SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA
Nama Kelompok :
1. Deanna Kartika Vashti (06)
2. Defitha Rahma Ayu .W (07)
3. Ghazi Nirwanandra (11)
4. Lovenita Hafidza Ilmi (15)
5. M. Jibril Attabrani (22)
SMPN 1 TAMAN SIDOARJO
JAWA TIMUR
RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA
Fabel adalah cerita fiksi berupa dongeng yang menggambarkan budi pekerti manusia yang diibaratkan pada
binatang. Karakter binatang dalam cerita fabel dianggap mewakili karakter manusia dan diceritakan mampu
bertindak seperti manusia tetapi tidak menghilangkan karakter binatangnya.
Tokoh fabel adalah binatang. Fabel bertema kehidupan binatang. Biasanya, berlatar di hutan, sungai, atau alam
bebas yang tidak dapat diubah menjadi latar rumah atau sekolah.
Tokoh dalam fabel biasanya adalah hewan jinak dan hewan liar. Tokoh baik akan berakhir bahagia dan tokoh
jahat berakhir sengsara atau mendapatkan akibat dari perbuatannnya.
Konflik fabel disebabkan oleh pengkhianatan, kelicikan, penghinaan, kesombongan, persahabatan, perilaku
buruk yang akhirnya diperbaiki, kecerdikan, keluarga, dan sebagainya.
Konflik-konflik tersebut mengemban amanat berupa nilai-nilai moral dan karakter manusia yang baik Latar
fabel berupa alam (hutan, sungai, kolam, lembah, dan sebagainya).
Sebagai teks narasi fabel memiliki urutan-urutan kejadian yang menarik dan menginspirasi. Alur pada tabel
umumnya alur maju (dari awal bergerak maju hingga terjadi akibat dari peristiwa sebelumnya).
Dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis menggunakan konjungsi pengurutan : sesudah,
sebelum, lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau akhirnya. Penggunaan konjungsi waktu
bersamaan (sementara itu, seraya, sambil)
Jenis fabel ada yang terdapat pesan eksplisit (ada koda) dan ada fabel yang pesan pengarang tidak dicantumkan
secara eksplisit.
Mengenali Ciri Fabel
1. Mengenali Ciri Umum Fabel
oFabel mengambil tokoh para binatang.
oWatak tokoh para bnatang digambarkan ada yang baik dan ada yang buruk (seperti watak manusia).
oTokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia.
oCerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian sebab-akibat.
Rangkaian sebab- akibat diurutkan dari awal sampai akhir.
oFabel menggunakan latar alam (hutan, sungai, kolam, dll).
oCiri bahasa yang digunakan
(a)kalimat naratif/peristiwa (Katak mendatangi Ikan yang sedang kehujanan, Semut menyimpan makanan di
lubang),
(b)kalimat langsung yang berupa dialog para tokoh, dan
(c)menggunakan kata sehari-hari dalam situasi tidak formal (bahasa percakapan).
2. Mengidentifikasi Jenis Fabel
Ditinjau dari pemberian watak dan latarnya, dibedakan fabel alami dan fabel adaptasi.
Fabel alami menggunakan watak tokoh binatang seperti pada kondisi alam nyata. Misalnya, kura-kura diberi
watak lamban, singa buas dan
ganas. Selain itu, fabel alami menggunakan alam sebagai latar (hutan, sungai, kolam, dsb).
Fabel adaptasi adalah fabel yang memberikan watak tokoh dengan mengubah watak aslinya pada dunia nyata
dan menggunakan tempat-tempat lain sebagai latar (di rumah, di jalan raya). Misalnya, landak yang pemalu
berulang tahun di rumah makan.
Ditinjau dari kemunculan pesan dibedakan fabel dengan koda dan tanpa koda.
Fabel dengan koda berarti fabel dengan memunculkan secara eksplisit pesan pengarang di akhir cerita. Sebaliknya,
fabel tanpa koda tidak memberikan secar eksplisit pesan pengarang di akhir cerita.
Pada dasarnya, fabel dan legenda merupakan bagian dari dongeng. Bentuk cerita yang termasuk dongeng,
di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Fabel, yaitu jenis dongeng yang berisi tentang dunia binatang. Pada umumnya dongeng ini merupakan
sindiran terhadap Edin kehidupan manusia. Contoh dongeng fabel : Kancil dan Siput, Kerbau dan Buaya,
Pelanduk Jenaka, dll.
2. Legenda, yaitu jenis dongeng yang isi ceritanya berhubungan dengan keajaiban alam. Akan tetapi, kadang
biasanya manusia menganggap sebagai peristiwa yang sesungguhnya atau peristiwa yang pernah terjadi di
zaman dahulu. Contoh dongeng legenda : Dongeng Tuk Sipendok, Dongeng Batu Belah, Dongeng Gunung
Takuban Parahu, dan sebagainya.
3. Mitos, yaitu jenis dongeng yang berisi cerita tentang dewa-dewa atau makhluk halus. Isi ceritanya
berhubungan dengan kepercayaan animisme. Contoh mitos : Nyi Blorong, Kiai Ageng Sela, dan
sebagainya.
4. Sage, yaitu jenis dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah. Dongeng ini disampaikan dari mulut ke
mulut sehingga ada kemungkinan ada penambahan atau pengurangan isi cerita. Contoh judul Sage : Jaka
Tingkir, Ciung Wanara, Si Pitung, dan sebagainya.
5. Parabel, yaitu jenis dongeng perumpamaan yang banyak mengandung nilai pendidikan. Contoh judul
parabel : Cerita Induk Padi, Cerita Si Malin Kundang, dan sebagainya.
