Artikel ini membahas pemikiran ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash-Sadr dan implementasinya di zaman sekarang. Ash-Sadr menjelaskan pembagian ekonomi Islam menjadi 5 doktrin dalam bukunya "Falsafatuna" dan menekankan pentingnya keadilan. Tulisan ini juga membahas perkembangan ekonomi Islam dari zaman Rasulullah hingga masa kini, termasuk tantangan penerapannya di kalangan milenial di era digital.
Abstract: This literature study is explore and compare of Islamic scholar’s thought in contemporary era: Baqr al Sadr, Muhammad Abdul Mannan, Muhammad Nejatullah Siddiqi, Sayyed Haidar Naqf, Taqiyyuddin An Nabhanni, and Monzer Kahf. Islamic scholars are divided into three categories; frstly, an expert in the Islamic law (fqh) that is conducted in a legalistic and normative; secondly, more daring modernist group in their interpretation of Islamic teachings in order to answer the issues facing society today; thirdly practitioners or Muslim economists educational background in the West. They combine both
Islamic law and economic approach that is integrated to be Islamic economy. In fact, the construction of an Islamic economy system capable of delivering on welfare and social justice must be built on the basis of faith (akidah) and described in great detail the concepts of ownership, the role of the state, and distribution, including production and consumption. Even distribution of income in society into the most important thing in the construction of an Islamic economy system, but all of it was related to other elements. Therefore, the construction of an Islamic economy system can not stand alone, but must be integrated and connected with other elements.
Keywords: Islamic economy, Islamic scholars, Contemporary
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatisAn Nisbah
Abstract: Discourses in Islamic economic system are not new in economic study. There is always a big question behind Islamic economic system, what makes Islamic economic system with capitalism economic system and socialism economic system
different! Historically, Moslems had explained earlier before middle century then developed by modern economic theorist. Al Qur’an and Al Hadits have explained how a Moslem must undertake two orientation in his economic activity, there are material orientation and religious orientation. Religious orientation that will be a Moslem can be justful in economic capitalism practice. Even if Moslem has a claim to property but every Moslem is very aware if his property is just a mandate and in property have right a poor and he must distribute zakat/ sadaqah mechanism. Because, zakat/ sadaqah is a social
responsibility for a Moslem. so, Islamic economic system look from historical and conceptual view based on al Qur’an and al Hadits that have strong fundamental, so Islamic economic system is believed to be same with conceptual capitalism economic system and socialism economic system.
Keyword: Islam Economy System, Zakat, capitalism economic
Abstract: This literature study is explore and compare of Islamic scholar’s thought in contemporary era: Baqr al Sadr, Muhammad Abdul Mannan, Muhammad Nejatullah Siddiqi, Sayyed Haidar Naqf, Taqiyyuddin An Nabhanni, and Monzer Kahf. Islamic scholars are divided into three categories; frstly, an expert in the Islamic law (fqh) that is conducted in a legalistic and normative; secondly, more daring modernist group in their interpretation of Islamic teachings in order to answer the issues facing society today; thirdly practitioners or Muslim economists educational background in the West. They combine both
Islamic law and economic approach that is integrated to be Islamic economy. In fact, the construction of an Islamic economy system capable of delivering on welfare and social justice must be built on the basis of faith (akidah) and described in great detail the concepts of ownership, the role of the state, and distribution, including production and consumption. Even distribution of income in society into the most important thing in the construction of an Islamic economy system, but all of it was related to other elements. Therefore, the construction of an Islamic economy system can not stand alone, but must be integrated and connected with other elements.
Keywords: Islamic economy, Islamic scholars, Contemporary
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatisAn Nisbah
Abstract: Discourses in Islamic economic system are not new in economic study. There is always a big question behind Islamic economic system, what makes Islamic economic system with capitalism economic system and socialism economic system
different! Historically, Moslems had explained earlier before middle century then developed by modern economic theorist. Al Qur’an and Al Hadits have explained how a Moslem must undertake two orientation in his economic activity, there are material orientation and religious orientation. Religious orientation that will be a Moslem can be justful in economic capitalism practice. Even if Moslem has a claim to property but every Moslem is very aware if his property is just a mandate and in property have right a poor and he must distribute zakat/ sadaqah mechanism. Because, zakat/ sadaqah is a social
responsibility for a Moslem. so, Islamic economic system look from historical and conceptual view based on al Qur’an and al Hadits that have strong fundamental, so Islamic economic system is believed to be same with conceptual capitalism economic system and socialism economic system.
Keyword: Islam Economy System, Zakat, capitalism economic
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Oleh karena itu, dari pemaparan diatas penulis akan mengangkat judul yang berkenaan dengan apa dan bagaimana nilai dan prinsip aksiomatik yang terkandung dalam ekonomi islam. Dengan judul “pilar pondasi aksiomatik ekomoni islam
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Oleh karena itu, dari pemaparan diatas penulis akan mengangkat judul yang berkenaan dengan apa dan bagaimana nilai dan prinsip aksiomatik yang terkandung dalam ekonomi islam. Dengan judul “pilar pondasi aksiomatik ekomoni islam
Similar to Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sekarang..pdf (20)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Baqir Ash – Sadr & Implementasi Di Zaman Sekarang..pdf
1. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MUHAMMAD BAQIR ASH –
SADR & IMPLEMENTASI DI ZAMAN SEKARANG
Muhammad Adriansyah
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam STEI SEBI
Email : adriansyahmuhammad100@gmail.com
Rachmad Risqy Kurniawan
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam STEI SEBI
Email : rah.rizqy@gmail.com
Abstract :
This article discusses the views of Muhammad Baqir Ash-Sadr regarding Islamic
economics as an Islamic scholar to date. One of his most famous ideas is found in his
book “Falsafatuna (Our Philosophy)”, where he describes a critique of capitalism and
society, as well as solutions to Islamic thought. In his book he also explains the division
of Islamic economics into 5 doctrines (Islamic Economic Doctrine Theory,
Characteristics of Islamic Economics, Production Theory, Distribution Theory and
Government Responsibility Theory in economics). This teaching can also be used as a
reference for Islamic economics which is currently rarely used, especially in the current
millennium era.
Keywords : Islamic Economics, Thought, Muhammad Baqir Ash Sadr , Millennials
Abstrak :
Artikel ini membahas tentang pandangan Muhammad Baqir Ash-Sadr terkait ekonomi
Islam sebagai ulama Islam hingga saat ini. Salah satu gagasannya yang paling
terkenal ditemukan dalam bukunya “Falsafatuna (Filsafat Kita)”, di mana ia
menggambarkan kritik terhadap kapitalisme dan masyarakat, serta solusi terhadap
pemikiran Islam. Dalam bukunya beliau juga menjelaskan pembagian ekonomi Islam
menjadi 5 doktrin (Teori Doktrin Ekonomi Islam, Karakteristik Ekonomi Islam, Teori
Produksi, Teori Distribusi dan Teori Tanggung Jawab Pemerintah dalam ilmu
ekonomi). Ajaran ini juga dapat dijadikan sebagai acuan ilmu ekonomi Islam yang saat
ini sudah jarang digunakan, apalagi di era millennium saat ini.
Kata Kunci : Ekonomi Islam, Pemikiran, Muhammad Baqir Ash Sadr, Kaum
Milenial
Pendahuluan
Ekonomi merupakan suatu teori yang berlandaskan permintaan, penerimaan serta
penjualan dalam kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan lepas dari
2. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
yang namanya ekonomi. Setiap harinya mereka selalu berotasi di rantai ekonomi, mulai
dari bangun tidurnya hingga tidur Kembali.
Dalam perekonomian ada 2 kegiatan yang selalu berhubungan erat yakni
produksi dan distribusi. Apabila suatu perusahaan selalu memproduksi tanpa adanya
distribusi maka produknya akan terbuang tanpa tujuannya. Begitupun jika selalu
distribusi produk tetapi produksinya sedikit maka akan terjadi kelangkaan dan yang
lebih parah lagi yakni perekonomian yang ada akan mati. Kemudian dari 2 kegiatan
tersebut timbulah ada yang namanya konsumen dan seterusnya hingga bagian yang
terkecil. Begitupun dengan ekonomi islam.
Perkembangan perekonomian islam dunia tidak lepas dari nama-nama tokoh
ekonomi di dalamnya. Salah satunya adalah Muhammad Baqir Ash-Sadr. Dia adalah
seorang ekonom, khususnya seorang ekonom Islam, yang telah mengkontaminasi
jutaan orang di seluruh dunia dengan pemikirannya tentang ekonomi Islam.Muhammad
Baqir Ash-Sadr lahir dalam keluarga kehormatan, bahkan terkenal di kalangan ulama
Syiah dan intelektual Islam di Kadhimyeh (sekarang Baghdad tengah di tepi barat
Sungai Trigis). Dan dia lahir pada tanggal 25 Dzulqaidah 1353H di Kadhimyeh.
Sejak kecil, Muhammad Baqir Ash – Sadr diasuh oleh keluarga besar ibunya yang
merupakan keturunan dari seorang ulama terkenal, yaitu Syekh Abdul Husein Al –
Yasin. Ini karena ayahnya meninggal ketika dia berusia 4 tahun. Selama dalam
pengasuhan keluarga besar dari ibunya, Muhammad Baqir Ash-Sadr selalu mendapat
ilmu yang luar biasa antara lain ilmu filsafat, fiqh dan ilmu-ilmu lain yang berhubungan
dengan ekonomi.
Muhammad Baqir Ash Sadr selalu pindah tempat dari Iran, Lebanon, Najaf dan
berbagai kota besar lainnya. Hal tersebut ia lakukan untuk memperdalam ilmu
ekonominya, salah satu sekolah yang pernah ia ikuti adalah Hauzas School yang berada
di Irak. Selama 20 Tahun lebih, Muhammad Baqir Ash Sadr Selalu mempelajari ilmu
– ilmu tersebut hingga akhirnya di tahun 1955M/1373H ia mendapat gelar Mujatahid
Mutlaq serta posisi sebagai “Marja” atau istilah jaman sekarang sebagai dewan
pengawas perusahan.
Meskipun demikian, Muhammad Baqir Ash – Sadr tidak akan pernah berhenti
untuk mempelajari ilmu – ilmu ekonomi khususnya ilmu ekonomi modern. Dengan
pemikiran yang kritis serta pemikirannya yang tajam di bidang filsafat membuat dirinya
tidak lepas dari isu – isu penting terkait ekonomi. Bahkan Muhammad Baqir Ash Sadr
selalu menyuarakan pemikirannya melalui sebuah tulisan tentang kondisi ekonomi
islam yang selalu bertentangan dengan kolonialis ekonom (Ekonomi Konvensional).
Salah satu karya yang beliau buat yakni “Falasafatuna (Filsafat kita)” dan “Iqtisaduna”.
Di dalam kitab karangan beliau tersebut menggambarkan kritik terhadap kalangan
kapitalisme serta solusi terhadap pemikiran ekonomi islam. Selain itu, beliau juga
menjelaskan pembagian ekonomi Islam menjadi 5 doktrin (Teori Doktrin Ekonomi
Islam, Karakteristik Ekonomi Islam, Teori Produksi, Teori Distribusi dan Teori
Tanggung Jawab Pemerintah dalam ilmu ekonomi).
