2. SUMBANG SARAN
Merupakan diskusi kreatif yang khas
dimana orang membangun di atas
kontribusi satu sama lain untuk
menghasilkan gambaran menyeluruh
atas situasinya.
Sumbang saran harus terpimpin dan
terkelola secara efektif untuk menjaga
pembicaraan yang terarah.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
3. Pedoman Sumbang Saran
Pemimpin diskusi mengumumkan dengan jelas fokus sidang (diskusi),
pertanyaan kunci akan dijawab kelompok tersebut.
Pencatat menulis pertanyaan kunci di papan tulis.
Semua peserta melontarkan sebanyak mungkin gagasan.
Semua gagasan walaupun tidak praktis atau gila tetap diterima.
Pencatat memasang di papan semua gagasan agar setiap orang/peserta
melihatnya.
Pemimpin diskusi tetap mengajukan pertanyaan kunci tanpa variasi agar
proses tetap berjalan pada jalurnya.
Pemimpin diskusi mengingatkan peserta, sebagaimana diperlukan bahwa
tidak seorangpun diperbolehkan menyunting, mengkritik, atau menilai
saran apa pun secara terbuka atau tertutup sampai pembahasan berakhir.
Peserta membangun di atas gagasan peserta lain. Ini mencetuskan
pikiran-pikiran baru memperlancar proses kelompok.
Dengan mengarahkan interaksi ini, kelompok tersebut menyadap energi
kreatif setiap peserta dan menyatukannya dalam reaksi berantai.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
4. DIALOG DAN DISKUSI TRAMPIL
Dialog adalah konversasi dan komunikasi yang
mendalam dengan tingkat dan mutu yang tinggi,
dimana diperlukan kemampuan menyimak dan
saling berbagi pandangan, pikiran, dan
pendapat.
Untuk itu dituntut kemampuan memahami isu-isu
peka secara bebas dan kreatif, disamping
kemampuan untuk saling menyimak dengan
seksama pendapat pihak lain, serta menunda
asumsi sendiri sebelum asumsi pihak lain selesai
disampaikan.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
5. Tiga Tingkatan Menyimak
1. Menyimak orang lain, dalam rangka
memperluas pemahaman dan wawasan.
2. Menyimak diri sendiri, pada konversasi
internal dalam diri Anda, dan suara Anda
sendiri ketika Anda berbicara.
3. Menyimak tema kolektif bagi pembentukan
makna bersama kelompok yang
berkesinambungan menciptakan makna-
makna bersama
Lukmanulhakim Almamalik 2011
6. Kontinum Percakapan
Debat Kusir Diskusi Sopan Diskusi Dialog
(Diskusi SungkanPolite
Discussion) Terampil
Bergeser menuju percakapan Untuk mengambil
yang lebih baik keputusan/kesimpulan
Lukmanulhakim Almamalik 2011
7. Prinsip Dialog
Tiap Peserta adalah mitra, hilangkan superioritas/inferioritas.
Faham yang akan didialogkan
Tidak intervensi, interupsi dan menyela
Perhatikan pandangan berbeda/bersebrangan
Tidak melecehkan pandangan pihak lain, simak dengan
cermat.
Siap menguji asumsi sendiri+asumsi pihak lain
Yang didialogkan isu/masalah pelik
Tujuan utama “kecendekiaan-kolektif”
Ketidaksepakatan = pemikiran baru = peluang baru
Lukmanulhakim Almamalik 2011
8. Selama Proses Dialog
Perhatian penuh pada setiap pembicara
Simak dengan cermat dan aktif
Berbicara pada saat giliran tiba
Lepaskan ego-diri
Siap memahami orang lain
Yakin pada proses
Berbicara atas nama “SAYA”
Tahu perbedaan agenda-pribadi dengan agenda
kelompok.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
9. Diskusi Terampil dan Dialog
Konversasi yang efektif
Tujuan diskusi terampil sampai pada
kesimpulan/keputusan/kesepakatan, minimal
identifikasi prioritas-prioritas
Tujuan dialog eksplorasi pikiran-pikiran,
temuan-temuan, wawasan untuk
“kecendekiaan-kolektif”
Lukmanulhakim Almamalik 2011
10. Protokol Dialog dan Diskusi Terampil
Pastikan apa yang Anda tuju dan harapkan dari dialog/diskusi ini,
perjelas apa yang Anda inginkan dan jangan menyesatkan orang
lain.
Seimbangkan antara mencari tahu (inquiry) dan memberi tahu
(advocacy)
Siap membangun makna bersama, dengan secara rutin memeriksa
makna dibalik kata-kata yang diucapkan sehingga terhindar dari
kemungkinan mis-komunikasi.
