8. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Al Murabahah (SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008)
1. Akad Murabahah berlaku persyaratan paling kurang :
a. Bank bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam rangka membelikan barang terkait dengan kegiatan transaksi
Murabahah dengan nasabah sebagai pihak pembeli barang;
b. Barang adalah obyek jual beli yang diketahui secara jelas kuantitas, kualitas, harga perolehan dan spesifikasinya;
c. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk Pembiayaan atas dasar Akad Murabahah,
serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi
informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah;
d. Bank wajib melakukan analisis atas permohonan Pembiayaan atas dasar Akad Murabahah dari nasabah yang
antara lain meliputi aspek personal berupa analisa atas karakter (Character) dan/atau aspek usaha antara lain
meliputi analisa kapasitas usaha (Capacity), keuangan (Capital), dan/atau prospek usaha (Condition);
e. Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya;
f. Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan barang yang dipesan nasabah;
g. Kesepakatan atas marjin ditentukan hanya satu kali pada awal Pembiayaan atas dasar Murabahah dan tidak
berubah selama periode Pembiayaan;
h. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis berupa Akad Pembiayaan atas
dasar Murabahah; dan
i. Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah kepada Bank ditentukan berdasarkan kesepakatan Bank
dan nasabah.
2. Bank dapat memberikan potongan dalam besaran yang wajar dengan tanpa diperjanjikan dimuka.
3. Bank dapat meminta ganti rugi kepada nasabah atas pembatalan pesanan oleh nasabah sebesar biaya riil.
8
9. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Murabahah
1. Fatwa No: 04/DSN-MUI/IV/2000 :
Menjual suatu barang (barang sudah
ada) dengan menegaskan harga belinya
kepada Pembeli, dan Pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih
tinggi sebagai laba
9
10. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Murabahah
2. Piutang Murabahah:
Bank sebagai pedagang perantara (intermediary
trader) antara Penjual Barang dan Nasabah sebagai
Pembeli Akhir (end user)
HARGA JUAL adalah HARGA BELI dari Penjual
Barang (pemasok) ditambah dengan BIAYA OPERASI
BANK dan MARJIN KEUNTUNGAN
Kedua belah pihak wajib menyepakati AKAD yang
berisikan HARGA JUAL dan JANGKA WAKTU
PEMBAYARAN
Bank diperkenankan mewakilkan kepada Nasabah
untuk membeli barang dari pihak ketiga
10
11. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Murabahah
3. Hal-hal lain:
Denda
o Untuk nasabah yang mampu, namun menunda-nunda
pembayaran
o Dikenakan atas tarif nominal dan disalurkan untuk kegiatan
sosial
Discount
Biasa terjadi dalam transaksi jual-beli
Uang muka
Biasa terjadi dalam transaksi jual-beli
Biaya administrasi
Dikenakan atas biaya riil
11
12. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
SKEMA BAI’ AL-MURABAHAH
PEMBELIAN MOBIL AVANSA
BANKBANK NASABAHNASABAH
Akad Jual Beli
Bayar
DEALER/
Suplier
DEALER/
Suplier
Beli Barang Kirim Barang & Dokumen
4
32
1
Harga Beli:100 jt
Harga Jual :130 jt
FAKTUR, BPKB, STNK
Atas Nama Nasabah
Jangka Waktu : 36 Bln
13. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Pembiayaan Murabahah - Praktis
Perhitungan Bank :
Harga Mobil = 120,000,000
Uang muka Nasabah = 30,000,000
Biaya Bank = 90,000,000
Marjin Keuntungan
Bank
= 27,000,000
(90,000,000 x 10% x 3)
Fasilitas Pembiayaan Murabahah :
Harga Beli Mobil = 120,000,000
Marjin Keuntungan
Bank
= 27,000,000
Harga Jual Bank = 147,000,000
Uang Muka Nasabah = 30,000,000
Sisa Angsuran = 117,000,000
Angsuran per Bulan = 3,250,000
(117,000,000 : 36)13
14. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Bai’u Salam (SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008)
1. Akad Salam berlaku persyaratan paling kurang :
a. Bank bertindak baik sebagai pihak penyedia dana maupun sebagai pembeli barang untuk kegiatan
transaksi Salam dengan nasabah yang bertindak sebagai penjual barang;
b. Barang dalam transaksi Salam adalah objek jual beli dengan spesifikasi, kualitas, jumlah, jangka
waktu, tempat, dan harga yang jelas, yang pada umumnya tersedia secara reguler di pasar, serta
bukan objek jual beli yang sulit diidentifikasi ciri-cirinya dimana antara lain nilainya berubah-ubah
tergantung penilaian subyektif;
c. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk Pembiayaan atas dasar
Akad Salam, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah;
d. Bank wajib melakukan analisis atas rencana Pembiayaan atas dasar Salam kepada nasabah yang
antara lain meliputi aspek personal berupa analisa atas karakter (Character) dan/atau aspek
usaha antara lain meliputi analisa kapasitas usaha (Capacity), keuangan (Capital), dan/atau
prospek usaha (Condition);
e. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis berupa Akad
Pembiayaan atas dasar Salam;
f. Pembayaran atas barang nasabah oleh Bank harus dilakukan di muka secara penuh yaitu
pembayaran segera setelah Pembiayaan atas dasar Akad Salam disepakati atau paling lambat 7
(tujuh) hari setelah Pembiayaan atas dasar Akad Salam disepakati; dan
g. Pembayaran oleh Bank kepada nasabah tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang nasabah
kepada Bank atau dalam bentuk piutang Bank.
2. Dalam hal seluruh atau sebagian barang tidak tersedia sesuai kesepakatan maka Bank dapat :
a. Menolak menerima barang dan meminta pengembalian dana;
b. Meminta kepada nasabah untuk mengganti dengan barang lainnya yang sejenis dan/atau memiliki
nilai yang setara; atau
c. Menunggu barang hingga tersedia.