Menurut Muhammad Baqir, keadilan merupakan hal terpenting dalam teori
ekonomi Islam. Apabila keadilan sudah diterapkan maka ekonomi islam berjalan lancar
serta bisa mengungkapkan segala hal yang berkaitan dengan kecurangan dan
menunjukan ekonomi islam yang sejati. Karena ia berpendapat bahwa ekonomi islam
yakni suatu teori yang di pilih umat islam dalam kehidupannya untuk memecahkan
problem perekonomian dengan konsep keadilan (Choiriyah, PEMIKIRAN EKONOMI
3. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
MUHAMMAD BAQIR ASH-SADR, 2016).Selain itu, ekonomi islam pun memiliki
karakteristik yang khas yakni segala harta yang dimiliki di dunia ini adalah dari Allah
untuk kesejahteraan umat. Harta yang diberikan bisa berupa uang, barang ataupu
Kesehatan. Akan tetapi, dalam kehidupan masih terdapat mentafsirkan bahwa harta itu
hasil dari usaha sendiri, dan distribusi dari harta tersebut tidak selalu berlandaskan
kebaikan. Oleh karena itu, Muhammad Baqir mencetuskan karakteristik ekonomi islam
yakni kepemilikan multi jenis. Maksudnya ialah bahwa kepemilikan harta terkait itu
bukan hanya milik pribadi tetapi di bagi menjadi 2 golomgan yakni golongan pribadi
serta golongan bersama. Kepemilikan golongan pribadi menurut ia adalah kepemilikan
suatu harta yang tidak publish dan hanya di miliki oleh pribadi atau golongan tertentu,
sedangkan Kepemilikan golongan bersama yakni kepemilikan suatu harta yang dimiliki
oleh sekelompok orang atau banyak orang, bisa dari kelompok perseroan ataupun
pemerintahan.
Di Zaman digital ini perlu sekali penerapan ekonomi islam, terlebih kaum
milenial yang saat ini sedang mengikuti era ekonomi konvensionalis. Di mana mereka
lebih suka membeli produk yang berlebel haram, suka yang instan sehingga tranding
pekan ini yakni terjerumusnya kepada bisnis serta investasi illegal (tidak jelas sumber
hukum dan perputaran dananya). Perilaku serta kebiasaan milenial dengan rentan umur
17 – 25 Tahun cenderung memiliki antusias keingintahuan mengenai apapun
khususnya dalam bidang teknologi economy digital. Konsumsi layanan economy
digital ini mencakup bidang belanja , produksi , Kuliner, serta bidang economy digital
lainnya dalam kehidupan.
Dalam study kajian yang dilakukan oleh Lita mucharom menerangkan bahawa
generasi milenial adalah generasi yang bekerja dengan mengedepankan kreativitas,
integritas serta lingkungan yang menjadi faktor utama dalam kegiatannya. Dengan
lingkungan yang menjadi faktor utama maka tantangan semua untuk menciptakan
lingkungan yang bagus terutama lingkungan yang bisa mendongkrak perekonomian di
Indonesia.
Menurut Ustadz Henri Shalahudin dalam salah satu tausiyahnya mengenai
generasi milenial , beliau pernah berkata “Masa depan bangsa ada ditangan anak muda
sekarang. Karena pemuda yang sekarang merupakan harapan bangsa yang bisa
merubah umat Di anggapnya seorang pemuda itu dilihat dari taqwa dan ilmunya. Kalau
keduanya tidak ada di diri pemuda, maka ia tidak bermanfaat”. Selain itu Ustadz henri
mendefinisikan bahwa pemuda di umur antara 18 – 30 tahun dalam al – Qur’an salah
satunya yakni sangat mudah terpedaya khususnya oleh teknologi. Dengan
berkembangnya teknologi tersebut maka semakin mudah membuat pemuda semakin
lalai terhadap perintah sang Khaliq dan ini merupakan tantangan untuk semua kalangan
untuk mendidik anak – anaknya sejak dini dengan pembekalan ilmu agama yang
kemudian di lanjutkan dengan ilmu kehidupan salah satunya yakni tentang keadilan
sesuai yang di sampaikan oleh Muhammad Baqir.
Isi/Pembahasan
Ekonomi Islam Masa Ke Masa
Ekonomi islam selalu mengalami perubahan sepanjang harinya. Baik itu di
wilayah asia, eropa maupun di seluruh dunia mengalami perubahan yang sangat luar
biasa. Dimana Ekonomi islam di mulai pada Zaman Rasulallah SAW. Yang telah
4. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
menerapkannya pada saat beliau berdagang saat kecil. Semenjak kecil Rasulallah
SAW. Gemar untuk berdagang Bersama pamannya yakni Abu Thalib. Pada saat
berdagang Rasulallah SAW. Selalu menerapkan kejujuran dan kepercayaan para
pembelinya. Sehingga beliau menjadi pedagang yang sukses dan berhasil memikat hati
siti Khadijah yang akhirnya menjadi pasangan hidupnya. Kemudian di lanjutkan di
zaman sahabat hingga saat ini masih selalu mengalami perkembangan
Secara umum, Perkembangan ekonomi islam di bagi menjadi 3 tahap yakni :
1. Tahap ekonomi klasik (Dari zaman Rasulallah SAW – Abad ke 15M)
Tahap ekonomi klasik merupakan tahap perkembangan teori ekonomi klasik yang
dimana masih terdapat unsur – unsur konvensional di ubah menjadi unsur Islamic
selama hampir 9 Abad lamanya. Pada tahap ini, banyak para tokoh ilmuan yang naik
panggung di antaranya yakni :
a. Ibnu Taimiyah,
b. Imam Al – Ghazali,
c. Abu Yusuf,
d. Ibnu Kholdun,
e. Abu Ubaid dan lain – lain.
Hingga saat ini karya dari ilmuan tersebut masih di pakai dan diterapkan oleh
beberapa kalangan.
1. Ekonomi transiti dan stagnisi (Abad ke 15 M – Abad ke 19 M)
Setelah tahap ekonomi klasik telah selesai kemudian hadirlah tahap ekonomi
transisi dan stagnisi yang dimana tahap ini merupakan upgrade dari pemikiran ekonomi
klasik. Tahap ini pun menjadi awal utama kekuatan ekonomi islam di dunia yang di
bawa oleh dinasti Turki Usmani.
Inovasi yang paling melekat dalam dinasti turki Usmani dalam perekonomian
Islam yakni menciptakan konsep takaful pada abad ke 19M yang di populerkan oleh
Ibnu abidin (1784M – 1836M).Ia merupakan seorang ulama besar bermazhab
hanafiyah serta menjadi tokoh ulama besar yang pertama membahas tentang takaful
secara mendalam. Yang kemudian di kaji lebih mendalam oleh Muhammad abduh pada
awal abad ke 20M dan menjadi saksi atas tumbuh dan berkembangnya ilmu ekonomi
islam di tanah eropa.
2. Tahap ekonomi resurgenasi atau modern (Abad ke 19 M – Sekarang)
Setelah Dinasti Turki Usmani runtuh oleh tentara sekutu yang bernama Mustafa
Kemal P pada tanggal 3 maret 1924 (Abad 19 M) maka hancur juga semua
perekonomian yang ada di dalamnya. Runtuhnya dinasti terbesar ini karena faktor
internal yang tidak bisa mengatur sistem pemerintahan sehingga perlu adanya
perubahan khususnya di bidang keloloa perekonomian. (Haneef M. A., 2010)
Pada abad ke 19 pun menjadi saksi atas bangkitnya Kembali perekonomian islam
dunia setelah hancurnya dinasti Turki Usmani. Hal ini di sebut dengan tahap
resurgenasi atau modernisasi economi Islamic word. Sampai saat ini, Ekonomi islam
masih mengalami perkembangan, hal ini di buktikan dengan munculnya beberapa pakar
ekonomi di antaranya :
1. Muhammad Baqir Ash – Sadr
5. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
2. Dr. Oni Syahroni
3. Dr. Irfan Syauqi ,dan sebagainya
Saat ini paradigma ekonomi Islam semakin banyak dipelajari dan diteliti, dunia
nyata di zaman Digital ini lebih mendorong banyak politisi benar-benar ragu
universalitas, realitas, produktivitas, dan bahkan moralitas asumsi dasar dan konsepsi
sentral dari paradigma. Tidak setuju dan perbedaan pendapat tidak lagi terbatas pada
masalah pinggiran, tetapi ada banyak masalah serius yang menyangkut masalah utama.
Apa yang ditanyakan tidak hanya berkaitan dengan masalah persepsi kebijakan dan
produk akhir, tetapi telah mencakup asumsi dasar tentang sifat manusia, motivasi,
usaha, perusahaan yang menjadi basis ekonomi dan kelembagaan tempat para pelaku
ekonomi bekerja.
Tidak dapat disangkal bahwa berbagai masalah telah muncul menutupi wajah
dunia Islam setelah berakhirnya Kekaisaran Ottoman di Turki pada tahun 1924.
tumpukan masalah yang menjerat dunia Islam, di beberapa kalangan Muslim mereka
telah mengangkat dan menghasilkan percikan ide untuk mendapatkan solusi Masalah-
masalah ini berakar pada konsep-konsep Islam. tentang Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Pada awal 1980-an ada kesepakatan di antara para ahli Ekonomi Islam dengan
ulama terkait berbagai hal yang melandasi perekonomian Islam, antara lain; Tauhid,
Khilafah, ibadah dan takaful. Dalam masalah di atas, ada tiga perbedaan. antara ahli
ekonomi dan ulama Islam, yaitu: tafsir istilah dan konsep tertentu dalam Al-Qur'an dan
As-Sunnah, pendekatan atau metodologi yang akan digunakan atau diikuti dalam
promosi teori dan sistem ekonomi Islam, dan perbedaan dalam istilah interpretasi fitur
atau karakteristik sistem ekonomi Islam. Namun, inti dari masalah perbedaan di atas,
Memang, para pemikir ekonomi Islam kontemporer menyepakati filosofi dasar syariat
Islam. Berdasarkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Saat ini pada awal tahun 2022, dunia di hebohkan dengan berkembangnya
ekonomi islam yang terjadi di Indonesia yakni merger (bergabung) 3 banl syari’ah
berlabel pemerintah yaitu Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah dan Bank Syari’ah
Mandiri menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Hal ini dilakukan untuk mengangkat
perekonomian islam yang ada di Indonesia pada saat pandemi khususnya ekonomi
islam.
Fase sejarah ekonomi islam menurut kitab Albani nomor 5306 karya An Na’man
bin Basyir :
Artinya :
“Sudah terjadi, fase – fase kenabian (Nabi langsung sebagai utusan Allah dan sebagai
ekonom atas risalah-Nya). Kemudian Allah Mengangkat Fase ini serta di gantikan
dengan Fase Khilafah yang berdasarkan nilai – nilai kenabian (ruhiyah) sampai
Kehendak Allah (Masya Allah) yang kemudian Allah angkat Kembali dan
6. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
menggantikan dengan fase mulkan Adhon (Kekuasaan yang menggigit) yang kemudian
Allah ganti Kembali dengan fase perbudakan . dan hanya Allah yang mengetahui semua
fase ini dan akan berakhir satu persatu dari fase ini”
Potret Hidup Muhammad Baqir Ash Sadr
Muhammad Baqir Ash-Sadr lahir dalam keluarga kehormatan, bahkan terkenal
di kalangan ulama Syiah dan intelektual Islam di Kadhimyeh (sekarang Baghdad
tengah di tepi barat Sungai Trigis). Dan dia lahir pada tanggal 25 Dzulqaidah 1353H di
Kadhimyeh.