Gunakan kesadaran Anda sebagai sumberdaya, tanya diri anda : “
Apa yang sedang saya pikirkan?” lalu “ Apa yang sedang saya
rasakan?, kemudian,” Apa yang saya inginkan pada saat ini?”
Gali sumber-sumber kebuntuan (fakta, metode, sasaran, nilai-nilai).
Tanya pada diri Anda : “ Apa yang telah disepakati?” dan “Apa yang
belum/tidak disepakati?”
Lukmanulhakim Almamalik 2011
12. Flow chart
Flow chart adalah tampilan diagram dari tahapan-tahapan dalam
suatu proses, mulai dari awal hingga akhir yang menjadi tanggung
jawab dari unit kerja yang dapat memberikan informasi tentang
apa yang terjadi pada tiap tahap dalam suatu proses.
Flow chart merupakan ‘alat’ sederhana yang dapat membantu
seseorang memahami dan menganalisis suatu proses.
Karena sederhana seringkali orang mengabaikannya, padahal
dengan diagram sederhana ini orang dengan sekilas langsung
dapat mengetahui bagaimana suatu proses kegiatan dilaksakan
tanpa perlu kalimat yang panjang lebar.
Pimpinan sering berpikir bahwa ia sudah memahami bagaimana
suatu proses dalam organisasinya berjalan untuk akhirnya terkejut
setelah proses tersebut digambar dalam flowchart ternyata
berbeda dengan apa yang dia kira sebelumnya.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
13. Manfaat Flowchart
Mengingatkan para pelaksana akan apa yang harus dikerjakannya
dan menghindarkan terlewatkannya suatu kegiatan.
Mengenali 'lokasi rawan' yang sering menimbulkan masalah,
sehingga dapat dilakukan upaya pencegahannya.
Memberikan informasi kepada semua pihak akan proses yang harus
dilalui dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Untuk mengalisis suatu proses, dua flowchart harus dibuat.
l Pertama yang menggambarkan proses yang pada saat ini
dilaksanakan.
l Kedua proses yang ideal yang sebaiknya dilakukan.
Dengan membandingkan kedua chart tersebut maka akan dapat
dicari peluang-peluang untuk memperbaiki atau mengefektifkan
suatu proses.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
14. Karena orang yang paling tahu bagaimana proses suatu
kegiatan dilaksanakan adalah petugas yang terlibat langsung
dalam proses itu maka dalam pembuatannya harus
melibatkan semua orang yang terlibat dalam proses itu.
Flow chart yang dibuat dengan baik dapat menggambarkan
secara jelas tahap-tahap yang terjadi dalam suatu proses
dimana tambahan kata-kata tidak diperlukan lagi.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
15. Jenis-Jenis Flow Chart
l Detailed flow chart.
Tiap tahap kegiatan ditulis dalam simbol-simbol
tertentu mulai dari awal sampai akhir proses.
Sebagai contoh :
Proses pelayanan pasien rawat jalan mulai dari
seorang pasien datang sampai pulang.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
16. Pasien datang
Flow Chart Rinci Pelayanan Pasien
Mendaftar
Tidak
Pendaftar siap? Menunggu
Ya
Tidak
Berkas ada? Dibuatkan
Ya
Tidak
Poli kosong? Menunggu
Ya
Tidak
Dokter Siap? Menunggu
Ya
Diperiksa
Tidak
Diberi resep?
Ya
Tidak
Pet.obat ada? Menunggu
Ya
Tidak
Obat ada? Beli diluar
Ya
Pemberian obat
Pasien pulang
Lukmanulhakim Almamalik 2011
17. 1. Top-down flow chart.
Kegiatan utama digambar mendatar, sedangkan
uraian dari kegiatan utama tersebut ditulis
dibawahnya.
Top-down flow chart pembuatan laporan Puskesmas
Proses pembuatan laporan Puskesmas
1. Pengumpulan 2. Pemasukan Data ke 3. Pemeriksaan 4. Pengiriman
Bahan Laporan Format Laporan Validitas Data Laporan
1.1. Penagihan laporan ke 2.1 Dari record X 3.1. Pemeriksaan 4.1. Pemasukan
Puskesmas pembantu dimasukkan ke kelengkapan ke-dalam
dan bidan di desa. formulir laporan Y laporan. amplop
1.2. Pengumpulan oleh masing-masing 3.2. Pemeriksaan 4.2. Penyerahan
formulir pencatatan petugas kebenaran data la-poran
yang dibutuhkan. 3.3. Cross checking langsung ke
1.3. Rekapitulasi data data yang satu DKK.
dengan yang lain
Lukmanulhakim Almamalik 2011
18. Selain untuk menggambarkan proses suatu kegiatan, flow
chart juga dapat dibuat dalam bentuk:
