SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
” Pemanfaatan Rekayasa Lingkungan
sebagai Upaya Alternatif Merevitalisasi
Sumber Daya Air Kali Banger di Kota
Probolinggo.”

Disusun Oleh:
Nurul Warits Marinsa Putr

SMP NEGERI 1 PROBOLINGGO
Jl. Imam Bonjol No 49 Probolinggo
Telp 0335421620
Website.http/www.smpn1.prob.sch.id
Email info@smpn1-prob.sch.id

Page 1 of 24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia pada awal sejarahnya telah hidup di bumi dalam keselarasan
alamiah yang sangat wajar. Tetapi penguasaannya akan alam pikiran membuatnya
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkannya
seolah-olah menjadi penguasa dalam lingkungan. Dan karena kemampuannya
itulah terjadi perubahan ekosistem yaitu lingkungan alam menjadi lingkungan
buatan. Oleh karena itu lingkungan hidup harus dilihat sebagai suatu kesatuan
yang selaras dan seimbang antara lingkungan hidup alam (ekosistem), lingkungan
hidup buatan serta lingkungan hidup sosial.
Selain itu pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan
yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan penemuan teknologi-teknologi
baru. Namun hal inilah yang juga dapat memberi dampak negatif terhadap
manusia sehingga terjadinya pencemaran lingkungan.
Kali banger di Probolinggo tampak kumuh hal ini di sebabkan kebiasaan
sebagian masyarakat Kota Probolinggo, membuang sampah di sungai. Akibatnya,
tak sedikit bagian sungai yang mengalami pendangkalan akibat sampah yang
menumpuk dan menyebabkan warna air manjadi coklat kehitaman.
Atas dasar kejadian-kejadian sejenis tersebut orang-orang mulai
mempelajari ekosistem dan melakukan penelitian-penelitian untuk mempelajari
siklus yang terjadi dan hasilnya dimanfaatkan sebagai bahan masukan dalam
merencanakan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup. Sehingga dapat dimengerti
bahwa pengelolaan lingkungan ini perlu dilakukan secara terpadu dan multi
disiplin. Dengan demikian berkembanglah ilmu lingkungan yang diterapkan
diberbagai bidang ilmu seperti ilmu rekayasa lingkungan, kesehatan lingkungan,
dan lain sebagainya.

Page 2 of 24
Oleh karena itulah, penulis ingin mengaplikasikan ilmu lingkungan yang
berbasis teknologi tersebut dalam karya tulis yang berjudul ” Pemanfaatan
Rekayasa Lingkungan sebagai Upaya Alternatif Merevitalisasi Sumber Daya
Air Kali Banger di Kota Probolinggo.”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini adalah :
1.1 Bagaimana kondisi sumber daya air di Kali Banger saat ini?
1.2 Bagaimana peran rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi sumber daya
air di Kali Banger?
1.3 Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kondisi sumber daya air di Kali
Banger yang kotor?

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan karya tulis ini terdiri atas :
1. Mengetahui kondisi obyektif sumber daya air di Kali Banger saat ini.
2. Mendiskripsikan peran dari rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi
sumber daya air di Kali Banger Kota Probolinggo.
3. Mengetahui dampak dari kondisi Kali Banger yang kotor.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
•

Dapat memanfaatkan rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi sumber
daya air di Kali Banger Kota Probolinggo.

•

Dapat mengantisipasi dampak tercemarnya sumber daya air

•

Meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan masyarakat.

Page 3 of 24
1.6 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ini, yaitu:
1.Referensi

:merupakan metode pengumpulan data dari literatur
(buku) yang telah ada yang sesuai dengan judul karya
tulis.

2. Surfing

:merupakan metode pengumpulan data menggunakan
internet dengan alamat tertentu sesuai judul karya tulis.

Page 4 of 24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
2.1.1 Rekayasa Lingkungan
Rekayasa lingkungan adalah ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
mempelajari tentang proteksi masyarakat, lingkungan oleh penyebab potensial
aktivitas manusia terhadap pengaruh yang merugikan, dan peningkatan kualitas
lingkungan untuk kesehatan serta kehidupan yang nyaman
Pendapat lain menyatakan bahwa rekayasa lingkungan adalah upaya sadar
manusia untuk merekayasa hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungan dengan tujuan untuk mencapai kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan disamping membuat perangkat Undang-undang mengenai Lingkungan
Hidup.
(repository.binus.ac.id/content/S0104/S010447343.ppt)

2.1.2 Pendekatan Rekayasa Lingkungan dalam Pengelolaan Lingkungan
Rekayasa lingkungan merupakan salah satu kegiatan dalam pengelolaan
lingkungan. Ada dua konsep pendekatan penting dalam rekayasa lingkungan yaitu
pertama melalui pendekatan konservasi lingkungan dan kedua melalui proteksi
lingkungan.
Sasaran pokok dari konservasi lingkungan adalah mengembalikan fungsifungsi dari komponen dalam ekosistem di daerah sasaran tersebut hingga
mencapai keadaan selaras dan seimbang.
2.1.3 Perencanaan dalam Rekayasa Lingkungan
Ada enam hal yang perlu diketahui dalam melakukan kegiatan
perencanaan rekayasa lingkungan, yaitu :
a. Perencanaan konservasi lingkungan

Page 5 of 24
Perencanaan dalam hal ini memberikan priorotas kepada bahan
masukan dan penggunaan sumber-sumber daya yang ada.
b. Penyajian faktor-faktor pencemaran yang membahayakan lingkungan
alami
Ada empat hal yang menyebabkan masalah lingkungan yaitu
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan kebisingan.
c. Penyelidikan kondisi lingkungan
Hal-hal yang perlu diselidiki adalah orang dan keberadaannya serta
aktivitas mendatang; atmosfer sekitar; air sekitar; tanah sekitar; dan
bising.
d. Standar faktor-faktor lingkungan yang digunakan
Yang dimaksud disini adalah peraturan yang berlaku menyangkut baku
mutu lingkungan
e. Pengelolaan limbah cair
f. Pengelolaan B3 atau non B3
g. Pengelolaan pencemaran udara
h. Drainase
(elearning.gunadarma.ac.id)
2.1.3 Sumber Daya Air
Air adalah asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet
bumi ini. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan
berkembang. Logika sederhananya, tanpa air peradaban akan surut dan bahkan
kehidupan akan musnah karena planet bumi akan menjadi sebuah bola batu dan
pasir raksasa yang luar biasa panas, masif (kuat atau besar), dan mengambang di
alam raya menuju kemusnahan. Air menopang kehidupan manusia, termasuk
kehidupan dan kesinambungan rantai pangan mahluk hidup di bumi. Karena
itulah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendeklarasikan bahwa air merupakan
hak azasi manusia; artinya, setiap manusia di muka bumi ini mempunyai hak
dasar yang sama terhadap pemakaian air.
Planet bumi kita ini diperkirakan menyimpan sekitar 1.400 juta kilometer
kubik air, namun hanya 35 juta kilometer kubik di antaranya yang tersedia dalam

Page 6 of 24
bentuk air segar (freshwater) yang dapat langsung dikonsumsi manusia. Itupun,
sebagian besar dari air segar tersebut tidak dapat diakses langsung oleh manusia
karena terperangkap dalam bentuk bongkahan dan gunung-gunung es di kutub,
glasier, dan air tanah sangat dalam. Air segar yang langsung dapat dikonsumsi
manusia adalah berupa air hujan yang tercipta dari iklus hidrologi global yang
jumlah rata-rata per tahunnya hanya sekitar 19.000 kilometer kubik, namun
74.000 kilometer kubik di antaranya menguap kembali ke atmosfir. Sisa air hujan
sebesar 45.000 kilometer kubik engalir ke danau-danau, waduk dan sungai-sungai,
atau meresap kembali ke tanah untuk menggantikan air tanah yang hilang.
(en.wikipedia.org/wiki/Water_resources)
Jadi pengelolaan sumber daya air pada suatu Wilayah Pengembangan
Sumber Air (WPSA) ialah upaya pendayagunaan sumber-sumber air secara
terpadu dengan upaya pengendalian dan pelestariannya. Di samping itu konsepsi
pengelolaan sumber daya air berkembang bersama kemajuan ilmu dan teknologi
pada umumnya dan teknik keairan pada khususnya. Konsepsi ini bertautan dengan
pandangan pandangan baru di bidang perkembangan ekonomi negara, kualitas
lingkungan hidup, pengembangan wilayah dan peningkatan kesejahteraan sosial
dan ekonomi masyarakat juga mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
2.2 Manfaat Merevitalisai Sumber Daya Air
2.3 Sejarah Singkat Kali Banger
Dalam berbagai sumber ditulis bahwa penyebutan kata Banger itu sudah
dikenal dalam tulisan-tulisan sejarah yang bertitiwarsa 1365. Bahkan banger
merupakan cikal bakal nama kota Probolinggo yang dikenal sekarang. Pada tahun
1359 Sri Hayam Wuruk (Radjasanagara) pernah melakukan perjalanan ke daerah
Lumajang dan Bondowoso. Dalam perjalanan ke dua kota tujuan tersebut Sri
Hayam Wuruk disinyalir singgah melepas penat di daerah aliran Kali Banger yang
daerah itu juga disebut Banger.
Kali Banger pernah menjadi alur pusat perekonomian dan mencapai
puncaknya pada tahun ±1900. Banyak perahu-perahu bersandar dan berniaga

