SlideShare a Scribd company logo
1 of 82
SUMBANG SARAN
DIALOG, DAN DISKUSI
          TERAMPIL
       Lukmanulhakim Almamalik




        Lukmanulhakim Almamalik 2011
SUMBANG SARAN
 Merupakan diskusi kreatif yang khas
  dimana orang membangun di atas
  kontribusi satu sama lain untuk
  menghasilkan gambaran menyeluruh
  atas situasinya.
 Sumbang saran harus terpimpin dan
  terkelola secara efektif untuk menjaga
  pembicaraan yang terarah.

               Lukmanulhakim Almamalik 2011
Pedoman Sumbang Saran
   Pemimpin diskusi mengumumkan dengan jelas fokus sidang (diskusi),
    pertanyaan kunci akan dijawab kelompok tersebut.
   Pencatat menulis pertanyaan kunci di papan tulis.
   Semua peserta melontarkan sebanyak mungkin gagasan.
   Semua gagasan walaupun tidak praktis atau gila tetap diterima.
   Pencatat memasang di papan semua gagasan agar setiap orang/peserta
    melihatnya.
   Pemimpin diskusi tetap mengajukan pertanyaan kunci tanpa variasi agar
    proses tetap berjalan pada jalurnya.
   Pemimpin diskusi mengingatkan peserta, sebagaimana diperlukan bahwa
    tidak seorangpun diperbolehkan menyunting, mengkritik, atau menilai
    saran apa pun secara terbuka atau tertutup sampai pembahasan berakhir.
   Peserta membangun di atas gagasan peserta lain. Ini mencetuskan
    pikiran-pikiran baru memperlancar proses kelompok.
   Dengan mengarahkan interaksi ini, kelompok tersebut menyadap energi
    kreatif setiap peserta dan menyatukannya dalam reaksi berantai.
                              Lukmanulhakim Almamalik 2011
DIALOG DAN DISKUSI TRAMPIL
   Dialog adalah konversasi dan komunikasi yang
    mendalam dengan tingkat dan mutu yang tinggi,
    dimana diperlukan kemampuan menyimak dan
    saling berbagi pandangan, pikiran, dan
    pendapat.
   Untuk itu dituntut kemampuan memahami isu-isu
    peka secara bebas dan kreatif, disamping
    kemampuan untuk saling menyimak dengan
    seksama pendapat pihak lain, serta menunda
    asumsi sendiri sebelum asumsi pihak lain selesai
    disampaikan.
                     Lukmanulhakim Almamalik 2011
Tiga Tingkatan Menyimak
1.   Menyimak orang lain, dalam rangka
     memperluas pemahaman dan wawasan.
2.   Menyimak diri sendiri, pada konversasi
     internal dalam diri Anda, dan suara Anda
     sendiri ketika Anda berbicara.
3.   Menyimak tema kolektif bagi pembentukan
     makna        bersama      kelompok  yang
     berkesinambungan menciptakan makna-
     makna bersama

                   Lukmanulhakim Almamalik 2011
Kontinum Percakapan


Debat Kusir Diskusi Sopan                              Diskusi          Dialog
                   (Diskusi SungkanPolite
                        Discussion)                   Terampil


Bergeser menuju percakapan                                           Untuk mengambil
yang lebih baik                                                  keputusan/kesimpulan




                                Lukmanulhakim Almamalik 2011
Prinsip Dialog
   Tiap Peserta adalah mitra, hilangkan superioritas/inferioritas.
   Faham yang akan didialogkan
   Tidak intervensi, interupsi dan menyela
   Perhatikan pandangan berbeda/bersebrangan
   Tidak melecehkan pandangan pihak lain, simak dengan
    cermat.
   Siap menguji asumsi sendiri+asumsi pihak lain
   Yang didialogkan isu/masalah pelik
   Tujuan utama “kecendekiaan-kolektif”
   Ketidaksepakatan = pemikiran baru = peluang baru



                           Lukmanulhakim Almamalik 2011
Selama Proses Dialog
   Perhatian penuh pada setiap pembicara
   Simak dengan cermat dan aktif
   Berbicara pada saat giliran tiba
   Lepaskan ego-diri
   Siap memahami orang lain
   Yakin pada proses
   Berbicara atas nama “SAYA”
   Tahu perbedaan agenda-pribadi dengan agenda
    kelompok.

                   Lukmanulhakim Almamalik 2011
Diskusi Terampil dan Dialog
   Konversasi yang efektif
   Tujuan diskusi terampil sampai pada
    kesimpulan/keputusan/kesepakatan, minimal
    identifikasi prioritas-prioritas
   Tujuan dialog eksplorasi pikiran-pikiran,
    temuan-temuan,             wawasan  untuk
    “kecendekiaan-kolektif”




                  Lukmanulhakim Almamalik 2011
Protokol Dialog dan Diskusi Terampil
   Pastikan apa yang Anda tuju dan harapkan dari dialog/diskusi ini,
    perjelas apa yang Anda inginkan dan jangan menyesatkan orang
    lain.
   Seimbangkan antara mencari tahu (inquiry) dan memberi tahu
    (advocacy)
   Siap membangun makna bersama, dengan secara rutin memeriksa
    makna dibalik kata-kata yang diucapkan sehingga terhindar dari
    kemungkinan mis-komunikasi.
   Gunakan kesadaran Anda sebagai sumberdaya, tanya diri anda : “
    Apa yang sedang saya pikirkan?” lalu “ Apa yang sedang saya
    rasakan?, kemudian,” Apa yang saya inginkan pada saat ini?”
   Gali sumber-sumber kebuntuan (fakta, metode, sasaran, nilai-nilai).
    Tanya pada diri Anda : “ Apa yang telah disepakati?” dan “Apa yang
    belum/tidak disepakati?”


                            Lukmanulhakim Almamalik 2011
DIAGRAM ALIR
 (FLOW CHART
    DIAGRAM)
  Lukmanulhakim Almamalik




   Lukmanulhakim Almamalik 2011
Flow chart
   Flow chart adalah tampilan diagram dari tahapan-tahapan dalam
    suatu proses, mulai dari awal hingga akhir yang menjadi tanggung
    jawab dari unit kerja yang dapat memberikan informasi tentang
    apa yang terjadi pada tiap tahap dalam suatu proses.
   Flow chart merupakan ‘alat’ sederhana yang dapat membantu
    seseorang memahami dan menganalisis suatu proses.
   Karena sederhana seringkali orang mengabaikannya, padahal
    dengan diagram sederhana ini orang dengan sekilas langsung
    dapat mengetahui bagaimana suatu proses kegiatan dilaksakan
    tanpa perlu kalimat yang panjang lebar.
   Pimpinan sering berpikir bahwa ia sudah memahami bagaimana
    suatu proses dalam organisasinya berjalan untuk akhirnya terkejut
    setelah proses tersebut digambar dalam flowchart ternyata
    berbeda dengan apa yang dia kira sebelumnya.


                           Lukmanulhakim Almamalik 2011
Manfaat Flowchart
   Mengingatkan para pelaksana akan apa yang harus dikerjakannya
    dan menghindarkan terlewatkannya suatu kegiatan.
   Mengenali 'lokasi rawan' yang sering menimbulkan masalah,
    sehingga dapat dilakukan upaya pencegahannya.
   Memberikan informasi kepada semua pihak akan proses yang harus
    dilalui dalam melaksanakan suatu kegiatan.
   Untuk mengalisis suatu proses, dua flowchart harus dibuat.
     l    Pertama yang menggambarkan proses yang pada saat ini
          dilaksanakan.
     l    Kedua proses yang ideal yang sebaiknya dilakukan.
   Dengan membandingkan kedua chart tersebut maka akan dapat
    dicari peluang-peluang untuk memperbaiki atau mengefektifkan
    suatu proses.


                          Lukmanulhakim Almamalik 2011
   Karena orang yang paling tahu bagaimana proses suatu
    kegiatan dilaksanakan adalah petugas yang terlibat langsung
    dalam proses itu maka dalam pembuatannya harus
    melibatkan semua orang yang terlibat dalam proses itu.

   Flow chart yang dibuat dengan baik dapat menggambarkan
    secara jelas tahap-tahap yang terjadi dalam suatu proses
    dimana tambahan kata-kata tidak diperlukan lagi.




                          Lukmanulhakim Almamalik 2011
Jenis-Jenis Flow Chart
l   Detailed flow chart.
        Tiap tahap kegiatan ditulis dalam simbol-simbol
         tertentu mulai dari awal sampai akhir proses.
        Sebagai contoh :
             Proses pelayanan pasien rawat jalan mulai dari
         seorang pasien datang sampai pulang.




                      Lukmanulhakim Almamalik 2011
Pasien datang
                                             Flow Chart Rinci Pelayanan Pasien
  Mendaftar


                  Tidak
Pendaftar siap?           Menunggu

  Ya
                  Tidak
 Berkas ada?              Dibuatkan

  Ya
                  Tidak
 Poli kosong?             Menunggu

  Ya
                  Tidak
 Dokter Siap?             Menunggu

  Ya
   Diperiksa


                  Tidak
 Diberi resep?

  Ya
                  Tidak
Pet.obat ada?             Menunggu

  Ya
                  Tidak
  Obat ada?               Beli diluar

  Ya
Pemberian obat


Pasien pulang
                                    Lukmanulhakim Almamalik 2011
1. Top-down flow chart.
      Kegiatan utama digambar mendatar, sedangkan
       uraian dari kegiatan utama tersebut ditulis
       dibawahnya.
       Top-down flow chart pembuatan laporan Puskesmas
                      Proses pembuatan laporan Puskesmas
1. Pengumpulan           2. Pemasukan Data ke 3. Pemeriksaan                    4. Pengiriman
   Bahan Laporan            Format Laporan       Validitas Data                    Laporan

1.1. Penagihan laporan ke 2.1 Dari record X              3.1. Pemeriksaan       4.1. Pemasukan
     Puskesmas pembantu      dimasukkan ke                   kelengkapan            ke-dalam
    dan bidan di desa.       formulir laporan Y              laporan.               amplop
1.2. Pengumpulan             oleh masing-masing          3.2. Pemeriksaan       4.2. Penyerahan
   formulir pencatatan       petugas                        kebenaran data          la-poran
    yang dibutuhkan.                                     3.3. Cross checking        langsung ke
1.3. Rekapitulasi data                                       data yang satu         DKK.
                                                             dengan yang lain
                                  Lukmanulhakim Almamalik 2011
Selain untuk menggambarkan proses suatu kegiatan, flow
chart juga dapat dibuat dalam bentuk:

1. Layout flow chart:
   Menggambarkan kegiatan fisik yang terjadi dalam tata
    ruang suatu organisasi. Digunakan untuk menganalisis
    efisiensi gerak dari tiap personil dalam melaksakan suatu
    kegiatan rutin. Disini yang digambar adalah arus gerak
    petugas didalam denah suatu ruangan, misalnya proses
    surat masuk.