3. Dalam hal Bank menerima barang dengan kualitas lebih tinggi maka Bank tidak wajib membayar
tambahan harga, kecuali terdapat kesepakatan kedua belah pihak.
4. Dalam hal Bank menerima barang dengan kualitas lebih rendah maka Bank tidak diperkenankan untuk
meminta potongan harga (discount), kecuali terdapat kesepakatan kedua belah pihak. 14
15. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Bai’u Salam
1. Fatwa No: 05/DSN-MUI/IV/2000:
Jual-beli barang dengan cara
pemesanan dan pembayaran harga
lebih dahulu dengan syarat-syarat
tertentu.
Dibolehkan melakukan salam paralel
dengan syarat, akad kedua terpisah dari
dan tidak berkaitan dengan akad
pertama.
15
16. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Salam
2. Piutang Salam:
Barang yang diperjualbelikan belum ada
Spesifikasi dan kondisi barang disepakati di
awal
Barang diserahkan secara tangguh di suatu
tanggal di masa mendatang, dengan tanggal
jatuh tempo yang disepakati
Pembayaran (harga beli) dilakukan secara
tunai
16
19. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Bai’u Istisna’ (SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008)
1. Akad Istishna' berlaku persyaratan paling kurang :
a. Bank bertindak baik sebagai pihak penyedia dana maupun penjual barang untuk kegiatan
transaksi Istishna’ dengan nasabah sebagai pihak pembeli barang;
b. Barang dalam transaksi Istishna’ adalah setiap keluaran (output) yang antara lain berasal
dari proses manufacturing atau construction yang melibatkan tenaga kerja, dengan
spesifikasi, kualitas, jumlah, jangka waktu, tempat, dan harga yang jelas serta disepakati
oleh kedua belah pihak;
c. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk Pembiayaan atas
dasar Istishna’, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data
pribadi nasabah;
d. Bank wajib melakukan analisis atas permohonan Pembiayaan atas dasar Istishna' dari
nasabah yang antara lain meliputi aspek personal berupa analisa atas karakter (Character)
dan/atau aspek usaha antara lain meliputi analisa kapasitas usaha (Capacity), keuangan
(Capital), dan/atau prospek usaha (Condition);
e. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis berupa
Akad Pembiayaan atas dasar Istishna’; dan
f. Pembayaran pembelian barang tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang atau dalam
bentuk pemberian piutang.
2. Bank tidak dapat meminta tambahan harga apabila nasabah menerima barang
dengan kualitas yang lebih tinggi, kecuali terdapat kesepakatan kedua belah
pihak.
3. Bank tidak harus memberikan potongan harga (discount) apabila nasabah
menerima barang dengan kualitas yang lebih rendah, kecuali terdapat
kesepakatan kedua belah pihak.
19
20. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Istishna’
1. Fatwa No: 06/DSN-MUI/IV/2000:
Akad jual-beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria
dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan (pembeli) dan penjual (pembuat).
2. Fatwa No: 22/DSN-MUI/III/2002:
Dibolehkan melakukan istishna’ paralel pada
obyek yg sama dengan syarat, akad kedua
terpisah dari dan tidak berkaitan dengan akad
pertama.
20
21. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Istishna’
2. Piutang Istishna’:
Barang yang diperjualbelikan belum jadi
(dalam proses pembuatan atau pembangunan)
Spesifikasi dan kondisi barang disepakati di
awal
Barang diserahkan secara tangguh di suatu
tanggal di masa mendatang, dengan tanggal
jatuh tempo yang disepakati
Pembayaran (harga beli) dapat dilakukan
dalam beberapa termin sesuai kesepakatan
21
25. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Rukun & Syarat Bagi Hasil
1. Investor (penyedia dana)
2. Pengelola
3. Obyek dan Nisbah (porsi)
pembagian hasil
4. Modal dan Nisbah (porsi) modal
5. Ijab Qabul / serah terima
6. Jangka waktu
25
26. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Jenis Bagi Hasil
26
MUDHARABAH
(Full Financing)
MUDHARABAH
MUQOYYADAH
MUSYARAKAH
(Partial Financing)
MUDHARABAH
MUTLAQOH
MUSYARAKAH
BIL AQOD
MUSYARAKAH
SYIRKATUL MILK
27. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
MUDHARABAH (SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008)
1. Akad Pembiayaan Mudharabah :
a. Bank bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang menyediakan dana dengan
fungsi sebagai modal kerja, dan nasabah bertindak sebagai pengelola dana (mudharib)
dalam kegiatan usahanya;
b. Bank memiliki hak dalam pengawasan dan pembinaan usaha nasabah walaupun tidak
ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah, antara lain Bank dapat melakukan
review dan meminta bukti-bukti dari laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti
pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk Pembiayaan
atas dasar Akad Mudharabah, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk Bank dan
penggunaan data pribadi nasabah;
d. Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah Muqayyadah yaitu penyediaan
dana kepada nasabah dimana pemilik dana (shahibul maal) memberikan persyaratan
khusus kepada pengelola dana (mudharib), Bank wajib memenuhi persyaratan khusus
dimaksud;
e. Bank wajib melakukan analisis atas permohonan Pembiayaan atas dasar Akad
Mudharabah dari nasabah yang antara lain meliputi aspek personal berupa analisa
atas karakter (Character) dan aspek usaha antara lain meliputi analisa kapasitas
usaha (Capacity), keuangan (Capital), dan prospek usaha (Condition);
f. Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah yang
disepakati; 27
28. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
MUDHARABAH (SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008)
28
1. Akad Pembiayaan Mudharabah :
g. Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka waktu
investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak;
h. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis
berupa Akad Pembiayaan atas dasar Mudharabah;
i. Jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah, pengembalian dana, dan
pembagian hasil usaha ditentukan berdasarkan kesepakatan Bank dan nasabah;
j. Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah diberikan dalam bentuk uang dan/atau
barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan;
k. Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah diberikan dalam bentuk uang
harus dinyatakan secara jelas jumlahnya;
l. Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah diberikan dalam bentuk barang,
maka barang tersebut harus dinilai atas dasar harga pasar (net realizable value) dan
dinyatakan secara jelas jumlahnya;
m. Pengembalian Pembiayaan atas dasar Mudharabah dilakukan dalam dua cara, yaitu
secara angsuran ataupun sekaligus pada akhir periode Akad, sesuai dengan jangka
waktu Pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah;
n. Pembagian hasil usaha dilakukan atas dasar laporan hasil usaha pengelola dana
29. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
MUDHARABAH (SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008)
2. Dalam hal nasabah ikut menyertakan modal dalam kegiatan usaha (mitra usaha)
yang dibiayai Bank (Mudharabah Musytarakah), maka berlaku ketentuan :
a. Norma-norma umum dalam pembiayaan atas dasar Akad Mudharabah
b. Kedudukan nasabah adalah sebagai mitra usaha sekaligus sebagai
pengelola dana (mudharib);
c. Sebagai mitra usaha, nasabah berhak mendapatkan bagian keuntungan
sesuai kesepakatan atau menanggung kerugian sesuai porsi modalnya; dan
d. Sebagai pengelola dana (mudharib), nasabah berhak mendapatkan bagian
keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati, setelah dikurangi bagian
keuntungan milik nasabah sebagai mitra usaha.
