SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
i
KUMPULAN ARTIKEL
1. KONTRADIKSI DAN TITIK TEMU ANTARA EKOSENTRISME DAN
ANTROPOSENRISME
2. PERAN SOSIOLOGI LINGKUNGAN DAN EKOLOGI MANUSIA DI
DALAM KONSEP DAN IMPLEMENTASI SUSTAINABLE
DEVELOPMENT
3. DETERMINISME KARAKTERISTIK LINGKUNGAN ALAM TERHADAP
CORAK INTERAKSI KOMUNITAS
Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Sosiologi
Lingkungan
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : LINA FEBRIANI
NIM : L1C018050
Prodi/Kelas : SOSIOLOGI/B
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MATARAM
2021
i
DAFTAR ISI
KONTRADIKSI DAN TITIK TEMU EKOSENTRISME DAN
ANTROPOSENTRISME PADA PEMBANGUNAN
KEK MANDALIKA LOMBOK
ABSTRAK .................................................................................................................1
A. PENDAHULUAN ...............................................................................................2
B. PEMBAHASAN..................................................................................................4
1) Konsep Etika Ekosentrisme dan Antroposentrisme pada Pembangunan
dan Pengelolaan Lingkungan
2) Bagimana Kontradiksi Antara Etika Ekosentrisme dengan
Antroposentrisme Pada Pembangunan KEK Mandalika Lombok
C. PENUTUP...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................9
KEBIJAKAN LARANGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DI BALI
SEBAGAI IMPLEMENTASI EKOLOGI MANUSIA UNTUK SUSTAINABLE
DEVELOPMENT
ABSTRAK .................................................................................................................10
A. PENDAHULUAN ...............................................................................................11
B. PEMBAHASAN..................................................................................................14
1) Konsep Ekologi Manusia dalam Sustainable Development
2) Larangan Penggunaan Kantong Plastik di Bali sebagai Implementasi
Sustainable Development
C. PENUTUP...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................20
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DAN CORAK INTERAKSI MASYARAKAT
KAWASAN PEMUKIMAN KAKI GUNUNG RINJANI
SEMBALUN
ABSTRAK ................................................................................................................21
A. PENDAHULUAN ...............................................................................................22
ii
B. PEMBAHASAN..................................................................................................23
1) Pengaruh Karakteristik Lingkungan Terhadap Corak Interaksi Masyarakat
2) Bagaimana Corak Interaksi Masyarakat di Kawasan Kaki Gunung Rinjani
C. PENUTUP...........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................28
1
KONTRADIKSI EKOSENTRISME DAN ANTROPOSENTRISME
PADA PEMBANGUNAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)
MANDALIKA LOMBOK
Lina Febriani
Universitas Mataram
Abstrak
Pembangunan ini juga dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan alternatif yang
lebih banyak kepada masyarakat untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya
dalam berbagai bidang. Secara umum pembangunan dibedakan menjadi dua yakni
pembangunan fisik dan pembangunan nonfisik. Umumnya pembangunan fisik maupun
nonfisik ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam bidang
ekonomi maupun sosial. Salah satu bentuk pembangunan yang mmanfaatkan potensi
suatu wilayah untuk kesejahteraan masyarakatnya adalah pembangunan daerah
pariwisata. Pariwisata dipandang sebagai sebuah kegiatan yang mempunyai
multidimensi dari suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata
menyangkut aspek sosial budaya, aspek ekonomi dan politik. Pembangunan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) merupakan salah satu bentuk dari pembangunan infrastruktur
di bidang pariwisata. Ini sebagai bentuk upaya mensejahterakan kehidupan masyarakat,
khususnya masyarakat sekitar pembangunan proyek KEK tersebut. Selain membawa
dampak positif pembangunan ini juga membawa dampak negative bagi masyarakat itu
sendiri dan bagi lingkungan. Ini dapat dilihat dari kontradiksi antara etika ekosentrisme
dan antroposentrisme yang terus menjadi sorotan sampai detik ini. Etika Ekosentrisme
atau yang juga dikenal dengan konsep Deep Ecology merupakan etika yang
menekankan pada interaksi manusia dengan seluruh mahluk kehidupan yang ada di
muka bumi. Sedangkan etika antroposentris memandang bahwa manusialah yang
menjadi pusat alam semesta. Manusia dianggap memiliki kedudukan tertinggi di alam
semesta, sehingga dibebaskan untuk memanfaatkan alam semesta untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka.
Kata kunci: Pembangunan, Kawasan Ekonomi Khusus, Etika Ekosentrisme-
Antroposentrisme
2
A. PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan usaha terencana yang dilakukan oleh pemerintah suatu
Negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pembangunan ini juga
dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak kepada
masyarakat untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam berbagai bidang.
Sedangkan menurut sondang P.Siagian (2008) pembangunan merupakan suatu
rangkaian usaha untuk mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana serta
sadar, yang di tempuh oleh suatu negara menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa.
Secara umum pembangunan dibedakan menjadi dua yakni pembangunan fisik dan
pembangunan nonfisik. Pembangunan fisik adalah pembangunan yang bisa dirasakan
langsung oleh masyarakat. Salah satu contoh pembangunan fisik adalah pembangunan
infrastruktur. Sedangkan, pembangunan nonfisik adalah pembangunan yang berasal dari
dorongan masyarakat suatu daerah. Salah satu contoh dari pembangunan nonfisik ini
adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Umumnya pembangunan fisik maupun nonfisik ini bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial. Setiap proyek
pembangunan sejatinya harus memperhatikan dampaknya bagi masyarakat sekitar,
Negara itu sendiri maupun Negara lain dalam lingkup internasional untuk kondisi
kehidupan yang lebih baik secara material, sosial maupun spiritual.
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan salah satu bentuk dari
pembangunan infrastruktur di bidang pariwisata. Ini sebagai bentuk upaya
mensejahterakan kehidupan masyarakat, khususnya masyarakt sekitar pembangunan
proyek KEK tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, KEK Mandalika Lombok
menjadi sorotan dunia internasional, karena menjadi tujuan proyek pembangunan KEK
sekaligus lokasi di selenggarakannya perhelatan akbar MotoGP. Acara yang rencananya
akan diselenggarakan tahun ini resmi diundur tahun depan karena pandemi covid-19.
yang sedang melanda dunia Dalam hal ini pemerintah mempunyai wewenang tertinggi
untuk melakukan pembangunan pada daerahnya, sehingga pembangunan KEK ini
biasanya selalu disesuaikan dengan potensi dari masing-masing daerah. Hal ini
ditegaskan dalam Bab III Pasal 5 dalam UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan
3
Ekonomi Khusus yang intinya bahwa KEK dapat diusulkan kepada Dewan Nasional,
oleh Badan Usaha, dan Pemerintah setempat.
Karena kawasan Kuta ini sudah menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Lombok
dan sudah terkenal sampai ke mancanegara, maka KEK Mandalika ini dirasa memiliki
potensi yang besar untuk menjadi destinasi wisata yang lebih dikenal lagi di mata dunia.
Secara umum di Indonesia, terdapat 12 lokasi di seluruh Indonesia termasuk di Lombok,
Nusa Tenggara Barat yang kita kenal dengan nama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Mandalika. Pada bulan Oktober 2017 lalu Presiden Jokowi meresmikan proyek tersebut
yang berlokasi di Pantai Kuta dan melanjutkan beberapa proyek pembangunan disekitar
kawasan tersebut. Menteri Koordinator bidang Perekonomian menyebutkan, sebanyak
Rp 4,1 triliun atau 31,54% dari komitmen investasi terealisasi. Akan ada pariwisata
unggulan pemerintah memanjakan wisatawan lokal maupun mancanegara. KEK
Mandalika ini memadukan kearifan lokal dengan keindahan alam NTB untuk
ditawarkan kepada para wisatawan demi memajukan peekonomian masyarakat.
Pembangunan KEK Mandalika ini mencakup berbagai bentuk perekonomian dan
berimpilkasi bagi sejumlah pihak diantaranya pemerintah pusat, pemerintah daerah,
investor dan masyarakat lokal yang menjadi pekerja di proyek pembangunan tersebut.
Karena pembanguna KEK Mandalika ini adalah pembangunan yang memadukan
kearifan lokal masyarakat dengan keindahan alam, maka masyarakat harus ikut serta
dalam perencanaan pembangunan tersebut demi tercapainya pembangunan yang sesuai
dengan kebutuhan dan tipe masyarakat.
Pariwisata dipandang sebagai sebuah kegiatan yang mempunyai multidimensi dari
suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial
budaya, aspek ekonomi dan politik. Sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa
Penyelenggaraan Kepariwisataan ditunjukkan untuk meningkatkan pendapatan nasional
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan
memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan
daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di
Indonesia serta mamupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar
bangsa. Selain tujuan-tujuan tersebut, pembangunan juga harus memperhatikan aspek
keseimbangan lingkungan. Maka dari itu dalam artikel ini penulis akan membahas
4
tentang kontradiksi antara ekosentrisme (kepentingan seluruh organisme dan
anorganisme di muka bumi) dengan antroposentrisme (kepentingan manusia).
Berangkat dari uraian diatas, maka pada bagian selanjutnya akan dibahas tentang 1)
Bagaimana kontradiksi antara ekosentrisme dengan antroposentrisme pada
pembangunan KEK Mandalika Lombok? 2) Bagaimana implikasi dari titik temu kedua
konsep tersebut dalam pembangunan KEK Mandalika?
A. PEMBAHASAN
1. Konsep Etika Ekosentrisme dan Antroposentrisme pada Pembangunan dan
Pengelolaan Lingkungan
Etika Ekosentrisme atau yang juga dikenal dengan konsep Deep Ecology
merupakan etika yang menekankan pada interaksi manusia dengan seluruh mahluk
kehidupan yang ada di muka bumi. Etika ini memandang bahwa alam mempunyai nilai
tersendiri dan berhak diperlakukan secara bermoral. Seluruh organisme dana
anorganisme dinilai mempunyai hak untuk hidup an mempertahankan hidupnya di alam
semesta ini. Maka dari itu manusia dituntut untuk menjaga alam dan segala isinya.
Menurut etika ini, hal yang paling penting adalah tetap bertahannya semua yang hidup
dan yang tidak hidup sebagai komponen ekosistem yang sehat, seperti halnya manusia,
semua benda kosmis memiliki tanggung jawab moralnya sendiri (J. Sudriyanto,
1992:243). Etika ekosentris bersifat holistik, lebih bersifat mekanis atau metafisik.
Terdapat lima asumsi dasar yang secara implisit ada dalam perspektif holistik ini, J.
Sudriyanto (1992:20) menjelaskan: Segala sesuati itu saling berhubungan. Keseluruhan
merupakan bagian, sebaliknya perubahan yang terjadi adalah pada bagian yang akan
mengubah bagian yang lain. Jika terdapat banyak perubahan yang terjadi maka akan
terjadi kehancuran ekosistem.
Untuk merealisasikan etika lingkungan menurut etika ini, maka diperlukan
kerjasama dan komitmen yang baik antar maasyarakat untuk sama-sama bersinergi
dalam gerakan menjaga alam. Oleh karena itu implikasi dari etika ini harus melibatkan
semua kelompok masyarakat untuk sama-sama membangun budaya baru, etika baru,
gaya hidup baru, gerakan kearfian untuk menjaga dan merawat bumi ini sebagai sebuah
rumah yang nyaman untuk ditempati. Budaya, etika dan gaya hidup baru tersebut tentu
tidak boleh menyalahi etika lingkungan yang ada. Dengan begitu budaya baru dan etika
5
baru tersebut dapat diajarkan dan diwariskan dari orang ke orang, kelompok ke
kelompok sampai generasi ke generasi. Ini menjadi sikap masyarakat untuk
menghindari berbagai ancaman krisis ekologi di masa depan. Karena itu gerakan
menjaga alam dinilai sebagai sebuah keharusan moral bagi setiap mahluk hidup dimuka
bumi ini tanpa terkecuali.
Berbanding terbalik dengan etika ekosentris, etika antroposentris memandang
bahwa manusialah yang menjadi pusat alam semesta. Manusia dianggap memiliki
kedudukan tertinggi di alam semesta, sehingga dibebaskan untuk memanfaatkan alam
semesta untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dalam etika ini dinilai terdapat
beberapa kesahalan yakni, etika ini memandang manusia sebagai pusat alam semesta
dan hanya menusia yang mempunyai nilai, sehingga alam semesta dan isinya dinilai
sebagai alat pemenuh kebutuhan hidup manusia. Manusia dianggap bukan bagian dari
alam, namun dimaknai sebagai pengontrol dan penguasa sehingga boleh melakukan apa
saja terhadap alam. Cara pandang seperti ini akhirnya melahirkan sikap eskploratif
manusia tanpa mempedulikan alam dan seisinya.
Karena dianggap bukan bagian dari alam, manusia dimaknai hanya sebagai mahluk
sosial yang eksistensinya hanya berada di lingkup komunitas sosialnya saja. Manusia
tidak dilihat sebagai mahluk ekologis yang identitasnya juga ikut terbentuk oleh alam.
Inilah yang menjadi asal usul dari terbentuknya etika yang membentuk konsep
perlakuan etis terhadap alam yakni etika ekosentris. Itulah mengapa dalam beberapa
pembahasan, kontradiksi ekosentrisme-antroposentrisme ini sering menjadi sorotan.
2. Bagimana Kontradiksi Antara Etika Ekosentrisme dengan Antroposentrisme
Pada Pembangunan KEK Mandalika Lombok
Terletak dibagian selatan pulau Lombok, KEK Mandalika ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014 untuk menjadi KEK Pariwisata. Dengan
luas area sebesar 1.035,67 Ha dan menghadap Samudera Hindia. KEK Mandalika
diharapkan dapat mengakselerasi sektor pariwisata berbagai daerah di Provinsi Nusa
Tenggara Barat, khususnya daerah Lombok Tengah. Kawasan ini berjarak 16 km dari
Bandara Internasional Lombok, 55 km dari pelabuhan Lembar, dan 45 km dari kota
Mataram yang merupakan ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada Oktober 2017
lalu, Presiden Jokowi meresmikan proyek tersebut yang berlokasi di Pantai Kuta dan
6
melanjutkan proyek lainnya yang belum selesai disekitar kawasan tersebut. Menteri
Koordinator bidang Perekonomian menyebutkan bahwa sebanyak Rp 4,1 triliun atau
31,54% dari komitmen investasi sudah terealisasi. Akan ada pariwisata unggulan yang
akan memanjakan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dengan ditetapkannya kawasan Kuta Mandalika ini sebagai KEK, telah membawa
berbagai manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar kawasan tersebut.
Manfaat tersebut diantaranya adalah terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat karena
telah banyak di bangun hotel, villa, homestay, restoran, pusat perbelanjaan, tempat
hiburan dan lain sebagainya. Secara bertahap sekitar lima tahun kedepan, proyek ini
diperkirakan akan menyerap setidaknya 5000 tenaga kerja local. Selain itu, pihak ITDC
juga mengoptimalkan peran UMKM disekitar kawasan tersebut untuk
mendorongpertumbuhan industry dan pembisnis local. Dengan begitu masyarakat local
akan merasakan dampak psoitifnya yakni meningkatnya perekonomian masyarakat di
kawasan Kuta. Selain itu, manfaat lain yang bisa dirasakan masyarakat sekitar adalah
banyaknya fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, fasilitas kesehatan dan
berbagai fasilitas umum lainnya yang bisa dinikmati masyarakat dan para wisatawan.
Meskipun telah banyak membawa pengaruh positif, sampai saat ini pro dan kontra
terus mengalir di berbagai kalangan masyarakat terkait pembangunan KEK Mandalika
ini, karena telah banyak membabat hutan, bukit dan daerah pegunungan yang ada di
Lombok Tengah untuk dibangun berbagai fasilitas. Jika dilihat dari aspek lingkungan,
tentu ini akan membawa dampak negatif, karena lahan hijau akan berkurang drastis.
Lahan hijau, baik hutan, bukit maupun daerah pegunungan ini tentu sangat sudah
membawa manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat sebelum adanya pembangunan
KEK ini. Banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan-lahan tersebut untuk bertani,
beternak dan lain sebagainya. Selain fungsinya untuk masyarakat, lahan hijau ini juga
berfungsi untuk menyerap polusi udara dan menangkal banjir.
Sehingga ada tudingan bahwa pembangunan KEK Mandalika ini telah
mengekploitasi alam dengan merebut lahan masyarakat umum dan masyarakat adat.
Karena banyak dari masyarakat adat yang tidak mau melepas tanahnya begitu saja untuk
para investor. Tak hanya masyarakat adat, masyarakat umum yang terdiri dari petani
dan nelayanpun mengalami hal yang sama. Rumah dan ladang mereka tidak luput dari
penawaran para investor. Para pedagang kaki lima juga mengalami dampak buruk dari
7
pembangunan KEK Mandalika ini, karena terdapat larang untuk berjualan di sekitar
pantai kuta bagi para pedagang asongan dan pedagang kaki lima.
Lebih lanjut musibah banjir yang baru-baru ini terjadi di desa Kuta juga dikaitkan
dengan pembangunan KEK Mandalika. Wahana Lingkungan (Wahli) NTB menuntut
adanya kajian ulang terkait Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) kawasan Mandalika.
Diduga banjir tersebut disebabkan oleh buruknya penanganan dampak lingkungan
dikawasan Mandalika. Banjir ini kemudian juga menimbulkan dampak lain yakni krisis
air bersih. Ada beberapa desa yang sangat sulit menemukan air bersih karena selain
tercampur lumpur akibat banjir, air juga tercampur air laut, sehingga tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Tak hanya dampak lingkungan seperti diatas, pembangunan KEK Mandalika ini
juga membawa dampak sosial bagi masyarakat. Sehingga dalam beberapa tahun sejak
ditetapkannya Mandalika sebagai KEK oleh Presiden Jokowi, telah muncul berbagai
permasalahan seperti aksi protes dari masyarakat yang menganggap telah dirugikan dan
tidak diperhatikan oleh Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) selaku
penggarap proyek KEK ini, konflik perebutan lahan oleh masyarakat dengan pihak
ITDC, konflik sosial masyarakat adat dan masih banyak lagi. Melihat adanya dampak
lingkungan dan dampak sosial tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini telah
terjadi kontradiksi antara ekosentrisme dan antroposentrisme yang masing-masing
membawa kepentingan ekonomi dan kepentingan lingkungan.
Dari pemaparan diatas dapat kita lihat bahwa terapat kontradiksi antara etika
ekosentrime dengan antroposentrisme. Dari sudut pandang ekosentrisme dapat kita lihat
bahwa dalam pembangunan KEK Mandalika ini telah dipersiapkan dengan matang
Amdal nya untuk meminimalisir dampak lingkungan yang mungkin akan timbul. Ini
menandakan bahwa selain untuk kepentinganya sendiri, manusia juga masih
memikirkan dampak dari tindakan pemanfaatan alam yang mereka lakukan untuk alam
semesta. Sedangkan dari sudut pandang antroposentrisme dapat kita simpulkan bahwa
dalam hal ini manusia telah memanfaatkan alam secara besar-besaran (eksploitatif)
untuk kepentingan mereka, khususnya kepentingan ekonomi. Pembangunan KEK
Mandalika ini menunjukan bahwa mausia telah memanfaatkan alam untuk kepentingan
mereka sendiri. Meskipun sudah dilakukan upaya yang maksimal untuk meminimalisir
8
dampak lingkungan, namun tetap saja dampak seperti banjir dan lain sebagainya tetap
muncul.
B. PENUTUP
Pembangunan merupakan usaha terencana yang dilakukan oleh pemerintah suatu
Negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pembangunan ini juga
dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak kepada
masyarakat untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam berbagai bidang.
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan salah satu bentuk dari
pembangunan infrastruktur di bidang pariwisata. Ini sebagai bentuk upaya
mensejahterakan kehidupan masyarakat, khususnya masyarakt sekitar pembangunan
proyek KEK tersebut.
Pembangunan KEK Mandalika ini membawa dampak positif bagi masyarakat
khususnya dalam bidang ekonomi. Namun juga membawa dampak negative bagi
lingkungan, yakni kurangnya lahan hijau seperti perbukitan, pegunungan, hutan dan
lain sebagainya sehingga daya serap air menjadi rendah yang pada akhirnya berdampak
banjir. Dari dampak positif dan negatif tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
pembangunan KEK Mandalika ini terdapat kontradiksi etika lingkungan ekosentrisme
dengan antroposentrisme. Titik temu dari kontradiksi ini dapat dilakukan dengan terus
memaksimalkan upaya meminimalisir dampak lingkungan, tidak hanya memikirkan
tentang kemajuan dari proyek tersebut, tetapi juga harus memikirkan dampaknya untuk
alam dalam jangka panjang.
9
Daftar Pustaka
Keraf, S. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Buku Kompas.
Firmansyah, R. 2019. Dampak Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Kuta Pujut Lombok Tengah Nusa Tenggara
Barat. Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Haryono, S. 2020. Kontestasi Antroposentrisme-Ekosentrisme Pada Masuknya Investasi
Sawit Di Laman Satong, Ketapang, Kalimantan Barat. Tesis, Medan:
Universitas Sumatera Utara.
https://www.kataknews.com/2018/12/pengembangan-mandalika-diduga-tak
https://travel.detik.com/advertorial-news-block-travel/d-3694178/itdc-optimis-kek-
mandalika-beri-dampak-positif-ekonomi-masyarakat
https://travel.kompas.com/read/2017/10/21/163700727/kawasan-ekonomi-khusus-
mandalika-apa-istimewanya-?
https://kek.go.id/kawasan/Mandalika
10
KEBIJAKAN LARANGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DI BALI
SEBAGAI IMPLEMENTASI EKOLOGI MANUSIA UNTUK SUSTAINABLE
DEVELOPMENT
Lina Febriani
Universitas Mataram
abstrak
Sustainable development adalah suatu konsep yang lahir sebagai respon terhadap
berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi dewasa ini. Selain mengancam kehidupan
manusia kerusakan lingkungan ini juga akan mempengaruhi kelangsungan hiduo
seluruh organisme dan anorganisme yang ada di muka bumi ini. Oleh sebab itu
pembangunan dalam bentuk apapun yang bertujuan untuk emningkatkan kesejahteraan
masyarakat suatu negara dalam berbagai bidang harus pula memperhatikan aspek
keselamatan ligkungan. Pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengabaikan hak generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Terdapat berbagai implementasi untuk dapat mewujudkan pembangunan yang
menyeimbangkan aspek ekonomi dan sosial serta lingkungan. Salah satunya adalah
dengan mengurangi produksi sampah plastik, karena merupakan salah satu kontributor
penyebab kerusakan lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk
menghambat keruskaan yang lebih besar lagi. Tindakan manusia dalam
menyeimbangkan pemanfaatan alam untuk kepentingan mereka dan juga
untukkeselamatan alam itu sendiri. Konsep ekologi ini diharapkan dapat
menyeimbangkan antara kontribusi terhadap peningkatan kualitas alam dan
terpenuhinya kebutuhan manusia agar tidak terjadi kemerosotan kualitas alam yang
permanen. Disisi lain alam dimanfaatkan secara besar-besaran karena merupakan
sumber pendapatan tertinggi kedua Negara setelah minyak dan gas bumi. Tak dapat
dipungkiri hal tersebut telah membuat kerusakan lingkungan yang pada akhirnya
menimbulkan kerugian juga bagi Negara sendiri. Untuk menyeimbangkan keduanya,
perlu adanya hubungan timbal balik yang baik antara manusia dan alam. Hal tersebut
dapat dijelaskan dengan konsep ekologi manusia.
Keywords: Sustainable development, Ekologi Manusia, Larangan Kantong Plastik
11
A. PENDAHULUAN
Pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development sebenarnya sudah
menjadi perbincangan dan perdebatan mengenai pembangunan berkelanjutan yang
diawali oleh terbitnya Brundtland Report pada tahun 1980, semakin diintensifkan
dengan Konferensi PBB demi tercapainya penanggulangan dan perbaikan dari
kerusakan lingkungan yang sudah banyak terjadi di berbagai belahan dunia. Prinsip
dari pembangunan berkelanjutan ini adalah pembangunan yang mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan menyeimbangkan
peran keduanya. Itu berarti pembangunan berkelanjutan ini mengandung arti sebuah
pembangunan yang memperhatikan dan mempertimbangkan aspek lingkungan.
Menurut UU Nomor 32 Tahun 2009 pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar
dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi kedalam
strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan.
Perkembangan dunia dalam segala aspek telah membawa peradaban bagi manusia,
yang akhirnya menyebabkan dewasa ini manusia menjadi mahluk yang kapitalistik,
konsumtif dan eksploratif. Sifat-sifat tersebut telah mendorong manusia menjadi
menjadi serakah terhadap Sumber Daya Alam (SDM) yang ada tanpa memikirkan dan
mempetimbangkan aspek keselamatan lingkungan dan manusia itu sendiri. Karena
alam merupakan rumah bagi seluruh organisme yang ada di muka bumi ini, maka jika
alam semesta rusak, semua penghuninya juga akan merasakan dampaknya. Pemikiran
manusia yang berkembang dewasa ini adalah alam telah menyediakan berbagai
berbagai materi untuk pemenuhan kebutuhan manusia, maka manusia harus
mengeksplorasi sedalam-dalamnya demi kepentingan mereka pribadi. Sehingga fungsi
dari lingkungan mulai disalahartikan, yakni hanya sebagai pemenuh kebutuhan
manusia semata.
Berdasarkan penelitian sejak 5 dekade lalu, angka laju petumbhan populasi manusia
termasuk masih tinggi, yakni 1,8% pertahun. Hal ini tentu akan mendorong semakin
tingginya kebutuhan hidup manusia di muka bumi ini dan alam akan dieksplotasi lebih
dalam lagi. Sehingga bagian dari alam yang seharusnya bebas dari pengaruh manusia,
bisa jadi berperan juga dalam pemenuhan kebutuhan manusia kedepannya. Itulah
12
mengapa akibat utama dari pertumbuhan manusia dan eksploitasi sumber daya alam ini
adalah menurunnya kualitas alam semesta. Inilah yang kemudia menjadi tantangan bagi
kita semua, bagaimana kita dapat menghidupkan kesadaran sesame manusia untuk
menjaga dan mengurangi risiko buruk yang akan menimpa alam.
Oleh karena itu konsep pembangunan diharapkan dapat menyeimbangkan antara
kontribusi terhadap peningkatan kualitas alam dan terpenuhinya kebutuhan manusia
agar tidak terjadi kemerosotan kualitas alam yang permanen. Disisi lain alam
dimanfaatkan secara besar-besaran karena merupakan sumber pendapatan tertinggi
kedua Negara setelah minyak dan gas bumi. Tak dapat dipungkiri hal tersebut telah
membuat kerusakan lingkungan yang pada akhirnya menimbulkan kerugian juga bagi
Negara sendiri. Untuk menyeimbangkan keduanya, perlu adanya hubungan timbal
balik yang baik antara manusia dan alam. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan konsep
ekologi manusia. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa dalam pemanfaatan alam
sebagai pemenuh kebutuhan manusia, akan timbul dampak yang perlu diperhitungkan,
apakah menguntung atau merugikan baik bagi alam maupun bagi manusia.
Ekologi manusia mengandung falsafah sebagai berikut:
a. Manusia harus mampu mempertahankan kelangsungan kehidupan
dirinya, keturunannya serta sesama manusia yang lain;
b. Yang baik untuk manusia juga harus baik untuk Alam, dan baik untuk
makhluk hidup lain karena perolehan serta manfaat yang diperolehnya
sangat tergantung pada Alam itu sendiri, baik secara langsung ataupun
melalui kebutuhan serta ketergantungan manusia akan makhluk hidup
lain.
Dari kedua falsafah diatas, dapat dipahami bahwa ekologi berperan untuk
membatasi perilaku manusia dalam memanfaatkan alam berdasarakn kaidah, hukum dan
ketentuan lain dalam ekologi. Karena dalam ekologi manusia, hubungan timbal balik itu
terjadi antara manusia dengan seluruh komponen lingkungan di mana manusia berada
atau berkepentingan. Tindakan menyemimbangkan hubungan timbale balik antara
manusia dan ala mini ada berbagai bentuk. Salah satunya adalah dengan
pengurangan/larangan penggunaan kantong plastik sebagai tindakan mengurangi
produksi sampah plastik yang berbahaya untuk alam. Bahkan Indonesia berada di posisi
kedua dunia sebagai Negara penghasil sampah plastik terbesar didunia. Sampah platik
13
sangat berbahaya untuk alam karena merupakan sampah yang sulit terurai. Terhitung
sebanyak 1,3 juta ton sampah plastik yang dihasilkan Indonesia per tahun. Tahun 2025
diperkirakan akan bertambah hingga 2,2 miliar ton/tahun. Di Indonesia tahun 2008
sampah plastik mencapai 280.500 ton/hari. Rata-rata individu menghasilkan 0,12 kg
sampah plastik/hari atau lebih dari 100 milyar kantong plastik setiap tahunnya.
Pemakaian kantong plastik di Indonesia mencapai 700 kantong/orang/tahun. Data
KLHK menyebutkan bahwa Indonesia menghasilkan sampah kantong plastik sebanyak
10,95 juta lembar/tahun/100 gerai. Fakta tersebut menempatkan Indonesia sebagai
peringkat kedua di dunia penghasil sampah plastik ke laut (187,2 juta ton) setelah
Tiongkokyang mencapai 262,9 ton (Jambeck, 2015). Inilah yang membuat sampah
menjadi permaslaahan yang cukup serius di Indonesia. Banyak dari sampah kantong
plastik tidak sampai ke tempat pembuangan sampah dan hanya sedikit yang didaur
ulang, sehingga banyak sampah kantong plastik tersebut berakhir di saluran air, sungai,
sampai akhirnya ke laut. Tak heran kita sering melihat betapa kotornya panta-pantai di
Indonesia dengan sampah plastik yang sudah jelas membahayakan eksisitem laut. Selain
itu, sampah plastik dapat berdampak pada penurunan tingkat wisatawan yang
berkunjung ke lautan yang ada di Indonesia. Sebab, keindahan laut akan rusak karena
sampah plastik.
Menyikapi hal tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Hari
Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2016 menyatakan Deklarasi Peduli Sampah untuk
membangun kesadaran kolektif bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia untuk
menggerakkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Peringatan ini merupakan awal komitmen
Indonesia Bergerak Bebas Sampah 2020. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Surat
Edaran (SE) Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun
Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor
S.1230/PSLB3-PS/2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik
Berbayar. Surat Edaran tersebut meminta pemerintah daerah (Pemda) provinsi maupun
kabupaten/kota termasuk produsen serta pelaku usaha melakukan langkah simultan
dalam pengurangan dan penanganan sampah plastik. Kebijakan ini telah
diujicobakankan di 22 kota di Indonesia dan diterapkan di seluruh pusat perbelanjaan
modern, pasar swalayan, maupun minimarket retail. Salah satunya adalah di pulau Bali.
Karena Bali merupakan salah satu tujuan wisata yang paling terkenal di dunia nasional
14
maupun internasional, tidak heran banyak terdapat pusat perbelanjaan seperti retail
modern disana. Dan tentunya retail modern menjadi salah satu penghasil sampah plastik
yang lumayan banyak. Oleh karena itu pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai
1) Konsep Ekologi Manusia dalam Sustainable Development 2) Larangan Penggunaan
Kantong Plastik di Bali sebagai Implementasi Sustainable Development.
B. PEMBAHASAN
1. Konsep Ekologi Manusia dalam Sustainable Development
Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam
berbagai bidang seperti perekonomian, pola hubungan sosial, politik, kekuasaan,
lingkungan dan bagaimana segala aspek kehidupan tersebut dalam hubungan timbal
balik. Selain itu ekologi manusia ini juga mempunyai arti penting dalam kegiatan
pembangunan yang mengikutsertakan perubahan lingkungan dalam aspek biofisik dan
sosial budaya. Jadi secara sederhana ekologi manusia dapat dipahami sebagai suatu
disiplim ilmu yang mengembangkan antara ilmu sosial dengan ilmu lingkungan alam.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, ekologi manusia baru muncul sekitar abad ke-20.
Namun keberadaannya sudah eksis sejak manusia mulai memikirkan hubungan dengan
alam dan kedudukan mereka dialam semesta. Saat ini pemikiran seputar ekologi
manusia sudah berkembang, tak hanya dalam disiplin ilmu akademik, namun juga
dalam disiplin-disiplin lain. Hal-hal yang termasuk kedalam dalam ekologi manusia
mencakup semua kajian atas populasi manusia serta kaitannya dengan cirri dan sifat
lingkungan mereka. Interaksi antar manusia dengan habitatnya nyaris sepenuhnya
dibentuk oleh ciri kebudayaan mereka. Dengan demikian, ekologi manusia ini juga
mengintegrasikan antara ekologi dan cultural masyarakat.
Sebagai organisme hidup, manusia selalu berada dalam interaksi timbalbalik atau
metabolistik dengan alam, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan buatan, untuk
dapat melangsungkan hidup. Hubungan antara manusia dengan lingkungan dan
sesamanya akan berdampak terhadap lingkungan karena manusia adalah bagian
dinamis dari suatu ekosistem. Tindakan manusia terhadap alam tergantung dari cara
pandang mereka terhadap alam. Cara pandang ini menjadi patokan untuk menafsirkan
informasi dan energy yang diterima, kemudian menjadi landasan rumusan tindakan
yang akan dilakukan dilakukannya terhadap lingkungan. Pandangan inilah yang
15
kemudian mempengaruhi tindakan manusia, apakah akan merawat atau malah merusak
alam. Secara ekologis, manusia melihat dirinya sebagai bagian integral dari suatu
ekosistem dengan hubungan fungsional yang tak terpisahkan antara sistem sosial dan
biofisik. Udara, air, tanah, organisme hidup dan unsure-unsur lain saling terhubung
melalui jaringan energy yang menginformasikan segala aktivitas manusia didalamnya,
termasuk ekosistem.
Pendekatan baru dalam kajian ekologi manusia dalam konteks keprihatinan atas
dampak negative aktivitas manusia terhadap ekosistemnya telah berkembang.
Bagaimanapun juga, upaya manusia memanfaatkan alam dalam konteks eksploitasi
merupakan proses mengubah alam itu sendiri. Itulah mengapa saat ini kita sering
menyaksikan bagaimana alam mengalami kerusakan secara ekologis, yang berarti
bahwa alam tidak bisa menyimpan daya dan energinya untu kehidupan manusia yang
lebih panjang. Kekhawatiran yang timbul dalam benak manusia akan hal tersebut telah
melahirkan konsep sustainable development atau yang lebih sering kita dengar sebagai
pembangunan berkelanjutan.
Sustainable development diperkenalkan dalam World Conservation Strategy
(Strategi Konservasi Dunia) yang diterbitkan oleh United Nations Environment
Programme (UNEP), International Union for Conservation of Nature and Natural
Resources (IUCN), dan World Wide Fund for Nature (WWF) pada 1980. Pada 1982,
UNEP menyelenggarakan sidang istimewa memperingati 10 tahun gerakan lingkungan
dunia (1972-1982) di Nairobi, Kenya, sebagai reaksi ketidakpuasan atas penanganan
lingkungan selama ini. Dalam sidang istimewa tersebut disepakati pembentukan
Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (World Commission on
Environment and Development-WCED). PBB memilih PM Norwegia Nyonya Harlem
Brundtland dan mantan Menlu Sudan Mansyur Khaled, masing-masing menjadi Ketua
dan Wakil Ketua WCED. Menurut Brundtland Report dari PBB (1987), Salah satu
faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Commission Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk lingkungan dan pembangunan pada tahun 1987 yang diketuai oleh Gro
Brundtland (Perdana Menteri Norwegia)15 yang berjudul “Hari Depan Kita Bersama”
16
(Our Common Future) yang menjadi tonggak pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) dirumuskan pengertian pembangunan berkelanjutan adalah
“Pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengabaikan hak generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka”. Otto
Sumarwoto menyebutkan bahwa factor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan adalah: Pertama, terpeliharanya proses ekologi yang
esensial; Kedua, tersedianya sumber daya yang cukup; Ketiga, lingkungan sosial
budaya dan ekonomi yang sesuatu. Ketiga aspek tersebut mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap berjalannya pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu
pembangunan berkelanjutan ini juga dimaknai sebagai perubahan sosial ekonomi yang
positif dan tidak mengabaikan sistem ekologi atau keadaan alam dimana kehidupan
masyarakat bergantung pada hal tersebut.
Selanjutnya, menurut Emil Salim pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) diartikan sebagai suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan
manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan menyerasikan
sumber alam dan manusia dalam pembangunan. Lebih lanjut ia mengatakan, konsep
pembangunan berkelanjutan ini di dasari oleh lima ide pokok besar, yaitu: Pertama,
proses pembangunan mesti berlangsung secara berlanjut, terus-menerus, dan kontinu,
yang ditopang oleh sumber alam, kualitas lingkungan, dan manusia yang berkembang
secara berlanjut pula; Kedua, sumber alam (terutama udara, air, dan tanah) memiliki
ambang batas, di mana penggunaannya akan menciutkan kuantitas, dan kualitasnya;
Ketiga, kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup; Keempat,
bahwa pola penggunaan sumber alam saat ini mestinya tidak menutup kemungkinan
memilih opsi atau pilihan lain di masa depan; dan kelima, pembangunan berkelanjutan
mengandaikan solidaritas transgenerasi, sehingga kesejahteraan bagi generasi sekarang
tidak mengurangi kemungkinan bagi generasi selanjutnya untuk meningkatkan
kesejahteraannya pula.
2. Larangan Penggunaan Kantong Plastik di Bali sebagai Implementasi
Sustainable Development
Dengan bahan yang praktis dan desain yang menarik, plastik menjadi bahan yang
sering dipakai berbagai kebutuhan. Hampir diseluruh lapisan, plastik digunakan
17
sebagai alat kebutuhan yang selalu tersedia. Padahal, plastik adalah material yang tidak
bisa terdegradasi (terurai). Sebanyak 33% dari plastik dunia berbentuk botol, kantong
dan sedotan sekali pakai dan memiliki dampak buruk bagi lingkungan, tak terkecuali
bagi tubuh. Parahnya lagi, sampah-sampah plastik tidak semuanya sampai ke tempat
pembuangan untuk didaur ulang, namun justru banyak berserakan di pinggir jalan,
sungai bahkan laut. Itulah mengapa sampah plastik merupakan salah satu penyebab
masalah lingkungan berjangka panjang, karena membutuhkan waktu yang sangat lama
untuk dapat terurai dengan tanah. Setidaknya membutuhkan waktu selama 200 hingga
400 tahun utnuk dapat diuraikan oleh tanah. Sampah plastik ini menimbulkan zat kimia
yang dapat mencemari air tanah dan tanah sehingga mengurangi kesuburan tanah.
Pembuangan sampah plastik ke laut telah membunuh 100.000 mamalia laut dan juga
hewan laut lainnya dalam setiap tahunnya. Hewan-hewan tersebut mati karena tidak
sengaja mengkonsumsi sampah plastik yang ada di laut. Kemudian sampah plastik
yang ada disungai akan berakibat pada pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran
sehingga tidak dapat menampung air dalam jumlah banyak, sehingga dapat
menyebabkan banjir. Dan apabila dibakar, sampah plastik ini akan mejadi polusi udara
dan akan menjadi racun karena mengandung bahan kimia berbahaya didalamnya. Zat
yang terkandung didalamnya adalah zat dioksin dan zat karsinogenik yang apabila
