SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
SKD BULUNGAN
SUB SISTEM PERATURAN Yang diatur
Upaya kesehatan Lampiran SKN
72 2012
SUBSITEM UPAYA KESEHATAN
137. Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan,
baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan tradisional, alternatif
dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dengan selalu mengutamakan
keamanan, kualitas, dan bermanfaat.
138. Pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer dilaksanakan secara
sinergi dan integrasi dengan pelayanan kesehatan.
139. Pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer diarahkan untuk
mengembangkan lingkup keilmuan (body of knowledge) supaya sejajar dengan pelayanan
kesehatan.
140. Upaya kesehatan diutamakan pada berbagai upaya yang mempunyai daya ungkit tinggi
dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan utamanya penduduk rentan, antara lain
ibu, bayi, anak,manusia usia lanjut, dan masyarakat miskin.
Perda Prov no 20
th 2008
UPAYA KESEHATAN MELIPUTI :
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Lingkungan Sehat
Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Masyarakat
Gawat Darurat dan Bencana
KLB
UU Kesehatan 36
Tahun 2009
Pasal 46
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya
kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan.
Pasal 48
(1) Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dilaksanakan
melalui kegiatan:
a. pelayanan kesehatan;
b. pelayanan kesehatan tradisional;
c. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit;
d. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan;
e. kesehatan reproduksi;
f. keluarga berencana;
g. kesehatan sekolah;
h. kesehatan olahraga;
i. pelayanan kesehatan pada bencana;
j. pelayanan darah;
k. kesehatan gigi dan mulut;
l. penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran;
m. kesehatan matra;
n. pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan;
o. pengamanan makanan dan minuman;
p. pengamanan zat adiktif; dan/atau
q. bedah mayat.
(2) Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didukung oleh
sumber daya kesehatan.
Pasal 49
(1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab atas
penyelenggaraan upaya kesehatan.
(2) Penyelenggaraan upaya kesehatan harus memperhatikan fungsi sosial, nilai, dan norma
agama, sosial budaya, moral, dan etika profesi.
Pasal 50
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab meningkatkan dan
mengembangkan upaya kesehatan.
(2) Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memenuhi
kebutuhan kesehatan dasar masyarakat.
(3) Peningkatan dan pengembangan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
dilakukan berdasarkan pengkajian dan penelitian.
4) Ketentuan mengenai peningkatan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan melalui kerja sama antar-Pemerintah dan antarlintas sektor.
Pasal 51
(1) Upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi individu atau masyarakat.
(2) Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada standar
pelayanan minimal kesehatan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Pembiayaan
Kesehatan
UU kesehatan 36
tahun 2009
PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pasal 170
(1) Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya.
(2) Unsur-unsur pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
sumber pembiayaan, alokasi, dan pemanfaatan.
(3) Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat,
swasta dan sumber lain.
Pasal 171
(1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% (lima persen)
dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji.
(2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan
minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji.
(3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurangkurangnya
2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara
dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Pasal 172
(1) Alokasi pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 171 ayat (3)
ditujukan untuk pelayanan kesehatan di bidang pelayanan publik, terutama bagi penduduk
miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara alokasi pembiayaan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 173
(1) Alokasi pembiayaan kesehatan yang bersumber dari swasta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 170 ayat (3) dimobilisasi melalui sistem jaminan sosial nasional dan/atau
asuransi kesehatan komersial.
(2) Ketentuan mengenai tata cara penyelenggaraan system jaminan sosial nasional
dan/atau asuransi kesehatan komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lampiran PP 72
TH 2009 SKN
Subsistem pembiayaan kesehatan adalah pengelolaan berbagai upaya penggalian,
pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya.
Unsur-unsur subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari:
a. dana;
b. sumber daya; dan