Kadhimyeh merupakan salah satu kota terbesar yang terletak di negara iran,
tepatnya terletak 5 kilometer arah utara dari pusat kota Baghdad, tepi sungai trigis. Luas
dari kota kadhimeyeh ini cukup luas yakni 28Km² dengan total penduduknya lebih dari
1,5 juta pada tahun 2013. Kota kadhimyeh atau nama lainnya yakni Kazimain terkenal
dengan arsitektur bangunan kota. Salah satu arsitektur yang terkenal yakni masjid Al –
kadhimiya yang terletak di tepi kota kadhmiyeh..
Selain itu, di kota kadhmiyeh juga terkenal dengan pemikiran – pemikiran tokoh
syi’ah, di antaranya yakni Imam Musa Al – Kadhim (745 – 799M), Imam Muhammad
Taqi (811 – 835 M) dan lainnya. Saat ini mereka di makamkan di sekitar masjid Al –
Kadhimiya. Sekitar area masjid Al – Kadhimiya merupakan area yang di fungsikan
untuk pemakamam oleh khalifah dinasti bani abbasiyah yakni Harun – Ar rasyd.
Muhammad Baqir al-Sadr adalah salah satu pemikir Islam terkemuka. Bila
ditelusuri ke atas sebagaimana dikutip oleh Muhammad al-Husayni - Muhammad Baqir
al-Sadr memiliki garis keturunan Nabi Muhammad dalam perjalanan dari Husain bin
Ali. seluruhnya adalah Muhammad Baqir bin Haydar bin Ismail bin Sadr al-Din bin
Shalih} bin Muhammad bin Ibrahim (Syarf al-Din) bin Zainal Abidin bin Ali (Nur al-
Din) bin Al-Din Ali bin Izzuddin al-Husain bin Muhammad bin al-Husain bin Ali bin
Muhammad bin Taj al-Dinyang, dikenal sebagai Abu alHasan bin Muh}ammad
(Syamsuddin) bin 'Abdullah (Jalaluddin) bin Ahmad bin Hamzah bin Sa'dullah bin
Hamzah bin (Abu al-Sa'adat) Muhammad bin (Abu Muhammad) bin (Abual-Haris)
Muhammad bin (Abu al-Hasan) Muhammad bin Abu al-Tayyib Tahir bin al-Husain al-
Qat'i bin Musa (Sabhah) bin Ibrahai m al-Murtad bin imam al-Kazim bin imam al-Sadiq
bin imam al-Baqir bin imam Zainal Abidin bin imam al Husain bin Imam Ali bin Abi
Talib. (Humam, 2014)
Sejak kecil, Muhammad Baqir Ash – Sadr diasuh oleh keluarga besar ibunya yang
merupakan keturunan dari seorang ulama terkenal, yaitu Syekh Abdul Husein Al –
Yasin. Ini karena ayahnya meninggal ketika dia berusia 4 tahun. Selama dalam
pengasuhan keluarga besar dari ibunya, Muhammad Baqir Ash-Sadr selalu mendapat
ilmu yang luar biasa antara lain ilmu filsafat, fiqh dan ilmu-ilmu lain yang berhubungan
dengan ekonomi. Buktinya adalah bahwa Muhammad Baqir Ash-Sadr telah mengajar
tentang sejarah Islam dan aspek-aspek lain dari budaya Islam di umur 10 tahun.
Muhammad Baqir al-Sadr juga menunjukkan tanda-tanda kejeniusan sejak usia
dini. Di Kazhimiyah, Baqiro al-Sadr bersekolah di sekolah dasar bernama Muntada Al
Nasyr. Menurut laporan teman sekolahnya, dulu sekali dia sudah memantapkan dirinya
sebagai topik yang menarik dan keingintahuan para guru tentang dirinya pun banyak.
(An Ras Try Astuti, 2019)
7. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
Pada umur sebelas tahun, dia mengambil studi logika dan menulis sebuah buku
yang mengkritik para filsuf. Pada usia tiga belas tahun, kakaknya mengajarkan
kepadanya Ushul „ilm alfiqh. Pada umur sekitar enam belas tahun, beliau pergi ke Najaf
untuk menuntut pendidikan yang lebih baik dalam berbagai cabang ilmu-ilmu Islam.
Sekitar empat tahun kemudian, beliau menulis sebuah ensiklopedia tentang ushul,
Ghayat Al-Fikr fi Al-Ushul (pemikiran puncak dalam ushul). Menyangkut karya ini,
hanya satu jilid yang diterbitkan. Ketika umur 25 tahun, beliau mengajar bahts kharij
(tahap akhir ushul). Saat itu, beliau lebih muda daripada banyak muridnya. Selain itu,
beliau juga mengajar fikih. Patut disebutkan juga bahwa pada umur tiga puluh tahun,
beliau telah menjadi mujtahid (Muhammad Baqir As-Sadr, 2013).
Karena ajaran dan keyakinan politiknya mendorongnya untuk mengutuk rezim
Ba'at di Irak sebagai melanggar hak asasi manusia dan Islam, Ayatollah Baqir al-Sadr
ditangkap dan dipindahkan dari Najwaf ke Bagdad. dia kemudian dibebaskan sebelum
dipenjarakan lagi di Najwaf pada Juni 1979. kakak beradik putrinya Bint Al Huda,
seorang sarjana teologi Islam, Organisasi protes terhadap penahanan pihak berwenang
Referensi (marja'). Sejumlah protes lain terhadap penjarahan al-Sadr telah terjadi di
dalam dan di luar Irak. Semua kekuatan itu al-Sadr dibebaskan dari penjara. Namun,
dia tetap dalam tahanan rumah selama sembilan bulan. Ketegangan antara dia dan partai
Ba'at berlanjut mengembangkan. Dia mengeluarkan fatwa (pernyataan terkait dengan
oleh hukum) bahwa itu haram (dilarang, tidak sah) bagi seorang Muslim bergabung
dengan partai Ba'ats yang tidak Islami. Pada tanggal 5 April tahun 1980 ia ditangkap
lagi dan dipindahkan ke Bagdad. Dia dan saudara putrinya Bint Al Huda ditahan selama
tiga hari dan dieksekusi kemudian. Mayat mereka dibawa pergi dan dimakamkan di An
Najwaf. Rahasia mengelilingi kematiannya. (HARIYANTI, KONSEP PEMIKIRAN
MUHAMMAD BAQIR AL-SADR TENTANG PRODUKSI DAN RELEVANSINYA
DENGAN KONSEP PRODUKSI DALAM SISTEM EKONOMI PANCASILA DI
INDONESIA, 2018)
Terlepas dari latar belakang tradisionalnya, Sadr tidak pernah berpisah dari tema
kontemporer. Minat intelektualnya yang besar mendorongnya berurusan secara kritis
dengan filsafat kontemporer, ekonomi, sosiologi, sejarah dan hukum. Kondisi di Irak
mendorongnya untuk mendirikan Hizbut Tahrir Dakwah al-Islamiyah (Partai Dakwah
Islam), sebuah partai yang terutama untuk menyatukan para pemimpin agama dan
pemuda yang bertujuan untuk merebut Kembali kekuasaan politik yang telah hilang
(Haneef M. A., Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer :Analisis Komparatif Terpilih,
2010).
Meskipun demikian, Muhammad Baqir Ash – Sadr tidak akan pernah berhenti
untuk mempelajari ilmu – ilmu ekonomi khususnya ilmu ekonomi modern. Dengan
pemikiran yang kritis serta pemikirannya yang tajam di bidang filsafat membuat dirinya
tidak lepas dari isu – isu penting terkait ekonomi. Bahkan Muhammad Baqir Ash Sadr
selalu menyuarakan pemikirannya melalui sebuah tulisan tentang kondisi ekonomi
islam yang selalu bertentangan dengan kolonialis ekonom (Ekonomi Konvensional).
Salah satu karya yang beliau buat yakni “Falasafatuna (Filsafat kita)” dan “Iqtisaduna”.
Di dalam kitab karangan beliau tersebut menggambarkan kritik terhadap kalangan
kapitalisme serta solusi terhadap pemikiran ekonomi islam. Selain itu, beliau juga
menjelaskan pembagian ekonomi Islam menjadi 5 doktrin, Yaitu :
A. Teori Doktrin Ekonomi Islam
8. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
Kata “ekonomi” memiliki sejarah panjang dalam pemikiran manusia. Sejarah
panjang ini telah memberikan kata ambiguitas tertentu dihasilkan oleh berbagai makna
yang dianggap berasal darinya dan penggabungan sisi ilmiah dan doktrinal dari
kepentingan ekonomi. Jadi, Jika ingin mengetahui secara pasti makna ekonomi Islam,
kita akan harus membedakan dan memahami ilmu ekonomi dari ilmu ekonomi tingkat
interaksi antara pemikiran ilmiah dan doktrinal.
Muhammad Baqir al-Sadr berpendapat bahwa ketika mempelajari ilmu
pengetahuan Ilmu ekonomi harus dilihat dari dua perspektif, yaitu dari perspektif
filsafat ekonomi atau ilmu ekonomi normatif dan ilmu ekonomi positif.34 Menurut
saya Baqir al-Sadr ada perbedaan mendasar antara ekonomi dan ideologi Islam,
sehingga tidak akan pernah mungkin menemukan tempat pertemuan antara Islam dan
Islam Bisnis. Jadi Sadr mengatakan bahwa ekonomi Islam istilah yang tidak tepat
karena ada perbedaan antara definisi ilmu Ekonomi dengan ideologi Islam. Ada
kesenjangan antara pemahaman ekonomi dalam perspektif ekonomi konvensional
dengan pengertian ilmu ekonomi Perspektif Syariah Islam, sehingga perlu dirumuskan
ekonomi Islam di dalamnya konteks Syariah Islam. Pandangan ini didasarkan pada
konsep sains Ilmu Ekonomi, yang menyatakan bahwa masalah ekonomi timbul karena
dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber daya ekonomi (scarcity). kebutuhan
manusia yang tidak terbatas. Dalam hal ini Baqir al-Sadr menolak pemahaman ini
karena Islam telah menekankan bahwa Allah Makhluk ciptaan dunia ini terkandung
dalam kecukupan sumber daya kekuatan ekonomi. (Rivai & Buchori, 2013)
Dalam mendefinisikan ekonomi Islam, Baqir al-Sadr memberikan hal-hal sebagai
sebuah reinterpretasi yang dapat digambarkan sebagai yang asli. Definisi dimulai dari
membangun kerangka dasar hingga membuat perbedaan yang signifikan antara ilmu
ekonomi dan ilmu ekonomi. Ekonomi islam merupakan suatu teori yang mendoktrin
seluruh umat muslim untuk bertransaksi, melakukan akad jual – beli dan sebagainya,
yang dimana dalam transaksi tersebut terjadi kesepakatan antara penjual & pembeli dan
pastinya memenuhi persyaratan, di antaranya :
A. Ada Penjual
B. Ada Pembeli
C. Ada Akad antar keduanya
D. Ada Harga atas barangnya
Menurut Baqir al-Sadr, ekonomi Islam adalah jalan atau cara dipilih oleh umat
Islam untuk dijalani, Untuk mencapai dan memecahkan kehidupan ekonomi. Masalah
ekonomi praktis yang sesuai dengan konsepnya Keadilan. Islam tidak peduli dengan
hukum permintaan dan penawaran, maupun hubungan antara keuntungan dan bunga,
fenomena hasil yang semakin berkurang (pengurangan produksi) diperlakukan dalam
ekonomi (Choiriyah, Pemikiran Muhammad Baqir Ash-Sadr, 2016)
Keadilan berperan dalam ekonominya penting sebagai gantinya. Keadilan adalah
Iqtishoduna sebagai mahakarya menunjukkan bagaimana ekonomi seharusnya Islam
pergi. Beberapa poin kunci dari pemikiran ekonomi termasuk dalam buku tersebut,
antara lain, dengan teori produksi dan Distribusi dan peran pemerintah dalam
perekonomian. Peran Pemerintah ini, seperti yang dicita-citakan oleh Sadr, prihatin
dengan upaya untuk Menciptakan kekayaan di tengah kehidupan manusia.
