Optimalisasi peran mahasiswa KKN dalam membantu meningkatkan kewirausahaan santriwati melalui kegiatan bazar di Pondok Pesantren Nurul Ikhlas. Kegiatan bazar memberikan peluang bagi santri untuk mengembangkan jiwa berwirausaha dan keterampilan memasak serta pemasaran produk kuliner. Kegiatan ini menghasilkan laba sebesar Rp 209.000.
1. Optimalisasi Peran Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam
Membantu Meningkatkan Kewirausahaan Santriwati Melalui
Kegiatan Bazar Berkah
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO
2022
2. ANGGOTA KKN KELOMPOK 22
UNUSIDA BERDAYA
31419077 Mas Chodija
31419079 Mira Wafda Suroiyah ZA.
31419093 Agustin Firdausi Nuzula
31419096 Alfiatuzzahro
31419097 Cahya Ayu Rachmadani
31419098 Dewi Rifqi Masruroh
31419099 Elly Nur Fauziyah
31419100 Firda Safrina
31419101 Ifa Zuhriyatul Lailiyah
31419102 Khoiriyah
31419104 Lia Musliha
31419106 Sinta Angelina Khosyatillah
31419107 Nabila
31419108 Nabilah Khoiriyah Arifin
31419109 Nofita Nur Lailiyah
31419111 Rosiyya Lafiya Lafika Azka Prasti
31419112 Siska Nur Aini
31419113 Siti Alfinatul Lailiyah
31419114 Sri Ema Titah Amalia Ilmi
31419115 Tsania Muti`ah Rahmah
31419118 Nichlatul Ilahi
31419119 Siti Novicha Hidayah
31419066 Maulidia Aliyarana Nabila
3. A. Pendahuluan
Dalam perkembangan zaman yang semakin pesat, memiliki dampak yang sangat
penting dalam dunia perwirausaan. Tingkat di katakan sebagai majunya suatu negara di
tunjang dengan semakin banyaknya warga yang terdidik dan banyak warga yang
menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya berwirausaha.
Banyak para wirausahawan muda sukses yang mengalami stagnasi (bisnis tidak
berkembang). Oleh karena itu mereka menutup usahanya atau berpindah ke bisnis lain,
kemudian berpindah lagi. Demikian seterusnya dan pada akhirnya bisnis itu pun tutup juga.
Hal inilah yang membuat orang takut menjadi pengusaha dan berfikir salah/keliru
tentang kewirausahaan
Pondok pesantren merupakan tempat para generasi muda bernaung yang terbekali
jiwa intelektual dan adab yang baik sebagai bekal untuk pemajuan negara. Definisi
pesantren menurut Wikipedia mengatakan bahwa “pesantren adalah sebuah lembaga
pendidikan Islam tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah
bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk
tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan
masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya.” Para
generasi muda negara harus bisa mengembangkan potensi jiwa berwirausaha agar
semakin banyak peluang peluang kerja di dalam negeri. Salah satu kegiatan yang dapat
menumbuhkan jiwa jiwa wirausaha para santri adalah kegiatan bazar, dimana dalam
kegiatan ini para santri tau tentang gambaran berwirausaha.
Santri memiliki kerterbatsan untuk mengetahui lebih tentang dunia luar, yang mana
kebanyakan sekarang dalam pemasaran produk banyak yang menggunakan media sosial
sebagai sektor pasar para pebisnis. Para santri harus memiliki jiwa kuat dalam menjalankan
usaha maka di perluukannya pengetahuan dan pengalaman lebih tentang wirausaha serta
motivasi dalam mengembangkan kretifitas santri dalam berkaya.
Banyak cara untuk dapat mengembangkan ide ide kreatif santri salah satunya dengan
kegiatan Bazar yang melibatkan para santri dalam berwirausaha, mulai dari mengolah,
mengatur serta memasarkan produk yang di hasilkan.
4. B. HASIL DAN DISKUSI
1. Pengertian
Santri adalah sebutan dari seseorang yang mengikuti kegiatan di pesantren serta
menetap sampai pendikakan selesai. Pesantren seniri merukana tempat bernaungnya para
generasi muda yang mempelajari ilmu agama dan akademik sehingga dapat melahirkan
geerasi yang baik dan unggul, untuk menyongsong negara Indonesia semakin maju dan baik.