c. pengelolaan dana kesehatan.
Penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari:
a. penggalian dana;
b. pengalokasian dana; dan
c. pembelanjaan.
Perda Prov No 20
Th 2008
BAB VII
BENTUK PENYELENGGARAAN
PEMBIAYAAN KESEHATAN
(1) Sumber pembiayaan kesehatan Provinsi Kaltim:
a. Pemerintah Pusat.
b. Pemerintah Provinsi.
c. Bantuan Luar Negeri.
d. Dunia Usaha dan Swasta.
e. Masyarakat.
(2) Dinas kesehatan menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan terhadap sumber-
sumber pembiayaan kesehatan.
Alokasi
Pemanfaatan
Subsistem
Sumberdaya
Manusia
Kesehatan
UU kesehatan 36
tahun 2009
Tenaga Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Perbekalan Kesehatan
Teknologi dan Produk Teknologi
Lampiran SKN Lampiran No 272
Unsur-unsur subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri dari:
a. sumber daya manusia kesehatan;
b. sumber daya pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan; dan
c. penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.
Perencanaan Sumber Daya Manusia KesehatanSumber Daya
Pengadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pembinaan dan Pengawasan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Penyelenggaraan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
Perda Prov No 20
Th 2008
Pasal 18: Peningkatan Jumlah, Mutu dan Penyebaran Tenaga Kesehatan
Pasal 19 : Pendidikan dan Pelatihan
Subsistem
Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan
dan Makanan
UU kesehatan 36
tahun 2009
Pasal 98
(1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan
terjangkau.
(2) Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan,
menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang
berkhasiat obat.
(3) Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran
sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
(4) Pemerintah berkewajiban membina, mengatur, mengendalikan, dan mengawasi
pengadaan, penyimpanan, promosi, dan pengedaran sebagaimana dimaksud pada ayat
Pasal 99
(1) Sumber sediaan farmasi yang berasal dari alam semesta dan sudah terbukti berkhasiat
dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, dan/atau perawatan, serta
pemeliharaan kesehatan tetap harus dijaga kelestariannya.
(2) Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengolah, memproduksi,
mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan menggunakan sediaan farmasi
yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
(3) Pemerintah menjamin pengembangan dan pemeliharaan sediaan farmasi.
Pasal 100
(1) Sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan dalam
pencegahan, pengobatan, perawatan, dan/atau pemeliharaan kesehatan tetap dijaga
kelestariannya.
(2) Pemerintah menjamin pengembangan dan pemeliharaan bahan baku obat tradisional .
Pasal 101
(1) Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengolah, memproduksi,
mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan menggunakan obat tradisional
yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
(2) Ketentuan mengenai mengolah, memproduksi, mengedarkan, mengembangkan,
meningkatkan, dan menggunakan obat tradisional diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 102
(1) Penggunaan sediaan farmasi yang berupa narkotika dan psikotropika hanya dapat
dilakukan berdasarkan resep dokter atau dokter gigi dan dilarang untuk disalahgunakan.
(2) Ketentuan mengenai narkotika dan psikotropika dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 103
(1) Setiap orang yang memproduksi, menyimpan, mengedarkan, dan menggunakan
narkotika dan psikotropika wajib memenuhi standar dan/atau persyaratan tertentu.
(2) Ketentuan mengenai produksi, penyimpanan, peredaran, serta penggunaan narkotika
dan psikotropika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 104
(1) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi
masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau
khasiat/kemanfaatan.
(2) Penggunaan obat dan obat tradisional harus dilakukan secara rasional.
Pasal 105
(1) Sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan baku obat harus memenuhi syarat
farmakope Indonesia atau buku standar lainnya.
(2) Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika serta alat kesehatan harus
memenuhi standar dan/atau persyaratan yang ditentukan.
Perda Prov
KALTIM No
20/2008
Peningkatan Jumlah, Mutu dan Penyebaran Tenaga Kesehatan
Pasal 18
(1) Dinas kesehatan berwenang dalam hal menetapkan :
a. Rekruitmen dan seleksi yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah atas
usul dari Dinas Kesehatan yang meliputi seluruh sarana kesehatan pemerintah.
b. Standar kebutuhan SDM Kesehatan didasarkan pada beban kerja, rasio jumlah
penduduk dan kebutuhan masyarakat..
c. Penempatan dan pendistribusian tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga
kesehatan tertentu antar kabupaten/kota skala provinsi.
d. Pendayagunaan tenaga kesehatan skala provinsi.
