Dokumen tersebut membahas proses pengolahan minyak sawit dan produk turunannya. Meliputi pengolahan buah sawit menjadi minyak mentah, pemurnian, penyulingan menjadi minyak goreng dan produk lain seperti margarin dan shortening. Juga dibahas soal mutu, pengolahan limbah menjadi pupuk, serta potensi produk turunan sawit lainnya seperti biodiesel.
3. • Kelapa sawit mempunyai beberapa jenis atau
varietas yang dikenal sebagai dura (D), pisifera (P)
dan tenera (T)
• Ketiga jenis ini dapat dibedakan dengan cara
memotong buahnya secara melintang/memanjang
• Dura memiliki inti besar dan bijinya tidak dikelilingi
sabut dengan ekstraksi minyak sekitar 17-18%
• Pisifera tidak mempunyai cangkang dan inti kecil
sehingga tidak dikembangkan sebagai tanaman
komersial
• Tenera merupakan hasil persilangan dura dan
pisifera, memiliki cangkang tipis dengan cincin serat
disekeliling biji, serta ekstraksi minyak sekitar 22-
25%
4.
5. • Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi
setelah berumur 31 bulan setelah ditanam
dilapangan
• Buah yang dihasilkan disebut tandan buah segar
(TBS) atau fresh fruit bunch (FFB)
• TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil
minyak dan intinya
• Minyak dan inti yang dihasilkan merupakan
produk setengah jadi
• Minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO, MKS)
dan inti (kernel, IKS) harus diolah lebih lanjut
untuk dijadikan produk jadi lainnya
6.
7. Efisiensi pengolahan PKS
• Efisiensi teknik teknologis
– Didefinisikan sebagai efektivitas dan
produktivitas dalam pengoperasian suatu
pabrik
– Suatu pabrik dikatakan kurang efisien jika
angka losses, kualitas, ekstraksi minyak dan inti
sawit, serta kapasitas produksi tidak sesuai
dengan standar
– Hal ini dapat diketahui dari kapasitas olah yang
tidak sesuai dengan kapasitas desain, losses
yang tinggi, dan kualitas yang rendah
8. • Kajian ekonomis
– Didefinisikan sebagai besarnya
ukuran per unit masukan yang
dinyatakan dalam biaya dan
hasil
– Suatu pabrik dikatakan efisien
jika biaya untuk menghasilkan
keluaran lebih kecil dari nilai
keluaran
9. Penanganan produk kelapa sawit
• Komposisi dan sifat produk
− Dua jenis asam lemak yang paling dominan
dalam minyak sawit yaitu asam palmitat
C16 (jenuh) dan asam oleat C18 (tidak
jenuh)
• Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan
MKS
– Reaksi perubahan kualitas minyak :
absorbsi bau dan kontaminasi, aksi enzim,
aksi mikroba, dan reaksi kimia
10. • Upaya untuk mempertahankan
nilai DOBI (deterioration of
bleachability index) MKS :
mengawasi sistem panen dan
transportasi, menghindari
pemakaian uap kering pada
perebusan buah, menghindari
pemakaian uap langsung pada
stasiun pemurnian,
menghindarkan pemanasan
yang berlebihan di unit
pengolahan, dan mengendalikan
penimbunan
11. Penyulingan MKS menjadi minyak
goreng dan mentega
• Bleaching plant (pemucatan)
– Adalah proses penjerapan secara fisik
dengan menggunakan bleaching earth
atau karbon aktif untuk membuang
zat-zat yang tidak diinginkan, seperti
residu sabun (untuk menetralkan
minyak), presipitasi gum (dari
praperlakuan asam), logam, produk-
produk oksidasi, dan pigmen warna
seperti klorofil
12. • Deodorization plant
– Proses deodorisasi di perusahaan
pengilangan dilakukan dengan
teknologi film tipis Lipico untuk
mengikat FFA
– Teknologi tersebut bekerja dengan
menggunakan deodorizer kolom-U
untuk pemurnian secara fisik
– Fungsi deodorizer ini adalah untuk
mengikat FFA, menghilangkan bau,
melakukan pemucatan dengan
panas, dan recovery PFAD (palm
fatty acid distillate)
13. • Alur proses deodorisasi sebagai
berikut :
– Minyak yang dipucatkan
(bleached oil) →
prapemanasan (praheat) →
pemanasan dengan heat
recovery → pemanasan akhir
→ prapengikatan
(prestripping) →
deodorisasi/pemucatan
dengan panas → pendinginan
dengan heat recovery →
pendinginan akhir → filtration
14. • Fatty acid distillation plant
• Kristalisasi dan penyaringan
– Proses kristalisasi dilakukan
untuk menghilangkan gliserida
titik leleh tinggi yang
menyebabkan cairan minyak
menjadi keruh dan lebih kental
pada temperatur rendah
– Penyaringan merupakan
pemisahan secara fisik, biasanya
menggunakan membrane filter
press automatic dari Lipico®
untuk memisahkan stearin dari
larutan olein
15.
