SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
16
PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK RUANG TEORI
A. Perhitungan Jumlah Armatur atau Titik Cahaya
Pecahayaan adalah elemen penting dalam sebuah ruangan, apalagi bila
ruangan tersebut adalah runagn yang di gunakan untuk berbagai aktivitas seperti
membaca, menulis, belajar dll. Dan untuk mendapatkan pencahayaan yang baik
perlu adanya perhitungan jumlah dan penempatan posisi titik cahaya yang baik
pula.
Perencanaan perhitungan jumlah dan penempatan posisi titik cahaya terlebih
dahulu kita harus mengetahui data-data suatu ruangan yang akan di pasang instalasi
listriknya.
Adapun rincian data berdasarkan survey di tempat sebagai berikut :
 RW (refleksi dinding) = 0,5
 RP (refleksi langit langit) = 0,7
 RM (refleksi semu) = 0,1
 d (faktor depresiasi) = 0,8 (pengotoran ringan)
 Tinggi ruangan = 3,5 meter
 Φ Lampu TL = 3250 lumen
 𝐸 = 500 lux
 = 3,5 – 0,8 = 2,7 meter
Adapun ukuran penerangan (E, satuan lux) adalah:
Ruang Teori : 250 lux (baik) 500 lux (sangat baik)
Lampu yang digunakan sebagai penerangan ruang teori adalah Tube Lamp
(TL) 2 x 36 Watt
1. Perhitungan Armatur.
Perhitungan jumlah armature pada ruang teori dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
Dengan menggunakan lampu TL 2 x 36 W
Φ armature = 2 x 3250 lumen = 6500 lumen
E = 500 lux
d = 0,8
17
1) Ukuran ruangan A = 6 m x 10 m;
 Menentukan efisiensi ruangan ;
k =
)( lph
pl

= 39,1
)16(7,2
60

untuk k = 1,2 = 0,47;
untuk k = 1,5 = 0,51;
maka;
4953,0)04,0(
3,0
19,0
47,0
)47,051,0(
2,15,1
2,139,1
47,0







Maka η = 0,4953;
 Menentukan jumlah armature ruangan ;
n =
d
AE



n =
8,065004953,0
60500


n = 11,65 ≈ 12 armatur
jadi ruang teori akan dipasang 12 buah armature, jumlah ini dibagi atas 3
deret dengan masing-masing 4 armature.
B. Perhitungan Arus Beban dan Arus Pengaman
Arus beban dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut ini:
Sistem satu fasa ; In =
cosfV
P
Keterangan :
In = Arus nominal (ampere)
P = Daya listrik (Watt)
Vf = Tegangan fasa (220 VAC)
Cos θ = Faktor daya (0.4) untuk Lampu TL
18
Sedangkan untuk menghitug besarnya kapasitas arus pengaman (arus nominal)
adalah :
Ip = In x k
Dimana : k = 1,25
berikut ini adalah tabel perhitungan kapasitas arus pengaman dan MCB pada
ruang teori:
1. Perhitungan Arus Beban dan Arus Pengaman (MCB)
Ruang teori akan dipasang komponen-komponen berikut:
a. 12 Lampu TL
b. 4 KK
Diketahui :
P Group 1 Lampu TL = 6 x 2 x 36 W = 432 W
P Group 2 Lampu TL = 6 x 2 x 36 W = 432 W
P Group 3 KK = 4 x 150 W = 600 W
 Perhitungan Arus Beban Group 1 dan 2;
In =
cosfV
P
=
4,0220
432

= 4,9 A pada masing-masing group 1 dan 2
Maka untuk pengaman arus lebih;
MCB: Ip = In x k
= 4,9 x 1,25
= 6,125 A pada masing-masing group 1 dan 2
jadi MCB yang dipakai adalah ≈ 6 A pada masing-masing group 1 dan 2
 Perhitungan Arus Beban Group 3;
In =
cosfV
P
=
1220
600