Dua Peran penting pemerintah dalam hal ini harus diwujudkan jaminan sosial dan
keseimbangan sosial. Baqir al-Sadr melihat sistemnya Ekonomi Islam sebagai bagian
dari sistem Islam secara keseluruhan dan tetap menekankan bahwa sistem ekonomi
9. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
Islam harus dipelajari sebagai keseluruhan interdisipliner bersama dengan para
Anggota komunitas untuk membentuk agen sistem. Sadr menyarankan bahwa
pemikiran Islam diperlukan dipelajari dan dipahami sebelum siapa pun benar-benar
melakukan analisis menyeluruh terhadap sistem ekonomi Islam. Dalam doktrin
ekonominya setelah Baqir al-Sadr, dia melihat Orang Memiliki Dua Keinginan yang
Berpotensi Berlawanan (Pribadi dan sosial) sehingga masalah muncul dan Sadr melihat
solusi dalam beragama, karena dengan beragama, sistem ekonomi islam akan lebih
mudah diatur (ada dasar hukum yang membatasi dan mengaturnya). (Choiriyah,
Pemikiran Muhammad Baqir Ash-Sad, 2016)
Pengajaran (sekolah) ekonomi dalam suatu masyarakat adalah fundamental
menunjukkan metode atau metode yang dipilih dan diikuti oleh masyarakat dalam
kehidupan ekonominya dan dalam memecahkan setiap masalah praktis dia
menghadapi.
a. Karakteristik Ekonomi Islam
Menurut Baqir al-Sadr, ekonomi Islam memiliki konsep Properti disebut sebagai
properti multi-tipe. Desain Sifat tersebut dirumuskan dalam 2 golongan, yaitu berupa
milik pribadi dan milik Bersama menjadi dua bentuk kepemilikan yaitu kepemilikan
publik dan kepemilikan public milik negara. properti pribadi dalam pandangan Baqir
al-Sadr hanya sebatas hak pakai dan adanya prioritas untuk menggunakan dan hak
untuk melarang orang lain melakukannya menggunakan sesuatu yang sudah dia miliki.
Dalam hal ini, Baqir al-Sadr dan semua pemikir ekonomi baik klasik dan modern
sepakat tentang apa yang menjadi milik rakyat hanya sebatas kepemilikan sementara
sedangkan kepemilikan permanen mutlak hanya kepada Allah SWT. Bentuk
kepemilikan kedua adalah kepemilikan bersama. Dalam hal ini, Perlu dicatat bahwa
bentuk kepemilikan bersama ini terdiri dari dua bagian yakni :
• Kepemilikan umum, dan
• Kepemilikan pemerintah.
Perbedaan antara kepemilikan umum dan kepemilikan pemerintah adalah terletak
pada cara pengelolaannya. Properti publik menurut Baqir al – Sadr dimanfaatkan untuk
kepentingan semua anggota masyarakat. Beberapa sektor milik umum yakni
(keberadaan rumah sakit, sekolah dan infrastruktur jalan).
Sedangkan barang milik negara tidak hanya digunakan untuk kepentingan semua,
tetapi juga untuk dapat digunakan untuk bagian tertentu dari masyarakat jika
sebenarnya negara menginginkannya (SARI, 2020).
Dalam mendefinisikan ekonomi Islam, Baqir al-Sadr memberikan yang sebuah
reinterpretasi yang dapat digambarkan sebagai yang asli. Definisi dimulai dari
membangun kerangka dasar hingga membuat perbedaan yang signifikan antara ilmu
ekonomi dan ilmu ekonomi. Menurut Baqir al-Sadr, doktrin ekonomi adalah metode
atau metode yang dipilih dan diikuti oleh masyarakat dalam kehidupan ekonominya
dan dalam menyelesaikan setiap masalah praktis yang dihadapinya.
Sedangkan ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajarinya uraian rinci tentang
kehidupan ekonomi, peristiwa-peristiwanya, gejala eksternal (fenomena), serta
hubungan antara Peristiwa dan fenomena dengan penyebabnya dan faktor umum yang
mempengaruhinya.
10. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
Untuk membedakan kedua istilah ini masih menunjukkan perbedaan utama antara
keduanya tidak cukup jika kita mencoba mengungkap ajaran itu sendiri dengan pasti
atau untuk mendapatkan gambaran tertentu tentangnya. Namun demikian, kami
menggunakan perbedaan yang ada dijelaskan di atas hanya sebagai dasar untuk
memfasilitasi ini Pembaca dalam menghadapi dan memahami hakikat ekonomi Islam,
dan untuk membuatnya lebih mudah untuk membedakannya. Sehingga dapat ditarik
Kesimpulan bahwa ekonomi Islam adalah sebuah doktrin dan bukan sebuah doktrin
adalah ilmu karena itu adalah metode yang Islam menganjurkan untuk terlibat dalam
kehidupan ekonomi merupakan tafsir yang digunakan Islam untuk menjelaskan
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ekonomi dan hukum-hukum yang
mengaturnya terjadi di dalamnya
Muhammad Baqir As Sadr pun membagi karakteristik Ekonomi Islam di
antaranya :
1. Konsep kepemilikan multi tipe.
Menurut Baqir al-S}adr, ekonomi Islam memiliki konsep Properti disebut
sebagai properti multi-tipe. Desain Harta itu dirumuskan dalam dua kelompok, yaitu
berupa milik pribadi dan milik Bersama menjadi dua bentuk kepemilikan yaitu
kepemilikan publik dan kepemilikan public milik negara. Milik pribadi menurut Sadr
hanya terbatas pada hak pakai dan prioritas penggunaan serta hak untuk melarang orang
lain menggunakan sesuatu yang sudah ada jadilah miliknya Dalam hal ini S}adr dan
semua pemikir ekonomi baik Klasik dan kontemporer setuju dengan apa yang menjadi
milik orang hanya sebatas kepemilikan sementara sedangkan kepemilikan tetap mutlak
hanya pada Allah SWT. Bentuk kepemilikan yang kedua adalah Kepemilikan bersama,
dalam hal ini sebagaimana disebutkan di atas Bentuk kepemilikan bersama ini dibagi
menjadi dua jenis, yaitu: milik umum dan milik negara. perbedaan property.
2. Larangan Riba dan Pembagian Zakat.
Baqir al-Sadr tidak banyak bicara tentang riba. Penafsirannya tentang riba
terbatas pada uang modal. Adapun pelaksanaan Zakat, Saḥadr menganggapnya sebagai
kewajiban negara. Selain itu beliau juga berbicara tentang khumus, pajak, fay'dan
Sedekah yang bisa dikumpulkan dan dibelanjakan untuk menguranginya Ciptakan
kemiskinan dan keseimbangan sosial. (Author, “Biografi dan Pemikiran Muhammad
Baqir al-Sadr”, 2015)
Salah satu poin menarik yang dibuat S}adr adalah fokus eksklusif Untuk orang
miskin. Tujuan Sadr adalah untuk menciptakan keseimbangan sosial dengan tidak
mengarah pada keseimbangan standar hidup antara orang miskin dan orang kaya.
Cendekiawan Muslim setuju bahwa harus ada standar umur tertentu, yang dapat
dianggap sebagai standar minimum. Menetapkan standar itu tidak berarti menghentikan
perampingan jarak atau kesenjangan dalam standar hidup karena seseorang memiliki
kesamaan taraf hidup.
A. Distribusi kekayaan.
Ada dua tingkat distribusi kekayaan, yaitu:
➢ Distribusi sumber produksi (distribusi pra-produksi) Sumber daya produktif
berhubungan dengan tanah, material Bahan baku, alat dan mesin yang dibutuhkan
untuk produksi berbagai barang dan barang.
11. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
➢ Distribusi aset produktif (distribusi pasca produksi) Dari pengolahan atau hasil
kegiatan produksi Kombinasi sumber produksi yang dihasilkan oleh manusia
kerja
B. Teori Produksi
Ada dua aspek dalam kegiatan produksi. Pertama adalah aspek objektif yang
terdiri dari sarana yang digunakan, sumber daya alam yang sedang diproses dan tenaga
kerja yang didedikasikan untuk kegiatan Produksi. Yang kedua adalah aspek subjektif,
yang terdiri dari motif psikologis, tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan produksi,
dan Evaluasi kegiatan produksi menurut gagasan keadilan yang berbeda pelukan.
Sisi objektif dari kegiatan produksi adalah subjek penelitian ilmiah ekonomi, baik
yang khusus maupun yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan pengetahuan lain untuk
menemukan hukum-hukum umum yang menguasai alat-alat produksi dan sumber daya
alam, sehingga manusia pada gilirannya, dapat mengendalikan hukum-hukum ini dan
gunakan untuk mengatur sisi objektif kegiatan produksi yang lebih baik dan lebih
sukses. Misalnya, ekonomi menemukan hasil yang semakin berkurang (hukum
penurunan hasil) dalam kegiatan pertanian, kata hukum ini Penambahan tenaga kerja
dan modal sebanding dengan faktor tanah terus berproduksi dari hubungan antara
tenaga kerja dan modal dan pertumbuhan pengembalian panen, akan terus dan pasti
berkurang sampai mencapai titik di mana dimana pertumbuhan hasil sebanding dengan
penambahan hubungan antara tenaga kerja dan modal. Pada titik ini, petani tidak perlu
menambahkan apa pun bagian tenaga kerja dan modal di lantai.
Hukum ini menyatakan bahwa penambahan Tenaga kerja dan modal dalam rasio
tertentu, sedangkan faktor tanah masih menghasilkan pertumbuhan pendapatan pada
tingkat pertumbuhan pendapatan dihasilkan dari proporsi tenaga kerja dan modal yang
lebih rendah.
Sebagaimana yang tertulis dalam QS. An – Nisa {4} : 29 yang berbunyi : “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu. “
ة َراَجِت َنوُكَت نَأ َ
ّلِإ ِل ِطاَبالِب مُكَنيَب مُكَلا َومَأ واُلُكَأت َ
ّل واُنَمآ َنيِذَلا اَهُّيَأ اَي
ايم ِح َر مُكِب َنَاك َ َّللا َنِإ مُكَسُفنَأ واُلُتَقت َ
ّل َو مُكن ِم اض َرَت نَع
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. “
Maksud ayat ini adalah segala cara sia-sia untuk mendapatkan kekayaan seperti
riba, penjarahan, pencurian, judi dan cara-cara yang tidak halal lainnya,
Selain larangan memakan harta orang lain secara sembarangan yang
membahayakan baik yang memakannya maupun yang mengambilnya, Allah juga
menghalalkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi mereka, seperti berbagai Bentuk
perdagangan dan berbagai jenis usaha. dan keterampilan. Dalam perdagangan
12. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
diperlukan untuk menunjukkan dengan konsensus bahwa kontrak komersial bukanlah
kontrak riba, karena riba bukan perdagangan, bahkan bertentangan dengan maknanya,
dan bahwa kedua belah pihak harus setuju dan tidak melakukannya atas dasar paksaan
pemilihan. Oleh karena itu jual beli gharar (tidak jelas) dalam segala bentuknya adalah
haram karena jauh dari mufakat. Ini termasuk kesempurnaan cinta konsensual, bahwa
barang diketahui dan dapat diberikan. Jika tidak bisa diajukan, sama saja dengan judi.
