Dokumen tersebut membahas tentang inflasi dan deflasi. Secara ringkas, inflasi adalah kenaikan harga barang dan pelemahan mata uang secara terus menerus, sedangkan deflasi adalah penurunan harga barang dan penguatan mata uang. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor penyebab inflasi, skala inflasi, perhitungan indeks harga konsumen untuk mengukur tingkat inflasi, serta dampak inflasi yang stabil bagi dunia usaha
2. 1. Defenisi Inflasi
Inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan
kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang
mengalami pelemahan, dan jika ini terjadi secara terus menerus maka
akan mengakibatkan pada memburuknya kondisi ekonomi secara
menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan politik suatu negara.
2. Pembagian Inflasi
Dari segi asal yang terjadinya inflasi ada dua macam, yaitu sebagai
berikut:
a. Inflasi Domestic (Domestic Inflation)
b. Inflasi Impor (Imported Inflation)
Disamping inflasi dilihat dari segi asalnya maka ada beberapa faktor
yang bisa menimbulkan inflasi, yaitu sebagai berikut:
a. Struktual inflation (inflasi struktual)
b. Cost push inflation
c. Demand full inflation yaitu inflasi
3. 3. Kerangka Kebijakan Target Inflasi
Untuk menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi yang baik
dan terkendali maka perlu dirancang inflation targeting framework
atau kerangka kebijakan target inflasi yang realistis dan aplikatif
artinya sesuai dengan kemampuan dari pemerintah dan dunia usaha.
Menurut Romer (2006), kerangka kebijakan target inflasi mengandung
tiga elemen yaitu:
1. Target inflasi biasanya rendah dan ditentukan dalam kisaran
presentase yang sempit.
2. Bank sentral memiliki peran yang lebih besar dalam memengaruhi
inflasi.
3. Mendorong transparansi dan akuntabilitas bank sentral.
4. 4. Skala Penilaian Inflasi
Dari segi prespektif skala penilian inflasi maka ada empat kategori skala
yang bisa dipakai, yaitu:
a. Inflasi ringan (creeping inflation)
b. Inflasi sedang (moderate inflation)
c. Inflasi berat
d. Inflasi sangat berat
5. Perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price
Index (CPI)
Untuk menghitung inflasi tahunan kita harus terlebih dahulu menghitung
Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI).
Consumer Price Index (CPI) menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim
“merupakan rasio dari biaya konsumsi khusus dalam satu tahun terhadap
biaya pos tersebut pada tahun dasar
5. 6. Tujuan Perhitungan Inflasi
Ada beberapa tujuan umum yang dapat diperoleh dengan dilakukan nya
perhitungan IHK atau CPI ini, yaitu:
a. Bagi investor kategori riel invesment yang berkeinginan investasi ke
suatu negara bisa menjadikan informasi ini sebagai salah satu
pendukung rekomendasinya.
b. Bagi investor kategori financial invesment, ukuran dan hasil hitungan
IHK atau CPI ini dapat menjadi salah satu base analyze.
c. Tujuan indeks itu adalah mengukur perubahan harga eceran yang
dibutuhkan untuk mempertahankan standar kehidupan yang tetap untuk
konsumen “rata-rata”.
6. 7. Perhitungan Inflasi
Setelah kita menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) atau
Consumer Price Index (CPI) maka selanjutnya kita dapat
menghitung inflasi. Adapun rumus untuk menghitung inflasi adalah:
IRx = (IHKx/ IHKx-1.
100) - 100
Keterangan :
• IRx = Inflation Rate atau tingkat inflasi tahun x
• IHKx= IHK tahun x
• IHKx-1= IHK tahun sebelumnya
8. Pengertian Deflasi
Deflasi adalah suatu kondisi di mana harga barang dan jasa terus
mengalami penurunan dan nilai uang terus mengalami penguatan.
7. 9. Metode Penyesuaian Laporan Keuangan Terhadap Inflasi
Menurut Rico Lemana dan Rudy Surjanto “Ada tiga macam metode
untuk melakukan penyesuaian laporan keuangan terhadap inflasi,
yaitu:
• Current Cost
• Costant Dollar
• Current Cost/ Constant Dollar
10. Pengaruh Inflasi yang Stabil dan Terkendali pada Dunia
Usaha
Secara umum ada beberapa pengaruh positif yang dialami oleh
dunia usaha sehubungan dengan kondisi inflasi yang stabil dan
terkendali terhadap kinerja keuangan suatu badan usaha yang profit
oriented, yaitu sebagai berikut:
A. Dengan kondisi inflasi yang stabil, perusahaan cenderung memiliki
peluang untuk bisa memperoleh keuntungan sesuai dengan target
dalam rencana bisnis (bussines plan).
B. Dengan kondisi inflasi yang stabil dan terkendali memungkinkan
perusahaan meminajam uang ke perbankan dalam bentuk kredit
jangka menengah dan panjang.
8. C. Dengan kondisi inflasi yang stabil, perusahaan cenderung memiliki
peluang untuk mengalokasikan sebagaian perolehan keuntungan untuk
melakukan ekspansi usaha, seperti membuka kantor cabang baru dan
lainnya .
D. Dengan kondisi inflasi yang stabil. Memungkinkan perusahaan untuk
mengalokasikan sebagaian perolehan keuntungan guna ditempatkan di pos
cadangan (reserve) bahkan pada pos hedging (lindung nilai).
E. Dengan kondisi inflasi yang stabil memungkinkan berbagai kontrak
bisnis bisa terlaksana dan bahkan perusahaan bisa membangun kontrak
bisnis (bussiness contract) seperti Memorandum of Understanding (MOU),
Letter of Intens (LOI), dan sebagainya dengan berbagai perusahan lain
dalam konteks saling menguntungkan atau mampu memberi keuntungan
bagi perusahaan.
9. 11. Ekonomi Politik Pada Inflasi
Kondisi inflasi yang tinggi sangat tidak baik jika kita melihat dari berbagai
segi, apalagi terutama dari segi dunia usaha. Kondisi inflasi yang tinggi dan
tidak berada pada actual inflation bisa menyebabkan penurunan keuntungan
sebagai efek dari penurunan penjualanan. Namun, semua itu bisa sebaliknya
terutama pada kondisi inflasi berada di posisi yang ssesuai dengan
pengaharapan para pebisnis.
12. Pengaruh Inflasi pada Investasi
Bagi kalangan investor sangat penting untuk menurunkan inflasi,
dikarenakan peningkatan inflasi secara relatif merupakan sinyal
negatif bagi pemodal dipasar modal. Secara spesifik inflasi bisa
meningkatkan pendapatan dan biaya bagi perusahaan, yaitu jika
peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang
didapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan
akan turun. Profitibilitas yang dimaksud di sini adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bersih.