Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar didasarkan pada tiga prinsip dasar, yaitu prinsip terpadu, fungsional, dan kontekstual. Prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya mengintegrasikan empat keterampilan berbahasa, menggunakan bahasa secara fungsional dalam komunikasi, serta mempelajari bahasa dalam konteks yang relevan.
1. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran
PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR
Pendahuluan
Saudara mahasiswa, dari bahan yang sudah Saudara pelajari tentang prinsip-prinsip dasar
pembelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar (SD), tentunya Saudara sudah menguasai prinsip-
prinsip dasar pembelajaran Bahasa Indonesia. Ada beberapa prinsip yang sudah Saudara pelajari
dalam Unit 1 buku tersebut yang terdiri atas dua subunit, maka dalam Unit 1 buku suplemen ini juga
terdiri atas dua subunit sebagai berikut.
1. Subunit 1 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
2. Subunit 2 Peran dan Ragam Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Setelah Saudara selesai mengkaji materi Unit 1, kompetensi dasar yang diharapkan adalah
mahasiswa mampu menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa Indonesia SD, dengan
indikator (1) mampu mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa Indonesia SD dalam
Kurikulum, (2) mampu menganalisis peran prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa Indonesia SD,
dan (3) mampu membedakan ragam prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa Indonesia SD, yang
terdiri atas prinsip kontekstual, integratif, fungsional, dan apresiatif.
Melalui Unit ini Saudara akan dibimbing untuk dapat mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar
pembelajaran bahasa Indonesia SD dalam Kurikulum dan untuk menganalisis peran dan ragam
prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa Indonesia SD. Jika Saudara menemui kesulitan, silakan
diskusikan dengan teman sekelas/kelompok, atau dengan tutor Saudara.
Selamat mengikuti, semoga Anda sukses!
1.1
2. 2
Identifikasi Prinsip-prinsip
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Saudara-saudara mahasiswa, Anda sudah mempelajari prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia.
Tentunya dalam pikiran Anda masih timbul pertanyaaan bagaimana cara mengidentifikasi prinsip-prinsip
pembelajaran bahasa Indonesia di SD? Untuk menjawab apa yang Anda pikirkan tersebut, marilah Anda pahami
indikator yang hendak dicapai melalui mempelajari Subunit 1 sebagai berikut:
Prinsip terpadu
Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipilah menjadi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Jika demikian, bagaimanakah halnya dengan aspek kebahasaan
dan kesastraan. Apakah aspek kebahasaan dan kesastraan ditiadakan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
?
Untuk menjawab pertanyaan ini, coba kita perhatikan contoh muatan SK dan KD dalam Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia untuk kelas I semester 1 pada keterampilan mendengarkan sebagai berikut.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1. Memahami bunyi bahasa, perintah, 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa
dan dongeng yang dilisankan 1.2 Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah
atau petunjuk sederhana
1.3 Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita
Dari SK dan KD dalam tabel tersebut, berilah tanda berupa garis bawah, warna, atau tanda yang lain
yang menunjukkan aspek:
1. keterampilan menyimak
2. keterampilan berbicara
3. keterampilan membaca
4. keterampilan menulis
5. kebahasaan bahasa Indonesia
6. kesastraan.
Dari uraian dalam SK dan KD yang sudah Saudara beri tanda, apakah keenam aspek tersebut ada di
dalamnya? apa yang dapat Saudara simpulkan tentang aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan bahasa
Indonesia, dan sastra dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia?
1.2
3. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran
Materi
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Kegiatan berbahasa dapat dipilah menjadi 4 kegiatan, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Dengan demikian, pembelajaran berbahasa dimaksudkan untuk dapat meningkatkan keterampilan berbahasa
siswa.
Namun dalam kegiatan berbahasa, seorang penutur bahasa harus memiliki kemampuan kebahasaan
sebagai bagian dari sistem kegiatan berbahasa yang terdiri atas kemampuan dalam tata bunyi (fonologi), tata
bentukan kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), dan tata makna (semantik). Pengertian atau definisi bahasa
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai
tanda-tanda , bunyi-bunyi, gestur, atau tanda-tanda yang disepakati yang mengandung makna yang
dapat dipahami (Webster’s Third New International Dictionary of the English Language, 1961:1270)
2. Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu
kebudayaan tertentu atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau
berinteraksi (Finocchiaro, 1964:8)
3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Kentjono,
1982:2)
Dari definisi-definsi tersebut dapat dikemukakan karakteristik bahasa sebagai berikut.