Banyak generasi sekarang yang minim akan akhlaq yang baik, sehingga salah satu
pilihan orang tua untuk menjaga keluarganya dengan memasukkannya ke pesantren yang di
harap dapat memperbaiki akhlaq dan ilmu ilmu yang sudah di ajarkan. Pembatasan dalam
mengetahui duni luar pesantren juga merupakan salah satu kiat para pengurus pesantren
dalam menjaga para santri. Namun meski adanya pembatasan dalam berinteraksi dengan
dunia luar pesantren seorang santri harus bisa mengembangkan lifeskillnya dengan adanya
ekstrakulikuler dan pembinaan dari para senior atau pengurus. Perlu adanya bimbingan dan
pendampingan lifeskill ini agar tpara santri siap menghadapi dunia luar pesantren atau dunia
kerja dengan baik. Salah satunya dengan pelatihan kewirausahawan. Dengan adanya
kegiatan berwirausaha para santri bisa lebih siap untuk menghadapi komunitas yang lebih
luas, Priyanto (2009:61-62) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan
sesuatu yang ada di dalam jiwa seseorang, masyarakat dan organisasi yang karenanya
akan dihasilkan berbagai macam aktivitas (sosial, politik, pendidikan), usaha dan
bisnis. Kewirausahaan merupakan bidang yang sangat luas aktivitasnya, mulai dari
individual entrepreneurship, industrial entrepreneurship sampai yang terakhir berkembang
adalah social entrepreneurship. Dimana dalam hal ini dapat di jalankan di dalam pondok
pesantren serta memiliki bangsa pasar yang efektif.
Dalam pengembangan kewirausahawan santri ini dapat di aplikasikan dengan kegiatan
bazar, kegiatan bazar merupakan kegiatan penjual dan pembeli produk sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan konsumen, dimana dalam bazar ini terdapat berbagai varian jajan
kuliner yang dapat di nikmati para santri. Sebuah usaha tidak selalu berjalan mulus dalam
prosesnya, banyak para pebisnis muda gulung tikar dalam mengembangkan bisnis, karena
merasa bisnis yang dijalani stanasi ( tidak berkembang).
Di tunjang dengan materi dan motivasi tentang entrepreneurship dapat menguatkan
jiwa-jiwa bisnis untuk para santri, Seorang wirausahawan harus mempunyai rasa percaya
diri, agar bisa menarik minat pembeli, mampu bersosialisasi terhadap masyarakat dan
tumbuh berkembang menjadi manusia yang mempunyai kompetensi yang baik dan
profesional di segala bidang, serta mengetahui usaha yang mengikuti perkembangan
zaman, sehingga dapat menarik minat orang lain untuk membeli barang yang dijualnya
dan makanan yang ia buat. Kebutuhan yang mempengaruhi santriwan dan santriwati
untuk berwirausaha antara lain:
Kebutuhan internal yaitu kebutuhan yang berasal dari dalam diri seseorang. Tingkat
kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi
5. Untuk masa depannya, kebutuhan, kesenangan dalam melakukan sesuatu hal dan
kebosanan sehingga dapat menciptakan produk atau hal yang lain untuk berbuat sesuatu
hal yang positif:
1. Santri mempunyai bakat untuk berwirausaha, dengan cara melihat santri yang
berwirausaha kemudian ia menirukan atau mencontoh.
2. Mempunyai kepribadian yang baik artinya santriwan dan santriwati mampu bergaul
dengan baik, percaya diri, kreativitas dan mampu berinovasi dalam
bisnisnya.
3. Santri merasa lebih semangat dalam berwirausaha karena santri
mendapatkan hasil dari bisnis tersebut.
Kebutuhan eksternal yaitu kebutuhan yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat
mempengaruhi minatnya untuk berwirausaha. Kebutuhan eksternal adalah pendidikan
usaha manusia untuk menumbuh dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan
baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang berada dalam masyarakat dan
kebudayaan.