6. Cerita jenaka, yaitu sebuah cerita rakyat yang menceritakan kisah-kisah lucu yang dialami oleh tokoh.
Kelucuan tersebut dapat disebabkan oleh kebodohan tokoh, keluguan tokoh, kecerdikan tokoh, atau s bab
lainnya. Contoh cerita jenaka : Lebai Malang (Sumatera Barat), Kabayan (Jawa Barat), Pak Belalang
(Melayu), Pak Pandir ( Melayu) dan sebagainya.
e. Amanat
Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam cerita. Amanat juga ada yang disampaikan secara eksplisit
(langsung/tersurat), dan ada yang disampaikan secara inplisit (tidak langsung/tersirat).
f. Sudut pandang penceritaan
Sudut pandang penceritaan merupakan cara pengarang memosisikan diri dalam cerita yang dikisahkan
tersebut, apakah ia berada dalam cerita atau ia berada di luar cerita.
2. Unsur Ekstrinsik,
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari luar. Unsur ekstrinsik prosa daerah setempat,
meliputi latar belakang pencerita, dan latar belakang masyarakat.
Berikut ini adalah pengertian istilah dari struktur-struktur teks fabel :
1.Orientasi
Orientasi merupakan bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu.
2.Komplikasi
Komplikasi merupakan tahap mulai munculnya konflik atau permasalahan dalam anatara tokoh satu dengan
tokoh yang lain.
3.Resolusi
Resolusi merupakan bagian dalam struktur teks fabel yang berisi pemecahan masalah.
Informasi yang dapat ditemukan dalam cerita fabel, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Unsur intrinsik,
Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun yang membangun cerita dari
dalam. Unsur instrinsik meliputi tokoh dan penokohan, latar, alur, tema, amanat, sudut pandang penceritaan,
serta gaya. Penjelasan secara rinci tentang unsur instrinsik dalam Fabel adalah sebagai berikut :
a.Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pemeran cerita, sedangkan penokohan adalah pemberian watak atau sifat pada tokoh. Ada tokoh
yang baik (Protagonis) dan ada tokoh yang jahat (Antagonis).
b.Latar
Latar adalah penggambaran tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. Latar dibedakan menjadi latar tempat, latar
waktu, dan latar suasana.
c.Alur
Alur merupakan jalinan peristiwa dalam cerita dari awal sampai akhir. Dalam sebuah cerita terdapat alur maju
(lurus), alur mundur (flash back), atau dengan alur campuran.
d.Tema
Tema merupakan inti atau gagasan pokok suatu cerita. Tema dapat diketahui saat pembaca membaca seluruh
cerita. Tema ada yang disajikan secara eksplisit (langsung/tersurat), tetapi ada juga yang disajikan secara implisit
(tidak langsung/tersirat).
4. Koda (boleh ada boleh tidak)
Koda merupakan tahapan fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik
dari cerita tersebut.
Selain memiliki struktur teks, fabel juga memiliki ciri kebahasaan yang di dalamnya meliputi berbagai hal
terkait dengan penggunaan bahasa, antara lain sebagai berikut :
1. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang
yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.
Ciri-ciri kalimat langsung adalah sebagai berikut :
a.Pada kalimat langsung, kalimat petikan ditandai dengan tanda petik.
b.Huruf pertama pada kalimat yang dipetik menggunakan huruf kapital.
c.Kalimat petikan dan kalimat pengiring dipisahkan dengan tanda baca koma (,)
d.Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, harus menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan
kalimat langsung.
e. Pola susunan:
Pengiring, “kutipan” “kutipan”, pengiring
“kutipan”, pengiring, “kutipan”
f. Cara membaca pada kalimat kutipan intonasinya sedikit ditekan.
Dalam menulis kalimat langsung, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama penggunaan tanda
baca, di antaranya :
a. Bagian kalimat petikan diapit oleh tanda petik dua (“….“).
b. Tanda petik penutup diletakkan setelah tanda baca yang mengakhiri kalimat petikan .
c. Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma, terkadang tanda titik dua dan satu spasi apabila
bagian kalimat pengiring terletak sebelum kalimat petikan.
d. Jika ada dua kalimat petikan, huruf awalpada kalimat petikan pertama menggunakan huruf kapital. Pada
kalimat petikan kedua menggunakan huruf kecil kecuali nama orang dan kata sapaan.
Contoh kalimat langsung :
1)“Kenapa kamu pucat Lutung? Kamu sakit parah?” tegur seekor Ayam Hutan besar yang mematuk-matuk
udang di tepi muara.
2)“Sejak saat ini, kuminta kamu jangan menyembelih atau memakan kerbau bule karena hewan ini telah
membuatku sembuh,” kata Putri Tandampalik pada para pengawalnya.
3)“Siapakah namamu dan mengapa putri secantik dirimu bisa berada di tempat seperti ini?” tanya pemuda itu
dengan lembut.
4)“Wahai pemuda, siapa dirimu dan dari mana asalmu?” tanya Putri Tandampalik.
2. Kalimat tidak langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain
