SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM
KI-2051 KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN 7
PROTEIN DAN KARBOHIDRAT:
SIFAT DAN REAKSI KIMIA
Nama : Lathifuddin Siddiq
NIM : 14518031
Shift : Siang (13.00-17.00)
Kelompok : 4
Tanggal Percobaan : 5 November 2019
Tanggal Pengumpulan : 12 November 2019
Asisten : Adhien (10516069)
Dennis Avima (11216008)
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
PERCOBAAN 7
Protein dan Karbohidrat: Sifat dan Reaksi Kimia
I. TUJUAN
1. Identifikasi penyusun asam amino dari kasein
2. Menentukan karakteristik senyawa karbohidrat melalui reaksi uji
II. DATA PENGAMATAN
2.A. Uji Kimia Protein dan Asam Amino
SAMPEL JENIS UJI PENGAMATAN FOTO
A. Uji Kimia Protein dan Asa Amino
Kasein
Tirosin 1. Uji Millon Kasein : Larutan
bening
(hasil uji: -)
Tirosin : Larutan
berwarna merah
(hasil uji: +)
Glisin 2. Uji Ninhidrin Kasein : Larutan
bening
(hasil uji: -)
Glisin : Larutan
berwarna biru
keunguan
(hasil uji: +)
Sistein 3. Uji Sulfur Kasein : Larutan
bening
(hasil uji: -)
Sistein : Larutan
berwarna coklat
dan terdapat
padatan hitam.
(hasil uji: +)
Glisin 4. Reaksi dengan
Asam Nitrit
Kasein : Tidak
terdapat
gelembung
(hasil uji: -)
HCl : Terdapat
sedikit
gelembung
(hasil uji: +)
Glisin+HCl :
Terdapat banyak
gelembung
(hasil uji: +)
Urea 5. Uji Biuret Kasein :
Terdapat
endapan
berwarna biru
muda
(hasil uji: +)
Urea dipanaskan:
Basa, larutan
berwarna ungu
(hasil uji: +)
Urea tanpa
dipanaskan :
basa, larutan
berwarna biru
muda
(hasil uji: +)
6. Uji
Xanthoproteat
Larutan
berwarna kuning
tua setelah
pemansan
(hasil uji: +)
SAMPEL JENIS UJI PENGAMATAN FOTO
B. Uji Kimia untuk Karbohidrat
Laktosa
1. Uji Molisch Terbentuk 2 fasa
bening
(hasil uji: -)
2. Uji Benedict Berwarna merah
setelah
dipanaskan
(hasil uji: +)
3. Uji Barfoed Tidak terbentuk
endapan
(hasil uji: -)
4. Uji Hidrolisis
Glukosa
pH : 8
kadar glukosa :
100 mg/dL
Glukosa
1. Uji Molisch Terbentuk fasa
ungu diantara 2
fasa bening
(hasil uji: +)
2. Uji Benedict Berwarna merah
setelah
dipanaskan
(hasil uji: +)
3. Uji Barfoed Terbentuk
endapan hitam
(hasil uji: +)
Fruktosa
1. Uji Molisch Terbentuk fasa
ungu diantara 2
fasa bening
(hasil uji: +)
2. Uji Benedict Berwarna merah
setelah
dipanaskan
(hasil uji: +)
3. Uji Barfoed Terdapat
endapan hitam
(hasil uji: +)
Sukrosa
1. Uji Molisch Terdapat 2 fasa,
fasa yg di
permukaan
berwarna coklat
keunguan, panas
(hasil uji: +)
2. Uji Benedict Tidak ada
perubahan warna
setelah
dipanaskan
(hasil uji: -)
3. Uji Barfoed Tidak terbentuk
endapan
(hasil uji: -)
4. Uji Hidrolisis
Glukosa
pH : 7
Kadar glukosa :
2000 mg/dL
Maltosa
1. Uji Molisch Terdapat fasa
ungu diantara 2
fasa bening,
hangat
(hasil uji: +)
2. Uji Benedict Berwarna merah
setelah
dipanaskan
(hasil uji: +)
3. Uji Barfoed Tidak terbentuk
endapan
(hasil uji: -)
4. Uji Hidrolisis
Glukosa
pH : 7
kadar glukosa :
100 mg/dL
Larutan Kanji Uji Hidrolisis
Glukosa
pH : 7
kadar glukosa : 0
mg/dL
Aqua dm Uji Benedict Tidak ada
perubahan warna
setelah
dipanaskan
(hasil uji: -)
III. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan uji kimia protein dan asam amino terhadap senyawa
kasein, tirosin, glisin, sistein, dan urea. Telah dilakukan 6 uji kimia protein dan asam amino
yaitu uji Millon, uji Ninhidrin, uji Sulfur, rekasi dengan Asam Nitrit, uji Biuret dan uji
Xanthoproteat.
Pada percobaan pertama dilakukan uji Millon. Uji Millon adalah suatu metode
pengujian untuk mengidentifikasi senyawa yang mengandung gugus hidroksi fenolik. Salah
satu asam amino yang mengandung gugus hidroksi fenolik adalah tirosin. Hasil positif pada
