Dokumen tersebut membahas hukum Islam terhadap narkoba dan khamer, serta perdebatan mengenai hukuman mati bagi pelaku kejahatan narkoba. Dokumen tersebut menjelaskan proses penetapan hukum Islam terhadap narkoba dan khamer melalui beberapa ayat Alquran. Dokumen tersebut juga menyebutkan bahwa hukuman mati dapat mencegah tindak kejahatan narkoba dan melindungi kehidupan orang lain. A
Top Christmas Gifts 2011 includes:
Blu-Ray - Great Christmas Gifts, all the Electronics on your Christmas wishlist.
Video Games for Christmas for Kids, Christmas deals on jewlery for him or her and Kindle one of the Hot christmas gifts for 2011.
Top Christmas Gifts 2011 includes:
Blu-Ray - Great Christmas Gifts, all the Electronics on your Christmas wishlist.
Video Games for Christmas for Kids, Christmas deals on jewlery for him or her and Kindle one of the Hot christmas gifts for 2011.
Dengan semakin berkembangnya zaman, semakin banyak pula perkembangan yang membawa kebaikan maupun keburukan seperti halnya adanya Narkoba. Narkoba bukan lagi barang baru, namun penyalahgunaannya semakin marak.
Narkoba juga merupakan salah satu zat yang termasuk dalam khamar. Khamar merupakan zat yang dapat menyebabkan gangguan pada kesadaran dan akal. Narkoba sendiri bukan sesuatu yang jelas memabukkan atau mengganggu kesadaran seperti tuak atau minuman keras lainnya. Namun haramnya Narkoba lebih kepada penggunaannya yang berlebihan dan efek buruk yang ditimbulkan.
Dalam islam sendiri, terdapat berbagai pendapat yang menjelaskan mengenai Narkoba dan Khamar. Sebagian Ulama mengatakan bahwa Narkoba bukan merupakan khamar karena bukan berbentuk cairan. Namun Sebagian mengatakan bahwa Narkoba termasuk khamar karena efek yang ditimbulkan. Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas mengenai narkoba dalam islam serta hukumnya.
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiAnas Wibowo
Studi mendalam dan objektif terhadap sistem pidana Islam telah menunjukkan berbagai keunggulannya bila dibandingkan dengan sistem pidana sekuler yang tengah diterapkan. Tulisan ini mencoba mengungkap segi-segi keunggulan sistem pidana Islam tersebut, baik keunggulan secara konseptual (teoretis), maupun keunggulan praktikal (empiris).
1. Eksekusi Bukan Langkah Preventif
Oleh Wiyanto Suud
Narkoba atau Khamer dalam ajaran agama Islam, mengalami proses yang cukup
panjang dalam sejarah penetapan hukumnya. Karena mabuk itu sendiri sudah menjadi
bagian dari tradisi orang Arab jahiliyah ketika itu. Untuk kali pertama sahabat bertanya
kepada Rasulullah tentang Khamer, terjawab dengan turunnya surat Al-Baqarah ayat
219, yang menyatakan bahwa khamer itu merupakan dosa besar dan ada manfaatnya
bagi manusia.
Dan ternyata, orang yang mengimami Salat, sedang ia dalam keadaan mabuk,
sungguh mengacaukan bacaan Alquran. Oleh karena itu, turunlah surat An-Nisa’ ayat 43,
yang berisi larang untuk mendekati Salat bagi siapa saja yang sedang mabuk, sampai
mereka menyadari apa yang mereka katakan.
Dan hukum khamer ini sendiri ditutup dan ditetapkan dengan turunnya surat Al-
Mai’dah ayat 90, yang mengatakan bahwa khamer merupakan bagian dari pekerjaan
setan sehingga haram bagi kaum muslimin untuk mengonsumsinya.
Kalau memang Islam menetapkan khamer itu haram, maka Islam juga menentukan
sanksi bagi siapa yang melanggar ketetapan tersebut. Pada zaman Rasulullah, Beliau
menetapkan hukuman 40 kali cambukan bagi orang yang meminum khamer.
Kemudian Umar bin Khatthab, Khalifah kedua sesudah Abu Bakar Ash-Shiddiq,
mengeluarkan fatwa hukuman 80 kali cambukan bagi peminum khamer. Kenapa beliau
mengeluarkan fatwa itu? Ternyata, dengan hukuman 40 kali cambukan belum
memberikan efek jera bagi sang pelaku.
Dimuat di Prokon Aktivis Jawa Pos, 8 Oktober 2004.
2. Pada saat ini, peredaran dan penggunaan NAPZA (Narkoba, Psikotropika dan Zat
Adiktif) ternyata menjadi sebuah masalah yang mengglobal, sehingga efek yang
ditimbulkan merupakan fenomena yang berskala global juga.
Berapa banyak kasus yang sering kita lihat, baca, dan dengarkan di berbagai
media, baik cetak maupun elektronik, tentang kematian yang disebabkan oleh kelebihan
dosis pemakaian obat terlarang, kasus pencurian untuk membeli ganja dan lain
sebagainya. Sehingga kebutuhan akan ketetapan atau fatwa baru tentang hukuman bagi
para produsen, pengedar, pengguna, dan penyimpan barang terlarang tersebut menjadi
begitu urgen.
Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan. Pertama, menentukan hukuman
mati bagi produsen, pengedar, dan bandar narkoba. Karena eksekusi merupakan
jaminan kehidupan bagi manusia yang lain. Menjadi jaminan karena hukuman tersebut
akan membuat pelakunya untuk berpikir dua kali sebelum melakukan tindak kejahatan,
dan hukuman mati itu dapat melenyapkan kejahatan pembunuhan apapun bentuk dan
caranya.
Kedua, masalah keadilan. Berapa banyak korban jiwa karena kelebihan dosis,
memberikan penyiksaan dengan sikap ketergantungan terhadap obat, maka layakkah
bagi dia kalau hanya dihukum satu atau dua tahun. Seharusnya bagi orang yang
membunuh harusnya menuai hal yang sama, itu baru dikatakan adil. Atau kalau
memang tidak hukuman mati, bisakah kita mencari hal atau hukuman yang seimbang
dan setara dengan efek yang ditimbulkan oleh peredaran barang terlarang tersebut.
Ketiga, hukuman mati pada hakikatnya memanusiakan manusia. Efek peredaran
narkoba sudah kian mengglobal, maka hal apakah yang bisa menghentikan dan
memutuskan jaringan mereka, maka satu jawaban yang tepat adalah pemerintahan
resmi di suatu negara.
Karena pemerintah mempunyai hak yang legal dan formal untuk bisa melakukan
tindakan memaksa bagi warga dan orang yang sedang berada di negaranya. Hal inilah
3. yang bisa melindungi hajat hidup mayoritas warga. Tentunya hal ini lebih manusiawi
(harusnya) ketimbang kita memikirkan kekejian terhadap tersangka dari hukuman mati
tersebut. Dalam level jaringan inilah hukum harus bertindak.
Hukuman mati merupakan sebuah solusi untuk penanganan kasus yang berkaitan
dengan narkoba. Dalam Alquran disebutkan bahwa di balik hukuman qishas itu ada
kehidupan bagi orang yang berakal.
Sudah jelaslah bahaya yang disebabkan oleh narkoba, masihkah kita berpikir dua
kali untuk menetapkan hukuman mati bagi yang melakukan tindak kejahatan yang
berkaitan dengannya (tentunya dengan kriteria dan bukti yang jelas)