Page 7 of 24
menggunakan jalur Kali Banger tersebut. Kebanyakan perahu-perahu tersebut
datang dari sekitar wilayah Probolinggo bahkan dari pulau Madura. Karena aliran
Kali Banger dahulu masih besar maka perahu-perahu tersebut bisa masuk hingga
ke pusat kota. Jalur perekonomian yang menggunakan Kali Banger berpusat di
daerah bernama “Tambak Pasir”. Kira-kira wilayah itu sekarang berada di pasar
Baru kota Probolinggo.
Nama Kali Banger dijadikan nama tempat oleh masyarakat sekitar
bantaran Kali (sungai) tersebut dengan sebutan daerah Banger. Pada tahun 1746
V.O.C (Persekutuan Dagang Belanda) mengangkat kiai Djojolalono sebagai
bupati pertama di kawasan Banger tersebut. Daerah Banger sendiri kira-kira
terletak di daerah Kebonsari Kulon sekarang. Pada waktu itu daerah Tambak Pasir
sebagai pusat niaga, daerah Banger menjadi pusat pemerintahan. Hal itu didukung
oleh akses jalur air di sepanjang tren Kali Banger. Maka tidak mengejutkan
banyak penduduk akhirnya menetap di daerah ini. Namun sejak tahun 1770 nama
wilayah Banger ini berubah nama dan diganti dengan Probolinggo.
(madeinprobolinggo.blogspot.com)

Page 8 of 24
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi obyektif Sumber Daya Air di Kali Banger Saat Ini
Telah diketahui sebelumnya bahwa sejak tahun 1770 nama wilayah
Banger ini berubah nama dan diganti dengan Probolinggo. Penggantian nama
tersebut juga membuat aura dari Kali Banger semakin meredup di mata
masyarakat sekitar bantaran. Kondisi itu semakin diperparah dengan tidak
berfungsinya Kali Banger sebagai jalur perahu-perahu niaga lagi. Kali Banger
yang menjadi jalur air utama pada masa kejayaannya akhirnya hanya menjadi
aliran Kali (sungai) yang kecil saja. Bahkan dewasa ini Kali Banger hanya
dijadikan saluran pembuangan (got) yang sedikit jorok keberadaannya.
Semakin lama kondisi Kali banger di daerah Perumahan Arum Permai,
Kota Probolinggo, kian kumuh. Penyebabnya tak lain adalah makin banyaknya
bangunan permanen yang didirikan oleh warga setempat. Apalagi bangunan
tersebut sangat kumuh. Padahal jika hal tersebut tidak ditindak sesegera mungkin,
bisa saja membahayakan penduduk sekitar ketika musim penghujan telah tiba.
Salah satu penyebab kumuhnya Kali Banger adalah kebiasaan sebagian
masyarakat Kota Probolinggo, membuang sampah di sungai hingga kini masih
sulit dibendung. Akibatnya, tak sedikit bagian sungai yang mengalami
pendangkalan akibat sampah yang menumpuk. Selain sudah mulai mengalami
pendangkalan, tumpukan sampah juga kerap menjadi penyebab keluarnya aroma
busuk yang mengganggu aktifitas masyarakat yang tinggal di kampung sekitar
sungai.
Air yang mengalir dan digunakan untuk mengairi persawahan di sekitar
Kelurahan Wiroborang ini, juga sudah berwarna coklat kehitam-hitaman. Padahal
dahulunya kondisi air di sungai ini sangat jernih.
Tak hanya sampah kertas, kaca, gelas dan plastik yang dibuang
masyarakat di sungai tersebut, limbah rumah tanggapun, seperti bantal, ban bekas,
pakaian, dan perlengkapan rumah tangga lainnya rata-rata langsung dibuang ke

Page 9 of 24
sungai. Selain airnya berwarna coklat kehitam-hitaman, baunyapun tak sedap.
Yang memprihatinkan, sejumlah limbah industri tanpa melalui proses pengolahan
air limbah, dikabarkan juga langsung dibuang di sungai tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Kali yang seharusnya menjadi maskot yang
baik ini sangat jauh dari kesan bersih karena kebiasaan masyarakat yang masih
membuang sampah ke sungai.
Tapi hal tersebut harus dikaji ulang karena kesadaran masyarakat akan
kebersihan kembali timbul. Hal ini ditandai dengan kegotongroyongan
masyarakat di sekitar Kali Banger untuk membersihkan Kali Banger agar
kondisinya lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat mulai mengurangi bahkan
menghilangkan kebiasaan untuk membuang sampah dan buang air kecil atau besar
di Kali Banger. Akibatnya, kini kondisi Kali Banger tidak seburuk sebelumnya.
Kini Kali Banger tidak sebau dan sekotor dahulu.
Memang sulit mengembalikan kondisi Kali Banger seperti semula, tapi
dengan adanya kesadaran dan semangat untuk tetap menjaga kebersihan bukan
tidak mungkin, Kali Banger menjadi sumber kehidupan masyarakat sehari-hari
yaitu untuk kebutuhan akan air bersih yang digunakan untuk minum.
3.2 Peran Rekayasa Lingkungan dalam Merevitalisasi Sumber Daya Air di
Kali Banger
Sudah diulas sebelumnya bahwa rekayasa lingkungan adalah upaya sadar
manusia untuk merekayasa kondisi lingkungan dengan tujuan untuk mencapai
kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. Salah satu aktifitas yang dapat
dilakukan adalah usaha rekayasa pencemaran hidrosfer (air). Untuk rekayasa
pencemaran hidrosfer dapat diupayakan dengan rekayasa, diantaranya penyediaan
air bersih, sistem pengelolaan air limbah, dan drainase air hujan dan permukaan.
3.2.1 Penyediaan Air Bersih
Saat ini masalah penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus baik bagi
negara-negara maju maupun negara yang berkembang. Indonesia sebagai halnya
pula negara berkembang lainnya, tidak luput dari permasalahan penyediaan air

Page 10 of 24
bersih bagi masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah
kurang tersedianya sumber air yang bersih, belum meratanya pelayanan
penyediaan air bersih terutama pada daerah pedesaan dan sumber air bersih yang
belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan di berbagai tempat, sumber
air bersih yang dimanfaatkan oleh PDAM telah tercemari oleh limbah industri
dan limbah domestik, sehingga beban dalam segi pengelolaan air bersihnya
semakin meningkat.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dalam rangka penyediaan kebutuhan
air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, Pemerintah RI mencanangkan
program peningkatan penyediaan air bersih pada daerah perkotaan dan daerha
pedesaan melalui pemanfaatan sumber air yang ada secara optimal.
Tapi perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari air bersih itu sendiri.
Menurut Ketentuan Umum Peremenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990, air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air
minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air
yang memenuhi persyaratan bagi sitem penyediaan air minum, dimana
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping.
Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan
persyaratan utamanya yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya
yang murah dalam proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya.
Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih
dikelompokkan sebagai berikut:

Page 11 of 24
Tabel 3.1 Perbandingan Sumber Air Baku
Sumber
Air Hujan

Air Permukaan

Kualitas
Sedikit
terpolusi oleh
polutan
pencemar
udara
Tidak baik
karena
tercemar
Terpolusi

Air tanah
dangkal(<10m)
Air tanah
Relatif baik
dalam (>10m)
Mata Air
Relatif baik

Kuantitas
Tidak
memenuhi
untuk
persediaan
umum
Mencukupi

Kontinuitas
Tidak dapat
terus menerus
diambil

Harga
Murah

Dapat diambil
terus menerus

Relatif
mahal

Relatif
cukup

Pengambilan
dibatasi,
berakibat
instrusi air laut
Tidak dapat
diambil secara
terus menerus

Relatif
murah
Relatif
mahal
Murah

Sedikit

Karena yang menjadi objek pembahasan ini adalah kali atau sungai, maka
proses pengolahan airnya yang digunakan adalah pengolahan air permukaan. Pada
proses ini digunakan jenis pengolahan lengkap. Adapun bangunan pengolahan
yang diperlukan untuk proses pengolahan ini meliputi :
a. Bangunan penangkap air (intake)
Bangunan ini berfungsi untuk menangkap air dari badan air (sungai)
sesuai dengan debit yang diperlukan bagi pengolahan air bersih.
b. Bangunan penenang dan bak pembagi (paralel)
Berfungsi untuk menenangkan air baku jika digunakan pepompaan
pada bagunan sadap (intake). Bak pembagi berfungsi untuk membagikan
air jika digunakan lebih dari satu unit bangunan pengolahan (paralel)
c. Bangunan prasedimentasi
Berfungsi sebagai tempat proses pengendapan partikel diskrit sperti
pasir, lempung dan zat-zat padat lainnya yang bisa mengendap secara
gravitasi
d. Bangunan pengaduk cepat (rapid mixing)