29
30. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Mudharabah
1. Fatwa No: 07/DSN-MUI/IV/2000 :
Akad kerjasama suatu usaha antara
dua pihak, dimana Bank (malik/shahib
al-mal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan Nasabah (amil/mudharib)
bertindak sebagai pengelola, dan
keuntungan usaha dibagi diantara
mereka sesuai kesepakatan yg
dituangkan dalam kontrak
30
31. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Mudharabah
2. Pembiayaan Mudharabah:
Untuk kegiatan usaha (sektor produktif)
Kontribusi modal 100% dari shahibu al maal dan skill
dari mudharib
Disepakati : jangka waktu, tatacara pengembalian,
dan pembagian keuntungan
Bank tdk ikut serta dalam manajemen perusahaan atau
proyek, tetapi mempunyai hak untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan
Jumlah pembiayaan dinyatakan dalam bentuk tunai
(dapat berbentuk uang atau barang yg dinilai),
bukannya piutang
31
32. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Mudharabah
3. Hal-hal lain:
Obyek pembagian keuntungan disepakati : Revenue
(Hasil) atau Profit (Untung/Rugi).
Hasil usaha dibagi sesuai kesepakatan (tdk boleh
100/0)
Bank menanggung seluruh kerugian, kecuali
Nasabah melakukan kesalahan disengaja, kelalaian
atau menyalahi perjanjian
Nasabah/pengelola yang wanprestasi dapat dikenakan
sanksi administrasi
Bank dapat meminta jaminan, dan jaminan tsb hanya
dapat dicairkan bila Nasabah melakukan pelanggaran
kesepakatan kontrak
32
33. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
SKEMA AL-MUDHARABAH
BANK NASABAH
Proyek / Usaha
M
odal
Tenaga/K
eahlian
Keuntungan
Bagi Hasil
Sesuai Kesepakatan(nisbah)
Bagi Resiko
Sesuai porsi Modal
100 Jt. 0
20 jt 30%
70%
34. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Mudharabah
1. Mudharabah project
Bank (Shohibul Maal) Munyediakan seluruh biaya project.
Nasabah (Mudharib) Menyediakan Keahlian & Tenaga untuk operasional pekerjaan.
2. Penentuan Nisbah Bagi Hasil Mudharabah
Nisbah Bagi Hasil antara Bank dg Nasabah ditentukan diawal, berdasarkan
Revenue Sharing atau Profit Sharing.
3. Pengembalian Modal Mudharabah
Pengembalian Modal (100%) harus didahulukan setelah pelaksanaan proyek selesai
dan telah dilakukan pembayaran.
4. Distribution Bagi Hasil Mudharabah
Apabila Proyek Untung maka akan di distribusikan sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati.
Namun apabila Proyek Rugi, maka 100% ditanggung oleh Shohibul Maal (Keculai
terjadi kecurangan).
34
35. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
MUSYARAKAH (SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008)
1. Akad Pembiayaan Musyarakah :
a. Bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-
sama menyediakan dana dan/atau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha
tertentu;
b. Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan Bank sebagai mitra usaha dapat ikut
serta dalam pengelolaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati
seperti melakukan review, meminta bukti-bukti dari laporan hasil usaha yang dibuat
oleh nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk Pembiayaan
atas dasar Akad Musyarakah serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk Bank dan
penggunaan data pribadi nasabah;
d. Bank wajib melakukan analisis atas permohonan Pembiayaan atas dasar Akad
Musyarakah dari nasabah yang antara lain meliputi aspek personal berupa analisa
atas karakter (Character) dan aspek usaha antara lain meliputi analisa kapasitas
usaha (Capacity), keuangan (Capital), dan prospek usaha (Condition);
e. Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
disepakati;
f. Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka waktu
investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak;
35
36. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
MUSYARAKAH (SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008)
1. Akad Pembiayaan Musyarakah :
g. Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah diberikan dalam bentuk uang dan/atau
barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan;
h. Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah diberikan dalam bentuk uang
harus dinyatakan secara jelas jumlahnya;
i. Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah diberikan dalam bentuk barang,
maka barang tersebut harus dinilai atas dasar harga pasar (net realizable value) dan
dinyatakan secara jelas jumlahnya;
j. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis
berupa Akad Pembiayaan atas dasar Musyarakah;
k. Jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah,pengembalian dana, dan
pembagian hasil usaha ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Bank dan
nasabah;
l. Pengembalian Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah dilakukan dalam dua cara,
yaitu secara angsuran ataupun sekaligus pada akhir periode Pembiayaan, sesuai
dengan jangka waktu Pembiayaan atas dasar Akad Musyarakah;
m. Pembagian hasil usaha berdasarkan laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti
pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan; dan
n. Bank dan nasabah menanggung kerugian secara proporsional menurut porsi modal
masing-masing. 36
37. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Musyarakah
1. Fatwa No: 08/DSN-MUI/IV/2000 :
Akad kerjasama suatu usaha antara
dua pihak atau lebih, dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung
bersama sesuai kesepakatan
37
38. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Musyarakah
2. Pembiayaan Musyarakah:
Untuk sektor produktif
Modal masing-masing pihak dituangkan dalam
kontrak
Disepakati : jangka waktu, tatacara pengembalian,
dan pembagian keuntungan
Partisipasi para pihak dalam kerja merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah
Jumlah pembiayaan dinyatakan dalam bentuk tunai
(dapat berbentuk uang atau barang yg dinilai),
bukannya piutang
38
39. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Musyarakah
3. Hal-hal lain:
Obyek pembagian keuntungan disepakati : Revenue
(Hasil) atau Profit (Untung/Rugi).