uji Millon ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi coklat kemerahan. Pereaksi
yang digunakan merupakan larutan merkuri (Hg) dalam asam nitrat (HNO3). Tirosin akan
ter-nitrasi oleh asam nitrat sehingga memperoleh penambahan gugus N=O, gugus tersebut
secara reversibel (bolak-balik) dapat berubah menjadi N-OH (hidroksifenil). Merkuri dalam
pereaksi millon akan bereaksi dengan gugus hidroksifenil dari tirosin membentuk warna
merah. (Walsh, 1961). Pada percobaan ini, digunakan 2 sampel yaitu tirosin dan kasein. Pada
sampel tirosin warna larutan berubah menjadi merah yang menunjukkan uji positif sedangkan
pada sampel kasein, larutan tidak menujukkan adanya perubahan warna yang menunjukkan
hasil uji negatif. Hal ini menujukkan bahwa tirosin mengandung gugus hidroksi fenolik
sesuai dengan literatur sedangkan kasein tidak mengandung gugus hidroksi fenolik.
Pada percobaan kedua dilakukan uji Ninhidrin. Uji Ninhidrin digunakan untuk
mendeteksi adanya asam -amino dan protein yang mengandung gugus amina bebas. Gugus
amina bebas adalah amina yang gugus aminonya tidak terikat. (Robinson, 1995). Ninhidrin
(2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk
mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino. Asam amino bereaksi dengan ninhidrin
membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan CO2.
Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan
hidrindantin yang yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi. (Hart,
2003). Pada percobaan ini digunakan 2 sampel yaitu glisin dan kasein. Pada sampel glisin
warna larutan berubah menjadi ungu yang menunjukkan uji positif sedangkan pada sampel
kasein tidak ada perubahan warna sama sekali yang menunjukan hasil uji negatif. Dari
percobaan ini dapat diketahui bahwa kasein tidak memiliki gugus amina pada asam amino
yang menyusunnya karena sudah membentuk ikatan peptide antar asam aminonya.
Pada percobaan ketiga dilakukan uji Sulfur. Uji Sulfur digunakan untuk menguji
adanya sulfur yang terkandung dalam asam amino. Sistein dan Metionin merupakan asam
amino yang mengandung sulfur pada molekulnya. Adanya sulfur belerang dapat ditentukan
dengan mengubah sulfur menjadi sulfide anorganik melalui pemutusan ikatan oleh basa.
Hasil positif ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna hitam dari PbS (timbal sulfida),
jika sampel asam amino tersebut direaksikan dengan timbal asetat. (Girindra, 1986). Pada
percobaan ketiga ini digunakan 2 sampel yaitu sistein dan kasein. Pada sampel sistein
terdapat endapan berwarna hitam pada dasar tabung yang menunjukkan hasil positif pada uji
ini sedangkan pada kasein larutan tetap berwarna bening dan tidak bereaksi, hal ini
menunjukkan bahwa hasil uji sulfur pada kasein adalah negatif. Dari data percobaan ini,
dapat diketahui bahwa sistein mengandung sulfur dalam molekulnya sesuai dengan literatur
sedangkan kasein tidak mengandung sulfur.
Pada percobaan keempat dilakukan reaksi dengan asam nitrit, Percobaan ini dilakukan
untuk mengidentifikasi keberadaan gugus amina bebas. Uji positif pada percobaan ini
ditandai dengan terbentuknya gelembung. Pada percobaan ini digunakan sampel glisin yang
ditambahkan HCl 10%, kasein dan HCl 10% sebagai pembanding. Penambahan HCl
bertujuan memerikan suasana asam yang akan bereaksi dengan NaNO2 membentuk HNO2.
Adanya gelembung gas N2 pada uji positif disebabkan karena gugus amina yang ada pada
glisin dapat bereaksi dengan asam nitrit. Pada sampel glisin+HCl terbentuk banyak