(2) Standar kinerja SDM Kesehatan dibuat oleh tim yang dikoordinasikan oleh dinas
kesehatan.
(3) Masing-masing institusi dan/atau instansi sarana kesehatan wajib membuat pola
pengembangan karir sesuai dengan kompetensi, kebutuhan dan pembangunan
kesehatan.
Bagian Kedua
Pendidikan dan Pelatihan
Pasal 19
(1) Pendidikan dan pelatihan meliputi pelatihan teknik fungsional, manajemen, dan
penjenjangan mengacu pada ketentuan yang berlaku.
(2) Institusi dan/atau lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib terakreditasi
SKN
PP 72 tahun 2009
Unsur-unsur subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan terdiri dari:
a. komoditi;
b. sumber daya;
c. pelayanan kefarmasian;
d. pengawasan; dan
e. pemberdayaan masyarakat.
5. Subsistem UU Kesehatan 36 Pasal 168
Manajemen dan
Informasi
Kesehatan
tahun 2009 (1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi
kesehatan.
(2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sistem
informasi dan melalui lintas sektor.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 169
Pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses
terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Lampiran SKN
72 tahun 2009
Unsur-unsur subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan terdiri dari:
a. kebijakan kesehatan;
b. administrasi kesehatan;
c. hukum kesehatan;
d. informasi kesehatan; dan
e. sumber daya manajemen kesehatan.
Perda Prov
Kaltim No 20
tahun 2008
Informasi Kesehatan
Pasal 22
(1) Dinas kesehatan menyelenggarakan : a. mengelola dan mengembangkan sistem
informasi kesehatan yang terpadu meliputi sarana pelayanan pemerintah, dan swasta
termasuk lintas batas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. pengelolaan survei kesehatan daerah (surkesda) Skala Provinsi.
(2) Dinas kesehatan kabupaten/kota melaporkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi :
a. Kejadian Luar Biasa dalam waktu 1x24 jam (Laporan W1)
b. informasi penyakit berpotensi wabah (Laporan W2).
(3) RS melaporkan laporan kegiatannya kepada dinas kesehatan dengan tembusan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kedudukannya.
(4) Semua informasi yang diterima dari Provinsi, Kabupaten dan Kota selanjutnya
menjadi dasar dalam proses perencanaan pembangunan kesehatan.
Subsistem
Pemberdayaan
Masyarakat
UU 36 tahun 2009 Pasal 179
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui:
a. komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat;
b. pendayagunaan tenaga kesehatan;
c. pembiayaan.
Lampiran SKN
72 tahun 2009
*Unsur-unsur subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari:
a. penggerak pemberdayaan;
b. sasaran pemberdayaan;
c. kegiatan hidup sehat; dan
d. sumber daya
*Prinsip-prinsip subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari:
a. berbasis masyarakat;
b. edukatif dan kemandirian;
c. kesempatan mengemukakan pendapat dan memilih pelayanan
kesehatan; dan
d. kemitraan dan gotong royong.
*Penyelenggaraan subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari:
a. penggerakan masyarakat;
b. pengorganisasian dalam pemberdayaan;
c. advokasi;
d. kemitraan; dan
e. peningkatan sumber daya.
Perda Prov
Kaltim No 20
tahun 2008
BENTUK PENYELENGGARAAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pasal 21
(1) Dinas kesehatan menyelenggarakan upaya promosi kesehatan Skala Provinsi.
(2) Individu, masyarakat dan kelompok potensial berpartisipasi aktif dalam pembangunan
kesehatan.
(3) Dinas kesehatan membentuk kemitraan dengan kelompok potensial dan dunia usaha.
(4) Pemberdayaan masyarakat umum dilakukan melalui pembentukan wadah perwakilan
masyarakat yang peduli kesehatan. Wadah perwakilan yang dimaksud yang antara lain
adalah penyantun puskesmas (dikecamatan), Konsil/Komite,Kesehatan Kabupaten/Kota (di
Kabupaten/Kota) atau Koalisi /Jaringan/Forum Peduli Kesehatan (di Provinsi).
(5) Dalam mewujudkan masyarakat sebagai pusat pembangunan kesehatan, ditiap daerah
dapat dibentuk Dewan/Komite Kesehatan yang berfungsi untuk menjadi mitra Pemerintah
dalam merumuskan kebijakan Pembangunan Kesehatan,mengawasi pelaksanaan
pembangunan kesehatan, dan meningkatkan transparansi pembangunan kesehatan.
KAK BULUNGAN
1. Subsistem Upaya Kesehatan
a. Umum
b. Tingkatan Upaya Kesehatan
c.Jenis Kesehatan
d. Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan
2. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
a. Umum
b. Jaminan Kesehatan
3. Subsistem Sumberdaya Manusia Kesehatan
a. Umum
b. Tenaga Kesehatan
c.Pembinaan dan Pengawasan Sumberdaya Manusia Kesehatan
d. Hak dan Kewajiban
e. Tenaga Kesehatan Asing
4. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan
5. Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan
a. Manajemen Kesehatan
b. Informasi Kesehatan
c. Hukum Kesehatan
d. Penelitian dan Pengembangan
6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
a. Umum
b. Prinsip
c.Penyelenggaraan

More Related Content

What's hot

What's hot (10)

Dokumen kesehatan
Dokumen kesehatanDokumen kesehatan
Dokumen kesehatan
 
Aspek legal keperawatan gawat darurat
Aspek legal keperawatan gawat daruratAspek legal keperawatan gawat darurat
Aspek legal keperawatan gawat darurat
 
Uu no.36 2009
Uu no.36 2009Uu no.36 2009
Uu no.36 2009
 
Uu 36 2009_kesehatan
Uu 36 2009_kesehatanUu 36 2009_kesehatan
Uu 36 2009_kesehatan
 
UU 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
UU 36 Tahun 2009 Tentang KesehatanUU 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
UU 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
 
Uu no.36-thn-2009-ttg-0 kesehatan alinea 1
Uu no.36-thn-2009-ttg-0 kesehatan alinea 1Uu no.36-thn-2009-ttg-0 kesehatan alinea 1
Uu no.36-thn-2009-ttg-0 kesehatan alinea 1
 
Dokumen kesehatan
Dokumen kesehatanDokumen kesehatan
Dokumen kesehatan
 
UU no 36 thn 2009 ttg Kesehatan
UU no 36 thn 2009 ttg KesehatanUU no 36 thn 2009 ttg Kesehatan
UU no 36 thn 2009 ttg Kesehatan
 
Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...
Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...
Sistem Kesehatan Nasional , Undang – Undang Kesehatan & Mellineum Development...
 
3.sistem kesehatan-nasional-2009
3.sistem kesehatan-nasional-20093.sistem kesehatan-nasional-2009
3.sistem kesehatan-nasional-2009
 

Similar to Perbandingan skd bulungan

Analisis skn, skp, skd
Analisis skn, skp, skdAnalisis skn, skp, skd
Analisis skn, skp, skdIlma Rahmawati
 
Undang undang no 23 tahun 1992
Undang undang no 23 tahun 1992Undang undang no 23 tahun 1992
Undang undang no 23 tahun 1992Afrizal Christie
 
UU Nomor 36 Tahun 2009 (1).pdf
UU Nomor 36 Tahun 2009 (1).pdfUU Nomor 36 Tahun 2009 (1).pdf
UU Nomor 36 Tahun 2009 (1).pdfMichelleAngelika
 
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang KesehatanUndang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang KesehatanPenataan Ruang
 
UU_36_2009_Kesehatan.pdf
UU_36_2009_Kesehatan.pdfUU_36_2009_Kesehatan.pdf
UU_36_2009_Kesehatan.pdfCIkumparan
 
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009JalinKrakatau
 
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatan
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatanUu no. 36_th_2009_ttg_kesehatan
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatanDickdick Maulana
 
Uu kesehatan no. 36 thn 2009
Uu kesehatan no. 36 thn 2009Uu kesehatan no. 36 thn 2009
Uu kesehatan no. 36 thn 2009Mohammad Ichsan
 
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatan
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatanUu no. 36_th_2009_ttg_kesehatan
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatanDeni Lestari
 
Uu kesehatan no. 36 thn 2009
Uu kesehatan no. 36 thn 2009Uu kesehatan no. 36 thn 2009
Uu kesehatan no. 36 thn 2009Mohammad Ichsan
 