1. Layout flow chart:
Menggambarkan kegiatan fisik yang terjadi dalam tata
ruang suatu organisasi. Digunakan untuk menganalisis
efisiensi gerak dari tiap personil dalam melaksakan suatu
kegiatan rutin. Disini yang digambar adalah arus gerak
petugas didalam denah suatu ruangan, misalnya proses
surat masuk.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
19. Lay out Flow Chart Pengelolaan Surat Menyurat.
Sekretaris Arsiparis
Tiket
Tata Usaha
Subbag.Umum
Lukmanulhakim Almamalik 2011
20. 1. Data Flow Chart
Menggambarkan alur suatu sistem dalam suatu organisasi
mulai dari mulainya terjadinya proses sampai keluarnya
keputusan, misalnya mulai masuknya laporan puskesmas
sampai keluarnya keputusan untuk tindak lanjut.
Data flowchart digunakan untuk menganalisis dan
merancang kembali suatu sistem dalam suatu organisasi.
Oleh karena itu, berlainan dengan flow chart yang
menggambarkan secara rinci tahapan dalam proses suatu
pekerjaan, data flow chart lebih bersifat garis besar yang
menggambarkan proses dari bagian ke bagian dan apa
pokok kegiatan yang dikerjakan dibagian itu. Rincian
tentang proses apa yang dikerjakan di tiap bagian tersebut
dibuat dalam lampiran yang terpisah.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
22. Data flow chart sistem pengelolaan SimPus di Tk.II.
Sistem pengelolaan Simpus di DKK.
Laporan Puskesmas
Subbag TU Ur. Reninfo Pengelola Program
− Koordinator menerima − Entri/rekap data − Koreksi data
laporan Puskesmas − Menyerahkan hasil entri ke − Mengolah & memanfaatkan
− Distribusi hasil entri ke koordinator data.
pengelola program − Menyimpan arsip hasil entri − Memberikan feedback dan
− Mengirim laporan ke tindak lanjut
Provinsi dan Pusat − Bimtek
Lukmanulhakim Almamalik 2011
23. Cara Pembuatan Flowchart
1. Tetapkan hal yang akan dianalisis.
2. Tetapkan awal dan akhir proses.
3. Tetapkan tingkat kerinciannya.
4. Gambarkan proses yang saat ini terjadi dan
proses yang ideal.
5. Bandingkan kedua flow chart tersebut dan
kenali tahap-tahap yang dapat ditingkatkan
efisiensinya.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
28. Diagram Sebab Akibat
(FISHBONE DIAGRAM)
Lukmanulhakim Almamalik
Fishbone (cause-and-effect) diagram:
Cause 1 Cause 2
Sub-causes
Problem
Sub-causes
Cause 3 Cause 4
Lukmanulhakim Almamalik 2011
29. Diagram Tulang Ikan
• Dinamakan fishbone diagram karena
bentuknya seperti tulang ikan.
• Disebut diagram sebab akibat karena
menggambarkan penyebab-penyebab yang
mengakibatkan timbulnya suatu masalah, atau
Ishikawa diagram sesuai nama penemunya.
• Fishbone diagram merupakan diagram yang
menggambarkan semua kemungkinan yang
menjadi penyebab dari timbulnya suatu
masalah.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
30. Manfaat Diagram Tulang Ikan
• Mengidentifikasi segala kemungkinan dari semua
aspek (determinan) yang diperkirakan menjadi akar
penyebab dari timbulnya suatu masalah.
• Dari flow chart yang telah dibuat sebelumnya, kita
dapat mengetahui pada tahap kegiatan mana
terjadi masalah, dan dengan fishbone diagram kita
mencoba mencari apa penyebab masalah tersebut.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
31. Cara Pembuatan Fishbone Diagram
• Karena yang paling mengetahui apa yang
menyebabkan masalah dalam melaksanakan suatu
proses adalah orang yang melaksanakan proses
tersebut, maka fishbone diagram dibuat dalam
suatu pertemuan yang melibatkan semua orang
yang terlibat dalam suatu proses, dan dengan
curah pendapat (brainstorming) mereka diminta
mengemukakan apa saja yang menjadi penyebab
dari masalah tersebut.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
33. Tahap pembuatan fishbone diagram
l Tetapkan masalah yang akan dibahas.
l Dari curah pendapat digali penyebab yang mungkin
menimbulkan masalah. Dalam hal ini semua penyebab
yang diajukan ditulis dalam sebuah daftar list tanpa diberi
komentar atau ditolak.
l Dari daftar list yang telah didapatkan, penyebab
masalah dikelompokan dan dibuatkan judul kelompok
(determinan). Jumlah kelompok tidak dibatasi, dapat
berupa kelompok fungsi manajemen (perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi); dapat berupa sumber daya
(man, money, material, method, machine, lingkungan);
atau dapat berupa tahapan dalam flow chart, dll.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
34. Diagram Sebab Akibat
Lingkungan
Manusia Metoda
Pernyataan
Masalah
Pengukuran
Material Mesin
Lukmanulhakim Almamalik 2011
35. 1. Gambar fishbone diagram dimana masalah ditulis di ujung
diagram (1) dan judul kelompok ditulis di tiap ujung cabang
‘duri’ (A,B,C,D, dst).