= 2,73 A
Maka untuk pengaman arus lebih;
19
MCB: Ip = In x k
= 2,73 x 1,25
= 3,413 A
jadi MCB yang dipakai adalah ≈ 4 A
 Perhitungan Arus Beban Beban Total
It = In1 + In 2 + In 3
= 4,9 + 4,9 + 3,413
= 13,213 A
Maka untuk pengaman arus lebih;
MCB: Ip = In x k
= 13,213 x 1,25
= 16,52 A
jadi MCB yang dipakai adalah ≈ 16 A
Tabel 1. Perhitungan arus pengaman dan MCB
No Group
Lampu
TL (36 x 2)
KK
150 VA
P
(Daya)
I n I p MCB
1 1 6 432 4,9 A 6,125 A 6 A
2 2 6 432 4,9 A 6,125 A 6 A
3 3 4 600 2,73 A 3,413 A 4 A
Total 12 4 1464 12,53 15,663 16 A
20
C. Perhitungan Luas Penampang Konduktor (Kabel)
Untuk mengetahui jenis penampang konduktor (kabel) yang dibutuhkan
dalam sistem instalasi dapat menggunakan tabel pada PUIL 2011 berikut ini:
21
Berdasarkan tabel diatas, serta rencana instalasi yang akan dipasang didalam
konduit, maka:
 Penghantar dari MCB utama ke MCB group: 2,5 mm2
 Penghantar dari MCB 1 ke beban group 1: 0,75 mm2
 Penghantar dari MCB 2 ke beban group 2: 0,75 mm2
 Penghantar dari MCB 3 ke beban group 3: 0,75 mm2
D. Perhitungan Grounding
Perhitungan Arus Beban Beban Total
It = In1 + In 2 + In 3
= 4,9 + 4,9 + 3,413
= 13,213 A
Maka untuk pengaman;
MCB: IA = In x k
= 13,213 x (1,25 – 3,5)
= 16,52 A – 46,25 A
Maka tahanan tanah (Rp) adalah:

IA
Rp
50



)46,2552,16(
50
Rp
Rp ≤ 3,03 Ω s/d 1,08 Ω
Tahanan yang dipakai sebaiknya yang memiliki nilai Rp ≤ 3,03 Ω s/d 1,08 Ω
E. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Komponen Instalasi
Tabel 2. Jumlah Kebutuhan Komponen Instalasi
No. Uraian Keterangan Jumlah Harga
1 Ruang Teori
1 Box Panel 20 x 30 x 12 cm 3 1 Buah
2 MCB 1 Phasa 16 A 1 Buah
4 MCB 1 Phasa 6 A 2 Buah
4 MCB 1 Phasa 4 A 1 Buah
22
5 Lampu TL 36 Watt
Philips TL-D
36W/840 1SL/25 24 Buah
6 Kotak kontak 150 KVA 4 Buah
F. Gambar Rancangan
23
G. Kesimpulan
Suatu Instalasi tidak akan sempurna bila tidak ada suatu perancangan, dan
suatu perancangan tidak akan bisa diterapkan bila tidak ada suatu perencanaan.
Oleh sebab itu Perencanaan Perancangan Instalasi Listrik itu amat penting
dalam keberhasilan instalasi listrik suatu gedung ataupun bangunan lainnya yang
didalamnya ada komponen pencahayaan, keperluan kebutuhan sumber listrik dll.
Dan dalam perencanaan yang baik pula kita perlu pedoman standard yaitu
PUIL karena dengan berpandu pada PUIL maka perencaan yang kita buat sudah
memenuhi kriteria aman karena ini sangat berhubungan dengan keselamatan,
kenyamanan manusia sebagai objek pemakai dan penggunanya.

More Related Content

What's hot

Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanRumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanHerry SR
 
Makalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingMakalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingampas03
 
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaPerhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaYusrizal Azmi
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingMuhammad Kennedy Ginting
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Kevin Adit
 
Modul teknik-digital
Modul teknik-digitalModul teknik-digital
Modul teknik-digitalecko gmc
 
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahpemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahtesha saputra
 
9. daya pada rangkaian rlc
9. daya pada rangkaian rlc 9. daya pada rangkaian rlc
9. daya pada rangkaian rlc Emanuel Manek
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Faizin Pass
 
Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Djodi Antono
 
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptxSitiNurjanah821016
 
ekivalen trafo
ekivalen trafoekivalen trafo
ekivalen trafowimbo_h
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorFauzi Nugroho
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisimeko_dp
 
