2. Kerangka Analisis: Kenapa Berubah?
Pertanyaan Pokok
1. Kenapa terjadi perubahan kebijakan?
2. Seperti apa kebijakan kurikulum pendidikan dasar di Indonesia saat ini?
3. Bagaimana dengan kebijakan kurikulum sebelumnya?
4. Bagaimana dampak dari perubahan kebijakan
3. Beberapa Teori Perubahan Kebijakan
Ideologis-Politis (Public Policy) Penjelasan
Teori Demokrasi
(partai/fraksi/eksekutif)
Kebijakan dibuat sesuai kepentingan
pemilih
Teori Kelompok Kepentingan
Sesuai kepentingan kelompok sosial
tertentu di masyarakat
Teori Proses Keputusan (decision-
makers)
Sesuai kebijakan (dan kapasitas)
pengambil keputusan
Teori Legal-Birokratis
Dasar universal, kebutuhan prima
facie masyarakat
(Stava, 1973)
5. Dialektika Perubahan Kurikulum
•Dinilai usang (kurang
efektif, tidak efisien, cacat
atau masalah
•Kebutuhan baru (sosial,
politik, ekonomi, budaya)
Kurikulum
Lama (Tesis)
•Penemuan-penemuan
baru Iptek
•Perkembangan sains
Pendidikan
•Social/political will
Konsep Baru
(Antitesis) •Pewacanaan
•Riset dan prototyping
(resmi atau tidak resmi)
•Inisiatif pelembagaan oleh
swasta
Mainstreaming
•Agenda setting
•Penyusunan kebijakan
•Sosialisasi
•Uji-publik dan perbaikan
•Instrumen pendukung
Kebijakan
Publik
9. Kebijakan Pendidikan Dasar (UU)
UU No, 20/2003, Pasal 6: (1) Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima
belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pasal 7: (2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan
dasar kepada anaknya.
Pasal 17: (1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. (2) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat
Pasal 34: (1) Setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program
wajib belajar. (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib
belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya
14. Struktur Pengembangan Kurikulum Nasional
Pengembangan kurikulum secara
konseptual dan kontekstual:
1. Rekonseptualisasi ide kurikulum yang
berbasis kompetensi
2. Pengembangan struktur kurikulum
berdasarkan ide kurikulum yang telah
direkonseptualisasi
3. Pengembangan Kompetensi Inti (KI)
sebagai faktor pengikat
4. Pengembangan Kompetensi Dasar
(KD) setiap mata pelajaran yang
dikaitkan dengan Kompetensi Inti.
(Naskah Akademik Kurikulum 2013)
Tujuan [dan fungsi] Pendidikan
Nasional
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Isi, Standar Proses,
Standar Penilaian
Pengembangan dan Pelaksanaan
Kurikulum operasional TSP
15. Pelaksana Pengembangan Kurikulum
• Standar Nasional Pendidikan disusun oleh Pemerintah (PP No. 57/2021, Pasal 35
[3])
a. standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar
penilaian Pendidikan
b. kerangka dasar kurikulum (landasan utama pengembangan kurikulum)
dan struktur kurikulum (pengorganisasian kompetensi, muatan
pembelajaran, dan beban belajar)
• Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk Pendidikan dasar dan Propinsi
untuk pendidikan menengah(UU No. 20/2003, Pasal 38 [2])
16. Bentuk Pengembangan Kurikulum TSP
• Pasal 36: (2) Kurikulum
pada semua jenjang dan
jenis pendidikan
dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan
peserta didik.
• Satuan pendidikan
• Potensi daerah
Diversifikasi
• Kesiapan (readiness)
• Potensi [minat, bakat]
Differensiasi
17. Pertimbangan
Pengembangan
Kurikulum
Pasal 36: (3) Kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan
memperhatikan: a.
peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia; c.
peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta
didik; d. keragaman potensi
daerah dan lingkungan; e.
tuntutan pembangunan daerah
dan nasional; f. tuntutan dunia
kerja; g. perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan
seni; h. agama; i. dinamika
perkembangan global; dan j.
persatuan nasional dan nilai-
nilai kebangsaan
Kurikulum
Iman-Taqwa
Akhlak mulia
Potensi, minat,
bakat
Potensi daerah,
lingkungan
Pembangunan
nasional/daerah
Dunia kerja
Perkembangan
Ilmu
Pengetahuan
Agama
Dinamika global
Persatuan &
Nasionalisme
18. Struktur Kurikulum
Pasal 37: (1) Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah
wajib memuat : a. pendidikan
agama; b. pendidikan
kewarganegaraan; c. bahasa; d.
matematika; e. ilmu pengetahuan
alam; f. ilmu pengetahuan sosial;
g. seni dan budaya; h. pendidikan
jasmani dan olahraga; i.
keterampilan/kejuruan; dan j.
muatan lokal.
Mapel
Pendidikan
Agama
PKn
Bahasa
Matematika
IPA
IPS
Seni &
Budaya
PJO[K]
Keterampilan
Kejuruan
Muatan
Lokal
24. Kurikulum dan Guru
“… curriculum development
must rest on teacher
development and that it should
promote it and hence the
professionalism of the teacher.”
--An intoduction to curriculum research and
development (Stenhouse, 1975)
Motivasi : Hasrat untuk berbuat
Agensi : Kapasitas untuk berbuat
Kenapa guru permisif tidak mau berbuat?
25. Kebijakan dan Mentalitas Manusia
Sumbu horizonal: hal yang memotivasi
manusia dalam bertindak, yang
meliputi altruisme
(ksatria/pahlawan/pendekar) dan self-
interest (bajingan)
Sumbu vertikal: kapasitas agency
manusia, mulai dari individu yang pasif
(bidak) dan agen otonom (ratu).
Empat kuadran: ksatria/bidak,
ksatria/ratu, bajingan/bidak,
bajingan/ratu
(Le Grand, 2003)