                        Lukmanulhakim Almamalik 2011
Lay out Flow Chart Pengelolaan Surat Menyurat.



                            Sekretaris           Arsiparis




                                                             Tiket




                                                    Tata Usaha
    Subbag.Umum




                  Lukmanulhakim Almamalik 2011
1. Data Flow Chart
    Menggambarkan alur suatu sistem dalam suatu organisasi
     mulai dari mulainya terjadinya proses sampai keluarnya
     keputusan, misalnya mulai masuknya laporan puskesmas
     sampai keluarnya keputusan untuk tindak lanjut.

    Data flowchart digunakan untuk menganalisis dan
     merancang kembali suatu sistem dalam suatu organisasi.

    Oleh karena itu, berlainan dengan flow chart yang
     menggambarkan secara rinci tahapan dalam proses suatu
     pekerjaan, data flow chart lebih bersifat garis besar yang
     menggambarkan proses dari bagian ke bagian dan apa
     pokok kegiatan yang dikerjakan dibagian itu. Rincian
     tentang proses apa yang dikerjakan di tiap bagian tersebut
     dibuat dalam lampiran yang terpisah.

                        Lukmanulhakim Almamalik 2011
Lukmanulhakim Almamalik 2011
Data flow chart sistem pengelolaan SimPus di Tk.II.

                          Sistem pengelolaan Simpus di DKK.

Laporan Puskesmas




           Subbag TU                       Ur. Reninfo                      Pengelola Program
−   Koordinator menerima        −   Entri/rekap data                −   Koreksi data
    laporan Puskesmas           −   Menyerahkan hasil entri ke      −   Mengolah & memanfaatkan
−   Distribusi hasil entri ke       koordinator                         data.
    pengelola program           −   Menyimpan arsip hasil entri     −   Memberikan feedback dan
−   Mengirim laporan ke                                                 tindak lanjut
    Provinsi dan Pusat                                              −   Bimtek

                                     Lukmanulhakim Almamalik 2011
Cara Pembuatan Flowchart

1. Tetapkan hal yang akan dianalisis.
2. Tetapkan awal dan akhir proses.
3. Tetapkan tingkat kerinciannya.
4. Gambarkan proses yang saat ini terjadi dan
   proses yang ideal.
5. Bandingkan kedua flow chart tersebut dan
   kenali tahap-tahap yang dapat ditingkatkan
   efisiensinya.


                  Lukmanulhakim Almamalik 2011
Lukmanulhakim Almamalik 2011
Lukmanulhakim Almamalik 2011
Lukmanulhakim Almamalik 2011
Lukmanulhakim Almamalik 2011
Diagram Sebab Akibat
(FISHBONE DIAGRAM)
      Lukmanulhakim Almamalik
       Fishbone (cause-and-effect) diagram:

       Cause 1              Cause 2

                                        Sub-causes


                                                     Problem
             Sub-causes



       Cause 3             Cause 4


             Lukmanulhakim Almamalik 2011
Diagram Tulang Ikan
• Dinamakan     fishbone      diagram              karena
  bentuknya seperti tulang ikan.

• Disebut diagram sebab akibat karena
  menggambarkan penyebab-penyebab yang
  mengakibatkan timbulnya suatu masalah, atau
  Ishikawa diagram sesuai nama penemunya.

• Fishbone diagram merupakan diagram yang
  menggambarkan semua kemungkinan yang
  menjadi penyebab dari timbulnya suatu
  masalah.
                    Lukmanulhakim Almamalik 2011
Manfaat Diagram Tulang Ikan
•   Mengidentifikasi segala kemungkinan dari semua
    aspek (determinan) yang diperkirakan menjadi akar
    penyebab dari timbulnya suatu masalah.

•   Dari flow chart yang telah dibuat sebelumnya, kita
    dapat mengetahui pada tahap kegiatan mana
    terjadi masalah, dan dengan fishbone diagram kita
    mencoba mencari apa penyebab masalah tersebut.




                      Lukmanulhakim Almamalik 2011
Cara Pembuatan Fishbone Diagram
•   Karena yang paling mengetahui apa yang
    menyebabkan masalah dalam melaksanakan suatu
    proses adalah orang yang melaksanakan proses
    tersebut, maka fishbone diagram dibuat dalam
    suatu pertemuan yang melibatkan semua orang
    yang terlibat dalam suatu proses, dan dengan
    curah pendapat (brainstorming) mereka diminta
    mengemukakan apa saja yang menjadi penyebab
    dari masalah tersebut.




                    Lukmanulhakim Almamalik 2011
A   B                     C




                                       1


D   E                     F
        Lukmanulhakim Almamalik 2011
Tahap pembuatan fishbone diagram
l   Tetapkan masalah yang akan dibahas.

l   Dari curah pendapat digali penyebab yang mungkin
    menimbulkan masalah. Dalam hal ini semua penyebab
    yang diajukan ditulis dalam sebuah daftar list tanpa diberi
    komentar atau ditolak.

l   Dari daftar list yang telah didapatkan, penyebab
    masalah dikelompokan dan dibuatkan judul kelompok
    (determinan). Jumlah kelompok tidak dibatasi, dapat
    berupa kelompok fungsi manajemen (perencanaan,
    pelaksanaan, evaluasi); dapat berupa sumber daya
    (man, money, material, method, machine, lingkungan);
    atau dapat berupa tahapan dalam flow chart, dll.
                        Lukmanulhakim Almamalik 2011
   Diagram Sebab Akibat
                  Lingkungan
       Manusia                                Metoda




                                                                Pernyataan
                                                                   Masalah


                    Pengukuran

       Material                               Mesin


                                 Lukmanulhakim Almamalik 2011
1. Gambar fishbone diagram dimana masalah ditulis di ujung
   diagram (1) dan judul kelompok ditulis di tiap ujung cabang
   ‘duri’ (A,B,C,D, dst).

3. Masukkan daftar penyebab dari hasil curah pendapat ke
   dalam kelompok yang sesuai, jika ada yang tidak dapat
   tertampung dalam kelompok yang ada bikin kelompok baru.

   Ada ketentuan disini:
     Hal-hal yang dapat dibuktikan dengan data bahwa ia
      menjadi penyebab masalah, diberi kotak.
     Hal-hal yang diduga kuat menjadi penyebab masalah
      tapi tak dapat dibuktikan dengan data diberi garis
      bawah.
                        Lukmanulhakim Almamalik 2011
l   Penyebab masalah yang timbul karena ada
    penyebab lain dibuatkan cabang kedua.

l   Setelah diagram selesai dan setelah beberapa
    hari ada staff yang menemukan penyebab baru,
    penyebab baru tersebut dapat ditambahkan
    dalam diagram.




                   Lukmanulhakim Almamalik 2011
   Fishbone diagram tidak hanya dapat digunakan
    untuk mencari penyebab dari masalah yang ada
    saat ini, tapi juga dapat untuk merencanakan
    suatu hal yang ingin kita capai.
   Dalam hal ini yang dicantumkan di ujung diagram
    (1) adalah output yang kita inginkan, dan di cabang
    duri adalah kemungkinan penyebab yang akan
    menghambat pencapaian keinginan tersebut.
    Dengan mengetahui sebelumnya kemungkinan
    yang akan menghambat tercapainya tujuan, maka
    waktu menyusun perencanaan sudah dimasukkan
    langkah-langkah untuk mengatasinya.
                      Lukmanulhakim Almamalik 2011
Pareto Diagram
Lukmanulhakim Almamalik




       Lukmanulhakim Almamalik 2011
Pendahuluan
   Suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi pada
    umumnya disebabkan oleh lebih dari satu penyebab.
   Dengan fishbone diagram dapat diinventarisasi hal-hal apa
    saja yang mungkin menjadi penyebab dari suatu masalah yang
    terkadang dapat mencapai puluhan hal.
   Apakah kita akan mampu menghilangkan semua penyebab
    tadi? Kalau tidak, lalu penyebab mana yang harus kita atasi
    lebih dulu?
   Untuk menjawab ini maka pareto chart yang dibuat secara
    benar akan sangat membantu menetapkan pilihan hal mana
    yang merupakan prioritas untuk diatasi.
   Pareto diambil dari nama penemunya yakni orang Itali yang
    bernama Vilfredo Pareto yang menemukan prinsip 80 – 20
    yakni 80% dari masalah berasal dari 20% penyebab.
                         Lukmanulhakim Almamalik 2011
Pengertian
   Pareto chart adalah chart/diagram yang menggambarkan
    penyebab masalah dalam bentuk bar chart berdasarkan
    urutan dari penyebab yang paling besar ke yang paling kecil
    andilnya dalam hal menimbulkan masalah.
   Berarti disini penyebab harus yang dapat diukur besarannya.

                  KAIDAH PARETO

                       80/20
     “80 % dari akibat (dampak pada munculnya
       masalah) biasanya dapat didistribusikan
               kepada 20 % penyebab.”
                         Lukmanulhakim Almamalik 2011
Manfaat Diagram Pareto
   Untuk memilih penyebab mana yang perlu diatasi.
   Sering pula terjadi dengan mengatasi satu penyebab, penyebab
    yang lain akan hilang dengan sendirinya.
   Penetapan urutan/ranking dengan cara menghitung berapa kali
    (frekuensi) suatu hal menjadi penyebab timbulnya masalah dalam
    periode waktu tertentu. Sebagai contoh dalam masalah pasien
    yang harus menunggu lama yang paling sering dikarenakan
    petugas yang belum siap, maka hal inilah yang menjadi prioritas
    pertama untuk diatasi.
   Penetapan ranking akan menjadi lebih kompleks kalau ‘bobot’ dari
    penyebab tersebut berlainan. Pembobotan terjadi karena adanya
    perbedaan besarnya pengaruh penyebab tersebut terhadap suatu
    masalah.