Ada juga yang berpendapat bahwa akad itu sah baik ucapan maupun perbuatan,
menunjukkan hal ini karena Allah menghendaki keridhaan, maka akad itu sah dengan
cara apapun yang dapat menimbulkan keridhaan.
Larangan membunuh diri sendiri juga termasuk larangan membunuh orang lain,
karena membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri karena umat adalah satu
kesatuan. Demikian pula, ada larangan melakukan sesuatu yang akan menyebabkan dia
binasa di dunia ini atau di akhirat adalah bagian dari rahmat-Nya untuk melindungi
darah dan harta benda Anda dan melarang Anda untuk menghancurkannya (Admin,
2015).
Di wilayah ini, setiap doktrin ekonomi (baik kapitalis, Marxis atau Islam) tidak
memainkan peran positif karena pengungkapan hukum umum dan hubungan positif
antara fenomena alam atau sosial, merupakan fungsi ekonomi, tidak termasuk dalam
kompetensi mengajar Bisnis. Itulah mengapa ada masyarakat yang berbeda dengan
ajaran yang berbeda ekonomi mereka masing-masing mungkin memiliki dasar ilmiah
yang sama, dan keduanya menggunakan kontribusi yang berbeda dari ilmu ekonomi
dan ilmu alam yang lain mencari arah di bidang manufaktur.
A, Produksi Sumber Asli
Dalam ekonomi politik, sumber-sumber produksi dibagi menjadi tiga kriteria
sebagai berikut:
1. Alam.
Dalam ekonomi Islam kita dapat berbagi sumber daya Produksi dalam beberapa
kategori. sebuah. Negara. Ini adalah kekayaan alam utama dimana tanpa mereka hampir
tidak mungkin manusia berjalan (proses) produksi dalam bentuk apapun.
A. Zat utama.
Mengandung berbagai mineral Isi perut bumi, seperti batu bara, belerang,
minyak, emas, dan besi cepat.
B. Aliran air alami (sungai).
Salah satu elemen terpenting dalam hidup bahan manusia yang memainkan peran
besar dalam produksi dan budaya hubungan pertanian.
C. Berbagai sumber daya alam lainnya.
Terdiri dari kandungan laut, seperti mutiara dan makhluk laut; kekayaan yang ada
di dalamnya permukaan bumi, seperti berbagai jenis hewan dan tumbuhan, Kekayaan
tersebar di udara, seperti berbagai jenis burung dan Oksigen; Sumber daya alam
"tersembunyi" seperti air terjun yang dapat menghasilkan listrik yang dapat mengalir
melaluinya kabel ke titik mana pun; serta berbagai sumber daya alam lainnya.
Baqr Al-Sadr membagi kepemilikan menjadi tiga bagian, yaitu milik
pribadi/pribadi, milik umum/umum, milik negara. Baginya milik pribadi hanya terbatas
13. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
tentang hak pakai, prioritas penggunaan dan hak untuk melarang orang lain untuk
menggunakan sesuatu yang akan hanya miliknya. Barang milik umum digunakan untuk
kepentingan semua anggota masyarakat seperti rumah sakit, sekolah dan lain-lain dll.
Ketika milik negara tidak bisa hanya digunakan untuk bagian tertentu dari masyarakat.
Sadr, menyatakan bahwa negara mengendalikan sistem ekonomi Islam. Negara
yang diwakili oleh Wali-e Amr telah tanggung jawab yang lebih besar untuk
menegakkan keadilan. Menurut Sadr, fungsi negara antara lain:
a. Distribusi sumber daya alam kepada individu didasarkan pada kesiapan dan
kemampuan mereka untuk bekerja.
b. Implementasi aturan agama dan hukum tentang penggunaan sumber daya
c. Pastikan keseimbangan sosial.
2. Modal (barang modal).
Modal adalah sumber produksi asli, karena setiap produk jadi baik) muncul
melalui pekerjaan manusia dan pada gilirannya memainkan peran menciptakan
kekayaan lagi. Modal adalah kekayaan dihasilkan seperti mesin atau uang yang
nantinya menghasilkan sesuatu yang lain sementara pekerjaan adalah elemen abstrak
dan immaterial. (al-Sadr, 2008)
Barang modal adalah kekayaan yang dihasilkan (kekayaan yang dihasilkan) dan
bukan merupakan sumber produksi yang asli Barang jadi dibuat oleh tenaga manusia
dan kemudian pada gilirannya berperan dalam memulihkan kesejahteraan. Sebagai
contoh, Sebuah mesin yang membuat tekstil bukanlah sebuah keberuntungan murni
alami. Mesin adalah bahan alami yang telah dibentuk oleh tenaga manusia dalam suatu
proses produksi.
3. Bekerja
Kerja adalah elemen abstrak dan immaterial, faktor penting yang mungkin cocok
dalam ruang lingkup milik pribadi atau milik umum. Dari sudut pandang Islam, bekerja
adalah sarana distribusi Pekerjaan adalah sarana utama distribusi dari sudut pandang
Properti. Orang yang bekerja akan menuai hasilnya dan mengerti. (Mallat, 2010)
Baqir al-S}adr menawarkan berbagai penghargaan bagi pekerja dengan
remunerasi tetap (upah) dan remunerasi variabel (bagi hasil). Sedangkan tanah
disewakan dan diperbolehkan jika pemiliknya lantai telah menginvestasikan energinya
sejak awal, misalnya energi hidup di tanah mati Tapi yang diharamkan adalah belanja
murah dan menjual sayang tanpa kontribusi atau tenaga untuk produk, atau
menyewakan tanah dan kemudian menyewakannya untuk orang lain lebih mahal.
(Haneef M. A., 2010)
Mengenai karya Baqir al-S}adr, dia menulis daftar penghargaan untuk setiap
faktor produksi:
➢ Kompensasi karyawan berupa upah atau bagi hasil
➢ Tanah dengan imbalan sewa (bagi hasil)
➢ Modal uang dalam bentuk bagi hasil
4. Pertumbuhan produksi
Islam telah mengamanatkan pembentukan umat Islam Perilaku mereka konsisten
dengan apa yang digariskan dan doktriner telah mendorong peningkatan kekayaan dan
14. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
eksploitasi alam sampai batasnya tujuan tertinggi masyarakat. Di satu sisi menguraikan
Islam Kebijakan ekonomi berdasarkan berbagai situasi dan kondisi objektif di depan
umum. Negara menguraikan kebijakan di koridor ini.
Pertumbuhan produksi juga di jelaskan dalam kitab Al – Qur’an dalam surat Al
Maidah ayat 87 yang berbunyi :
“ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa yang
baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al
Maidah {5} : 87)
َنِيدَتعُمال ُّب ُِحي َ
ّل َ ٰ
ّللا َنِاۗ اُودَتَعت َ
ّل َو مُكَل ُ ٰ
ّللا َلَحَا اَم ِتٰبِيَط اوُم ِ
رَحُت َ
ّل اوُنَمٰا َنِيذَلا اَهُّيَاٰي
Artinya :
“ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik
yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al
Maidah {5} : 87)
Memproduksi atau menggunakan karunia Allah adalah kewajiban yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan tanggung jawab. Untuk memberikan
pandangan yang sehat tentang kepemimpinan dalam, produksi dan Islam Sarana yang
disediakan Islam untuk mencapai tujuan ini dari dua jenis, Yakni :
a. bahan ajar penciptaan dan kemunculan mereka termasuk dalam tugas
fungsional pengajaran sosial Islam.
b. alat yang murni aplikatif dan menjamin keberadaannya Ajaran sosial
dapat berfungsi dengan membuat politik praktis yang menyertai
pedoman umum pengajaran
Posisi Islam berbeda dengan posisi kapitalisme. Dalam Islam, Kekayaan
bukanlah tujuan utama, juga bukan pengejarannya. Islam juga tidak memperhitungkan
peningkatan produksi berdasarkan total aset dan terpisah dari distribusi. Islam tidak
setuju ketika itu dikatakan masalah ekonomi muncul karena kelangkaan produksi
dengan itu Solusinya adalah peningkatan kekayaan secara keseluruhan
➢ Kekayaan menurut Islam
Kekayaan materi dan peningkatannya adalah cara terbaik untuk akhirat dan asal
mula setiap dosa. Hal ini karena memiliki dua titik ekstrim. Dari sudut pandang Islam
Kekayaan dan peningkatannya merupakan tujuan penting, tetapi bukan tujuan akhir,
tetapi hanya tujuan perantara. Kekayaan bukanlah tujuan utama atau sarana utama
manusia di muka bumi, melainkan sarana bagi seorang muslim dalam menjalankan
perannya sebagai khalifah, di mana ia berkewajiban untuk memanfaatkan kekayaan ini
untuk pengembangan semua potensi manusia dan meningkatkan Kemanusiaan dalam
segala bidang, baik moral maupun material.
Jadi, Peningkatan kesejahteraan untuk mencapai tujuan tertinggi manusia sebagai
Khilafah di bumi adalah sarana terbaik untuk akhirat. Hilang Kebaikan kepada
seseorang yang tidak memperjuangkannya. Tidak ada yang namanya menyerah dan
meninggalkan dunia ini dalam bayang-bayang Islam. Sementara orang-orang berjuang
untuk meningkatkan Kekayaan demi kekayaan, dan jadikan itu tujuanmu Dalam hal ini,
15. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
sebagian besar hidupnya sibuk Kekayaan adalah puncak dan sumber utama dari semua
kesalahan dan tindakan berdosa. Situasi ini membuat orang tersebut Tuhanlah yang
memberi makanan dan ini harus dihindari.
➢ Koordinasi pertumbuhan produksi dengan penjualan
Islam mengoordinasikan peningkatan kekayaan Distribusi sebagai tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan Kenyamanan hidup bagi anggota masyarakat karena
pandangan Islam Pertumbuhan kekayaan sebagai tujuan perantara, bukan sebagai
tujuan akhir.
Islam bertujuan untuk meningkatkan kekayaan Masyarakat, ia
mengasosiasikannya dengan kenyamanan, kemakmuran dan Kebaikan bersama sebagai
tujuan tertinggi. Islam menolak untuk meningkat Kekayaan yang menghalangi
pencapaian tujuan akhir itu, merugikan masyarakat bukannya meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmurannya.
➢ Pandangan Islam tentang masalah ekonomi
Menurut Islam, masalah ekonomi tidak disebabkan dibatasi oleh kelangkaan
sumber daya material dan kekayaan alam. Meskipun benar bahwa sumber daya
produksi terbatas selama Kebutuhan manusia bermacam-macam. Benar sekali Mimpi
dapat menikmati sumber daya tanpa batas secara gratis dari kesulitan ekonomi. Tidak
ada orang miskin, semuanya dapat memenuhi semua kebutuhan mereka.