gelembung yang menunjukkan hasil uji positif dan menandakan bahwa dalam glisin terdapat
gugus amina bebas sedangkan pada sampel kasein tidak terbentuk gelembung dan tidak
terjadi reaksi apapun yang menunjukkan hasil uji negatif dan menandakan bahwa dalam
kasein tidak terdapat gugus amina bebas.
Pada percobaan kelima dilakukan uji Biuret. Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi
ada tidaknya ikatan peptida dalam suatu protein. Uji positif ditandai dengan terbentuknya
warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+
dan N dari molekul ikatan
peptida. Pada uji biuret berfungsi untuk untuk menguji kandungan protein dalam suatu
zat(makanan). Apabila setelah ditetesi biuret, makanan atau sari makanan yang mengandung
protein akan berubah warna menjadi ungu. Pada uji Biuret tidak spesifik terhadap protein
karena semua Cu2+
dapat berikatan dengan amida bukan hanya protein. (Winarno, 1992).
Pada percobaan ini digunakan 2 sampel yaitu urea dan kasein. Pada urea yang dipanaskan
hasil menunjukkan bahwa urea adalah basa dan larutan menjadi berwarna ungu yang menjadi
ciri bahwa hasil uji positif. Pada urea yang tidak dipanaskan dan kasein larutan berubah
warna menjadi warna biru muda yang merupakan warna ungu yang sangat muda, sehingga
menunjukkan hasil uji positif yang menandakan bahwa kasein mengandung ikatan peptida.
Pada percobaan keenam dilakukan uji Xanthoproteat. Uji Xanthoproteat digunakan
untuk mengidentifikasi keberadaan cicin benzene. Hasil uji positif ditunjukkan dengan
terbentuknya larutan berwarna kuning. Mekanisme uji Xanthoproteat mulanya terjadi pada
saat ditambahkan HNO3 pekat pada sampel. HNO3 dengan sampel akan bereaksi, reaksi
nitrasi dimana terjadi substitusi atom H+
dengan NO2 yang akan menghasilkan senyawa
kompleks. Dengan adanya pemanasan, reaksi akan berlangsung lebih cepat dan mulai
terbentuk kompleks kuning apabila dalam sampel terdapat cincin benzene yang menandakan
bahwa hasil uji positif. (Chatterjea, 2004). Pada percobaan ini digunakan kasein padat yang
kemudian ditambahkan asam nitrat dan dipanaskan. Setelah dipanaskan warna larutan
berubah menjadi warna kuning yang berarti hasil uji positif. Hal ini menujukkan bahwa
dalam kasein terdapat keberadaan cincin benzene dalam strukturnya.
Pada praktikum ini, dilakukan juga uji kimia untuk karbohidrat. Uji yang dilakukan
adalah uji Molisch, uji Benedict, uji Barfoed dan uji hidrolisis glukosa. Pada uji Molisch, uji
Benedict, dan uji Barfoed, sampel karbohidrat yang digunakan adalah laktosa, glukosa,
fruktosa, sukrosa dan maltose. Sedangkan pada uji hidrolisis glukosa digunakan sampel
karbohidrat berupa sukrosa, laktosa, maltose dan larutan kanji.
Uji Molisch digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan karbohidrat atau gula.Uji
positif ditunjukkan dengan adanya warna ungu diantara 2 fasa (Devor, 1950). Pada percobaan
yang dilakukan, hasil positif terdapat pada sampel glukosa, fruktosa, sukrosa dan maltosa
yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu di antara 2 fasa. Hal ini menunjukkan bahwa
sampel yang digunakan merupakan gula atau karbohidrat. Pada laktosa didapat hasil uji
negatif, padahal seharusnya menunjukkan uji positif juga karena laktosa merupakan salah
satu gula. Faktor kesalahan yang memungkinkan adalah terlalu cepatnya sampel laktosa
dituangka ke dalam tabung H2SO4 dan tidak melalui dinding tabung.
Uji Benedict digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan gugus gula pereduksi dari
sampel karbohidrat dan gugus gula pereduksi berupa aldehid atau keton Hasil positifnya
ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah, hijau,, atau kuning. (Soendoro, 2005).
Pada percobaan yang dilakukan, hasil positif ada pada sampel laktosa, glukosa, fruktosa dan
maltosa yang ditandai dengan perubahan warna larutan yang berubah dari warna biru menjadi
warna merah setelah tabung dipanaskan. Hal ini menunjukkan bahwa pada keempat sampel
tersebut (laktosa, glukosa, fruktosa dan maltose) terdapat gugus gula pereduksi. Sedangkan
hasil uji negatif terjadi pada aqua dm sebagai control dan sampel sukrosa yang tidak
mengalami perubahan warna apapun setelah dipanaskan. Hal ini menunjukkan bahwa sukrosa
tidak memiliki gugus gula pereduksi.
Uji Barfoed digunakan untuk melihat jenis sampel, apakah monosakarida atau
disakarida. Hasil positif pada uji ini menujukkan jenis monosakarida yang ditandai dengan
terbentuknya endapan berwarna merah bata atau kehitaman. (Barfoed, 1873). Pada percobaan
yang dilakukan, hasil positif terdapat pada sampel glukosa dan fruktosa yang ditandai dengan
adanya endapan berwarna merah kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa dan
fruktosa merupakan monosakarida. Sedangkan hasil uji negatif terdapat pada laktosa sukrosa
dan maltosa. Hal ini menunjukkan bahwa laktosa, sukrosa dan maltosa bukan merupakan
monosakarida melainkan disakarida.
Uji hidrolisis glukosa digunakan untuk melihat kandungan glukosa dalam sampel.
Pada uji ini menggunakan HCl pekat sebagai penghidrolisi sampel. Hasil hidrolisis kemudian
diteteskan pada Test-Tape berupa glukotes. Tape ini mengandung enzim glukosa oksidase
dan peroksidase serta orto-toluidin. Enzim gluoksa oksidase mengoksidasi glukosa menjadi
asam glukonat dan hydrogen peroksida yang akan bereaksi dengan enzim peroksidase
menghasilkan oksigen yang mengoksidasi orto-toluidin yang akan menghasilkan tingkatan
warna. Kada glukosa pada setiap sampel yang diuji pada uji ini adalah sebagai berikut,
laktosa 100 mg/dL, sukrosa 2000 mg/dL, maltose 100 mg/dL dan larutan kanji 0 mg/dL. Pada
uji ini diketahui bahwa sukrosa yang memiliki kandungan glukosa paling besar.
IV. KESIMPULAN
Dari uji protein yang telah dilakukan, diketahui bahwa asam amino penyusun kasein: tidak
memiliki gugus hidroksi fenolik, tidak memiliki gugus amina bebas, tidak memiliki atom
sulfur, memiliki ikatan peptide dan juga memiliki cincin benzene.
Dari uji yang telah dilakukan, diketahui karakteristik dari setiap senyawa karbohidrat
sebagai berikut, laktosa memiliki gugus gula pereduksi, merupakan disakarida dan kadar
gulanya sebesar 100mg/dL; glukosa memiliki gugus gula pereduksi dan merupakan
monosakarida; fruktosa memiliki gugus gula pereduksi dan merupakan monosakarida;
sukrosa tidak memiliki gugus gula pereduksi, merupakan disakarida dan kadar gulanya
sebesar 2000mg/dL; maltosa memiliki gugus gula pereduksi, merupakan disakarida dan kadar
gulanya sebesar 100mg/dL.
V. DAFTAR PUSTAKA
Devor, Arthur W. 1950. Carbohydrate Test Using Sulfonated -Napthol. Journal of the
American Chemical Society. 72(5). 2008 – 2012
Barfoed, C. 1873. Über die Nachweisung des Traubenzuckers neben Dextrin und verwandten
Körpern. Fresenius' Zeitschrift für Analytische Chemie. 12 (1): 27.
Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia Jilid I. Jakarta: Gramedia
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB Press
Soendoro, R. 2005. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Walsh, Edward O’Farrel. 1961. An Introduction to Biochemistry. London: The English
Universities Press Ltd.
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia

More Related Content

What's hot

Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriDila Adila
 
asam anhidrida
asam anhidridaasam anhidrida
asam anhidridaKlik Bayoe
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromatHaris Nurhidayat
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Essay anion
Essay anionEssay anion
Essay anionUNIMUS
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsilaporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsiwd_amaliah
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Kelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonKelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonCha Bela
 
Pemisahan Kation Golongan IV dan V
Pemisahan Kation Golongan IV dan VPemisahan Kation Golongan IV dan V
Pemisahan Kation Golongan IV dan Vkarindilla
 

What's hot (20)

Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
asam anhidrida
asam anhidridaasam anhidrida
asam anhidrida
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Distilasi
DistilasiDistilasi
Distilasi
 
Essay anion
Essay anionEssay anion
Essay anion
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsilaporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Kelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonKelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbon
 
Pemisahan Kation Golongan IV dan V
Pemisahan Kation Golongan IV dan VPemisahan Kation Golongan IV dan V
Pemisahan Kation Golongan IV dan V
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 

Similar to PROTEIN DAN KARBOHIDRAT

Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidratModul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidratVenansi Viktaria
 
Urine Experiment
Urine ExperimentUrine Experiment
Urine ExperimentReaL86
 
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docxPRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docxLyuraaForg
 
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdfadoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdfisnaaarh
 
Identifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa OrganikIdentifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa Organikfitriasusilowati
 
Ujiproteinkimia
UjiproteinkimiaUjiproteinkimia
UjiproteinkimiaMita Megah
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilatargentum17
 
analisis protein dalam produk makanan
analisis protein dalam produk makanananalisis protein dalam produk makanan
analisis protein dalam produk makananlaelynurafita
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Sabila Izzati
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1Dedi Kun
 

Similar to PROTEIN DAN KARBOHIDRAT (20)

Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
 
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidratModul 2   tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
Modul 2 tes kualitatif dan kuantitatif karbohidrat
 
Praktikum Darah
Praktikum DarahPraktikum Darah
Praktikum Darah
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
 
Urine Experiment
Urine ExperimentUrine Experiment
Urine Experiment
 
Laporan protein catur
Laporan protein caturLaporan protein catur
Laporan protein catur
 
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docxPRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
 
protein.pptx
protein.pptxprotein.pptx
protein.pptx
 
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdfadoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
 
Identifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa OrganikIdentifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa Organik
 
Ujiproteinkimia
UjiproteinkimiaUjiproteinkimia
Ujiproteinkimia
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilat
 
Laporan Amali Biologi: Ujian Makanan
Laporan Amali Biologi: Ujian MakananLaporan Amali Biologi: Ujian Makanan
Laporan Amali Biologi: Ujian Makanan
 
analisis protein dalam produk makanan
analisis protein dalam produk makanananalisis protein dalam produk makanan
analisis protein dalam produk makanan
 
Ppt fix aomk
Ppt fix aomkPpt fix aomk
Ppt fix aomk
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1
 

Recently uploaded

Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 

Recently uploaded (10)

Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 

PROTEIN DAN KARBOHIDRAT

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KI-2051 KIMIA ORGANIK PERCOBAAN 7 PROTEIN DAN KARBOHIDRAT: SIFAT DAN REAKSI KIMIA Nama : Lathifuddin Siddiq NIM : 14518031 Shift : Siang (13.00-17.00) Kelompok : 4 Tanggal Percobaan : 5 November 2019 Tanggal Pengumpulan : 12 November 2019 Asisten : Adhien (10516069) Dennis Avima (11216008) LABORATORIUM KIMIA ORGANIK PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2019
  • 2. PERCOBAAN 7 Protein dan Karbohidrat: Sifat dan Reaksi Kimia I. TUJUAN 1. Identifikasi penyusun asam amino dari kasein 2. Menentukan karakteristik senyawa karbohidrat melalui reaksi uji II. DATA PENGAMATAN 2.A. Uji Kimia Protein dan Asam Amino SAMPEL JENIS UJI PENGAMATAN FOTO A. Uji Kimia Protein dan Asa Amino Kasein Tirosin 1. Uji Millon Kasein : Larutan bening (hasil uji: -) Tirosin : Larutan berwarna merah (hasil uji: +) Glisin 2. Uji Ninhidrin Kasein : Larutan bening (hasil uji: -) Glisin : Larutan berwarna biru keunguan (hasil uji: +) Sistein 3. Uji Sulfur Kasein : Larutan bening (hasil uji: -) Sistein : Larutan berwarna coklat dan terdapat padatan hitam. (hasil uji: +)
  • 3. Glisin 4. Reaksi dengan Asam Nitrit Kasein : Tidak terdapat gelembung (hasil uji: -) HCl : Terdapat sedikit gelembung (hasil uji: +) Glisin+HCl : Terdapat banyak gelembung (hasil uji: +) Urea 5. Uji Biuret Kasein : Terdapat endapan berwarna biru muda (hasil uji: +) Urea dipanaskan: Basa, larutan berwarna ungu (hasil uji: +) Urea tanpa dipanaskan : basa, larutan berwarna biru muda (hasil uji: +) 6. Uji Xanthoproteat Larutan berwarna kuning tua setelah pemansan (hasil uji: +)
  • 4. SAMPEL JENIS UJI PENGAMATAN FOTO B. Uji Kimia untuk Karbohidrat Laktosa 1. Uji Molisch Terbentuk 2 fasa bening (hasil uji: -) 2. Uji Benedict Berwarna merah setelah dipanaskan (hasil uji: +) 3. Uji Barfoed Tidak terbentuk endapan (hasil uji: -) 4. Uji Hidrolisis Glukosa pH : 8 kadar glukosa : 100 mg/dL Glukosa 1. Uji Molisch Terbentuk fasa ungu diantara 2 fasa bening (hasil uji: +) 2. Uji Benedict Berwarna merah setelah dipanaskan (hasil uji: +) 3. Uji Barfoed Terbentuk endapan hitam (hasil uji: +) Fruktosa 1. Uji Molisch Terbentuk fasa ungu diantara 2 fasa bening (hasil uji: +)
  • 5. 2. Uji Benedict Berwarna merah setelah dipanaskan (hasil uji: +) 3. Uji Barfoed Terdapat endapan hitam (hasil uji: +) Sukrosa 1. Uji Molisch Terdapat 2 fasa, fasa yg di permukaan berwarna coklat keunguan, panas (hasil uji: +) 2. Uji Benedict Tidak ada perubahan warna setelah dipanaskan (hasil uji: -) 3. Uji Barfoed Tidak terbentuk endapan (hasil uji: -) 4. Uji Hidrolisis Glukosa pH : 7 Kadar glukosa : 2000 mg/dL Maltosa 1. Uji Molisch Terdapat fasa ungu diantara 2 fasa bening, hangat (hasil uji: +) 2. Uji Benedict Berwarna merah setelah dipanaskan (hasil uji: +)
  • 6. 3. Uji Barfoed Tidak terbentuk endapan (hasil uji: -) 4. Uji Hidrolisis Glukosa pH : 7 kadar glukosa : 100 mg/dL Larutan Kanji Uji Hidrolisis Glukosa pH : 7 kadar glukosa : 0 mg/dL Aqua dm Uji Benedict Tidak ada perubahan warna setelah dipanaskan (hasil uji: -) III. PEMBAHASAN Pada praktikum ini dilakukan uji kimia protein dan asam amino terhadap senyawa kasein, tirosin, glisin, sistein, dan urea. Telah dilakukan 6 uji kimia protein dan asam amino yaitu uji Millon, uji Ninhidrin, uji Sulfur, rekasi dengan Asam Nitrit, uji Biuret dan uji Xanthoproteat. Pada percobaan pertama dilakukan uji Millon. Uji Millon adalah suatu metode pengujian untuk mengidentifikasi senyawa yang mengandung gugus hidroksi fenolik. Salah satu asam amino yang mengandung gugus hidroksi fenolik adalah tirosin. Hasil positif pada uji Millon ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi coklat kemerahan. Pereaksi yang digunakan merupakan larutan merkuri (Hg) dalam asam nitrat (HNO3). Tirosin akan ter-nitrasi oleh asam nitrat sehingga memperoleh penambahan gugus N=O, gugus tersebut secara reversibel (bolak-balik) dapat berubah menjadi N-OH (hidroksifenil). Merkuri dalam pereaksi millon akan bereaksi dengan gugus hidroksifenil dari tirosin membentuk warna merah. (Walsh, 1961). Pada percobaan ini, digunakan 2 sampel yaitu tirosin dan kasein. Pada sampel tirosin warna larutan berubah menjadi merah yang menunjukkan uji positif sedangkan pada sampel kasein, larutan tidak menujukkan adanya perubahan warna yang menunjukkan hasil uji negatif. Hal ini menujukkan bahwa tirosin mengandung gugus hidroksi fenolik sesuai dengan literatur sedangkan kasein tidak mengandung gugus hidroksi fenolik.