                           Lukmanulhakim Almamalik 2011
   Untuk menghindari kesulitan dalam pembobotan
    yang rumit, maka diusahakan memilih penyebab
    yang kira-kira bobotnya sama.

   Kalau terpaksa ada yang bobotnya berbeda, maka
    penetapan bobot berdasarkan metode ‘Dalbeq’,
    dimana setiap orang yang terlibat memberi bobot
    secara terpisah, lalu dirata-rata.

   Selanjutnya bobot tersebut dikalikan dengan
    frekwensi kejadiannya menghasilkan nilai dari tiap
    penyebab masalah.
                       Lukmanulhakim Almamalik 2011
Chart
1. Membuat tabel yang terdiri dari kolom penyebab masalah
   dan frekuensi kejadiannya dalam periode tertentu.

      Penyebab masalah                        Banyaknya kejadian
    1.
    2.
    3.
    …


1. Urutkan tabel tersebut mulai dari yang nilainya terbanyak
   ke yang terkecil.
2. Pindahkan data dalam tabel tersebut kedalam barchart.
3. Untuk penyebab yang nilainya kecil-kecil dapat dijadikan
   satu dalam judul ‘Lain-lain’.

                         Lukmanulhakim Almamalik 2011
   Berikut contoh dari suatu studi yang mengamati
    terjadinya ‘kejadian yang tak diharapkan’ (adverse event)
    yang dialami pasien Rumah Sakit berdasarkan tempat
    kejadian. Disini digunakan pembobotan yang berupa
    tingkat pencegahan dari kejadian tersebut. Dengan
    adanya pembobotan tadi maka penentuan prioritas tidak
    lagi berdasarkan jumlah kejadian, tapi berdasarkan hasil
    perkalian dari kejadian dan bobot yang dalam hal ini
    berarti jumlah pasien yang dapat terhindar dari adverse
    event jika penyebabnya dapat dihilangkan.

   Kesulitannya adalah dalam menentukan bobotnya, yakni
    tingkat pencegahan.
                         Lukmanulhakim Almamalik 2011
Jumlah                  Tingkat              Jumlah
        Lokasi    Adv.event              pencegahan          bisa dihindari
          1             2                        3 (Bobot)      4=2x3
Kamar Operasi       1077                         43 %             463
Ruang perawatan     577                          63 %             364
Poliklinik          200                          65 %             130
UGD                  56                          77 %             43
Unit Obsgyn          87                          45 %             39
Panti                41                          68 %             28
Rumah pasien         56                          46 %             26
ICU                  23                          61 %             14
Bagian lain RS.      40                          33 %             13
ICCU                 29                          31 %              9
Radiology            22                          23 %              5
Kamar mandi RS        4                          75 %              3
Recovery Room         7                          43 %              3
Therapy/Rehab         2                          0%                0
                  Lukmanulhakim Almamalik 2011
Jumlah Pasien yang Dapat Terhidar
                              dari Adverse Events per Lokasi
                                                                                                                                  100
         1000
                                                                                                                                  80
   lah




                                                                                                                                  60




                                                                                                                                         ercent
Jum




          500
                                                                                                                                  40




                                                                                                                                        P
                                                                                                                                  20

               0                                                                                                                  0
                                                n
                             rsi            a ta           ik                                                    ien
                          Ope            raw          l in         D           yn           nt i               as            rs
                       ar             pe           lik                       sg                              hp           he
 Defect            Ka
                      m          an
                                    g            Po              UG        Ob            Pa
                                                                                                       um
                                                                                                         a             Ot
                             Ru                                                                    R

     Jumlah           463           364           130             43        39         28               26            47
     Percent         40.6          31.9           11.4           3.8       3.4        2.5               2.3          4.1
     Cum %           40.6          72.5           83.9          87.7      91.1       93.6              95.9        100.0


                                                          Lukmanulhakim Almamalik 2011
   Dari pareto diatas dapat dilihat bahwa dengan
    menghilangkan penyebab masalah hanya pada 3
    dari 14 lokasi (21.43%), maka 83.9% adverse
    events dapat dicegah.

   Garis lengkung merupakan penjumlahan dari
    persentase dari tiap penyebab, boleh tidak
    digambar.




                    Lukmanulhakim Almamalik 2011
   Dari contoh diatas, masalah tersebut masih
    merupakan masalah makro, yakni masalahnya RS,
    belum sampai menemukan akar penyebab dari
    masalah yang sesungguhnya. Untuk dapat mencari
    akar permasalahan yang sebenarnya maka masing-
    masing kepala dari ke 3 lokasi tersebut harus
    kembali lagi membuat diagram alir, fishbone
    diagram dan pareto chart yang lebih spesifik,
    demikian seterusnya sampai akar dari penyebab
    masalah dapat ditemukan untuk kemudian
    dihilangkan atau diminimalkan.


                    Lukmanulhakim Almamalik 2011
DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
                                      Tanda panah
                                     mengungkapkan
                                     arah kausalitas
 Level Air yang                        keterkaitan
  Diinginkan            + Posisi
                          Kran            .



           +                                  +
               Gap                    Aliran Air
                               ,
               -
               '                                      Tanda Simpal (Loop)
                                                     mengungkapkan apakah
                                                    simpal merupakan simpal
                                                      positif (+) atau simpal
                          Level Air                          negatif (-)
       Tanda panah        Sekarang +
   mengungkapkan arah
 kausalitas keterkaitan dua
  variabel bergerak dalam
arah yang sama atau dalam
   arah yang berlawanan
                                                              R     B
                               Lukmanulhakim Almamalik 2011
APA ITU DIAGRAM SIMPAL KAUSAL?
   Merupakan suatu perangkat untuk menyatakan keterkaitan
    dinamik dan hubungan sebab akibat antara berbagai
    variabel yang ada dalam suatu sistem.

   Diagram simpal kausal ini juga bermanfaat untuk
    mengungkapkan umpan-umpan balik struktur-struktur
    sistem.

KOMPONEN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL

       Variabel

       Tanda panah (keterkaitan / link).

                        Lukmanulhakim Almamalik 2011
KOMPONEN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
Variabel
    Variabel merupakan suatu kondisi, situasi, tindakan, atau keputusan yang
     akan mempengaruhi, dan dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.
        Variabel kuantitatif, seperti: profit, produktivitas, dan ketidakhadiran pekerja;
        Variabel kualitatif, seperti: motivasi, kepercayaan masyarakat, reputasi, dan
         sebagainya.

 Tanda Panah (Keterkaitan/link)
        Tanda panah mengindikasikan suatu pengaruh kausal (keterkaitan kausal)
         langsung antara dua variabel.

        Masing-masing keterkaitan kausal diberi tanda polaritas keterkaitan, positif
         (+) atau negatif (-), untuk mengindikasikan bagaimana variabel terikat
         (dependent) akan berubah ketika variabel bebas (independent) berubah.




                                    Lukmanulhakim Almamalik 2011
CONTOH DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
               keterkaitan kausal                       polaritas
                  (causal link)                        keterkaitan
                                            + atau -
          V1                                   V2



 Contoh diagram kausal yang paling sederhana, terdiri dari dua
 variabel V1 dan V2, dimana variabel V1 mempengaruhi
 variabel V2 secara langsung.




                        Lukmanulhakim Almamalik 2011
KEMUNGKINAN KETERKAITAN KAUSAL

   Suatu keterkaitan kausal dari variabel V1 ke variabel V2
    dikatakan positif (+), jika variabel V1 meningkat (menurun),
    maka variabel V2 akan meningkat (menurun) di atas (di
    bawah) dari apa yang seharusnya terjadi.

   Sebaliknya ..............................................................................
    .


      Selain tanda positif (+) atau negatif (-), ada tanda atau
      notasi lain yang seringkali digunakan untuk menyatakan
      keterkaitan antara dua variabel, yaitu notasi ‘s’ atau ‘o’.



                                    Lukmanulhakim Almamalik 2011
CONTOH

                                                  +
     Promosi                                   Permintaan
                                              +
    Kualitas
                                              Penjualan
    Produk

                                                  -
    Harga                                     Permintaan.
               Lukmanulhakim Almamalik 2011
BEBERAPA CATATAN PENTING
   Setiap keterkaitan harus merepresentasikan (apa yang
    menjadi keyakinan kita tentang) keterkaitan antar variabel.

   Arah dari keterkaitan antara dua variabel tidak selalu tetap.

   Polaritas keterkaitan menjelaskan struktur sistem.

   Polaritas keterkaitan tidak menjelaskan perilaku dari
    variabel-variabel, ia menjelaskan apa yang akan terjadi jika
    terdapat suatu perubahan.

   Seringkali terjadi kekeliruan atau kesalahan logika dalam
    membaca dan menginterpretasikan diagram kausal ini,
    terutama pada pemakaian notasi ‘s’ dan ‘o’ dalam diagram
    tersebut.
                          Lukmanulhakim Almamalik 2011
KESALAHAN LOGIKA INTERPRETASI


                            S
                                                           S
    Kelahiran   R      Populasi                    B   Kematian

       S                    O




 Pernyataan bahwa “V1 dan V2 bergerak dalam arah yang
 sama”, tidak secara umum adalah benar………….



                    Lukmanulhakim Almamalik 2011
SIMPAL KAUSAL
   Suatu simpal kausal merupakan suatu perangkat
    konseptual untuk menyatakan suatu proses dinamis dimana
    rantai pengaruh dari suatu sebab dapat ditelusuri melalui
    sekumpulan variabel-variabel yang berkaitan sampai
    kembali ke penyebab asalnya.

   Sekelompok variabel yang saling terkait dikatakan
    membentuk suatu simpal kausal (satu lingkaran penuh) jika
    variabel-variabel    tersebut     secara      bersama-sama
    membentuk suatu pola yang tertutup. Suatu simpal tidak
    perlu berbentuk lingkaran, akan tetapi ia harus membentuk
    suatu pola yang tertutup dari suatu variabel awal kembali ke
    variabel tersebut.




                         Lukmanulhakim Almamalik 2011
SIMPAL KAUSAL
   Secara teoritik, berbagai variabel dalam suatu simpal
    kausal dapat kita jadikan sebagai variabel awal.
    Bagaimana pun, suatu variabel kita pilih menjadi variabel
    awal karena adanya suatu kondisi atau tindakan-tindakan
    kunci tertentu yang membuat variabel tersebut baik
    sebagai variabel awal.