16. Mutu MKS
• Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan
mempunyai dua aspek kualitas
• Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas
asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran
• Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan
kejernihan serta kemurnian produk
• Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality)
mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak
lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar
minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 %
FFA.
• Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan
menghasilkan rendemen minyak 22,1 % - 22,2 %
(tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % - 2,1 %
(terendah)
17. • Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi
dua arti, pertama, benar-benar murni dan tidak
bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak
sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-
sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka
penyabunan dan bilangan yodium
• Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran.
Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan
spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi
kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga,
peroksida, dan ukuran pemucatan
• Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung
dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen,
atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan
18. • Selain standar mutu sesuai dengan standar
Dirjen Perkebunan, berikut ini juga disajikan
kualitas CPO yang baik (sesuai Standar
Produksi SP 10-1975) :
a. kadar minyak minimum 48 % cara
pengujian AP-SMP-13-1975
b. kadar air maksimum 8,5 % cara
pengujian SP-SMP-7-1975
c. kontaminasi maksimum 4 % cara
pengujian SP-SMP-31-1975
d. kadar inti pecah maksimum 15 % cara
pengujian SP-SMP-31-1975
19.
20. • Selain minyaknya, ampas tandan kelapa sawit
merupakan sumber pupuk kalium (karena abu
tandan tersebut memiliki kandungan 30-40% K2O,
7% P2O5, 9% CaO, dan 3% MgO. Selain itu juga
mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe,
1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu) dan
berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik
melalui fermentasi (pengomposan) aerob dengan
penambahan mikroba alami yang akan memperkaya
pupuk yang dihasilkan
• Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) mencapai 23 %
dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit
tersebut sebagai alternatif pupuk organik sehingga
memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi
21. • Bagi perkebunan kelapa sawit, dapat menghemat
penggunaan pupuk sintetis sampai dengan 50 %.
• Kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang
menguntungkan antara lain :
– Memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi
ringan.
– Membantu kelarutan unsur-unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
– Bersifat homogen dan mengurangi risiko sebagai
pembawa hama tanaman.
– Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh
air yang meresap dalam tanah.
– Dapat diaplikasikan pada sembarang musim.
22. • Fungsi lain TKKS juga sebagi
bahan serat untuk bahan pengisi
jok mobil, matras, polipot, dll.