Uu 36-2009-kesehatan-130804213654-phpapp02
Uu 36-2009-kesehatan-130804213654-phpapp02Uu 36-2009-kesehatan-130804213654-phpapp02
Uu 36-2009-kesehatan-130804213654-phpapp02FatikHa D'jockam
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanStiunus Esap
 
1_ HK. PEMBIAAYAAN KESEHATAN_2023.pptx
1_ HK. PEMBIAAYAAN KESEHATAN_2023.pptx1_ HK. PEMBIAAYAAN KESEHATAN_2023.pptx
1_ HK. PEMBIAAYAAN KESEHATAN_2023.pptxRikiSTHMMHKES
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 
Visi indonesia sehat 2015
Visi indonesia sehat 2015Visi indonesia sehat 2015
Visi indonesia sehat 2015defiahs
 
Uu 36-tahun-2009 kesehatan
Uu 36-tahun-2009 kesehatanUu 36-tahun-2009 kesehatan
Uu 36-tahun-2009 kesehatanNoer Kesuma
 

Similar to Perbandingan skd bulungan (20)

Analisis skn, skp, skd
Analisis skn, skp, skdAnalisis skn, skp, skd
Analisis skn, skp, skd
 
Undang undang no 23 tahun 1992
Undang undang no 23 tahun 1992Undang undang no 23 tahun 1992
Undang undang no 23 tahun 1992
 
UU Nomor 36 Tahun 2009 (1).pdf
UU Nomor 36 Tahun 2009 (1).pdfUU Nomor 36 Tahun 2009 (1).pdf
UU Nomor 36 Tahun 2009 (1).pdf
 
Uu no. 36 th 2009 ttg kesehatan
Uu no. 36 th 2009 ttg kesehatanUu no. 36 th 2009 ttg kesehatan
Uu no. 36 th 2009 ttg kesehatan
 
Uu 36-2009 kesehatan
Uu 36-2009 kesehatanUu 36-2009 kesehatan
Uu 36-2009 kesehatan
 
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang KesehatanUndang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 
UU_36_2009_Kesehatan.pdf
UU_36_2009_Kesehatan.pdfUU_36_2009_Kesehatan.pdf
UU_36_2009_Kesehatan.pdf
 
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009
 
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatan
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatanUu no. 36_th_2009_ttg_kesehatan
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatan
 
Uu kesehatan no. 36 thn 2009
Uu kesehatan no. 36 thn 2009Uu kesehatan no. 36 thn 2009
Uu kesehatan no. 36 thn 2009
 
Uu 36 2009 kesehatan
Uu 36 2009 kesehatanUu 36 2009 kesehatan
Uu 36 2009 kesehatan
 
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatan
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatanUu no. 36_th_2009_ttg_kesehatan
Uu no. 36_th_2009_ttg_kesehatan
 
Uu kesehatan no. 36 thn 2009
Uu kesehatan no. 36 thn 2009Uu kesehatan no. 36 thn 2009
Uu kesehatan no. 36 thn 2009
 
Uu 36-2009-kesehatan-130804213654-phpapp02
Uu 36-2009-kesehatan-130804213654-phpapp02Uu 36-2009-kesehatan-130804213654-phpapp02
Uu 36-2009-kesehatan-130804213654-phpapp02
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan
 
1_ HK. PEMBIAAYAAN KESEHATAN_2023.pptx
1_ HK. PEMBIAAYAAN KESEHATAN_2023.pptx1_ HK. PEMBIAAYAAN KESEHATAN_2023.pptx
1_ HK. PEMBIAAYAAN KESEHATAN_2023.pptx
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
Visi indonesia sehat 2015
Visi indonesia sehat 2015Visi indonesia sehat 2015
Visi indonesia sehat 2015
 
Uu 36 tahun_2009[1]
Uu 36 tahun_2009[1]Uu 36 tahun_2009[1]
Uu 36 tahun_2009[1]
 
Uu 36-tahun-2009 kesehatan
Uu 36-tahun-2009 kesehatanUu 36-tahun-2009 kesehatan
Uu 36-tahun-2009 kesehatan
 

Recently uploaded

Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 

Recently uploaded (20)

Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 

Perbandingan skd bulungan

  • 1. SKD BULUNGAN SUB SISTEM PERATURAN Yang diatur Upaya kesehatan Lampiran SKN 72 2012 SUBSITEM UPAYA KESEHATAN 137. Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dengan selalu mengutamakan keamanan, kualitas, dan bermanfaat. 138. Pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer dilaksanakan secara sinergi dan integrasi dengan pelayanan kesehatan. 139. Pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer diarahkan untuk mengembangkan lingkup keilmuan (body of knowledge) supaya sejajar dengan pelayanan kesehatan. 140. Upaya kesehatan diutamakan pada berbagai upaya yang mempunyai daya ungkit tinggi dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan utamanya penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak,manusia usia lanjut, dan masyarakat miskin. Perda Prov no 20 th 2008 UPAYA KESEHATAN MELIPUTI : Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Lingkungan Sehat Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Masyarakat Gawat Darurat dan Bencana KLB UU Kesehatan 36 Tahun 2009 Pasal 46 Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Pasal 47 Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Pasal 48 (1) Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dilaksanakan
  • 2. melalui kegiatan: a. pelayanan kesehatan; b. pelayanan kesehatan tradisional; c. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit; d. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan; e. kesehatan reproduksi; f. keluarga berencana; g. kesehatan sekolah; h. kesehatan olahraga; i. pelayanan kesehatan pada bencana; j. pelayanan darah; k. kesehatan gigi dan mulut; l. penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran; m. kesehatan matra; n. pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan; o. pengamanan makanan dan minuman; p. pengamanan zat adiktif; dan/atau q. bedah mayat. (2) Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didukung oleh sumber daya kesehatan. Pasal 49 (1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab atas penyelenggaraan upaya kesehatan. (2) Penyelenggaraan upaya kesehatan harus memperhatikan fungsi sosial, nilai, dan norma agama, sosial budaya, moral, dan etika profesi. Pasal 50 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan. (2) Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memenuhi kebutuhan kesehatan dasar masyarakat. (3) Peningkatan dan pengembangan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan berdasarkan pengkajian dan penelitian. 4) Ketentuan mengenai peningkatan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada
  • 3. ayat (1) dilaksanakan melalui kerja sama antar-Pemerintah dan antarlintas sektor. Pasal 51 (1) Upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi- tingginya bagi individu atau masyarakat. (2) Upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada standar pelayanan minimal kesehatan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah Pembiayaan Kesehatan UU kesehatan 36 tahun 2009 PEMBIAYAAN KESEHATAN Pasal 170 (1) Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya. (2) Unsur-unsur pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas sumber pembiayaan, alokasi, dan pemanfaatan. (3) Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan sumber lain. Pasal 171 (1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji. (2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji. (3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurangkurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pasal 172 (1) Alokasi pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 171 ayat (3) ditujukan untuk pelayanan kesehatan di bidang pelayanan publik, terutama bagi penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara alokasi pembiayaan kesehatan sebagaimana
  • 4. dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 173 (1) Alokasi pembiayaan kesehatan yang bersumber dari swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 ayat (3) dimobilisasi melalui sistem jaminan sosial nasional dan/atau asuransi kesehatan komersial. (2) Ketentuan mengenai tata cara penyelenggaraan system jaminan sosial nasional dan/atau asuransi kesehatan komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Lampiran PP 72 TH 2009 SKN Subsistem pembiayaan kesehatan adalah pengelolaan berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Unsur-unsur subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari: a. dana; b. sumber daya; dan c. pengelolaan dana kesehatan. Penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari: a. penggalian dana; b. pengalokasian dana; dan c. pembelanjaan. Perda Prov No 20 Th 2008 BAB VII BENTUK PENYELENGGARAAN PEMBIAYAAN KESEHATAN (1) Sumber pembiayaan kesehatan Provinsi Kaltim: a. Pemerintah Pusat. b. Pemerintah Provinsi. c. Bantuan Luar Negeri. d. Dunia Usaha dan Swasta. e. Masyarakat. (2) Dinas kesehatan menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan terhadap sumber- sumber pembiayaan kesehatan. Alokasi Pemanfaatan
