
oFabel mengambil tokoh para binatang.
oWatak tokoh para bnatang digambarkan ada yang baik dan ada yang buruk (seperti watak manusia).
oTokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia.
oCerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian sebab-akibat.
Rangkaian sebab- akibat diurutkan dari awal sampai akhir.
oFabel menggunakan latar alam (hutan, sungai, kolam, dll).
oCiri bahasa yang digunakan
(a)kalimat naratif/peristiwa (Katak mendatangi Ikan yang sedang kehujanan, Semut menyimpan makanan di
lubang),
(b)kalimat langsung yang berupa dialog para tokoh, dan
(c)menggunakan kata sehari-hari dalam situasi tidak formal (bahasa percakapan).
4. 2. Mengidentifikasi Jenis Fabel
Ditinjau dari pemberian watak dan latarnya, dibedakan fabel alami dan fabel adaptasi.
Fabel alami menggunakan watak tokoh binatang seperti pada kondisi alam nyata. Misalnya, kura-kura diberi
watak lamban, singa buas dan
ganas. Selain itu, fabel alami menggunakan alam sebagai latar (hutan, sungai, kolam, dsb).
Fabel adaptasi adalah fabel yang memberikan watak tokoh dengan mengubah watak aslinya pada dunia nyata
dan menggunakan tempat-tempat lain sebagai latar (di rumah, di jalan raya). Misalnya, landak yang pemalu
berulang tahun di rumah makan.
Ditinjau dari kemunculan pesan dibedakan fabel dengan koda dan tanpa koda.
Fabel dengan koda berarti fabel dengan memunculkan secara eksplisit pesan pengarang di akhir cerita. Sebaliknya,
fabel tanpa koda tidak memberikan secar eksplisit pesan pengarang di akhir cerita.
Pada dasarnya, fabel dan legenda merupakan bagian dari dongeng. Bentuk cerita yang termasuk dongeng,
di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Fabel, yaitu jenis dongeng yang berisi tentang dunia binatang. Pada umumnya dongeng ini merupakan
sindiran terhadap Edin kehidupan manusia. Contoh dongeng fabel : Kancil dan Siput, Kerbau dan Buaya,
Pelanduk Jenaka, dll.
5. 2. Legenda, yaitu jenis dongeng yang isi ceritanya berhubungan dengan keajaiban alam. Akan tetapi, kadang
biasanya manusia menganggap sebagai peristiwa yang sesungguhnya atau peristiwa yang pernah terjadi di
zaman dahulu. Contoh dongeng legenda : Dongeng Tuk Sipendok, Dongeng Batu Belah, Dongeng Gunung
Takuban Parahu, dan sebagainya.
3. Mitos, yaitu jenis dongeng yang berisi cerita tentang dewa-dewa atau makhluk halus. Isi ceritanya
berhubungan dengan kepercayaan animisme. Contoh mitos : Nyi Blorong, Kiai Ageng Sela, dan
sebagainya.
4. Sage, yaitu jenis dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah. Dongeng ini disampaikan dari mulut ke
mulut sehingga ada kemungkinan ada penambahan atau pengurangan isi cerita. Contoh judul Sage : Jaka
Tingkir, Ciung Wanara, Si Pitung, dan sebagainya.
5. Parabel, yaitu jenis dongeng perumpamaan yang banyak mengandung nilai pendidikan. Contoh judul
parabel : Cerita Induk Padi, Cerita Si Malin Kundang, dan sebagainya.
6. Cerita jenaka, yaitu sebuah cerita rakyat yang menceritakan kisah-kisah lucu yang dialami oleh tokoh.
Kelucuan tersebut dapat disebabkan oleh kebodohan tokoh, keluguan tokoh, kecerdikan tokoh, atau s bab
lainnya. Contoh cerita jenaka : Lebai Malang (Sumatera Barat), Kabayan (Jawa Barat), Pak Belalang
(Melayu), Pak Pandir ( Melayu) dan sebagainya.
6. e. Amanat
Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam cerita. Amanat juga ada yang disampaikan secara eksplisit
(langsung/tersurat), dan ada yang disampaikan secara inplisit (tidak langsung/tersirat).
f. Sudut pandang penceritaan
Sudut pandang penceritaan merupakan cara pengarang memosisikan diri dalam cerita yang dikisahkan
tersebut, apakah ia berada dalam cerita atau ia berada di luar cerita.
2. Unsur Ekstrinsik,
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari luar. Unsur ekstrinsik prosa daerah setempat,
meliputi latar belakang pencerita, dan latar belakang masyarakat.
Berikut ini adalah pengertian istilah dari struktur-struktur teks fabel :
1.Orientasi
Orientasi merupakan bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu.