dihirup manusia akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan saluran
pernafasan, gangguang sistem syarah hingga kanker. Melihat banyaknya bahaya yang
ditimbulkan akibat sampah plastik dan terus meningkatnya pemakaian kemasan plastik
oleh masyarakat, maka pemerintah Indonesia resmi menerapkan larangan penggunaan
kantong plastik sebagai upaya mengurangi dampak sampah plastik bagi lingkungan.
Salah satu daerah yang menerapkan larangan penggunaan kantong plastik adalah
Bali. Peraturan Walikota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan
Penggunaan Kantong Plastik, merupakan salah satu kebijakan yang telah diterbitkan
untuk mengatasi persoalan sampah plastik. Peraturan Nomor 36 Tahun 2018 tentang
Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik ini dengan bahasa yang sangat sederhana
dan tidak mengandung makna yang berganda sehingga cukup jelas dimengerti oleh
masyarakat. Bali dipiliah menjadi salah satu daerah yang harus menerapkan larangan
ini karena Bali merupakan salah satu ikon wisata yang sangat terkenal di dunia nasional
maupun internasional. Jadi selain akan mempengaruhi keadaan alam disana, sampah
18
plastik ini juga tentu akan mengganggu kenyamanan para wisatawan yang datang untuk
menikmati indahnya Bali. Dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018
terdapat tiga jenis plastik sekali pakai (PSP) yang dilarang, yakni kantong plastik,
polistirena (styrofoam), dan sedotan plastik (pipet). Aturan ini mewajibkan setiap orang
dan lembaga baik pemasok, distributor, produsen, penjual menyediakan pengganti atau
substitusi PSP. Peraturan ini juga melarang peredaran, distribusi, dan penyediaan PSP
baik oleh masyarakat, pelaku usaha, desa adat, dan lainnya.
Sejak penerapan kebijakan ini, masyarakat Bali diharuskan untuk membawa
kantong belanja sendiri dari rumah dan tidak boleh menggunakan kantong plastik
sekali pakai. Dalam penerapannya tidak ada kendala yang terlalu serius karena
pemerintah Bali melakukan sosialiasi dengan tepa sehingga maasyarakat dapat
menerima dan memahami urgensi dari kebijakan tersebut dengan baik. Langkah yang
diambil pemerintah Indonesia khususnya walikota Denpasar ini menjadi salah satu
bentuk upaya masyarakat untuk menjaga alam dan mengurangi tingkat kerusakan alam
demi tercapainya pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
C. PENUTUP
Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam
berbagai bidang seperti perekonomian, pola hubungan sosial, politik, kekuasaan,
lingkungan dan bagaimana segala aspek kehidupan tersebut dalam hubungan timbal
balik. Selain itu ekologi manusia ini juga mempunyai arti penting dalam kegiatan
pembangunan yang mengikutsertakan perubahan lingkungan dalam aspek biofisik dan
sosial budaya. Jadi secara sederhana ekologi manusia dapat dipahami sebagai suatu
disiplim ilmu yang mengembangkan antara ilmu sosial dengan ilmu lingkungan alam.
Ekologi manusia ini berperan dalam sustainable development atau yang lebih
dikenal dengan pembangunan berkelanjutan. Yakni Pembangunan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengabaikan hak generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Jadi pembangunan berkelanjutan ini harus mengimbangi
aspek ekonomi dan sosial serta tidak boleh mengabaikan alam. Salah satu upaya
mewujudkan sustainable development ini adalah dengan penerapan kebijakan larangan
penggunaan kantong plastik. Karena kantong plastik merupakan salah satu kontributor
besar yang menyebabkan kerusakan alam.
19
Salah satu daerah yang menerapkan kebijakan larangan kantong plastic ini adalah
daerah Bali , karena merupakan ikon wisata Indonesia yang sangat terkenal di kancah
nasional maupun internasional. Selain di darat sampah plastik ini juga banyak
mengotori laut Indonesia karna banyak sampah-sampah yang tidak sampai ke tempat
pembuangan akhir. Alhasil banyak mengotori laut dan sungai yang akan merusakan
ekosistem laut dan sungai serta kenyamanan para wisatawan.
20
Daftar Pustaka
Abdullah s. 2017. Ekologi manusia dan pembangunan berkelanjutan. Jakarta; Gramedia
Pustaka Utama
Blolo, S. 2021. Implementasi kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik di
Kota Denpasar. Jurnal ilmu-ilmu sosial. No: 1 Vol: 16
https://www.liputan6.com/global/read/4294488/jakarta-larang-kantong-kresek-6-
negara-ini-penghasil-sampah-plastik-terbesar-di-dunia
https://travel.detik.com/travel-news/d-5079304/ri-penghasil-sampah-plastik-terbesar-
kedua-di-dunia-bahayakan-wisata
https://skata.info/article/detail/337/waspada-bahaya-sampah-plastik
https://dietkantongplastik.info/dua-tahun-penerapan-peraturan-gubernur-provinsi-bali-
no-97-tahun-2018-tentang-pembatasan-timbulan-sampah-plastik-sekali-pakai-
apa-saja-pencapaian-dan-tantangan-yang-dihadapi/
21
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DAN CORAK INTERAKSI
MASYARAKAT KAWASAN PEMUKIMAN KAKI GUNUNG RINJANI
SEMBALUN
Lina Febriani
Universitas Mataram
Abstrak
Kawasan pegunungan merupakan salah satu kawasan yang memiliki ciri dikelilingi
perbukitan, ladang, lahan pertanian dan lain-lain. Ini merupakan karakteristik yang
menjadi ciri khas daerah pegunungan yang membedakannya dengan daerah lainnya.
Kaki gunung rinjani merupakan salah satu kawasan yang juga dijadikan sebagai
pemukiman yang ditempati oleh masyarakat Desa Sembalun. Pemukiman di kaki
gunung rinjani ini menjadi sebuah karakteristik yang membedakannya dengan
pemukiman lain, karena berada di dataran tinggi. Perbedaan karakteristiknya dengan
wilayah pemukiman lain tentu didalamnya terdapat banyak perbedaan dengan
masyarakat lain, mulai dari budaya, bahasa, pola komunikasi dan corak interaksi
masyarakatnya. Karakteristik lingkungan menjadi sebuah ciri khas yang dimilki oleh
suatu kawasan yang didalamnya terdapat berbagai perbedaan seperti budaya, bahasa,
pola interaksi dan lain sebagainya. Manusia sebagai mahluk sosial tentunya
membutuhkan interaksi antar sesamanya. Model interaksi ini berbeda-beda karena
dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah karakter dari lingkungan tempat
tinggal masyarakat itu sendiri. Itulah mengapa corak inteaksi antar masyarakat dataran
rendah, dataran tinggi, pesisir dan kawasan lainnya akan berbeda satu sama lain.
Keyword: Karaktersitik Lingkungan, Corak Interaksi, Masyarakat Pegunungan
(Sembalun)
22
A. PENDAHULUAN
Kawasan pemukiman merupakan suatu kawasan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal dan tempat melakukan aktivitas yang mendukung kehidupan orang-orang yang
menghuninya dan juga merupakan temapt hidup bersama. Pemukiman ini sangat erat
kaitannya dengan karakteristik lingkungan, yang membedakannya dengan pemukiman
yang lain. Karakteristik setiap pemukiman biasanya akan berbeda, pemukiman yang
terbentuk dari orang-orang yang masih mempunyai pertalian keluarga lewat
perkawinan akn berbeda dengan pemukiman yang terbentuk karena kesamaan mata
pencaharian, demikian pula akan berbeda dengan pemukiman yang memiliki kesamaan
etnis dan kebudayaan. Suatu lingkungan pemukiman tidak hanya terbentuk dari kondisi
alam, tetapi juga faktor-faktor sosial budaya yang ada di dalamnya. Jadi dalam hal ini
karakteristik lingkungan merupakan salah satu faktor pembentuk dari budaya
masyarakat didalam suatu pemukiman. Karakteristik pemukiman ini menjadi suatu
keunikan yang membedakan suatu pemukiman dengan pemukiman lainnya. Keunikan
tersebut dapat berupa budaya masyarakat, kondisi iklim yang berbeda, karakteristik
tapak, pengaruh nilai-nilai spritualnya yang dianut, dan kondisi politik atau keamanan
dari suatu daerah atau permukiman.
Pengertian karakter secara umum berdasarkan penggunaannya sebagai sebuah
istilah yang dipergunakan sehari-hari adalah salah satu atribut atau ciri-ciri yang
membuat obyek dapat dibedakan sebagai sesuatu yang sifatnya individual. Pengertian
yang mampu menunjukkan adanya kualitas khusus, berperan sebagai pembeda
(Nurjannah, 2013). Dengan demikian karakter dapat digunakan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi baik fisik maupun non fisik (tergantung kandungan/ muatan isi
obyek) dengan penekanan terhadap sifat-sifat, ciri-ciri yang spesifik dan khusus suatu
obyek, yang membuat obyek tersebut dapat dikendalikan dengan mudah.
Salah satu kekuatan yang membentuk karakter lingkungan permukiman adalah
keadaan alam yang ada di sekelilingnya. Beberapa ilmuan telah memperbincangkan
hubungan antara pengembangan permukiman manusia dan lingkungan alam (Rapoport,
1969; Kostof, 1991; Moris, 1994). Karakteristik sifat-sifat dasar lingkungan alam telah
mempengaruhi manusia dari masa awal dengan berbagai cara. Lingkungan alam
mempengaruhi manusia sewaktu mendirikan permukimannya dari.
23
memilih lokasi, menggunakan bahan konstruksi yang tepat untuk adaptasi dengan
iklim, mendirikan bangunan dengan struktur yang sesuai dengan tanah, dan merancang
bentuk bangunan yang serasi dengan keadaan sekelilingnya. Unsur ini adalah kekuatan
yang mempengaruhi bentuk permukiman manusia dari awal sampai dengan kota
kontemporer saat ini (Heryanto, 2011).
Bentuk topografi suatu tempat juga adalah unsur penting dalam mendirikan
permukiman manusia. Aneka ragam bentuk dari tanah datar dan tanah lapang seperti
perbukitan, lembah, dan tepian air adalah unsur alam yang menentukan orientasi dan
bentuk permukiman manusia. Amos Rapoport (1969:74-78), dalam bukunya, House
Form and Culture, menyingkap pengaruh dari topografi sebagai faktor yang
menentukan pembangunan permukiman. Rapoport menyatakan bahwa ada 2
pertimbangan bagi masyarakat untuk memilih tempat permukimannya, yaitu fisik
lingkungan alam setempat dan pilihan sosial-budaya.
Kaki gunung rinjani merupakan salah satu kawasan yang juga dijadikan sebagai
pemukiman yang ditempati oleh masyarakat dusun sembalun. Pemukiman di kaki
gunung rinjani ini menjadi sebuah karakteristik yang membedakannya dengan
pemukiman lain, karena berada di dataran tinggi. Perbedaan karakteristiknya dengan
wilayah pemukiman lain tentu didalamnya terdapat banyak perbedaan dengan
masyarakat lain, mulai dari budaya, bahasa, pola komunikasi dan corak interaksi
masyarakatnya. Oleh karena itu dalam bagian selanjutnya akan dibahas mengenai: 1)
Pengaruh Karakteristik Lingkungan Terhadap Corak Interaksi Masyarakat 2)
Bagaimana Corak Interaksi Masyarakat di Kawasan Kaki Gunung Rinjani
B. PEMBAHASAN
1. Pengaruh Karakteristik Lingkungan Terhadap Corak Interaksi Masyarakat
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun didalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan di
Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup".Misalnya dalam Undang-Undang No.
32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Julina, 2016). Pengertian
lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
24
atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling
mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Pengertian lingkungan
hidup yang lebih mendalam menurut UU No 32 Tahun 2009 adalah kesatuan ruang
dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia
dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup perlu diikuti tindakan berupa
pelestarian sumber daya alam dalam rangka memajukan kesejahteraan umum. Dengan
begitu, UUPLH merupakan dasar ketentuan pelaksanaan dalam pengelolaan lingkungan
hidup serta sebagai dasar penyesuaian terhadap perubahan atas peraturan yang telah ada
sebelumnya, serta menjadikannya sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh di dalam
suatu sistem. Sebagai subsistem atau bagian (komponen) dari "Sistem Hukum Nasional”
Indonesia, hukum lingkungan Indonesia di dalam dirinya membentuk suatu sistem, dan
sebagai suatu sistem, hukum lingkungan Indonesia mempunyai subsistem yang terdiri
atas : (1) Hukum Penataan Lingkungan; (2) Hukum Perdata Lingkungan; (3) Hukum
Pidana Lingkungan; dan (4) Hukum Lingkungan Internasional. Adapun peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan Hukum Lingkungan Indonesia antara lain adalah
sebagai berikut:
1) Berbagai peraturan tentang Perusahaan dan Pencemaran Lingkungan, khususnya
pada PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, 2)
2) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Didalam lingkungan dengan segala isinya terdapat kawasan yang dijadikan
pemukiman oleh manusia untuk bertahan hidup. Kawasan pemukiman adalah suatu
kawasan yang ditinggali oleh banyak orang dengan kesamaan budaya, kesamaan mata
pencaharian, ikatan keluarga dan kesamaan-kesamaan lainnya. Lingkungan yang
dijadikan sebagai tempat tinggal atau pemukiman oleh masyarakat juga memiliki
karakterisitk yang berbeda-beda, ada pemukiran pesisir, pemukiman daratan,
pemukiram dataran tinggi, pemukiman kumuh dan lain-lain. Ciri ini menjadi pembeda
antara pemukiman yang satu dengan yang lainnya. Selain berbeda dari segi fisik,
kawasna pemukiman ini juga mempunyai budaya masyarakat yang berbeda-beda.
Karena antara manusia dan lingkungan tempat tinggalnya akan saling mempengaruhi
25
sehingga terbentuk suatu budaya didalam masyarakat tersebut yang menjadi cirri
khasnya. Porteous (dalam Mastutie, 2002), juga menyatakan bahwa perilaku seseorang
itu dipengaruhi oleh tiga faktor yang saling bergantung, yaitu: faktor pembawaan
genetiknya, faktor pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, dan faktor
lingkungan fenomenal yang ada saat itu. Kedua faktor pertama di atas tidak dapat
dipengaruhi oleh perencana atau perancang lingkungan.
Salah satu pengaruh yang timbul akibat dari perbedaan karakteristik lingkungan
adalah corak interaksi masyarakat yang ada didalamnya. Interaksi yaitu satu relasi
antara dua sistem yang terjadi sedemikian rupa sehingga kejadian yang berlangsung
pada satu sistem akan mempengaruhi kejadian yang terjadi pada sistem lainnya.
Interaksi adalah satu pertalian sosilal antar individu sedemikian rupa sehingga individu
yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama lainnya (Chaplin, 2011).
Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto (1982) interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-
perorangan, antara kelompok- kelompok manusia maupun antara orang perorangtan
dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada
saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin
berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Jadi interaksi sosial adalah kemampuan seorang individu dalam melakukan
hubungan sosial dengan individu lain atau kelompok dengan ditandai adanya adanya
kontak sosial dan komunikasi. Interaksi merupakan hal yang paling unik yang muncul
pada diri manusia. Manusia sebagai makhluk sosial dalam kenyataannya tidak dapat
lepas dari interaksi antar mereka. Interaksi antar manusia ditimbulkan oleh bermacam-
macam hal yang merupakan dasar dari peristiwa sosial yang lebih luas. kejadian dalam
masyarakat pada dasarnya bersumber pada interaksi seorang individu dengan individu
lainnya. Dapat dikatakan bahwa tiap-tiap orang dalam masyarakat adalah sumber dan
pusat efek psikologis yang berlangsung pada kehidupan orang lain.
Hal ini berarti tiap-tiap orang itu merupakan sumber dan pusat psikologis yang
mempengaruhi hidup kejiwaan orang lain, dan efek itu bagi tiap-tiap orang tidak sama.
Dapat dikatakan, dengan demikian, bahwa perasaan, pikiran dan keinginan yang ada
pada seseorang tidak hanya sebagai tenaga yang bisa menggerakkan individu itu sendiri,
melainkan merupakan dasar pula bagi aktivitas psikologis orang lain. Semua hubungan
26
sosial baik yang bersifat operation,cooperation maupun non-cooperation merupakan
hasil interaksi individu.
Faktor fisik juga berpengaruh terhadap corak atau cirri khas dari interaksi
masyarakat disuatu daerah dengan karakteristik tertentu. Misalnya antara masyarakat
yang tingga di dataran rendah dan dataran tinggi, tentu corak interaksi masyarakatnya
berbeda.
2. Corak Interaksi Masyarakat di Kawasan Kaki Gunung Rinjani
Sembalun merupakan nama sebuah daerah dataran tinggi di Pulau Lombok,
letaknya di sebelah timur laut Pulau Lombok di ketinggian sekitar 1.200 meter dari
permukaan laut (mdpl), serta menjadi bagian dari kawasan gunung berapi, yakni
Gunung Rinjani (3.726 mdpl). Secara administratif pemerintahan, daerah Sembalun
terdapat di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sembalun dapat
dijangkau dengan kendaraan motor dan mobil beroda empat. Jaraknya sekitar 35 km
dari ibu kota Kabupaten Lombok Timur, yaitu Kota Selong dan dari ibu kota provinsi di
Mataram sekitar 114 km melalui jalur selatan hingga ke salah satu desa di dataran ini,
Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Aikmel. Kondisi topografi Sembalun dikelilingi
oleh bukit-bukit dengan puncak tertinggi di Gunung Rinjani dimana terdapat Danau
Segara Anakan. Beberapa dari bukit tersebut merupakan kawasan hutan rimba dan
kawasan padang ilalang. Dari antara lereng bukit terdapat mata air dan sungai yang
airnya mengalir dan menjadi sumber mata air penduduk di Pulau Lombok. Pada tahun
1990, Menteri Kehutanan melalui surat No. 448/ Menhut-VI/90, tanggal 6 Mei 1990,
menetapkan sebagian dari daerah Sembalun menjadi bagian dari Taman Nasional
Gunung Rinjani (TNGR), dengan luas keseluruhan TNGR sebesar 41.330 ha.
Potensi kekayaan flora fauna, panorama alam, kehidupan sosial budaya dan
kesuburan tanah di daerah Sembalun, mengundang daya tarik penduduk luar untuk
datang dan berdiam di daerah ini. Pihak Dinas Pariwisata, perusahaan dan agen
perjalanan wisata menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata. Sembalun seringkali
dijadikan sebagai tujuan berwisata dengan keluarga, kerabat dan teman, karena memang
menawarkan berbagai destinasi.
Seperti halnya masyarakat pedesaan pada umumnya, masyarakat dusun sembalun
juga melakukan interaksi satu sama lain, baik dengan masyarakat disana maupun
27
dengan para wisatawan. Keadaan topografi desa sembalun ini turut mempengaruhi
model interaksi yang brkembang dalam masyakat. Karena model pemukiman didaerah
pegunungan cenderung berjarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain, maka
masyarakt biasanay berinteraksi dengan suara yang sedikit keras. Ini jelas berbeda
dengan pola interaksi masyarakat yang ada di dataran rendah.
C. PENUTUP
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun didalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Didalam
lingkungan dengan segala isinya terdapat kawasan yang dijadikan pemukiman oleh
manusia untuk bertahan hidup. Kawasan pemukiman adalah suatu kawasan yang
ditinggali oleh banyak orang dengan kesamaan budaya, kesamaan mata pencaharian,
ikatan keluarga dan kesamaan-kesamaan lainnya. Lingkungan yang dijadikan sebagai
tempat tinggal atau pemukiman oleh masyarakat juga memiliki karakterisitk yang
berbeda-beda. Masayarakat dikawasan pegunungan memiliki corak interaksi yang
berbeda dengan masyarakat di dataran rendah.
28
DAFTAR PUSTAKA
Rengkung, Rahmah, Lahamendu. 2018. Kesesuian Lahan Pemukiman di Kawasan Kaki
Gunung Dua Sudara. Jurnal Spasial Vol 5. No 1. Universitas Sam Ratulangi
Manado
Andreas, Nurjannah, Saleh. 2014. Karakteristik Lingkungan dan Perilaku Masyarakat
Kawasan Pemukiman Nelayan di Sekitar Teluk Kendari. Jurnal Arsitektur
Nalars. Vol. 13 No.2
Abdurrahman. Masyarakat Adat Sembalun Lombok.
https://ipqi.org/pengertian-dan-karateristik-kualitas-lingkungan-hidup/
https://indonesia.go.id/ragam/pariwisata/pariwisata/desa-sembalun-ladang-udara-segar-
di-kaki-gunung-rinjani
http://repository.unimus.ac.id/2211/3/BAB%20II.pdf