1. Oral
Pada hakikatnya bahasa adalah oral (Bloomfield, 1979). Pada awalnya, bahasa merupakan bentuk
alat komunikasi yang sifatnya lisan, yakni dalam bentuk kegiatan menyimak dan berbicara. Pada
perkembangan peradaban selanjutnya, yakni setelah manusia mengenal tulisan, bahasa tidak hanya
digunakan dalam komunikasi lisan tetapi juga digunakan dalam komunikasi tulis. Namun, tulisan atau sistem
tulisan hanya mampu mewakili sebagian dari isyarat penting yang terdapat dalam ucapan. Orang dapat
berbahasa tanpa mengenal tulisannya (Kridalaksana dalam Koentjono, 1983). Bahkan, sistem tulisan bisa
mewakili bunyi yang berbeda (Suparno, 1994/1995:14). Misalnya, tulisan teras dapat mewakili teras [têras]
‘penting’ dan teras [tèras] ‘bagian depan rumah]. Tulisan t dalam bahasa Inggris dapat mewakili bunyi
apikoalveolar aspirat [th], sedangkan dalam bahasa Indonesia hanya mewakili bunyi konsonan apikoalveolar
[t]. Jadi, tulisan pada hakikatnya merupakan gambar bunyi yang secara sempurna mewakili bahasa yang
diwakilinya. Carilah contoh lain yang dapat membuktikan ketidaksempurnaan bahasa tulis dalam mewakili
bahasa lisan!
2. Sistematis, Sistemis, dan Komplit
Yang dimaksud bahasa memiliki sifat sistematis adalah dalam bahasa itu terdapat aturan dan kaidah.
Beroperasinya bahasa selalu terikat pada kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. Sifat sistematis bahasa ini
dapat pula diartikan bahwa sejumlah satuan bahasa yang terbatas hanya dapat berkombinasi dalam
sejumlah cara yang terbatas (Suparno, 1994/1995:15-16). Dalam bahasa Indonesia, misalnya, terdapat
prefiks ter- yang dapat berkombinasi dengan verba. Akan tetapi, tidak selalu kombinasi antarprefiks ter- dan
verba akan selalu menghasilkan bentukan yang gramatikal. Contohnya:
(1) terjatuh
(2) termakan
1.3
4. 4
(3) tersepak
(4) *terlari
(5) *terjalan
Contoh-contoh tersebut memberikan bukti bahwa ter- tidak dapat berkombinasi dengan verba lari dan jalan.
Yang dimaksud bahasa bersifat sistemis adalah sistem yang berlaku dalam bahasa bukanlah sistem
yang sederhana. Di dalam sistem itu terdapat sub-subsistem yang mencakup subsistem bunyi dan subsitem
gramatika. Menurut Boey (dalam Suparno 1994/1995:16), setiap bahasa memiliki struktur ganda. Dengan
kata lain, setiap bahasa terdiri atas dua subsistem, yakni subsistem satuan-satuan yang bermakna dan
subsistem bunyi yang tidak mengandung makna tetapi membentuk satuan-satuan yang bermakna. Dalam
organisasi tatabahasa, peringkat yang paling tinggi adalah kalimat, kemudian diikuti oleh klausa, frasa, kata,
morfem, dan bunyi.
Bahasa itu komplit dapat diartikan bahwa semua alat yang kita perlukan untuk mengomunikasikan
seluruh pengalaman dan gagasan kita kepada orang lain (Suparno 1994/1995:19). Di dalam bahasa terdapat
alat-alat dan elemen-elemen yang diperlukan untuk mengomunikasikan gagasan, pikiran, dan perasaan
kepada orang lain. Elemen-elemen itu berupa elemen struktur permukaan (surface structure) maupun
elemen maknanya.
3. Arbitrer dan Simbolis
Yang dimaksud arbitrer adalah adanya hubungan yang sewenang-wenang antara lambang dan yang
dilambangi yang ditentukan oleh konvensi masyarakat pemakai bahasa itu. Misalnya, dalam bahasa
Indonesia digunakan kata burung untuk melambangkan binatang vertebarata bersayap dan bertelur. Orang
Inggris menggunakan kata bird; orang Arab teorun; orang Jawa/Sunda manuk; orang Belanda vogel
(Suparno 1994/1995:19).