Electromagnetic fields: Review of vector algebra
Electromagnetic fields: Review of vector algebraElectromagnetic fields: Review of vector algebra
Electromagnetic fields: Review of vector algebraDr.SHANTHI K.G
 

What's hot (20)

Dielektrik
DielektrikDielektrik
Dielektrik
 
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanRumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
 
11 iluminasi
11 iluminasi11 iluminasi
11 iluminasi
 
Makalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingMakalah phase shift keying
Makalah phase shift keying
 
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaPerhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
 
Modul teknik-digital
Modul teknik-digitalModul teknik-digital
Modul teknik-digital
 
Hukum gauss
Hukum gaussHukum gauss
Hukum gauss
 
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahpemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
 
9. daya pada rangkaian rlc
9. daya pada rangkaian rlc 9. daya pada rangkaian rlc
9. daya pada rangkaian rlc
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120
 
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx
5 - Kerapatan Fluks Listrik dan Hk Gauss.pptx
 
ekivalen trafo
ekivalen trafoekivalen trafo
ekivalen trafo
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
Material konduktor
Material konduktor Material konduktor
Material konduktor
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisim
 
Electromagnetic fields: Review of vector algebra
Electromagnetic fields: Review of vector algebraElectromagnetic fields: Review of vector algebra
Electromagnetic fields: Review of vector algebra
 

Similar to InstalasiRuangTeori

Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Aris Widodo
 
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.netUn fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.netEko Supriyadi
 
pemasangan-instalasi-penerangan-listrik-bangunan-bertingkatppt.pptx
pemasangan-instalasi-penerangan-listrik-bangunan-bertingkatppt.pptxpemasangan-instalasi-penerangan-listrik-bangunan-bertingkatppt.pptx
pemasangan-instalasi-penerangan-listrik-bangunan-bertingkatppt.pptxwidadnizomfahmi
 
Komponen Elektronika & Alat Ukur.pdf
Komponen Elektronika & Alat Ukur.pdfKomponen Elektronika & Alat Ukur.pdf
Komponen Elektronika & Alat Ukur.pdfMFebriansyah10
 
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016Hadi Nursyam
 
teknik dasar listrik.ppt
teknik dasar listrik.pptteknik dasar listrik.ppt
teknik dasar listrik.pptBatriAs1
 
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbangSimon Patabang
 
Amplifier 900 MHz ADS 2011
Amplifier 900 MHz ADS 2011Amplifier 900 MHz ADS 2011
Amplifier 900 MHz ADS 2011kristarist
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorkukuhruyuk15
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor dayaSimon Patabang
 
Menggunakan hasil pengukuran
Menggunakan hasil pengukuranMenggunakan hasil pengukuran
Menggunakan hasil pengukuranCak Wall
 

Similar to InstalasiRuangTeori (20)

Perhitungan
PerhitunganPerhitungan
Perhitungan
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
 
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.netUn fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
Un fisika smk_2010_(latihan_soal_dan_kunci_jawaban_kelas_xii)-soalujian.net
 
pemasangan-instalasi-penerangan-listrik-bangunan-bertingkatppt.pptx
pemasangan-instalasi-penerangan-listrik-bangunan-bertingkatppt.pptxpemasangan-instalasi-penerangan-listrik-bangunan-bertingkatppt.pptx
pemasangan-instalasi-penerangan-listrik-bangunan-bertingkatppt.pptx
 
Komponen Elektronika & Alat Ukur.pdf
Komponen Elektronika & Alat Ukur.pdfKomponen Elektronika & Alat Ukur.pdf
Komponen Elektronika & Alat Ukur.pdf
 
Makalah fix
Makalah fixMakalah fix
Makalah fix
 
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
 
UMPTN Fisika 1996 Rayon C Kode 24
UMPTN Fisika 1996 Rayon C Kode 24UMPTN Fisika 1996 Rayon C Kode 24
UMPTN Fisika 1996 Rayon C Kode 24
 
teknik dasar listrik.ppt
teknik dasar listrik.pptteknik dasar listrik.ppt
teknik dasar listrik.ppt
 