Berdasarkan analisis dalam kegiatan pelatihan bazar yang kami lakukan di pondok
pesantren Nurul Ikhlas dapat dipahami bahwa satri dalam berwira usaha bisa menghasilkan
beberapa keuntungan. Berikut keuntungan yang di dapat oleh para santri;
1. Para santri dapat mengembangkan bakat untuk berwirausaha.
2. Para santriwan dan santriwati dalam berwirausaha mempunyai kemampuan untuk
hidup mandiri.
3. Menambah uang saku.
4. Menambah pengalaman hidup mandiri
2. Karakteristik Wirausaha
Wirausaha memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
karakteristik yang harus dimiliki oleh wirausahawan menurut Sagoro (3:2013) adalah:
1. Selalu berfikir positif, merupakan sikap mental yang melibatkan proses
memasukan pikiran-pikiran atau gambaran positif yang dapat membangun
perkembangan pikiran, optimis, semangat mencapai kesuksesan
2. Bekerja keras dan cerdas adalah usaha yang dilakukan wirausahawan
serta focus dan optimal, memanfaatkan waktu dan energi yang
dimiliki dengan semangat tinggi untuk memenuhi berbagi kebutuhan
3. Disiplin, merupakan ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas
dan pekerjaan. Baik terhadap waktu, kualitas pekerjaan sesuai denganstandar yang
telah ditetapkan
6. 4. Komitmen tinggi terhadap kemajuan usaha. Komitmen merupakan
kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat baik terhadap diri maupun orang
lain yang berorientasi terhadap kemajuan usaha
5. Mandiri mengelola sendiri tanpa ketergantungan dari pihak lain dalam
bertindak dan mengambil keputusan
6. Kreatif dan inovatif agar mampu bertahan. Karena untuk dapat bersaing,
maka wirausahawan harus memiliki daya kreatif yang dilandasi oleh cara berpikir
maju.
Kegiatan banzar di pondok pesantren Nurul Ikhlas merupakan salah satu usaha dalam
menumbuhkan jiwa berwirausaha, yang mana para santri belajar mengolah, mengatur
produk yang ingin di tawakan di pasar, para santri Nurul Ikhlas yang memiliki lifeskill
dalam memasak menjadikan ajang ini sebangai pengembangan memasak dan
memasarkan hasil karya memasaknya.
Gambar 2.1 Menu Bazar Berkah
7. Kegiatan Bazar Berkah di pondok pesantren Nurul Ikhlas di pacu dengan terbatasnya
penjual di sekitar pondok pesantren serta adanya waktu waktu tertentu penjengukkan
wali santri di pondok pesantren Nurul Ikhlas. Sehingga para santri sangat terbatas untuk
memenuhi keinginan untuk berkuliner. Dengan adanya keterbatasan ini menjadika
peluang para santri untuk dapat mengembangkan bakat memasak dan berjualan mereka.
Serta menjadi peluang besar bagi para pelaku usaha.
Adanya pembatasan penjengukkan santri oleh wali santri maka kegiatan bazar ini
sangat berpotensi besar untuk meraih keuntungan pasar, kare na para santri hanya bisa
memenuhi keinginan dalam hal kuliner juga terbatas.