More Related Content

What's hot

Mencapai kedaulatan energi dengan mewujudkan tata kelola minyak dan gas bumi ...
Mencapai kedaulatan energi dengan mewujudkan tata kelola minyak dan gas bumi ...Mencapai kedaulatan energi dengan mewujudkan tata kelola minyak dan gas bumi ...
Mencapai kedaulatan energi dengan mewujudkan tata kelola minyak dan gas bumi ...Sampe Purba
 
EKONOMI HIJAU PARADIGMA BARU DALAM ILMU EKONOMI - Ekonomi pariwisata kelompo...
EKONOMI HIJAU PARADIGMA BARU DALAM ILMU EKONOMI -  Ekonomi pariwisata kelompo...EKONOMI HIJAU PARADIGMA BARU DALAM ILMU EKONOMI -  Ekonomi pariwisata kelompo...
EKONOMI HIJAU PARADIGMA BARU DALAM ILMU EKONOMI - Ekonomi pariwisata kelompo...Handizal
 
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingMODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingInarotul Faiza
 
Pembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdPembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdFrans Dione
 
Hukum Lingkungan
Hukum LingkunganHukum Lingkungan
Hukum LingkunganSatria
 
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...Yogyakarta State University
 
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fixPengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fixAndy Herlambang
 
Uu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energiUu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energiwalhiaceh
 
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupUU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupPenataan Ruang
 
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...fitria rusadi
 
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan EkosistemnyaUU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan EkosistemnyaPenataan Ruang
 

What's hot (19)

Mencapai kedaulatan energi dengan mewujudkan tata kelola minyak dan gas bumi ...
Mencapai kedaulatan energi dengan mewujudkan tata kelola minyak dan gas bumi ...Mencapai kedaulatan energi dengan mewujudkan tata kelola minyak dan gas bumi ...
Mencapai kedaulatan energi dengan mewujudkan tata kelola minyak dan gas bumi ...
 