Soal produktif
Soal produktifSoal produktif
Soal produktif
 
Soal produktif
Soal produktifSoal produktif
Soal produktif
 
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
 
Amplifier 900 MHz ADS 2011
Amplifier 900 MHz ADS 2011Amplifier 900 MHz ADS 2011
Amplifier 900 MHz ADS 2011
 
UMPTN Fisika 1998 Rayon A Kode 54
UMPTN Fisika 1998 Rayon A Kode 54UMPTN Fisika 1998 Rayon A Kode 54
UMPTN Fisika 1998 Rayon A Kode 54
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
Kapasitor
KapasitorKapasitor
Kapasitor
 
Kapasitor
KapasitorKapasitor
Kapasitor
 
Kapasitor
KapasitorKapasitor
Kapasitor
 
Menggunakan hasil pengukuran
Menggunakan hasil pengukuranMenggunakan hasil pengukuran
Menggunakan hasil pengukuran
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 

Recently uploaded (9)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 

InstalasiRuangTeori

  • 1. 16 PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK RUANG TEORI A. Perhitungan Jumlah Armatur atau Titik Cahaya Pecahayaan adalah elemen penting dalam sebuah ruangan, apalagi bila ruangan tersebut adalah runagn yang di gunakan untuk berbagai aktivitas seperti membaca, menulis, belajar dll. Dan untuk mendapatkan pencahayaan yang baik perlu adanya perhitungan jumlah dan penempatan posisi titik cahaya yang baik pula. Perencanaan perhitungan jumlah dan penempatan posisi titik cahaya terlebih dahulu kita harus mengetahui data-data suatu ruangan yang akan di pasang instalasi listriknya. Adapun rincian data berdasarkan survey di tempat sebagai berikut :  RW (refleksi dinding) = 0,5  RP (refleksi langit langit) = 0,7  RM (refleksi semu) = 0,1  d (faktor depresiasi) = 0,8 (pengotoran ringan)  Tinggi ruangan = 3,5 meter  Φ Lampu TL = 3250 lumen  𝐸 = 500 lux  = 3,5 – 0,8 = 2,7 meter Adapun ukuran penerangan (E, satuan lux) adalah: Ruang Teori : 250 lux (baik) 500 lux (sangat baik) Lampu yang digunakan sebagai penerangan ruang teori adalah Tube Lamp (TL) 2 x 36 Watt 1. Perhitungan Armatur. Perhitungan jumlah armature pada ruang teori dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : Dengan menggunakan lampu TL 2 x 36 W Φ armature = 2 x 3250 lumen = 6500 lumen E = 500 lux d = 0,8
  • 2. 17 1) Ukuran ruangan A = 6 m x 10 m;  Menentukan efisiensi ruangan ; k = )( lph pl  = 39,1 )16(7,2 60  untuk k = 1,2 = 0,47; untuk k = 1,5 = 0,51; maka; 4953,0)04,0( 3,0 19,0 47,0 )47,051,0( 2,15,1 2,139,1 47,0        Maka η = 0,4953;  Menentukan jumlah armature ruangan ; n = d AE    n = 8,065004953,0 60500   n = 11,65 ≈ 12 armatur jadi ruang teori akan dipasang 12 buah armature, jumlah ini dibagi atas 3 deret dengan masing-masing 4 armature. B. Perhitungan Arus Beban dan Arus Pengaman Arus beban dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut ini: Sistem satu fasa ; In = cosfV P Keterangan : In = Arus nominal (ampere) P = Daya listrik (Watt) Vf = Tegangan fasa (220 VAC) Cos θ = Faktor daya (0.4) untuk Lampu TL