Yang dimaksud dengan simbolis adalah bahasa-bahasa itu melambangkan (menyimbolkan) objek-
objek yang kongkret, kegiatan, pengalaman, dan gagasan. Dengan sifat simbolis bahasa memungkinkan
seseorang mengabstraksikan ide-ide dan pengalaman serta dapat berbicara tentang salju, kutub utara, luar
angkasa, bahkan surga dan neraka, walaupun belum pernah mengalaminya secara langsung.
4. Unik dan Universal
Sifat unik bahasa adalah ciri khas yang hanya dimiliki suatu bahasa yang tidak dimiliki oleh bahasa
lain. Misalnya, dalam struktur bunyi bahasa Indonesia tidak memiliki bunyi [d] dan [t] tetapi bahasa Bali dan
Jawa mengenal bunyi tersebut. Dalam bahasa Indonesia salah satu cara untuk menunjukkan makna banyak
adalah dengan sistem pengulangan, misalnya sepatu-sepatu, buku-buku, kotak-kotak, dan sebagainya.
Sedangkan, dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan banyak bukan melalui pengulangan namun salah
satunya melalui penggunaan akhiran –s atau –es pada akhir kata tersebut, misalnya shoes, books, boxes,
dan sebagainya.
Di samping memiliki ciri yang unik, bahasa memiliki ciri-ciri universal, yaitu ciri-ciri yang berlaku pada
semua bahasa. Misalnya, setiap bahasa memiliki vokal dan konsonan, serta memiliki satuan-satuan
gramatika seperti morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat. Keuniversalan bahasa juga tampak pada bunyi-
bunyi bahasa yang dipengaruhi oleh ligkungan distribusinya; bunyi-bunyi bahasa bersifat simetris; setiap
bahasa memiliki jenis kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Dari uraian sebelumnya,
kemukakan simpulan Saudara tentang makna prinsip terpadu!
Prinsip Fungsional
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang tertuang dalam SK dan KD merupakan penerapan prinsip
Fungsional. Coba Saudara cermati kembali muatan SKdan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV
semester 1 sebagai berikut.
1.4
5. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran
Standar Kompetensi: Mendeskripsikan secara lisan tempat sesuai denah dan petunjuk penggunaan suatu alat
Kompetensi Dasar:
1. Mendeskripsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar dengan kalimat yang runtut
2. Menjelaskan petunjuk penggunaan suatu alat dengan bahasa yang baik dan benar
Menurut Saudara, apakah SK dan KD tersebut menunjukkan kompetensi dasar berbicara yang harus
dimiliki oleh siswa, sebagai bekal yang dapat digunakannya dalam melaksanakan kegiatan komunikasi
berbahasa secara baik? Apa yang dapat Saudara simpulkan tentang prinsip Fungsional dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Prinsip Kontekstual
Coba perhatikan percakapan 1.1 yang dilakukan oleh siswa SD dengan gurunya sebagai berikut.
Teks Percakapan 1.1
SEPEDA BARU DODI
Dodi : Selamat pagi Pak!
Pak Arif : Selamat pagi Dodi. Sepedamu baru ya Dod, bagus sekali.
Dodi : Terima kasih Pak. Kemarin saya dibelikan ayah sebagai hadiah ulang tahun
saya.
Pak Arif : Oya kemarin ulang tahunmu ya. Selamat Ulang Tahun ya Dod. Tapi maaf, Pak
Guru tidak bisa memberi kamu hadiah apa-apa. Hanya Bapak mendoakan
semoga Dodi diberikan panjang umur, pandai di sekolah, menjadi anak yang
soleh, dan terkabulkan apa yang kamu inginkan.
Dodi : Terima kasih Pak. Maaf Pak saya mau menaruh sepeda saya dulu.
Pak Arif : Ya, parkirkan di tempatnya ya, agar sepedamu aman dan tidak kepanasan.
Dodi : Baik Pak. Permisi…
Pak Arif : Ya.
Dari Percakapan 1.1 tersebut, coba Saudara kemukakan konteks komunikasinya dengan menjawab
pertanyaan berikut.