Hasil usaha dibagi sesuai kesepakatan (tdk boleh
100/0)
Bank menanggung kerugian secara proporsional
menurut rasio modal, kecuali Nasabah melakukan
kesalahan disengaja, kelalaian atau menyalahi
perjanjian
Nasabah wanprestasi dapat dikenakan sanksi
administrasi
Bank dapat meminta jaminan, dan jaminan tsb hanya
dapat dicairkan bila Nasabah melakukan pelanggaran
kesepakatan kontrak 39
40. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
SKEMA AL-MUSYARAKAH
BANK NASABAH
Proyek / Usaha
M
odal
M
odal
&
Tenaga/Keahlian
Keuntungan
Bagi Hasil
Sesuai Kesepakatan(nisbah)
Bagi Resiko
Sesuai porsi Modal
80 Jt. 20 Jt
20 jt 50%
50%
41. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Musyarakah
1. Musyarakah project
Bank & Partner masing masing menyediakan biaya & Keahlian/tenaga untuk
operasional pekerjaan.
2. Penentuan Nisbah Bagi Hasil Musyarakah. Nisbah Bagi Hasil antara Bank dg
Nasabah ditentukan diawal, berdasarkan Revenue Sharing atau Profit Sharing.
3. Pengembalian Modal Musyarakah
Pengembalian Modal harus didahulukan setelah pelaksanaan proyek selesai dan
telah dilakukan pembayaran sesuai dengan Share masing-masing. Apabila Proyek
Untung maka akan di distribusikan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.
Namun apabila Proyek Rugi, maka ditanggung bersama-sama sesuai dengan porsi
Share masing-masing (Keculai terjadi kecurangan).
41
46. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
IJARAH (SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008)
1. Akad Ijarah :
a. Bank bertindak sebagai pemilik dan/atau pihak yang mempunyai hak penguasaan atas obyek sewa baik berupa barang atau jasa,
yang menyewakan obyek sewa dimaksud kepada nasabah sesuai kesepakatan;
b. Barang dalam transaksi Ijarah adalah barang bergerak atau tidak bergerak yang dapat diambil manfaat sewa;
c. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk Pembiayaan atas dasar Ijarah, serta hak dan kewajiban
nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan
data pribadi nasabah;
d. Bank wajib melakukan analisis atas rencana Pembiayaan atas dasar Ijarah kepada nasabah yang antara lain meliputi aspek
personal berupa analisa atas karakter (Character) dan/atau aspek usaha antara lain meliputi analisa kapasitas usaha (Capacity),
keuangan (Capital), dan/atau prospek usaha (Condition);
e. Obyek sewa harus dapat dinilai dan diidentifikasi secara spesifik dan dinyatakan dengan jelas termasuk besarnya nilai sewa dan
jangka waktunya;
f. Bank sebagai pihak yang menyediakan obyek sewa, wajib menjamin pemenuhan kualitas maupun kuantitas obyek sewa serta
ketepatan waktu penyediaan obyek sewa sesuai kesepakatan;
g. Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan obyek sewa yang dipesan nasabah;
h. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis berupa Akad Pembiayaan atas dasar Ijarah;
i. Pembayaran sewa dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus;
j. Pembayaran sewa tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang;
k. Bank dapat meminta nasabah untuk menjaga keutuhan obyek sewa, dan menanggung biaya pemeliharaan obyek sewa sesuai
dengan kesepakatan dimana uraian biaya pemeliharaan yang bersifat material dan struktural harus dituangkan dalam Akad; dan
l. Bank tidak dapat meminta nasabah untuk bertanggungjawab atas kerusakan obyek sewa yang terjadi bukan karena pelanggaran
Akad atau kelalaian nasabah.
2. Dalam hal Pembiayaan Multijasa dimana pembiayaan diberikan oleh Bank kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu
jasa, menggunakan Akad Ijarah maka :
a. Ketentuan yang berlaku dalam Pembiayaan atas dasar Ijarah sebagaimana dimaksud pada angka 1 kecuali huruf k dan l, berlaku
pula pada Pembiayaan Multijasa dengan menggunakan Akad Ijarah;
b. Bank memperoleh sewa atas transaksi multijasa berupa imbalan (ujrah);
c. Besarnya imbalan (ujrah) harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal yang tetap. 46
47. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Ijarah
1. Fatwa No: 09/DSN-MUI/IV/2000 :
Akad pemindahan hak guna (manfaat)
atas suatu obyek sewa dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa,
tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan obyek sewa itu sendiri
47
48. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan Ijarah
2. Pembiayaan Ijarah:
Kewajiban Bank :
o Menyediakan barang / jasa yg disewakan /
diberikan
o Menanggung biaya pemeliharaan barang
Kewajiban Nasabah :
o Membayar sewa / upah
o Bertanggungjawab atas keutuhan barang,
serta memanfaatkannya sesuai akad
(kontrak)
48
49. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Pembiayaan Ijarah - Praktis
1. Nasabah Pesan Obyak Sewa.
2. Bank Menyediakan Barang
yang akan disewa t:
– Bank Membeli Obyek yang akan
disewakan. Atau
– Ban menyewa Obyek yang akan
disewakan (Ijarah Paralel)
1. Bank & Penyewa melakukan
kontrak sewa Obyek yang telah
disepakati sebelumnya ( Obyek
Sewa, Harga Sewa, Jangka
Waktu & Klausula2 yang
dipersyaratkan).