Page 12 of 24
Berfungsi sebagai tempat proses pencampuran koagulan dengan air
baku sehingga terjadi proses koagulasi. Proses koagulasi adalah
dimaksudkan untuk :
•

Melarutkan bahan kimia atau koagulan

•

Membuat homogen campuran

•

Mendorong terbentuknya partikel yang berbentuk flok

e. Bangunan pengaduk lambat (slow mixing)
Berfungsi sebagai tempat proses terbentuknya flok-flok, dimana
prosesnya disebut dengan proses flokulasi. Pada bak pengaduk lambat,
flok-flok yang terbentuk pada bak pengaduk cepat yang telah terbentuk
akan bergabung membentuk flok-flok yang lebih besar dan akhirnya
mengendap secara gravitasi.
f. Bangunan Sedimentasi
Berfungsi sebagai tempat proses mengendapnya partikel-partikel
flokulen (flok-flok) dari bak flokulasi.
g. Bangunan Filtrasi
Berfungsi untuk tempat proses penyaringan butir-butir yang tidak ikut
terendap pada bak sedimentasi dan juga berfungsi sebagai penyaring
mikroorganisme/bakteri yang ikut larut dalam air. Beberapa jenis filtrasi
adalah rapid sand filter, slow sand filter, pressure filtration, dan direct
filtration.
h. Unit Pembubuhan Bahan Kimia
Berfungsi

untuk

tempat

melarutkan

bahan-bahan

kimia

dan

membubuhkannya ke bangunan pengolahan. Untuk pembubuhan bahan
kimia ini diantaranya adalah berfungsi sebagai bak pembubuhan
desinfektan yaitu chlor (C12) sebagai kaporit.
i. Bangunan Reservoir
Berfungsi

untuk

tempat

penampungan

air

bersih

sebelum

didistribusikan dan tempat penampungan air bersih untuk instalasi.

Page 13 of 24
3.2.2 Sistem Pengelolaan Air Limbah
Air limbah merupakan air bekas yang sudah tidak terpakai lagi sebagai
hasil dari adanya berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Air limbah tersebut
biasanya dibuang ke alam yaitu tanah dan badan air.
Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Apabila jumlah air
limbah yang dibuang berlebihan, melebihi dari kemampuan alam untuk
menerimanya maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Oleh karena itu, pembuangan-pembuangan air limbah dilakukan melalui
proses pengolahan secara:
1) Pengolahan Individu
Bangunan pengolahan air limbah domestik yang dilakukan secara individu
terdiri dari tangki Septik dan Bangunan Peresapan yang masing-masing akan
diuraikan sebagai berikut :
a) Tangki Septik
Tangki septik meruapakan suatu abngunan yang berfungsi sebagai
penampung air kotor/tinja (meruapakan bahan organik) langsung dari WC dan
urinoir, di dalam tangki tersebut air limbah akan mengalami proses
pembusukan/perombakan/penguraian oleh mikroorganisme selama 3 hari. Proses
pembusukan/perombakan/penguraiannya terjadi secara :
•

Aerobic (mikroorganisme memerlukan O2)

•

Anaerobic (mikroorganisme tidak membutuhkan O2)

b) Bangunan Peresapan
Ada dua jenis bangunan peresapan yang sering digunakan, yaitu:
(1) Peresapan Memanjang
Prinsip peresapan airnya (air dari Tangki Septik) adalah ke arah vertikal
(meresap menuju ke bawah seluas penampang dasar peresapan memanjang).
Tinggi peresapan memanjang ini ditentukan berdasar kedalaman muka airnya dan
diusahakan muka dasar peresapan tetap berada 0,5 m di atas muka air tanah.
Tipe ini digunakan pada daerah yang :

Page 14 of 24
•

Muka air tanahnya tinggi (dangkal) dengan kedalaman 0-2,5
meter dari muka tanah.

•

Areal lahan yang tersedia untuk bangunan peresapan memanjang
harus tersedia cukup luas.

(2) Peresapan Sumuran
Prinsip peresapan airnya adalah kearah vertikal ( ke bawah seluas
penampang sumur) dan ke arah horizontal (ke samping). Tinggi peresapan
sumuran ini ditentukan berdasar kedalaman muka airnya dan diusahakan muka
dasar peresapan berada > 1 meter di atas muka air tanah.
Tipe ini digunakan pada daerah yang:
•

Muka air tanahnya cukup daam (kedalamannya lebih besar 2,5
meter dari muka tanah).

•

Areal lahan yang digunakan untuk bangunan persesapan sumuran
tidak terlalu luas.

2) Instalasi Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah domestik pada suatu Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) dilakukan secara bertahap melalui proses sebagai berikut :
a) Pengolahan Primer, yang meliputi :
(1) Penyaringan Kasar
Bnagunan ini melaukan penyaringan terhadap benda-benda kasar
(plastik, logam, kayu, daun-daun dan lainnya) yang bercampur dalam air limbah
yang akan diolah.
(2) Penangkap Pasir
Pasir yang terbawa oleh air limbah akan menghadap pada dasar
bangunan penangkap pasir ini.
(3) Pengendapan I
Butiran halus dan pertyikel kasar dari lumpur yang terlarut dalam airt
limbah akan diendapkan pada bangunan pengendapan ini. Diharapkan air limbah
yang keluar dari bangunan pengendapan ini sudah tidak mengandung bendabenda kasar, pasir kasar dan pasir halus.
b) Pengolahan Sekunder, yang meliputi:

Page 15 of 24
(1) Pembentukan partikel lumpur
Pada bangunan pengolahan pembentuk lumpur ini ada dua tangki
pengolahan yang terdiri dari :
•

Tangki Aerasi
Pada tangki ini, pertikel lumpur halus dan melayang-layang pada

air limbah yang keduanya tidak dapat ditahan (diproses) pada pengolahan primer.
Partikel ini akan diusahakan untuk dapat membentuk partikel lumpur yang lebih
besar melalui bantuan mikroorganisme yang pertumbuhannya dipacu dengan
aerasi. Partikel-partikel yang telah terbentuk secara aktif kemudian dialirkan
menuju Tangki Pengendapan.
•

Tangki Pengendapan
Lumpur aktif yang telah terbentuk pada tangki ini diusahakan

supaya mengendap, apabila masih terdapat partikel yang belum terbentuk maka
dikembalikan pada Tangki Pengendapan.
(2) Pengendapan II
Partikel-partikel halus, melayang, dan terlarut dalam air limbah, yang
masih belum dapat ditangkap pada bangunan pembentuk lumpur maka akan
diendapkan pada bangunan pengendapan ini.
(3) Pengolahan Lanjutan
Hasil pengolahan primer dan sekunder adalah lumpur dan air yang
keduanya dapat diproses lebih lanjut sehingga bisa bermanfaat. Air yang telah
melalui Indtalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan air baku yang dapat
dimanfaatkan lebih lanjut untuk kepentingan irigasi, air minum, industri dan
sebagainya. Sedang lumpurnya yang telah terpisah dari air limbahnya akan
diproses pada Tangki Pembusuk Lumpur (tangki Imhoff) sehingga dapat
mengalami dekomposisi. Proses dekomposisinya terjadi secara anaerob oleh peran
mikroorganisme anaerob yang diaktifkan pada bangunan ini. Untuk lebih
jelasnya, tahapan proses tersebut dapat dilihat pada diagram berikut :

Page 16 of 24
Gambar 3.4 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah
3.2.3 Drainase Air Hujan dan Permukaan
Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainase) adalah sistem drainase
yang terletk di permukaan tanah baik yang terbentuk secara alamiah dan buatan
untuk mengalirkan air hujan dan limpasan permukaan. Sistem ini bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, mengendalikan kelebihan air
permukaan, mengurangi / menghilangkan genangan air yang menyebabkan
bersarangnya nyamuk malaria dan penyebab-penyebab penyakit lain, dan juga
untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik.
a. Sistem Jaringan Drainase
1) Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan
Prinsip

dasar

sistem

drainase

berwawasan

lingkungan

adalah

mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga dapat mengalirkan secara
terkendali dan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk meresap kedalam
tanah. Hal ini dimaksudkan agar konsevasi air tanah masih dapat berlangsung
dengan baik dan dimensi struktur bangunan prasarana dfrainse dapat lebih efisien.
Sistem drainase berwawasan lingkungan ini merupakan usaha untuk mencegah
kekurangan air tanah dimasa yang akan datang. Usaha dalam melaksanakan