Namun, bukan berarti masalah ekonomi itu menghadapi kemanusiaan muncul
dari ketiadaan masyarakat mimpi ini. Untuk mengatakan bahwa ini menciptakan
masalah ekonomi, lebih dari cara untuk menghindari penyebab itu sebenarnya ada
solusi dengan menunjukkan penyebabnya imajiner yang tidak memiliki solusi. Itu juga
hanya satu alas an untuk apa yang dilihat sebagai solusi, yaitu akumulasi kekayaan,
yang pada gilirannya akan mengarah pada pembentukan Sistem ekonomi dalam
konteks masalah ekonomi. Itulah yang dilakukan oleh kapitalisme dengan
menghadirkan penyebab imajiner untuk masalah ekonomi. Seolah-olah asalkan
pemanfaatan alam tidak optimal atau alam tidak mampu memenuhi semua kebutuhan
dan Keinginan ini akan bertabrakan satu sama lain, dan dalam hal ini terbentuknya
sistem ekonomi yang mengatur berbagai kebutuhan dan keinginan dan menentukan
kebutuhan dan keinginan apa yang seharusnya terpenuhi menjadi tak terelakkan.
Dari sudut pandang ekonomi Islam, perilaku ekonomi harus berdasarkan
kebutuhan (needs) berdasarkan nilai Syariah Islam. Anda tidak bisa melakukan itu
sebagai seorang Muslim Selalu ikuti setiap keinginan hawa nafsu, karena bisa jadi
Keinginan ini justru akan menimbulkan bencana dalam hidup seseorang dan sekitarnya.
Islam menolak untuk mengakui semua ini dan melihat masalahnya Ekonomi dari
sisi faktual yang punya solusi. masalah ekonomi sebenarnya tidak timbul karena
keterbatasan (sumber kekayaan) atau karena ketidakmampuan alam untuk menanggapi
kebutuhan Pria. Padahal, masalah ekonomi disebabkan oleh orang-orang diri mereka
sendiri, yaitu dari kedurhakaan dan kemaksiatan mereka. Kezaliman orang dalam
kaitannya dengan distribusi dan pengingkaran nikmat Allah (Eksploitasi sumber daya
secara sewenang-wenang Allah berikan kepada mereka) adalah faktor yang
menciptakan Kesengsaraan hidup umat manusia sejak awal sejarah. Masalah ini bisa
diatasi dengan mengakhiri ketidakadilan dan ketidaktaatan manusia, yaitu dengan
16. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
menciptakan hubungan yang baik antara distribusi dan mobilisasi semua sumber daya
material untuk perkembangan alam dan mengungkapkan semua kekayaannya
C. Teori Distribusi
Distribusi adalah kumpulan institusi yang saling berhubungan satu sama lain
untuk melakukan kegiatan distribusi komoditas atau Layanan agar tersedia untuk
digunakan oleh konsumen (Pembeli).Secara tradisional, distribusi berarti proses
penyimpanan dan menjual produk kepada pelanggan. Meskipun definisi Konvensional
memiliki pengertian yang sempit dan cenderung mengarah pada perilaku ekonomi
individu. Namun Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembagian
Ada proses pemasukan dan pengeluaran dari sumber daya yang Milik Negara.
Menurut Baqir al-Sadr, teori distribusi secara Islam terbagi dalam dua bentuk,
yang pertama menggunakan teori distribusi praproduksi Prinsip, termasuk:
a) Karyawan yang bekerja di property Alam menjadi pemilik hasil karyanya, yaitu
kemungkinan untuk mengeksploitasi kekayaan,
b) berusaha mengeksploitasi atau eksploitasi kekayaan alam membuat pelakunya
mengejar hak untuk mencegah orang lain melakukannya mencabut dia dari
kekayaan alam selama dia terus Realisasi dan pelaksanaan komersialisasi
bekerja pada properti.
Pra-produksi adalah proses pada tahap awal manufaktur produk yang merupakan
kumpulan semua data dan elemen berhubungan dengan produksi. Pada fase ini
dilakukan pencarian ide berlaku untuk suatu produk. Fase pra-produksi ini Pelaksanaan
pembentukan tim produksi, observasi lokasi digunakan sebagai tempat untuk
memproduksi suatu produk kemudian cari bahan baku dan siapkan modal yang akan
digunakan Gunakan dalam pembuatan suatu produk (Fadya, 2017)
Selain itu, Muhammad Baqir Membagi Pra-Produksi menjadi beberapa point, di
antaranya :
a. Kepemilikan negara adalah bentuk kepemilikan yang paling umum Harta
karena hanya negara yang dapat memperoleh hak Orang orang
b. Milik pribadi diperbolehkan, tetapi dengan jumlah yang situasi yang terbatas
dan spesifik.
c. Milik pribadi dibatasi oleh hak orang lain.
d. Individu diperbolehkan untuk mineral dan air
Dan yang kedua adalah distribusi pasca produksi dengan regulasi, sebagai
berikut: awalnya tidak berlaku untuk prinsipal (perwakilan) menuai hasil jerih payah
para pekerja yang menjadi agen mendapatkan bahan baku alami. (Aravik, 2017)
Distribusi setelah produksi adalah distribusi yang menekankan teori pendapatan
dalam Perspektif Islam, yaitu teori ganti rugi dan bagi hasil. Sebagai contoh, seseorang
berhak atas imbalan atau penghasilan atas barang yang digunakan. Seseorang juga
berhak untuk berbagi hasil partisipasi mereka dalam proses produksi.
Ada dua elemen dasar dalam penyebaran Islam. dua elemen ini menurut Baqir al-
Sadr adalah unsur primer dan unsur sekunder. Elemen primer adalah elemen yang
berupa pekerjaan dan kebutuhan. Sedangkan unsur sekunder adalah unsur yang berupa
kepemilikan. Pemikiran Baqir al-Sadr menyangkut dua aspek, yaitu: aspek negatif dan
aspek positif. Aspek negatifnya adalah berpikir Baqir al-Sadr yang mengatakan bahwa
17. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
tanpa kerja tidak ada Ada hak milik pribadi. Aspek positif ditunjukkan pemikirannya
tentang pekerjaan, yang sumbernya adalah pekerjaan Hak dan properti sesuai dengan
kekayaan alam. Aspek negative dan aspek positif pemikiran Baqir al-Sadr tentu saja
tidak mengingkari dimensi tingkat distribusi. (SARI, 2020)
Teori Distribusi juga tertera dalam Al – Qur’an yakni Surat Al – Qamar : 49 yang
berbunyi : “ Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. “ (QS. Al –
Qamar {54} : 49) (Author, QS. Al-Qamar Ayat 49, 2019)
اَنِا
َلُك
ءَيش
ُهٰنقَلَخ
رَدَقِب
Artinya :
“ Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. “ (QS. Al – Qamar
{54} : 49) (Author, QS. Al-Qamar Ayat 49, 2019)
Dalam membahas teori distribusi pasca produksi Muhammad Baqir al-Sadr
membangun teori berbasis pemikirannya seorang ulama peneliti (muhaqqiq), yaitu
Allamah al Hilli he dinyatakan dalam buku-bukunya :
➢ Pernyataan Allamah al Hilli dalam kitabnya (ash Syara'i), “Pekerjaan
yang tidak sah niyabahnya adalah pekerjaan yang aturannya mengatakan
demikian Syariah mensyaratkan pelaksanaan pekerjaan ini oleh mereka
yang mementingkan diri sendiri. Contohnya adalah taharah, sholat
(selama orang tersebut masih hidup), puasa, iktikaf, kewajiban haji bagi
orang yang mampu, keyakinan, sumpah, alqasm bainaz zawajat (adil
terhadap wanita), zhihar, li'an, janabah, itqath (menemukan hal-hal yang
tidak diketahui publik siapa pemiliknya), logging dan memotong
rumput."
➢ Tentang Wikalah, Allamah al Hilli berkata dalam bukunya, di Tadzkirah,
"Mengenai validitas wikalah sifat-sifat yang diizinkan seperti berburu,
memotong kayu dan memotong rumput, pembersihan lahan mati,
pengambilan air atau sejenisnya, memerlukan klasifikasi lebih lanjut.”
➢ Dalam Kitabul Qawa'id disebutkan: “Sesungguhnya pengangkatan
seorang Agen untuk mengklaim kepemilikan properti yang diizinkan
seperti Harta atau harta benda yang hilang yang tidak diketahui
pemiliknya, Berburu atau menangkap buruan atau ikan atau pekerjaan
Memotong kayu atau memotong rumput harus (lebih lanjut) dipelajari.76
➢ Sejumlah kitab sumber seperti at-Tahrir, al-Irsyad, al-Idhah dan lain-lain
menyatakan pendapat yang sama.
➢ Beberapa buku sumber lain bahkan tidak mengungkapkan keraguan
tentang wikalah dalam hal ini atau merekomendasikan studi lebih lanjut
jauh tetapi juga secara eksplisit sebagai abu Syara'I batal seperti al Jami'
fil Fiqh dan as Sara‟ir mengacu pada perburuan. Sedangkan Syekh Ath
Tusi dalam kitabnya al Mabsuth (dalam banyak salinan), batal
Penunjukan perwakilan dalam reklamasi lahan mati. Dia juga menyatakan
tidak efektifnya penunjukan perwakilan di pabrik Memotong kayu dan
memotong rumput.
➢ Allamah al Hilli menghubungkan Wikalah dengan Ijarah (upah, bekerja
dengan upah, yang besarnya final dan tetap di awal) dan menjelaskan
18. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
bahwa Wikalah tidak berlaku dalam hal pekerjaan ini, demikian juga
Ijarah dalam kasus yang sama.
➢ Allamah al Hilli berfirman dalam al Qawa'id: “Jika seseorang, menangkap
liar atau memotong atau memotong kayu rumput dengan tujuan agar
semua yang ia hasilkan menjadi karyanya ditujukan untuk diri sendiri dan
orang lain, maka tujuan ini tidak sah. Apa pun yang dia dapatkan,
semuanya akan menjadi milik orang.
➢ Dalam kitab Miftahul Karomah, Syekh ath Tusi, Allamah al Hilli, dan al
Isfahani keduanya berpendapat bahwa jika seseorang mengendalikan
kekayaan dengan tujuan agar apa yang dia kendalikan menjadi menjadi
dan orang lain (maka tujuannya tidak dihitung) akan menjadi segalanya
sendirian
➢ Dalam al Qawa'id, Allamah al Hilli mengatakan: “Jika Individu
meminjamkan jaring untuk menangkap permainan Tujuannya adalah
untuk mendapatkan bagian, maka permainan yang menyelesaikan milik
pemburu sementara dia (pemilik jaring) memiliki hak dapatkan bayaran
untuk menggunakan jaringan.” Serangkaian buku Sumber Faqih lain
seperti al Mabsuth, al Muhadzdzab, al Jami dan Ash Syara‟i‟
mengkonfirmasi pernyataan ini.
➢ Dalam kajian berburu dalam kitab al Jawahir Muhaqqiq seorang Najafi
menjelaskan: “Ketika seseorang Saya tidak berburu alat dan
menggunakannya untuk menangkap permainan menemukan pendapat
faqih yang bertentangan dengan pendapat ini, game itu milik pemburu,
bukan pemiliknya alat, bahkan jika dia (pemburu) benar-benar
menangkap dengan alat yang dia gunakan secara ilegal.
➢ Dalam kitab al Mabsuth, Syekh Ath Tusi mengatakan tentang kemitraan
(partnership), "jika seorang individu" memerintahkan orang lain untuk
menangkap permainan untuknya, kemudian orang tersebut pergi berburu
dengan tujuan agar hewan tersebut tangkapan itu milik orang yang
memesannya berburu dan bukan miliknya, siapa yang memiliki hewan
itu.