dalam bentuk kalimat berita.
Ciri-ciri kalimat tidak langsung adalah sebagai berikut :
a. Tidak menggunakan tanda petik.
b. Intinasi membacanya datar.
c. Terdapat perubahan kata ganti orang
d. Biasanya ditambahkan konjungsi “bahwa”
Contoh kalimat tidak langsung :
1)Anggita bertanya tentang pelajaran matematika kepada Reyhan.
2)Bapak guru menugaskan semua siswanya untuk mengikuti kegiatan upacara bendera.
3)Adik mengatakan bahwa kakak dicari oleh Ibu, untuk membantunya memasak.
4)Ayah mengatakan kepada Dodi untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumah dari sekolahnya.
3. Penggunaan artikel si dan sang
Artikel si dan sang digunakan untuk menyebut tokoh, misalnya si lutung, si beo, sang ibu, sang raja, dan
sebagainya. Menurut Pedoman UmumEjaan Bahasa Indonesia (PUEBI), penulisan huruf awal si dan
sang ditulis dengan huruf kecil. Akan tetapi, sang bisa diawali huruf kapital jika merupakan unsur nama
tuhan. Berikut contohnya :
a. Si lutung
b. Si penyu
c. Sang Pencipta
d. Sang Khalik
4. Penggunaan kalimat versi dan inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang pola atau strukturnya didahului subjek yang diikuti predikat (S-P).
Kalimat inversi sering disebut kalimat susn balik, yaitu kalimat yang polanya predikat mendahului subjek (P-
S).
Contoh :
a. Kalimat versi
Sang permaisuri segera membawa Pangeran Alit ke telaga di kaki gunung.
b. Kalimat inversi
Pada suatu hari datanglah ibu Malin Kundang, ke dermaga.
5. Penggunaan kata depan
Kata depan atau preposisi adalah kata yang biasanya terdapat di depan nomina (kata benda) dan verba (kata
kerja). Kata depan berfungsi menjelaskan tempat (di, ke, dari), cara, alat, kesertaan (dengan), pelaku (oleh),
waktu, tempat (pada), asal (dari), perbandingan (daripada), tujuan (untuk).
Berikut beberapa contoh kalimat penggunaan kata depan :
a.Pada zaman dahulu kala, hiduplah Ikan Arwana yang bersahabat dengan Belut Putih.
b.Putri Tandampalik berjalan ke tengah hutan.
c.Kera tidur di dahan pohon durian.
6. Penggunaan konjungsi: lalu, kemudian, setelah itu, sebelum, sesudah, akhirnya
Penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan ini berkaitan dengan alur cerita. Penggunaan konjungsi
tersebut dimaksudkan agar cerita dapat disajikan secara kronologis.
Contoh :
a. Lalu, Musang pun berkata, “Hai Unta! Kamu memang cerdikdan pemberani.”
b. Kemudian, Kuda segera lari meninggalkan Harimau yang terluka.
7. Penggunaan konjungsi waktu
Konjungsi waktu, di antaranya ketika, sejak, tatkala, sementara, sambal, dan sebagainya.
Contoh :
a. Sejak zaman dahulu Anjing dan Kucing tidak pernah akur.
b. Kupu-kupu berteduh di antara daun jati ketika hujan turun.
Selain fabel, ada juga jenis prosa lain, salah satunya legenda. Yaitu jenis dongeng yang isi ceritanya
berhubungan dengan keajaiban alam. Untuk dapat menceritakan kembali sebuah legenda atau cerita lain, maka
harus memahami dan mengikuti Langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah tersebut diantaranya sebagai
berikut:
1. Membaca secara keseluruhan isi cerita.
2. Mencatat tokoh dan penokohan dalam cerita
3. Mencatat latar cerita
4. Mencatat alur cerita
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menceritakan kembali isi cerita legenda, di antaranya adalah
sebagai berikut :
1.Memperhatikan penampilan dan Gerakan tubuh.
2.Memperhatikan intonasi, irama, dan lafal.
3.Menceritakan bagian pembuka, inti, dan penutup secara urut.
4.Mengakhiri dengan penutup cerita santun.
Untuk melengkapi keterampilan dalam hal fabel dan legenda, kita bisa mengubah teks fabel maupun
legenda menjadi teks drama.
Unsur unsur naskah drama, diantara nya adalah sebagai berikut:
a.Prolog, adalah bagian pendahuluan dalam drama (naskah drama).
b.Epilog, adalah kata penutup yang mengakhiri naskah drama.
c.Babak, adalah bagian drama yang menunjukkan perubahan peristiwa yang ada dalam drama.
d.Dialog, adalah percakapan antartokoh (pemain) drama
e.Babak, adalah bagian drama yang ditandai dengan turunnya layar atau matinya lampu saat pementasan
f.Adegan, adalah bagian dari babak yang hanya menggambarkan satu suasana.
Selain unsur- unsur naskah drama, juga perlu diperhatikan unsur pementasan drama yang meliputi naskah
drama (skenario), pemain, sutradara, penata rias, penata busana (kostum), penata panggung, penata lampu
(lighting), penata suara, penonton, dan panggung.
Langkah-langkah pementasan drama:
1.Merancang tokoh, watak tokoh, latar, dan dialog sesuai isi fabel yang dibaca.
2.Menentukan alur atau urutan rangkaian peristiwa dalam cerita.
3.Merancang pemeran fabel yang meliputi kalimat narasi, dialog-dialog tokoh, musik pengiring dan perabotan
yang diperlukan dalam pemeranan.
RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA rev desain #1.pptx