3. Masukkan daftar penyebab dari hasil curah pendapat ke
dalam kelompok yang sesuai, jika ada yang tidak dapat
tertampung dalam kelompok yang ada bikin kelompok baru.
Ada ketentuan disini:
Hal-hal yang dapat dibuktikan dengan data bahwa ia
menjadi penyebab masalah, diberi kotak.
Hal-hal yang diduga kuat menjadi penyebab masalah
tapi tak dapat dibuktikan dengan data diberi garis
bawah.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
36. l Penyebab masalah yang timbul karena ada
penyebab lain dibuatkan cabang kedua.
l Setelah diagram selesai dan setelah beberapa
hari ada staff yang menemukan penyebab baru,
penyebab baru tersebut dapat ditambahkan
dalam diagram.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
37. Fishbone diagram tidak hanya dapat digunakan
untuk mencari penyebab dari masalah yang ada
saat ini, tapi juga dapat untuk merencanakan
suatu hal yang ingin kita capai.
Dalam hal ini yang dicantumkan di ujung diagram
(1) adalah output yang kita inginkan, dan di cabang
duri adalah kemungkinan penyebab yang akan
menghambat pencapaian keinginan tersebut.
Dengan mengetahui sebelumnya kemungkinan
yang akan menghambat tercapainya tujuan, maka
waktu menyusun perencanaan sudah dimasukkan
langkah-langkah untuk mengatasinya.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
39. Pendahuluan
Suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi pada
umumnya disebabkan oleh lebih dari satu penyebab.
Dengan fishbone diagram dapat diinventarisasi hal-hal apa
saja yang mungkin menjadi penyebab dari suatu masalah yang
terkadang dapat mencapai puluhan hal.
Apakah kita akan mampu menghilangkan semua penyebab
tadi? Kalau tidak, lalu penyebab mana yang harus kita atasi
lebih dulu?
Untuk menjawab ini maka pareto chart yang dibuat secara
benar akan sangat membantu menetapkan pilihan hal mana
yang merupakan prioritas untuk diatasi.
Pareto diambil dari nama penemunya yakni orang Itali yang
bernama Vilfredo Pareto yang menemukan prinsip 80 – 20
yakni 80% dari masalah berasal dari 20% penyebab.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
40. Pengertian
Pareto chart adalah chart/diagram yang menggambarkan
penyebab masalah dalam bentuk bar chart berdasarkan
urutan dari penyebab yang paling besar ke yang paling kecil
andilnya dalam hal menimbulkan masalah.
Berarti disini penyebab harus yang dapat diukur besarannya.
KAIDAH PARETO
80/20
“80 % dari akibat (dampak pada munculnya
masalah) biasanya dapat didistribusikan
kepada 20 % penyebab.”
Lukmanulhakim Almamalik 2011
41. Manfaat Diagram Pareto
Untuk memilih penyebab mana yang perlu diatasi.
Sering pula terjadi dengan mengatasi satu penyebab, penyebab
yang lain akan hilang dengan sendirinya.
Penetapan urutan/ranking dengan cara menghitung berapa kali
(frekuensi) suatu hal menjadi penyebab timbulnya masalah dalam
periode waktu tertentu. Sebagai contoh dalam masalah pasien
yang harus menunggu lama yang paling sering dikarenakan
petugas yang belum siap, maka hal inilah yang menjadi prioritas
pertama untuk diatasi.
Penetapan ranking akan menjadi lebih kompleks kalau ‘bobot’ dari
penyebab tersebut berlainan. Pembobotan terjadi karena adanya
perbedaan besarnya pengaruh penyebab tersebut terhadap suatu
masalah.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
42. Untuk menghindari kesulitan dalam pembobotan
yang rumit, maka diusahakan memilih penyebab
yang kira-kira bobotnya sama.
Kalau terpaksa ada yang bobotnya berbeda, maka
penetapan bobot berdasarkan metode ‘Dalbeq’,
dimana setiap orang yang terlibat memberi bobot
secara terpisah, lalu dirata-rata.