Page 17 of 24
sistem drainase berwawasan lingkungan ini ada dua cara yaitu dengan cara retensi
dan infiltrasi.
Beberapa keuntungan penerapan drainase berwawasan lingkungan antara
lain untuk memperkecil kemungkinan banjir terutama untuk bagian hilir,
melestarikan teknologi tradisional sebagai budaya bangsa, dan membudayakan
pola pikir pembangunan berwawasan lingkungan.
(elearning.gunadarma.ac.id)
Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga cara rekayasa
lingkungan untuk merevitalisasi sumber daya air di Kali Banger yaitu dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah, dan drainase air hujan dan
permukaan. Memang hal tersebut tidak mudah dilakukan tapi ada pula cara mudah
dan sederhana yang telah dilakukan masyarakat di sekitar Kali Banger untuk
mengembalikan kondisi Kali Banger seperti semula. Yaitu dengan cara
bergotongroyong membersihkan Kali Banger seperti mengambil sampah-sampah
atau limbah padat. Selain itu juga dengan mengeruk dasar sungai. Hal tersebut
dilakukan guna mencegah terjadinya banjir akibat dangkalnya dasar sungai.
Setelah kondisi sungai sedikit lebih baik, masyarakat meletakkan ikan-ikan kecil
sebagai parameter percobaan untuk mengetahui tingkat pencemaran Kali Banger
itu tinggi atau tidak.
3.3 Dampak yang Ditimbulkan dari Kondisi Sumber Daya Air di Kali
Banger yang Kotor
Tentu semua sudah tahu bahwa salah satu faktor terjadinya pencemaran
atau bahkan mengarah pada kerusakan lingkungan adalah akibat dari pembuangan
air limbah yang berlebihan ke sungai. Padahal lingkungan yang rusak akan
menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan manusia yang tinggal pada
lingkungannya itu sendiri. Jika sungai yang menjadi sumber kebutuhan dasar
manusia tercemar dan kotor, sudah jelas akan menjadi sumber penyakit.
Contohnya saja nyamuk malaria akan berkembang biak dan akan menjangkiti
manusia di sekitar sarangnya. Tidak hanya itu, tapi bisa juga menyebabkan
penyakit lain seperti demam berdarah dan disentri.

Page 18 of 24
Sebenarnya dampak mendasar yang tergambar jelas adalah timbulnya bau
yang tidak sedap jika kondisi sungai tersebut kotor dan terisi penuh dengan
berbagai macam limbah. Hal itu tentu sangat mengganggu dan membuat
lingkungan menjadi tidak nyaman.
Dampak lanjutan dari kotornya sungai tentu akan menyebabkan banjir.
Limbah yang menumpuk di sungai akan menyebabkan pendangkalan pada dasar
sungai dan mampatnya aliran sungai. Jika hal ini terus menerus terjadi maka
banjir tidak dapat dihindari lagi pada saat musim penghujan karena sungai tidak
mampu menampung volume air hujan untuk dialirkan ke laut sebagai hilirnya.

Page 19 of 24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Kondisi Kali Banger saat ini sangat kumuh dan memprihatinkan. Tetapi
kesadaran masyarakat disekitar Kali Banger sudah mulai muncul
sehingga kondisinya lebih baik dibanding beberapa tahun sebelumnya.
b. Untuk memulihkannya dapat dilakukan dengan teknologi yaitu dengan
memanfaatkan rekayasa lingkungan. Peranan rekayasa lingkungan dalam
merevitalisasi kondisi sumber daya air di Kali Banger dapat dilakukan
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah, dan drainase air
hujan dan permukaan. Tapi dapat dilakukan dengan rekayasa sederhana
seperti yang dilakukan masyarakat di sekitar Kali Banger untuk
mengembalikan kondisi Kali Banger seperti sedia kala.
c. Dari kondisi Kali Banger yang kumuh tersebut dapat berdampak buruk
bagi manusia khususnya bagi kesehatan.
4.2 Saran
2.1.1 Saran untuk Masyarakat
Saran untuk masyarakat dengan adanya karya tulis ini, sebagai berikut :
.a

Dapat menghindari tindakan perusakan atau pencemaran
lingkungan khususnya di bidang sumber daya air

.b

Dapat menyadari mengenai kesehatan lingkungan. Kesadaran
masyarakat

dapat

ditingkatkan

dengan

cara

penyuluhan-

penyuluhan dan pendidikan mengenai kesehatan masyarakat dan
kesehatan lingkungan.
.c

Dapat memanfaatkan rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi
sumber daya air di sungai seperti yang telah dijelaskan.

Page 20 of 24
4.2.2 Saran untuk Pemerintah
Saran untuk pemerintah dengan adanya karya tulis ini, antara lain :
a. Dapat memperhatikan kondisi sumber daya air yang semakin
lama tingkat pencemarannya semakin tinggi.
b. Dapat

menindak

lanjuti

oknum-oknum

yang

melakukan

perusakan lingkungan.
c. Dapat merealisasikan dari pembuatan peraturan perundangan
mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
d. Melakukan

penyuluhan-penyuluhan

kesehatan

lingkungan

kepada masyarakat.
4.2.3 Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Saran untuk penelitian selanjutnya :
a. Perlunya menambah referensi dan mengujinya terlebih dahulu
agar hasil yang diperoleh lebih valid.
b. Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
sebagai alternatif untuk memperbaiki kondisi sungai yang sudah
tercemar.

Page 21 of 24
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.2006.”Bagaimana Menentukan Daerah
Resapan Air Tanah,” Warta Lingkungan, Desember
_____.2007. ”Perlu Pemeliharaan Saluran Drainase & Sungai,” Warta
Lingkungan, Juni
Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. 2007. Studi Penetapan Kawasan
Lindung Kota Probolinggo. Probolinggo:DKLH
_____.2008. Potensi Pengembangan Kawasan Resapan Kota Probolinggo.
Probolinggo:DKLH
Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Tulis. Jakarta :
Rineka Cipta
Kodoatie,Robert J.,1996,Pengantar Hidrologi, Yogyakarta : Penerbit ANDI
Sutrisno,Ir.C.Totok,

dkk,

1991.

Teknologi

Penyediaan

Air

Bersih,

Jakarta:PT.Rineka Cipta
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
Biro Administrasi Akademik, Perencanaan, dan Sistem Informasi.
http://air.bappenas.go.id/main/modules/.../pdf_download.php?
http://elearning.gunadarma.ac.id/rekayasa_lingkungan/bab1_pengantar_rekayasa
_lingkungan.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Water_resources
http://madeinprobolinggo.blogspot.com/2010/01/cerpen-arya.html
http://www.anwarkim.com/?s=Pengantar+Teknik+Lingkungan

Page 22 of 24
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/bab1_pengantar
_rekayasa_lingkun

Page 23 of 24
Page 24 of 24

More Related Content

What's hot

Telaah Literatur "TAMAN KOTA"
Telaah Literatur "TAMAN KOTA"Telaah Literatur "TAMAN KOTA"
Telaah Literatur "TAMAN KOTA"Anto Priy
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaNurul Afdal Haris
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirYahya M Aji
 
Laporan pencemaran lingkungan
Laporan pencemaran lingkunganLaporan pencemaran lingkungan
Laporan pencemaran lingkunganAgung Nugraha
 
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau KecilUU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau KecilPenataan Ruang
 
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidupmateri 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidupYuningsih Yuningsih
 
Makalah Pencemaran Lingkungan
Makalah Pencemaran LingkunganMakalah Pencemaran Lingkungan
Makalah Pencemaran LingkunganFirdika Arini
 
Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013alokasiair
 
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!jong arsitek
 
Kuliah ii pengel das
Kuliah ii pengel das Kuliah ii pengel das
Kuliah ii pengel das Oky Febrianti
 
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkunganguestcb0db
 
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya AirUndang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya AirJoy Irman
 
Isu kesehatan lingkungan
Isu kesehatan lingkunganIsu kesehatan lingkungan
Isu kesehatan lingkunganNova Ci Necis
 

What's hot (20)

Telaah Literatur "TAMAN KOTA"
Telaah Literatur "TAMAN KOTA"Telaah Literatur "TAMAN KOTA"
Telaah Literatur "TAMAN KOTA"
 
Uu 07 2004
Uu 07 2004Uu 07 2004
Uu 07 2004
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
 
Psda sumber daya air
Psda sumber daya airPsda sumber daya air
Psda sumber daya air
 
Laporan pencemaran lingkungan
Laporan pencemaran lingkunganLaporan pencemaran lingkungan
Laporan pencemaran lingkungan
 
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau KecilUU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
 
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidupmateri 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
materi 4: pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
 
Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
 
Analisa Bozem Moro Krembangan Surabaya
Analisa Bozem Moro Krembangan SurabayaAnalisa Bozem Moro Krembangan Surabaya
Analisa Bozem Moro Krembangan Surabaya
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
Makalah Pencemaran Lingkungan
Makalah Pencemaran LingkunganMakalah Pencemaran Lingkungan
Makalah Pencemaran Lingkungan
 
Hakekat sains prof. djukri (3)
Hakekat  sains prof. djukri  (3)Hakekat  sains prof. djukri  (3)
Hakekat sains prof. djukri (3)
 
Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013
 
Pengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan PerairanPengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan Perairan
 
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!
 