More Related Content

Similar to RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA rev desain #1.pptx

Suplemen materi Fabel
Suplemen materi FabelSuplemen materi Fabel
Suplemen materi FabelStelmaVlog
 
Refleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabelRefleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabelTriyono Untung
 
REFLEKSI TEKS CERITA FABEL Kur 2013
REFLEKSI TEKS CERITA FABEL Kur 2013REFLEKSI TEKS CERITA FABEL Kur 2013
REFLEKSI TEKS CERITA FABEL Kur 2013Triyono Untung
 
Refleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabelRefleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabelTriyono Untung
 
Refleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabelRefleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabelTriyono Untung
 
Refleksi 1 ;BAB I : TEKS FABEL
Refleksi 1 ;BAB I :  TEKS FABELRefleksi 1 ;BAB I :  TEKS FABEL
Refleksi 1 ;BAB I : TEKS FABELPhaphy Wahyudhi
 
B. Indonesia - KD 7.1 Unsur Intrisik & Ekstrinsik Hikayat
B. Indonesia - KD 7.1 Unsur Intrisik & Ekstrinsik HikayatB. Indonesia - KD 7.1 Unsur Intrisik & Ekstrinsik Hikayat
B. Indonesia - KD 7.1 Unsur Intrisik & Ekstrinsik HikayatRamadhani Sardiman
 
Materi bahasa indonesia un smp
Materi bahasa indonesia un smpMateri bahasa indonesia un smp
Materi bahasa indonesia un smpBams Sasmita
 
Jenis Sastera Rakyat (Mitos dan Lagenda)
Jenis Sastera Rakyat (Mitos dan Lagenda) Jenis Sastera Rakyat (Mitos dan Lagenda)
Jenis Sastera Rakyat (Mitos dan Lagenda) cg.Teha Amran
 
vdocuments.mx_refleksi-teks-cerita-fabel-kur-2013.ppt
vdocuments.mx_refleksi-teks-cerita-fabel-kur-2013.pptvdocuments.mx_refleksi-teks-cerita-fabel-kur-2013.ppt
vdocuments.mx_refleksi-teks-cerita-fabel-kur-2013.pptjohannessimanjuntak11
 
Karya sastra klasik
Karya sastra klasikKarya sastra klasik
Karya sastra klasikaadhe11
 
Powerpoint bhan ajar kls 8 2015
Powerpoint bhan ajar kls 8 2015Powerpoint bhan ajar kls 8 2015
Powerpoint bhan ajar kls 8 2015santidepari
 
UNSUR UNSUR DONGENG
UNSUR UNSUR DONGENGUNSUR UNSUR DONGENG
UNSUR UNSUR DONGENGM RIYADH
 
Bahan ajar bahasa indonesia
Bahan ajar bahasa indonesiaBahan ajar bahasa indonesia
Bahan ajar bahasa indonesiaRahmat Rahmat
 

Similar to RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA rev desain #1.pptx (20)

Suplemen materi Fabel
Suplemen materi FabelSuplemen materi Fabel
Suplemen materi Fabel
 
Refleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabelRefleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabel
 
REFLEKSI TEKS CERITA FABEL Kur 2013
REFLEKSI TEKS CERITA FABEL Kur 2013REFLEKSI TEKS CERITA FABEL Kur 2013
REFLEKSI TEKS CERITA FABEL Kur 2013
 
Refleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabelRefleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabel
 
Refleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabelRefleksi teks cerita fabel
Refleksi teks cerita fabel
 
171610790 modul-pkp-3117
171610790 modul-pkp-3117171610790 modul-pkp-3117
171610790 modul-pkp-3117
 
Modul pkp 3117
Modul pkp 3117Modul pkp 3117
Modul pkp 3117
 
Refleksi 1 ;BAB I : TEKS FABEL
Refleksi 1 ;BAB I :  TEKS FABELRefleksi 1 ;BAB I :  TEKS FABEL
Refleksi 1 ;BAB I : TEKS FABEL
 
Prosa fiksi
Prosa fiksiProsa fiksi
Prosa fiksi
 
B. Indonesia - KD 7.1 Unsur Intrisik & Ekstrinsik Hikayat
B. Indonesia - KD 7.1 Unsur Intrisik & Ekstrinsik HikayatB. Indonesia - KD 7.1 Unsur Intrisik & Ekstrinsik Hikayat
B. Indonesia - KD 7.1 Unsur Intrisik & Ekstrinsik Hikayat
 
Materi bahasa indonesia un smp
Materi bahasa indonesia un smpMateri bahasa indonesia un smp
Materi bahasa indonesia un smp
 
Jenis Sastera Rakyat (Mitos dan Lagenda)
Jenis Sastera Rakyat (Mitos dan Lagenda) Jenis Sastera Rakyat (Mitos dan Lagenda)
Jenis Sastera Rakyat (Mitos dan Lagenda)
 
vdocuments.mx_refleksi-teks-cerita-fabel-kur-2013.ppt
vdocuments.mx_refleksi-teks-cerita-fabel-kur-2013.pptvdocuments.mx_refleksi-teks-cerita-fabel-kur-2013.ppt
vdocuments.mx_refleksi-teks-cerita-fabel-kur-2013.ppt
 
Karya sastra klasik
Karya sastra klasikKarya sastra klasik
Karya sastra klasik
 
Powerpoint bhan ajar kls 8 2015
Powerpoint bhan ajar kls 8 2015Powerpoint bhan ajar kls 8 2015
Powerpoint bhan ajar kls 8 2015
 
Pengenalan Komsas
Pengenalan KomsasPengenalan Komsas
Pengenalan Komsas
 
Membaca dalam hati
Membaca dalam hatiMembaca dalam hati
Membaca dalam hati
 
Teori sastra
Teori sastraTeori sastra
Teori sastra
 
UNSUR UNSUR DONGENG
UNSUR UNSUR DONGENGUNSUR UNSUR DONGENG
UNSUR UNSUR DONGENG
 
Bahan ajar bahasa indonesia
Bahan ajar bahasa indonesiaBahan ajar bahasa indonesia
Bahan ajar bahasa indonesia
 

Recently uploaded

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasMuhamadIlham361836
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 

Recently uploaded (20)