  • 7. Pada percobaan kedua dilakukan uji Ninhidrin. Uji Ninhidrin digunakan untuk mendeteksi adanya asam -amino dan protein yang mengandung gugus amina bebas. Gugus amina bebas adalah amina yang gugus aminonya tidak terikat. (Robinson, 1995). Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino. Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan CO2. Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan hidrindantin yang yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi. (Hart, 2003). Pada percobaan ini digunakan 2 sampel yaitu glisin dan kasein. Pada sampel glisin warna larutan berubah menjadi ungu yang menunjukkan uji positif sedangkan pada sampel kasein tidak ada perubahan warna sama sekali yang menunjukan hasil uji negatif. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa kasein tidak memiliki gugus amina pada asam amino yang menyusunnya karena sudah membentuk ikatan peptide antar asam aminonya. Pada percobaan ketiga dilakukan uji Sulfur. Uji Sulfur digunakan untuk menguji adanya sulfur yang terkandung dalam asam amino. Sistein dan Metionin merupakan asam amino yang mengandung sulfur pada molekulnya. Adanya sulfur belerang dapat ditentukan dengan mengubah sulfur menjadi sulfide anorganik melalui pemutusan ikatan oleh basa. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna hitam dari PbS (timbal sulfida), jika sampel asam amino tersebut direaksikan dengan timbal asetat. (Girindra, 1986). Pada percobaan ketiga ini digunakan 2 sampel yaitu sistein dan kasein. Pada sampel sistein terdapat endapan berwarna hitam pada dasar tabung yang menunjukkan hasil positif pada uji ini sedangkan pada kasein larutan tetap berwarna bening dan tidak bereaksi, hal ini menunjukkan bahwa hasil uji sulfur pada kasein adalah negatif. Dari data percobaan ini, dapat diketahui bahwa sistein mengandung sulfur dalam molekulnya sesuai dengan literatur sedangkan kasein tidak mengandung sulfur. Pada percobaan keempat dilakukan reaksi dengan asam nitrit, Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan gugus amina bebas. Uji positif pada percobaan ini ditandai dengan terbentuknya gelembung. Pada percobaan ini digunakan sampel glisin yang ditambahkan HCl 10%, kasein dan HCl 10% sebagai pembanding. Penambahan HCl bertujuan memerikan suasana asam yang akan bereaksi dengan NaNO2 membentuk HNO2. Adanya gelembung gas N2 pada uji positif disebabkan karena gugus amina yang ada pada glisin dapat bereaksi dengan asam nitrit. Pada sampel glisin+HCl terbentuk banyak gelembung yang menunjukkan hasil uji positif dan menandakan bahwa dalam glisin terdapat gugus amina bebas sedangkan pada sampel kasein tidak terbentuk gelembung dan tidak terjadi reaksi apapun yang menunjukkan hasil uji negatif dan menandakan bahwa dalam kasein tidak terdapat gugus amina bebas. Pada percobaan kelima dilakukan uji Biuret. Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya ikatan peptida dalam suatu protein. Uji positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida. Pada uji biuret berfungsi untuk untuk menguji kandungan protein dalam suatu zat(makanan). Apabila setelah ditetesi biuret, makanan atau sari makanan yang mengandung protein akan berubah warna menjadi ungu. Pada uji Biuret tidak spesifik terhadap protein karena semua Cu2+ dapat berikatan dengan amida bukan hanya protein. (Winarno, 1992). Pada percobaan ini digunakan 2 sampel yaitu urea dan kasein. Pada urea yang dipanaskan
  • 8. hasil menunjukkan bahwa urea adalah basa dan larutan menjadi berwarna ungu yang menjadi ciri bahwa hasil uji positif. Pada urea yang tidak dipanaskan dan kasein larutan berubah warna menjadi warna biru muda yang merupakan warna ungu yang sangat muda, sehingga menunjukkan hasil uji positif yang menandakan bahwa kasein mengandung ikatan peptida. Pada percobaan keenam dilakukan uji Xanthoproteat. Uji Xanthoproteat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan cicin benzene. Hasil uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna kuning. Mekanisme uji Xanthoproteat mulanya terjadi pada saat ditambahkan HNO3 pekat pada sampel. HNO3 dengan sampel akan bereaksi, reaksi nitrasi dimana terjadi substitusi atom H+ dengan NO2 yang akan menghasilkan senyawa kompleks. Dengan adanya pemanasan, reaksi akan berlangsung lebih cepat dan mulai terbentuk kompleks kuning apabila dalam sampel terdapat cincin benzene yang menandakan bahwa hasil uji positif. (Chatterjea, 2004). Pada percobaan ini digunakan kasein padat yang kemudian ditambahkan asam nitrat dan dipanaskan. Setelah dipanaskan warna larutan berubah menjadi warna kuning yang berarti hasil uji positif. Hal ini menujukkan bahwa dalam kasein terdapat keberadaan cincin benzene dalam strukturnya. Pada praktikum ini, dilakukan juga uji kimia untuk karbohidrat. Uji yang dilakukan adalah uji Molisch, uji Benedict, uji Barfoed dan uji hidrolisis glukosa. Pada uji Molisch, uji Benedict, dan uji Barfoed, sampel karbohidrat yang digunakan adalah laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa dan maltose. Sedangkan pada uji hidrolisis glukosa digunakan sampel karbohidrat berupa sukrosa, laktosa, maltose dan larutan kanji. Uji Molisch digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan karbohidrat atau gula.Uji positif ditunjukkan dengan adanya warna ungu diantara 2 fasa (Devor, 1950). Pada percobaan yang dilakukan, hasil positif terdapat pada sampel glukosa, fruktosa, sukrosa dan maltosa yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu di antara 2 fasa. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang digunakan merupakan gula atau karbohidrat. Pada laktosa didapat hasil uji negatif, padahal seharusnya menunjukkan uji positif juga karena laktosa merupakan salah satu gula. Faktor kesalahan yang memungkinkan adalah terlalu cepatnya sampel laktosa dituangka ke dalam tabung H2SO4 dan tidak melalui dinding tabung. Uji Benedict digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan gugus gula pereduksi dari sampel karbohidrat dan gugus gula pereduksi berupa aldehid atau keton Hasil positifnya ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah, hijau,, atau kuning. (Soendoro, 2005). Pada percobaan yang dilakukan, hasil positif ada pada sampel laktosa, glukosa, fruktosa dan maltosa yang ditandai dengan perubahan warna larutan yang berubah dari warna biru menjadi warna merah setelah tabung dipanaskan. Hal ini menunjukkan bahwa pada keempat sampel tersebut (laktosa, glukosa, fruktosa dan maltose) terdapat gugus gula pereduksi. Sedangkan hasil uji negatif terjadi pada aqua dm sebagai control dan sampel sukrosa yang tidak mengalami perubahan warna apapun setelah dipanaskan. Hal ini menunjukkan bahwa sukrosa tidak memiliki gugus gula pereduksi. Uji Barfoed digunakan untuk melihat jenis sampel, apakah monosakarida atau disakarida. Hasil positif pada uji ini menujukkan jenis monosakarida yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata atau kehitaman. (Barfoed, 1873). Pada percobaan yang dilakukan, hasil positif terdapat pada sampel glukosa dan fruktosa yang ditandai dengan adanya endapan berwarna merah kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida. Sedangkan hasil uji negatif terdapat pada laktosa sukrosa
  • 9. dan maltosa. Hal ini menunjukkan bahwa laktosa, sukrosa dan maltosa bukan merupakan monosakarida melainkan disakarida. Uji hidrolisis glukosa digunakan untuk melihat kandungan glukosa dalam sampel. Pada uji ini menggunakan HCl pekat sebagai penghidrolisi sampel. Hasil hidrolisis kemudian diteteskan pada Test-Tape berupa glukotes. Tape ini mengandung enzim glukosa oksidase dan peroksidase serta orto-toluidin. Enzim gluoksa oksidase mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hydrogen peroksida yang akan bereaksi dengan enzim peroksidase menghasilkan oksigen yang mengoksidasi orto-toluidin yang akan menghasilkan tingkatan warna. Kada glukosa pada setiap sampel yang diuji pada uji ini adalah sebagai berikut, laktosa 100 mg/dL, sukrosa 2000 mg/dL, maltose 100 mg/dL dan larutan kanji 0 mg/dL. Pada uji ini diketahui bahwa sukrosa yang memiliki kandungan glukosa paling besar. IV. KESIMPULAN Dari uji protein yang telah dilakukan, diketahui bahwa asam amino penyusun kasein: tidak memiliki gugus hidroksi fenolik, tidak memiliki gugus amina bebas, tidak memiliki atom sulfur, memiliki ikatan peptide dan juga memiliki cincin benzene. Dari uji yang telah dilakukan, diketahui karakteristik dari setiap senyawa karbohidrat sebagai berikut, laktosa memiliki gugus gula pereduksi, merupakan disakarida dan kadar gulanya sebesar 100mg/dL; glukosa memiliki gugus gula pereduksi dan merupakan monosakarida; fruktosa memiliki gugus gula pereduksi dan merupakan monosakarida; sukrosa tidak memiliki gugus gula pereduksi, merupakan disakarida dan kadar gulanya sebesar 2000mg/dL; maltosa memiliki gugus gula pereduksi, merupakan disakarida dan kadar gulanya sebesar 100mg/dL. V. DAFTAR PUSTAKA Devor, Arthur W. 1950. Carbohydrate Test Using Sulfonated -Napthol. Journal of the American Chemical Society. 72(5). 2008 – 2012 Barfoed, C. 1873. Über die Nachweisung des Traubenzuckers neben Dextrin und verwandten Körpern. Fresenius' Zeitschrift für Analytische Chemie. 12 (1): 27. Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia Jilid I. Jakarta: Gramedia Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB Press Soendoro, R. 2005. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga. Walsh, Edward O’Farrel. 1961. An Introduction to Biochemistry. London: The English Universities Press Ltd. Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia