SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 1
Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota
yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri
Pengadaan dan Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh
Generasi Muda di Lingkungan Perumahan, Sebuah Langkah
Awal dalam Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan. Kota Studi:
Jakarta
Aida Ulfa Faza (21040113120028)
Dhita Mey Diana Kusuma (21040113120038)
Godlive Handel Immanuel Sitorus (21040113120064)
Laras Kun Rahmanti Putri (21040113130114)
Jl. Prof. Dr. Soedharto, Tembalang
ABSTRAK
Kota merupakan tempat bermukim dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Namum hal yang sering terjadi, sarana dan prasarana ini kurang memperhatikan sektor
lingkungan, terkait dengan ruang terbuka hijau (RTH) yang berperan dalam
menciptakan keberlanjutan kehidupan. RTH merupakan elemen kota yang penting,
memiliki fungsi baik ekonomi, sosial, kesehatan, maupun budaya. Tumbuh-tumbuhan
sebagai elemennya menyumbang oksigen bagi kebutuhan makhluk hidup dan menyaring
udara yang kotor. Lahan berupa tanah terbuka menjadi lahan resapan bagi air sehingga
air hujan yang turun tidak menjadi air yang mengalir di permukaan. Air yang meresap
ke dalam tanah penting agar cadangan air dalam tanah dapat dipertahankan. Cadangan
air tanah yang cukup ini akan membuat akuifer tetap terjaga dan permukaan tanah tetap
stabil pada posisinya. Selain itu, adanya cadangan air tanah yang cukup akan
mengurangi tingkat krisi air yang juga berperan dalam keberlangsungan kehidupan.
Dalam rangka meningkatkan keberlangsungan tersebut, usaha pemaksimalan RTH harus
dilakukan. Pemaksimalan RTH ini dilakukan pada tingkat hierarki paling sederhana
terlebih dahulu, yaitu lingkungan perumahan. Dalam upayanya,usaha ini turut
dijalankan oleh generasi muda yang memiliki peran tanggungjawab terhadap tatanan
masyarakat dan kehidupan negara. Jurnal ini terbagi atas tiga bagian. Bagian pertama
membahas degradasi lingkungan yang terjadi di Jakartan, bagian kedua memuat
manfaat-manfaat RTH, dan bagian ketiga membahas membahas peran generasi muda
yang dilakukan dalam upaya memaksimalkan RTH di lingkungan perumahan.
Kata Kunci: RTH, generasi muda, pemaksimalan, langkah-langkah
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini banyak kota yang mengalami degradasi lingkungan, di mana lingkungan
di kota-kota tersebut mengalami penurunan kualitas. Penurunan kualitas yang dialami
oleh kota ditandai dengan adanya penurunan kualitas air, kerusakan ekosistem dan banjir.
Kualitas lingkungan kota yang mengalami penurunan merupakan akibat dari adanya
ketidakseimbangan lingkungan di kota tersebut. Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan
suatu elemen kota yang mampu menjaga keseimbangan kota. Adapun pengertian Ruang
Terbuka Hijau menurut Purnomohadi dalam (Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2006)
adalah: (1) suatu lapangan yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata,
mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon ( tanaman tinggi berkayu) ; (2)“
Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas
geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang didalamnya terdapat
tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan ( perennial woody plants), dengan pepohonan
sebagai penciri utama dan tumbuhan lainnya ( perdu, semak, rerumputan, dan , dan
Laras Kun Rahmanti Putri
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro
laraskrputri@gmail.com
telp: 081548337819
Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 2
Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota
yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri
tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan , serta benda-benda lain yang juga
sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan”. Generasi muda
memiliki peran dalam perbaikan dari penurunan kualitas lingkungan kota karena pada
dasarnya generasi muda adalah generasi yang menjadi harapan untuk menjadi problem
solver di waktu mendatang. Generasi muda pada waktu sekarang merupakan calon
pemimpin di masa mendatang dan penentu kehidupan selanjutnya, yang dalam hal ini
penataan lingkungan kota menjadi tanggung jawab dari generasi muda pula.
Adapun tujuan dari perbaikan kualitas lingkungan kota yang mengalami penurunan
adalah untuk mewujudkan kota yang berkelanjutan, di mana kota diharapkan mampu
mewadahi masyarakat untuk masa kini dan masa mendatang. Oleh karena itu, penulis
melakukan studi tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai solusi atas memburuknya
penurunan kualitas lingkungan kota dengan menjadikan generasi muda sebagai subjek
yang akan memperbaiki kualitas lingkungan kota yang mengalami penurunan. Metode
penulisan yang digunakan penulis dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi literatur atau
kajian pustaka. Berdasarakan kajian pustaka yang telah dirujuk, penulis dapat
menyimpulkan bahwa generasi muda memiliki peran yang penting dalam
memaksimalkan RTH dalam rangka mewujudkan kota yang berkelanjutan.
Karya tulis ilmiah ini membahas pengadaan dan pemaksimalan RTH sebagai salah
satu unsur pengelolaan lingkungan di Jakarta dan peran pemuda sebagai subjek yang
memperbaiki penurunan kualitas lingkungan kota Jakarta, khususnya untuk lingkungan
perumahan. Bagian pertama dari karya ilmiah ini membahas tentang penurunan kualitas
lingkungan kota Jakarta yang telah terjadi di masa sekarang. Adapun penurunan kualitas
kota Jakarta dipaparkan dalam tiga bagian yaitu penurunan muka tanah kota Jakarta,
krisis air bersih di kota Jakarta, dan kenaikan permukaan air laut di kota Jakarta. Bagian
kedua membahas manfaat dari RTH yang harus disosialisasikan oleh generasi muda dan
yang seharusnya diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Manfaat RTH akan
dijelaskan dalam tiga aspek yaitu, manfaat RTH untuk sebagai konservasi air dan tanah,
manfaat RTH di bidang ekonomi dan kesehatan, serta pengadaan dan pemaksimalan RTH
di lingkungan perumahan.
Bagian ketiga berisikan pemaksimalan RTH yang dapat dilaksanakan oleh generasi
muda untuk mewujudkan kota Jakarta yang berkelanjutan. Pemaksimalan RTH oleh
generasi muda tersebut merupakan suatu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
penurunan kualitas lingkungan kota Jakarta dalam rangka mewujudkan keberlanjutan
kota tersebut. Tindakan yang dapat dilakukan oleh generasi muda untuk pemaksimalan
RTH akan dijelaskan. Bentuk pemaksimalann RTH yang dapat diaplikasikan oleh
masyarakat juga akan dijelaskan.
Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini memiliki tujuan:
- Mengetahui dampak-dampak yang terjadi akibat kurangnya jumlah RTH di
perkotaan, khususnya Kota Jakarta
- Mengetahui manfaat-manfaat RTH dari berbagai sisi
- Memberi masukan dan solusi dalam upaya pengadaan dan pemaksimalan RTH di
lingkungan perumahan
- Sebagai bahan studi bagi studi-studi selanjutnya.
PENURUNAN KUALITAS LINGKUNGAN KOTA JAKARTA
Penurunan muka tanah di Jakarta
Penurunan kualitas lingkungan kota Jakarta dapat ditunjukkan dengan adanya
penurunan muka tanah di Kota Jakarta. Penurunan muka tanah di Jakarta berkisar antara
3-5 sentimeter per tahun dengan kecepatan penurunan (land subsidence rate) mencapai
60-100 sentimeter dalam waktu 20 tahun. Penurunan muka tanah di Jakarta ditunjukkan
dengan hasil pengolahan citra satelit ALOS (The Advanced Land Observing Satellite)-
PALSAR di pusat remote sensing Jepang (RESTEC) dimana dari citra tersebut dapat
terlihat bahwa penurunan tanah di Jakarta dan sekitarnya pada tahun 2007-2008 turan
Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 3
Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota
yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri
kurang lebih 2-24 sentimeter. Adapun pada Jakarta bagian utara terdapat sekitar 3 titik
pengamatan yang mengalami penurunan muka tanah sekitar 8 meter dan di daerah Jakarta
Pusat menapai 4-6 sentimeter (Joga & Ismaun 2011)
Krisis air bersih di Jakarta
Krisis air bersih pada dasarnya merupakan dampak dari perubahan iklim. Perubahan
iklim yang terjadi secara global memberikan dampak bagi permukaan bumi. Krisis air di
Jakarta merupakan salah satu bentuk nyata dari dampak perubahan iklim yang terjadi.
Menurut BPLHD DKI Jakarta 2009 dalam (Joga & Ismaun 2011) total kebutuhan air
bersih warga Jakarta sebesar 547,5 juta m3
tahun sedangkan PDAM hanya sanggup
memenuhi 295,65 juta m3
/ tahun (54%), sisanya diambil dari air tanah 251,8 juta m3
/
tahun(46%), dengan potensi air tanah di Jakarta yang dapat dimanfaatkan hanya 186,2
juta m3
/ tahun. Pada dasarnya kondisi air tanah di Jakarta mengalami pencemaran di
mana proporsi air tanah yang tercemar berat sebesar 77%, tercemar sedang 18%, dan
tercemar ringan sebesar 5%.
Krisis air bersih di Jakarta pada dasarnya memiliki hubungan yang erat dengan
kondisi ekologis di Jakarta. Krisis air bersih memiliki kolerasi dengan tataguna lahan
suatu kota, di mana komposisi lahan terbangun dan tidak terbangun akan memberikan
pengaruh bagi pasokan air di suatu kota. Krisis air bersih disebabkan oleh kurangnya
pasokan air di tanah. Berkurangnya pasokan air tanah tersebut disebabkan oleh air hujan
yang seharusnya mengisi air tanah ternyata justru menjadi air larian (run off). Air larian
tersebut pada hakikatnya terjadi karena ketiadaan lahan resapan yang disebabkan oleh
dominasi lahan terbangun daripada lahan tidak terbangun. Air hujan yang menjadi air
larian pada akhirnya akan menyebabkan tanah yang kekurangan kandungan air tanah dan
selain itu banjir juga menjadi bencana yang tidak dapat dihindari (Anon n.d.)
Kenaikan muka air laut di pesisir Jakarta
Kenaikan muka air laut di pesisir Jakarta merupakan bentuk nyata dari penurunan
kualitas lingkungan kota. Pada dasarnya, pemanasan bumi memberikan dampak berupa
kenaikan permukaan air laut. Pemanasan global telah membuat es di kutub mencair
sehingga volume air laut pun bertambah. Berdasarkan simulasi gambar satelit, Kota
Jakarta mengalami perubahan yang drastis. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan
merambahnya permukaan air laut di pesisir pantai utara Jakarta pada tahun 2010.
Kenaikan muka air laut mengakibatkan air menjadi payau (tidak layak dikonsumsi) dan
menyebabkan korosi fondasi bangunan. Pada dasarnya pemanasan bumi yang
mengakibatkan kenaikan muka air laut adalah akibat dari perubahan iklim.
MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
Manfaat RTH sebagai konservasi tanah dan air
Permukaan lahan yang tertutup perkerasan pada akhirnya dapat menyebabkan tidak
diresapnya air hujan oleh tanah (proses infiltrasi) dan mengakibatkan peresapan air tanah
( dangkal) terhambat. Pada dasarnya keberdaan RTH sangat penting untuk meresapkan
air hujan ke dalam tanah, meyuplai cadangan air tanah, dan mengaktifkan siklus hidrologi
(Joga & Ismaun 2011).
Pemeliharaan RTH terhadap kondisi tanah dan air atau dapat dikatakan sebagai
konservator tanah dan air dilakukan oleh akar-akar tanaman yang bersifat penghisap di
aman akar tersebut dapat menyerap dan mempertahankan air dalam tanah di sekitarnya.
Selain mempertahankan air dalam tanah, RTH mampu menjadi filter alami bagi limbah
cair maupun sampah organik. Adapun untuk setiap 1.000.000 penduduk yang
menghasilkan sekitar 4,5 juta liter limbah per hari diperlukan RTH seluas 522 hektar
(Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2006). Pohon ataupun vegetasi lainnya pada
dasarnya memiliki peran yang penting bagi lingkungan. Pohon atau vegetasi tersebut
mampu melindungi tanah, mengatur kelembaban tanah dan air tanah serta limpasan air
(Jack Petit, Debra L. Bassert 1995). Selain itu, peningkatan RTH memiliki hubungan
yang erat dengan keberlanjutan lingkungan di perkotaan (Nurdiansyah et al. 2012)
Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 4
Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota
yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri
Penurunan muka tanah, krisis air bersih dan kenaikan permukaan air laut pada dasarnya
disebabkan oleh perubahan iklim di mana pemanasan global menjadi momok utamanya.
Suhu yang meningkat di berbagai belahan dunia mengakibatkan fenomena pemanasan
global yang tidak dapat dihindari. Menurut Purnomohadi (1995) dalam (Direktorat
Jenderal Penataan Ruang 2006) suhu di sekitar kawasan RTH (di bawah pohon teduh)
dibandingkan dengan suhu di luarnya dapat mencapai perbedaan hingga 2-4 derajat
celcius.
Manfaat RTH di bidang ekonomi
Selain perannya sebagai pemelihara kondisi tanah dan air, RTH juga memiliki peran
sebagai penunjang dalam fungsi ekonomi. Peran RTH dalam bidang ekonomi tersebut
terletak pada kemampuan tumbuhan (komponen utama RTH) dalam memproduksi
sebagian besar kebutuhan hayati manusia. Sebagian besar kebutuhan hayati manusia
berasal dari tumbuhan seperti beras, sayur, beraneka ragam buah dan lain-lainnya. Pada
dasarnya tumbuhan memiliki hasil produksi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan
dalam proses produksi tersebut tumbuhan tidak memberikan limbah bagi manusia,
bahkan proses produksi dari tumbuhan sendiri pun telah memberikan manfaat bagi
manusia. Hal tersebut ditunjukkan dengan kemampuan tumbuhan untuk mengurangi
pencemaran udara dan kemampuan tumbuhan memasok oksigen bagi kehidupan di bumi
ini. Kemampuan tersebut menjadi nilai tambah bagi RTH.
Manfaat RTH di bidang kesehatan
Pada dasarnya, suatu Ruang Terbuka (RT) memilik peran dalam menjaga lingkungan
kesehatan. Hal tersebut diungkapkan oleh Departemen Geografi UCL, London WC1E
6BT, United Kingdom bahwasanya kesehatan kardiometabolik dipengaruhi oleh tingkat
keluasan, kehijauan dan fungsi aktif atau pasifnya Ruang Terbuka (Paquet et al. 2013).
Adanya peran tingkat kehijauan dalam hal tersebut menunjukkan bahwa RTH memiliki
fungsi dalam pemeliharaan lingkungan sehat bagi masyarakat kota(Richardson et al.
2013). Selain itu suhu udara juga memiliki pengaruh terhadap kesehatan manusia dan
kesejahteraan manusia (Zhang et al. 2014)
Selain itu tingkat kehijuan suatu lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan mental
seseorang. RTH juga memiliki peran dalam pemeliharaan udara. Pemeliharaan udara
yang dimaksudkan adalah kegiatan tanaman yang khususnya pada siang hari di mana
tanaman tersebut menghasilkan oksigen (O2) dalam jumlah besar dan menyerap karbon
dioksida ( CO2) dan zat pencemar lain seperti karbon monoksida (CO) yang dapat
membahayakan kesehatan pernafasan. (Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2006).
Pembuktian kemampuan tumbuhan dalam membentuk udara bersih dapat diketahui dari
hasil studi penelitian Bernatzky yang terdapat dalam (1978 : 21-24) yang menunjukkan
bahwa setiap satu ha RTH yang ditanam pepohonan, perdu, semak dan penutup tanah,
dengan jumlah permukaan daun seluas lima ha, maka sekitar 900 Kg CO2 akan dihisap
dari udara dan melepaskan sekitar 600 Kg O2 dalam waktu 12 jam (Direktorat Jenderal
Penataan Ruang 2006)
Peneliti Inggris juga menemukan bahwa tinggal di kota dengan ruang terbuka hijau
memiliki dampak yang berkelanjutan, bukan seperti dampak yang diberikan oleh kanikan
upah atau promosi yang memberikan efek yang hanya sementara. Peneliti Mathew dari
Pusat Eropa untuk Lingkungan dan Kesehatan Manusia di Universitas Exeter, Inggris
melakukan studi studi yang menunjukkan bahwa orang yang tinggal di kota yang lebih
hijau memiliki tanda depresi atau kecemasan yang lebih sedikit(Geographic 2014).
Pengadaan RTH di Lingkungan Rumah
Usaha untuk memaksimalkan RTH diawali dari hal yang paling dekat dan sederhana,
yaitu lingkungan rumah. Lingkungan rumah haruslah memiliki ruang terbuka hijau agar
kandungan oksigen di udara tetap terjaga dan dapat memberi rasa nyaman kepada
penghuninya. Asap-asap kendaraan serta udara kotor pun dapat terolah oleh tumbuhan
hijau menjadi oksigen. Selain itu, uap air yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau juga dapat
Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 5
Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota
yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri
memberi kelembapan udara dan menurunkan suhu lingkungan. Hal yang demikian dapat
memberi rasa nyaman bagi penduduk dan saat penghuni rumah dan warga merasa
nyaman, konflik sosial dapat diminimalkan. Secara sosial dan kesehatan, keberlanjutan
terjadi.
Pengadaan RTH di lingkungan perumahan dilakukan dengan memanfaatkan
pekarangan atau halaman rumah yang ditanami dengan tumbuh-tumbuhan hijau. Adapun
jenis-jenis tumbuhan yang akan ditanami atau dibudidayakan ini dapat mengacu pada
program gerakan percepatan optimalisasi pekarangan melalui Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari (MKRPL) yang dicanangkan oleh Pemerintah sejak tahun 2012. Konsep
budidaya dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi untuk pekarangan rumah yang luas
dan dengan cara intensifikasi lahan untuk kondisi lahan yang sempit. Alternatif budidaya
tanaman pada lahan pekarangan dapat berupa:
a) Penanaman satu pohon serbaguna per rumah
Pohon serbaguna yang dimaksud adalah pohon yang mempunyai manfaat lain
selain kayu, misalnya bunga, buah, dan lain-lain. Contoh jenis pohon serbaguna adalah
pohon buah-buahan, seperti mangga, jambu, lengkeng, dan sebagainya. Tumbuhan-
tumbuhan ini selain mampu menyerap polutan seperti gas CO2
dan debu, juga dapat
memberikan suasana yang sejuk, menambah kerindangan, sebagai penghasil O2
, akarnya
juga dapat menahan tanah pekarangan rumah dari erosi, serta buahnya juga dapat
dikonsumsi sebagai penambah gizi bagi keluarga.
b) Penanaman Tanaman Sayur-Sayuran (Warung Hidup)
Pada lahan yang terbatas, penanaman sayur-sayuran memungkinkan untuk
dilakukan, seiring dengan berkembangnya teknik dan teknologi bercocok tanam.
Penanaman dapat dilakukan dengan metode vertikultur. Adanya penanaman berbagai
sayuran akan dapat menambah asupan gizi bagi anggota keluarga, dan tidak tertutup
kemungkinan dapat menambah penghasilan keluarga. Paling tidak terdapat pengeluaran
belanja untuk sayur-mayur yang dapat ditabung atau dialihkan untuk membeli
perlengkapan rumah tangga yang lain.
c) Penanaman Tanaman Obat Keluarga (Apotik Hidup)
Saat ini, kecenderungan untuk mengkonsumsi obat herbal semakin meningkat.
Oleh karena itu, penanaman tanaman obat sangat dianjurkan untuk dilakukan. Apabila
terdapat keluhan penyakit ringan, obat yang diperlukan untuk menanganinya dapat
dijangkau dengan mudah dan sangat hemat, sehingga keluarga yang bersangkutan tidak
perlu mengeluarkan biaya untuk berobat ke dokter. Penduduk sekitar mampu
memperkenalkan kepada anggota keluarga akan jenis tanaman dan fungsinya bagi
kesehatan, sehingga pengetahuan akan penggunaan obat herbal dapat terjaga dan
terpelihara hingga generasi berikutnya.
d) Penaman Tanaman Hias
Tanaman hias akan menambah nilai estetika lahan pekarangan dan rumah.
Pemilihan kombinasi tanaman hias dapat dilakukan dengan memperhatikan warna,
habitus, juga aroma tanamannya. Dengan demikian akan terwujud taman yang mampu
berfungsi sebagai tempat bercengkerama dan rekreasi bagi seluruh anggota keluarga,
sehingga keakraban antara anggota keluarga dapat terjalin dengan baik, tanpa perlu
mengeluarkan biaya yang banyak.
Penanaman tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, obat, maupun tanaman hias
selain dilakukan langsung di pekarangan, juga dapat dilakukan menggunakan wadah
yang berasal dari limbah rumah tangga. lebih baik apabila pengelolaan tanamannya
dilakukan secara organik, yakni tidak menggunakan unsur-unsur kimia terutama untuk
proses pemupukan tanaman. Pupuk dapat diperoleh dari kompos yang berasal dari
lubang-lubang biopori; pupuk berasal dari proses pembuatan kompos dimana ranting-
ranting dan daun-daun diolah dan dijadikan kompos.
Budidaya tumbuhan di pekarangan rumah sebagai upaya untuk mengadakan dan
memaksimalkan RTH tidak hanya memberikan kebaikan dari segi sosial maupun
kesehatan, melainkan juga ekonomi. Warga tidak perlu membeli baik sayur, buah,
maupun tumbuhan obat karena sudah tersedia di pekarangan rumah. Tanaman hias juga
Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 6
Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota
yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri
dapat diambil dan dijual sebagai tambahan penghasilan. Secara tidak langsung,
pengadaan dan pemaksimalan RTH di lingkungan rumah ini juga memberi ketahanan
pangan bagi masyarakatnya. Selain manfaat-manfaat di atas, RTH yang diusahakan
dari pemanfaatan lahan pekarangan ini menciptakan lingkungan yang asri, indah dan
sehat, serta menciptakan keakraban antar anggota keluarga. Keakraban ini secara terus-
menerus dapat menciptakan budaya yang ramah, peka, serta peduli.
Sebagai tambahan, untuk menambah lahan resapan air di lingkungan perumahan,
selain melalui pekarangan rumah yang dimanfaatkan untuk penanaman tumbuhan, juga
dengan penggunaan paving block. Paving block memungkinkan air untuk meresap ke
dalam tanah dengan melewati celah-celah paving yang ada. Air yang kemudian meresap
ke dalam tanah ini akan menambah cadangan air tanah, yang mana berguna bagi
kehidupan manusia.
PEMAKSIMALAN RTH OLEH GENERASI MUDA
Pemaksimalan RTH menjadi tanggungjawab bersama, termasuk para pemuda.
Pemuda memiliki tanggungjawab besar dalam tatanan masyarakat dan dalam kehidupan
bernegara. Menurut Ginandjar Kartasasmita, kepeloporan pemuda menunjukkan sikap
berdiri di muka, merintis, membuka jalan, dan memulai sesuatu, untuk diikuti,
dilanjutkan, dikembangkan, dipikirkan oleh yang lain. Salah satu hal yang dapat
dipelopori ialah usaha memaksimalkan RTH ini, yang kemudian diikuti, dilanjutkan,
dikembangkan dan dipikirkan oleh yang lain. Pemuda sebagai perintis disini difokuskan
pada mahasiswa.
Hal yang dapat dilakukan pemuda dalam merintis pemaksimalan RTH dimulai dari
hal yang paling dasar dan sederhana, yaitu sosialisasi. Secara logika, bagaimana
seseorang dapat menjalankan sesuatu, mengkritik, menginterupsi atau memberi masukan
jika ia sendiri memiliki keterbatasan pengetahuan atas apa yang dihadapinya. Yang kedua
ialah simulasi dan yang ketiga ialah aksi penyebarluasan pengetahuan.
Langkah Sosialisasi
Langkah awal berupa sosialisasi dapat dilakukan dengan sasaran pelajar baik tingkat
SD, SMP, ataupun SMA. Untuk tingkat SMA, dapat dilakukan oleh mahasiswa dengan
turun langsung ke sekolah-sekolah dan memberi sosialisasi. Agar siswa-siswa tertarik
untuk mendengarkan dan untuk menimbulkan rasa ingin tahu, sosialisasi perlu untuk
disampaikan secara menarik, menyenangkan, tetapi tetap ilmiah dan berbobot. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan media komunikasi berupa tayangan video. Video yang
ditampilkan mampu menjelaskan hubungan, alur kejadian, dan mekanisme yang umum
mengenai air hujan yang turun; run off water; lahan resapan; proses presipitasi; proses-
proses air dalam tanah; keluaran atau manfaat dari RTH dilihat dari segi sosial, ekonomi,
dan budaya; serta dampak-dampak yang terjadi akibat minimnya RTH. Setelah itu,
dikenalkan pula mengenai budidaya tanaman di pekarangan rumah sebagai usaha
memaksimalkan RTH.
Dalam video tersebut, perlu digunakan warna-warna baik yang kontras maupun
harmonis untuk menarik perhatian, bukan warna-warna yang saling bertabrakan. Jenis
tulisan dan animasi yang digunakan juga harus merupakan hal yang baru, canggih, serta
indah yang belum diketahui oleh kebanyakan siswa-siswa SMA. Hal-hal demikian dapat
memberi kesan bahwa mahasiswa yang memberi sosialisasi ialah mahasiwa cerdas dan
kemudian dapat efek psikologis menghormati.
Tak hanya sosialisasi langsung, mahasiswa juga memberikan sosialisasi tidak
langsung melalui poster dan bahan majalah dinding. Poster dan bahan majalah dinding ini
dititipkan untuk ditempelkan di majalah dinding masing-masing SMA. Tentu saja, bahan
majalah dinding ini juga dibuat dengan tampilan yang menarik tetapi tetap ilmiah dan
berbobot.
Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 7
Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota
yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri
Langkah Simulasi
Simulasi berarti latihan memperagakan. Simulasi ini harus dilakukan karena teori
tidak mungkin menghasilkan tanpa praktik langsung. Simulasi yang dilakukan mahasiswa
ditekankan pada siswa-siswa SMA, yang terdapat pertemuan langsung. Simulasi yang
dilakukan dapat berupa memperlihatkan bibit tumbuhan-tumbuhan yang akan
dibudidayakan, beberapa peralatan, serta persiapan. Selain memperlihatkan bibit
tumbuhan, mahasiswa juga menjelaskan sifat-sifat tumbuhan yang bersangkutan, seperti
kebutuhan akan air, ketahanan terhadap suhu, perawatan khusus, dan lain-lain. Kemudian
mahasiswa mencontohkan cara penanamannya, penyiramannya, serta pemeliharaannya.
Jika perlu, mahasiswa juga menjelaskan hal-hal apa yang perlu dilakukan jika suatu
waktu tumbuhan yang ditanam terserang penyakit.
Langkah Penyebarluasan
Langkah terakhir ialah mengajak siswa-siswa SMA untuk turut menyebarkan pesan
dan pengetahuan yang baru saja mereka dapatkan kepada teman-teman, kerabat, atau
saudara. Mahasiswa sebagai induk proyek dapat meng-upload video yang ditayangkan
tersebut di media youtube, yang kemudian alamat link-nya disebarluaskan melalui social
media. Seperti diketahui bahwa social media saat ini sangat marak dan terjangkau oleh
banyak orang. Sebagai tambahan, mahasiswa dapat membuat slogan atau hashtag yang
bersifat mengajak untuk mengetahui pengetahuan ini dan untuk lebih
menyebarluaskannya. Dari sini, siswa-siswa SMP menjadi terjangkau untuk diberi
sosialisasi.
Tak hanya SMP, pengetahuan mengenai pentingnya RTH juga perlu disampaikan
kepada siswa-siswa SD dan masyarakat bukan pelajar. Di sini, mahasiswa tidak
menyampaikan langsung seperti kepada siswa-siswa SMA, melainkan melalui perantara.
Untuk siswa SD, dapat dititipkan melalui pengajar di pengajian atau sekolah minggu dan
semacamnya. Untuk masyarakat luas, dapat dititipkan melalui perangkat desa/RT. Oleh
karena itu, generasi muda perlu untuk melakukan pendekatan terlebih dulu, memberi
sosialisasi kepada perantara dan memastikan perantara sudah memahami benar hal apa
yang ingin mahasiswa titipkan.
SIMPULAN
Adanya penurunan kualitas lingkungan kota Jakarta yang telah terjadi
mengindikasikan bahwa pada dasarnya kota Jakarta membutuhkan ruang terbuka hijau
(RTH). Karena itu, kegiatan pengadaan dan pemaksimalan RTH harus dilakukan.
Kegiatan ini dapat diinisiasi oleh generasi muda, dalam hal ini mahasiswa, di hierarki
paling sederhana, yaitu lingkungan perumahan. Beberapa hal yang perlu dijalankan ialah
kegiatan sosialisasi, simulasi, dan ekspansi. Sosialisasi bertujuan untuk menyebarkan
pengetahuan mengenai pentingnya RTH, dampak-dampak yang akan terjadi jika terjadi
kekurangan jumlah, serta upaya paling dekat dan sederhana yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan jumlah RTH tersebut, yaitu dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
Simulasi bertujuan untuk mengenalkan praktik langsung agar teori yang didapat tidak
hanya menjadi wacana. Harapannya, dari kegiatan simulasi ini, kemudian diaplikasikan
di kehidupan bertetangga.
Ekspansi bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan dan ide melalui perantara,
dalam hal ini siswa SMA yang telah diberi sosialisasi dan simulasi tersebut. Harapannya,
siswa-siswa di jenjang SMP hingga SD pun dapat terjangkau dan praktik pengadaan serta
pemaksimalan RTH di lingkungan perumahan dapat maksimal. Jika hal ini berjalan di
setiap lingkungan perumahan di setiap RT, RW, kelurahan, kecamatan, bahkan kota,
dampak yang terjadi tentu berarti. Kelemahan dari gagasan ini ialah minimnya
pengawasan yang dapat dilakukan oleh generasi muda, tetapi dalam hal ini dapat
dilakukan melalui perantara seperti kepala sekolah dan perangkat desa/RT. Untuk
rekomendasi penelitian lebih lanjut, diharapkan untuk memberi inovasi ide mengenai
pengawasannya, agar ide pengadaan dan pemaksimalan RTH ini benar-benar berjalan
dengan baik dan manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak orang.
Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 8
Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota
yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri
DAFTAR ACUAN
Anon, Kenaikan Permukaan Laut Dunia. Available at:
http://www.pemanasanglobal.net/kutub/kenaikan_permukaan_laut_dunia.htm
[Accessed June 15, 2014].
Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2006. Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama
Tata Ruang Kota, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Geographic, N., 2014. Manfaat Ruang Terbuka Hijau untuk Kesehatan. National
Geographic. Available at: http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/01/manfaat-
ruang-terbuka-hijau-untuk-kesehatan [Accessed June 15, 2014].
Jack Petit, Debra L. Bassert, C. kollin, 1995. Building Greener Neighborhoods,
Washington DC: American Forests and National Association of Home Builders.
Joga, N. & Ismaun, I., 2011. RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau, Jakarta: Gramedia Utama.
Nurdiansyah, F., Bambang, A.N. & Purnaweni, H., 2012. TINGGAL DI KAWASAN
PERKOTAAN ( STUDI KASUS DI KELURAHAN PANJUNAN ,. , IV(3),
pp.39–47.
Paquet, C. et al., 2013. Are accessibility and characteristics of public open spaces
associated with a better cardiometabolic health? Landscape and Urban Planning,
118, pp.70–78. Available at: <Go to ISI>://WOS:000324448300009nhttp://ac.els-
cdn.com/S0169204612003283/1-s2.0-S0169204612003283-
main.pdf?_tid=df36680a-5fce-11e3-9f9f-
00000aacb362&acdnat=1386482966_8e264b85585adab0294dfc6250c7a3d5
[Accessed January 12, 2014].
Richardson, E. a et al., 2013. Role of physical activity in the relationship between urban
green space and health. Public health, 127(4), pp.318–24. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23587672 [Accessed January 11, 2014].
Zhang, B. et al., 2014. The cooling effect of urban green spaces as a contribution to
energy-saving and emission-reduction: A case study in Beijing, China. Building
and Environment, 76, pp.37–43. Available at:
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0360132314000559 [Accessed May 27,
2014].

More Related Content

What's hot

Manusia dan Lingkungan (ilmu sosial budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (ilmu sosial budaya dasar)Manusia dan Lingkungan (ilmu sosial budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (ilmu sosial budaya dasar)anacann
 
Ppt manusia dan lingkungannya
Ppt manusia dan lingkungannyaPpt manusia dan lingkungannya
Ppt manusia dan lingkungannyarizka_pratiwi
 
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPS
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPSInteraksi Manusia dengan Lingkungan IPS
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPSEva Rosita
 
usaha perbaikan pemukiman kumuh
usaha perbaikan pemukiman kumuhusaha perbaikan pemukiman kumuh
usaha perbaikan pemukiman kumuhmeyfitasari
 
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinya
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinyaPermukiman kumuh dan upaya mengatasinya
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinyaMailendra Hatake
 
IPS interaksi manusia dan lingkungan
IPS interaksi manusia dan lingkunganIPS interaksi manusia dan lingkungan
IPS interaksi manusia dan lingkunganFahri Ajja
 
Contoh kir kali banger
Contoh kir kali bangerContoh kir kali banger
Contoh kir kali bangerHana Isnaini
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkungannormilanormila
 
Arti jurnal bahasa inggris
Arti jurnal bahasa inggrisArti jurnal bahasa inggris
Arti jurnal bahasa inggrisPinsi Hiriman
 
materi divisi lingkungan hidup
materi divisi lingkungan hidupmateri divisi lingkungan hidup
materi divisi lingkungan hidupTitin Rokhfiana
 
Faktor penyebab defisit air bersih
Faktor penyebab defisit air bersih Faktor penyebab defisit air bersih
Faktor penyebab defisit air bersih qistyafifah
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010Risda moe
 
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...SoffanAkbar2
 

What's hot (20)

Manusia dan Lingkungan (ilmu sosial budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (ilmu sosial budaya dasar)Manusia dan Lingkungan (ilmu sosial budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (ilmu sosial budaya dasar)
 
Ppt manusia dan lingkungannya
Ppt manusia dan lingkungannyaPpt manusia dan lingkungannya
Ppt manusia dan lingkungannya
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkungan
 
Review ukk
Review ukkReview ukk
Review ukk
 
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPS
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPSInteraksi Manusia dengan Lingkungan IPS
Interaksi Manusia dengan Lingkungan IPS
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
usaha perbaikan pemukiman kumuh
usaha perbaikan pemukiman kumuhusaha perbaikan pemukiman kumuh
usaha perbaikan pemukiman kumuh
 
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinya
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinyaPermukiman kumuh dan upaya mengatasinya
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinya
 
IPS interaksi manusia dan lingkungan
IPS interaksi manusia dan lingkunganIPS interaksi manusia dan lingkungan
IPS interaksi manusia dan lingkungan
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
Ppt kmp reskina 98
Ppt kmp reskina 98Ppt kmp reskina 98
Ppt kmp reskina 98
 
Contoh kir kali banger
Contoh kir kali bangerContoh kir kali banger
Contoh kir kali banger
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkungan
 
assignment-alam-sekitar
assignment-alam-sekitarassignment-alam-sekitar
assignment-alam-sekitar
 
Arti jurnal bahasa inggris
Arti jurnal bahasa inggrisArti jurnal bahasa inggris
Arti jurnal bahasa inggris
 
Ekologi batas kota
Ekologi batas kotaEkologi batas kota
Ekologi batas kota
 
materi divisi lingkungan hidup
materi divisi lingkungan hidupmateri divisi lingkungan hidup
materi divisi lingkungan hidup
 
Faktor penyebab defisit air bersih
Faktor penyebab defisit air bersih Faktor penyebab defisit air bersih
Faktor penyebab defisit air bersih
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
 
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
 

Viewers also liked

Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoPemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoLaras Kun Rahmanti Putri
 
Penulisan Artikel Ilmiah Pengantar Ekonomi Smt 2
Penulisan Artikel Ilmiah Pengantar Ekonomi Smt 2Penulisan Artikel Ilmiah Pengantar Ekonomi Smt 2
Penulisan Artikel Ilmiah Pengantar Ekonomi Smt 2Laras Kun Rahmanti Putri
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau Ruang
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau RuangLaporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau Ruang
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau RuangLaras Kun Rahmanti Putri
 
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota Kendal
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota KendalStudio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota Kendal
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota KendalLaras Kun Rahmanti Putri
 
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-Ngampel
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-NgampelStudio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-Ngampel
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-NgampelLaras Kun Rahmanti Putri
 
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraMelihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota Batam
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota BatamLaporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota Batam
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota BatamLaras Kun Rahmanti Putri
 
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri RayaStudio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri RayaLaras Kun Rahmanti Putri
 

Viewers also liked (19)

Jurnal Kesadaran Sosial Bandara Kualanamu
Jurnal Kesadaran Sosial Bandara KualanamuJurnal Kesadaran Sosial Bandara Kualanamu
Jurnal Kesadaran Sosial Bandara Kualanamu
 
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoPemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
 
Jurnal KTI Smt 2
Jurnal KTI Smt 2Jurnal KTI Smt 2
Jurnal KTI Smt 2
 
Studi Kesesuaian Lahan di Wilayah Studi
Studi Kesesuaian Lahan di Wilayah StudiStudi Kesesuaian Lahan di Wilayah Studi
Studi Kesesuaian Lahan di Wilayah Studi
 
Penulisan Artikel Ilmiah Pengantar Ekonomi Smt 2
Penulisan Artikel Ilmiah Pengantar Ekonomi Smt 2Penulisan Artikel Ilmiah Pengantar Ekonomi Smt 2
Penulisan Artikel Ilmiah Pengantar Ekonomi Smt 2
 
Tubes Pengek Smt 2
Tubes Pengek Smt 2Tubes Pengek Smt 2
Tubes Pengek Smt 2
 
Lapor
LaporLapor
Lapor
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
 
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau Ruang
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau RuangLaporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau Ruang
Laporan Tubes Teknik Komunikasi Semester 2: Uang atau Ruang
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota Kendal
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota KendalStudio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota Kendal
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area Kota Kendal
 
Laporan Tubes Geoling Kelompok IIB 2013.
Laporan Tubes Geoling Kelompok IIB 2013.Laporan Tubes Geoling Kelompok IIB 2013.
Laporan Tubes Geoling Kelompok IIB 2013.
 
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-Ngampel
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-NgampelStudio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-Ngampel
Studio Perencanaan Laporan Akhir Fokus Area : Pegandon-Ngampel
 
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. BanjarnegaraMelihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
Melihat Disparitas dari Indeks Williamson di Kab. Banjarnegara
 
Perencanaan BRT Kota Semarang
Perencanaan BRT Kota SemarangPerencanaan BRT Kota Semarang
Perencanaan BRT Kota Semarang
 
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota Batam
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota BatamLaporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota Batam
Laporan Tubes Pempem Analisis Data Keuangan Kota Batam
 
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio PerencanaanLaporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
 
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri RayaStudio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
 
Studio Perencanaa - Proposal teknis
Studio Perencanaa - Proposal teknisStudio Perencanaa - Proposal teknis
Studio Perencanaa - Proposal teknis
 

Similar to RTH Generasi Muda

Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!jong arsitek
 
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauKuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauReaper-Ami
 
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauKuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauReaper-Ami
 
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutanKajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutanFitri Indra Wardhono
 
Bab 1 ekonomi pencemaran udara
  Bab 1 ekonomi pencemaran udara  Bab 1 ekonomi pencemaran udara
Bab 1 ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdfhidanganhendra
 
Tata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di PerkotaanTata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di PerkotaanRamadhani Pratama
 
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaanModel pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaanRamadhani Pratama
 
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...Andrew Hidayat
 
Infrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaanInfrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaanSyafrianto Amsyar
 
01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.Indriati Dewi
 
Pendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan soloPendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan soloSyarifah Nisa
 
Tugas psda1 kelompok 3 a2
Tugas psda1   kelompok 3 a2Tugas psda1   kelompok 3 a2
Tugas psda1 kelompok 3 a2Aswar Amiruddin
 
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase Jepang
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase JepangStudi Kasus PSDAT Sungai Watarase Jepang
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase JepangNyak Nisa Ul Khairani
 
Jurnal dheni saputra jp 1115011019
Jurnal dheni saputra jp 1115011019Jurnal dheni saputra jp 1115011019
Jurnal dheni saputra jp 1115011019Dheni Saputra
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxTIRASBALYO
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxTIRASBALYO
 
Inovasi vol07-jun2006
Inovasi vol07-jun2006Inovasi vol07-jun2006
Inovasi vol07-jun2006Indriati Dewi
 

Similar to RTH Generasi Muda (20)

Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
 
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauKuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
 
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijauKuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
Kuantitas dan kualitas_ruang_terbuka_hijau
 
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutanKajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
Kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan
 
Bab 1 ekonomi pencemaran udara
  Bab 1 ekonomi pencemaran udara  Bab 1 ekonomi pencemaran udara
Bab 1 ekonomi pencemaran udara
 
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf
15149-Article Text-46457-1-10-20170312.pdf
 
Tata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di PerkotaanTata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
 
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaanModel pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaan
 
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
Andrew hidayat pendekatan multi dimensional scaling untuk evaluasi keberlanju...
 
Infrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaanInfrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaan
 
01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.
 
Pendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan soloPendekatan vegetatif di begawan solo
Pendekatan vegetatif di begawan solo
 
Sustainable city's paper
Sustainable city's paperSustainable city's paper
Sustainable city's paper
 
Tugas psda1 kelompok 3 a2
Tugas psda1   kelompok 3 a2Tugas psda1   kelompok 3 a2
Tugas psda1 kelompok 3 a2
 
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase Jepang
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase JepangStudi Kasus PSDAT Sungai Watarase Jepang
Studi Kasus PSDAT Sungai Watarase Jepang
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Jurnal dheni saputra jp 1115011019
Jurnal dheni saputra jp 1115011019Jurnal dheni saputra jp 1115011019
Jurnal dheni saputra jp 1115011019
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docx
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docx
 
Inovasi vol07-jun2006
Inovasi vol07-jun2006Inovasi vol07-jun2006
Inovasi vol07-jun2006
 

More from Laras Kun Rahmanti Putri

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdfPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdfLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12B
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12BLaporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12B
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12BLaras Kun Rahmanti Putri
 
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node DistrictLaras Kun Rahmanti Putri
 
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node DistrictLaras Kun Rahmanti Putri
 
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node DistrictLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaras Kun Rahmanti Putri
 

More from Laras Kun Rahmanti Putri (11)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdfPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI PASTI.pdf
 
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12B
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12BLaporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12B
Laporan Tubes Evaper IPAL di Wonosari Demak Kel. 12B
 
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District
1. STUDIO RANCANG SERIES : Laporan Final Transit Node District
 
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District
6. STUDIO RANCANG SERIES : Weblog Transit Node District
 
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District
7. STUDIO RANCANG SERIES : Artikel Jurnal Transit Node District
 
Laporan Perkim Penggaron Kidul
Laporan Perkim Penggaron KidulLaporan Perkim Penggaron Kidul
Laporan Perkim Penggaron Kidul
 
Studio 2 (Studio Perencanaan)
Studio 2 (Studio Perencanaan)Studio 2 (Studio Perencanaan)
Studio 2 (Studio Perencanaan)
 
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER MapperLaprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
Laprak Interpretasi Ruang: Cropping Citra dg ER Mapper
 
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
 
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
 
Laporan Interpretasi Ruang Peta Tematik
Laporan Interpretasi Ruang Peta TematikLaporan Interpretasi Ruang Peta Tematik
Laporan Interpretasi Ruang Peta Tematik
 