Kuliah ii pengel das
Kuliah ii pengel das Kuliah ii pengel das
Kuliah ii pengel das
 
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkungan
 
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya AirUndang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
 
Isu kesehatan lingkungan
Isu kesehatan lingkunganIsu kesehatan lingkungan
Isu kesehatan lingkungan
 

Similar to Contoh kir kali banger

10 sumberdaya-alam-air
10 sumberdaya-alam-air10 sumberdaya-alam-air
10 sumberdaya-alam-airKoran Bekas
 
Prokasih program kali bersih
Prokasih   program kali bersihProkasih   program kali bersih
Prokasih program kali bersihRia Merlita
 
KELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptx
KELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptxKELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptx
KELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptxwahyudamang100
 
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copyDampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copyandika anjas
 
krisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiakrisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiaDhytha Asyidiq
 
Mata_Kuliah_PSDA_Pertemuan_1_21.pptx
Mata_Kuliah_PSDA_Pertemuan_1_21.pptxMata_Kuliah_PSDA_Pertemuan_1_21.pptx
Mata_Kuliah_PSDA_Pertemuan_1_21.pptxriorahmadhana1
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfDianora Didi
 
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara SolusiTantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara SolusiDiella Dachlan
 
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Brantas
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS BrantasPola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Brantas
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS BrantasDe Dwi Saptarahadi
 
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...Bona Rotiona Br Saragi
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
FILE PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG PENGARUH LIMBAH
FILE PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG PENGARUH LIMBAHFILE PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG PENGARUH LIMBAH
FILE PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG PENGARUH LIMBAHMarwah Nur Azizah
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Luhur Moekti Prayogo
 
Tata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di PerkotaanTata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di PerkotaanRamadhani Pratama
 
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaanModel pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaanRamadhani Pratama
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxTIRASBALYO
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxTIRASBALYO
 

Similar to Contoh kir kali banger (20)

10 sumberdaya-alam-air
10 sumberdaya-alam-air10 sumberdaya-alam-air
10 sumberdaya-alam-air
 
Prokasih program kali bersih
Prokasih   program kali bersihProkasih   program kali bersih
Prokasih program kali bersih
 
KELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptx
KELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptxKELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptx
KELOMPOKJsjwjwjwjwj 5 RESTORASI SUNGAI.pptx
 
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copyDampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
 
krisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiakrisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesia
 
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis airPengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
 
Mata_Kuliah_PSDA_Pertemuan_1_21.pptx
Mata_Kuliah_PSDA_Pertemuan_1_21.pptxMata_Kuliah_PSDA_Pertemuan_1_21.pptx
Mata_Kuliah_PSDA_Pertemuan_1_21.pptx
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
 
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara SolusiTantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
 
Iad
IadIad
Iad
 
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Brantas
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS BrantasPola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Brantas
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Brantas
 
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
FILE PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG PENGARUH LIMBAH
FILE PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG PENGARUH LIMBAHFILE PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG PENGARUH LIMBAH
FILE PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG PENGARUH LIMBAH
 
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
Makalah Desalinasi - Pengertian dan Perkembangan Desalinasi, Teknologi dan Je...
 
Tata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di PerkotaanTata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
 
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaanModel pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaan
 
Lks
LksLks
Lks
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docx
 
MAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docxMAKALAH BARU.docx
MAKALAH BARU.docx
 