Konsep pembangunan
Konsep pembangunanKonsep pembangunan
Konsep pembangunan
 
EKONOMI HIJAU PARADIGMA BARU DALAM ILMU EKONOMI - Ekonomi pariwisata kelompo...
EKONOMI HIJAU PARADIGMA BARU DALAM ILMU EKONOMI -  Ekonomi pariwisata kelompo...EKONOMI HIJAU PARADIGMA BARU DALAM ILMU EKONOMI -  Ekonomi pariwisata kelompo...
EKONOMI HIJAU PARADIGMA BARU DALAM ILMU EKONOMI - Ekonomi pariwisata kelompo...
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan
 
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingMODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Pembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdPembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fd
 
Hukum Lingkungan
Hukum LingkunganHukum Lingkungan
Hukum Lingkungan
 
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
 
Uu 32 tahun_2009
Uu 32 tahun_2009Uu 32 tahun_2009
Uu 32 tahun_2009
 
Hukum lingkungan
Hukum lingkunganHukum lingkungan
Hukum lingkungan
 
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fixPengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
 
Esdk
EsdkEsdk
Esdk
 
Uu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energiUu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energi
 
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupUU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
 
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan EkosistemnyaUU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
 

Similar to Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)

sejarah pembangunan berkelanjutan.pdf
sejarah pembangunan berkelanjutan.pdfsejarah pembangunan berkelanjutan.pdf
sejarah pembangunan berkelanjutan.pdfRiriRahmahwatijoni1
 
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptxPPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptxAngelIkeSunarti
 
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxHANIFPRASETYO10
 
Lampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.pptLampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.pptEniIsminarti
 
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganIlmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganhendricksonsagala
 
Amalan terbaik kesejahteraan sosial
Amalan terbaik kesejahteraan sosialAmalan terbaik kesejahteraan sosial
Amalan terbaik kesejahteraan sosialHusnaUna6
 
Makalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikanMakalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikanmuhammad anshori
 
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.pptKonsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.pptErinNurPutriani1
 
Geografi Pariwisata
Geografi PariwisataGeografi Pariwisata
Geografi PariwisataTari Putri
 
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Septinia Silviana
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautAcha Cuah
 
Program pembangunan, politik dan perlindungan masyarakat
Program pembangunan, politik dan perlindungan masyarakatProgram pembangunan, politik dan perlindungan masyarakat
Program pembangunan, politik dan perlindungan masyarakatsyaiful bakhri
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanSari Faizah
 
Amalan Terbaik dalam Kesejahteraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik dalam Kesejahteraan Sosial.pdfAmalan Terbaik dalam Kesejahteraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik dalam Kesejahteraan Sosial.pdfNURSUHADABINTISUDIN
 
BRAFO PMK EDISI November 2021
BRAFO PMK EDISI November 2021BRAFO PMK EDISI November 2021
BRAFO PMK EDISI November 2021MajalahBRAFOPMK
 

Similar to Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050) (20)

sejarah pembangunan berkelanjutan.pdf
sejarah pembangunan berkelanjutan.pdfsejarah pembangunan berkelanjutan.pdf
sejarah pembangunan berkelanjutan.pdf
 
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
 
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptxPPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
 
1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf
 
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
 
Lampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.pptLampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.ppt
 
75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan
 
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganIlmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
 
Amalan terbaik kesejahteraan sosial
Amalan terbaik kesejahteraan sosialAmalan terbaik kesejahteraan sosial
Amalan terbaik kesejahteraan sosial
 
Makalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikanMakalah pengantar pendidikan
Makalah pengantar pendidikan
 
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.pptKonsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
 
perencanaan pariwisata
perencanaan pariwisataperencanaan pariwisata
perencanaan pariwisata
 
Geografi Pariwisata
Geografi PariwisataGeografi Pariwisata
Geografi Pariwisata
 
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan Laut
 
Program pembangunan, politik dan perlindungan masyarakat
Program pembangunan, politik dan perlindungan masyarakatProgram pembangunan, politik dan perlindungan masyarakat
Program pembangunan, politik dan perlindungan masyarakat
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
 
Amalan Terbaik dalam Kesejahteraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik dalam Kesejahteraan Sosial.pdfAmalan Terbaik dalam Kesejahteraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik dalam Kesejahteraan Sosial.pdf
 
BRAFO PMK EDISI November 2021
BRAFO PMK EDISI November 2021BRAFO PMK EDISI November 2021
BRAFO PMK EDISI November 2021
 
Msp03sosped
Msp03sospedMsp03sosped
Msp03sosped
 

Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)