• Pelepah pohon dan CPO dapat
dijadikan ekstrak untuk Vitamin E
• Batang pohon dapat dijadikan
“Fiber Board” untuk bahan baku
mebel, kursi, meja, lemari, dsb
• Ampas tandan/buangan sisa
pabrik dapat dijadikan serbuk
pengisi kasur, bantalan kursi, dsb
24. • Selain sebagai sumber minyak goreng kelapa sawit, produk
turunan kelapa sawit ternyata masih banyak manfaatnya
dan sangat prospektif untuk dapat lebih dikembangkan,
antara lain:
1. Produk turunan CPO
Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit,
dapat dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati
(Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats, Instans Noodle,
Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan
Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar
Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication,
Textiles Oils dan Bio Diesel
Khusus untuk biodiesel, permintaan akan produk ini pada
beberapa tahun mendatang akan semakin meningkat,
terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa
negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable
energy
25. • Produk Turunan Minyak Inti Sawit. Dari produk
turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan
Shortening, Cocoa Butter Substitute, Specialty Fats,
Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar
Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild,
Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan
Kosmetik.
• Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit. Dari
produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk
oleochemical dapat dihasilkan Methyl Esters,
Plastic, Textile Processing, Metal Processing,
Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine,
Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan
Food Protective Coatings.
26. Pengolahan Margarin & Shortening
• Margarin didefinisikan sebagai emulsi
plastik, diperkaya vitamin A, mengandung
lemak tidak lebih dari 80% dan kandungan
air tidak lebih dari 16%
• Margarin ditemukan oleh seorang ahli
kimia dari Perancis pada tahun 1869
sebagai pengganti butter
• Beberapa tipe margarin yang ada
dipasaran antara lain margarin meja,
margarin industri, dan puff pastry
margarines
27. • Shortening atau mentega putih
banyak digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan produk
pangan berbasis tepung terigu
yang dipanggang, seperti roti,
cake, biskuit, cookies dan pastry
• Penggunaan shortening bertujuan
untuk memperbesar volume dan
memperbaiki tekstur,
meningkatkan cita rasa, dan
sebagai bahan pembentuk krim
28. • Hidrogenasi merupakan proses yang biasa
dilakukan pada minyak nabati yang
digunakan sebagai bahan baku margarin
ataupun shortening
• Proses hidrogenasi ini dilakukan untuk
membuat minyak yang semula berbentuk
cair menjadi berbentuk plastis (semi padat),
yakni melalui adisi hidrogen pada ikatan
rangkap yang terdapat pada asam lemak
• Dengan demikian titik cair dan solid fat
content (SFC) dari minyak akan berubah dan
disesuaikan dengan kebutuhan performa
margarin atau shortening yang diinginkan
29. • Selain hidrogenasi, proses
interesterifikasi antara dua atau
lebih jenis minyak juga banyak
dilakukan untuk mengubah bentuk
trigliserida minyak
• Perubahan posisi dan komposisi
asam lemak pada molekul gliserida
akan mengubah sifat fisikokimia
minyak, yang meliputi titik leleh,
SFC, bentuk kristal atau
polimorfismus, serta plastisitas dan
kekerasan
30. • Perbedaan proses pembuatan
margarin dan shortening
terletak pada formulasinya
• Formula untuk pembuatan
margarin menggunakan air,
sedangkan shortening tidak
• Unit pabrik margarin &
shortening terdiri dari unit
tangki bahan baku, tangki
blending (I dan II), unit votator
(I s/d III), unit packing dan
ruang penyimpanan
31. • Tangki blending I berfungsi
sebagai pencampur formula
bahan baku margarin atau
shortening yang akan diproses,
pada tangki ini dilakukan
pemanasan pada suhu dimana
seluruh bahan baku sudah
berbentuk cair
• Campuran bahan baku dialirkan
pada tangki blending II, dan
selanjutnya dialirkan ke unit
votator I
32. • Unit votator dilengkapi dengan
pendingin yang akan merubah campuran
bahan baku tersebut menjadi kristal
• Suhu dan tekanan pada votator akan
berpengaruh pada pembentukan
kristalnya
• Proses pembentukan kristal berlangsung
dari unit votator II menuju ke unit
votator III dan dilanjutkan ke pengisian
pada kotak/pack
• Packing margarin atau shortening
disimpan dalam ruang penyimpanan