   Setiap simpal kausal menjelaskan suatu cerita atau harus
    mempunyai arti. Cerita ini memperlihatkan bagaimana
    pengaruh-pengaruh tersebut pada akhirnya sampai pada
    penyebabnya, atau bagaimana akhir dari suatu cerita
    sampai pada maknanya.


                        Lukmanulhakim Almamalik 2011
CONTOH SIMPAL KAUSAL

                + Pangsa Pasar
                                                      +
      Reputasi
      +                                        Pendapatan

                           R
     Kualitas                                             +
                                                   Keuntungan
      +

                  Kapasitas untuk +
                 pelatihan / program
                    peningkatan


                    Lukmanulhakim Almamalik 2011
POLARITAS
KETERKAITAN
                                                              + Pangsa Pasar
                                                                                  +
                  S                               Reputasi
                                                  +                            Pendapatan
                                        S
Kelahiran   R   Populasi   B      Kematian                            R
   S              O                            Kualitas                               +
                                                                               Keuntungan
                                                   +

                                                                Kapasitas untuk +
                                                               pelatihan / program
                                                                  peningkatan

Cara mencari Polaritas Keterkaitan
• Telurusi simpal tahap demi tahap (variabel demi variabel) dan hitung
  kembali pengaruh dari masing-masing varibel terhadap variabel
  berikutnya sampai simpal tersebut selesai (kembali pada variabel awal).
• Hitung jumlah tanda negatif ‘-’ atau notasi ‘o‘ dalam simpal.

                               Lukmanulhakim Almamalik 2011
KETERTUNDAAN
• Untuk menambah informasi dari suatu diagram simpal kausal
   ditambahkan tanda delay (ketertundaan).

• Kapanpun terdapat suatu indikator ketertundaan dalam suatu
  panah, ia mengindikasikan bahwa terdapat suatu
  ketertundaan signifikan dalam perilaku sistem. Diagram
  kausal seharusnya memasukkan ketertundaan, sehingga
  penting untuk hipotesis dinamik atau signifikan terhadap
  horison waktu.
                                  tanda ketertundaan


                                               .
                                                      +
                    Harga                             Persediaan


                       Lukmanulhakim Almamalik 2011
PENAMAAN DAN PENOMORAN SIMPAL

• Jika terdapat lebih dari satu simpal, maka setiap
  simpal perlu diberi nama dan nomor urut.

• Tujuannya adalah untuk membantu memudahkan
  pembaca mengikuti rangkaian jejaring dari setiap
  simpal.




                    Lukmanulhakim Almamalik 2011
KETERANGAN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
                                                      Tanda panah
                                                     mengungkapkan
                                                     arah kausalitas
     Level Air yang                                    keterkaitan
      Diinginkan            + Posisi
                              Kran                        .



               +                                                 +
                   Gap                                Aliran Air
                                              ,
                   -
                   '                                                   Tanda Simpal (Loop)
                                                                      mengungkapkan apakah
                                                                     simpal merupakan simpal
                                                                       positif (+) atau simpal
                              Level Air                                       negatif (-)
           Tanda panah        Sekarang +
       mengungkapkan arah
     kausalitas keterkaitan dua
      variabel bergerak dalam
    arah yang sama atau dalam
       arah yang berlawanan
                                                                              R      B

                                  Lukmanulhakim Almamalik 2011
DIAGRAM SIMPAL KASUS PEMASARAN
  Variabel/
                                       Order yang                Efektivitas
  elemen                                dipesan                  penjualan            Polaritas
            Perekrutan                                                                keterkaitan
          tenaga penjual   R1                             B1
                                          Order                          Daya tarik
                                                                          produk
                         Usaha           backlog          Persepsi
                       Pemasaran                                               -
                                                           Pasar
              Pendapatan
                                        Rata-rata
 Polaritas                             pengiriman
                                                                     Penundaan
                                   -                                 pengiriman
 Simpal (loop)                                                   -
                                                                                  Nama
                                                   B2
                      Kapasitas                                                   simpal
                                              Investasi
                      produksi                 Modal               Tekanan untuk
                                                                 menambah kapasitas
                                                                            -
        Tanda delay                                         DD goal
        (ketertundaan)                                     manajemen



                                  Lukmanulhakim Almamalik 2011
DIAGRAM INTERAKSI POPULASI-MAKANAN



          Kelahiran     R1                              B1
                                     Populasi
                                                                   Kematian
      Fraksi
                                               -
                                                                                Fraksi kematian
     Kelahiran                                                                      normal
                                         B4                  B2
                        Konsumsi                                       Fraksi
                                                                      Kematian
    Konsumsi Normal
       per kapita             -                                             -
                              Makanan         B3              -
                                                              Makanan per
                                                                  kapita
                          R2

                                            Fraksi
                 Regenerasi
                                          regenerasi




                              Lukmanulhakim Almamalik 2011
DIAGRAM SIMPAL KORUPSI
                                                 +
                             +     Kontrol

                                                                         Kerugian
                                                                          Negara
             Tekanan                                                             +
            Masyarakat                                                     +
        +
                                                          -
                                               Korupsi
    Ketidakpuasan
     Masyarakat                                               +
                                                                               Pemberian
                                                                           +
         +                                                                     Gratifikasi
                         +
                                                                                     +
                Degradasi
                Pelayanan
                                                      -
                Masyarakat                                        Suap
                                                  +




                                 Lukmanulhakim Almamalik 2011
PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL

   Tentukan tujuan dan sasaran yang jelas ketika kita
    akan membangun diagram simpal kausal. Kumpulkan
    informasi, definisikan dan nyatakan batas sistem.

   Data yang umumnya digunakan oleh seorang pemodel
    untuk membangun hipotesis dinamik berasal dari
    wawancara dan diskusi dengan orang dalam
    organisasi.

   Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk
    mendapatkan data dari anggota organisasi termasuk
    survey, wawancara, observasi, studi literatur, dan lain
    sebagainya.


                        Lukmanulhakim Almamalik 2011
PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
    Nama variabel seharusnya menggunakan kata benda
     atau frasa kata benda . Hindarkan penggunaan kata
     kerja atau frasa tindakan, karena tindakan ini akan
     disampaikan dalam tanda panah. Identifikasi unit satuan
     dari variabel-variabel dalam diagram simpal kausal
     tersebut, jika memungkinkan.

                  Salah                                        Benar
                          +                                            +
       Biaya                   Harga                  Biaya            Harga
      meningkat               meningkat




                                Lukmanulhakim Almamalik 2011
PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
   Pikirkan variabel-variabel dalam diagram simpal
    kausal yang dibangun sebagai kuantitas yang
    dapat naik atau turun, tumbuh atau berkurang.

          Salah.                                      Benar.

                   +                                            +
    Penghargaan    Keadaan           Penghargaan.              Kebahagiaan
                   Pikiran




                       Lukmanulhakim Almamalik 2011
PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
   Pilihlah suatu nama variabel yang memiliki
    konotasi yang lebih positif.

            Salah                                       Benar

                     +                                           +
    Permintaan      Penyusutan             Permintaan.          Pertumbuhan




                         Lukmanulhakim Almamalik 2011
PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
   Pikirkan kemungkinan adanya konsekuensi yang tidak
    diinginkan, seperti hasil (outcome) yang diharapkan untuk
    setiap rangkaian tindakan yang terlibat dalam diagram.




                        Lukmanulhakim Almamalik 2011
PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
   Semua simpal keseimbangan merupakan proses yang
    menuju suatu sasaran. Cobalah untuk membuat sasaran-
    sasaran yang lebih eksplisit yang menggerakkan simpal.
             Salah                  Benar

           Kualitas                    Kualitas                  Kualitas
           Produk                      Produk.                 Produk yang
      +                      +                                  diinginkan
                                                               -
                                                                      +
              B1                            B2             Gap dalam
                                                            Kualitas

           Program      -            Program
                                                             +
          Peningkatan               Peningkatan
            Kualitas                 Kualitas.


                            Lukmanulhakim Almamalik 2011
PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
   Bedakan antara keadaan variabel yang dipersepsikan
    dengan keadaan variabel yang nyata/aktual




                      Lukmanulhakim Almamalik 2011
PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
   Jika suatu variabel mempunyai konsekuensi ganda, mulailah
    dengan mengumpulkannya ke dalam satu istilah, sementara
    itu menyelesaikan terlebih dahulu sisa simpalnya.



                                                       +
             Stres.      B           Strategi
              -                  Penganggulangan




                        Lukmanulhakim Almamalik 2011
PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
   Tindakan-tindakan yang diambil hampir selalu mempunyai
    konsekuensi jangka panjang dan jangka pendek yang
    berbeda. Gambarkan loop-loop yang lebih lebar ketika loop-
    loop tersebut prosesnya meningkat dari jangka pendek ke
    jangka panjang.



                                                            +
                                                      Pemakaian
                     Stres               B             alkohol
                    -
                        -

                                                              -
                                           R
                                                       Kesehatan
                   Produktivitas
                             Lukmanulhakim Almamalik 2011
PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
   Jika dalam suatu keterkaitan di antara dua keadaan
    (variabel) membutuhkan keterangan yang lebih agar menjadi
    jelas, definisikan kembali variabel-variabel tersebut atau
    sisipkan beberapa variabel tambahan di antara kedua
    variabel yang telah dinyatakan sebelumnya.
                                                   +
                Permintaan                                Kualitas

                                     +                               -
                                           Tekanan
             Permintaan.                                                 Kualitas.
                                           Produksi



                           Lukmanulhakim Almamalik 2011
MEMBANGUN DIAGRAM SIMPAL
 KAUSAL




                                                    Variabel
               Cerita/Permasalahan/
Data   Asumsi-   Topik yang akan
       asumsi dipelajari/dipecahkan

                                                        Keterkaitan
                                                       antar variabel
                               Buat
                     Lukmanulhakim Almamalik 2011
                               Loop
MEMBANGUN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
1. Cerita/Topik/   Tentukan topik/cerita/                     Topik:
  Permasalahan     permasalahan yang akan
                   dijelaskan/diselesaikan
 a. Sub-sub        Jika diperlukan topik/             Sub topik:
    Topik          cerita/permasalahan dibagi lagi ke dimensi-dimensi
                   dalam sub-sub topik                D1 , D2, D3, .., Dn
2. Variabel        Identifikasi variabel-variabel yang        D1 : v11, v12, v13,., v1m
                   terlibat (mempunyai sense                  D2 : v21, v22, v23,., v2m
                   perubahan (naik/turun))                    Dm : vn1, vn2, vn3,., vnm
3. Keterkaitan     Buat keterkaitan antar variabel             V11           v12
   antar           (dan beri tanda +/-, s/o)                   v12           v13
   variabel                                                    V13           v14
4. Buat Loop       Apakah keterkaitan variabel
                   membentuk suatu loop?                               v12         v21
                                                                                         -
                   Jika membentuk loop beri tanda               v11 R v13
                                                                          B
                   R,B                                              v14                  v22
                                                                               v23
                               Lukmanulhakim Almamalik 2011
MEMBANGUN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
   Langkah 1: Tulis permasalahan atau isu di tengah


                                 X



   Langkah 2: Sekarang tanya, ”Mengapa kita mempunyai
    permasalahan ini?” . Cari paling tidak tiga alasan.