Selanjutnya bobot tersebut dikalikan dengan
frekwensi kejadiannya menghasilkan nilai dari tiap
penyebab masalah.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
43. Chart
1. Membuat tabel yang terdiri dari kolom penyebab masalah
dan frekuensi kejadiannya dalam periode tertentu.
Penyebab masalah Banyaknya kejadian
1.
2.
3.
…
1. Urutkan tabel tersebut mulai dari yang nilainya terbanyak
ke yang terkecil.
2. Pindahkan data dalam tabel tersebut kedalam barchart.
3. Untuk penyebab yang nilainya kecil-kecil dapat dijadikan
satu dalam judul ‘Lain-lain’.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
44. Berikut contoh dari suatu studi yang mengamati
terjadinya ‘kejadian yang tak diharapkan’ (adverse event)
yang dialami pasien Rumah Sakit berdasarkan tempat
kejadian. Disini digunakan pembobotan yang berupa
tingkat pencegahan dari kejadian tersebut. Dengan
adanya pembobotan tadi maka penentuan prioritas tidak
lagi berdasarkan jumlah kejadian, tapi berdasarkan hasil
perkalian dari kejadian dan bobot yang dalam hal ini
berarti jumlah pasien yang dapat terhindar dari adverse
event jika penyebabnya dapat dihilangkan.
Kesulitannya adalah dalam menentukan bobotnya, yakni
tingkat pencegahan.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
45. Jumlah Tingkat Jumlah
Lokasi Adv.event pencegahan bisa dihindari
1 2 3 (Bobot) 4=2x3
Kamar Operasi 1077 43 % 463
Ruang perawatan 577 63 % 364
Poliklinik 200 65 % 130
UGD 56 77 % 43
Unit Obsgyn 87 45 % 39
Panti 41 68 % 28
Rumah pasien 56 46 % 26
ICU 23 61 % 14
Bagian lain RS. 40 33 % 13
ICCU 29 31 % 9
Radiology 22 23 % 5
Kamar mandi RS 4 75 % 3
Recovery Room 7 43 % 3
Therapy/Rehab 2 0% 0
Lukmanulhakim Almamalik 2011
46. Jumlah Pasien yang Dapat Terhidar
dari Adverse Events per Lokasi
100
1000
80
lah
60
ercent
Jum
500
40
P
20
0 0
n
rsi a ta ik ien
Ope raw l in D yn nt i as rs
ar pe lik sg hp he
Defect Ka
m an
g Po UG Ob Pa
um
a Ot
Ru R
Jumlah 463 364 130 43 39 28 26 47
Percent 40.6 31.9 11.4 3.8 3.4 2.5 2.3 4.1
Cum % 40.6 72.5 83.9 87.7 91.1 93.6 95.9 100.0
Lukmanulhakim Almamalik 2011
47. Dari pareto diatas dapat dilihat bahwa dengan
menghilangkan penyebab masalah hanya pada 3
dari 14 lokasi (21.43%), maka 83.9% adverse
events dapat dicegah.
Garis lengkung merupakan penjumlahan dari
persentase dari tiap penyebab, boleh tidak
digambar.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
48. Dari contoh diatas, masalah tersebut masih
merupakan masalah makro, yakni masalahnya RS,
belum sampai menemukan akar penyebab dari
masalah yang sesungguhnya. Untuk dapat mencari
akar permasalahan yang sebenarnya maka masing-
masing kepala dari ke 3 lokasi tersebut harus
kembali lagi membuat diagram alir, fishbone
diagram dan pareto chart yang lebih spesifik,
demikian seterusnya sampai akar dari penyebab
masalah dapat ditemukan untuk kemudian
dihilangkan atau diminimalkan.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
49. DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
Tanda panah
mengungkapkan
arah kausalitas
Level Air yang keterkaitan
Diinginkan + Posisi
Kran .
+ +
Gap Aliran Air
,
-
' Tanda Simpal (Loop)
mengungkapkan apakah
simpal merupakan simpal
positif (+) atau simpal
Level Air negatif (-)
Tanda panah Sekarang +
mengungkapkan arah
kausalitas keterkaitan dua
variabel bergerak dalam
arah yang sama atau dalam
arah yang berlawanan
R B
Lukmanulhakim Almamalik 2011
50. APA ITU DIAGRAM SIMPAL KAUSAL?
Merupakan suatu perangkat untuk menyatakan keterkaitan
dinamik dan hubungan sebab akibat antara berbagai
variabel yang ada dalam suatu sistem.
Diagram simpal kausal ini juga bermanfaat untuk
mengungkapkan umpan-umpan balik struktur-struktur
sistem.
KOMPONEN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
Variabel
Tanda panah (keterkaitan / link).