2. Penyewa Melakukan
Pembayaran sewa sesuai
dengan Jumlah instalment &
Schedule yang telah ditentukan
sebelumnya sampai dengan
berahirnya masa sewa. 49
BANK
SKEMA AL-I JARAH
Penjual
Supplier
NASABAH
Obyek
Sewa
1
Pesan Obyek Sewa
Beli/Sewa Obyek Sewa
3
2
Akad Sewa
Penyerahan
Pemanfaatan
Angsuran Sewa4
50. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Ijarah Mobil untuk Perusahaan
Perhitungan Bank :
Harga Beli Mobil Kijang
Innova
= 200,000,000
Uang muka Nasabah = 20,000,000
Biaya/Dana Bank = 180,000,000
Fee (Ujroh) Bank = 54,000,000
(180,000,000 x 10% p.a.x 3
th)
Fasilitas Pembiayaan Ijarah Mobil :
Harga Perolehan Aktiva Ijarah = 200,000,000
Fee (Ujroh) Bank = 54,000,000
Harga Sewa Bank = 254,000,000
Uang Muka Nasabah = 20,000,000
Sisa Angsuran = 234,000,000
Angsuran per Bulan = 6,500,000
(234,000,000 : 36)
MMD - BMI 50
51. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
IJARAH Muntahiyah bi Tamlik
(SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008)
• Disamping ketentuan Akad Ijarah untuk kegiatan penyaluran dana dalam bentuk
Pembiayaan atas dasar Ijarah Muntahiya Bittamlik berlaku :
a. Bank sebagai pemilik obyek sewa juga bertindak sebagai pemberi janji
(wa’ad) untuk memberikan opsi pengalihan kepemilikan dan/atau hak
penguasaan obyek sewa kepada nasabah penyewa sesuai kesepakatan;
b. Bank hanya dapat memberikan janji (wa’ad) untuk mengalihkan kepemilikan
dan/atau hak penguasaan obyek sewa setelah obyek sewa secara prinsip
dimiliki oleh Bank;
c. Bank dan nasabah harus menuangkan kesepakatan adanya opsi pengalihan
kepemilikan dan/atau hak penguasaan obyek sewa dalam bentuk tertulis;
d. Pelaksanaan pengalihan kepemilikan dan/atau hak penguasaan obyek sewa
dapat dilakukan setelah masa sewa disepakati selesai oleh Bank dan
nasabah penyewa; dan
e. Dalam hal nasabah penyewa mengambil opsi pengalihan kepemilikan
dan/atau hak penguasaan objek sewa, maka Bank wajib mengalihkan
kepemilikan dan/atau hak penguasaan obyek sewa kepada nasabah yang
dilakukan pada saat tertentu dalam periode atau pada akhir periode
Pembiayaan atas dasar Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik.
51
52. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan IMBT
1. Fatwa No: 27/DSN-MUI/III/2002 :
Perjanjian sewa-menyewa yang disertai
dengan opsi pemindahan hak milik atas
benda yg disewa kepada penyewa,
setelah selesai masa sewa
52
53. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan IMBT
2. Pembiayaan IMBT, selama masa
sewa:
Kewajiban Bank :
o Menyediakan barang yg disewakan
o Menanggung biaya pemeliharaan barang
Kewajiban Nasabah :
o Membayar sewa / upah
o Bertanggungjawab atas keutuhan barang,
serta memanfaatkannya sesuai akad
(kontrak) 53
54. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
IJARAH MUNTAHIYAH BI TAMLIK
3. Pembiayaan IMBT, pada akhir
masa sewa:
Kewajiban Bank :
o Menyediakan opsi pemindahan
kepemilikan : hibah vs. jual
Kewajiban Nasabah :
o Memilih eksekusi opsi pemindahan
kepemilikan : hibah vs. beli
54
55. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi Pembiayaan IMBT
4. Hal-hal lain:
Pihak yg melakukan IMBT harus melaksanakan akad
Ijarah terlebih dahulu.
Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual-beli
atau pemberian, hanya dapat dilakukan setelah masa
Ijarah selesai
Janji pemindahan kepemilikan yg disepakati di awal
akad Ijarah adalah wa’d, yg hukumnya tdk mengikat.
Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada
akad pemindahan kepemilikan yg dilakukan setelah
masa Ijarah selesai
55
56. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Aplikasi IMBT
1. Nasabah Pesan Obyak Sewa.
2. Bank Menyediakan Barang yang
akan disewa t:
– Bank Membeli Obyek yang akan
disewakan. Atau
– Ban menyewa Obyek yang akan
disewakan (Ijarah Paralel)
1. Bank & Penyewa melakukan
kontrak sewa Obyek yang telah
disepakati sebelumnya ( Obyek
Sewa, Harga Sewa, Jangka
Waktu & Klausula2 yang
dipersyaratkan).
2. Penyewa Melakukan
Pembayaran sewa sesuai
dengan Jumlah instalment &
Schedule yang telah ditentukan
sebelumnya sampai dengan
berahirnya masa sewa.