Contoh kir kali banger

  • 1. ” Pemanfaatan Rekayasa Lingkungan sebagai Upaya Alternatif Merevitalisasi Sumber Daya Air Kali Banger di Kota Probolinggo.” Disusun Oleh: Nurul Warits Marinsa Putr SMP NEGERI 1 PROBOLINGGO Jl. Imam Bonjol No 49 Probolinggo Telp 0335421620 Website.http/www.smpn1.prob.sch.id Email info@smpn1-prob.sch.id Page 1 of 24
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pada awal sejarahnya telah hidup di bumi dalam keselarasan alamiah yang sangat wajar. Tetapi penguasaannya akan alam pikiran membuatnya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkannya seolah-olah menjadi penguasa dalam lingkungan. Dan karena kemampuannya itulah terjadi perubahan ekosistem yaitu lingkungan alam menjadi lingkungan buatan. Oleh karena itu lingkungan hidup harus dilihat sebagai suatu kesatuan yang selaras dan seimbang antara lingkungan hidup alam (ekosistem), lingkungan hidup buatan serta lingkungan hidup sosial. Selain itu pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan penemuan teknologi-teknologi baru. Namun hal inilah yang juga dapat memberi dampak negatif terhadap manusia sehingga terjadinya pencemaran lingkungan. Kali banger di Probolinggo tampak kumuh hal ini di sebabkan kebiasaan sebagian masyarakat Kota Probolinggo, membuang sampah di sungai. Akibatnya, tak sedikit bagian sungai yang mengalami pendangkalan akibat sampah yang menumpuk dan menyebabkan warna air manjadi coklat kehitaman. Atas dasar kejadian-kejadian sejenis tersebut orang-orang mulai mempelajari ekosistem dan melakukan penelitian-penelitian untuk mempelajari siklus yang terjadi dan hasilnya dimanfaatkan sebagai bahan masukan dalam merencanakan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup. Sehingga dapat dimengerti bahwa pengelolaan lingkungan ini perlu dilakukan secara terpadu dan multi disiplin. Dengan demikian berkembanglah ilmu lingkungan yang diterapkan diberbagai bidang ilmu seperti ilmu rekayasa lingkungan, kesehatan lingkungan, dan lain sebagainya. Page 2 of 24
  • 3. Oleh karena itulah, penulis ingin mengaplikasikan ilmu lingkungan yang berbasis teknologi tersebut dalam karya tulis yang berjudul ” Pemanfaatan Rekayasa Lingkungan sebagai Upaya Alternatif Merevitalisasi Sumber Daya Air Kali Banger di Kota Probolinggo.” 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini adalah : 1.1 Bagaimana kondisi sumber daya air di Kali Banger saat ini? 1.2 Bagaimana peran rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi sumber daya air di Kali Banger? 1.3 Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kondisi sumber daya air di Kali Banger yang kotor? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan pembuatan karya tulis ini terdiri atas : 1. Mengetahui kondisi obyektif sumber daya air di Kali Banger saat ini. 2. Mendiskripsikan peran dari rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi sumber daya air di Kali Banger Kota Probolinggo. 3. Mengetahui dampak dari kondisi Kali Banger yang kotor. 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut : • Dapat memanfaatkan rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi sumber daya air di Kali Banger Kota Probolinggo. • Dapat mengantisipasi dampak tercemarnya sumber daya air • Meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan masyarakat. Page 3 of 24
  • 4. 1.6 Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ini, yaitu: 1.Referensi :merupakan metode pengumpulan data dari literatur (buku) yang telah ada yang sesuai dengan judul karya tulis. 2. Surfing :merupakan metode pengumpulan data menggunakan internet dengan alamat tertentu sesuai judul karya tulis. Page 4 of 24
  • 5. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian 2.1.1 Rekayasa Lingkungan Rekayasa lingkungan adalah ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang mempelajari tentang proteksi masyarakat, lingkungan oleh penyebab potensial aktivitas manusia terhadap pengaruh yang merugikan, dan peningkatan kualitas lingkungan untuk kesehatan serta kehidupan yang nyaman Pendapat lain menyatakan bahwa rekayasa lingkungan adalah upaya sadar manusia untuk merekayasa hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan dengan tujuan untuk mencapai kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan disamping membuat perangkat Undang-undang mengenai Lingkungan Hidup. (repository.binus.ac.id/content/S0104/S010447343.ppt) 2.1.2 Pendekatan Rekayasa Lingkungan dalam Pengelolaan Lingkungan Rekayasa lingkungan merupakan salah satu kegiatan dalam pengelolaan lingkungan. Ada dua konsep pendekatan penting dalam rekayasa lingkungan yaitu pertama melalui pendekatan konservasi lingkungan dan kedua melalui proteksi lingkungan. Sasaran pokok dari konservasi lingkungan adalah mengembalikan fungsifungsi dari komponen dalam ekosistem di daerah sasaran tersebut hingga mencapai keadaan selaras dan seimbang. 2.1.3 Perencanaan dalam Rekayasa Lingkungan Ada enam hal yang perlu diketahui dalam melakukan kegiatan perencanaan rekayasa lingkungan, yaitu : a. Perencanaan konservasi lingkungan Page 5 of 24
  • 6. Perencanaan dalam hal ini memberikan priorotas kepada bahan masukan dan penggunaan sumber-sumber daya yang ada. b. Penyajian faktor-faktor pencemaran yang membahayakan lingkungan alami Ada empat hal yang menyebabkan masalah lingkungan yaitu pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan kebisingan. c. Penyelidikan kondisi lingkungan Hal-hal yang perlu diselidiki adalah orang dan keberadaannya serta aktivitas mendatang; atmosfer sekitar; air sekitar; tanah sekitar; dan bising. d. Standar faktor-faktor lingkungan yang digunakan Yang dimaksud disini adalah peraturan yang berlaku menyangkut baku mutu lingkungan e. Pengelolaan limbah cair f. Pengelolaan B3 atau non B3 g. Pengelolaan pencemaran udara h. Drainase (elearning.gunadarma.ac.id) 2.1.3 Sumber Daya Air Air adalah asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet bumi ini. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Logika sederhananya, tanpa air peradaban akan surut dan bahkan kehidupan akan musnah karena planet bumi akan menjadi sebuah bola batu dan pasir raksasa yang luar biasa panas, masif (kuat atau besar), dan mengambang di alam raya menuju kemusnahan. Air menopang kehidupan manusia, termasuk kehidupan dan kesinambungan rantai pangan mahluk hidup di bumi. Karena itulah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendeklarasikan bahwa air merupakan hak azasi manusia; artinya, setiap manusia di muka bumi ini mempunyai hak dasar yang sama terhadap pemakaian air. Planet bumi kita ini diperkirakan menyimpan sekitar 1.400 juta kilometer kubik air, namun hanya 35 juta kilometer kubik di antaranya yang tersedia dalam Page 6 of 24
  • 7. bentuk air segar (freshwater) yang dapat langsung dikonsumsi manusia. Itupun, sebagian besar dari air segar tersebut tidak dapat diakses langsung oleh manusia karena terperangkap dalam bentuk bongkahan dan gunung-gunung es di kutub, glasier, dan air tanah sangat dalam. Air segar yang langsung dapat dikonsumsi manusia adalah berupa air hujan yang tercipta dari iklus hidrologi global yang jumlah rata-rata per tahunnya hanya sekitar 19.000 kilometer kubik, namun 74.000 kilometer kubik di antaranya menguap kembali ke atmosfir. Sisa air hujan sebesar 45.000 kilometer kubik engalir ke danau-danau, waduk dan sungai-sungai, atau meresap kembali ke tanah untuk menggantikan air tanah yang hilang. (en.wikipedia.org/wiki/Water_resources) Jadi pengelolaan sumber daya air pada suatu Wilayah Pengembangan Sumber Air (WPSA) ialah upaya pendayagunaan sumber-sumber air secara terpadu dengan upaya pengendalian dan pelestariannya. Di samping itu konsepsi pengelolaan sumber daya air berkembang bersama kemajuan ilmu dan teknologi pada umumnya dan teknik keairan pada khususnya. Konsepsi ini bertautan dengan pandangan pandangan baru di bidang perkembangan ekonomi negara, kualitas lingkungan hidup, pengembangan wilayah dan peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat juga mempengaruhi perkembangan selanjutnya. 2.2 Manfaat Merevitalisai Sumber Daya Air 2.3 Sejarah Singkat Kali Banger Dalam berbagai sumber ditulis bahwa penyebutan kata Banger itu sudah dikenal dalam tulisan-tulisan sejarah yang bertitiwarsa 1365. Bahkan banger merupakan cikal bakal nama kota Probolinggo yang dikenal sekarang. Pada tahun 1359 Sri Hayam Wuruk (Radjasanagara) pernah melakukan perjalanan ke daerah Lumajang dan Bondowoso. Dalam perjalanan ke dua kota tujuan tersebut Sri Hayam Wuruk disinyalir singgah melepas penat di daerah aliran Kali Banger yang daerah itu juga disebut Banger. Kali Banger pernah menjadi alur pusat perekonomian dan mencapai puncaknya pada tahun ±1900. Banyak perahu-perahu bersandar dan berniaga Page 7 of 24
  • 8. menggunakan jalur Kali Banger tersebut. Kebanyakan perahu-perahu tersebut datang dari sekitar wilayah Probolinggo bahkan dari pulau Madura. Karena aliran Kali Banger dahulu masih besar maka perahu-perahu tersebut bisa masuk hingga ke pusat kota. Jalur perekonomian yang menggunakan Kali Banger berpusat di daerah bernama “Tambak Pasir”. Kira-kira wilayah itu sekarang berada di pasar Baru kota Probolinggo. Nama Kali Banger dijadikan nama tempat oleh masyarakat sekitar bantaran Kali (sungai) tersebut dengan sebutan daerah Banger. Pada tahun 1746 V.O.C (Persekutuan Dagang Belanda) mengangkat kiai Djojolalono sebagai bupati pertama di kawasan Banger tersebut. Daerah Banger sendiri kira-kira terletak di daerah Kebonsari Kulon sekarang. Pada waktu itu daerah Tambak Pasir sebagai pusat niaga, daerah Banger menjadi pusat pemerintahan. Hal itu didukung oleh akses jalur air di sepanjang tren Kali Banger. Maka tidak mengejutkan banyak penduduk akhirnya menetap di daerah ini. Namun sejak tahun 1770 nama wilayah Banger ini berubah nama dan diganti dengan Probolinggo. (madeinprobolinggo.blogspot.com) Page 8 of 24