Lukmanulhakim Almamalik 2011
51. KOMPONEN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
Variabel
Variabel merupakan suatu kondisi, situasi, tindakan, atau keputusan yang
akan mempengaruhi, dan dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.
Variabel kuantitatif, seperti: profit, produktivitas, dan ketidakhadiran pekerja;
Variabel kualitatif, seperti: motivasi, kepercayaan masyarakat, reputasi, dan
sebagainya.
Tanda Panah (Keterkaitan/link)
Tanda panah mengindikasikan suatu pengaruh kausal (keterkaitan kausal)
langsung antara dua variabel.
Masing-masing keterkaitan kausal diberi tanda polaritas keterkaitan, positif
(+) atau negatif (-), untuk mengindikasikan bagaimana variabel terikat
(dependent) akan berubah ketika variabel bebas (independent) berubah.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
52. CONTOH DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
keterkaitan kausal polaritas
(causal link) keterkaitan
+ atau -
V1 V2
Contoh diagram kausal yang paling sederhana, terdiri dari dua
variabel V1 dan V2, dimana variabel V1 mempengaruhi
variabel V2 secara langsung.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
53. KEMUNGKINAN KETERKAITAN KAUSAL
Suatu keterkaitan kausal dari variabel V1 ke variabel V2
dikatakan positif (+), jika variabel V1 meningkat (menurun),
maka variabel V2 akan meningkat (menurun) di atas (di
bawah) dari apa yang seharusnya terjadi.
Sebaliknya ..............................................................................
.
Selain tanda positif (+) atau negatif (-), ada tanda atau
notasi lain yang seringkali digunakan untuk menyatakan
keterkaitan antara dua variabel, yaitu notasi ‘s’ atau ‘o’.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
54. CONTOH
+
Promosi Permintaan
+
Kualitas
Penjualan
Produk
-
Harga Permintaan.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
55. BEBERAPA CATATAN PENTING
Setiap keterkaitan harus merepresentasikan (apa yang
menjadi keyakinan kita tentang) keterkaitan antar variabel.
Arah dari keterkaitan antara dua variabel tidak selalu tetap.
Polaritas keterkaitan menjelaskan struktur sistem.
Polaritas keterkaitan tidak menjelaskan perilaku dari
variabel-variabel, ia menjelaskan apa yang akan terjadi jika
terdapat suatu perubahan.
Seringkali terjadi kekeliruan atau kesalahan logika dalam
membaca dan menginterpretasikan diagram kausal ini,
terutama pada pemakaian notasi ‘s’ dan ‘o’ dalam diagram
tersebut.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
56. KESALAHAN LOGIKA INTERPRETASI
S
S
Kelahiran R Populasi B Kematian
S O
Pernyataan bahwa “V1 dan V2 bergerak dalam arah yang
sama”, tidak secara umum adalah benar………….
Lukmanulhakim Almamalik 2011
57. SIMPAL KAUSAL
Suatu simpal kausal merupakan suatu perangkat
konseptual untuk menyatakan suatu proses dinamis dimana
rantai pengaruh dari suatu sebab dapat ditelusuri melalui
sekumpulan variabel-variabel yang berkaitan sampai
kembali ke penyebab asalnya.
Sekelompok variabel yang saling terkait dikatakan
membentuk suatu simpal kausal (satu lingkaran penuh) jika
variabel-variabel tersebut secara bersama-sama
membentuk suatu pola yang tertutup. Suatu simpal tidak
perlu berbentuk lingkaran, akan tetapi ia harus membentuk
suatu pola yang tertutup dari suatu variabel awal kembali ke
variabel tersebut.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
58. SIMPAL KAUSAL
Secara teoritik, berbagai variabel dalam suatu simpal
kausal dapat kita jadikan sebagai variabel awal.
Bagaimana pun, suatu variabel kita pilih menjadi variabel
awal karena adanya suatu kondisi atau tindakan-tindakan
kunci tertentu yang membuat variabel tersebut baik
sebagai variabel awal.
Setiap simpal kausal menjelaskan suatu cerita atau harus
mempunyai arti. Cerita ini memperlihatkan bagaimana
pengaruh-pengaruh tersebut pada akhirnya sampai pada
penyebabnya, atau bagaimana akhir dari suatu cerita
sampai pada maknanya.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
59. CONTOH SIMPAL KAUSAL
+ Pangsa Pasar
+
Reputasi
+ Pendapatan
R
Kualitas +
Keuntungan
+
Kapasitas untuk +
pelatihan / program
peningkatan
Lukmanulhakim Almamalik 2011
60. POLARITAS
KETERKAITAN
+ Pangsa Pasar
+
S Reputasi
+ Pendapatan
S
Kelahiran R Populasi B Kematian R
S O Kualitas +
Keuntungan
+
Kapasitas untuk +
pelatihan / program
peningkatan
Cara mencari Polaritas Keterkaitan
• Telurusi simpal tahap demi tahap (variabel demi variabel) dan hitung
kembali pengaruh dari masing-masing varibel terhadap variabel
berikutnya sampai simpal tersebut selesai (kembali pada variabel awal).