RTH Generasi Muda

  • 1. Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 1 Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri Pengadaan dan Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda di Lingkungan Perumahan, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan. Kota Studi: Jakarta Aida Ulfa Faza (21040113120028) Dhita Mey Diana Kusuma (21040113120038) Godlive Handel Immanuel Sitorus (21040113120064) Laras Kun Rahmanti Putri (21040113130114) Jl. Prof. Dr. Soedharto, Tembalang ABSTRAK Kota merupakan tempat bermukim dengan sarana dan prasarana yang memadai. Namum hal yang sering terjadi, sarana dan prasarana ini kurang memperhatikan sektor lingkungan, terkait dengan ruang terbuka hijau (RTH) yang berperan dalam menciptakan keberlanjutan kehidupan. RTH merupakan elemen kota yang penting, memiliki fungsi baik ekonomi, sosial, kesehatan, maupun budaya. Tumbuh-tumbuhan sebagai elemennya menyumbang oksigen bagi kebutuhan makhluk hidup dan menyaring udara yang kotor. Lahan berupa tanah terbuka menjadi lahan resapan bagi air sehingga air hujan yang turun tidak menjadi air yang mengalir di permukaan. Air yang meresap ke dalam tanah penting agar cadangan air dalam tanah dapat dipertahankan. Cadangan air tanah yang cukup ini akan membuat akuifer tetap terjaga dan permukaan tanah tetap stabil pada posisinya. Selain itu, adanya cadangan air tanah yang cukup akan mengurangi tingkat krisi air yang juga berperan dalam keberlangsungan kehidupan. Dalam rangka meningkatkan keberlangsungan tersebut, usaha pemaksimalan RTH harus dilakukan. Pemaksimalan RTH ini dilakukan pada tingkat hierarki paling sederhana terlebih dahulu, yaitu lingkungan perumahan. Dalam upayanya,usaha ini turut dijalankan oleh generasi muda yang memiliki peran tanggungjawab terhadap tatanan masyarakat dan kehidupan negara. Jurnal ini terbagi atas tiga bagian. Bagian pertama membahas degradasi lingkungan yang terjadi di Jakartan, bagian kedua memuat manfaat-manfaat RTH, dan bagian ketiga membahas membahas peran generasi muda yang dilakukan dalam upaya memaksimalkan RTH di lingkungan perumahan. Kata Kunci: RTH, generasi muda, pemaksimalan, langkah-langkah PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini banyak kota yang mengalami degradasi lingkungan, di mana lingkungan di kota-kota tersebut mengalami penurunan kualitas. Penurunan kualitas yang dialami oleh kota ditandai dengan adanya penurunan kualitas air, kerusakan ekosistem dan banjir. Kualitas lingkungan kota yang mengalami penurunan merupakan akibat dari adanya ketidakseimbangan lingkungan di kota tersebut. Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan suatu elemen kota yang mampu menjaga keseimbangan kota. Adapun pengertian Ruang Terbuka Hijau menurut Purnomohadi dalam (Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2006) adalah: (1) suatu lapangan yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon ( tanaman tinggi berkayu) ; (2)“ Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang didalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan ( perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai penciri utama dan tumbuhan lainnya ( perdu, semak, rerumputan, dan , dan Laras Kun Rahmanti Putri Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro laraskrputri@gmail.com telp: 081548337819
  • 2. Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 2 Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan , serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan”. Generasi muda memiliki peran dalam perbaikan dari penurunan kualitas lingkungan kota karena pada dasarnya generasi muda adalah generasi yang menjadi harapan untuk menjadi problem solver di waktu mendatang. Generasi muda pada waktu sekarang merupakan calon pemimpin di masa mendatang dan penentu kehidupan selanjutnya, yang dalam hal ini penataan lingkungan kota menjadi tanggung jawab dari generasi muda pula. Adapun tujuan dari perbaikan kualitas lingkungan kota yang mengalami penurunan adalah untuk mewujudkan kota yang berkelanjutan, di mana kota diharapkan mampu mewadahi masyarakat untuk masa kini dan masa mendatang. Oleh karena itu, penulis melakukan studi tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai solusi atas memburuknya penurunan kualitas lingkungan kota dengan menjadikan generasi muda sebagai subjek yang akan memperbaiki kualitas lingkungan kota yang mengalami penurunan. Metode penulisan yang digunakan penulis dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi literatur atau kajian pustaka. Berdasarakan kajian pustaka yang telah dirujuk, penulis dapat menyimpulkan bahwa generasi muda memiliki peran yang penting dalam memaksimalkan RTH dalam rangka mewujudkan kota yang berkelanjutan. Karya tulis ilmiah ini membahas pengadaan dan pemaksimalan RTH sebagai salah satu unsur pengelolaan lingkungan di Jakarta dan peran pemuda sebagai subjek yang memperbaiki penurunan kualitas lingkungan kota Jakarta, khususnya untuk lingkungan perumahan. Bagian pertama dari karya ilmiah ini membahas tentang penurunan kualitas lingkungan kota Jakarta yang telah terjadi di masa sekarang. Adapun penurunan kualitas kota Jakarta dipaparkan dalam tiga bagian yaitu penurunan muka tanah kota Jakarta, krisis air bersih di kota Jakarta, dan kenaikan permukaan air laut di kota Jakarta. Bagian kedua membahas manfaat dari RTH yang harus disosialisasikan oleh generasi muda dan yang seharusnya diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Manfaat RTH akan dijelaskan dalam tiga aspek yaitu, manfaat RTH untuk sebagai konservasi air dan tanah, manfaat RTH di bidang ekonomi dan kesehatan, serta pengadaan dan pemaksimalan RTH di lingkungan perumahan. Bagian ketiga berisikan pemaksimalan RTH yang dapat dilaksanakan oleh generasi muda untuk mewujudkan kota Jakarta yang berkelanjutan. Pemaksimalan RTH oleh generasi muda tersebut merupakan suatu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan kualitas lingkungan kota Jakarta dalam rangka mewujudkan keberlanjutan kota tersebut. Tindakan yang dapat dilakukan oleh generasi muda untuk pemaksimalan RTH akan dijelaskan. Bentuk pemaksimalann RTH yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat juga akan dijelaskan. Tujuan Penulisan Penulisan karya ilmiah ini memiliki tujuan: - Mengetahui dampak-dampak yang terjadi akibat kurangnya jumlah RTH di perkotaan, khususnya Kota Jakarta - Mengetahui manfaat-manfaat RTH dari berbagai sisi - Memberi masukan dan solusi dalam upaya pengadaan dan pemaksimalan RTH di lingkungan perumahan - Sebagai bahan studi bagi studi-studi selanjutnya. PENURUNAN KUALITAS LINGKUNGAN KOTA JAKARTA Penurunan muka tanah di Jakarta Penurunan kualitas lingkungan kota Jakarta dapat ditunjukkan dengan adanya penurunan muka tanah di Kota Jakarta. Penurunan muka tanah di Jakarta berkisar antara 3-5 sentimeter per tahun dengan kecepatan penurunan (land subsidence rate) mencapai 60-100 sentimeter dalam waktu 20 tahun. Penurunan muka tanah di Jakarta ditunjukkan dengan hasil pengolahan citra satelit ALOS (The Advanced Land Observing Satellite)- PALSAR di pusat remote sensing Jepang (RESTEC) dimana dari citra tersebut dapat terlihat bahwa penurunan tanah di Jakarta dan sekitarnya pada tahun 2007-2008 turan
  • 3. Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 3 Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri kurang lebih 2-24 sentimeter. Adapun pada Jakarta bagian utara terdapat sekitar 3 titik pengamatan yang mengalami penurunan muka tanah sekitar 8 meter dan di daerah Jakarta Pusat menapai 4-6 sentimeter (Joga & Ismaun 2011) Krisis air bersih di Jakarta Krisis air bersih pada dasarnya merupakan dampak dari perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi secara global memberikan dampak bagi permukaan bumi. Krisis air di Jakarta merupakan salah satu bentuk nyata dari dampak perubahan iklim yang terjadi. Menurut BPLHD DKI Jakarta 2009 dalam (Joga & Ismaun 2011) total kebutuhan air bersih warga Jakarta sebesar 547,5 juta m3 tahun sedangkan PDAM hanya sanggup memenuhi 295,65 juta m3 / tahun (54%), sisanya diambil dari air tanah 251,8 juta m3 / tahun(46%), dengan potensi air tanah di Jakarta yang dapat dimanfaatkan hanya 186,2 juta m3 / tahun. Pada dasarnya kondisi air tanah di Jakarta mengalami pencemaran di mana proporsi air tanah yang tercemar berat sebesar 77%, tercemar sedang 18%, dan tercemar ringan sebesar 5%. Krisis air bersih di Jakarta pada dasarnya memiliki hubungan yang erat dengan kondisi ekologis di Jakarta. Krisis air bersih memiliki kolerasi dengan tataguna lahan suatu kota, di mana komposisi lahan terbangun dan tidak terbangun akan memberikan pengaruh bagi pasokan air di suatu kota. Krisis air bersih disebabkan oleh kurangnya pasokan air di tanah. Berkurangnya pasokan air tanah tersebut disebabkan oleh air hujan yang seharusnya mengisi air tanah ternyata justru menjadi air larian (run off). Air larian tersebut pada hakikatnya terjadi karena ketiadaan lahan resapan yang disebabkan oleh dominasi lahan terbangun daripada lahan tidak terbangun. Air hujan yang menjadi air larian pada akhirnya akan menyebabkan tanah yang kekurangan kandungan air tanah dan selain itu banjir juga menjadi bencana yang tidak dapat dihindari (Anon n.d.) Kenaikan muka air laut di pesisir Jakarta Kenaikan muka air laut di pesisir Jakarta merupakan bentuk nyata dari penurunan kualitas lingkungan kota. Pada dasarnya, pemanasan bumi memberikan dampak berupa kenaikan permukaan air laut. Pemanasan global telah membuat es di kutub mencair sehingga volume air laut pun bertambah. Berdasarkan simulasi gambar satelit, Kota Jakarta mengalami perubahan yang drastis. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan merambahnya permukaan air laut di pesisir pantai utara Jakarta pada tahun 2010. Kenaikan muka air laut mengakibatkan air menjadi payau (tidak layak dikonsumsi) dan menyebabkan korosi fondasi bangunan. Pada dasarnya pemanasan bumi yang mengakibatkan kenaikan muka air laut adalah akibat dari perubahan iklim. MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Manfaat RTH sebagai konservasi tanah dan air Permukaan lahan yang tertutup perkerasan pada akhirnya dapat menyebabkan tidak diresapnya air hujan oleh tanah (proses infiltrasi) dan mengakibatkan peresapan air tanah ( dangkal) terhambat. Pada dasarnya keberdaan RTH sangat penting untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, meyuplai cadangan air tanah, dan mengaktifkan siklus hidrologi (Joga & Ismaun 2011). Pemeliharaan RTH terhadap kondisi tanah dan air atau dapat dikatakan sebagai konservator tanah dan air dilakukan oleh akar-akar tanaman yang bersifat penghisap di aman akar tersebut dapat menyerap dan mempertahankan air dalam tanah di sekitarnya. Selain mempertahankan air dalam tanah, RTH mampu menjadi filter alami bagi limbah cair maupun sampah organik. Adapun untuk setiap 1.000.000 penduduk yang menghasilkan sekitar 4,5 juta liter limbah per hari diperlukan RTH seluas 522 hektar (Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2006). Pohon ataupun vegetasi lainnya pada dasarnya memiliki peran yang penting bagi lingkungan. Pohon atau vegetasi tersebut mampu melindungi tanah, mengatur kelembaban tanah dan air tanah serta limpasan air (Jack Petit, Debra L. Bassert 1995). Selain itu, peningkatan RTH memiliki hubungan yang erat dengan keberlanjutan lingkungan di perkotaan (Nurdiansyah et al. 2012)
  • 4. Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 4 Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri Penurunan muka tanah, krisis air bersih dan kenaikan permukaan air laut pada dasarnya disebabkan oleh perubahan iklim di mana pemanasan global menjadi momok utamanya. Suhu yang meningkat di berbagai belahan dunia mengakibatkan fenomena pemanasan global yang tidak dapat dihindari. Menurut Purnomohadi (1995) dalam (Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2006) suhu di sekitar kawasan RTH (di bawah pohon teduh) dibandingkan dengan suhu di luarnya dapat mencapai perbedaan hingga 2-4 derajat celcius. Manfaat RTH di bidang ekonomi Selain perannya sebagai pemelihara kondisi tanah dan air, RTH juga memiliki peran sebagai penunjang dalam fungsi ekonomi. Peran RTH dalam bidang ekonomi tersebut terletak pada kemampuan tumbuhan (komponen utama RTH) dalam memproduksi sebagian besar kebutuhan hayati manusia. Sebagian besar kebutuhan hayati manusia berasal dari tumbuhan seperti beras, sayur, beraneka ragam buah dan lain-lainnya. Pada dasarnya tumbuhan memiliki hasil produksi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan dalam proses produksi tersebut tumbuhan tidak memberikan limbah bagi manusia, bahkan proses produksi dari tumbuhan sendiri pun telah memberikan manfaat bagi manusia. Hal tersebut ditunjukkan dengan kemampuan tumbuhan untuk mengurangi pencemaran udara dan kemampuan tumbuhan memasok oksigen bagi kehidupan di bumi ini. Kemampuan tersebut menjadi nilai tambah bagi RTH. Manfaat RTH di bidang kesehatan Pada dasarnya, suatu Ruang Terbuka (RT) memilik peran dalam menjaga lingkungan kesehatan. Hal tersebut diungkapkan oleh Departemen Geografi UCL, London WC1E 6BT, United Kingdom bahwasanya kesehatan kardiometabolik dipengaruhi oleh tingkat keluasan, kehijauan dan fungsi aktif atau pasifnya Ruang Terbuka (Paquet et al. 2013). Adanya peran tingkat kehijauan dalam hal tersebut menunjukkan bahwa RTH memiliki fungsi dalam pemeliharaan lingkungan sehat bagi masyarakat kota(Richardson et al. 2013). Selain itu suhu udara juga memiliki pengaruh terhadap kesehatan manusia dan kesejahteraan manusia (Zhang et al. 2014) Selain itu tingkat kehijuan suatu lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. RTH juga memiliki peran dalam pemeliharaan udara. Pemeliharaan udara yang dimaksudkan adalah kegiatan tanaman yang khususnya pada siang hari di mana tanaman tersebut menghasilkan oksigen (O2) dalam jumlah besar dan menyerap karbon dioksida ( CO2) dan zat pencemar lain seperti karbon monoksida (CO) yang dapat membahayakan kesehatan pernafasan. (Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2006). Pembuktian kemampuan tumbuhan dalam membentuk udara bersih dapat diketahui dari hasil studi penelitian Bernatzky yang terdapat dalam (1978 : 21-24) yang menunjukkan bahwa setiap satu ha RTH yang ditanam pepohonan, perdu, semak dan penutup tanah, dengan jumlah permukaan daun seluas lima ha, maka sekitar 900 Kg CO2 akan dihisap dari udara dan melepaskan sekitar 600 Kg O2 dalam waktu 12 jam (Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2006) Peneliti Inggris juga menemukan bahwa tinggal di kota dengan ruang terbuka hijau memiliki dampak yang berkelanjutan, bukan seperti dampak yang diberikan oleh kanikan upah atau promosi yang memberikan efek yang hanya sementara. Peneliti Mathew dari Pusat Eropa untuk Lingkungan dan Kesehatan Manusia di Universitas Exeter, Inggris melakukan studi studi yang menunjukkan bahwa orang yang tinggal di kota yang lebih hijau memiliki tanda depresi atau kecemasan yang lebih sedikit(Geographic 2014). Pengadaan RTH di Lingkungan Rumah Usaha untuk memaksimalkan RTH diawali dari hal yang paling dekat dan sederhana, yaitu lingkungan rumah. Lingkungan rumah haruslah memiliki ruang terbuka hijau agar kandungan oksigen di udara tetap terjaga dan dapat memberi rasa nyaman kepada penghuninya. Asap-asap kendaraan serta udara kotor pun dapat terolah oleh tumbuhan hijau menjadi oksigen. Selain itu, uap air yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau juga dapat
  • 5. Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 5 Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri memberi kelembapan udara dan menurunkan suhu lingkungan. Hal yang demikian dapat memberi rasa nyaman bagi penduduk dan saat penghuni rumah dan warga merasa nyaman, konflik sosial dapat diminimalkan. Secara sosial dan kesehatan, keberlanjutan terjadi. Pengadaan RTH di lingkungan perumahan dilakukan dengan memanfaatkan pekarangan atau halaman rumah yang ditanami dengan tumbuh-tumbuhan hijau. Adapun jenis-jenis tumbuhan yang akan ditanami atau dibudidayakan ini dapat mengacu pada program gerakan percepatan optimalisasi pekarangan melalui Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) yang dicanangkan oleh Pemerintah sejak tahun 2012. Konsep budidaya dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi untuk pekarangan rumah yang luas dan dengan cara intensifikasi lahan untuk kondisi lahan yang sempit. Alternatif budidaya tanaman pada lahan pekarangan dapat berupa: a) Penanaman satu pohon serbaguna per rumah Pohon serbaguna yang dimaksud adalah pohon yang mempunyai manfaat lain selain kayu, misalnya bunga, buah, dan lain-lain. Contoh jenis pohon serbaguna adalah pohon buah-buahan, seperti mangga, jambu, lengkeng, dan sebagainya. Tumbuhan- tumbuhan ini selain mampu menyerap polutan seperti gas CO2 dan debu, juga dapat memberikan suasana yang sejuk, menambah kerindangan, sebagai penghasil O2 , akarnya juga dapat menahan tanah pekarangan rumah dari erosi, serta buahnya juga dapat dikonsumsi sebagai penambah gizi bagi keluarga. b) Penanaman Tanaman Sayur-Sayuran (Warung Hidup) Pada lahan yang terbatas, penanaman sayur-sayuran memungkinkan untuk dilakukan, seiring dengan berkembangnya teknik dan teknologi bercocok tanam. Penanaman dapat dilakukan dengan metode vertikultur. Adanya penanaman berbagai sayuran akan dapat menambah asupan gizi bagi anggota keluarga, dan tidak tertutup kemungkinan dapat menambah penghasilan keluarga. Paling tidak terdapat pengeluaran belanja untuk sayur-mayur yang dapat ditabung atau dialihkan untuk membeli perlengkapan rumah tangga yang lain. c) Penanaman Tanaman Obat Keluarga (Apotik Hidup) Saat ini, kecenderungan untuk mengkonsumsi obat herbal semakin meningkat. Oleh karena itu, penanaman tanaman obat sangat dianjurkan untuk dilakukan. Apabila terdapat keluhan penyakit ringan, obat yang diperlukan untuk menanganinya dapat dijangkau dengan mudah dan sangat hemat, sehingga keluarga yang bersangkutan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat ke dokter. Penduduk sekitar mampu memperkenalkan kepada anggota keluarga akan jenis tanaman dan fungsinya bagi kesehatan, sehingga pengetahuan akan penggunaan obat herbal dapat terjaga dan terpelihara hingga generasi berikutnya. d) Penaman Tanaman Hias Tanaman hias akan menambah nilai estetika lahan pekarangan dan rumah. Pemilihan kombinasi tanaman hias dapat dilakukan dengan memperhatikan warna, habitus, juga aroma tanamannya. Dengan demikian akan terwujud taman yang mampu berfungsi sebagai tempat bercengkerama dan rekreasi bagi seluruh anggota keluarga, sehingga keakraban antara anggota keluarga dapat terjalin dengan baik, tanpa perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Penanaman tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, obat, maupun tanaman hias selain dilakukan langsung di pekarangan, juga dapat dilakukan menggunakan wadah yang berasal dari limbah rumah tangga. lebih baik apabila pengelolaan tanamannya dilakukan secara organik, yakni tidak menggunakan unsur-unsur kimia terutama untuk proses pemupukan tanaman. Pupuk dapat diperoleh dari kompos yang berasal dari lubang-lubang biopori; pupuk berasal dari proses pembuatan kompos dimana ranting- ranting dan daun-daun diolah dan dijadikan kompos. Budidaya tumbuhan di pekarangan rumah sebagai upaya untuk mengadakan dan memaksimalkan RTH tidak hanya memberikan kebaikan dari segi sosial maupun kesehatan, melainkan juga ekonomi. Warga tidak perlu membeli baik sayur, buah, maupun tumbuhan obat karena sudah tersedia di pekarangan rumah. Tanaman hias juga