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 

RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA rev desain #1.pptx

  • 1. RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA Nama Kelompok : 1. Deanna Kartika Vashti (06) 2. Defitha Rahma Ayu .W (07) 3. Ghazi Nirwanandra (11) 4. Lovenita Hafidza Ilmi (15) 5. M. Jibril Attabrani (22) SMPN 1 TAMAN SIDOARJO JAWA TIMUR
  • 2. RANGKUMAN BAB FABEL DAN LEGENDA Fabel adalah cerita fiksi berupa dongeng yang menggambarkan budi pekerti manusia yang diibaratkan pada binatang. Karakter binatang dalam cerita fabel dianggap mewakili karakter manusia dan diceritakan mampu bertindak seperti manusia tetapi tidak menghilangkan karakter binatangnya. Tokoh fabel adalah binatang. Fabel bertema kehidupan binatang. Biasanya, berlatar di hutan, sungai, atau alam bebas yang tidak dapat diubah menjadi latar rumah atau sekolah. Tokoh dalam fabel biasanya adalah hewan jinak dan hewan liar. Tokoh baik akan berakhir bahagia dan tokoh jahat berakhir sengsara atau mendapatkan akibat dari perbuatannnya. Konflik fabel disebabkan oleh pengkhianatan, kelicikan, penghinaan, kesombongan, persahabatan, perilaku buruk yang akhirnya diperbaiki, kecerdikan, keluarga, dan sebagainya. Konflik-konflik tersebut mengemban amanat berupa nilai-nilai moral dan karakter manusia yang baik Latar fabel berupa alam (hutan, sungai, kolam, lembah, dan sebagainya). Sebagai teks narasi fabel memiliki urutan-urutan kejadian yang menarik dan menginspirasi. Alur pada tabel umumnya alur maju (dari awal bergerak maju hingga terjadi akibat dari peristiwa sebelumnya).
  • 3. Dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis menggunakan konjungsi pengurutan : sesudah, sebelum, lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau akhirnya. Penggunaan konjungsi waktu bersamaan (sementara itu, seraya, sambil) Jenis fabel ada yang terdapat pesan eksplisit (ada koda) dan ada fabel yang pesan pengarang tidak dicantumkan secara eksplisit. Mengenali Ciri Fabel 1. Mengenali Ciri Umum Fabel oFabel mengambil tokoh para binatang. oWatak tokoh para bnatang digambarkan ada yang baik dan ada yang buruk (seperti watak manusia). oTokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia. oCerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian sebab-akibat. Rangkaian sebab- akibat diurutkan dari awal sampai akhir. oFabel menggunakan latar alam (hutan, sungai, kolam, dll). oCiri bahasa yang digunakan (a)kalimat naratif/peristiwa (Katak mendatangi Ikan yang sedang kehujanan, Semut menyimpan makanan di lubang), (b)kalimat langsung yang berupa dialog para tokoh, dan (c)menggunakan kata sehari-hari dalam situasi tidak formal (bahasa percakapan).
  • 4. 2. Mengidentifikasi Jenis Fabel Ditinjau dari pemberian watak dan latarnya, dibedakan fabel alami dan fabel adaptasi. Fabel alami menggunakan watak tokoh binatang seperti pada kondisi alam nyata. Misalnya, kura-kura diberi watak lamban, singa buas dan ganas. Selain itu, fabel alami menggunakan alam sebagai latar (hutan, sungai, kolam, dsb). Fabel adaptasi adalah fabel yang memberikan watak tokoh dengan mengubah watak aslinya pada dunia nyata dan menggunakan tempat-tempat lain sebagai latar (di rumah, di jalan raya). Misalnya, landak yang pemalu berulang tahun di rumah makan. Ditinjau dari kemunculan pesan dibedakan fabel dengan koda dan tanpa koda. Fabel dengan koda berarti fabel dengan memunculkan secara eksplisit pesan pengarang di akhir cerita. Sebaliknya, fabel tanpa koda tidak memberikan secar eksplisit pesan pengarang di akhir cerita. Pada dasarnya, fabel dan legenda merupakan bagian dari dongeng. Bentuk cerita yang termasuk dongeng, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Fabel, yaitu jenis dongeng yang berisi tentang dunia binatang. Pada umumnya dongeng ini merupakan sindiran terhadap Edin kehidupan manusia. Contoh dongeng fabel : Kancil dan Siput, Kerbau dan Buaya, Pelanduk Jenaka, dll.
  • 5. 2. Legenda, yaitu jenis dongeng yang isi ceritanya berhubungan dengan keajaiban alam. Akan tetapi, kadang biasanya manusia menganggap sebagai peristiwa yang sesungguhnya atau peristiwa yang pernah terjadi di zaman dahulu. Contoh dongeng legenda : Dongeng Tuk Sipendok, Dongeng Batu Belah, Dongeng Gunung Takuban Parahu, dan sebagainya. 3. Mitos, yaitu jenis dongeng yang berisi cerita tentang dewa-dewa atau makhluk halus. Isi ceritanya berhubungan dengan kepercayaan animisme. Contoh mitos : Nyi Blorong, Kiai Ageng Sela, dan sebagainya. 4. Sage, yaitu jenis dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah. Dongeng ini disampaikan dari mulut ke mulut sehingga ada kemungkinan ada penambahan atau pengurangan isi cerita. Contoh judul Sage : Jaka Tingkir, Ciung Wanara, Si Pitung, dan sebagainya. 5. Parabel, yaitu jenis dongeng perumpamaan yang banyak mengandung nilai pendidikan. Contoh judul parabel : Cerita Induk Padi, Cerita Si Malin Kundang, dan sebagainya. 6. Cerita jenaka, yaitu sebuah cerita rakyat yang menceritakan kisah-kisah lucu yang dialami oleh tokoh. Kelucuan tersebut dapat disebabkan oleh kebodohan tokoh, keluguan tokoh, kecerdikan tokoh, atau s bab lainnya. Contoh cerita jenaka : Lebai Malang (Sumatera Barat), Kabayan (Jawa Barat), Pak Belalang (Melayu), Pak Pandir ( Melayu) dan sebagainya.