  • 1. i KUMPULAN ARTIKEL 1. KONTRADIKSI DAN TITIK TEMU ANTARA EKOSENTRISME DAN ANTROPOSENRISME 2. PERAN SOSIOLOGI LINGKUNGAN DAN EKOLOGI MANUSIA DI DALAM KONSEP DAN IMPLEMENTASI SUSTAINABLE DEVELOPMENT 3. DETERMINISME KARAKTERISTIK LINGKUNGAN ALAM TERHADAP CORAK INTERAKSI KOMUNITAS Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Sosiologi Lingkungan Dosen Pengampu: Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos Disusun Oleh: Nama : LINA FEBRIANI NIM : L1C018050 Prodi/Kelas : SOSIOLOGI/B PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MATARAM 2021
  • 2. i DAFTAR ISI KONTRADIKSI DAN TITIK TEMU EKOSENTRISME DAN ANTROPOSENTRISME PADA PEMBANGUNAN KEK MANDALIKA LOMBOK ABSTRAK .................................................................................................................1 A. PENDAHULUAN ...............................................................................................2 B. PEMBAHASAN..................................................................................................4 1) Konsep Etika Ekosentrisme dan Antroposentrisme pada Pembangunan dan Pengelolaan Lingkungan 2) Bagimana Kontradiksi Antara Etika Ekosentrisme dengan Antroposentrisme Pada Pembangunan KEK Mandalika Lombok C. PENUTUP...........................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................9 KEBIJAKAN LARANGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DI BALI SEBAGAI IMPLEMENTASI EKOLOGI MANUSIA UNTUK SUSTAINABLE DEVELOPMENT ABSTRAK .................................................................................................................10 A. PENDAHULUAN ...............................................................................................11 B. PEMBAHASAN..................................................................................................14 1) Konsep Ekologi Manusia dalam Sustainable Development 2) Larangan Penggunaan Kantong Plastik di Bali sebagai Implementasi Sustainable Development C. PENUTUP...........................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................20 KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DAN CORAK INTERAKSI MASYARAKAT KAWASAN PEMUKIMAN KAKI GUNUNG RINJANI SEMBALUN ABSTRAK ................................................................................................................21 A. PENDAHULUAN ...............................................................................................22
  • 3. ii B. PEMBAHASAN..................................................................................................23 1) Pengaruh Karakteristik Lingkungan Terhadap Corak Interaksi Masyarakat 2) Bagaimana Corak Interaksi Masyarakat di Kawasan Kaki Gunung Rinjani C. PENUTUP...........................................................................................................27 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................28
  • 4. 1 KONTRADIKSI EKOSENTRISME DAN ANTROPOSENTRISME PADA PEMBANGUNAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) MANDALIKA LOMBOK Lina Febriani Universitas Mataram Abstrak Pembangunan ini juga dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak kepada masyarakat untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam berbagai bidang. Secara umum pembangunan dibedakan menjadi dua yakni pembangunan fisik dan pembangunan nonfisik. Umumnya pembangunan fisik maupun nonfisik ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial. Salah satu bentuk pembangunan yang mmanfaatkan potensi suatu wilayah untuk kesejahteraan masyarakatnya adalah pembangunan daerah pariwisata. Pariwisata dipandang sebagai sebuah kegiatan yang mempunyai multidimensi dari suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, aspek ekonomi dan politik. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan salah satu bentuk dari pembangunan infrastruktur di bidang pariwisata. Ini sebagai bentuk upaya mensejahterakan kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar pembangunan proyek KEK tersebut. Selain membawa dampak positif pembangunan ini juga membawa dampak negative bagi masyarakat itu sendiri dan bagi lingkungan. Ini dapat dilihat dari kontradiksi antara etika ekosentrisme dan antroposentrisme yang terus menjadi sorotan sampai detik ini. Etika Ekosentrisme atau yang juga dikenal dengan konsep Deep Ecology merupakan etika yang menekankan pada interaksi manusia dengan seluruh mahluk kehidupan yang ada di muka bumi. Sedangkan etika antroposentris memandang bahwa manusialah yang menjadi pusat alam semesta. Manusia dianggap memiliki kedudukan tertinggi di alam semesta, sehingga dibebaskan untuk memanfaatkan alam semesta untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kata kunci: Pembangunan, Kawasan Ekonomi Khusus, Etika Ekosentrisme- Antroposentrisme
  • 5. 2 A. PENDAHULUAN Pembangunan merupakan usaha terencana yang dilakukan oleh pemerintah suatu Negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pembangunan ini juga dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak kepada masyarakat untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam berbagai bidang. Sedangkan menurut sondang P.Siagian (2008) pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha untuk mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana serta sadar, yang di tempuh oleh suatu negara menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Secara umum pembangunan dibedakan menjadi dua yakni pembangunan fisik dan pembangunan nonfisik. Pembangunan fisik adalah pembangunan yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Salah satu contoh pembangunan fisik adalah pembangunan infrastruktur. Sedangkan, pembangunan nonfisik adalah pembangunan yang berasal dari dorongan masyarakat suatu daerah. Salah satu contoh dari pembangunan nonfisik ini adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Umumnya pembangunan fisik maupun nonfisik ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial. Setiap proyek pembangunan sejatinya harus memperhatikan dampaknya bagi masyarakat sekitar, Negara itu sendiri maupun Negara lain dalam lingkup internasional untuk kondisi kehidupan yang lebih baik secara material, sosial maupun spiritual. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan salah satu bentuk dari pembangunan infrastruktur di bidang pariwisata. Ini sebagai bentuk upaya mensejahterakan kehidupan masyarakat, khususnya masyarakt sekitar pembangunan proyek KEK tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, KEK Mandalika Lombok menjadi sorotan dunia internasional, karena menjadi tujuan proyek pembangunan KEK sekaligus lokasi di selenggarakannya perhelatan akbar MotoGP. Acara yang rencananya akan diselenggarakan tahun ini resmi diundur tahun depan karena pandemi covid-19. yang sedang melanda dunia Dalam hal ini pemerintah mempunyai wewenang tertinggi untuk melakukan pembangunan pada daerahnya, sehingga pembangunan KEK ini biasanya selalu disesuaikan dengan potensi dari masing-masing daerah. Hal ini ditegaskan dalam Bab III Pasal 5 dalam UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan
  • 6. 3 Ekonomi Khusus yang intinya bahwa KEK dapat diusulkan kepada Dewan Nasional, oleh Badan Usaha, dan Pemerintah setempat. Karena kawasan Kuta ini sudah menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Lombok dan sudah terkenal sampai ke mancanegara, maka KEK Mandalika ini dirasa memiliki potensi yang besar untuk menjadi destinasi wisata yang lebih dikenal lagi di mata dunia. Secara umum di Indonesia, terdapat 12 lokasi di seluruh Indonesia termasuk di Lombok, Nusa Tenggara Barat yang kita kenal dengan nama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Pada bulan Oktober 2017 lalu Presiden Jokowi meresmikan proyek tersebut yang berlokasi di Pantai Kuta dan melanjutkan beberapa proyek pembangunan disekitar kawasan tersebut. Menteri Koordinator bidang Perekonomian menyebutkan, sebanyak Rp 4,1 triliun atau 31,54% dari komitmen investasi terealisasi. Akan ada pariwisata unggulan pemerintah memanjakan wisatawan lokal maupun mancanegara. KEK Mandalika ini memadukan kearifan lokal dengan keindahan alam NTB untuk ditawarkan kepada para wisatawan demi memajukan peekonomian masyarakat. Pembangunan KEK Mandalika ini mencakup berbagai bentuk perekonomian dan berimpilkasi bagi sejumlah pihak diantaranya pemerintah pusat, pemerintah daerah, investor dan masyarakat lokal yang menjadi pekerja di proyek pembangunan tersebut. Karena pembanguna KEK Mandalika ini adalah pembangunan yang memadukan kearifan lokal masyarakat dengan keindahan alam, maka masyarakat harus ikut serta dalam perencanaan pembangunan tersebut demi tercapainya pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan tipe masyarakat. Pariwisata dipandang sebagai sebuah kegiatan yang mempunyai multidimensi dari suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, aspek ekonomi dan politik. Sesuai dengan yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditunjukkan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta mamupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Selain tujuan-tujuan tersebut, pembangunan juga harus memperhatikan aspek keseimbangan lingkungan. Maka dari itu dalam artikel ini penulis akan membahas
  • 7. 4 tentang kontradiksi antara ekosentrisme (kepentingan seluruh organisme dan anorganisme di muka bumi) dengan antroposentrisme (kepentingan manusia). Berangkat dari uraian diatas, maka pada bagian selanjutnya akan dibahas tentang 1) Bagaimana kontradiksi antara ekosentrisme dengan antroposentrisme pada pembangunan KEK Mandalika Lombok? 2) Bagaimana implikasi dari titik temu kedua konsep tersebut dalam pembangunan KEK Mandalika? A. PEMBAHASAN 1. Konsep Etika Ekosentrisme dan Antroposentrisme pada Pembangunan dan Pengelolaan Lingkungan Etika Ekosentrisme atau yang juga dikenal dengan konsep Deep Ecology merupakan etika yang menekankan pada interaksi manusia dengan seluruh mahluk kehidupan yang ada di muka bumi. Etika ini memandang bahwa alam mempunyai nilai tersendiri dan berhak diperlakukan secara bermoral. Seluruh organisme dana anorganisme dinilai mempunyai hak untuk hidup an mempertahankan hidupnya di alam semesta ini. Maka dari itu manusia dituntut untuk menjaga alam dan segala isinya. Menurut etika ini, hal yang paling penting adalah tetap bertahannya semua yang hidup dan yang tidak hidup sebagai komponen ekosistem yang sehat, seperti halnya manusia, semua benda kosmis memiliki tanggung jawab moralnya sendiri (J. Sudriyanto, 1992:243). Etika ekosentris bersifat holistik, lebih bersifat mekanis atau metafisik. Terdapat lima asumsi dasar yang secara implisit ada dalam perspektif holistik ini, J. Sudriyanto (1992:20) menjelaskan: Segala sesuati itu saling berhubungan. Keseluruhan merupakan bagian, sebaliknya perubahan yang terjadi adalah pada bagian yang akan mengubah bagian yang lain. Jika terdapat banyak perubahan yang terjadi maka akan terjadi kehancuran ekosistem. Untuk merealisasikan etika lingkungan menurut etika ini, maka diperlukan kerjasama dan komitmen yang baik antar maasyarakat untuk sama-sama bersinergi dalam gerakan menjaga alam. Oleh karena itu implikasi dari etika ini harus melibatkan semua kelompok masyarakat untuk sama-sama membangun budaya baru, etika baru, gaya hidup baru, gerakan kearfian untuk menjaga dan merawat bumi ini sebagai sebuah rumah yang nyaman untuk ditempati. Budaya, etika dan gaya hidup baru tersebut tentu tidak boleh menyalahi etika lingkungan yang ada. Dengan begitu budaya baru dan etika
  • 8. 5 baru tersebut dapat diajarkan dan diwariskan dari orang ke orang, kelompok ke kelompok sampai generasi ke generasi. Ini menjadi sikap masyarakat untuk menghindari berbagai ancaman krisis ekologi di masa depan. Karena itu gerakan menjaga alam dinilai sebagai sebuah keharusan moral bagi setiap mahluk hidup dimuka bumi ini tanpa terkecuali. Berbanding terbalik dengan etika ekosentris, etika antroposentris memandang bahwa manusialah yang menjadi pusat alam semesta. Manusia dianggap memiliki kedudukan tertinggi di alam semesta, sehingga dibebaskan untuk memanfaatkan alam semesta untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dalam etika ini dinilai terdapat beberapa kesahalan yakni, etika ini memandang manusia sebagai pusat alam semesta dan hanya menusia yang mempunyai nilai, sehingga alam semesta dan isinya dinilai sebagai alat pemenuh kebutuhan hidup manusia. Manusia dianggap bukan bagian dari alam, namun dimaknai sebagai pengontrol dan penguasa sehingga boleh melakukan apa saja terhadap alam. Cara pandang seperti ini akhirnya melahirkan sikap eskploratif manusia tanpa mempedulikan alam dan seisinya. Karena dianggap bukan bagian dari alam, manusia dimaknai hanya sebagai mahluk sosial yang eksistensinya hanya berada di lingkup komunitas sosialnya saja. Manusia tidak dilihat sebagai mahluk ekologis yang identitasnya juga ikut terbentuk oleh alam. Inilah yang menjadi asal usul dari terbentuknya etika yang membentuk konsep perlakuan etis terhadap alam yakni etika ekosentris. Itulah mengapa dalam beberapa pembahasan, kontradiksi ekosentrisme-antroposentrisme ini sering menjadi sorotan. 2. Bagimana Kontradiksi Antara Etika Ekosentrisme dengan Antroposentrisme Pada Pembangunan KEK Mandalika Lombok Terletak dibagian selatan pulau Lombok, KEK Mandalika ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014 untuk menjadi KEK Pariwisata. Dengan luas area sebesar 1.035,67 Ha dan menghadap Samudera Hindia. KEK Mandalika diharapkan dapat mengakselerasi sektor pariwisata berbagai daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya daerah Lombok Tengah. Kawasan ini berjarak 16 km dari Bandara Internasional Lombok, 55 km dari pelabuhan Lembar, dan 45 km dari kota Mataram yang merupakan ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada Oktober 2017 lalu, Presiden Jokowi meresmikan proyek tersebut yang berlokasi di Pantai Kuta dan
  • 9. 6 melanjutkan proyek lainnya yang belum selesai disekitar kawasan tersebut. Menteri Koordinator bidang Perekonomian menyebutkan bahwa sebanyak Rp 4,1 triliun atau 31,54% dari komitmen investasi sudah terealisasi. Akan ada pariwisata unggulan yang akan memanjakan wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan ditetapkannya kawasan Kuta Mandalika ini sebagai KEK, telah membawa berbagai manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar kawasan tersebut. Manfaat tersebut diantaranya adalah terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat karena telah banyak di bangun hotel, villa, homestay, restoran, pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan lain sebagainya. Secara bertahap sekitar lima tahun kedepan, proyek ini diperkirakan akan menyerap setidaknya 5000 tenaga kerja local. Selain itu, pihak ITDC juga mengoptimalkan peran UMKM disekitar kawasan tersebut untuk mendorongpertumbuhan industry dan pembisnis local. Dengan begitu masyarakat local akan merasakan dampak psoitifnya yakni meningkatnya perekonomian masyarakat di kawasan Kuta. Selain itu, manfaat lain yang bisa dirasakan masyarakat sekitar adalah banyaknya fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, fasilitas kesehatan dan berbagai fasilitas umum lainnya yang bisa dinikmati masyarakat dan para wisatawan. Meskipun telah banyak membawa pengaruh positif, sampai saat ini pro dan kontra terus mengalir di berbagai kalangan masyarakat terkait pembangunan KEK Mandalika ini, karena telah banyak membabat hutan, bukit dan daerah pegunungan yang ada di Lombok Tengah untuk dibangun berbagai fasilitas. Jika dilihat dari aspek lingkungan, tentu ini akan membawa dampak negatif, karena lahan hijau akan berkurang drastis. Lahan hijau, baik hutan, bukit maupun daerah pegunungan ini tentu sangat sudah membawa manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat sebelum adanya pembangunan KEK ini. Banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan-lahan tersebut untuk bertani, beternak dan lain sebagainya. Selain fungsinya untuk masyarakat, lahan hijau ini juga berfungsi untuk menyerap polusi udara dan menangkal banjir. Sehingga ada tudingan bahwa pembangunan KEK Mandalika ini telah mengekploitasi alam dengan merebut lahan masyarakat umum dan masyarakat adat. Karena banyak dari masyarakat adat yang tidak mau melepas tanahnya begitu saja untuk para investor. Tak hanya masyarakat adat, masyarakat umum yang terdiri dari petani dan nelayanpun mengalami hal yang sama. Rumah dan ladang mereka tidak luput dari penawaran para investor. Para pedagang kaki lima juga mengalami dampak buruk dari
  • 10. 7 pembangunan KEK Mandalika ini, karena terdapat larang untuk berjualan di sekitar pantai kuta bagi para pedagang asongan dan pedagang kaki lima. Lebih lanjut musibah banjir yang baru-baru ini terjadi di desa Kuta juga dikaitkan dengan pembangunan KEK Mandalika. Wahana Lingkungan (Wahli) NTB menuntut adanya kajian ulang terkait Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) kawasan Mandalika. Diduga banjir tersebut disebabkan oleh buruknya penanganan dampak lingkungan dikawasan Mandalika. Banjir ini kemudian juga menimbulkan dampak lain yakni krisis air bersih. Ada beberapa desa yang sangat sulit menemukan air bersih karena selain tercampur lumpur akibat banjir, air juga tercampur air laut, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Tak hanya dampak lingkungan seperti diatas, pembangunan KEK Mandalika ini juga membawa dampak sosial bagi masyarakat. Sehingga dalam beberapa tahun sejak ditetapkannya Mandalika sebagai KEK oleh Presiden Jokowi, telah muncul berbagai permasalahan seperti aksi protes dari masyarakat yang menganggap telah dirugikan dan tidak diperhatikan oleh Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) selaku penggarap proyek KEK ini, konflik perebutan lahan oleh masyarakat dengan pihak ITDC, konflik sosial masyarakat adat dan masih banyak lagi. Melihat adanya dampak lingkungan dan dampak sosial tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini telah terjadi kontradiksi antara ekosentrisme dan antroposentrisme yang masing-masing membawa kepentingan ekonomi dan kepentingan lingkungan. Dari pemaparan diatas dapat kita lihat bahwa terapat kontradiksi antara etika ekosentrime dengan antroposentrisme. Dari sudut pandang ekosentrisme dapat kita lihat bahwa dalam pembangunan KEK Mandalika ini telah dipersiapkan dengan matang Amdal nya untuk meminimalisir dampak lingkungan yang mungkin akan timbul. Ini menandakan bahwa selain untuk kepentinganya sendiri, manusia juga masih memikirkan dampak dari tindakan pemanfaatan alam yang mereka lakukan untuk alam semesta. Sedangkan dari sudut pandang antroposentrisme dapat kita simpulkan bahwa dalam hal ini manusia telah memanfaatkan alam secara besar-besaran (eksploitatif) untuk kepentingan mereka, khususnya kepentingan ekonomi. Pembangunan KEK Mandalika ini menunjukan bahwa mausia telah memanfaatkan alam untuk kepentingan mereka sendiri. Meskipun sudah dilakukan upaya yang maksimal untuk meminimalisir