  • 6. Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 6 Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri dapat diambil dan dijual sebagai tambahan penghasilan. Secara tidak langsung, pengadaan dan pemaksimalan RTH di lingkungan rumah ini juga memberi ketahanan pangan bagi masyarakatnya. Selain manfaat-manfaat di atas, RTH yang diusahakan dari pemanfaatan lahan pekarangan ini menciptakan lingkungan yang asri, indah dan sehat, serta menciptakan keakraban antar anggota keluarga. Keakraban ini secara terus- menerus dapat menciptakan budaya yang ramah, peka, serta peduli. Sebagai tambahan, untuk menambah lahan resapan air di lingkungan perumahan, selain melalui pekarangan rumah yang dimanfaatkan untuk penanaman tumbuhan, juga dengan penggunaan paving block. Paving block memungkinkan air untuk meresap ke dalam tanah dengan melewati celah-celah paving yang ada. Air yang kemudian meresap ke dalam tanah ini akan menambah cadangan air tanah, yang mana berguna bagi kehidupan manusia. PEMAKSIMALAN RTH OLEH GENERASI MUDA Pemaksimalan RTH menjadi tanggungjawab bersama, termasuk para pemuda. Pemuda memiliki tanggungjawab besar dalam tatanan masyarakat dan dalam kehidupan bernegara. Menurut Ginandjar Kartasasmita, kepeloporan pemuda menunjukkan sikap berdiri di muka, merintis, membuka jalan, dan memulai sesuatu, untuk diikuti, dilanjutkan, dikembangkan, dipikirkan oleh yang lain. Salah satu hal yang dapat dipelopori ialah usaha memaksimalkan RTH ini, yang kemudian diikuti, dilanjutkan, dikembangkan dan dipikirkan oleh yang lain. Pemuda sebagai perintis disini difokuskan pada mahasiswa. Hal yang dapat dilakukan pemuda dalam merintis pemaksimalan RTH dimulai dari hal yang paling dasar dan sederhana, yaitu sosialisasi. Secara logika, bagaimana seseorang dapat menjalankan sesuatu, mengkritik, menginterupsi atau memberi masukan jika ia sendiri memiliki keterbatasan pengetahuan atas apa yang dihadapinya. Yang kedua ialah simulasi dan yang ketiga ialah aksi penyebarluasan pengetahuan. Langkah Sosialisasi Langkah awal berupa sosialisasi dapat dilakukan dengan sasaran pelajar baik tingkat SD, SMP, ataupun SMA. Untuk tingkat SMA, dapat dilakukan oleh mahasiswa dengan turun langsung ke sekolah-sekolah dan memberi sosialisasi. Agar siswa-siswa tertarik untuk mendengarkan dan untuk menimbulkan rasa ingin tahu, sosialisasi perlu untuk disampaikan secara menarik, menyenangkan, tetapi tetap ilmiah dan berbobot. Hal tersebut dapat dilakukan dengan media komunikasi berupa tayangan video. Video yang ditampilkan mampu menjelaskan hubungan, alur kejadian, dan mekanisme yang umum mengenai air hujan yang turun; run off water; lahan resapan; proses presipitasi; proses- proses air dalam tanah; keluaran atau manfaat dari RTH dilihat dari segi sosial, ekonomi, dan budaya; serta dampak-dampak yang terjadi akibat minimnya RTH. Setelah itu, dikenalkan pula mengenai budidaya tanaman di pekarangan rumah sebagai usaha memaksimalkan RTH. Dalam video tersebut, perlu digunakan warna-warna baik yang kontras maupun harmonis untuk menarik perhatian, bukan warna-warna yang saling bertabrakan. Jenis tulisan dan animasi yang digunakan juga harus merupakan hal yang baru, canggih, serta indah yang belum diketahui oleh kebanyakan siswa-siswa SMA. Hal-hal demikian dapat memberi kesan bahwa mahasiswa yang memberi sosialisasi ialah mahasiwa cerdas dan kemudian dapat efek psikologis menghormati. Tak hanya sosialisasi langsung, mahasiswa juga memberikan sosialisasi tidak langsung melalui poster dan bahan majalah dinding. Poster dan bahan majalah dinding ini dititipkan untuk ditempelkan di majalah dinding masing-masing SMA. Tentu saja, bahan majalah dinding ini juga dibuat dengan tampilan yang menarik tetapi tetap ilmiah dan berbobot.
  • 7. Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 7 Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri Langkah Simulasi Simulasi berarti latihan memperagakan. Simulasi ini harus dilakukan karena teori tidak mungkin menghasilkan tanpa praktik langsung. Simulasi yang dilakukan mahasiswa ditekankan pada siswa-siswa SMA, yang terdapat pertemuan langsung. Simulasi yang dilakukan dapat berupa memperlihatkan bibit tumbuhan-tumbuhan yang akan dibudidayakan, beberapa peralatan, serta persiapan. Selain memperlihatkan bibit tumbuhan, mahasiswa juga menjelaskan sifat-sifat tumbuhan yang bersangkutan, seperti kebutuhan akan air, ketahanan terhadap suhu, perawatan khusus, dan lain-lain. Kemudian mahasiswa mencontohkan cara penanamannya, penyiramannya, serta pemeliharaannya. Jika perlu, mahasiswa juga menjelaskan hal-hal apa yang perlu dilakukan jika suatu waktu tumbuhan yang ditanam terserang penyakit. Langkah Penyebarluasan Langkah terakhir ialah mengajak siswa-siswa SMA untuk turut menyebarkan pesan dan pengetahuan yang baru saja mereka dapatkan kepada teman-teman, kerabat, atau saudara. Mahasiswa sebagai induk proyek dapat meng-upload video yang ditayangkan tersebut di media youtube, yang kemudian alamat link-nya disebarluaskan melalui social media. Seperti diketahui bahwa social media saat ini sangat marak dan terjangkau oleh banyak orang. Sebagai tambahan, mahasiswa dapat membuat slogan atau hashtag yang bersifat mengajak untuk mengetahui pengetahuan ini dan untuk lebih menyebarluaskannya. Dari sini, siswa-siswa SMP menjadi terjangkau untuk diberi sosialisasi. Tak hanya SMP, pengetahuan mengenai pentingnya RTH juga perlu disampaikan kepada siswa-siswa SD dan masyarakat bukan pelajar. Di sini, mahasiswa tidak menyampaikan langsung seperti kepada siswa-siswa SMA, melainkan melalui perantara. Untuk siswa SD, dapat dititipkan melalui pengajar di pengajian atau sekolah minggu dan semacamnya. Untuk masyarakat luas, dapat dititipkan melalui perangkat desa/RT. Oleh karena itu, generasi muda perlu untuk melakukan pendekatan terlebih dulu, memberi sosialisasi kepada perantara dan memastikan perantara sudah memahami benar hal apa yang ingin mahasiswa titipkan. SIMPULAN Adanya penurunan kualitas lingkungan kota Jakarta yang telah terjadi mengindikasikan bahwa pada dasarnya kota Jakarta membutuhkan ruang terbuka hijau (RTH). Karena itu, kegiatan pengadaan dan pemaksimalan RTH harus dilakukan. Kegiatan ini dapat diinisiasi oleh generasi muda, dalam hal ini mahasiswa, di hierarki paling sederhana, yaitu lingkungan perumahan. Beberapa hal yang perlu dijalankan ialah kegiatan sosialisasi, simulasi, dan ekspansi. Sosialisasi bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan mengenai pentingnya RTH, dampak-dampak yang akan terjadi jika terjadi kekurangan jumlah, serta upaya paling dekat dan sederhana yang dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah RTH tersebut, yaitu dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Simulasi bertujuan untuk mengenalkan praktik langsung agar teori yang didapat tidak hanya menjadi wacana. Harapannya, dari kegiatan simulasi ini, kemudian diaplikasikan di kehidupan bertetangga. Ekspansi bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan dan ide melalui perantara, dalam hal ini siswa SMA yang telah diberi sosialisasi dan simulasi tersebut. Harapannya, siswa-siswa di jenjang SMP hingga SD pun dapat terjangkau dan praktik pengadaan serta pemaksimalan RTH di lingkungan perumahan dapat maksimal. Jika hal ini berjalan di setiap lingkungan perumahan di setiap RT, RW, kelurahan, kecamatan, bahkan kota, dampak yang terjadi tentu berarti. Kelemahan dari gagasan ini ialah minimnya pengawasan yang dapat dilakukan oleh generasi muda, tetapi dalam hal ini dapat dilakukan melalui perantara seperti kepala sekolah dan perangkat desa/RT. Untuk rekomendasi penelitian lebih lanjut, diharapkan untuk memberi inovasi ide mengenai pengawasannya, agar ide pengadaan dan pemaksimalan RTH ini benar-benar berjalan dengan baik dan manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak orang.
  • 8. Prosiding Tugas Tekom 2014 – Peran Generasi Muda dalam Perencanaan Kota di Indonesia 8 Pemaksimalan Ruang Terbuka Hijau oleh Generasi Muda, Sebuah Langkah Awal dalam Mewujudkan Kota yang Berkelanjutan, Faza, Kusuma, Sitorus, Putri DAFTAR ACUAN Anon, Kenaikan Permukaan Laut Dunia. Available at: http://www.pemanasanglobal.net/kutub/kenaikan_permukaan_laut_dunia.htm [Accessed June 15, 2014]. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2006. Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Geographic, N., 2014. Manfaat Ruang Terbuka Hijau untuk Kesehatan. National Geographic. Available at: http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/01/manfaat- ruang-terbuka-hijau-untuk-kesehatan [Accessed June 15, 2014]. Jack Petit, Debra L. Bassert, C. kollin, 1995. Building Greener Neighborhoods, Washington DC: American Forests and National Association of Home Builders. Joga, N. & Ismaun, I., 2011. RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau, Jakarta: Gramedia Utama. Nurdiansyah, F., Bambang, A.N. & Purnaweni, H., 2012. TINGGAL DI KAWASAN PERKOTAAN ( STUDI KASUS DI KELURAHAN PANJUNAN ,. , IV(3), pp.39–47. Paquet, C. et al., 2013. Are accessibility and characteristics of public open spaces associated with a better cardiometabolic health? Landscape and Urban Planning, 118, pp.70–78. Available at: <Go to ISI>://WOS:000324448300009nhttp://ac.els- cdn.com/S0169204612003283/1-s2.0-S0169204612003283- main.pdf?_tid=df36680a-5fce-11e3-9f9f- 00000aacb362&acdnat=1386482966_8e264b85585adab0294dfc6250c7a3d5 [Accessed January 12, 2014]. Richardson, E. a et al., 2013. Role of physical activity in the relationship between urban green space and health. Public health, 127(4), pp.318–24. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23587672 [Accessed January 11, 2014]. Zhang, B. et al., 2014. The cooling effect of urban green spaces as a contribution to energy-saving and emission-reduction: A case study in Beijing, China. Building and Environment, 76, pp.37–43. Available at: http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0360132314000559 [Accessed May 27, 2014].