1. Siapakah penutur dan mitra tutur dalam percakapan tersebut?
2. Kapan percakapan itu terjadi?
3. Di mana percakapan itu terjadi?
4. Dalam situasi apa percakapan itu terjadi (resmi atau tidak resmi)?
Jawaban Saudara atas pertanyaan-pertanyaan itu merupakan konteks Percakapan 1.1. Selanjutnya,
bandingkan Percakapan 1.1 dengan Percakapan 1.2 antara Dodi dan temannya sebagai berikut.
Teks Percakapan 1.2
SEPEDA BARU DODI
Dodi : Hai!
Ahmad : Hai! Sepedamu baru ya Dod. Wow bagus sekali, kapan belinya?
Dodi : Kemarin. Ayah mbelikan sebagai hadiah ulang tahunku.
Ahmad : Selamat ulang tahun ya. Ayahmu baik sekali. Oya, kamu mau pulang?
Dodi : Ya.
Ahmad : Kalau gitu kita berpisah di sini ya, aku mau belok kanan. Hati-hati nyetirnya.
1.5
6. 6
Dodi : Ya, aku mau belok kiri.
Ahmad : Sampai besok ya.
Dodi : Sampai besok juga
Dari percakapan 1.2 tersebut, coba Anda kemukakan konteks komunikasinya dengan menjawab
pertanyaan seperti pada percakapan sebelumnya. Adakah perbedaan konteks pada percakapan 1.2 ini dengan
percakapan 1.1 sebelumnya.
Prinsip Apresiatif
Prinsip apresiasi dalam kegiatan berbahasa merupakan wujud perhatian dan penghargaan antarpelaku
komunikasi, sehingga terbentuk kegiatan komunikasi yang harmonis dan terjaga keberlangsungannya. Dalam
upaya menciptakan keharmonisan dan keberlangsungan komunikasi, maka setiap pelaku komunikasi perlu
memperhatikan konteks, substansi, diksi, dan sikap apresiatif, serta kesantunan tuturan.
Sesuai dengan KTSP, mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya dimuati aspek dan keterampilan
berbahasa saja namun juga dimuati apresiasi sastra. Oleh karena itu, prinsip apresiatif tidak hanya untuk
kegiatan berbahasa namun juga mencakup kegaiatan apresiasi sastra. Jika dalam kegiatan berbahasa, prinsip
apresiatif merupakan wujud perhatian dan penghargaan terhadap tuturan antarpelaku komunikasi, maka prinsip
apresiatif dalam sastra yaitu perwujudan sikap dan perasaan menghargai dan menikmati karya sastra sebagai
sebuah seni yang bermedium bahasa yang indah.
Peran dan Ragam Prinsip-prinsip
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
1.6
7. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran
Saudara-saudara mahasiswa, dari identifikasi prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia pada
Subunit 1, selanjutnya kita perlu memahami cara melakukan analisis terhadap prinsip-prinsip pembelajaran
Bahasa Indonesia. Untuk itu, pada Subunit 2 akan kita pelajari analisis terhadap prinsip-prinsip pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan indikator yang hendak dicapai sebagai berikut:
Pada Subunit 1, Anda telah mempelajari prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia SD, yakni
prinsip kontekstual, integratif, fungsional, dan apresiatif. Maka pada Subunit 2 ini kita akan mencoba untuk
menganalisis prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia SD, yakni prinsip kontekstual, integratif,
fungsional, dan apresiatif yang sudah Anda pelajari pada Subunit 1, maka analisislah karakteristik dan peran
masing-masing prinsip tersebut dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kemudian tuangkan hasil analisis Anda
ke dalam tabel berikut.
No. Prinsip Karakteristik Prinsip Peran Prinsip Contoh Penerapan
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Prinsip Pembelajaran
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
1. Terpadu ………………… ………………… …………………
(Integratif) ………………… ………………… …………………
2. Fungsional ……………………… ………………… …………………
………..….. ………………… …………………
3. Kontekstual ……………………… ………………… …………………
…………… ………………… …………………
4. Apresiatif ……………………… ………………… …………………
…………… ………………… …………………
Benar sekali! Dari jawaban Saudara jelaslah bahwa karakteristik prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa
Indonesia merupakan hasil identifikasi dan analisis terhadap sifat-sifat khusus masing-masing prinsip
pembelajaran Bahasa Indonesia, misalnya prinsip Integratif memiliki karakteristik pemaduan antaraspek
keterampilan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, baik antara dua aspek keterampilan
berbahasa maupun lebih. Peran prinsip Integratif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di antaranya adalah
untuk menciptakan pembelajaran dan pengalaman komprehensif pada siswa dalam mempelajari keterampilan
berbahasa Indonesia. Contoh penerapan prinsip integratif adalah pemaduan pembelajaran keterampilan
membaca dengan keterampilan menulis melalui kegiatan menulis ringkasan dari wacana yang telah dibacanya.