  • 11. 8 dampak lingkungan, namun tetap saja dampak seperti banjir dan lain sebagainya tetap muncul. B. PENUTUP Pembangunan merupakan usaha terencana yang dilakukan oleh pemerintah suatu Negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pembangunan ini juga dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak kepada masyarakat untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam berbagai bidang. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan salah satu bentuk dari pembangunan infrastruktur di bidang pariwisata. Ini sebagai bentuk upaya mensejahterakan kehidupan masyarakat, khususnya masyarakt sekitar pembangunan proyek KEK tersebut. Pembangunan KEK Mandalika ini membawa dampak positif bagi masyarakat khususnya dalam bidang ekonomi. Namun juga membawa dampak negative bagi lingkungan, yakni kurangnya lahan hijau seperti perbukitan, pegunungan, hutan dan lain sebagainya sehingga daya serap air menjadi rendah yang pada akhirnya berdampak banjir. Dari dampak positif dan negatif tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembangunan KEK Mandalika ini terdapat kontradiksi etika lingkungan ekosentrisme dengan antroposentrisme. Titik temu dari kontradiksi ini dapat dilakukan dengan terus memaksimalkan upaya meminimalisir dampak lingkungan, tidak hanya memikirkan tentang kemajuan dari proyek tersebut, tetapi juga harus memikirkan dampaknya untuk alam dalam jangka panjang.
  • 12. 9 Daftar Pustaka Keraf, S. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Buku Kompas. Firmansyah, R. 2019. Dampak Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Kuta Pujut Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Haryono, S. 2020. Kontestasi Antroposentrisme-Ekosentrisme Pada Masuknya Investasi Sawit Di Laman Satong, Ketapang, Kalimantan Barat. Tesis, Medan: Universitas Sumatera Utara. https://www.kataknews.com/2018/12/pengembangan-mandalika-diduga-tak https://travel.detik.com/advertorial-news-block-travel/d-3694178/itdc-optimis-kek- mandalika-beri-dampak-positif-ekonomi-masyarakat https://travel.kompas.com/read/2017/10/21/163700727/kawasan-ekonomi-khusus- mandalika-apa-istimewanya-? https://kek.go.id/kawasan/Mandalika
  • 13. 10 KEBIJAKAN LARANGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DI BALI SEBAGAI IMPLEMENTASI EKOLOGI MANUSIA UNTUK SUSTAINABLE DEVELOPMENT Lina Febriani Universitas Mataram abstrak Sustainable development adalah suatu konsep yang lahir sebagai respon terhadap berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi dewasa ini. Selain mengancam kehidupan manusia kerusakan lingkungan ini juga akan mempengaruhi kelangsungan hiduo seluruh organisme dan anorganisme yang ada di muka bumi ini. Oleh sebab itu pembangunan dalam bentuk apapun yang bertujuan untuk emningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara dalam berbagai bidang harus pula memperhatikan aspek keselamatan ligkungan. Pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengabaikan hak generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Terdapat berbagai implementasi untuk dapat mewujudkan pembangunan yang menyeimbangkan aspek ekonomi dan sosial serta lingkungan. Salah satunya adalah dengan mengurangi produksi sampah plastik, karena merupakan salah satu kontributor penyebab kerusakan lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk menghambat keruskaan yang lebih besar lagi. Tindakan manusia dalam menyeimbangkan pemanfaatan alam untuk kepentingan mereka dan juga untukkeselamatan alam itu sendiri. Konsep ekologi ini diharapkan dapat menyeimbangkan antara kontribusi terhadap peningkatan kualitas alam dan terpenuhinya kebutuhan manusia agar tidak terjadi kemerosotan kualitas alam yang permanen. Disisi lain alam dimanfaatkan secara besar-besaran karena merupakan sumber pendapatan tertinggi kedua Negara setelah minyak dan gas bumi. Tak dapat dipungkiri hal tersebut telah membuat kerusakan lingkungan yang pada akhirnya menimbulkan kerugian juga bagi Negara sendiri. Untuk menyeimbangkan keduanya, perlu adanya hubungan timbal balik yang baik antara manusia dan alam. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan konsep ekologi manusia. Keywords: Sustainable development, Ekologi Manusia, Larangan Kantong Plastik
  • 14. 11 A. PENDAHULUAN Pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development sebenarnya sudah menjadi perbincangan dan perdebatan mengenai pembangunan berkelanjutan yang diawali oleh terbitnya Brundtland Report pada tahun 1980, semakin diintensifkan dengan Konferensi PBB demi tercapainya penanggulangan dan perbaikan dari kerusakan lingkungan yang sudah banyak terjadi di berbagai belahan dunia. Prinsip dari pembangunan berkelanjutan ini adalah pembangunan yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan menyeimbangkan peran keduanya. Itu berarti pembangunan berkelanjutan ini mengandung arti sebuah pembangunan yang memperhatikan dan mempertimbangkan aspek lingkungan. Menurut UU Nomor 32 Tahun 2009 pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi kedalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Perkembangan dunia dalam segala aspek telah membawa peradaban bagi manusia, yang akhirnya menyebabkan dewasa ini manusia menjadi mahluk yang kapitalistik, konsumtif dan eksploratif. Sifat-sifat tersebut telah mendorong manusia menjadi menjadi serakah terhadap Sumber Daya Alam (SDM) yang ada tanpa memikirkan dan mempetimbangkan aspek keselamatan lingkungan dan manusia itu sendiri. Karena alam merupakan rumah bagi seluruh organisme yang ada di muka bumi ini, maka jika alam semesta rusak, semua penghuninya juga akan merasakan dampaknya. Pemikiran manusia yang berkembang dewasa ini adalah alam telah menyediakan berbagai berbagai materi untuk pemenuhan kebutuhan manusia, maka manusia harus mengeksplorasi sedalam-dalamnya demi kepentingan mereka pribadi. Sehingga fungsi dari lingkungan mulai disalahartikan, yakni hanya sebagai pemenuh kebutuhan manusia semata. Berdasarkan penelitian sejak 5 dekade lalu, angka laju petumbhan populasi manusia termasuk masih tinggi, yakni 1,8% pertahun. Hal ini tentu akan mendorong semakin tingginya kebutuhan hidup manusia di muka bumi ini dan alam akan dieksplotasi lebih dalam lagi. Sehingga bagian dari alam yang seharusnya bebas dari pengaruh manusia, bisa jadi berperan juga dalam pemenuhan kebutuhan manusia kedepannya. Itulah
  • 15. 12 mengapa akibat utama dari pertumbuhan manusia dan eksploitasi sumber daya alam ini adalah menurunnya kualitas alam semesta. Inilah yang kemudia menjadi tantangan bagi kita semua, bagaimana kita dapat menghidupkan kesadaran sesame manusia untuk menjaga dan mengurangi risiko buruk yang akan menimpa alam. Oleh karena itu konsep pembangunan diharapkan dapat menyeimbangkan antara kontribusi terhadap peningkatan kualitas alam dan terpenuhinya kebutuhan manusia agar tidak terjadi kemerosotan kualitas alam yang permanen. Disisi lain alam dimanfaatkan secara besar-besaran karena merupakan sumber pendapatan tertinggi kedua Negara setelah minyak dan gas bumi. Tak dapat dipungkiri hal tersebut telah membuat kerusakan lingkungan yang pada akhirnya menimbulkan kerugian juga bagi Negara sendiri. Untuk menyeimbangkan keduanya, perlu adanya hubungan timbal balik yang baik antara manusia dan alam. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan konsep ekologi manusia. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa dalam pemanfaatan alam sebagai pemenuh kebutuhan manusia, akan timbul dampak yang perlu diperhitungkan, apakah menguntung atau merugikan baik bagi alam maupun bagi manusia. Ekologi manusia mengandung falsafah sebagai berikut: a. Manusia harus mampu mempertahankan kelangsungan kehidupan dirinya, keturunannya serta sesama manusia yang lain; b. Yang baik untuk manusia juga harus baik untuk Alam, dan baik untuk makhluk hidup lain karena perolehan serta manfaat yang diperolehnya sangat tergantung pada Alam itu sendiri, baik secara langsung ataupun melalui kebutuhan serta ketergantungan manusia akan makhluk hidup lain. Dari kedua falsafah diatas, dapat dipahami bahwa ekologi berperan untuk membatasi perilaku manusia dalam memanfaatkan alam berdasarakn kaidah, hukum dan ketentuan lain dalam ekologi. Karena dalam ekologi manusia, hubungan timbal balik itu terjadi antara manusia dengan seluruh komponen lingkungan di mana manusia berada atau berkepentingan. Tindakan menyemimbangkan hubungan timbale balik antara manusia dan ala mini ada berbagai bentuk. Salah satunya adalah dengan pengurangan/larangan penggunaan kantong plastik sebagai tindakan mengurangi produksi sampah plastik yang berbahaya untuk alam. Bahkan Indonesia berada di posisi kedua dunia sebagai Negara penghasil sampah plastik terbesar didunia. Sampah platik
  • 16. 13 sangat berbahaya untuk alam karena merupakan sampah yang sulit terurai. Terhitung sebanyak 1,3 juta ton sampah plastik yang dihasilkan Indonesia per tahun. Tahun 2025 diperkirakan akan bertambah hingga 2,2 miliar ton/tahun. Di Indonesia tahun 2008 sampah plastik mencapai 280.500 ton/hari. Rata-rata individu menghasilkan 0,12 kg sampah plastik/hari atau lebih dari 100 milyar kantong plastik setiap tahunnya. Pemakaian kantong plastik di Indonesia mencapai 700 kantong/orang/tahun. Data KLHK menyebutkan bahwa Indonesia menghasilkan sampah kantong plastik sebanyak 10,95 juta lembar/tahun/100 gerai. Fakta tersebut menempatkan Indonesia sebagai peringkat kedua di dunia penghasil sampah plastik ke laut (187,2 juta ton) setelah Tiongkokyang mencapai 262,9 ton (Jambeck, 2015). Inilah yang membuat sampah menjadi permaslaahan yang cukup serius di Indonesia. Banyak dari sampah kantong plastik tidak sampai ke tempat pembuangan sampah dan hanya sedikit yang didaur ulang, sehingga banyak sampah kantong plastik tersebut berakhir di saluran air, sungai, sampai akhirnya ke laut. Tak heran kita sering melihat betapa kotornya panta-pantai di Indonesia dengan sampah plastik yang sudah jelas membahayakan eksisitem laut. Selain itu, sampah plastik dapat berdampak pada penurunan tingkat wisatawan yang berkunjung ke lautan yang ada di Indonesia. Sebab, keindahan laut akan rusak karena sampah plastik. Menyikapi hal tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2016 menyatakan Deklarasi Peduli Sampah untuk membangun kesadaran kolektif bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia untuk menggerakkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Peringatan ini merupakan awal komitmen Indonesia Bergerak Bebas Sampah 2020. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor S.1230/PSLB3-PS/2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar. Surat Edaran tersebut meminta pemerintah daerah (Pemda) provinsi maupun kabupaten/kota termasuk produsen serta pelaku usaha melakukan langkah simultan dalam pengurangan dan penanganan sampah plastik. Kebijakan ini telah diujicobakankan di 22 kota di Indonesia dan diterapkan di seluruh pusat perbelanjaan modern, pasar swalayan, maupun minimarket retail. Salah satunya adalah di pulau Bali. Karena Bali merupakan salah satu tujuan wisata yang paling terkenal di dunia nasional
  • 17. 14 maupun internasional, tidak heran banyak terdapat pusat perbelanjaan seperti retail modern disana. Dan tentunya retail modern menjadi salah satu penghasil sampah plastik yang lumayan banyak. Oleh karena itu pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai 1) Konsep Ekologi Manusia dalam Sustainable Development 2) Larangan Penggunaan Kantong Plastik di Bali sebagai Implementasi Sustainable Development. B. PEMBAHASAN 1. Konsep Ekologi Manusia dalam Sustainable Development Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai bidang seperti perekonomian, pola hubungan sosial, politik, kekuasaan, lingkungan dan bagaimana segala aspek kehidupan tersebut dalam hubungan timbal balik. Selain itu ekologi manusia ini juga mempunyai arti penting dalam kegiatan pembangunan yang mengikutsertakan perubahan lingkungan dalam aspek biofisik dan sosial budaya. Jadi secara sederhana ekologi manusia dapat dipahami sebagai suatu disiplim ilmu yang mengembangkan antara ilmu sosial dengan ilmu lingkungan alam. Sebagai sebuah disiplin ilmu, ekologi manusia baru muncul sekitar abad ke-20. Namun keberadaannya sudah eksis sejak manusia mulai memikirkan hubungan dengan alam dan kedudukan mereka dialam semesta. Saat ini pemikiran seputar ekologi manusia sudah berkembang, tak hanya dalam disiplin ilmu akademik, namun juga dalam disiplin-disiplin lain. Hal-hal yang termasuk kedalam dalam ekologi manusia mencakup semua kajian atas populasi manusia serta kaitannya dengan cirri dan sifat lingkungan mereka. Interaksi antar manusia dengan habitatnya nyaris sepenuhnya dibentuk oleh ciri kebudayaan mereka. Dengan demikian, ekologi manusia ini juga mengintegrasikan antara ekologi dan cultural masyarakat. Sebagai organisme hidup, manusia selalu berada dalam interaksi timbalbalik atau metabolistik dengan alam, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan buatan, untuk dapat melangsungkan hidup. Hubungan antara manusia dengan lingkungan dan sesamanya akan berdampak terhadap lingkungan karena manusia adalah bagian dinamis dari suatu ekosistem. Tindakan manusia terhadap alam tergantung dari cara pandang mereka terhadap alam. Cara pandang ini menjadi patokan untuk menafsirkan informasi dan energy yang diterima, kemudian menjadi landasan rumusan tindakan yang akan dilakukan dilakukannya terhadap lingkungan. Pandangan inilah yang
  • 18. 15 kemudian mempengaruhi tindakan manusia, apakah akan merawat atau malah merusak alam. Secara ekologis, manusia melihat dirinya sebagai bagian integral dari suatu ekosistem dengan hubungan fungsional yang tak terpisahkan antara sistem sosial dan biofisik. Udara, air, tanah, organisme hidup dan unsure-unsur lain saling terhubung melalui jaringan energy yang menginformasikan segala aktivitas manusia didalamnya, termasuk ekosistem. Pendekatan baru dalam kajian ekologi manusia dalam konteks keprihatinan atas dampak negative aktivitas manusia terhadap ekosistemnya telah berkembang. Bagaimanapun juga, upaya manusia memanfaatkan alam dalam konteks eksploitasi merupakan proses mengubah alam itu sendiri. Itulah mengapa saat ini kita sering menyaksikan bagaimana alam mengalami kerusakan secara ekologis, yang berarti bahwa alam tidak bisa menyimpan daya dan energinya untu kehidupan manusia yang lebih panjang. Kekhawatiran yang timbul dalam benak manusia akan hal tersebut telah melahirkan konsep sustainable development atau yang lebih sering kita dengar sebagai pembangunan berkelanjutan. Sustainable development diperkenalkan dalam World Conservation Strategy (Strategi Konservasi Dunia) yang diterbitkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP), International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), dan World Wide Fund for Nature (WWF) pada 1980. Pada 1982, UNEP menyelenggarakan sidang istimewa memperingati 10 tahun gerakan lingkungan dunia (1972-1982) di Nairobi, Kenya, sebagai reaksi ketidakpuasan atas penanganan lingkungan selama ini. Dalam sidang istimewa tersebut disepakati pembentukan Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (World Commission on Environment and Development-WCED). PBB memilih PM Norwegia Nyonya Harlem Brundtland dan mantan Menlu Sudan Mansyur Khaled, masing-masing menjadi Ketua dan Wakil Ketua WCED. Menurut Brundtland Report dari PBB (1987), Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Commission Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk lingkungan dan pembangunan pada tahun 1987 yang diketuai oleh Gro Brundtland (Perdana Menteri Norwegia)15 yang berjudul “Hari Depan Kita Bersama”
  • 19. 16 (Our Common Future) yang menjadi tonggak pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dirumuskan pengertian pembangunan berkelanjutan adalah “Pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengabaikan hak generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka”. Otto Sumarwoto menyebutkan bahwa factor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan adalah: Pertama, terpeliharanya proses ekologi yang esensial; Kedua, tersedianya sumber daya yang cukup; Ketiga, lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sesuatu. Ketiga aspek tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap berjalannya pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu pembangunan berkelanjutan ini juga dimaknai sebagai perubahan sosial ekonomi yang positif dan tidak mengabaikan sistem ekologi atau keadaan alam dimana kehidupan masyarakat bergantung pada hal tersebut. Selanjutnya, menurut Emil Salim pembangunan berkelanjutan (sustainable development) diartikan sebagai suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan menyerasikan sumber alam dan manusia dalam pembangunan. Lebih lanjut ia mengatakan, konsep pembangunan berkelanjutan ini di dasari oleh lima ide pokok besar, yaitu: Pertama, proses pembangunan mesti berlangsung secara berlanjut, terus-menerus, dan kontinu, yang ditopang oleh sumber alam, kualitas lingkungan, dan manusia yang berkembang secara berlanjut pula; Kedua, sumber alam (terutama udara, air, dan tanah) memiliki ambang batas, di mana penggunaannya akan menciutkan kuantitas, dan kualitasnya; Ketiga, kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup; Keempat, bahwa pola penggunaan sumber alam saat ini mestinya tidak menutup kemungkinan memilih opsi atau pilihan lain di masa depan; dan kelima, pembangunan berkelanjutan mengandaikan solidaritas transgenerasi, sehingga kesejahteraan bagi generasi sekarang tidak mengurangi kemungkinan bagi generasi selanjutnya untuk meningkatkan kesejahteraannya pula. 2. Larangan Penggunaan Kantong Plastik di Bali sebagai Implementasi Sustainable Development Dengan bahan yang praktis dan desain yang menarik, plastik menjadi bahan yang sering dipakai berbagai kebutuhan. Hampir diseluruh lapisan, plastik digunakan
  • 20. 17 sebagai alat kebutuhan yang selalu tersedia. Padahal, plastik adalah material yang tidak bisa terdegradasi (terurai). Sebanyak 33% dari plastik dunia berbentuk botol, kantong dan sedotan sekali pakai dan memiliki dampak buruk bagi lingkungan, tak terkecuali bagi tubuh. Parahnya lagi, sampah-sampah plastik tidak semuanya sampai ke tempat pembuangan untuk didaur ulang, namun justru banyak berserakan di pinggir jalan, sungai bahkan laut. Itulah mengapa sampah plastik merupakan salah satu penyebab masalah lingkungan berjangka panjang, karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat terurai dengan tanah. Setidaknya membutuhkan waktu selama 200 hingga 400 tahun utnuk dapat diuraikan oleh tanah. Sampah plastik ini menimbulkan zat kimia yang dapat mencemari air tanah dan tanah sehingga mengurangi kesuburan tanah. Pembuangan sampah plastik ke laut telah membunuh 100.000 mamalia laut dan juga hewan laut lainnya dalam setiap tahunnya. Hewan-hewan tersebut mati karena tidak sengaja mengkonsumsi sampah plastik yang ada di laut. Kemudian sampah plastik yang ada disungai akan berakibat pada pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sehingga tidak dapat menampung air dalam jumlah banyak, sehingga dapat menyebabkan banjir. Dan apabila dibakar, sampah plastik ini akan mejadi polusi udara dan akan menjadi racun karena mengandung bahan kimia berbahaya didalamnya. Zat yang terkandung didalamnya adalah zat dioksin dan zat karsinogenik yang apabila dihirup manusia akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan saluran pernafasan, gangguang sistem syarah hingga kanker. Melihat banyaknya bahaya yang ditimbulkan akibat sampah plastik dan terus meningkatnya pemakaian kemasan plastik oleh masyarakat, maka pemerintah Indonesia resmi menerapkan larangan penggunaan kantong plastik sebagai upaya mengurangi dampak sampah plastik bagi lingkungan. Salah satu daerah yang menerapkan larangan penggunaan kantong plastik adalah Bali. Peraturan Walikota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, merupakan salah satu kebijakan yang telah diterbitkan untuk mengatasi persoalan sampah plastik. Peraturan Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik ini dengan bahasa yang sangat sederhana dan tidak mengandung makna yang berganda sehingga cukup jelas dimengerti oleh masyarakat. Bali dipiliah menjadi salah satu daerah yang harus menerapkan larangan ini karena Bali merupakan salah satu ikon wisata yang sangat terkenal di dunia nasional maupun internasional. Jadi selain akan mempengaruhi keadaan alam disana, sampah