           A


           B                     X


           C

                         Lukmanulhakim Almamalik 2011
   Langkah 3: Sekarang tanya, ”Apa konsekuensi dari
    permasalahan dikaitkan dengan kontribusi faktor-faktor
    sebelumnya?” . Cari tidak tiga kemungkinan konsekuensi.



             A                                          W


             B                         X                Y


             C                                          Z




                         Lukmanulhakim Almamalik 2011
   Langkah 4: Sekarang coba identifikasi hubungan antara
    konsekuensi (akibat) dan faktor-faktor kontribusi (penyebab).
    Ulangi dari langkah 3 ke langkah 2

               A                                             W


               B                          X                  Y


               C                                             Z




                             D                           M



                          Lukmanulhakim Almamalik 2011
Lukmanulhakim Almamalik 2011

More Related Content

Similar to Pertemuan kelima&keenam flow fishbonepareto ttm

Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi Dalam OrganisasiKomunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi Dalam Organisasi
Husaeri Priatna
 
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawasteknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
FatihElluqmani
 
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3   oleh pak fajarSoal simdig pertemuan 3   oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Jck Jo
 
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3   oleh pak fajarSoal simdig pertemuan 3   oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Jck Jo
 
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3   oleh pak fajarSoal simdig pertemuan 3   oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Jck Jo
 
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.pptKomunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
Rohman84
 
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3   oleh pak fajarSoal simdig pertemuan 3   oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Jck Jo
 
Pengantar Manajemen Komunikasi dalam organisasi
Pengantar Manajemen Komunikasi dalam organisasiPengantar Manajemen Komunikasi dalam organisasi
Pengantar Manajemen Komunikasi dalam organisasi
agusdp007
 

Similar to Pertemuan kelima&keenam flow fishbonepareto ttm (20)

Konsep sistem informasi
Konsep sistem informasiKonsep sistem informasi
Konsep sistem informasi
 
Horenso(1) training pengenalan
Horenso(1) training pengenalanHorenso(1) training pengenalan
Horenso(1) training pengenalan
 
Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi Dalam OrganisasiKomunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi Dalam Organisasi
 
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawasteknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
 
6.docx
6.docx6.docx
6.docx
 
6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...
6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...
6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...
 
Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)
Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)
Kuliah 8 proses organisasi (sesi 1)
 
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3   oleh pak fajarSoal simdig pertemuan 3   oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
 
Horenso revolution
Horenso revolutionHorenso revolution
Horenso revolution
 
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3   oleh pak fajarSoal simdig pertemuan 3   oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
 
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3   oleh pak fajarSoal simdig pertemuan 3   oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
 
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.pptKomunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
 
COMPLETED STAFF WORK satu.ppt
COMPLETED STAFF WORK  satu.pptCOMPLETED STAFF WORK  satu.ppt
COMPLETED STAFF WORK satu.ppt
 
Penyuluhan Kesehatan.ppt
Penyuluhan Kesehatan.pptPenyuluhan Kesehatan.ppt
Penyuluhan Kesehatan.ppt
 
Komunikasi Berkesan.pptx
Komunikasi Berkesan.pptxKomunikasi Berkesan.pptx
Komunikasi Berkesan.pptx
 
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3   oleh pak fajarSoal simdig pertemuan 3   oleh pak fajar
Soal simdig pertemuan 3 oleh pak fajar
 
komunikasi_efektif.pdf
komunikasi_efektif.pdfkomunikasi_efektif.pdf
komunikasi_efektif.pdf
 
Active listening.pdf
Active listening.pdfActive listening.pdf
Active listening.pdf
 
M4 kb1 komunikasi humas dan keprotokolan
M4 kb1 komunikasi humas dan keprotokolanM4 kb1 komunikasi humas dan keprotokolan
M4 kb1 komunikasi humas dan keprotokolan
 
Pengantar Manajemen Komunikasi dalam organisasi
Pengantar Manajemen Komunikasi dalam organisasiPengantar Manajemen Komunikasi dalam organisasi
Pengantar Manajemen Komunikasi dalam organisasi
 

More from Lukmanulhakim Almamalik

Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Lukmanulhakim Almamalik
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Lukmanulhakim Almamalik
 

More from Lukmanulhakim Almamalik (20)

Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfPromoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
 
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdfUU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
 
Buku systems thinking
Buku systems thinkingBuku systems thinking
Buku systems thinking
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
 
Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01
 
Buku informasi tik.cs03.011.01
Buku informasi tik.cs03.011.01Buku informasi tik.cs03.011.01
Buku informasi tik.cs03.011.01
 
Tik.cs03.008.01 buku informasi
Tik.cs03.008.01 buku informasiTik.cs03.008.01 buku informasi
Tik.cs03.008.01 buku informasi
 
Tik.cs03.007.01 buku informasi
Tik.cs03.007.01 buku informasiTik.cs03.007.01 buku informasi
Tik.cs03.007.01 buku informasi
 
Tik.cs03.006.01 buku informasi
Tik.cs03.006.01 buku informasiTik.cs03.006.01 buku informasi
Tik.cs03.006.01 buku informasi
 
Tik.cs02.053.01 buku informasi
Tik.cs02.053.01 buku informasiTik.cs02.053.01 buku informasi
Tik.cs02.053.01 buku informasi
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
 
Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01
 
Buku informasi memperbaiki monitor
Buku informasi   memperbaiki monitorBuku informasi   memperbaiki monitor
Buku informasi memperbaiki monitor
 