Rangkuman
Sesuai dengan rambu-rambu mata pelajaran Bahasa Indonesia tertuang dalam KTSP bahwa
kompetensi dasar mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, bersastra, dan kebahasaan.
Aspek-aspek tersebut mendapat porsi yang seimbang dan disajikan secara terpadu. Prinsip fungsional dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia tampak dari fungsi bahasa sebagai alat komunikasi melalui peningkatan
keterampilan berbahasa dan bersastra. Prinsip berdasarkan konteks pengalaman peserta didik yang alamiah
merupakan kondisi mutlak yang seharusnya dipertimbangkan dalam upaya melaksanakan pembelajaran
bermakna. Prinsip terpadu dalam pembelajaran berbahasa merupakan prinsip yang digunakan dalam rangka
1.7
8. 8
mendekati kealamiahan konteks berbahasa. Prinsip apresiatif merupakan prinsip yang difokuskan untuk
pembelajaran apresiasi sastra, walaupun juga dapat digunakan untuk pembelajaran berbahasa.
Latihan
A. Untuk lebih memahamkan Anda terhadap materi yang sudah dipelajari pada Unit 1, coba Anda diskusikan
prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa Indonesia SD, kemudian buatlah contoh kegiatan pembelajaran
berbahasa yang menunjukkan penerapan prinsip dasar tersebut!
B. Jawablah soal-soal objektif berikut dengan benar!
1. Masing-masing aspek keterampilan berbahasa, sastra, dan bahasa diajarkan dalam porsi yang
seimbang dan menyeluruh termasuk prinsip … dalam pembelajaran.
A. Kontekstual B. Terpadu C. komunikatif D. Fungsional
2. Konteks pengalaman peserta didik yang alamiah merupakan kondisi mutlak yang seharusnya
dipertimbangkan dalam upaya melaksanakan pembelajaran bermakna merupakan prinsip…
A. kontekstual B. Terpadu C. Komunikatif D. Fungsional
3. Pemaduan antaraspek keterampilan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, baik antara
dua aspek keterampilan berbahasa maupun lebih merupakan…
A. karakteristik prinsip integratif
B. Peran prinsip Integratif
C. penerapan prinsip integratif
D. dasar-dasar prinsip komunikatif
4. Pembelajaran menulis surat pribadi dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada siswa untuk
berkomunikasi dengan keluarganya yang berada di suatu tempat, merupakan…
A. karakteristik prinsip komunikatif
B. Peran prinsip komunikatif
C. penerapan prinsip komunikatif
D. dasar-dasar prinsip komunikatif
5. Pembelajaran menulis puisi berdasarkan kesan pengamatan lingkungan sekitar merupakan bentuk
ragam prinsip …
A. Komunikatif B. integratif C. Kontekstual D. Apresiatif
1.8
9. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran
Glosarium
Prinsip : dasar-dasar utama (pembelajaran Bahasa Indonesia)
Apresiatif : sifat menghargai tuturan orang lain, baik dalam bentuk menghargai
tuturan orang lain maupun dalam bentuk menghargai karya orang lain
Peran : kebermaknaan (bagi pembelajaran Bahasa Indonesia)
Ragam : corak penerapan prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia
1.9
10. 10
Daftar Pustaka
Danandjaya, James. 1994. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama
Grafiti.
Kompas. 30 Agustus 1997. Perlu, Pelajaran Sastra Anak pada Sekolah Dasar.
Mulyati, Yeti, dkk. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Santoso, Puji, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Spodek, B. & Saracho, N.O. 1984. Right from the Start: Teaching Children Ages Three to Eight. Boston: Allyn and
Bacon.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan (Diindonesiakan oleh Melani Budianta). Jakarta: PT
Gramedia.
KUNCI JAWABAN:
1. b
2. a
3. a
4. c
5. d
1.10