  • 21. 18 plastik ini juga tentu akan mengganggu kenyamanan para wisatawan yang datang untuk menikmati indahnya Bali. Dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 terdapat tiga jenis plastik sekali pakai (PSP) yang dilarang, yakni kantong plastik, polistirena (styrofoam), dan sedotan plastik (pipet). Aturan ini mewajibkan setiap orang dan lembaga baik pemasok, distributor, produsen, penjual menyediakan pengganti atau substitusi PSP. Peraturan ini juga melarang peredaran, distribusi, dan penyediaan PSP baik oleh masyarakat, pelaku usaha, desa adat, dan lainnya. Sejak penerapan kebijakan ini, masyarakat Bali diharuskan untuk membawa kantong belanja sendiri dari rumah dan tidak boleh menggunakan kantong plastik sekali pakai. Dalam penerapannya tidak ada kendala yang terlalu serius karena pemerintah Bali melakukan sosialiasi dengan tepa sehingga maasyarakat dapat menerima dan memahami urgensi dari kebijakan tersebut dengan baik. Langkah yang diambil pemerintah Indonesia khususnya walikota Denpasar ini menjadi salah satu bentuk upaya masyarakat untuk menjaga alam dan mengurangi tingkat kerusakan alam demi tercapainya pembangunan berkelanjutan (sustainable development). C. PENUTUP Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai bidang seperti perekonomian, pola hubungan sosial, politik, kekuasaan, lingkungan dan bagaimana segala aspek kehidupan tersebut dalam hubungan timbal balik. Selain itu ekologi manusia ini juga mempunyai arti penting dalam kegiatan pembangunan yang mengikutsertakan perubahan lingkungan dalam aspek biofisik dan sosial budaya. Jadi secara sederhana ekologi manusia dapat dipahami sebagai suatu disiplim ilmu yang mengembangkan antara ilmu sosial dengan ilmu lingkungan alam. Ekologi manusia ini berperan dalam sustainable development atau yang lebih dikenal dengan pembangunan berkelanjutan. Yakni Pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengabaikan hak generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jadi pembangunan berkelanjutan ini harus mengimbangi aspek ekonomi dan sosial serta tidak boleh mengabaikan alam. Salah satu upaya mewujudkan sustainable development ini adalah dengan penerapan kebijakan larangan penggunaan kantong plastik. Karena kantong plastik merupakan salah satu kontributor besar yang menyebabkan kerusakan alam.
  • 22. 19 Salah satu daerah yang menerapkan kebijakan larangan kantong plastic ini adalah daerah Bali , karena merupakan ikon wisata Indonesia yang sangat terkenal di kancah nasional maupun internasional. Selain di darat sampah plastik ini juga banyak mengotori laut Indonesia karna banyak sampah-sampah yang tidak sampai ke tempat pembuangan akhir. Alhasil banyak mengotori laut dan sungai yang akan merusakan ekosistem laut dan sungai serta kenyamanan para wisatawan.
  • 23. 20 Daftar Pustaka Abdullah s. 2017. Ekologi manusia dan pembangunan berkelanjutan. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama Blolo, S. 2021. Implementasi kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik di Kota Denpasar. Jurnal ilmu-ilmu sosial. No: 1 Vol: 16 https://www.liputan6.com/global/read/4294488/jakarta-larang-kantong-kresek-6- negara-ini-penghasil-sampah-plastik-terbesar-di-dunia https://travel.detik.com/travel-news/d-5079304/ri-penghasil-sampah-plastik-terbesar- kedua-di-dunia-bahayakan-wisata https://skata.info/article/detail/337/waspada-bahaya-sampah-plastik https://dietkantongplastik.info/dua-tahun-penerapan-peraturan-gubernur-provinsi-bali- no-97-tahun-2018-tentang-pembatasan-timbulan-sampah-plastik-sekali-pakai- apa-saja-pencapaian-dan-tantangan-yang-dihadapi/
  • 24. 21 KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DAN CORAK INTERAKSI MASYARAKAT KAWASAN PEMUKIMAN KAKI GUNUNG RINJANI SEMBALUN Lina Febriani Universitas Mataram Abstrak Kawasan pegunungan merupakan salah satu kawasan yang memiliki ciri dikelilingi perbukitan, ladang, lahan pertanian dan lain-lain. Ini merupakan karakteristik yang menjadi ciri khas daerah pegunungan yang membedakannya dengan daerah lainnya. Kaki gunung rinjani merupakan salah satu kawasan yang juga dijadikan sebagai pemukiman yang ditempati oleh masyarakat Desa Sembalun. Pemukiman di kaki gunung rinjani ini menjadi sebuah karakteristik yang membedakannya dengan pemukiman lain, karena berada di dataran tinggi. Perbedaan karakteristiknya dengan wilayah pemukiman lain tentu didalamnya terdapat banyak perbedaan dengan masyarakat lain, mulai dari budaya, bahasa, pola komunikasi dan corak interaksi masyarakatnya. Karakteristik lingkungan menjadi sebuah ciri khas yang dimilki oleh suatu kawasan yang didalamnya terdapat berbagai perbedaan seperti budaya, bahasa, pola interaksi dan lain sebagainya. Manusia sebagai mahluk sosial tentunya membutuhkan interaksi antar sesamanya. Model interaksi ini berbeda-beda karena dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah karakter dari lingkungan tempat tinggal masyarakat itu sendiri. Itulah mengapa corak inteaksi antar masyarakat dataran rendah, dataran tinggi, pesisir dan kawasan lainnya akan berbeda satu sama lain. Keyword: Karaktersitik Lingkungan, Corak Interaksi, Masyarakat Pegunungan (Sembalun)
  • 25. 22 A. PENDAHULUAN Kawasan pemukiman merupakan suatu kawasan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat melakukan aktivitas yang mendukung kehidupan orang-orang yang menghuninya dan juga merupakan temapt hidup bersama. Pemukiman ini sangat erat kaitannya dengan karakteristik lingkungan, yang membedakannya dengan pemukiman yang lain. Karakteristik setiap pemukiman biasanya akan berbeda, pemukiman yang terbentuk dari orang-orang yang masih mempunyai pertalian keluarga lewat perkawinan akn berbeda dengan pemukiman yang terbentuk karena kesamaan mata pencaharian, demikian pula akan berbeda dengan pemukiman yang memiliki kesamaan etnis dan kebudayaan. Suatu lingkungan pemukiman tidak hanya terbentuk dari kondisi alam, tetapi juga faktor-faktor sosial budaya yang ada di dalamnya. Jadi dalam hal ini karakteristik lingkungan merupakan salah satu faktor pembentuk dari budaya masyarakat didalam suatu pemukiman. Karakteristik pemukiman ini menjadi suatu keunikan yang membedakan suatu pemukiman dengan pemukiman lainnya. Keunikan tersebut dapat berupa budaya masyarakat, kondisi iklim yang berbeda, karakteristik tapak, pengaruh nilai-nilai spritualnya yang dianut, dan kondisi politik atau keamanan dari suatu daerah atau permukiman. Pengertian karakter secara umum berdasarkan penggunaannya sebagai sebuah istilah yang dipergunakan sehari-hari adalah salah satu atribut atau ciri-ciri yang membuat obyek dapat dibedakan sebagai sesuatu yang sifatnya individual. Pengertian yang mampu menunjukkan adanya kualitas khusus, berperan sebagai pembeda (Nurjannah, 2013). Dengan demikian karakter dapat digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi baik fisik maupun non fisik (tergantung kandungan/ muatan isi obyek) dengan penekanan terhadap sifat-sifat, ciri-ciri yang spesifik dan khusus suatu obyek, yang membuat obyek tersebut dapat dikendalikan dengan mudah. Salah satu kekuatan yang membentuk karakter lingkungan permukiman adalah keadaan alam yang ada di sekelilingnya. Beberapa ilmuan telah memperbincangkan hubungan antara pengembangan permukiman manusia dan lingkungan alam (Rapoport, 1969; Kostof, 1991; Moris, 1994). Karakteristik sifat-sifat dasar lingkungan alam telah mempengaruhi manusia dari masa awal dengan berbagai cara. Lingkungan alam mempengaruhi manusia sewaktu mendirikan permukimannya dari.
  • 26. 23 memilih lokasi, menggunakan bahan konstruksi yang tepat untuk adaptasi dengan iklim, mendirikan bangunan dengan struktur yang sesuai dengan tanah, dan merancang bentuk bangunan yang serasi dengan keadaan sekelilingnya. Unsur ini adalah kekuatan yang mempengaruhi bentuk permukiman manusia dari awal sampai dengan kota kontemporer saat ini (Heryanto, 2011). Bentuk topografi suatu tempat juga adalah unsur penting dalam mendirikan permukiman manusia. Aneka ragam bentuk dari tanah datar dan tanah lapang seperti perbukitan, lembah, dan tepian air adalah unsur alam yang menentukan orientasi dan bentuk permukiman manusia. Amos Rapoport (1969:74-78), dalam bukunya, House Form and Culture, menyingkap pengaruh dari topografi sebagai faktor yang menentukan pembangunan permukiman. Rapoport menyatakan bahwa ada 2 pertimbangan bagi masyarakat untuk memilih tempat permukimannya, yaitu fisik lingkungan alam setempat dan pilihan sosial-budaya. Kaki gunung rinjani merupakan salah satu kawasan yang juga dijadikan sebagai pemukiman yang ditempati oleh masyarakat dusun sembalun. Pemukiman di kaki gunung rinjani ini menjadi sebuah karakteristik yang membedakannya dengan pemukiman lain, karena berada di dataran tinggi. Perbedaan karakteristiknya dengan wilayah pemukiman lain tentu didalamnya terdapat banyak perbedaan dengan masyarakat lain, mulai dari budaya, bahasa, pola komunikasi dan corak interaksi masyarakatnya. Oleh karena itu dalam bagian selanjutnya akan dibahas mengenai: 1) Pengaruh Karakteristik Lingkungan Terhadap Corak Interaksi Masyarakat 2) Bagaimana Corak Interaksi Masyarakat di Kawasan Kaki Gunung Rinjani B. PEMBAHASAN 1. Pengaruh Karakteristik Lingkungan Terhadap Corak Interaksi Masyarakat Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun didalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup".Misalnya dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Julina, 2016). Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
  • 27. 24 atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut UU No 32 Tahun 2009 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup perlu diikuti tindakan berupa pelestarian sumber daya alam dalam rangka memajukan kesejahteraan umum. Dengan begitu, UUPLH merupakan dasar ketentuan pelaksanaan dalam pengelolaan lingkungan hidup serta sebagai dasar penyesuaian terhadap perubahan atas peraturan yang telah ada sebelumnya, serta menjadikannya sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh di dalam suatu sistem. Sebagai subsistem atau bagian (komponen) dari "Sistem Hukum Nasional” Indonesia, hukum lingkungan Indonesia di dalam dirinya membentuk suatu sistem, dan sebagai suatu sistem, hukum lingkungan Indonesia mempunyai subsistem yang terdiri atas : (1) Hukum Penataan Lingkungan; (2) Hukum Perdata Lingkungan; (3) Hukum Pidana Lingkungan; dan (4) Hukum Lingkungan Internasional. Adapun peraturan- peraturan yang berkaitan dengan Hukum Lingkungan Indonesia antara lain adalah sebagai berikut: 1) Berbagai peraturan tentang Perusahaan dan Pencemaran Lingkungan, khususnya pada PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, 2) 2) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Didalam lingkungan dengan segala isinya terdapat kawasan yang dijadikan pemukiman oleh manusia untuk bertahan hidup. Kawasan pemukiman adalah suatu kawasan yang ditinggali oleh banyak orang dengan kesamaan budaya, kesamaan mata pencaharian, ikatan keluarga dan kesamaan-kesamaan lainnya. Lingkungan yang dijadikan sebagai tempat tinggal atau pemukiman oleh masyarakat juga memiliki karakterisitk yang berbeda-beda, ada pemukiran pesisir, pemukiman daratan, pemukiram dataran tinggi, pemukiman kumuh dan lain-lain. Ciri ini menjadi pembeda antara pemukiman yang satu dengan yang lainnya. Selain berbeda dari segi fisik, kawasna pemukiman ini juga mempunyai budaya masyarakat yang berbeda-beda. Karena antara manusia dan lingkungan tempat tinggalnya akan saling mempengaruhi
  • 28. 25 sehingga terbentuk suatu budaya didalam masyarakat tersebut yang menjadi cirri khasnya. Porteous (dalam Mastutie, 2002), juga menyatakan bahwa perilaku seseorang itu dipengaruhi oleh tiga faktor yang saling bergantung, yaitu: faktor pembawaan genetiknya, faktor pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, dan faktor lingkungan fenomenal yang ada saat itu. Kedua faktor pertama di atas tidak dapat dipengaruhi oleh perencana atau perancang lingkungan. Salah satu pengaruh yang timbul akibat dari perbedaan karakteristik lingkungan adalah corak interaksi masyarakat yang ada didalamnya. Interaksi yaitu satu relasi antara dua sistem yang terjadi sedemikian rupa sehingga kejadian yang berlangsung pada satu sistem akan mempengaruhi kejadian yang terjadi pada sistem lainnya. Interaksi adalah satu pertalian sosilal antar individu sedemikian rupa sehingga individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu sama lainnya (Chaplin, 2011). Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto (1982) interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang- perorangan, antara kelompok- kelompok manusia maupun antara orang perorangtan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Jadi interaksi sosial adalah kemampuan seorang individu dalam melakukan hubungan sosial dengan individu lain atau kelompok dengan ditandai adanya adanya kontak sosial dan komunikasi. Interaksi merupakan hal yang paling unik yang muncul pada diri manusia. Manusia sebagai makhluk sosial dalam kenyataannya tidak dapat lepas dari interaksi antar mereka. Interaksi antar manusia ditimbulkan oleh bermacam- macam hal yang merupakan dasar dari peristiwa sosial yang lebih luas. kejadian dalam masyarakat pada dasarnya bersumber pada interaksi seorang individu dengan individu lainnya. Dapat dikatakan bahwa tiap-tiap orang dalam masyarakat adalah sumber dan pusat efek psikologis yang berlangsung pada kehidupan orang lain. Hal ini berarti tiap-tiap orang itu merupakan sumber dan pusat psikologis yang mempengaruhi hidup kejiwaan orang lain, dan efek itu bagi tiap-tiap orang tidak sama. Dapat dikatakan, dengan demikian, bahwa perasaan, pikiran dan keinginan yang ada pada seseorang tidak hanya sebagai tenaga yang bisa menggerakkan individu itu sendiri, melainkan merupakan dasar pula bagi aktivitas psikologis orang lain. Semua hubungan
  • 29. 26 sosial baik yang bersifat operation,cooperation maupun non-cooperation merupakan hasil interaksi individu. Faktor fisik juga berpengaruh terhadap corak atau cirri khas dari interaksi masyarakat disuatu daerah dengan karakteristik tertentu. Misalnya antara masyarakat yang tingga di dataran rendah dan dataran tinggi, tentu corak interaksi masyarakatnya berbeda. 2. Corak Interaksi Masyarakat di Kawasan Kaki Gunung Rinjani Sembalun merupakan nama sebuah daerah dataran tinggi di Pulau Lombok, letaknya di sebelah timur laut Pulau Lombok di ketinggian sekitar 1.200 meter dari permukaan laut (mdpl), serta menjadi bagian dari kawasan gunung berapi, yakni Gunung Rinjani (3.726 mdpl). Secara administratif pemerintahan, daerah Sembalun terdapat di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sembalun dapat dijangkau dengan kendaraan motor dan mobil beroda empat. Jaraknya sekitar 35 km dari ibu kota Kabupaten Lombok Timur, yaitu Kota Selong dan dari ibu kota provinsi di Mataram sekitar 114 km melalui jalur selatan hingga ke salah satu desa di dataran ini, Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Aikmel. Kondisi topografi Sembalun dikelilingi oleh bukit-bukit dengan puncak tertinggi di Gunung Rinjani dimana terdapat Danau Segara Anakan. Beberapa dari bukit tersebut merupakan kawasan hutan rimba dan kawasan padang ilalang. Dari antara lereng bukit terdapat mata air dan sungai yang airnya mengalir dan menjadi sumber mata air penduduk di Pulau Lombok. Pada tahun 1990, Menteri Kehutanan melalui surat No. 448/ Menhut-VI/90, tanggal 6 Mei 1990, menetapkan sebagian dari daerah Sembalun menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), dengan luas keseluruhan TNGR sebesar 41.330 ha. Potensi kekayaan flora fauna, panorama alam, kehidupan sosial budaya dan kesuburan tanah di daerah Sembalun, mengundang daya tarik penduduk luar untuk datang dan berdiam di daerah ini. Pihak Dinas Pariwisata, perusahaan dan agen perjalanan wisata menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata. Sembalun seringkali dijadikan sebagai tujuan berwisata dengan keluarga, kerabat dan teman, karena memang menawarkan berbagai destinasi. Seperti halnya masyarakat pedesaan pada umumnya, masyarakat dusun sembalun juga melakukan interaksi satu sama lain, baik dengan masyarakat disana maupun
  • 30. 27 dengan para wisatawan. Keadaan topografi desa sembalun ini turut mempengaruhi model interaksi yang brkembang dalam masyakat. Karena model pemukiman didaerah pegunungan cenderung berjarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain, maka masyarakt biasanay berinteraksi dengan suara yang sedikit keras. Ini jelas berbeda dengan pola interaksi masyarakat yang ada di dataran rendah. C. PENUTUP Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun didalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Didalam lingkungan dengan segala isinya terdapat kawasan yang dijadikan pemukiman oleh manusia untuk bertahan hidup. Kawasan pemukiman adalah suatu kawasan yang ditinggali oleh banyak orang dengan kesamaan budaya, kesamaan mata pencaharian, ikatan keluarga dan kesamaan-kesamaan lainnya. Lingkungan yang dijadikan sebagai tempat tinggal atau pemukiman oleh masyarakat juga memiliki karakterisitk yang berbeda-beda. Masayarakat dikawasan pegunungan memiliki corak interaksi yang berbeda dengan masyarakat di dataran rendah.
  • 31. 28 DAFTAR PUSTAKA Rengkung, Rahmah, Lahamendu. 2018. Kesesuian Lahan Pemukiman di Kawasan Kaki Gunung Dua Sudara. Jurnal Spasial Vol 5. No 1. Universitas Sam Ratulangi Manado Andreas, Nurjannah, Saleh. 2014. Karakteristik Lingkungan dan Perilaku Masyarakat Kawasan Pemukiman Nelayan di Sekitar Teluk Kendari. Jurnal Arsitektur Nalars. Vol. 13 No.2 Abdurrahman. Masyarakat Adat Sembalun Lombok. https://ipqi.org/pengertian-dan-karateristik-kualitas-lingkungan-hidup/ https://indonesia.go.id/ragam/pariwisata/pariwisata/desa-sembalun-ladang-udara-segar- di-kaki-gunung-rinjani http://repository.unimus.ac.id/2211/3/BAB%20II.pdf