3. Laporan Keuangan
No Modal
Pengeluaran
Barang Cost Harga Total
1
Rp
550,000 Rp 550,000
2 Tepung Panir 1 Rp 18,500 Rp 18,500 Rp 531,500
3 Gula 1 Rp 12,500 Rp 12,500 Rp 519,000
4 Tepung Terigu 4 Rp 11,000 Rp 44,000 Rp 475,000
5 Kanji 1 Rp 13,000 Rp 13,000 Rp 462,000
6 Pandama 2 Rp 7,000 Rp 14,000 Rp 448,000
7 Fernipan 2 Rp 5,000 Rp 10,000 Rp 438,000
8 Ladaku 1 Rp 10,500 Rp 10,500 Rp 427,500
9 selai 1 Rp 18,000 Rp 18,000 Rp 409,500
10 Masako 2 Rp 15,000 Rp 30,000 Rp 379,500
11
Mayonais 1
Kg
1 Rp 29,500 Rp 29,500 Rp 350,000
12
Minyak
Goreng 2 Lt
2 Rp 17,000 Rp 34,000 Rp 316,000
13
Gula Halus
Putih 1 Kg
1 Rp 26,500 Rp 26,500 Rp 289,500
14 Kopi Capucino 4 Rp 8,800 Rp 35,200 Rp 254,300
15 Kecap 225 Ml 1 Rp 8,700 Rp 8,700 Rp 245,600
16 Garam 1 Rp 2,000 Rp 2,000 Rp 243,600
17 Mentega 1 Rp 18,000 Rp 18,000 Rp 225,600
18 Saus 2 Rp 7,000 Rp 14,000 Rp 211,600
19 Cincau 1 Rp 10,000 Rp 10,000 Rp 201,600
20 Gubis 1 Rp 10,000 Rp 10,000 Rp 191,600
21 Wortel 1/4 1 Rp 10,000 Rp 10,000 Rp 181,600
22 Telur 16 Rp 1,200 Rp 19,200 Rp 162,400
23 Kertas Minyak 1 Rp 25,000 Rp 25,000 Rp 137,400
8. 24 Gelas 2 Rp 14,000 Rp 28,000 Rp 109,400
25 Sedotan 1 Rp 8,000 Rp 8,000 Rp 101,400
26
Bawang
Merah dan
Puth
1 Rp 5,000 Rp 5,000 Rp 96,400
4. Hasil penjualan bazar
No. Produk Cost Harga Total
1
Pentol
Hitam
20 Rp 5.000,00 Rp 100.000,00
2
Tahu
Nyonyor
65 Rp 2.000,00 Rp 130.000,00
3 Donat Isi 30 Rp 2.000,00 Rp 60.000,00
4 Risol Mayo 80 Rp 3.000,00 Rp 240.000,00
5 Es Cupcine 60 Rp 2.000,00 Rp 120.000,00
Total Rp 650.000,00
Dari uraian table di atas dapat di simpulkan bahwa
Hasil Penjualan - Modal Awal = Rp. 650.000 - Rp 441.000 = Rp. 209.000 ( Laba)
C. Kesimpulan
Pondok pesantren merupakan tempat para generasi muda bernaung yang terbekali
jiwa intelektual dan adab yang baik sebagai bekal untuk kemajuan negara. Dan para
generasi muda negara harus bisa mengembangkan potensi jiwa berwirausaha agar
semakin banyak peluang peluang kerja di dalam negeri. Pondok pesantren memiliki
batasan-batasan yang berlaku untuk para santri, salah satunya pembatasannya yaitu
interaksi dengan dunia luar pesantren, namun bukan karena adanya batasan para santri
tidak bisa mengembangkan potensi berwirausaha. Dan kami membuka peluang untuk para
santri untuk belajar berwirausaha melalui kegiatan bazar.
9. Kegiatan bazar juga bisa membuat jiwa santri menjadi lebih mandiri dan kreatif
serta kuat dalam menghadapi persaingan setelah keluar dari pondok pesantren. Melalui
kegiatan bazar santriwan santriwati diharapkan mempunyai jiwa entrepreneur yang
ditunjukan melalui sifat dan watak berwirausaha secara kreatif dan inofativ. Dan santri
dituntut untuk pandai mengalokasikan hidupnya dipesantren dengan belajar berwirausaha
kecil-kecilan, yang tentunya tidak perlu repot-repot menghabiskan banyak waktu. Hal ini
adalah untuk menambah pemasukan kas pesantren serta memberikan bekal pengalaman
kepada santri agar nantinya dapat diterapkan dirumah setelah lulus dari pesantren. Para
santri juga bisa dapat mengeluarkan seluruh ide kreatif dan inovatifnya melalui kegiatan
bazar. Dan mencetak santri sebagai manusia yang memiliki jiwa interpreneur
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren
buku Manajemen Kewirausahaan oleh Kurnia Dewi, Hasanah Yaspita, dan Airine Yulianda
Priyanto, Sony Heru. 2009. “Mengembangkan Pendidikan Kewirausahaan di Masyarakat”. Andragogia-Jurnal
PNFI, 1 (1): 57-82.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ekonomi, Pendidikan, dan Sosial Humaniora Vol.1, No.1, Desember
2021-Februari 2022, Hal. 62-68
Sagoro, Endra Murti, 2013. Kewirausahaan. UNY. Yogyakarta