  • 6. e. Amanat Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam cerita. Amanat juga ada yang disampaikan secara eksplisit (langsung/tersurat), dan ada yang disampaikan secara inplisit (tidak langsung/tersirat). f. Sudut pandang penceritaan Sudut pandang penceritaan merupakan cara pengarang memosisikan diri dalam cerita yang dikisahkan tersebut, apakah ia berada dalam cerita atau ia berada di luar cerita. 2. Unsur Ekstrinsik, Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari luar. Unsur ekstrinsik prosa daerah setempat, meliputi latar belakang pencerita, dan latar belakang masyarakat. Berikut ini adalah pengertian istilah dari struktur-struktur teks fabel : 1.Orientasi Orientasi merupakan bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu. 2.Komplikasi Komplikasi merupakan tahap mulai munculnya konflik atau permasalahan dalam anatara tokoh satu dengan tokoh yang lain. 3.Resolusi Resolusi merupakan bagian dalam struktur teks fabel yang berisi pemecahan masalah.
  • 7. Informasi yang dapat ditemukan dalam cerita fabel, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Unsur intrinsik, Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun yang membangun cerita dari dalam. Unsur instrinsik meliputi tokoh dan penokohan, latar, alur, tema, amanat, sudut pandang penceritaan, serta gaya. Penjelasan secara rinci tentang unsur instrinsik dalam Fabel adalah sebagai berikut : a.Tokoh dan Penokohan Tokoh adalah pemeran cerita, sedangkan penokohan adalah pemberian watak atau sifat pada tokoh. Ada tokoh yang baik (Protagonis) dan ada tokoh yang jahat (Antagonis). b.Latar Latar adalah penggambaran tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. Latar dibedakan menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. c.Alur Alur merupakan jalinan peristiwa dalam cerita dari awal sampai akhir. Dalam sebuah cerita terdapat alur maju (lurus), alur mundur (flash back), atau dengan alur campuran. d.Tema Tema merupakan inti atau gagasan pokok suatu cerita. Tema dapat diketahui saat pembaca membaca seluruh cerita. Tema ada yang disajikan secara eksplisit (langsung/tersurat), tetapi ada juga yang disajikan secara implisit (tidak langsung/tersirat).
  • 8. 4. Koda (boleh ada boleh tidak) Koda merupakan tahapan fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut. Selain memiliki struktur teks, fabel juga memiliki ciri kebahasaan yang di dalamnya meliputi berbagai hal terkait dengan penggunaan bahasa, antara lain sebagai berikut : 1. Kalimat langsung Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya. Ciri-ciri kalimat langsung adalah sebagai berikut : a.Pada kalimat langsung, kalimat petikan ditandai dengan tanda petik. b.Huruf pertama pada kalimat yang dipetik menggunakan huruf kapital. c.Kalimat petikan dan kalimat pengiring dipisahkan dengan tanda baca koma (,) d.Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, harus menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
  • 9. e. Pola susunan: Pengiring, “kutipan” “kutipan”, pengiring “kutipan”, pengiring, “kutipan” f. Cara membaca pada kalimat kutipan intonasinya sedikit ditekan. Dalam menulis kalimat langsung, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama penggunaan tanda baca, di antaranya : a. Bagian kalimat petikan diapit oleh tanda petik dua (“….“). b. Tanda petik penutup diletakkan setelah tanda baca yang mengakhiri kalimat petikan . c. Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma, terkadang tanda titik dua dan satu spasi apabila bagian kalimat pengiring terletak sebelum kalimat petikan. d. Jika ada dua kalimat petikan, huruf awalpada kalimat petikan pertama menggunakan huruf kapital. Pada kalimat petikan kedua menggunakan huruf kecil kecuali nama orang dan kata sapaan. Contoh kalimat langsung : 1)“Kenapa kamu pucat Lutung? Kamu sakit parah?” tegur seekor Ayam Hutan besar yang mematuk-matuk udang di tepi muara. 2)“Sejak saat ini, kuminta kamu jangan menyembelih atau memakan kerbau bule karena hewan ini telah membuatku sembuh,” kata Putri Tandampalik pada para pengawalnya.