Semua struktur di atas mengungkapkan fakta dasar tentang teori distribusi umum
pasca produksi, serta perbedaan yang dihasilkan antara teori Islam umum tentang
distribusi pasca produksi dan apa yang terjadi dalam sistem ekonomi kapitalis
D. Teori Tanggung Jawab Pemerintah dalam ilmu ekonomi
Menurut Muhammad Baqir al-Sadr, fungsi pemerintahan di Bagian ekonomi
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Jaminan sosial
Jaminan sosial ini bertujuan untuk menjaga taraf hidup semua individu dalam
masyarakat, terkait jaminan sosial dengan dua hal:
a. Negara harus menawarkan setiap individu kesempatan yang masuk akal untuk
melakukan pekerjaan yang produktif sehingga ia dapat memenuhi Kebutuhan
hidup dari pekerjaan dan bisnis Anda sendiri.
b. Saat orang tersebut dalam kondisi tidak mampu melakukan aktivitas pekerjaan
produktif di mana negara diasuransikan secara sosial kelompok tersebut dalam
bentuk sumbangan uang. Uang tunai untuk memenuhi dan menambah kebutuhan
sehari-hari taraf hidup. Prinsip dasar jaminan sosial dalam Islam Itu:
19. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
c. Kebutuhan timbal balik dalam masyarakat.
d. Hak masyarakat untuk menguasai sumber daya (aset) public negara
1. Ciptakan keseimbangan sosial
Baqir al-Sadr menawarkan konsep keseimbangan sosial didasarkan pada asumsi
dasar berikut:
• Fakta kosmis, yaitu perbedaan yang ada antar individu Anggota spesies manusia
dalam hal mental (intelektual) dan kemampuan fisik dan kecenderungan
(bakat). Mereka berbeda dalam hal ketajaman kecerdasan, ketepatan intuisi dan
kemampuan dalam hal penemuan dan inovasi.
• Fakta doktrinal, yaitu hukum distribusi yang mengatakan demikian Buruh
adalah dasar dari kepemilikan pribadi dan semua haknya. Muhammad Baqir al-
Sadr berpendapat keseimbangan ini Kesejahteraan sosial adalah keseimbangan
standar hidup antara individu dan masyarakat, bukan pemerataan pendapatan.
Maksudku uang harus tersedia dan bergilir antar individu sehingga setiap orang
Anggota masyarakat dapat hidup dengan standar hidup Umum.
Baqir al-Sadr sering menyerang dialektika dalam karyanya materialistis dan
malah mendukung konsep Islam tentang pembedaan antara benar dan salah. Dia
menulis tentang itu secara ekstensif Ekonomi Islam, sering dikonsultasikan oleh
berbagai organisasi Islam, seperti Bank Pembangunan Islam.
Dia menganjurkan gerakan Islam yang terorganisir, pihak terpusat yang dapat
bekerja dengan entitas yang berbeda bangsa Islam untuk membawa perubahan sosial
yang diinginkan. Dia adalah bapak Hizbut Tahrir Al Islamiyyah (Partai Dakwah Islam).
Dia mengajarkan bahwa politik adalah bagian dari Islam. Dia telah menelepon kepada
umat Islam untuk mengakui kekayaan Islam yang kaya dan kaya untuk melarikan diri
dari pengaruh eksternal, terutama sebelumnya Kapitalisme dan Marxisme. Dia
mendesak umat Islam untuk bangun dari tidur dan menyadari hal ini dengan mencoba
menyebarkan ideologi Orang-orang di dunia Muslim mencoba membunuh kaum
imperialis ideologi Islam. Muslim harus bersatu melawan intervensi jadi dalam sistem
sosial, ekonomi dan politik mereka. (Falsafatuna: Pandangan Terhadap Pelbagai Aliran
Filsafat Dunia, 2014).
Selain itu, fungsi pokok pemerintah dalam bidang ekonomi antara lain:
a. Mengatur sistem distribusi kekayaan berdasarkan pada kemauan dan kapasitas
kerja masing-masing Individu dalam masyarakat.
b. Mengintegrasikan aturan hukum Islam dalam setiap pembangunan dan
pengelolahan sumber daya alam.
c. Membangun sistem kesejahteraan masyarakat melalui terjaminnya
keseimbangan sosial dalam masyarakat.
Karya Muhammad Baqir As – Sadr
Baqir al-Sadr telah membuat banyak kontribusi untuk surat kabar dan majalah.
Dia juga menulis sejumlah buku, terutama tentang ekonomi, sosiologi, teologi dan
filsafat. Sebagian besar buku-buku ini terkenal adalah sebagai berikut:
a. Al-Fatwa Al-wadihah (Fatwa Jelas)
20. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
b. Manhaj Al-Saliin (The Way of the Saleh) dalam buku ini mencerminkan
pandangan modern Masa'il.Iqtisduna (Ekonomi Kita) Buku ini terdiri dari
dua jilid dan adalah diskusi ekstensif tentang ekonomi Islam dan serangan
terhadap kapitalisme dan komunisme. yaitu Al-Madrasah Al-Islamiyyah
(Sekolah Islam)
c. Ghayat Al-Fikr fi Al-Us}ul (Pemikiran Tertinggi dalam Us}ul)
d. Ta'liqat 'ala Al-Asfar (Tinjauan Empat Kitab Perjalanan Mulla Sadra).
e. Manabi 'Al-Qudrah fi Daulat Al-Islam (Sumber Kekuatan di Negara Islam)
dalam buku ini Negara Islam harus didirikan menurut Syariah karena ini
adalah satu-satunya cara yang menjamin hukum Allah di bumi.
f. Al-Insan Al-Mu'asir wa Al-Mushkilah Al-Ijtima'iyyah (Manusia Masalah
modern dan sosial).
g. Al-Bank Al-Islamiyah (Bank Islam).
h. Durus fi “Ilm Al-Us}ul (Kuliah Ilmu Pokok-pokok Hukum Islam)
i. Al-Mursil wa Al-Rasul wa Al-Risalah (Allah Utusan dan Pesannya).
j. Ahkam Al-H}ajj (Hukum Haji).
k. Al-Us}ul Al-Manthiqiyyah li Al-Istiqra' (Asas Logika dalam Induksi).
l. Falsafatuna (Filosofi Kami)
Dalam semua tulisannya dia bercita-cita untuk kebangkitan Tradisi Islam bagi
umat Islam modern, khususnya kaum muda. Dia secara ekstensif mengutip informasi
dari Al-Qur'an, Hadits dan para Imam Syiah, semuanya mencerminkan hukum adat.
Namun Demikian juga, ia sering mengutip interpretasi atau membuat interpretasi
sendiri tentang masalah dan situasi saat ini. Berusaha dikatakan dalam Iqtis}o>duna,
kurang lebih filsafat Ekonomi untuk kumpulan hukum, dan itu mencerminkan
kemampuannya untuk menghembuskan kehidupan ke dalam hukum yang terlihat
berlebihan.
Iqtisduna ditulis pada 1960-an dan harus dianggap sebagai analisis komprehensif
dan perbandingan sistem ekonomi perspektif Islam, dan masih digunakan sebagai
referensi bagi para ahli tahun sembilan puluhan. 1982, setelah bertahun-tahun
beraktivitas, pemerintah Iran menerjemahkan karyanya ke dalam bahasa Inggris.
Sayangnya, terjemahannya memperlakukan karya asli S}adr dengan adil tidak adil.
Tetap saja, Sadr melakukannya. Pikiran membaca jauh. Pendekatan 'ekonomi hukum'-
nya memiliki menempatkannya sebagai pemikir Islam terkemuka.
Baqir al-Sadr sering menyerang dialektika dalam karyanya materialistis dan
malah mendukung konsep Islam tentang pembedaan antara benar dan salah. Dia
menulis tentang itu secara ekstensif Ekonomi Islam, sering dikonsultasikan oleh
berbagai organisasi Islam, seperti Bank Pembangunan Islam.
Dia menganjurkan gerakan Islam yang terorganisir, pihak terpusat yang dapat
berkolaborasi dengan entitas yang berbeda dalam bangsa Islam untuk membawa
perubahan sosial yang diinginkan. Dia adalah bapak Hizbut Tahrir Al Islamiyyah
(Partai Dakwah Islam). Dia mengajarkan bahwa politik adalah bagian dari Islam. Dia
telah menelepon kepada umat Islam untuk mengakui kekayaan Islam yang kaya dan
kaya untuk melepaskan diri dari pengaruh eksternal, khususnya dari pengaruh
Kapitalisme dan Marxisme. Dia mendesak umat Islam untuk bangun dari tidur dan
menyadari ini dengan mencoba menyebarkan ideologi orang-orang di dunia Muslim
yang mencoba membunuh kaum imperialis ideologi Islam. Muslim harus bersatu
melawan intervensi jadi dalam sistem sosial, ekonomi dan politik mereka
21. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
Hubungan Teori Distribusi & Teori Produksi serta penerapannya pada
zaman sekarang
Islam menyangkal ketergantungan pada distribusi bentuk produksi dan
kekuatan hukum sejarah yang diyakini dari Marxisme dia tidak menyangkal seluruh
hubungan antara distribusi dan produksi. Dari sudut pandang Islam, bagaimanapun, ada
hubungan yang tidak ada hubungan ketergantungan antara penjualan dan produksi
menurut hukum sejarah. Dalam hal ini dia melakukan distribusi sebagai koridor
produksi daripada menyelaraskan distribusi dengannya Kebutuhan produksi seperti
yang didefinisikan oleh kaum Marxis.
Gagasan hubungan ini didasarkan pada poin-poin berikut:
1. Sistem ekonomi melihat hukum (norma) yang ditegakkan Ambillah sebagai
hukum yang abadi, permanen, dan berlaku di semua orang waktu dan di semua
tempat.
2. Islam memandang proses produksi yang dilakukan oleh buruh sebagai fase di
mana hukum umum distribusi berlaku. Pembukaan lahan mati, penggalian air,
penebangan di hutan, Penambangan, itu semua proses produksi
3. Ketika tingkat produksi dan potensi meningkat, dominasi manusia berakhir
alam meningkat. Maka akan tiba saatnya ketika orang-orang akan Kapasitas
produksinya menggunakan alam dalam skala besar jangkauan yang lebih besar
dan lebih luas, lebih luas daripada Produksi yang mungkin sebelum
pertumbuhan terjadi ke tingkat ini
Menurut Baqir al-Sadr, dalam pandangan Islam kekayaan dan kekayaan
peningkatannya adalah tujuan penting, tetapi bukan tujuan akhir, hanya tujuan
perantara. Kekayaan bukanlah tujuan akhir atau tujuan utama manusia di muka bumi,
tetapi sebagai sarana untuk Muslim dalam menjalankan peran mereka sebagai khalifah
di mana dia diharuskan untuk melakukannya Gunakan kekayaan ini untuk membuka
potensi penuhnya Manusia dan meningkatkan kemanusiaan manusia di segala bidang,
baik moral serta bahan.