  • 3. 18 Sedangkan untuk menghitug besarnya kapasitas arus pengaman (arus nominal) adalah : Ip = In x k Dimana : k = 1,25 berikut ini adalah tabel perhitungan kapasitas arus pengaman dan MCB pada ruang teori: 1. Perhitungan Arus Beban dan Arus Pengaman (MCB) Ruang teori akan dipasang komponen-komponen berikut: a. 12 Lampu TL b. 4 KK Diketahui : P Group 1 Lampu TL = 6 x 2 x 36 W = 432 W P Group 2 Lampu TL = 6 x 2 x 36 W = 432 W P Group 3 KK = 4 x 150 W = 600 W  Perhitungan Arus Beban Group 1 dan 2; In = cosfV P = 4,0220 432  = 4,9 A pada masing-masing group 1 dan 2 Maka untuk pengaman arus lebih; MCB: Ip = In x k = 4,9 x 1,25 = 6,125 A pada masing-masing group 1 dan 2 jadi MCB yang dipakai adalah ≈ 6 A pada masing-masing group 1 dan 2  Perhitungan Arus Beban Group 3; In = cosfV P = 1220 600  = 2,73 A Maka untuk pengaman arus lebih;
  • 4. 19 MCB: Ip = In x k = 2,73 x 1,25 = 3,413 A jadi MCB yang dipakai adalah ≈ 4 A  Perhitungan Arus Beban Beban Total It = In1 + In 2 + In 3 = 4,9 + 4,9 + 3,413 = 13,213 A Maka untuk pengaman arus lebih; MCB: Ip = In x k = 13,213 x 1,25 = 16,52 A jadi MCB yang dipakai adalah ≈ 16 A Tabel 1. Perhitungan arus pengaman dan MCB No Group Lampu TL (36 x 2) KK 150 VA P (Daya) I n I p MCB 1 1 6 432 4,9 A 6,125 A 6 A 2 2 6 432 4,9 A 6,125 A 6 A 3 3 4 600 2,73 A 3,413 A 4 A Total 12 4 1464 12,53 15,663 16 A
  • 5. 20 C. Perhitungan Luas Penampang Konduktor (Kabel) Untuk mengetahui jenis penampang konduktor (kabel) yang dibutuhkan dalam sistem instalasi dapat menggunakan tabel pada PUIL 2011 berikut ini:
  • 6. 21 Berdasarkan tabel diatas, serta rencana instalasi yang akan dipasang didalam konduit, maka:  Penghantar dari MCB utama ke MCB group: 2,5 mm2  Penghantar dari MCB 1 ke beban group 1: 0,75 mm2  Penghantar dari MCB 2 ke beban group 2: 0,75 mm2  Penghantar dari MCB 3 ke beban group 3: 0,75 mm2 D. Perhitungan Grounding Perhitungan Arus Beban Beban Total It = In1 + In 2 + In 3 = 4,9 + 4,9 + 3,413 = 13,213 A Maka untuk pengaman; MCB: IA = In x k = 13,213 x (1,25 – 3,5) = 16,52 A – 46,25 A Maka tahanan tanah (Rp) adalah:  IA Rp 50    )46,2552,16( 50 Rp Rp ≤ 3,03 Ω s/d 1,08 Ω Tahanan yang dipakai sebaiknya yang memiliki nilai Rp ≤ 3,03 Ω s/d 1,08 Ω E. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Komponen Instalasi Tabel 2. Jumlah Kebutuhan Komponen Instalasi No. Uraian Keterangan Jumlah Harga 1 Ruang Teori 1 Box Panel 20 x 30 x 12 cm 3 1 Buah 2 MCB 1 Phasa 16 A 1 Buah 4 MCB 1 Phasa 6 A 2 Buah 4 MCB 1 Phasa 4 A 1 Buah
  • 7. 22 5 Lampu TL 36 Watt Philips TL-D 36W/840 1SL/25 24 Buah 6 Kotak kontak 150 KVA 4 Buah F. Gambar Rancangan
  • 8. 23 G. Kesimpulan Suatu Instalasi tidak akan sempurna bila tidak ada suatu perancangan, dan suatu perancangan tidak akan bisa diterapkan bila tidak ada suatu perencanaan. Oleh sebab itu Perencanaan Perancangan Instalasi Listrik itu amat penting dalam keberhasilan instalasi listrik suatu gedung ataupun bangunan lainnya yang didalamnya ada komponen pencahayaan, keperluan kebutuhan sumber listrik dll. Dan dalam perencanaan yang baik pula kita perlu pedoman standard yaitu PUIL karena dengan berpandu pada PUIL maka perencaan yang kita buat sudah memenuhi kriteria aman karena ini sangat berhubungan dengan keselamatan, kenyamanan manusia sebagai objek pemakai dan penggunanya.