3. Diakhir Masa Sewa Bank
Menghibahkan Obyek sewa. 56
BANK
SKEMA AL-I JARAH
Penjual
Supplier
NASABAH
Obyek
Sewa
1
Pesan Obyek Sewa
Beli/Sewa Obyek Sewa
3
2
Akad Sewa
Penyerahan
Pemanfaatan
Angsuran Sewa4
SKEMA AL-I JARAH MUNTAHI YAH BI TAMLI K
Akad Hibah5
57. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Pembiayaan IMBT - Praktis
57
Perhitungan Bank :
Harga Beli Object Sewa-Hibah = 600,000,000
Uang muka Nasabah = 100,000,000
Biaya Beli Object Sewa-Hibah Bank = 500,000,000
Pendapatan Sewa-Hibah Bank = 250,000,000
(500,000,000 x 10% p.a. x 5 th)
Fasilitas Pembiayaan IMBT :
Harga Beli Object Sewa-Hibah = 600,000,000
Keuntungan Sewa-Hibah Bank = 250,000,000
Harga Sewa-Hibah Bank = 850,000,000
Uang Muka Nasabah = 100,000,000
Sisa Angsuran Sewa-Hibah = 750,000,000
Angsuran Sewa-Hibah per Bulan = 12.500,000
(750,000,000: 60)
59. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Prinsip Dasar
• Jasa bank syariah menghasilkan
pendapatan komisi / jasa (fee)
• Fee Based Income tidak wajib
dibagihasilkan kepada Nasabah
Penghimpunan Dana
59
62. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Wakalah
Akad pemberian kuasa dari Nasabah sbg pemberi
kuasa (muwakil) kepada Bank sbg penerima kuasa
(wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (taukil) atas
nama Nasabah
Wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak
boleh dibatalkan sepihak
Untuk jasa kliring, pembukaan L/C (impor dan ekspor),
documentary collection, inkaso dan transfer uang.
62
63. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Wakalah
63
SKEMA AL-WAKALAH
BANK
Wakil
BANK
Wakil
NASABAH
Muwalil
NASABAH
Muwalil
I nvest or
Muwakil
I nvest or
Muwakil
• Agency
• Administration
• Collection
• Payment
• Co Arranger
• etc.
Contract + Fee
Contract + Fee
Taukil
64. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Kafalah
Akad pemberian jaminan (makful alaih) yang diberikan
satu pihak kepada pihak lain dimana Bank sbg pemberi
jaminan (kafiil) bertanggung jawab atas pembayaran
kembali suatu hutang yang menjadi hak Nasabah sbg
penerima jaminan (makful)
Penjamin dpt menerima imbalan sepanjang tdk
memberatkan
Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak
boleh dibatalkan sepihak
Untuk jasa Bank Garansi & L/C
64
65. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Jenis al-Kafalah:
• Kafalah bin-Nafs
(mis: Personal Guarantee)
• Kafalah bil-Maal
(mis.:Advanced Payment Bond, Payment Bond)
• Kafalah Muallaqah / Kafalah al-Munjazah
(mis.: Performance Bond, Bid Bond)
• Kafalah bit-Taslim
(untuk menjamin pengembalian atas barang yang disewa,
pada waktu masa sewa berakhir)
Kafalah
66. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008
• Jasa pemberian jaminan atas dasar akad Kafalah merupakan
suatu pelayanan Bank Syariah dimana Bank bertindak
sebagai pemberi jaminan atas pemenuhan kewajiban
nasabah terhadap pihak ketiga. Obyek penjaminan dalam
kafalah merupakan kewajiban pihak/orang yang meminta
jaminan dengan nilai, jumlah, dan spesifikasi yang jelas serta
tidak bertentangan dengan syariah (tidak diharamkan). Dalam
pelaksanaan pemberian jaminan tersebut Bank Syariah dapat
meminta jaminan berupa Cash Collateral atau bentuk jaminan
lainnya atas nilai penjaminan dan Bank dapat memperoleh
imbalan atau fee atas jasa pemberian jaminan tersebut.
66
67. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Kafalah
67
SKEMA AL-KAFALAH
BANK
Pihak Penjamin
BANK
Pihak Penjamin
NASABAH
Pihak Dijamin
NASABAH
Pihak Dijamin
Jasa / Obyek
Jaminan
Kewajiban/ Resiko
yg ditanggungPEMI LI K
PROYEK
Pihak Terjamin
PEMI LI K
PROYEK
Pihak Terjamin
Kontrak
Kafalah
68. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Hawalah
Adalah akad perpindahan yang berhubungan dengan hutang piutang
antara pihak satu dengan pihak yang lain.
Dalam perbankan:
Hawalah adalah perpindahan piutang nasabah (muhal)
ke bank muhal alaih).
Nasabah meminta bank membayarkan terlebih dahulu piutang yang
timbul baik dari jual beli
maupun transaksi lainnya yang halal.
Atas bantuan bank untuk melunaskan piutang nasabah terlebih dahulu,
bank dapat meminta jasa pada nasabah, yang besarnya dengan
mempertimbangkan
faktor risiko bila piutang tersebut tidak tertagih.
68
69. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
RUKUN
1. ada yang memindahkan piutang (muhil)
2. ada nasabah yang berpiutang (muhal)
3. ada yang menerima perpindahan piutang /
4. bank (muhal alaih)
5. ada bukti-bukti hutang piutang antara muhil dan muhal
6. ada perjanjian antara bank dan nasabah
Hawalah
SYARAT
1. Jumlah piutang yang akan dipindahkan jelas jumlahnya.
2. Perpindahan piutang diketahui & disepakati oleh muhil dan bank.
3. Jangka waktu penagihan piutang disepakati antara muhil & bank.
69
70. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008
• Pemberian Jasa Pengalihan Utang atas dasar Hawalah terdiri
dari Hawalah Mutlaqah dan Hawalah Muqayyadah. Hawalah
Mutlaqah ialah transaksi yang berfungsi untuk pengalihan
utang para pihak yang menimbulkan adanya dana keluar
(cash out) Bank. Hawalah Muqayyadah ialah transaksi yang
berfungsi untuk melakukan set-off utang-piutang diantara 3
(tiga) pihak yang memiliki hubungan muamalat (utang
piutang) melalui transaksi pengalihan utang, serta tidak
menimbulkan adanya dana keluar (cash out).
