Menurut dokumen tersebut, mengucapkan "Selamat Hari Natal" adalah sunnah karena: (1) Al-Quran memberikan ucapan selamat kepada Nabi Isa pada hari kelahirannya, (2) Akhlak Nabi Muhammad adalah Al-Quran, dan (3) Kita diperintahkan taat kepada Allah dan Rasul.
1. MENGUCAPKAN “SELAMAT HARI NATAL” HUKUMNYA SUNNAH.
(Jika mengerjakannya maka mendapatkan pahala, dan jika meninggalkannya maka tidak
berdosa)
Oleh: Ibnu Muhdir (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Kata Natal dari bahasa Portugis berarti "kelahiran" atau berasal dari ungkapan
bahasa Latin Dies Natalis yang berarti Hari Lahir (https://id.wikipedia.org/wiki/Natal).
Hari Natal atau hari kelahiran dalam bahasa Arab disebut milad atau maulid. Oleh karena
itu hari raya natal, dalam bahasa Arab disebut ‘Idul Milad (امليالد عيد)
(https://ar.wikipedia.org/wiki/.)عيد_الميالد
Yang dimaksud hari natal di sini adalah hari kelahiran Nabi Isa al Masih, yang
jatuh pada tanggal 25 Desember. Peringatan hari natal ini sudah dimulai pada tahun 221
M, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5 (http://id.wikipedia.org/wiki/Natal), jauh
sebelum Nabi Muhammad lahir. Jadi, saat Nabi Muhammad saw. hidup, peringatan hari
natal tanggal 25 Desember ini sudah ada dan sudah dirayakan, akan tetapi Al-Qur’an dan
Nabi Muhammad saw. tidak pernah mengkritik dan mengoreksinya.
Adapun ALASAN BAHWA MENGUCAPKAN SELAMAT HARI NATAL
ADALAH SUNNAH, sbb.:
1. ALLAH, LEWAT AL-QUR’AN MEMBERIKAN UCAPAN SELAMAT HARI
LAHIR ATAU HARI NATAL KEPADA NABI ISA AS. Perhatikan Firman Allah:
م َالَّالسَوَّيَلَعَمْوَيتْدِلوَمْوَيَووتمَأَمْوَيَوثَعْبأاًّيَح(33)َكِلَذىَيسِعنْابََيْرَمَلْوَقِقَْاْليِذَّالِيهِفَنورَتََْي(34)
Artinya: (33) Dan Keselamatan (Dari Allah) semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari
AKU DILAHIRKAN (DINATALKAN), pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali. (34) Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan
perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. (QS.
Maryam: 33 dan 34)
Di dalam salah satu penafsiran dikatakan bahwa kata م َالَّالس di dalam ayat tersebut, yang
dimaksudkan adalah pemberian penghormatan atau ucapan selamat ( ادراملبهالتحية ). (Fath
al-Qadir Juz 3, hlm. 458). Adapun yang dimaksud م َالَّالسَوَّيَلَع adalah السالمَّعليمنهللاتعاىل
(Salam dari Allah Ta’ala untukku). (Tafsir as-Samarqandi / Bahrul Ulum Juz 2, hlm.
323). Jadi menurut penafsiran ini, bahwa ayat tersebut (QS. Maryam: 33) adalah
UCAPAN SELAMAT DARI ALLAH TA’ALA KEPADA NABI ISA, KETIKA
NABI ISA DILAHIRKAN (DINATALKAN), ketika ia meninggal dan ketika ia
dibangkitkan kembali. Firman Allah ini diucapkan melalui ucapan Nabi Isa as.
2. Kemudian, Allah menegaskan akan kebenarannya pada ayat berikutnya, WALAUPUN
BANYAK ORANG MERAGUKANNYA, dengan Firman-Nya: “Itulah Isa putera
Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan
tentang kebenarannya.” (QS. Maryam: 44).