  • 9. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kondisi obyektif Sumber Daya Air di Kali Banger Saat Ini Telah diketahui sebelumnya bahwa sejak tahun 1770 nama wilayah Banger ini berubah nama dan diganti dengan Probolinggo. Penggantian nama tersebut juga membuat aura dari Kali Banger semakin meredup di mata masyarakat sekitar bantaran. Kondisi itu semakin diperparah dengan tidak berfungsinya Kali Banger sebagai jalur perahu-perahu niaga lagi. Kali Banger yang menjadi jalur air utama pada masa kejayaannya akhirnya hanya menjadi aliran Kali (sungai) yang kecil saja. Bahkan dewasa ini Kali Banger hanya dijadikan saluran pembuangan (got) yang sedikit jorok keberadaannya. Semakin lama kondisi Kali banger di daerah Perumahan Arum Permai, Kota Probolinggo, kian kumuh. Penyebabnya tak lain adalah makin banyaknya bangunan permanen yang didirikan oleh warga setempat. Apalagi bangunan tersebut sangat kumuh. Padahal jika hal tersebut tidak ditindak sesegera mungkin, bisa saja membahayakan penduduk sekitar ketika musim penghujan telah tiba. Salah satu penyebab kumuhnya Kali Banger adalah kebiasaan sebagian masyarakat Kota Probolinggo, membuang sampah di sungai hingga kini masih sulit dibendung. Akibatnya, tak sedikit bagian sungai yang mengalami pendangkalan akibat sampah yang menumpuk. Selain sudah mulai mengalami pendangkalan, tumpukan sampah juga kerap menjadi penyebab keluarnya aroma busuk yang mengganggu aktifitas masyarakat yang tinggal di kampung sekitar sungai. Air yang mengalir dan digunakan untuk mengairi persawahan di sekitar Kelurahan Wiroborang ini, juga sudah berwarna coklat kehitam-hitaman. Padahal dahulunya kondisi air di sungai ini sangat jernih. Tak hanya sampah kertas, kaca, gelas dan plastik yang dibuang masyarakat di sungai tersebut, limbah rumah tanggapun, seperti bantal, ban bekas, pakaian, dan perlengkapan rumah tangga lainnya rata-rata langsung dibuang ke Page 9 of 24
  • 10. sungai. Selain airnya berwarna coklat kehitam-hitaman, baunyapun tak sedap. Yang memprihatinkan, sejumlah limbah industri tanpa melalui proses pengolahan air limbah, dikabarkan juga langsung dibuang di sungai tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kali yang seharusnya menjadi maskot yang baik ini sangat jauh dari kesan bersih karena kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai. Tapi hal tersebut harus dikaji ulang karena kesadaran masyarakat akan kebersihan kembali timbul. Hal ini ditandai dengan kegotongroyongan masyarakat di sekitar Kali Banger untuk membersihkan Kali Banger agar kondisinya lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat mulai mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan untuk membuang sampah dan buang air kecil atau besar di Kali Banger. Akibatnya, kini kondisi Kali Banger tidak seburuk sebelumnya. Kini Kali Banger tidak sebau dan sekotor dahulu. Memang sulit mengembalikan kondisi Kali Banger seperti semula, tapi dengan adanya kesadaran dan semangat untuk tetap menjaga kebersihan bukan tidak mungkin, Kali Banger menjadi sumber kehidupan masyarakat sehari-hari yaitu untuk kebutuhan akan air bersih yang digunakan untuk minum. 3.2 Peran Rekayasa Lingkungan dalam Merevitalisasi Sumber Daya Air di Kali Banger Sudah diulas sebelumnya bahwa rekayasa lingkungan adalah upaya sadar manusia untuk merekayasa kondisi lingkungan dengan tujuan untuk mencapai kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. Salah satu aktifitas yang dapat dilakukan adalah usaha rekayasa pencemaran hidrosfer (air). Untuk rekayasa pencemaran hidrosfer dapat diupayakan dengan rekayasa, diantaranya penyediaan air bersih, sistem pengelolaan air limbah, dan drainase air hujan dan permukaan. 3.2.1 Penyediaan Air Bersih Saat ini masalah penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus baik bagi negara-negara maju maupun negara yang berkembang. Indonesia sebagai halnya pula negara berkembang lainnya, tidak luput dari permasalahan penyediaan air Page 10 of 24
  • 11. bersih bagi masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya sumber air yang bersih, belum meratanya pelayanan penyediaan air bersih terutama pada daerah pedesaan dan sumber air bersih yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan di berbagai tempat, sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh PDAM telah tercemari oleh limbah industri dan limbah domestik, sehingga beban dalam segi pengelolaan air bersihnya semakin meningkat. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dalam rangka penyediaan kebutuhan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, Pemerintah RI mencanangkan program peningkatan penyediaan air bersih pada daerah perkotaan dan daerha pedesaan melalui pemanfaatan sumber air yang ada secara optimal. Tapi perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari air bersih itu sendiri. Menurut Ketentuan Umum Peremenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sitem penyediaan air minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan persyaratan utamanya yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya. Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih dikelompokkan sebagai berikut: Page 11 of 24
  • 12. Tabel 3.1 Perbandingan Sumber Air Baku Sumber Air Hujan Air Permukaan Kualitas Sedikit terpolusi oleh polutan pencemar udara Tidak baik karena tercemar Terpolusi Air tanah dangkal(<10m) Air tanah Relatif baik dalam (>10m) Mata Air Relatif baik Kuantitas Tidak memenuhi untuk persediaan umum Mencukupi Kontinuitas Tidak dapat terus menerus diambil Harga Murah Dapat diambil terus menerus Relatif mahal Relatif cukup Pengambilan dibatasi, berakibat instrusi air laut Tidak dapat diambil secara terus menerus Relatif murah Relatif mahal Murah Sedikit Karena yang menjadi objek pembahasan ini adalah kali atau sungai, maka proses pengolahan airnya yang digunakan adalah pengolahan air permukaan. Pada proses ini digunakan jenis pengolahan lengkap. Adapun bangunan pengolahan yang diperlukan untuk proses pengolahan ini meliputi : a. Bangunan penangkap air (intake) Bangunan ini berfungsi untuk menangkap air dari badan air (sungai) sesuai dengan debit yang diperlukan bagi pengolahan air bersih. b. Bangunan penenang dan bak pembagi (paralel) Berfungsi untuk menenangkan air baku jika digunakan pepompaan pada bagunan sadap (intake). Bak pembagi berfungsi untuk membagikan air jika digunakan lebih dari satu unit bangunan pengolahan (paralel) c. Bangunan prasedimentasi Berfungsi sebagai tempat proses pengendapan partikel diskrit sperti pasir, lempung dan zat-zat padat lainnya yang bisa mengendap secara gravitasi d. Bangunan pengaduk cepat (rapid mixing) Page 12 of 24
  • 13. Berfungsi sebagai tempat proses pencampuran koagulan dengan air baku sehingga terjadi proses koagulasi. Proses koagulasi adalah dimaksudkan untuk : • Melarutkan bahan kimia atau koagulan • Membuat homogen campuran • Mendorong terbentuknya partikel yang berbentuk flok e. Bangunan pengaduk lambat (slow mixing) Berfungsi sebagai tempat proses terbentuknya flok-flok, dimana prosesnya disebut dengan proses flokulasi. Pada bak pengaduk lambat, flok-flok yang terbentuk pada bak pengaduk cepat yang telah terbentuk akan bergabung membentuk flok-flok yang lebih besar dan akhirnya mengendap secara gravitasi. f. Bangunan Sedimentasi Berfungsi sebagai tempat proses mengendapnya partikel-partikel flokulen (flok-flok) dari bak flokulasi. g. Bangunan Filtrasi Berfungsi untuk tempat proses penyaringan butir-butir yang tidak ikut terendap pada bak sedimentasi dan juga berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme/bakteri yang ikut larut dalam air. Beberapa jenis filtrasi adalah rapid sand filter, slow sand filter, pressure filtration, dan direct filtration. h. Unit Pembubuhan Bahan Kimia Berfungsi untuk tempat melarutkan bahan-bahan kimia dan membubuhkannya ke bangunan pengolahan. Untuk pembubuhan bahan kimia ini diantaranya adalah berfungsi sebagai bak pembubuhan desinfektan yaitu chlor (C12) sebagai kaporit. i. Bangunan Reservoir Berfungsi untuk tempat penampungan air bersih sebelum didistribusikan dan tempat penampungan air bersih untuk instalasi. Page 13 of 24
  • 14. 3.2.2 Sistem Pengelolaan Air Limbah Air limbah merupakan air bekas yang sudah tidak terpakai lagi sebagai hasil dari adanya berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Air limbah tersebut biasanya dibuang ke alam yaitu tanah dan badan air. Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Apabila jumlah air limbah yang dibuang berlebihan, melebihi dari kemampuan alam untuk menerimanya maka akan terjadi kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, pembuangan-pembuangan air limbah dilakukan melalui proses pengolahan secara: 1) Pengolahan Individu Bangunan pengolahan air limbah domestik yang dilakukan secara individu terdiri dari tangki Septik dan Bangunan Peresapan yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut : a) Tangki Septik Tangki septik meruapakan suatu abngunan yang berfungsi sebagai penampung air kotor/tinja (meruapakan bahan organik) langsung dari WC dan urinoir, di dalam tangki tersebut air limbah akan mengalami proses pembusukan/perombakan/penguraian oleh mikroorganisme selama 3 hari. Proses pembusukan/perombakan/penguraiannya terjadi secara : • Aerobic (mikroorganisme memerlukan O2) • Anaerobic (mikroorganisme tidak membutuhkan O2) b) Bangunan Peresapan Ada dua jenis bangunan peresapan yang sering digunakan, yaitu: (1) Peresapan Memanjang Prinsip peresapan airnya (air dari Tangki Septik) adalah ke arah vertikal (meresap menuju ke bawah seluas penampang dasar peresapan memanjang). Tinggi peresapan memanjang ini ditentukan berdasar kedalaman muka airnya dan diusahakan muka dasar peresapan tetap berada 0,5 m di atas muka air tanah. Tipe ini digunakan pada daerah yang : Page 14 of 24