70
71. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Hawalah
1. Supplier Kirim Barang ke
Nasabah.
2. Invoce diserahkan Supplier
ke Bank.
3. Bank Membayar senilai
Invoice yang dikirim, shg
Hutang berpindah dari
Nasabah ke Supplier
menjadi dari Nasabah ke
Bank.
4. Bank melakukan penagihan
kepada Nasabah atas akad
Hawalah tersebut.
5. Nasabah membayar
kepada Bank senilai
Tagihan ditambah dengan
Ujroh atas jasa Hawalah
71
SKEMA AL-HAWALAH
BANK
/ FACTOR
Muhal’alaih
BANK
/ FACTOR
Muhal’alaih
NASABAH
/ PEMBELI
Muhal
NASABAH
/ PEMBELI
Muhal
Supplier
Muhil
Supplier
Muhil
Kirim Barang
1
2
Invoice
Bayar
3
5
4
Tagih
Bayar
72. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Hawalah & Kombinasi Qord
1. Nasabah Kirim Barang ke
Pembeli.
2. Nasabah Terima Invoice/ Giro
mundur.
3. Nasabah buat akan penganlihan
Piutang ke Bank.
4. Bank memberikan Qord ke
Nasabah.
5. Bank Melakukan Penagihan ke
Pembeli
6. Pembeli membayar Hutang/
Invoce yang ditagihkan.
7. Nasabah Membayar Hutang
(Qord) ke Bank senilai yang
dipinjam.
8. Nasabah membayar Ujroh atas
jasa Hawalah (Penagihan)
kepada Bank.
72
SKEMA AL-HAWALAH & QORD
BANKBANK NASABAH
Penjual
NASABAH
Penjual
PEMBELIPEMBELI
Kirim Barang1
2 Invoice/Giro
Akad Hawalah
5
7
6
Tagih
Bayar Qord
Al Qord
Bayar Ujroh
3
4
Bayar
8
73. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Qardh
Adalah apa yang diberikan dari harta yang terukur
yang dapat ditagih / dituntut, atau akad yang dikhususkan
yang dikembalikan pada membayar harta yang terukur
kepada orang lain agar dikembalikan sepertinya.
RUKUN
1. ada peminjam (muqtarid)
2. ada pemberi pinjaman (muqrid)
3. ada dana (qard)
4. ada serah terima (ijab qabul)
SYARAT
1. dana yang digunakan ada manfaatnya
2. kesepakatan kedua belah pihak
73
74. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Qardh
• Dalam literatur fikih klasik, al-Qard dikategorikan dalam‘aqd tatawwu’I atau akad
saling bantu-membantu & bukan transaksi komersial.
• Jadi qard adalah semata-mata produk bankyang ada dalam fungsinya
untukmenjalankan kegiatan sosial.
• Maka dana yang digunakan untuk hal ini, harus berasal daridana sosial juga
sepertizakat, infaq, sadaqoh (ZIS)atau dana-dana yang berasal dari modal bank.
• Qard adalah produk perbankan untuk nasabah yang memerlukan
dana untuk keperluan mendesak dengan kriteria tertentu & bukan untuk tujuan
konsumpif.
• Pengembalian, ditentukan dalam jangka waktu tertentu & dapat dikembalikan
sekaligus atau diangsur.
• Qard yang menghasilkan manfaat diharamkan jika disyaratkan.
74
75. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008
• Pembiayaan atas dasar Akad Qardh
a. Bank bertindak sebagai penyedia dana untuk memberikan pinjaman (Qardh)
kepada nasabah berdasarkan kesepakatan;
b. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk
Pembiayaan atas dasar Qardh, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk
Bank dan penggunaan data pribadi nasabah;
c. Bank wajib melakukan analisis atas rencana Pembiayaan atas dasar Qardh
kepada nasabah yang antara lain meliputi aspek personal berupa analisa atas
karakter (Character);
d. Bank dilarang dengan alasan apapun untuk meminta pengembalian pinjaman
melebihi dari jumlah nominal yang sesuai Akad;
e. Bank dilarang untuk membebankan biaya apapun atas penyaluran Pembiayaan
atas dasar Qardh, kecuali biaya administrasi dalam batas kewajaran;
f. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian
tertulis berupa Akad Pembiayaan atas dasar Qardh;
g. Pengembalian jumlah Pembiayaan atas dasar Qardh, harus dilakukan oleh
nasabah pada waktu yang telah disepakati; dan
h. Dalam hal nasabah digolongkan mampu namun tidak mengembalikan sebagian
atau seluruh kewajibannya pada waktu yang telah disepakati, maka Bank dapat
memberikan sanksi sesuai syariah dalam rangka pembinaan nasabah. 75
76. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Qardh
Akad pinjaman uang dari Bank
(muqridh) kepada Nasabah
(muqtaridh) yang wajib
dikembalikan dengan yang
jumlah sama sesuai pinjaman
pada waktu yg telah disepakati
bersama
Biaya administrasi dapat
dibebankan kepada Nasabah
Bank dapat meminta jaminan
kpd Nasabah bilamana
dipandang perlu
Nasabah dapat memberikan
tambahan (sumbangan) dengan
sukarela selama tdk
diperjanjikan dalam akad
Untuk jasa bridging financing
76
SKEMA AL-QARD
BANK NASABAH
Kebutuhan /
Usaha
Modal
100 %
Keuntungan
Perjanjian Qard
Dikembalikan
100 %
Tenaga / Keahlian
Modal
100 %
100 %
77. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Rahn
• Ar-Rahn berarti menahan sesuatu dengan baik
(dengan cara yang dibenarkan),
yang memungkinkan untuk ditarik kembali
Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomi,
sehingga pihak yang menahan
memperoleh jaminan
untuk dapat mengambil kembali
seluruh atau sebagian piutangnya.