2. NABI MUHAMMAD SAW. DIUTUS UNTUK MENYEMPURNAKAN AKHLAK
dan AKHLAK NABI ADALAH AL-QUR’AN, perhatikan hadis berikut:
اَنَثَّدَحيدِعَسنْبورصْنَمَالَقاَنَثَّدَحدْبَعَعْلاِزيِزنْبدَّمَُمْنَعِدَّمَُمِنْبَن َالْجَعْنَعِاعَقْعَقْلاِنْبيمِكَحْنَعِبَأحِالَصْنَع
ِبَأَةَرْيَرهَالَق َالَقولسَرَِّاّللىَّلَصَّاّللِهْيَلَعَمَّلَسَواَََّّنِإتْثِعبَمَِت ِِلَحِالَصِق َالَْخْاِل
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Manshur berkata; telah
menceritakan kepada kami Abdul 'Aziz bin Muhammad dari Muhammad bin 'Ajlan
dari Al Qa'qa' bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bahwasanya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlaq yang baik." (HR. AHMAD, hadis no. 8595).
Perhatikan pula hadis berikut:
اَنَثَّدَحدْبَعَِّاقزَّالرْنَعرَمْعَمْنَعَةَادَتَقْنَعَةَارَرزْنَعِدْعَسِنْبامَشِهَالَقتْلَأَسَةَشِائَعتْلقَفِينِِِبْخَأْنَعِقلخِولسَر
َِّاّللىَّلَصَّاّللِهْيَلَعَمَّلَسَوْتَلاَقَفَناَكهقلخَنآْرقْلا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrozzaq dari Ma'mar dari Qotadah dari
Zuroroh dari Sa'ad bin Hisyam berkata; saya bertanya kepada Aisyah, saya katakan;
Tolong kabarkan kepadaku tentang akhlak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Aisyah menjawab; "Akhlak beliau adalah Al Quran." (HR. AHMAD, hadis no. 24139)
Dalam kaitannya dengan ucapan selamat kepada nabi Isa as., dalam suatu riwayat
tentang Hamah bin Him bin Laqis bin Iblis saat mendatangi Nabi Muhammad saw.
dikisahkan:
أنوعيسىأمرهأنأريقالسالمعلىُممدصلىهللاعليهوسلمإنلقيهفبكىصلىهللاعليهوسلممثقال:وعلى
عيسىالسالممادامتالدنياوعليكالسالمايهامةأبداءاِلمانة
Artinya: Dan sesungguhnya Isa menyuruhnya (menyuruh Hamah) untuk membacakan
(mengucapkan) salam kepada Muhammad saw. jika ia bertemu dengannya. Maka Nabi
Muhammad saw. menangis, kemudian bersabda: Dan SALAM UNTUK ISA
SELAMA DUNIA INI MASIH ADA, dan salam kepadamu wahai Hamah karena
engkau telah menyampaikan amanah.(Lihat: Al Fatawa al Hadisah li Ibn Hajar al
Haitami, hlm. 70.)
3. Derajad hadis: Hadis ini diriwayatkan dari beberapa jalur riwayat dengan derajad
HASAN. (Lihat: Al Fatawa al Hadisah li Ibn Hajar al Haitami, hlm. 70.) Akan tetapi
Ibn Al Jauzi memasukkannya ke dalam hadis maudhu’. (Lihat: Al-Maudhu’at li Ibn al
Jauzi, Juz 1 hlm. 208)
Dalam riwayat di atas, ucapan salam atau selamat dari Nabi Muhammad saw.
kepada Nabi Isa as. ini sangat berbeda, karena bersifat langgeng, terus menerus,
selama dunia ini masih ada (maa daamat ad dunya). Ucapan salam atau selamat yang
langgeng seperti ini tidak pernah diucapkan oleh Nabi saw. kepada siapapun di dunia
ini, kecuali kepada Nabi Isa as. Hal ini memberi gambaran kepada kita bahwa selama
dunia ini masih ada, maka Nabi Isa berhak untuk diberi ucapan selamat, yang salah
satunya adalah ucapan selamat hari lahir untuknya (selamat hari natal).
3. KITA DIPERINTAHKAN UNTUK TAAT KEPADA ALLAH DAN RASULULLAH
SAW.