Ch22
Ch22Ch22
Ch22
 
Ch21
Ch21Ch21
Ch21
 
Ch20
Ch20Ch20
Ch20
 
Ch19
Ch19Ch19
Ch19
 
Ch18
Ch18Ch18
Ch18
 
Ch17
Ch17Ch17
Ch17
 

Pertemuan kelima&keenam flow fishbonepareto ttm

  • 1. SUMBANG SARAN DIALOG, DAN DISKUSI TERAMPIL Lukmanulhakim Almamalik Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 2. SUMBANG SARAN  Merupakan diskusi kreatif yang khas dimana orang membangun di atas kontribusi satu sama lain untuk menghasilkan gambaran menyeluruh atas situasinya.  Sumbang saran harus terpimpin dan terkelola secara efektif untuk menjaga pembicaraan yang terarah. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 3. Pedoman Sumbang Saran  Pemimpin diskusi mengumumkan dengan jelas fokus sidang (diskusi), pertanyaan kunci akan dijawab kelompok tersebut.  Pencatat menulis pertanyaan kunci di papan tulis.  Semua peserta melontarkan sebanyak mungkin gagasan.  Semua gagasan walaupun tidak praktis atau gila tetap diterima.  Pencatat memasang di papan semua gagasan agar setiap orang/peserta melihatnya.  Pemimpin diskusi tetap mengajukan pertanyaan kunci tanpa variasi agar proses tetap berjalan pada jalurnya.  Pemimpin diskusi mengingatkan peserta, sebagaimana diperlukan bahwa tidak seorangpun diperbolehkan menyunting, mengkritik, atau menilai saran apa pun secara terbuka atau tertutup sampai pembahasan berakhir.  Peserta membangun di atas gagasan peserta lain. Ini mencetuskan pikiran-pikiran baru memperlancar proses kelompok.  Dengan mengarahkan interaksi ini, kelompok tersebut menyadap energi kreatif setiap peserta dan menyatukannya dalam reaksi berantai. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 4. DIALOG DAN DISKUSI TRAMPIL  Dialog adalah konversasi dan komunikasi yang mendalam dengan tingkat dan mutu yang tinggi, dimana diperlukan kemampuan menyimak dan saling berbagi pandangan, pikiran, dan pendapat.  Untuk itu dituntut kemampuan memahami isu-isu peka secara bebas dan kreatif, disamping kemampuan untuk saling menyimak dengan seksama pendapat pihak lain, serta menunda asumsi sendiri sebelum asumsi pihak lain selesai disampaikan. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 5. Tiga Tingkatan Menyimak 1. Menyimak orang lain, dalam rangka memperluas pemahaman dan wawasan. 2. Menyimak diri sendiri, pada konversasi internal dalam diri Anda, dan suara Anda sendiri ketika Anda berbicara. 3. Menyimak tema kolektif bagi pembentukan makna bersama kelompok yang berkesinambungan menciptakan makna- makna bersama Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 6. Kontinum Percakapan Debat Kusir Diskusi Sopan Diskusi Dialog (Diskusi SungkanPolite Discussion) Terampil Bergeser menuju percakapan Untuk mengambil yang lebih baik keputusan/kesimpulan Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 7. Prinsip Dialog  Tiap Peserta adalah mitra, hilangkan superioritas/inferioritas.  Faham yang akan didialogkan  Tidak intervensi, interupsi dan menyela  Perhatikan pandangan berbeda/bersebrangan  Tidak melecehkan pandangan pihak lain, simak dengan cermat.  Siap menguji asumsi sendiri+asumsi pihak lain  Yang didialogkan isu/masalah pelik  Tujuan utama “kecendekiaan-kolektif”  Ketidaksepakatan = pemikiran baru = peluang baru Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 8. Selama Proses Dialog  Perhatian penuh pada setiap pembicara  Simak dengan cermat dan aktif  Berbicara pada saat giliran tiba  Lepaskan ego-diri  Siap memahami orang lain  Yakin pada proses  Berbicara atas nama “SAYA”  Tahu perbedaan agenda-pribadi dengan agenda kelompok. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 9. Diskusi Terampil dan Dialog  Konversasi yang efektif  Tujuan diskusi terampil sampai pada kesimpulan/keputusan/kesepakatan, minimal identifikasi prioritas-prioritas  Tujuan dialog eksplorasi pikiran-pikiran, temuan-temuan, wawasan untuk “kecendekiaan-kolektif” Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 10. Protokol Dialog dan Diskusi Terampil  Pastikan apa yang Anda tuju dan harapkan dari dialog/diskusi ini, perjelas apa yang Anda inginkan dan jangan menyesatkan orang lain.  Seimbangkan antara mencari tahu (inquiry) dan memberi tahu (advocacy)  Siap membangun makna bersama, dengan secara rutin memeriksa makna dibalik kata-kata yang diucapkan sehingga terhindar dari kemungkinan mis-komunikasi.  Gunakan kesadaran Anda sebagai sumberdaya, tanya diri anda : “ Apa yang sedang saya pikirkan?” lalu “ Apa yang sedang saya rasakan?, kemudian,” Apa yang saya inginkan pada saat ini?”  Gali sumber-sumber kebuntuan (fakta, metode, sasaran, nilai-nilai). Tanya pada diri Anda : “ Apa yang telah disepakati?” dan “Apa yang belum/tidak disepakati?” Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 11. DIAGRAM ALIR (FLOW CHART DIAGRAM) Lukmanulhakim Almamalik Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 12. Flow chart  Flow chart adalah tampilan diagram dari tahapan-tahapan dalam suatu proses, mulai dari awal hingga akhir yang menjadi tanggung jawab dari unit kerja yang dapat memberikan informasi tentang apa yang terjadi pada tiap tahap dalam suatu proses.  Flow chart merupakan ‘alat’ sederhana yang dapat membantu seseorang memahami dan menganalisis suatu proses.  Karena sederhana seringkali orang mengabaikannya, padahal dengan diagram sederhana ini orang dengan sekilas langsung dapat mengetahui bagaimana suatu proses kegiatan dilaksakan tanpa perlu kalimat yang panjang lebar.  Pimpinan sering berpikir bahwa ia sudah memahami bagaimana suatu proses dalam organisasinya berjalan untuk akhirnya terkejut setelah proses tersebut digambar dalam flowchart ternyata berbeda dengan apa yang dia kira sebelumnya. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 13. Manfaat Flowchart  Mengingatkan para pelaksana akan apa yang harus dikerjakannya dan menghindarkan terlewatkannya suatu kegiatan.  Mengenali 'lokasi rawan' yang sering menimbulkan masalah, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahannya.  Memberikan informasi kepada semua pihak akan proses yang harus dilalui dalam melaksanakan suatu kegiatan.  Untuk mengalisis suatu proses, dua flowchart harus dibuat. l Pertama yang menggambarkan proses yang pada saat ini dilaksanakan. l Kedua proses yang ideal yang sebaiknya dilakukan.  Dengan membandingkan kedua chart tersebut maka akan dapat dicari peluang-peluang untuk memperbaiki atau mengefektifkan suatu proses. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 14. Karena orang yang paling tahu bagaimana proses suatu kegiatan dilaksanakan adalah petugas yang terlibat langsung dalam proses itu maka dalam pembuatannya harus melibatkan semua orang yang terlibat dalam proses itu.  Flow chart yang dibuat dengan baik dapat menggambarkan secara jelas tahap-tahap yang terjadi dalam suatu proses dimana tambahan kata-kata tidak diperlukan lagi. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 15. Jenis-Jenis Flow Chart l Detailed flow chart.  Tiap tahap kegiatan ditulis dalam simbol-simbol tertentu mulai dari awal sampai akhir proses.  Sebagai contoh : Proses pelayanan pasien rawat jalan mulai dari seorang pasien datang sampai pulang. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 16. Pasien datang Flow Chart Rinci Pelayanan Pasien Mendaftar Tidak Pendaftar siap? Menunggu Ya Tidak Berkas ada? Dibuatkan Ya Tidak Poli kosong? Menunggu Ya Tidak Dokter Siap? Menunggu Ya Diperiksa Tidak Diberi resep? Ya Tidak Pet.obat ada? Menunggu Ya Tidak Obat ada? Beli diluar Ya Pemberian obat Pasien pulang Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 17. 1. Top-down flow chart.  Kegiatan utama digambar mendatar, sedangkan uraian dari kegiatan utama tersebut ditulis dibawahnya. Top-down flow chart pembuatan laporan Puskesmas Proses pembuatan laporan Puskesmas 1. Pengumpulan 2. Pemasukan Data ke 3. Pemeriksaan 4. Pengiriman Bahan Laporan Format Laporan Validitas Data Laporan 1.1. Penagihan laporan ke 2.1 Dari record X 3.1. Pemeriksaan 4.1. Pemasukan Puskesmas pembantu dimasukkan ke kelengkapan ke-dalam dan bidan di desa. formulir laporan Y laporan. amplop 1.2. Pengumpulan oleh masing-masing 3.2. Pemeriksaan 4.2. Penyerahan formulir pencatatan petugas kebenaran data la-poran yang dibutuhkan. 3.3. Cross checking langsung ke 1.3. Rekapitulasi data data yang satu DKK. dengan yang lain Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 18. Selain untuk menggambarkan proses suatu kegiatan, flow chart juga dapat dibuat dalam bentuk: 1. Layout flow chart:  Menggambarkan kegiatan fisik yang terjadi dalam tata ruang suatu organisasi. Digunakan untuk menganalisis efisiensi gerak dari tiap personil dalam melaksakan suatu kegiatan rutin. Disini yang digambar adalah arus gerak petugas didalam denah suatu ruangan, misalnya proses surat masuk. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 19. Lay out Flow Chart Pengelolaan Surat Menyurat. Sekretaris Arsiparis Tiket Tata Usaha Subbag.Umum Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 20. 1. Data Flow Chart  Menggambarkan alur suatu sistem dalam suatu organisasi mulai dari mulainya terjadinya proses sampai keluarnya keputusan, misalnya mulai masuknya laporan puskesmas sampai keluarnya keputusan untuk tindak lanjut.  Data flowchart digunakan untuk menganalisis dan merancang kembali suatu sistem dalam suatu organisasi.  Oleh karena itu, berlainan dengan flow chart yang menggambarkan secara rinci tahapan dalam proses suatu pekerjaan, data flow chart lebih bersifat garis besar yang menggambarkan proses dari bagian ke bagian dan apa pokok kegiatan yang dikerjakan dibagian itu. Rincian tentang proses apa yang dikerjakan di tiap bagian tersebut dibuat dalam lampiran yang terpisah. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 22. Data flow chart sistem pengelolaan SimPus di Tk.II. Sistem pengelolaan Simpus di DKK. Laporan Puskesmas Subbag TU Ur. Reninfo Pengelola Program − Koordinator menerima − Entri/rekap data − Koreksi data laporan Puskesmas − Menyerahkan hasil entri ke − Mengolah & memanfaatkan − Distribusi hasil entri ke koordinator data. pengelola program − Menyimpan arsip hasil entri − Memberikan feedback dan − Mengirim laporan ke tindak lanjut Provinsi dan Pusat − Bimtek Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 23. Cara Pembuatan Flowchart 1. Tetapkan hal yang akan dianalisis. 2. Tetapkan awal dan akhir proses. 3. Tetapkan tingkat kerinciannya. 4. Gambarkan proses yang saat ini terjadi dan proses yang ideal. 5. Bandingkan kedua flow chart tersebut dan kenali tahap-tahap yang dapat ditingkatkan efisiensinya. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 28. Diagram Sebab Akibat (FISHBONE DIAGRAM)  Lukmanulhakim Almamalik Fishbone (cause-and-effect) diagram: Cause 1 Cause 2 Sub-causes Problem Sub-causes Cause 3 Cause 4 Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 29. Diagram Tulang Ikan • Dinamakan fishbone diagram karena bentuknya seperti tulang ikan. • Disebut diagram sebab akibat karena menggambarkan penyebab-penyebab yang mengakibatkan timbulnya suatu masalah, atau Ishikawa diagram sesuai nama penemunya. • Fishbone diagram merupakan diagram yang menggambarkan semua kemungkinan yang menjadi penyebab dari timbulnya suatu masalah. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 30. Manfaat Diagram Tulang Ikan • Mengidentifikasi segala kemungkinan dari semua aspek (determinan) yang diperkirakan menjadi akar penyebab dari timbulnya suatu masalah. • Dari flow chart yang telah dibuat sebelumnya, kita dapat mengetahui pada tahap kegiatan mana terjadi masalah, dan dengan fishbone diagram kita mencoba mencari apa penyebab masalah tersebut. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 31. Cara Pembuatan Fishbone Diagram • Karena yang paling mengetahui apa yang menyebabkan masalah dalam melaksanakan suatu proses adalah orang yang melaksanakan proses tersebut, maka fishbone diagram dibuat dalam suatu pertemuan yang melibatkan semua orang yang terlibat dalam suatu proses, dan dengan curah pendapat (brainstorming) mereka diminta mengemukakan apa saja yang menjadi penyebab dari masalah tersebut. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 32. A B C 1 D E F Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 33. Tahap pembuatan fishbone diagram l Tetapkan masalah yang akan dibahas. l Dari curah pendapat digali penyebab yang mungkin menimbulkan masalah. Dalam hal ini semua penyebab yang diajukan ditulis dalam sebuah daftar list tanpa diberi komentar atau ditolak. l Dari daftar list yang telah didapatkan, penyebab masalah dikelompokan dan dibuatkan judul kelompok (determinan). Jumlah kelompok tidak dibatasi, dapat berupa kelompok fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi); dapat berupa sumber daya (man, money, material, method, machine, lingkungan); atau dapat berupa tahapan dalam flow chart, dll. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 34. Diagram Sebab Akibat Lingkungan Manusia Metoda Pernyataan Masalah Pengukuran Material Mesin Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 35. 1. Gambar fishbone diagram dimana masalah ditulis di ujung diagram (1) dan judul kelompok ditulis di tiap ujung cabang ‘duri’ (A,B,C,D, dst). 3. Masukkan daftar penyebab dari hasil curah pendapat ke dalam kelompok yang sesuai, jika ada yang tidak dapat tertampung dalam kelompok yang ada bikin kelompok baru. Ada ketentuan disini:  Hal-hal yang dapat dibuktikan dengan data bahwa ia menjadi penyebab masalah, diberi kotak.  Hal-hal yang diduga kuat menjadi penyebab masalah tapi tak dapat dibuktikan dengan data diberi garis bawah. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 36. l Penyebab masalah yang timbul karena ada penyebab lain dibuatkan cabang kedua. l Setelah diagram selesai dan setelah beberapa hari ada staff yang menemukan penyebab baru, penyebab baru tersebut dapat ditambahkan dalam diagram. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 37. Fishbone diagram tidak hanya dapat digunakan untuk mencari penyebab dari masalah yang ada saat ini, tapi juga dapat untuk merencanakan suatu hal yang ingin kita capai.  Dalam hal ini yang dicantumkan di ujung diagram (1) adalah output yang kita inginkan, dan di cabang duri adalah kemungkinan penyebab yang akan menghambat pencapaian keinginan tersebut. Dengan mengetahui sebelumnya kemungkinan yang akan menghambat tercapainya tujuan, maka waktu menyusun perencanaan sudah dimasukkan langkah-langkah untuk mengatasinya. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 38. Pareto Diagram Lukmanulhakim Almamalik Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 39. Pendahuluan  Suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi pada umumnya disebabkan oleh lebih dari satu penyebab.  Dengan fishbone diagram dapat diinventarisasi hal-hal apa saja yang mungkin menjadi penyebab dari suatu masalah yang terkadang dapat mencapai puluhan hal.  Apakah kita akan mampu menghilangkan semua penyebab tadi? Kalau tidak, lalu penyebab mana yang harus kita atasi lebih dulu?  Untuk menjawab ini maka pareto chart yang dibuat secara benar akan sangat membantu menetapkan pilihan hal mana yang merupakan prioritas untuk diatasi.  Pareto diambil dari nama penemunya yakni orang Itali yang bernama Vilfredo Pareto yang menemukan prinsip 80 – 20 yakni 80% dari masalah berasal dari 20% penyebab. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 40. Pengertian  Pareto chart adalah chart/diagram yang menggambarkan penyebab masalah dalam bentuk bar chart berdasarkan urutan dari penyebab yang paling besar ke yang paling kecil andilnya dalam hal menimbulkan masalah.  Berarti disini penyebab harus yang dapat diukur besarannya. KAIDAH PARETO 80/20 “80 % dari akibat (dampak pada munculnya masalah) biasanya dapat didistribusikan kepada 20 % penyebab.” Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 41. Manfaat Diagram Pareto  Untuk memilih penyebab mana yang perlu diatasi.  Sering pula terjadi dengan mengatasi satu penyebab, penyebab yang lain akan hilang dengan sendirinya.  Penetapan urutan/ranking dengan cara menghitung berapa kali (frekuensi) suatu hal menjadi penyebab timbulnya masalah dalam periode waktu tertentu. Sebagai contoh dalam masalah pasien yang harus menunggu lama yang paling sering dikarenakan petugas yang belum siap, maka hal inilah yang menjadi prioritas pertama untuk diatasi.  Penetapan ranking akan menjadi lebih kompleks kalau ‘bobot’ dari penyebab tersebut berlainan. Pembobotan terjadi karena adanya perbedaan besarnya pengaruh penyebab tersebut terhadap suatu masalah. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 42. Untuk menghindari kesulitan dalam pembobotan yang rumit, maka diusahakan memilih penyebab yang kira-kira bobotnya sama.  Kalau terpaksa ada yang bobotnya berbeda, maka penetapan bobot berdasarkan metode ‘Dalbeq’, dimana setiap orang yang terlibat memberi bobot secara terpisah, lalu dirata-rata.  Selanjutnya bobot tersebut dikalikan dengan frekwensi kejadiannya menghasilkan nilai dari tiap penyebab masalah. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 43. Chart 1. Membuat tabel yang terdiri dari kolom penyebab masalah dan frekuensi kejadiannya dalam periode tertentu. Penyebab masalah Banyaknya kejadian 1. 2. 3. … 1. Urutkan tabel tersebut mulai dari yang nilainya terbanyak ke yang terkecil. 2. Pindahkan data dalam tabel tersebut kedalam barchart. 3. Untuk penyebab yang nilainya kecil-kecil dapat dijadikan satu dalam judul ‘Lain-lain’. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 44. Berikut contoh dari suatu studi yang mengamati terjadinya ‘kejadian yang tak diharapkan’ (adverse event) yang dialami pasien Rumah Sakit berdasarkan tempat kejadian. Disini digunakan pembobotan yang berupa tingkat pencegahan dari kejadian tersebut. Dengan adanya pembobotan tadi maka penentuan prioritas tidak lagi berdasarkan jumlah kejadian, tapi berdasarkan hasil perkalian dari kejadian dan bobot yang dalam hal ini berarti jumlah pasien yang dapat terhindar dari adverse event jika penyebabnya dapat dihilangkan.  Kesulitannya adalah dalam menentukan bobotnya, yakni tingkat pencegahan. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 45. Jumlah Tingkat Jumlah Lokasi Adv.event pencegahan bisa dihindari 1 2 3 (Bobot) 4=2x3 Kamar Operasi 1077 43 % 463 Ruang perawatan 577 63 % 364 Poliklinik 200 65 % 130 UGD 56 77 % 43 Unit Obsgyn 87 45 % 39 Panti 41 68 % 28 Rumah pasien 56 46 % 26 ICU 23 61 % 14 Bagian lain RS. 40 33 % 13 ICCU 29 31 % 9 Radiology 22 23 % 5 Kamar mandi RS 4 75 % 3 Recovery Room 7 43 % 3 Therapy/Rehab 2 0% 0 Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 46. Jumlah Pasien yang Dapat Terhidar dari Adverse Events per Lokasi 100 1000 80 lah 60 ercent Jum 500 40 P 20 0 0 n rsi a ta ik ien Ope raw l in D yn nt i as rs ar pe lik sg hp he Defect Ka m an g Po UG Ob Pa um a Ot Ru R Jumlah 463 364 130 43 39 28 26 47 Percent 40.6 31.9 11.4 3.8 3.4 2.5 2.3 4.1 Cum % 40.6 72.5 83.9 87.7 91.1 93.6 95.9 100.0 Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 47. Dari pareto diatas dapat dilihat bahwa dengan menghilangkan penyebab masalah hanya pada 3 dari 14 lokasi (21.43%), maka 83.9% adverse events dapat dicegah.  Garis lengkung merupakan penjumlahan dari persentase dari tiap penyebab, boleh tidak digambar. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 48. Dari contoh diatas, masalah tersebut masih merupakan masalah makro, yakni masalahnya RS, belum sampai menemukan akar penyebab dari masalah yang sesungguhnya. Untuk dapat mencari akar permasalahan yang sebenarnya maka masing- masing kepala dari ke 3 lokasi tersebut harus kembali lagi membuat diagram alir, fishbone diagram dan pareto chart yang lebih spesifik, demikian seterusnya sampai akar dari penyebab masalah dapat ditemukan untuk kemudian dihilangkan atau diminimalkan. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 49. DIAGRAM SIMPAL KAUSAL Tanda panah mengungkapkan arah kausalitas Level Air yang keterkaitan Diinginkan + Posisi Kran . + + Gap Aliran Air , - ' Tanda Simpal (Loop) mengungkapkan apakah simpal merupakan simpal positif (+) atau simpal Level Air negatif (-) Tanda panah Sekarang + mengungkapkan arah kausalitas keterkaitan dua variabel bergerak dalam arah yang sama atau dalam arah yang berlawanan R B Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 50. APA ITU DIAGRAM SIMPAL KAUSAL?  Merupakan suatu perangkat untuk menyatakan keterkaitan dinamik dan hubungan sebab akibat antara berbagai variabel yang ada dalam suatu sistem.  Diagram simpal kausal ini juga bermanfaat untuk mengungkapkan umpan-umpan balik struktur-struktur sistem. KOMPONEN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL  Variabel  Tanda panah (keterkaitan / link). Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 51. KOMPONEN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL Variabel  Variabel merupakan suatu kondisi, situasi, tindakan, atau keputusan yang akan mempengaruhi, dan dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.  Variabel kuantitatif, seperti: profit, produktivitas, dan ketidakhadiran pekerja;  Variabel kualitatif, seperti: motivasi, kepercayaan masyarakat, reputasi, dan sebagainya. Tanda Panah (Keterkaitan/link)  Tanda panah mengindikasikan suatu pengaruh kausal (keterkaitan kausal) langsung antara dua variabel.  Masing-masing keterkaitan kausal diberi tanda polaritas keterkaitan, positif (+) atau negatif (-), untuk mengindikasikan bagaimana variabel terikat (dependent) akan berubah ketika variabel bebas (independent) berubah. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 52. CONTOH DIAGRAM SIMPAL KAUSAL keterkaitan kausal polaritas (causal link) keterkaitan + atau - V1 V2 Contoh diagram kausal yang paling sederhana, terdiri dari dua variabel V1 dan V2, dimana variabel V1 mempengaruhi variabel V2 secara langsung. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 53. KEMUNGKINAN KETERKAITAN KAUSAL  Suatu keterkaitan kausal dari variabel V1 ke variabel V2 dikatakan positif (+), jika variabel V1 meningkat (menurun), maka variabel V2 akan meningkat (menurun) di atas (di bawah) dari apa yang seharusnya terjadi.  