Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi infeksi bakteri dalam saluran kemih. Sebagian besar ISK disebabkan oleh invasi bakteri Escherichia coli secara asending ke saluran kemih. ISK dibedakan menjadi infeksi saluran kemih atas (pielonefritis akut dan kronik) dan bawah (sistitis akut dan kronik, sindrom uretra akut). ISK akut memiliki gejala akut seperti demam dan nyeri,
1. REFERAT INFEKSI SALURAN
KEMIH (ISK)
Teuku Saiful Mahya
Internship Batch IV 2021/2022
RS Tk.IV DKT Kencana Serang
Supervisor:
dr. TB Yuli R. SpAn
2. PENDAHULUAN BAB I
Infeksi saluran kemih
merupakan salah satu
penyakit infeksi yang
sering ditemukan dalam
masyarakat
Secara epidemiologis,
hampir 25-35%
perempuan dewasa
pernah mengalami ISK
selama hidupnya. Di
Amerika Serikat, terdapat
>7 juta kunjungan pasien
dengan ISK di tempat
praktik umum.
bakteri Escherichia coli
penyebab tersering
Infeksi Saluran Kemih
yang melakukan invasi
secara asending ke
saluran kemih dan
menimbulkan reaksi
peradangan
5. DEFINISI
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan adanya infeksi (ada
pertumbuhan dan perkembangan bakteri) dalam saluran
kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal sampai infeksi di uretra
dengan jumlah bakteriuria yang bermakna
6. EPIDEMIOLOGI
Menurut penelitian, hampir 25-35% perempuan dewasa
pernah mengalami ISK selama hidupnya.
Bakteriuria lebih sering ditemukan pada perempuan.
Selama periode sekolah (School girls) 1% meningkat
menjadi 5 % selama periode aktif secara seksual.
Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai
30% pada laki-laki dan perempuan jika disertai faktor
predisposisi.
7. EPIDEMIOLOGI
. No Faktor Predisposis (Pencetus)
1 Litiasis
2 Obstruksi Saluran kemih
3 Penyakit ginjal polikistik
4 Nekrosis papilar
5 Penyakit Sikle-cell
6 Nefropati analgesik
7 Senggama
8 Kehamilan dan peserta KB dengan tabletprogesteron
9 Kateterisasi
10 Diabetes Melitus pasca transplantasi ginjal
8. ETIOLOGI
Pada umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme (MO) tunggal seperti:
Eschericia coli 80% sering pada orang dewasa.
Proteus spp Sering pada anak-anak
Enterococcus spp. Stafilokokus Aureus 10-15% Post Pemasangan
kateter
9. Patogenesis bakteriuria asimtomatik menjadi bakteriuri simtomatik
tergantung dari :
Patogenitas bakteri sebagai agent
Status pasien sebagai host
Cara bakteri masuk ke saluran kemih (bacterial entry)
PATOGENESIS
10. KLASIFIKASI
Infeksi Saluran Kemih
Atas Bawah
Trias:
Demam Tinggi
1. Menggigil
2. Nyeri Ketok CVA (+) / topping pain
1. Nyeri tekan Suprapubik
2. Nyeri pinggang bawah
3. Disuria
4. Demam subfebris
11. KLASIFIKASI
ISK atas terdiri
• Pielonefritis terbagi 2:
pielonefritis akut (PNA)
dan pielonefritis kronik
(PNK).
• Pielitis
ISK bawah terdiri
• sistitis
• prostatitis
• epidimitis
• Uretritis
• Sindrom uretra
ISKB pada Perempuan berupa sistitis dan sindrom uretra akut, sedangkan pada
Laki-laki berupa sistitis, prostatitis, epidimitis, dan uretritis
12. MANIFESTASI KLINIS
Lokal
• Disuria
• Polakisuria Stranguria
• Tenesmus
• Nokturia
• Enuresis nocturnal
• Prostatismus
• Inkontinesia
• Nyeri uretra
• Nyeri kandung kemih
• Nyeri kolik
• Nyeri ginjal
Sistemik
• Panas badan sampai
menggigil
• Septikemia dan syok
Perubahan Urinalis
• Hematuria
• Piuria
• Chylusuria
• pneumaturia
13. TERAPI
1. Infeksi saluran kemih atas (ISKA)
Pasien dengan pielonefritis akut (PNA) memerlukan rawat inap untuk
memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik parenteral minimal 48 jam.