Karena kekayaan bukanlah ukuran kinerja kegiatan produktif Islam tidak melihat
peningkatan produksi berdasarkan kekayaan total dan terpisah dari distribusi. Hal ini
berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh mannan. Muhammad Abdul Manan
mengatakan bahwa prinsip dasarnya dalam proses produksi adalah kesejahteraan
ekonomi. kepuasan ekonomi Islam terdiri dari peningkatan pendapatan yang
disebabkan oleh peningkatan produksi barang yang berguna melalui penggunaan
Sumber daya yang maksimal, baik manusia maupun material, dan dengan melibatkan
sebanyak mungkin orang dalam prosesnya Produksi. Oleh karena itu perbaikan sistem
produksi dalam Islam tidak berarti peningkatan pendapatan yang dapat diukur dengan
uang, tetapi juga peningkatan dalam memaksimalkan pemenuhan kebutuhan kita
dengan sedikit usaha, namun tetap memperhatikan tuntunan syariat Islam tentang
konsumsi. (HARIYANTI, KONSEP PEMIKIRAN MUHAMMAD BAQIR AL-SADR
TENTANG PRODUKSI DAN RELEVANSINYA DENGAN KONSEP PRODUKSI
DALAM SISTEM EKONOMI PANCASILA DI INDONESIA, 2018)
Tujuan utama dari sistem ekonomi Indonesia adalah realisasi kesejahteraan umum.
Hal ini didasarkan pada dua alasan. Pertama melalui sistem ekonomi sistemik yang
berorientasi pada kepentingan Bersama Indonesia memiliki peluang yang sangat bagus
22. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
untuk memberikan kontribusi yang besar mewujudkan cita-cita besar negara Indonesia.
Tidak dapat disangkal bahwa Komponen ekonomi dalam kesejahteraan sangat besar
yaitu keberhasilan di bidang ekonomi berdampak langsung pada kesejahteraan. Dengan
terwujudnya kemaslahatan bersama berarti sepertiga tujuan negara dapat terwujud.
Kedua, memiliki landasan konstitusional yang kuat, yaitu: sesuai amanat Pembukaan
UUD 1945 (Ismail, Santosa, & Yustika, 2014)
Hal ini sesuai dengan target produksi yang ditawarkan oleh Muhammad Baqir al-
Sadr yang menjelaskan bahwa tujuannya adalah produksi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, bukan untuk memperbanyak Kekayaan sebagai sistem kapitalis
Kemudian mereka memikirkan evaluasi produksi yang ditawarkan Baqir al-Sadr
adalah tentang kelangkaan sumber daya alam. Maka Dijelaskan bahwa sebelumnya
masalah ekonomi sebenarnya bukan terletak pada kelangkaan sumber daya alam, tetapi
lebih dari itu akibat aktivitas manusia dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada.
Ini mengarah pada kesenjangan pemikiran menyebabkan kebingungan persepsi antara
konsep kebutuhan dan keinginan (ingin). Jika perilaku manusia didasarkan pada
keinginan, maka masalah ekonomi tidak akan pernah selesai karena keinginan manusia
selalu tidak pernah merasa puas. Di sinilah letak masalah ekonomi sekarang dihadapi
karena didasarkan pada keinginan masyarakat sehingga tekanan ekonomi meningkat,
yang berdampak pada ketidakseimbangan, baik makroekonomi maupun
mikroekonomi. Tidak benar Efek yang timbul dari perilaku ekonomi didasarkan pada
mau (want) yaitu semakin rusaknya sistem neraca lingkungan hidup karena sumber
daya ekonomi habis hanya untuk memenuhi kebutuhan keinginan manusia yang tidak
pernah terpuaskan.
Maka setelah penulis melakukan analisis terhadap apa yang ditunjukkan oleh
Muhammad Baqir al-Sadr dapat digunakan dalam distribusi dalam membangun
perekonomian yang sehat karena dalam Bagi Baqir, Islam tidak mengenal batas sumber
daya al-Sadr, masalah ekonomi muncul dari distribusi yang tidak merata adil dan tidak
setara. Distribusi didasarkan pada sistem ekonomi yang cenderung tidak adil
membiarkan eksploitasi para pihak yang kuat melawan yang lemah. ketimpangan akses
Oleh karena itu, seseorang dapat berbicara tentang ketidaksetaraan distribusi. Aktivitas
Pembagian dalam perspektif Baqir al-Sadr terbagi menjadi dua hal, Distribusi pra-
produksi, yang mengacu pada distribusi sumber daya alam untuk digunakan dalam
proses produksi dan untuk distribusi setelah produksi yaitu distribusi yang ditekankan
oleh teori pendapatan dalam perspektif Islam, yaitu teori ganti rugi dan bagi hasil.
Distribusi Sumber Produksi adalah hal pertama yang perlu Anda lakukan sebelum
memulai Produksi yang menghasilkan kekayaan produktif. distribusi kekayaan
produktif akan mengacu dan bergantung pada produksi. Urusan Itu karena distribusi
kekayaan produktif mendominasi produk yang pada akhirnya mengarah pada produksi,
sehingga dapat dipahami yang merupakan titik awal atau level pertama dalam sistem
Ekonomi Islam adalah distribusi dan bukan produksi seperti di ekonomi politik
tradisional.
23. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
Penutup dan Kesimpulan
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis pemikiran Baqir al-Sadr tentang relevansi sistem produksi
dapat disimpulkan dari fakta bahwa:
1. Ada hubungan antara aspek objektif dalam konsep produksi Baqir al-Sadr
dengan konsep produksi dalam sistem ekonomi pancasila di Indonesia yaitu
kepemilikan sumber daya alam yang terkandung di dalam perut Bumi dan
bawah air, pembagian kerja dan modal tetap. Di antaranya, kepemilikan tanah
dan modal investasi tidak menjadi masalah konsep Baqir al-Sadr dengan konsep
produksi dalam perekonomian Pancasila di Indonesia Indonesia.
2. Ada relevansi antara aspek subjektif dalam konsep produksi Muhammad Baqir
al-Sadr dengan konsep produksi dalam sistem ekonomi pancasila di Indonesia
Indonesia adalah tentang tujuan yang ingin dicapai melalui sistem produksi
yaitu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama penilaian Produksi bahwa
kelangkaan sumber daya alam bukanlah penyebabnya masalah ekonomi.
3. Karya Muhammad Al – Baqir As Sadr pun banyak mulai dari pihak ekonomi
maupun lainnya sudah banyak
4. Impelementasi pemikiran Muhammad Baqir Ash Sadr di zaman sekarang
terdapat pada system ekonomi yakni produksi serta distribusi dimana 2 kegiatan
ini sangat berpengaruh penting dalam kehidupan zaman sekarang.
B. Saran
Dalam makalah ini dibahas mengenai sistem produksi Baqir al-Sadr, namun
dalam makalah ini masih banyak ruang kosong yang belum penulis bahas secara rinci.
Jadi berharap lebih lebih banyak peneliti melanjutkan dan bahkan mengkritik dan
menyelesaikan artikel ini.
Saya menyarankan agar peneliti lain membahas ini secara lebih rinci tentang
sistem produksi, karena produksi merupakan hal yang penting Sistem ekonomi dalam
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial. Menurut penulis strategi intelektual,
sangat penting bagi pemerintah Oleh karena itu, penulis berharap dapat diterapkan di
Indonesia dengan itu semua Orang memiliki pengetahuan dan tujuan yang sama ketika
memproduksi, sehingga baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia dapat
menciptakan sesuatu Keadilan dan urusan sosial bersama-sama
24. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2015, April 01). Surat An-Nisa' Ayat 29. Retrieved April 15, 2022, from
Tafsirq.com: https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-29#diskusi
al-Sadr, M. B. (2008). Buku Induk Ekonomi Islam: Iqtisaduna, terjemah Yudi. Jakarta:
Zahra.
An Ras Try Astuti, M. (2019). EKONOMI BERKEADILAN (Konsep Distribusi
Ekonomi Islam Perspektif Muhammad Baqir Al-Sadr). (S. Andi Faisal, Ed.)
ParePare: Nusantara Press.
Aravik, H. (2017). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer. Depok: Kencan.
Author. (2015, April 26). “Biografi dan Pemikiran Muhammad Baqir al-Sadr”.
Retrieved Mei 19, 2022, from Gudang Ilmu Syariah:
http://gudangilmusyariah.blogspot.com/2015/04/muhammad-baqir-al-
sadr.html
Author. (2019). QS. Al-Qamar Ayat 49. Retrieved May 19, 2022, from Merdeka.Com:
https://www.merdeka.com/quran/al-qamar/ayat-49
Choiriyah. (2016). PEMIKIRAN EKONOMI MUHAMMAD BAQIR ASH-SADR.
ISLAMIC BANKING, 50 - 52.
Choiriyah. (2016). Pemikiran Muhammad Baqir Ash-Sad. Jurnal Islamic Banking,
2(1), 52.
Choiriyah. (2016). Pemikiran Muhammad Baqir Ash-Sadr. Jurnal Islamic Banking,
2(1), 51.
Fadya, M. (2017). Pembuatan Motion Graphics sebagai Media Promosi Pada
Campaign “Kado Blanja” di Media Sosial PT. Metraplasa – Blanja.com.
(Jurnal Politeknik Negeri Jakarta, 03.
Falsafatuna: Pandangan Terhadap Pelbagai Aliran Filsafat Dunia. (2014). In O.
Philosophy. Bandung: Mizan.
Haneef, M. A. (2010). Pemikiran Ekonomi Isl am Kontemporer Analisis Komparatif
terpilih. Jakarta: Rajawali Pers.
Haneef, M. A. (2010). Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer :Analisis Komparatif
Terpilih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,.
Haneef, M. A. (2010). Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer: Analisa komparatif
Terpilih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Haneef, M. A. (2010). Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer: Analisis Komparatif
Terpilih. Jakarta: Rajawali Pers.
HARIYANTI, W. S. (2018). KONSEP PEMIKIRAN MUHAMMAD BAQIR AL-
SADR TENTANG PRODUKSI DAN RELEVANSINYA DENGAN
25. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Volume 1, Nomor 1, Mei 2022
KONSEP PRODUKSI DALAM SISTEM EKONOMI PANCASILA DI
INDONESIA. 27 - 30.
HARIYANTI, W. S. (2018). KONSEP PEMIKIRAN MUHAMMAD BAQIR AL-
SADR TENTANG PRODUKSI DAN RELEVANSINYA DENGAN
KONSEP PRODUKSI DALAM SISTEM EKONOMI PANCASILA DI
INDONESIA. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO, 100
- 101.
Humam, A. W. (2014). Metode Tafsir al-Qur'an Menurut Muhammad Baqir al Sadr,
Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Ilmu Humaniora.
Ismail, M., Santosa, D. b., & Yustika, A. E. (2014). Sitem Ekonomi Indonesia
Tafsiran Pancasila dan UUD 1945. Malang: Erlangga.
Mallat, C. (2010). Menyegarkan Islam. Bandung: Mizan.
Muhammad Baqir As-Sadr, A. (2013). Falsafatuna (materi filsafat, dan tuhan.
Yogyakarta: RausyanFikrInstitute.
Rivai, V., & Buchori, A. (2013). Islamic Economic: Ekonomi Islam Bukan Opsi,
Tetapi Pilihan. Jakarta: Bumi Aksara.
SARI, E. (2020). PEMIKIRAN MUHAMMAD BAQIR AL-SADR TENTANG
TEORI DISTRIBUSI PRAPRODUKSI DAN TEORI. 37 - 38.
Sari, E. (2021). PEMIKIRAN MUHAMMAD BAQIR AL-SADR TENTANG TEORI
DISTRIBUSI PRAPRODUKSI DAN TEORI DISTRIBUSI
PASCAPRODUKSI. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU, 26 -
27.