Sebaliknya .............................................................................. . Selain tanda positif (+) atau negatif (-), ada tanda atau notasi lain yang seringkali digunakan untuk menyatakan keterkaitan antara dua variabel, yaitu notasi ‘s’ atau ‘o’. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 54. CONTOH + Promosi Permintaan + Kualitas Penjualan Produk - Harga Permintaan. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 55. BEBERAPA CATATAN PENTING  Setiap keterkaitan harus merepresentasikan (apa yang menjadi keyakinan kita tentang) keterkaitan antar variabel.  Arah dari keterkaitan antara dua variabel tidak selalu tetap.  Polaritas keterkaitan menjelaskan struktur sistem.  Polaritas keterkaitan tidak menjelaskan perilaku dari variabel-variabel, ia menjelaskan apa yang akan terjadi jika terdapat suatu perubahan.  Seringkali terjadi kekeliruan atau kesalahan logika dalam membaca dan menginterpretasikan diagram kausal ini, terutama pada pemakaian notasi ‘s’ dan ‘o’ dalam diagram tersebut. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 56. KESALAHAN LOGIKA INTERPRETASI S S Kelahiran R Populasi B Kematian S O Pernyataan bahwa “V1 dan V2 bergerak dalam arah yang sama”, tidak secara umum adalah benar…………. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 57. SIMPAL KAUSAL  Suatu simpal kausal merupakan suatu perangkat konseptual untuk menyatakan suatu proses dinamis dimana rantai pengaruh dari suatu sebab dapat ditelusuri melalui sekumpulan variabel-variabel yang berkaitan sampai kembali ke penyebab asalnya.  Sekelompok variabel yang saling terkait dikatakan membentuk suatu simpal kausal (satu lingkaran penuh) jika variabel-variabel tersebut secara bersama-sama membentuk suatu pola yang tertutup. Suatu simpal tidak perlu berbentuk lingkaran, akan tetapi ia harus membentuk suatu pola yang tertutup dari suatu variabel awal kembali ke variabel tersebut. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 58. SIMPAL KAUSAL  Secara teoritik, berbagai variabel dalam suatu simpal kausal dapat kita jadikan sebagai variabel awal. Bagaimana pun, suatu variabel kita pilih menjadi variabel awal karena adanya suatu kondisi atau tindakan-tindakan kunci tertentu yang membuat variabel tersebut baik sebagai variabel awal.  Setiap simpal kausal menjelaskan suatu cerita atau harus mempunyai arti. Cerita ini memperlihatkan bagaimana pengaruh-pengaruh tersebut pada akhirnya sampai pada penyebabnya, atau bagaimana akhir dari suatu cerita sampai pada maknanya. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 59. CONTOH SIMPAL KAUSAL + Pangsa Pasar + Reputasi + Pendapatan R Kualitas + Keuntungan + Kapasitas untuk + pelatihan / program peningkatan Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 60. POLARITAS KETERKAITAN + Pangsa Pasar + S Reputasi + Pendapatan S Kelahiran R Populasi B Kematian R S O Kualitas + Keuntungan + Kapasitas untuk + pelatihan / program peningkatan Cara mencari Polaritas Keterkaitan • Telurusi simpal tahap demi tahap (variabel demi variabel) dan hitung kembali pengaruh dari masing-masing varibel terhadap variabel berikutnya sampai simpal tersebut selesai (kembali pada variabel awal). • Hitung jumlah tanda negatif ‘-’ atau notasi ‘o‘ dalam simpal. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 61. KETERTUNDAAN • Untuk menambah informasi dari suatu diagram simpal kausal  ditambahkan tanda delay (ketertundaan). • Kapanpun terdapat suatu indikator ketertundaan dalam suatu panah, ia mengindikasikan bahwa terdapat suatu ketertundaan signifikan dalam perilaku sistem. Diagram kausal seharusnya memasukkan ketertundaan, sehingga penting untuk hipotesis dinamik atau signifikan terhadap horison waktu. tanda ketertundaan . + Harga Persediaan Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 62. PENAMAAN DAN PENOMORAN SIMPAL • Jika terdapat lebih dari satu simpal, maka setiap simpal perlu diberi nama dan nomor urut. • Tujuannya adalah untuk membantu memudahkan pembaca mengikuti rangkaian jejaring dari setiap simpal. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 63. KETERANGAN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL Tanda panah mengungkapkan arah kausalitas Level Air yang keterkaitan Diinginkan + Posisi Kran . + + Gap Aliran Air , - ' Tanda Simpal (Loop) mengungkapkan apakah simpal merupakan simpal positif (+) atau simpal Level Air negatif (-) Tanda panah Sekarang + mengungkapkan arah kausalitas keterkaitan dua variabel bergerak dalam arah yang sama atau dalam arah yang berlawanan R B Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 64. DIAGRAM SIMPAL KASUS PEMASARAN Variabel/ Order yang Efektivitas elemen dipesan penjualan Polaritas Perekrutan keterkaitan tenaga penjual R1 B1 Order Daya tarik produk Usaha backlog Persepsi Pemasaran - Pasar Pendapatan Rata-rata Polaritas pengiriman Penundaan - pengiriman Simpal (loop) - Nama B2 Kapasitas simpal Investasi produksi Modal Tekanan untuk menambah kapasitas - Tanda delay DD goal (ketertundaan) manajemen Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 65. DIAGRAM INTERAKSI POPULASI-MAKANAN Kelahiran R1 B1 Populasi Kematian Fraksi - Fraksi kematian Kelahiran normal B4 B2 Konsumsi Fraksi Kematian Konsumsi Normal per kapita - - Makanan B3 - Makanan per kapita R2 Fraksi Regenerasi regenerasi Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 66. DIAGRAM SIMPAL KORUPSI + + Kontrol Kerugian Negara Tekanan + Masyarakat + + - Korupsi Ketidakpuasan Masyarakat + Pemberian + + Gratifikasi + + Degradasi Pelayanan - Masyarakat Suap + Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 67. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL  Tentukan tujuan dan sasaran yang jelas ketika kita akan membangun diagram simpal kausal. Kumpulkan informasi, definisikan dan nyatakan batas sistem.  Data yang umumnya digunakan oleh seorang pemodel untuk membangun hipotesis dinamik berasal dari wawancara dan diskusi dengan orang dalam organisasi.  Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dari anggota organisasi termasuk survey, wawancara, observasi, studi literatur, dan lain sebagainya. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 68. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL  Nama variabel seharusnya menggunakan kata benda atau frasa kata benda . Hindarkan penggunaan kata kerja atau frasa tindakan, karena tindakan ini akan disampaikan dalam tanda panah. Identifikasi unit satuan dari variabel-variabel dalam diagram simpal kausal tersebut, jika memungkinkan. Salah Benar + + Biaya Harga Biaya Harga meningkat meningkat Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 69. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL  Pikirkan variabel-variabel dalam diagram simpal kausal yang dibangun sebagai kuantitas yang dapat naik atau turun, tumbuh atau berkurang. Salah. Benar. + + Penghargaan Keadaan Penghargaan. Kebahagiaan Pikiran Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 70. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL  Pilihlah suatu nama variabel yang memiliki konotasi yang lebih positif. Salah Benar + + Permintaan Penyusutan Permintaan. Pertumbuhan Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 71. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL  Pikirkan kemungkinan adanya konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti hasil (outcome) yang diharapkan untuk setiap rangkaian tindakan yang terlibat dalam diagram. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 72. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL  Semua simpal keseimbangan merupakan proses yang menuju suatu sasaran. Cobalah untuk membuat sasaran- sasaran yang lebih eksplisit yang menggerakkan simpal. Salah Benar Kualitas Kualitas Kualitas Produk Produk. Produk yang + + diinginkan - + B1 B2 Gap dalam Kualitas Program - Program + Peningkatan Peningkatan Kualitas Kualitas. Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 73. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL  Bedakan antara keadaan variabel yang dipersepsikan dengan keadaan variabel yang nyata/aktual Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 74. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL  Jika suatu variabel mempunyai konsekuensi ganda, mulailah dengan mengumpulkannya ke dalam satu istilah, sementara itu menyelesaikan terlebih dahulu sisa simpalnya. + Stres. B Strategi - Penganggulangan Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 75. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL  Tindakan-tindakan yang diambil hampir selalu mempunyai konsekuensi jangka panjang dan jangka pendek yang berbeda. Gambarkan loop-loop yang lebih lebar ketika loop- loop tersebut prosesnya meningkat dari jangka pendek ke jangka panjang. + Pemakaian Stres B alkohol - - - R Kesehatan Produktivitas Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 76. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL  Jika dalam suatu keterkaitan di antara dua keadaan (variabel) membutuhkan keterangan yang lebih agar menjadi jelas, definisikan kembali variabel-variabel tersebut atau sisipkan beberapa variabel tambahan di antara kedua variabel yang telah dinyatakan sebelumnya. + Permintaan Kualitas + - Tekanan Permintaan. Kualitas. Produksi Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 77. MEMBANGUN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL Variabel Cerita/Permasalahan/ Data Asumsi- Topik yang akan asumsi dipelajari/dipecahkan Keterkaitan antar variabel Buat Lukmanulhakim Almamalik 2011 Loop
  • 78. MEMBANGUN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL 1. Cerita/Topik/ Tentukan topik/cerita/ Topik: Permasalahan permasalahan yang akan dijelaskan/diselesaikan a. Sub-sub Jika diperlukan topik/ Sub topik: Topik cerita/permasalahan dibagi lagi ke dimensi-dimensi dalam sub-sub topik D1 , D2, D3, .., Dn 2. Variabel Identifikasi variabel-variabel yang D1 : v11, v12, v13,., v1m terlibat (mempunyai sense D2 : v21, v22, v23,., v2m perubahan (naik/turun)) Dm : vn1, vn2, vn3,., vnm 3. Keterkaitan Buat keterkaitan antar variabel V11 v12 antar (dan beri tanda +/-, s/o) v12 v13 variabel V13 v14 4. Buat Loop Apakah keterkaitan variabel membentuk suatu loop? v12 v21 - Jika membentuk loop beri tanda v11 R v13 B R,B v14 v22 v23 Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 79. MEMBANGUN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL  Langkah 1: Tulis permasalahan atau isu di tengah X  Langkah 2: Sekarang tanya, ”Mengapa kita mempunyai permasalahan ini?” . Cari paling tidak tiga alasan. A B X C Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 80. Langkah 3: Sekarang tanya, ”Apa konsekuensi dari permasalahan dikaitkan dengan kontribusi faktor-faktor sebelumnya?” . Cari tidak tiga kemungkinan konsekuensi. A W B X Y C Z Lukmanulhakim Almamalik 2011
  • 81. Langkah 4: Sekarang coba identifikasi hubungan antara konsekuensi (akibat) dan faktor-faktor kontribusi (penyebab). Ulangi dari langkah 3 ke langkah 2 A W B X Y C Z D M Lukmanulhakim Almamalik 2011