  • 15. • Muka air tanahnya tinggi (dangkal) dengan kedalaman 0-2,5 meter dari muka tanah. • Areal lahan yang tersedia untuk bangunan peresapan memanjang harus tersedia cukup luas. (2) Peresapan Sumuran Prinsip peresapan airnya adalah kearah vertikal ( ke bawah seluas penampang sumur) dan ke arah horizontal (ke samping). Tinggi peresapan sumuran ini ditentukan berdasar kedalaman muka airnya dan diusahakan muka dasar peresapan berada > 1 meter di atas muka air tanah. Tipe ini digunakan pada daerah yang: • Muka air tanahnya cukup daam (kedalamannya lebih besar 2,5 meter dari muka tanah). • Areal lahan yang digunakan untuk bangunan persesapan sumuran tidak terlalu luas. 2) Instalasi Pengolahan Air Limbah Pengolahan air limbah domestik pada suatu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dilakukan secara bertahap melalui proses sebagai berikut : a) Pengolahan Primer, yang meliputi : (1) Penyaringan Kasar Bnagunan ini melaukan penyaringan terhadap benda-benda kasar (plastik, logam, kayu, daun-daun dan lainnya) yang bercampur dalam air limbah yang akan diolah. (2) Penangkap Pasir Pasir yang terbawa oleh air limbah akan menghadap pada dasar bangunan penangkap pasir ini. (3) Pengendapan I Butiran halus dan pertyikel kasar dari lumpur yang terlarut dalam airt limbah akan diendapkan pada bangunan pengendapan ini. Diharapkan air limbah yang keluar dari bangunan pengendapan ini sudah tidak mengandung bendabenda kasar, pasir kasar dan pasir halus. b) Pengolahan Sekunder, yang meliputi: Page 15 of 24
  • 16. (1) Pembentukan partikel lumpur Pada bangunan pengolahan pembentuk lumpur ini ada dua tangki pengolahan yang terdiri dari : • Tangki Aerasi Pada tangki ini, pertikel lumpur halus dan melayang-layang pada air limbah yang keduanya tidak dapat ditahan (diproses) pada pengolahan primer. Partikel ini akan diusahakan untuk dapat membentuk partikel lumpur yang lebih besar melalui bantuan mikroorganisme yang pertumbuhannya dipacu dengan aerasi. Partikel-partikel yang telah terbentuk secara aktif kemudian dialirkan menuju Tangki Pengendapan. • Tangki Pengendapan Lumpur aktif yang telah terbentuk pada tangki ini diusahakan supaya mengendap, apabila masih terdapat partikel yang belum terbentuk maka dikembalikan pada Tangki Pengendapan. (2) Pengendapan II Partikel-partikel halus, melayang, dan terlarut dalam air limbah, yang masih belum dapat ditangkap pada bangunan pembentuk lumpur maka akan diendapkan pada bangunan pengendapan ini. (3) Pengolahan Lanjutan Hasil pengolahan primer dan sekunder adalah lumpur dan air yang keduanya dapat diproses lebih lanjut sehingga bisa bermanfaat. Air yang telah melalui Indtalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan air baku yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk kepentingan irigasi, air minum, industri dan sebagainya. Sedang lumpurnya yang telah terpisah dari air limbahnya akan diproses pada Tangki Pembusuk Lumpur (tangki Imhoff) sehingga dapat mengalami dekomposisi. Proses dekomposisinya terjadi secara anaerob oleh peran mikroorganisme anaerob yang diaktifkan pada bangunan ini. Untuk lebih jelasnya, tahapan proses tersebut dapat dilihat pada diagram berikut : Page 16 of 24
  • 17. Gambar 3.4 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah 3.2.3 Drainase Air Hujan dan Permukaan Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainase) adalah sistem drainase yang terletk di permukaan tanah baik yang terbentuk secara alamiah dan buatan untuk mengalirkan air hujan dan limpasan permukaan. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, mengendalikan kelebihan air permukaan, mengurangi / menghilangkan genangan air yang menyebabkan bersarangnya nyamuk malaria dan penyebab-penyebab penyakit lain, dan juga untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik. a. Sistem Jaringan Drainase 1) Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan Prinsip dasar sistem drainase berwawasan lingkungan adalah mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga dapat mengalirkan secara terkendali dan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk meresap kedalam tanah. Hal ini dimaksudkan agar konsevasi air tanah masih dapat berlangsung dengan baik dan dimensi struktur bangunan prasarana dfrainse dapat lebih efisien. Sistem drainase berwawasan lingkungan ini merupakan usaha untuk mencegah kekurangan air tanah dimasa yang akan datang. Usaha dalam melaksanakan Page 17 of 24
  • 18. sistem drainase berwawasan lingkungan ini ada dua cara yaitu dengan cara retensi dan infiltrasi. Beberapa keuntungan penerapan drainase berwawasan lingkungan antara lain untuk memperkecil kemungkinan banjir terutama untuk bagian hilir, melestarikan teknologi tradisional sebagai budaya bangsa, dan membudayakan pola pikir pembangunan berwawasan lingkungan. (elearning.gunadarma.ac.id) Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga cara rekayasa lingkungan untuk merevitalisasi sumber daya air di Kali Banger yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah, dan drainase air hujan dan permukaan. Memang hal tersebut tidak mudah dilakukan tapi ada pula cara mudah dan sederhana yang telah dilakukan masyarakat di sekitar Kali Banger untuk mengembalikan kondisi Kali Banger seperti semula. Yaitu dengan cara bergotongroyong membersihkan Kali Banger seperti mengambil sampah-sampah atau limbah padat. Selain itu juga dengan mengeruk dasar sungai. Hal tersebut dilakukan guna mencegah terjadinya banjir akibat dangkalnya dasar sungai. Setelah kondisi sungai sedikit lebih baik, masyarakat meletakkan ikan-ikan kecil sebagai parameter percobaan untuk mengetahui tingkat pencemaran Kali Banger itu tinggi atau tidak. 3.3 Dampak yang Ditimbulkan dari Kondisi Sumber Daya Air di Kali Banger yang Kotor Tentu semua sudah tahu bahwa salah satu faktor terjadinya pencemaran atau bahkan mengarah pada kerusakan lingkungan adalah akibat dari pembuangan air limbah yang berlebihan ke sungai. Padahal lingkungan yang rusak akan menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan manusia yang tinggal pada lingkungannya itu sendiri. Jika sungai yang menjadi sumber kebutuhan dasar manusia tercemar dan kotor, sudah jelas akan menjadi sumber penyakit. Contohnya saja nyamuk malaria akan berkembang biak dan akan menjangkiti manusia di sekitar sarangnya. Tidak hanya itu, tapi bisa juga menyebabkan penyakit lain seperti demam berdarah dan disentri. Page 18 of 24
  • 19. Sebenarnya dampak mendasar yang tergambar jelas adalah timbulnya bau yang tidak sedap jika kondisi sungai tersebut kotor dan terisi penuh dengan berbagai macam limbah. Hal itu tentu sangat mengganggu dan membuat lingkungan menjadi tidak nyaman. Dampak lanjutan dari kotornya sungai tentu akan menyebabkan banjir. Limbah yang menumpuk di sungai akan menyebabkan pendangkalan pada dasar sungai dan mampatnya aliran sungai. Jika hal ini terus menerus terjadi maka banjir tidak dapat dihindari lagi pada saat musim penghujan karena sungai tidak mampu menampung volume air hujan untuk dialirkan ke laut sebagai hilirnya. Page 19 of 24
  • 20. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa : a. Kondisi Kali Banger saat ini sangat kumuh dan memprihatinkan. Tetapi kesadaran masyarakat disekitar Kali Banger sudah mulai muncul sehingga kondisinya lebih baik dibanding beberapa tahun sebelumnya. b. Untuk memulihkannya dapat dilakukan dengan teknologi yaitu dengan memanfaatkan rekayasa lingkungan. Peranan rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi kondisi sumber daya air di Kali Banger dapat dilakukan dengan penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah, dan drainase air hujan dan permukaan. Tapi dapat dilakukan dengan rekayasa sederhana seperti yang dilakukan masyarakat di sekitar Kali Banger untuk mengembalikan kondisi Kali Banger seperti sedia kala. c. Dari kondisi Kali Banger yang kumuh tersebut dapat berdampak buruk bagi manusia khususnya bagi kesehatan. 4.2 Saran 2.1.1 Saran untuk Masyarakat Saran untuk masyarakat dengan adanya karya tulis ini, sebagai berikut : .a Dapat menghindari tindakan perusakan atau pencemaran lingkungan khususnya di bidang sumber daya air .b Dapat menyadari mengenai kesehatan lingkungan. Kesadaran masyarakat dapat ditingkatkan dengan cara penyuluhan- penyuluhan dan pendidikan mengenai kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. .c Dapat memanfaatkan rekayasa lingkungan dalam merevitalisasi sumber daya air di sungai seperti yang telah dijelaskan. Page 20 of 24
  • 21. 4.2.2 Saran untuk Pemerintah Saran untuk pemerintah dengan adanya karya tulis ini, antara lain : a. Dapat memperhatikan kondisi sumber daya air yang semakin lama tingkat pencemarannya semakin tinggi. b. Dapat menindak lanjuti oknum-oknum yang melakukan perusakan lingkungan. c. Dapat merealisasikan dari pembuatan peraturan perundangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup. d. Melakukan penyuluhan-penyuluhan kesehatan lingkungan kepada masyarakat. 4.2.3 Saran untuk Penelitian Selanjutnya Saran untuk penelitian selanjutnya : a. Perlunya menambah referensi dan mengujinya terlebih dahulu agar hasil yang diperoleh lebih valid. b. Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan sebagai alternatif untuk memperbaiki kondisi sungai yang sudah tercemar. Page 21 of 24
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.2006.”Bagaimana Menentukan Daerah Resapan Air Tanah,” Warta Lingkungan, Desember _____.2007. ”Perlu Pemeliharaan Saluran Drainase & Sungai,” Warta Lingkungan, Juni Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. 2007. Studi Penetapan Kawasan Lindung Kota Probolinggo. Probolinggo:DKLH _____.2008. Potensi Pengembangan Kawasan Resapan Kota Probolinggo. Probolinggo:DKLH Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Tulis. Jakarta : Rineka Cipta Kodoatie,Robert J.,1996,Pengantar Hidrologi, Yogyakarta : Penerbit ANDI Sutrisno,Ir.C.Totok, dkk, 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta:PT.Rineka Cipta Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Biro Administrasi Akademik, Perencanaan, dan Sistem Informasi. http://air.bappenas.go.id/main/modules/.../pdf_download.php? http://elearning.gunadarma.ac.id/rekayasa_lingkungan/bab1_pengantar_rekayasa _lingkungan.pdf http://en.wikipedia.org/wiki/Water_resources http://madeinprobolinggo.blogspot.com/2010/01/cerpen-arya.html http://www.anwarkim.com/?s=Pengantar+Teknik+Lingkungan Page 22 of 24