Banyak sekali nash yang menyuruh kita untuk taat kepada Allah dan Rasulullah saw.,
antara lain:
َأ َايَنوعَمْسَت ْمتْنَأَو هْنَع اْوَّلَوَت الَو هَلوسَرَو ََّاّلل اويعِطَأ اونَآم َينِذَّال اَهُّي
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar. (QS Al-Anfaal: 20)
Lihat pula ayat ini:
ْلقْنِإْمتْنكَنوُّبُِتََّاّللِونعِبَّتاَفمكْبِبُْيَّاّللْرِفْغَيَوْمكَلْمكَوبنذَّاّللَوورفَغيم ِحَر(31)
Artinya: Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku
(Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran: 31)
Oleh karena itu, hukum mengucapkan selamat hari natal adalah sunnah, karena
mengikuti Al-Qur’an dan Nabi saw. (ittiba’ Al-Qur’an dan ittiba’ An-Nabi saw.)
dengan subernya yang jelas. Kita tidak boleh mengikuti sakwa sangka atau ittiba’ adh-
dhann. Perhatikan ayat berikut:
ْلقْلَهْنِمْمكِكائَرشْنَميِدْهَيَىلِإِقَْاْلِلقَّاّلليِدْهَيِقَحْلِلْنَمَفَأيِدْهَيَىلِإِقَْاْلُّقَحَأْنَأَعََّبتيْنَّمَأَاليِدِهَيَّالِإْنَأ
دىْهيماَفْمكَلَفْيَكَنومكَُْت(35)ماَوعِبَّتَيْمهرَثْكَأَّالِإًّنَظاَّنِإَّنَّظالَالِنْغيَنِمِقَْاْلئاْيَشَّنِإََّاّلليمِلَعا ِِبَنولَعْفَي
(36)
Artinya: Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekuturmu ada yang menunjuki kepada
kebenaran?" Katakanlah "Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran". Maka
4. Apakah Yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang
yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu
(berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan? Dan kebanyakan
mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak
sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang mereka kerjakan. (QS. Yunus: 35,36)
Berkaitan dengan buah kurma yang masak, orang banyak meragukan, apakah benar
Nabi Isa as. lahir pada bulan Desember, padahal pada bulan Desember adalah musim
dingin, dan bukan waktunya buah kurma masak. Mereka berdasar pada kisah Maryam
saat melahirkan, Maryam diperintahkan oleh Allah untuk menggoyangkan pohon kurma,
maka niscaya akan jatuhlah buah kurma yang masak (QS. Maryam: 25), ini dapat
diterangkan sebagai berikut:
Dalam memahami kasus seperti di atas, kita tidak boleh mengesampingkan ayat lain
yang berkaitan dengan ayat-ayat yang menerangkan tentang sejarah Maryam. Maryam,
sejak kecil sudah diberi keistimewaan oleh Allah, yang salah satunya dia selalu diberi dan
disediakan makanan oleh Allah:
اَهَلَّبَقَتَفاَهُّبَرولبَقِبنَسَحاَهَتَبْنَأَواتَبَنانَسَحاَهَلَّفَكَوَّايِرَكَزاَمَّلكَلَخَداَهْيَلَعَّايِرَكَزاَابَرْحِمْلَدَجَواَهَدْنِعاقْزِرَالَقَايَيْرَمَّّنَأ
ِكَلاَذَهْتَلاَقَوهْنِمِدْنِعَِّاّللَّنِإََّاّللقزْرَيْنَماءَشَيِْيَغِبابَس ِح
Artinya: Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik,
dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya
pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh
(makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah
memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. Ali Imran: 37).
Jadi, tidaklah mustahil, kalau Allah juga menyediakan kurma masak di pohon tempat
Maryam bersandar pada saat ia melahirkan. Memang, masa itu adalah bukan waktunya
buah kurma masak, sehingga Maryam tidak tahu kalau ada buah kurma masak di atasnya.
Oleh karena itu, Allah memberi tahu kepadanya agar pohonnya digoyangkan, sehingga
buah kurma masak itu jatuh. Kalau masa itu adalah musim buah kurma masak, pastilah
Maryam sudah tahu kalau ada buah kurma yang masak di atasnya, dan pastilah dia akan
menggoyangkan pohon tersebut agar ada buah kurma masak yang jatuh, tanpa harus ada
pemberitahuan dari Allah. Allah Maha Kuasa terhadap segalanya, tapi terkadang banyak
manusia yang merasa lebih kuasa dari Allah.
Inilah penjelasan hukum mengucapkan selamat hari natal bagi orang Islam,
semoga bermanfaat. INILAH SALAH SATU BUKTI BAHWA ISLAM RAHMATAN
LIL ALAMIN. (Oleh Ibnu Muhdir, difatwakan pada: 21 Desember 2015)