  • 5. Subsistem Sumberdaya Manusia Kesehatan UU kesehatan 36 tahun 2009 Tenaga Kesehatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Perbekalan Kesehatan Teknologi dan Produk Teknologi Lampiran SKN Lampiran No 272 Unsur-unsur subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri dari: a. sumber daya manusia kesehatan; b. sumber daya pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan; dan c. penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan. Perencanaan Sumber Daya Manusia KesehatanSumber Daya Pengadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Pembinaan dan Pengawasan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Penyelenggaraan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Perda Prov No 20 Th 2008 Pasal 18: Peningkatan Jumlah, Mutu dan Penyebaran Tenaga Kesehatan Pasal 19 : Pendidikan dan Pelatihan Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan UU kesehatan 36 tahun 2009 Pasal 98 (1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan terjangkau. (2) Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat. (3) Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. (4) Pemerintah berkewajiban membina, mengatur, mengendalikan, dan mengawasi pengadaan, penyimpanan, promosi, dan pengedaran sebagaimana dimaksud pada ayat Pasal 99 (1) Sumber sediaan farmasi yang berasal dari alam semesta dan sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, dan/atau perawatan, serta pemeliharaan kesehatan tetap harus dijaga kelestariannya.
  • 6. (2) Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengolah, memproduksi, mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan menggunakan sediaan farmasi yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. (3) Pemerintah menjamin pengembangan dan pemeliharaan sediaan farmasi. Pasal 100 (1) Sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, perawatan, dan/atau pemeliharaan kesehatan tetap dijaga kelestariannya. (2) Pemerintah menjamin pengembangan dan pemeliharaan bahan baku obat tradisional . Pasal 101 (1) Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengolah, memproduksi, mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan menggunakan obat tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. (2) Ketentuan mengenai mengolah, memproduksi, mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan menggunakan obat tradisional diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 102 (1) Penggunaan sediaan farmasi yang berupa narkotika dan psikotropika hanya dapat dilakukan berdasarkan resep dokter atau dokter gigi dan dilarang untuk disalahgunakan. (2) Ketentuan mengenai narkotika dan psikotropika dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 103 (1) Setiap orang yang memproduksi, menyimpan, mengedarkan, dan menggunakan narkotika dan psikotropika wajib memenuhi standar dan/atau persyaratan tertentu. (2) Ketentuan mengenai produksi, penyimpanan, peredaran, serta penggunaan narkotika dan psikotropika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 104 (1) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan. (2) Penggunaan obat dan obat tradisional harus dilakukan secara rasional. Pasal 105
  • 7. (1) Sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan baku obat harus memenuhi syarat farmakope Indonesia atau buku standar lainnya. (2) Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika serta alat kesehatan harus memenuhi standar dan/atau persyaratan yang ditentukan. Perda Prov KALTIM No 20/2008 Peningkatan Jumlah, Mutu dan Penyebaran Tenaga Kesehatan Pasal 18 (1) Dinas kesehatan berwenang dalam hal menetapkan : a. Rekruitmen dan seleksi yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah atas usul dari Dinas Kesehatan yang meliputi seluruh sarana kesehatan pemerintah. b. Standar kebutuhan SDM Kesehatan didasarkan pada beban kerja, rasio jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat.. c. Penempatan dan pendistribusian tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga kesehatan tertentu antar kabupaten/kota skala provinsi. d. Pendayagunaan tenaga kesehatan skala provinsi. (2) Standar kinerja SDM Kesehatan dibuat oleh tim yang dikoordinasikan oleh dinas kesehatan. (3) Masing-masing institusi dan/atau instansi sarana kesehatan wajib membuat pola pengembangan karir sesuai dengan kompetensi, kebutuhan dan pembangunan kesehatan. Bagian Kedua Pendidikan dan Pelatihan Pasal 19 (1) Pendidikan dan pelatihan meliputi pelatihan teknik fungsional, manajemen, dan penjenjangan mengacu pada ketentuan yang berlaku. (2) Institusi dan/atau lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib terakreditasi SKN PP 72 tahun 2009 Unsur-unsur subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan terdiri dari: a. komoditi; b. sumber daya; c. pelayanan kefarmasian; d. pengawasan; dan e. pemberdayaan masyarakat. 5. Subsistem UU Kesehatan 36 Pasal 168