• Hitung jumlah tanda negatif ‘-’ atau notasi ‘o‘ dalam simpal.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
61. KETERTUNDAAN
• Untuk menambah informasi dari suatu diagram simpal kausal
ditambahkan tanda delay (ketertundaan).
• Kapanpun terdapat suatu indikator ketertundaan dalam suatu
panah, ia mengindikasikan bahwa terdapat suatu
ketertundaan signifikan dalam perilaku sistem. Diagram
kausal seharusnya memasukkan ketertundaan, sehingga
penting untuk hipotesis dinamik atau signifikan terhadap
horison waktu.
tanda ketertundaan
.
+
Harga Persediaan
Lukmanulhakim Almamalik 2011
62. PENAMAAN DAN PENOMORAN SIMPAL
• Jika terdapat lebih dari satu simpal, maka setiap
simpal perlu diberi nama dan nomor urut.
• Tujuannya adalah untuk membantu memudahkan
pembaca mengikuti rangkaian jejaring dari setiap
simpal.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
63. KETERANGAN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
Tanda panah
mengungkapkan
arah kausalitas
Level Air yang keterkaitan
Diinginkan + Posisi
Kran .
+ +
Gap Aliran Air
,
-
' Tanda Simpal (Loop)
mengungkapkan apakah
simpal merupakan simpal
positif (+) atau simpal
Level Air negatif (-)
Tanda panah Sekarang +
mengungkapkan arah
kausalitas keterkaitan dua
variabel bergerak dalam
arah yang sama atau dalam
arah yang berlawanan
R B
Lukmanulhakim Almamalik 2011
64. DIAGRAM SIMPAL KASUS PEMASARAN
Variabel/
Order yang Efektivitas
elemen dipesan penjualan Polaritas
Perekrutan keterkaitan
tenaga penjual R1 B1
Order Daya tarik
produk
Usaha backlog Persepsi
Pemasaran -
Pasar
Pendapatan
Rata-rata
Polaritas pengiriman
Penundaan
- pengiriman
Simpal (loop) -
Nama
B2
Kapasitas simpal
Investasi
produksi Modal Tekanan untuk
menambah kapasitas
-
Tanda delay DD goal
(ketertundaan) manajemen
Lukmanulhakim Almamalik 2011
65. DIAGRAM INTERAKSI POPULASI-MAKANAN
Kelahiran R1 B1
Populasi
Kematian
Fraksi
-
Fraksi kematian
Kelahiran normal
B4 B2
Konsumsi Fraksi
Kematian
Konsumsi Normal
per kapita - -
Makanan B3 -
Makanan per
kapita
R2
Fraksi
Regenerasi
regenerasi
Lukmanulhakim Almamalik 2011
66. DIAGRAM SIMPAL KORUPSI
+
+ Kontrol
Kerugian
Negara
Tekanan +
Masyarakat +
+
-
Korupsi
Ketidakpuasan
Masyarakat +
Pemberian
+
+ Gratifikasi
+
+
Degradasi
Pelayanan
-
Masyarakat Suap
+
Lukmanulhakim Almamalik 2011
67. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
Tentukan tujuan dan sasaran yang jelas ketika kita
akan membangun diagram simpal kausal. Kumpulkan
informasi, definisikan dan nyatakan batas sistem.
Data yang umumnya digunakan oleh seorang pemodel
untuk membangun hipotesis dinamik berasal dari
wawancara dan diskusi dengan orang dalam
organisasi.
Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk
mendapatkan data dari anggota organisasi termasuk
survey, wawancara, observasi, studi literatur, dan lain
sebagainya.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
68. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
Nama variabel seharusnya menggunakan kata benda
atau frasa kata benda . Hindarkan penggunaan kata
kerja atau frasa tindakan, karena tindakan ini akan
disampaikan dalam tanda panah. Identifikasi unit satuan
dari variabel-variabel dalam diagram simpal kausal
tersebut, jika memungkinkan.
Salah Benar
+ +
Biaya Harga Biaya Harga
meningkat meningkat
Lukmanulhakim Almamalik 2011
69. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
Pikirkan variabel-variabel dalam diagram simpal
kausal yang dibangun sebagai kuantitas yang
dapat naik atau turun, tumbuh atau berkurang.
Salah. Benar.
+ +
Penghargaan Keadaan Penghargaan. Kebahagiaan
Pikiran
Lukmanulhakim Almamalik 2011
70. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
Pilihlah suatu nama variabel yang memiliki
konotasi yang lebih positif.
