1. FACTORS TO CONSIDER WHEN IDENTIFYING A COMPANY’S
STRENGTHS, WEAKNESS, OPPORTUNITIES, AND THREATS
Dosen Pengampu Mata Kuliah
ANGRIAN PERMANA, S.Pd,MM
Kelompok III
1. 11140252 Sondi
2. 11140245 Maryati Otopiyah
3. 11140263 Ismatun Ilahiyah
4. 11140281 Selvi Haryanto
5. 11140410 Yulianingsih
STIE BINA BANGSA BANTEN
2017
2. I. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap
kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan
ancaman lingkungan eksternalnya. Analisa SWOT dicetuskan oleh Albert
Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. SWOT adalah singkatan dari Strenghts
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats(ancaman). Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek, atau konsep
bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu
Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Metode ini paling sering
digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan
dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan
sebagai pemecah masalah.
SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai
langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan
strategis dalam berbagai terapan. Instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini
menolong para perencana mengenai apa yang bisa dicapai dan hal-hal apa saja
yang perlu diperhatikan oleh mereka (perencana).
Analisis SWOT adalah indentifikasi beberapa faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan/organisasi (Rangkuti, 2000). Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). SWOT adalah singkatan dari
lingkungan internal (Strenghts dan Weaknesses) serta lingkungan eksternal
(Opportunities dan Threats). Berikut ini adalah diagram analisis SWOT
(Rangkuti, 2000).
3. BERBAGAI
PELUANG
3. Mendukung
strategi turn
around
1. Mendukung
strategi agresif
KELEMAHAN
INTERNAL
KEKUATAN
INTERNAL
4. Mendukung
strategi deffensive
2. Mendukung
strategi
diversifikasi
BERBAGAI
ANCAMAN
KUADRAN I
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
KUADRAN II
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi (produk/jasa).
KUADARAN III
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus perusahaan ini
adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
4. KUADRAN IV
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah:
Analisis SWOT bisa sangat subjektif. Bisa saja terjadi 2 orang menganalisa 1
perusahaan yang sama menghasilkan SWOT yang berbeda. Dengan
demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sebagai arahan dan
bukan pemecahan masalah.
Pembuat analisa harus sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan
kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang
tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan.
Analisa harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi dan bukan situasi
yang seharusnya terjadi.
Hindari daerah abu-abu.
Hindari kerumitan yang tidak perlu dan analisa yang berlebihan. Buatlah
analisa SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin (Imadiklus, 2010).
Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah:
Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (Opportunities dan Strengths).
Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang.
Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (Threats dan Weaknesses).
Analisa ini lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu
rencana perbaikan (short-term improvement plan).
5. II. Penjabaran SWOT
1. Strengths (Kekuatan)
Strenghts (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan
dari organisasi atau program pada saat ini. Kekuatan yang dianalisis merupakan
faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek organisasi itu sendiri.
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi
khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau
keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika
sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa
disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik/hasil andalan, maupun kelebihan-
kelebihan lain yang membuatnya unggul bagi pesaing-pesaing serta dapat
memuaskan stakeholder maupun pelanggan (peserta didik, orang tua, masyarakat,
dan bangsa).
Sebagai contoh bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber
keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyarakat, loyalitas
pengguna, dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan
keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain: sumber
daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari
kualitas. Bagi sebuah lembaga pendidikan sangat penting untuk mengenali
kekuatan dasar lembaga tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju
pendidikan yang berbasis kualitas tinggi.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Weaknesses (kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak
berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tidak
dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada
sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak
diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang
sudah ada.
Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah hal yang wajar tetapi
yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga
6. pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan
kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga
pendidikan lain. Kelemahan ini berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana,
kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat,
tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia
usaha dan industri, dan lain-lain.
Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh
para pengelola pendidikan, antaralain: (1) lemahnya SDM dalam lembaga
pendidikan; (2) sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja;
(3) lembaga pendidikan swasta umumya kurang bisa menangkap peluang,
sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini;
(4) uotput lembaga pendidikan belum sepenuhnya bersaing, dan sebagainya.
3. Opportunities (Peluang)
Opportunities (peluang) adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan
memberikan kesempatan bagi organisasi untuk memanfaatkannya. Kondisi yang
terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek, atau konsep bisnis
itu sendiri.
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan
bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan tersebut
misalnya: (1) kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik; (2)
identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian; (3)
perubahan dalam keadaan persaingan; (4) hubungan dengan pengguna atau
pelanggan, dan sebagainya.
4. Threats (Ancaman)
Threats (ancaman) adalah faktor negatif dari lingkungan yang memberikan
hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi atau program.
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan.
Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang
7. atau penghambat bagi majunya peranan sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
Contoh ancaman tersebut adalahminat peserta didik baru yang menurun,
kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut, dan
lain-lain.
8. IV. Strategi SWOT
Strategi Kekuatan–Kesempatan (Strengths–Opportunities atau Max–Max)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan
atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan lembaga pendidikan
adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan
untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas
yang lebih maju, yang keberadaannya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada
analisis kesempatan.
Strategi Kelemahan–Kesempatan (Weaknesses–Opportunities atau Min–
Max)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena
kelemahan lembaga pendidikan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut
tidak dipunyai oleh lembaga pendidikan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh
adalah bekerjasama dengan lembaga pendidikan lain yang mempunyai
kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi
kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
Strategi Kekuatan–Ancaman (Strengths–Threats atau Max–Min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini
mencoba mencari kekuatan yang dimiliki lembaga pendidikan yang dapat
mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman persaingan
lulusan.
Strategi Kelemahan–Ancaman (Weaknesses–Threats atau Min–Min)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan internal,
strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit
9. tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat
pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang
lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu lembaga
pendidikan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang.
Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, lembaga pendidikan di bawahnya
dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil
kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain lembaga
pendidikan dapat menerapkan strategi yang tepat.