2.Komplikasi
Komplikasi merupakan tahap mulai munculnya konflik atau permasalahan dalam anatara tokoh satu dengan
tokoh yang lain.
3.Resolusi
Resolusi merupakan bagian dalam struktur teks fabel yang berisi pemecahan masalah.
7. Informasi yang dapat ditemukan dalam cerita fabel, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Unsur intrinsik,
Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun yang membangun cerita dari
dalam. Unsur instrinsik meliputi tokoh dan penokohan, latar, alur, tema, amanat, sudut pandang penceritaan,
serta gaya. Penjelasan secara rinci tentang unsur instrinsik dalam Fabel adalah sebagai berikut :
a.Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pemeran cerita, sedangkan penokohan adalah pemberian watak atau sifat pada tokoh. Ada tokoh
yang baik (Protagonis) dan ada tokoh yang jahat (Antagonis).
b.Latar
Latar adalah penggambaran tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. Latar dibedakan menjadi latar tempat, latar
waktu, dan latar suasana.
c.Alur
Alur merupakan jalinan peristiwa dalam cerita dari awal sampai akhir. Dalam sebuah cerita terdapat alur maju
(lurus), alur mundur (flash back), atau dengan alur campuran.
d.Tema
Tema merupakan inti atau gagasan pokok suatu cerita. Tema dapat diketahui saat pembaca membaca seluruh
cerita. Tema ada yang disajikan secara eksplisit (langsung/tersurat), tetapi ada juga yang disajikan secara implisit
(tidak langsung/tersirat).
8. 4. Koda (boleh ada boleh tidak)
Koda merupakan tahapan fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik
dari cerita tersebut.
Selain memiliki struktur teks, fabel juga memiliki ciri kebahasaan yang di dalamnya meliputi berbagai hal
terkait dengan penggunaan bahasa, antara lain sebagai berikut :
1. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang
yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.
Ciri-ciri kalimat langsung adalah sebagai berikut :
a.Pada kalimat langsung, kalimat petikan ditandai dengan tanda petik.
b.Huruf pertama pada kalimat yang dipetik menggunakan huruf kapital.
c.Kalimat petikan dan kalimat pengiring dipisahkan dengan tanda baca koma (,)
d.Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, harus menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan
kalimat langsung.
9. e. Pola susunan:
Pengiring, “kutipan” “kutipan”, pengiring
“kutipan”, pengiring, “kutipan”
f. Cara membaca pada kalimat kutipan intonasinya sedikit ditekan.
Dalam menulis kalimat langsung, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama penggunaan tanda
baca, di antaranya :
a. Bagian kalimat petikan diapit oleh tanda petik dua (“….“).
b. Tanda petik penutup diletakkan setelah tanda baca yang mengakhiri kalimat petikan .
c. Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma, terkadang tanda titik dua dan satu spasi apabila
bagian kalimat pengiring terletak sebelum kalimat petikan.
d. Jika ada dua kalimat petikan, huruf awalpada kalimat petikan pertama menggunakan huruf kapital. Pada
kalimat petikan kedua menggunakan huruf kecil kecuali nama orang dan kata sapaan.
Contoh kalimat langsung :
1)“Kenapa kamu pucat Lutung? Kamu sakit parah?” tegur seekor Ayam Hutan besar yang mematuk-matuk
udang di tepi muara.
2)“Sejak saat ini, kuminta kamu jangan menyembelih atau memakan kerbau bule karena hewan ini telah
membuatku sembuh,” kata Putri Tandampalik pada para pengawalnya.
10. 3)“Siapakah namamu dan mengapa putri secantik dirimu bisa berada di tempat seperti ini?” tanya pemuda itu
dengan lembut.
4)“Wahai pemuda, siapa dirimu dan dari mana asalmu?” tanya Putri Tandampalik.
2. Kalimat tidak langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain
dalam bentuk kalimat berita.
Ciri-ciri kalimat tidak langsung adalah sebagai berikut :
a. Tidak menggunakan tanda petik.
b. Intinasi membacanya datar.
c. Terdapat perubahan kata ganti orang
d. Biasanya ditambahkan konjungsi “bahwa”
Contoh kalimat tidak langsung :
1)Anggita bertanya tentang pelajaran matematika kepada Reyhan.
2)Bapak guru menugaskan semua siswanya untuk mengikuti kegiatan upacara bendera.
3)Adik mengatakan bahwa kakak dicari oleh Ibu, untuk membantunya memasak.
4)Ayah mengatakan kepada Dodi untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumah dari sekolahnya.