77
78. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Rahn
Akad penyerahan barang / harta (marhun) milik
Nasabah (rahin) kepada Bank (murtahin) sebagai
jaminan sebagian atau seluruh hutangnya
Pinjaman uang (hutang) dari Bank berdasarkan akad
Qardh
Biaya administrasi, pemeliharaan, dan penyimpanan
barang/harta dibebankan kpd Nasabah berdasarkan
akad Ijarah
Besarnya biaya administrasi, pemeliharaan, dan
penyimpanan barang/harta tdk boleh ditentukan
berdasarkan jumlah pinjaman uang
Untuk jasa gadai syariah
78
79. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Rahn
RUKUN
• Yang menggadaikan (Rahn)
• Yang menerima gadai (Murtahin / bank)
• Barang yang digadaikan (Marhun / Rahn)
• Hutang (marhun bih)
SYARAT
• Nasabah memenuhi syarat cakap hukum
• Nasabah mampu mengembalikan pinjaman
• Barang yang digadaikan bebas dari ikatan / syarat tertentu
• Barang yang digadaikan jelas milik nasabah
79
80. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Catatan:
Dalam teknis perbankan,
akad ini dapat digunakan sebagai tambahan pada pembiayaan
yang beresiko &
memerlukan jaminan tambahan.
Akad ini juga dapat menjadi produk tersendiri
untuk melayani kebutuhan nasabah
guna keperluan yang bersifat jasa & konsumtif,
seperti pendidikan,
kesehatan dan sebagainya.
Bank atau lembaga keuangan tidak menarik manfaat apapun
kecuali biaya pemeliharaan atau keamanan barang yang
digadaikan tersebut
Rahn
80
82. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Pembiayaan untuk Pendidikan Notaris
1. Nasabah Mendaftar
Pendidikan Notaris di
Undip.
2. Bank Menyewa 1 Paket
Pendidikan Notariat di
UNDIP dg Nilai 100 Juta
(Akad Ijarah 1)
3. Bank Membayarkan sewa
tsb secara Tunai.
4. Nasabah Menyewa Paket
Pendidikan Notariat kepa
Bank senilai 130 Juta
diangsur selama 3 tahun.
(Akad Ijarah 2)
5. Nasabah Nikati Pendidikan
Notariat.
6. Nasabah mengangsur
setiap bulan kepada Bank.
Contoh IJARAH MULTI JASA
BANK
Penyewa 1
BANK
Penyewa 1
NASABAH
Penyewa 2
NASABAH
Penyewa 2
UNDIP
Prog Notariat
UNDIP
Prog Notariat
Nikmati Fas Pend
Notariat 3 th
4
Akad Ijarah I
2
5
1
Bayar sewa
Angsur Sewa 36 x
3 Akad IjarahII
82
83. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Pembiayaan u/ Operasi Jantung
1. Nasabah Mendaftar
2. Operasi Jantung di RS
Harapan Kita
3. Bank Menyewa 1 Paket
Opearsi Jantung Kepada
Rumah sakit dg Nilai 50
Juta (Akad Ijarah 1)
4. Bank Membayarkan sewa
tsb secara Tunai 50Jt.
5. Nasabah Menyewa Paket
Operasi Jantung senilai 6
juta. diangsur selama 1
tahun.(Akad Ijarah 2)
6. Nasabah Lakukan Operasi
Jantung.
7. Nasabah mengangsur
setiap bulan kepada Bank.
Contoh I JARAH MULTI JASA
BANK
Penyew a 1
BANK
Penyew a 1
NASABAH
Penyewa 2
NASABAH
Penyewa 2
RUMAH SAKI T
Harapan Kita
RUMAH SAKI T
Harapan Kita
Jalani Operasi
Jantung
5
Akad Ijarah I
3
6
2
Bayar Operasi
Angsur Sewa 24 x
4 Akad Ijarah II
1 Daftar
83
84. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Pembiayaan u/ Paket Perjalanan Wisata
1. Nasabah Mendaftar Paket
Wisata ke Mesir
2. Bank Menyewa 1 Paket
Wisata Ke Mesir senilai 15
Juta
3. Bank Membayarkan sewa
tsb secara Tunai 15 Jt.
4. Nasabah Menyewa Paket
Wisata ke Mesirkepada
Bank senilai 27 Juta
diangsur selama 1 tahun.
(Akad Ijarah 2)
5. Nasabah Nikmati Wisa ke
Mesir.
6. Nasabah mengangsur
setiap bulan kepada Bank.
Contoh I JARAH MULTI JASA
BANK
Penyew a 1
BANK
Penyew a 1
NASABAH
Penyewa 2
NASABAH
Penyewa 2
VAYA TOUR
Paket Wisata
VAYA TOUR
Paket Wisata
5
Akad Ijarah I
3
6
2
Bayar Paket Wisata
Angsur Sewa 12x
4 Akad Ijarah II
1 Daftar
Nikmati Wisata
Mesir Tour
84
85. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
Sharf
Prinsip transaksi jual-beli mata uang sesuai syariah :
• Tidak untuk spekulasi
• Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga
• Bila mata uang sejenis, maka nilainya harus sama dan
pertukaran secara tunai
• Bila mata uang berlainan jenis, maka harus dilakukan
dg nilai tukar (kurs) yg berlaku pd saat transaksi
dilakukan dan pertukaran secara tunai
85
86. MUAMALAT INSTITUTE
RESEARCH, TRAINING, CONSULTING & PUBLICATION
SE BI No. 10/ 14 / DPbS Maret 2008
• Jasa pertukaran Mata Uang atas dasar Akad Sharf
merupakan pelayanan jasa Bank Syariah dimana Bank dapat
bertindak baik sebagai pihak yang menerima penukaran
maupuan pihak yang menukarkan uang dari atau kepada
nasabah.Transaksi pertukaran uang untuk mata uang
berlainan jenis (valuta asing) hanya dapat dilakukan secara
tunai dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan (spot).
86