  • 8. Manajemen dan Informasi Kesehatan tahun 2009 (1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan. (2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 169 Pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Lampiran SKN 72 tahun 2009 Unsur-unsur subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan terdiri dari: a. kebijakan kesehatan; b. administrasi kesehatan; c. hukum kesehatan; d. informasi kesehatan; dan e. sumber daya manajemen kesehatan. Perda Prov Kaltim No 20 tahun 2008 Informasi Kesehatan Pasal 22 (1) Dinas kesehatan menyelenggarakan : a. mengelola dan mengembangkan sistem informasi kesehatan yang terpadu meliputi sarana pelayanan pemerintah, dan swasta termasuk lintas batas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. b. pengelolaan survei kesehatan daerah (surkesda) Skala Provinsi. (2) Dinas kesehatan kabupaten/kota melaporkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi : a. Kejadian Luar Biasa dalam waktu 1x24 jam (Laporan W1) b. informasi penyakit berpotensi wabah (Laporan W2). (3) RS melaporkan laporan kegiatannya kepada dinas kesehatan dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kedudukannya. (4) Semua informasi yang diterima dari Provinsi, Kabupaten dan Kota selanjutnya menjadi dasar dalam proses perencanaan pembangunan kesehatan. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat UU 36 tahun 2009 Pasal 179 (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui: a. komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat; b. pendayagunaan tenaga kesehatan; c. pembiayaan.
  • 9. Lampiran SKN 72 tahun 2009 *Unsur-unsur subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari: a. penggerak pemberdayaan; b. sasaran pemberdayaan; c. kegiatan hidup sehat; dan d. sumber daya *Prinsip-prinsip subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari: a. berbasis masyarakat; b. edukatif dan kemandirian; c. kesempatan mengemukakan pendapat dan memilih pelayanan kesehatan; dan d. kemitraan dan gotong royong. *Penyelenggaraan subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari: a. penggerakan masyarakat; b. pengorganisasian dalam pemberdayaan; c. advokasi; d. kemitraan; dan e. peningkatan sumber daya. Perda Prov Kaltim No 20 tahun 2008 BENTUK PENYELENGGARAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pasal 21 (1) Dinas kesehatan menyelenggarakan upaya promosi kesehatan Skala Provinsi. (2) Individu, masyarakat dan kelompok potensial berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan. (3) Dinas kesehatan membentuk kemitraan dengan kelompok potensial dan dunia usaha. (4) Pemberdayaan masyarakat umum dilakukan melalui pembentukan wadah perwakilan masyarakat yang peduli kesehatan. Wadah perwakilan yang dimaksud yang antara lain adalah penyantun puskesmas (dikecamatan), Konsil/Komite,Kesehatan Kabupaten/Kota (di Kabupaten/Kota) atau Koalisi /Jaringan/Forum Peduli Kesehatan (di Provinsi). (5) Dalam mewujudkan masyarakat sebagai pusat pembangunan kesehatan, ditiap daerah dapat dibentuk Dewan/Komite Kesehatan yang berfungsi untuk menjadi mitra Pemerintah dalam merumuskan kebijakan Pembangunan Kesehatan,mengawasi pelaksanaan pembangunan kesehatan, dan meningkatkan transparansi pembangunan kesehatan.
  • 10.
  • 11. KAK BULUNGAN 1. Subsistem Upaya Kesehatan a. Umum b. Tingkatan Upaya Kesehatan c.Jenis Kesehatan d. Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan 2. Subsistem Pembiayaan Kesehatan a. Umum b. Jaminan Kesehatan 3. Subsistem Sumberdaya Manusia Kesehatan a. Umum b. Tenaga Kesehatan c.Pembinaan dan Pengawasan Sumberdaya Manusia Kesehatan d. Hak dan Kewajiban e. Tenaga Kesehatan Asing 4. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan 5. Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan a. Manajemen Kesehatan b. Informasi Kesehatan c. Hukum Kesehatan d. Penelitian dan Pengembangan 6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat a. Umum b. Prinsip c.Penyelenggaraan