The Infectious Disease Society of America menganjurkan terapi
antibiotic IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam, sebelum adanya hasil
kepekaan biakan yakni fluorokuinolon, amiglikosida dengan atau tanpa
ampisilin dan sefalosporin spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida.
14. TERAPI
2. Infeksi saluran kemih bawah (ISKB)
Meningkatkan intake cairan, pemberian antibiotik yang adekuat, dan kalau
perlu terapi simtomatik untuk alkanisasi urin dengan natrium bikarbonat 16-20
gram per hari.
Pada sistitis akut, antibiotika pilihan pertama antara lain nitrofurantoin,
ampisilin, penisilin G, asam nalidiksik dan tetrasiklin. Golongan sulfonamid
cukup efektif tetapi tidak ekspansif. Pada sistitis kronik dapat diberikan
nitrofurantoin dan sulfonamid sebagai pengobatan permulaan sebelum
diketahui hasil bakteriogram.
15. KOMPLIKASI
• Yaitu non-obstruksi dan bukan pada
perempuan hamil pada umumnya merupakan
penyakit ringan (self limited disease) dan
tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.
ISK sederhana
(uncomplicated)
• Biasanya terjadi pada perempuan hamil
dan pasien dengan diabetes mellitus.
Selain itu basiluria asimtomatik (BAS)
merupakan risiko untuk pielonefritis diikuti
penurun laju filtrasi glomerulus (LFG).
ISK tipe
berkomplikasi
(complicated)
16. PROGNOSIS
Prognosis pasien dengan pielonefritis
akut, pada umumnya baik dengan
penyembuhan 100% secara klinik
maupun bakteriologi bila terapi
antibiotika yang diberikan sesuai. Bila
terdapat faktor predisposisi yang tidak
diketahui atau sulit dikoreksi maka
40% pasien PNA dapat menjadi
kronik atau PNK
Prognosis sistitis akut pada umumnya
baik dan dapat sembuh sempurna,
kecuali bila terdapat faktor-faktor
predisposisi yang lolos dari
pengamatan
Prognosis sistitis kronik baik bila
diberikan antibiotik yang intensif dan
tepat serta faktor predisposisi mudah
dikenal dan diatasi.
17. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan adanya infeksi (ada
pertumbuhan dan perkembangan bakteri) dalam saluran kemih,
meliputi infeksi parenkim ginjal sampai infeksi di uretra dengan
jumlah bakteriuria yang bermakna
Sebagian besar ISK disebabkan oleh invasi bakteri Escherichia coli
secara asending ke saluran kemih
Patogenesis ISK dipengaruhi oleh patogenisitas bakteri (perlekatan
mukosa dan faktor virulensi), faktor tuan rumah (host) dan
bacterial entry
KESIMPULAN
BAB III
18. ISK terbagi menjadi infeksi saluran kemih atas
(pielonefritis akut dan pielonefritis kronik) serta infeksi
saluran kemih bawah (sistitis akut, sistitis kronik, sindrom
uretra akut, uretritis, epididimitis)
ISK akut belum menimbulkan kelainan struktural atau
radiologis dengan gejala awitan akut seperti demam,
nyeri pinggang, nyeri suprapubic, disuria, polakisuria,
stranguria, nokturia. Sedangkan ISK kronik sudah
menimbulkan kelainan struktural atau radiologis dan
biasanya kurang bergejala
KESIMPULAN
BAB III