11. 3. Penggunaan artikel si dan sang
Artikel si dan sang digunakan untuk menyebut tokoh, misalnya si lutung, si beo, sang ibu, sang raja, dan
sebagainya. Menurut Pedoman UmumEjaan Bahasa Indonesia (PUEBI), penulisan huruf awal si dan
sang ditulis dengan huruf kecil. Akan tetapi, sang bisa diawali huruf kapital jika merupakan unsur nama
tuhan. Berikut contohnya :
a. Si lutung
b. Si penyu
c. Sang Pencipta
d. Sang Khalik
4. Penggunaan kalimat versi dan inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang pola atau strukturnya didahului subjek yang diikuti predikat (S-P).
Kalimat inversi sering disebut kalimat susn balik, yaitu kalimat yang polanya predikat mendahului subjek (P-
S).
Contoh :
a. Kalimat versi
Sang permaisuri segera membawa Pangeran Alit ke telaga di kaki gunung.
b. Kalimat inversi
Pada suatu hari datanglah ibu Malin Kundang, ke dermaga.
12. 5. Penggunaan kata depan
Kata depan atau preposisi adalah kata yang biasanya terdapat di depan nomina (kata benda) dan verba (kata
kerja). Kata depan berfungsi menjelaskan tempat (di, ke, dari), cara, alat, kesertaan (dengan), pelaku (oleh),
waktu, tempat (pada), asal (dari), perbandingan (daripada), tujuan (untuk).
Berikut beberapa contoh kalimat penggunaan kata depan :
a.Pada zaman dahulu kala, hiduplah Ikan Arwana yang bersahabat dengan Belut Putih.
b.Putri Tandampalik berjalan ke tengah hutan.
c.Kera tidur di dahan pohon durian.
6. Penggunaan konjungsi: lalu, kemudian, setelah itu, sebelum, sesudah, akhirnya
Penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan ini berkaitan dengan alur cerita. Penggunaan konjungsi
tersebut dimaksudkan agar cerita dapat disajikan secara kronologis.
Contoh :
a. Lalu, Musang pun berkata, “Hai Unta! Kamu memang cerdikdan pemberani.”
b. Kemudian, Kuda segera lari meninggalkan Harimau yang terluka.
13. 7. Penggunaan konjungsi waktu
Konjungsi waktu, di antaranya ketika, sejak, tatkala, sementara, sambal, dan sebagainya.
Contoh :
a. Sejak zaman dahulu Anjing dan Kucing tidak pernah akur.
b. Kupu-kupu berteduh di antara daun jati ketika hujan turun.
Selain fabel, ada juga jenis prosa lain, salah satunya legenda. Yaitu jenis dongeng yang isi ceritanya
berhubungan dengan keajaiban alam. Untuk dapat menceritakan kembali sebuah legenda atau cerita lain, maka
harus memahami dan mengikuti Langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah tersebut diantaranya sebagai
berikut:
1. Membaca secara keseluruhan isi cerita.
2. Mencatat tokoh dan penokohan dalam cerita
3. Mencatat latar cerita
4. Mencatat alur cerita
14. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menceritakan kembali isi cerita legenda, di antaranya adalah
sebagai berikut :
1.Memperhatikan penampilan dan Gerakan tubuh.
2.Memperhatikan intonasi, irama, dan lafal.
3.Menceritakan bagian pembuka, inti, dan penutup secara urut.
4.Mengakhiri dengan penutup cerita santun.
Untuk melengkapi keterampilan dalam hal fabel dan legenda, kita bisa mengubah teks fabel maupun
legenda menjadi teks drama.
Unsur unsur naskah drama, diantara nya adalah sebagai berikut:
a.Prolog, adalah bagian pendahuluan dalam drama (naskah drama).
b.Epilog, adalah kata penutup yang mengakhiri naskah drama.
c.Babak, adalah bagian drama yang menunjukkan perubahan peristiwa yang ada dalam drama.
d.Dialog, adalah percakapan antartokoh (pemain) drama
e.Babak, adalah bagian drama yang ditandai dengan turunnya layar atau matinya lampu saat pementasan
f.Adegan, adalah bagian dari babak yang hanya menggambarkan satu suasana.
15. Selain unsur- unsur naskah drama, juga perlu diperhatikan unsur pementasan drama yang meliputi naskah
drama (skenario), pemain, sutradara, penata rias, penata busana (kostum), penata panggung, penata lampu
(lighting), penata suara, penonton, dan panggung.
Langkah-langkah pementasan drama:
1.Merancang tokoh, watak tokoh, latar, dan dialog sesuai isi fabel yang dibaca.
2.Menentukan alur atau urutan rangkaian peristiwa dalam cerita.
3.Merancang pemeran fabel yang meliputi kalimat narasi, dialog-dialog tokoh, musik pengiring dan perabotan
yang diperlukan dalam pemeranan.