  • 10. 3)“Siapakah namamu dan mengapa putri secantik dirimu bisa berada di tempat seperti ini?” tanya pemuda itu dengan lembut. 4)“Wahai pemuda, siapa dirimu dan dari mana asalmu?” tanya Putri Tandampalik. 2. Kalimat tidak langsung Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat berita. Ciri-ciri kalimat tidak langsung adalah sebagai berikut : a. Tidak menggunakan tanda petik. b. Intinasi membacanya datar. c. Terdapat perubahan kata ganti orang d. Biasanya ditambahkan konjungsi “bahwa” Contoh kalimat tidak langsung : 1)Anggita bertanya tentang pelajaran matematika kepada Reyhan. 2)Bapak guru menugaskan semua siswanya untuk mengikuti kegiatan upacara bendera. 3)Adik mengatakan bahwa kakak dicari oleh Ibu, untuk membantunya memasak. 4)Ayah mengatakan kepada Dodi untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumah dari sekolahnya.
  • 11. 3. Penggunaan artikel si dan sang Artikel si dan sang digunakan untuk menyebut tokoh, misalnya si lutung, si beo, sang ibu, sang raja, dan sebagainya. Menurut Pedoman UmumEjaan Bahasa Indonesia (PUEBI), penulisan huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kecil. Akan tetapi, sang bisa diawali huruf kapital jika merupakan unsur nama tuhan. Berikut contohnya : a. Si lutung b. Si penyu c. Sang Pencipta d. Sang Khalik 4. Penggunaan kalimat versi dan inversi Kalimat versi adalah kalimat yang pola atau strukturnya didahului subjek yang diikuti predikat (S-P). Kalimat inversi sering disebut kalimat susn balik, yaitu kalimat yang polanya predikat mendahului subjek (P- S). Contoh : a. Kalimat versi Sang permaisuri segera membawa Pangeran Alit ke telaga di kaki gunung. b. Kalimat inversi Pada suatu hari datanglah ibu Malin Kundang, ke dermaga.
  • 12. 5. Penggunaan kata depan Kata depan atau preposisi adalah kata yang biasanya terdapat di depan nomina (kata benda) dan verba (kata kerja). Kata depan berfungsi menjelaskan tempat (di, ke, dari), cara, alat, kesertaan (dengan), pelaku (oleh), waktu, tempat (pada), asal (dari), perbandingan (daripada), tujuan (untuk). Berikut beberapa contoh kalimat penggunaan kata depan : a.Pada zaman dahulu kala, hiduplah Ikan Arwana yang bersahabat dengan Belut Putih. b.Putri Tandampalik berjalan ke tengah hutan. c.Kera tidur di dahan pohon durian. 6. Penggunaan konjungsi: lalu, kemudian, setelah itu, sebelum, sesudah, akhirnya Penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan ini berkaitan dengan alur cerita. Penggunaan konjungsi tersebut dimaksudkan agar cerita dapat disajikan secara kronologis. Contoh : a. Lalu, Musang pun berkata, “Hai Unta! Kamu memang cerdikdan pemberani.” b. Kemudian, Kuda segera lari meninggalkan Harimau yang terluka.
  • 13. 7. Penggunaan konjungsi waktu Konjungsi waktu, di antaranya ketika, sejak, tatkala, sementara, sambal, dan sebagainya. Contoh : a. Sejak zaman dahulu Anjing dan Kucing tidak pernah akur. b. Kupu-kupu berteduh di antara daun jati ketika hujan turun. Selain fabel, ada juga jenis prosa lain, salah satunya legenda. Yaitu jenis dongeng yang isi ceritanya berhubungan dengan keajaiban alam. Untuk dapat menceritakan kembali sebuah legenda atau cerita lain, maka harus memahami dan mengikuti Langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah tersebut diantaranya sebagai berikut: 1. Membaca secara keseluruhan isi cerita. 2. Mencatat tokoh dan penokohan dalam cerita 3. Mencatat latar cerita 4. Mencatat alur cerita
  • 14. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menceritakan kembali isi cerita legenda, di antaranya adalah sebagai berikut : 1.Memperhatikan penampilan dan Gerakan tubuh. 2.Memperhatikan intonasi, irama, dan lafal. 3.Menceritakan bagian pembuka, inti, dan penutup secara urut. 4.Mengakhiri dengan penutup cerita santun. Untuk melengkapi keterampilan dalam hal fabel dan legenda, kita bisa mengubah teks fabel maupun legenda menjadi teks drama. Unsur unsur naskah drama, diantara nya adalah sebagai berikut: a.Prolog, adalah bagian pendahuluan dalam drama (naskah drama). b.Epilog, adalah kata penutup yang mengakhiri naskah drama. c.Babak, adalah bagian drama yang menunjukkan perubahan peristiwa yang ada dalam drama. d.Dialog, adalah percakapan antartokoh (pemain) drama e.Babak, adalah bagian drama yang ditandai dengan turunnya layar atau matinya lampu saat pementasan f.Adegan, adalah bagian dari babak yang hanya menggambarkan satu suasana.
  • 15. Selain unsur- unsur naskah drama, juga perlu diperhatikan unsur pementasan drama yang meliputi naskah drama (skenario), pemain, sutradara, penata rias, penata busana (kostum), penata panggung, penata lampu (lighting), penata suara, penonton, dan panggung. Langkah-langkah pementasan drama: 1.Merancang tokoh, watak tokoh, latar, dan dialog sesuai isi fabel yang dibaca. 2.Menentukan alur atau urutan rangkaian peristiwa dalam cerita. 3.Merancang pemeran fabel yang meliputi kalimat narasi, dialog-dialog tokoh, musik pengiring dan perabotan yang diperlukan dalam pemeranan.