Salah Benar
+ +
Permintaan Penyusutan Permintaan. Pertumbuhan
Lukmanulhakim Almamalik 2011
71. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
Pikirkan kemungkinan adanya konsekuensi yang tidak
diinginkan, seperti hasil (outcome) yang diharapkan untuk
setiap rangkaian tindakan yang terlibat dalam diagram.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
72. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
Semua simpal keseimbangan merupakan proses yang
menuju suatu sasaran. Cobalah untuk membuat sasaran-
sasaran yang lebih eksplisit yang menggerakkan simpal.
Salah Benar
Kualitas Kualitas Kualitas
Produk Produk. Produk yang
+ + diinginkan
-
+
B1 B2 Gap dalam
Kualitas
Program - Program
+
Peningkatan Peningkatan
Kualitas Kualitas.
Lukmanulhakim Almamalik 2011
73. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
Bedakan antara keadaan variabel yang dipersepsikan
dengan keadaan variabel yang nyata/aktual
Lukmanulhakim Almamalik 2011
74. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
Jika suatu variabel mempunyai konsekuensi ganda, mulailah
dengan mengumpulkannya ke dalam satu istilah, sementara
itu menyelesaikan terlebih dahulu sisa simpalnya.
+
Stres. B Strategi
- Penganggulangan
Lukmanulhakim Almamalik 2011
75. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
Tindakan-tindakan yang diambil hampir selalu mempunyai
konsekuensi jangka panjang dan jangka pendek yang
berbeda. Gambarkan loop-loop yang lebih lebar ketika loop-
loop tersebut prosesnya meningkat dari jangka pendek ke
jangka panjang.
+
Pemakaian
Stres B alkohol
-
-
-
R
Kesehatan
Produktivitas
Lukmanulhakim Almamalik 2011
76. PANDUAN MEMBUAT DIAGRAM SIMPAL
Jika dalam suatu keterkaitan di antara dua keadaan
(variabel) membutuhkan keterangan yang lebih agar menjadi
jelas, definisikan kembali variabel-variabel tersebut atau
sisipkan beberapa variabel tambahan di antara kedua
variabel yang telah dinyatakan sebelumnya.
+
Permintaan Kualitas
+ -
Tekanan
Permintaan. Kualitas.
Produksi
Lukmanulhakim Almamalik 2011
77. MEMBANGUN DIAGRAM SIMPAL
KAUSAL
Variabel
Cerita/Permasalahan/
Data Asumsi- Topik yang akan
asumsi dipelajari/dipecahkan
Keterkaitan
antar variabel
Buat
Lukmanulhakim Almamalik 2011
Loop
78. MEMBANGUN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
1. Cerita/Topik/ Tentukan topik/cerita/ Topik:
Permasalahan permasalahan yang akan
dijelaskan/diselesaikan
a. Sub-sub Jika diperlukan topik/ Sub topik:
Topik cerita/permasalahan dibagi lagi ke dimensi-dimensi
dalam sub-sub topik D1 , D2, D3, .., Dn
2. Variabel Identifikasi variabel-variabel yang D1 : v11, v12, v13,., v1m
terlibat (mempunyai sense D2 : v21, v22, v23,., v2m
perubahan (naik/turun)) Dm : vn1, vn2, vn3,., vnm
3. Keterkaitan Buat keterkaitan antar variabel V11 v12
antar (dan beri tanda +/-, s/o) v12 v13
variabel V13 v14
4. Buat Loop Apakah keterkaitan variabel
membentuk suatu loop? v12 v21
-
Jika membentuk loop beri tanda v11 R v13
B
R,B v14 v22
v23
Lukmanulhakim Almamalik 2011
79. MEMBANGUN DIAGRAM SIMPAL KAUSAL
Langkah 1: Tulis permasalahan atau isu di tengah
X
Langkah 2: Sekarang tanya, ”Mengapa kita mempunyai
permasalahan ini?” . Cari paling tidak tiga alasan.
A
B X
C
Lukmanulhakim Almamalik 2011
80. Langkah 3: Sekarang tanya, ”Apa konsekuensi dari
permasalahan dikaitkan dengan kontribusi faktor-faktor
sebelumnya?” . Cari tidak tiga kemungkinan konsekuensi.
A W
B X Y
C Z
Lukmanulhakim Almamalik 2011
81. Langkah 4: Sekarang coba identifikasi hubungan antara
konsekuensi (akibat) dan faktor-faktor kontribusi (penyebab).
Ulangi dari langkah 3 ke langkah 2
A W
B X Y
C Z
D M
Lukmanulhakim Almamalik 2011