2. Prinsip Pengelolaan Limbah Domestik Fasyankes
• Limbah domestik di Fasyankes umumnya dihasilkan dari kegiatan
administrasi/perkantoran, dapur/kantin, taman, dan kegiatan pengunjung,
sekitar 80% limbah Fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan ) adalah limbah
domestik.
• Kunci pengelolaan limbah domestik Fasyankes adalah pada pemilahan dan
melakukan prinsip pengurangan, guna ulang, dan daur ulang (reduce, reuse, and
recycle/3R).
• Pengelolaan limbah domestik Fasyankes sama pentingnya dengan pengelolaan
limbah B3 Fasyankes.
3. Manfaat dan Permasalahan
Manfaat
• Meningkatkan estetika Fasyankes.
• Menghindari banjir maupun kebakaran.
• Mencegah pencemaran lingkungan.
• Mencegah penularan penyakit dan tempat
perindukan vektor penyakit.
Permasalahan
• Pemilahan antara sampah domestik dan B3
belum optimal (masih ada yang tercampur).
• Belum sepenuhnya berkomitmen dalam
melaksanakan 3R sampah domestik.
• Keterbatasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
sampah domestik.
4. Jenis Limbah Fasyankes Berdasarkan Karakteristiknya
Limbah domestik
80%
Limbah infeksius &
patologi
Limbah kimia &
farmasi
3%
Limbah tajam
1%
Termometer & tabung
rusak
Limbah Covid-19 bisa berupa
limbah infeksius atau limbah tajam.
5. Pengelolaan Sampah Domestik
Pencegahan (Prevention)
• Pencegahan limbah adalah upaya untuk menghindari timbulnya limbah atau mengurangi volume limbah
sebelum pembelian/pemakaian barang yang berpotensi menjadi limbah, contohnya: menggunakan
produk yang tidak menimbulkan limbah, dll.
Pengurangan (Reduce)
• Mengurangi pemakaian barang yang nantinya akan menjadi limbah, contohnya: membeli produk dengan
kemasan minimal, mengganti ukuran wadah makan sekali pakai, menggunakan produk isi ulang, dll.
Penggunaan Kembali/Guna Ulang (Reuse)
• Menggunakan kembali bahan yang sudah menjadi limbah yang masih layak pakai, contohnya: botol
dicuci lalu digunakan kembali, masker dicuci lalu digunakan ulang, sapu tangan dicuci lalu digunakan
ulang, dll.
Daur Ulang (Recycle)
• Mengolah kembali (daur ulang) dengan cara mengolah limbah menjadi sesuatu yang baru dan digunakan
lebih lanjut, contohnya mengolah sampah basah/organik menjadi kompos, botol plastik digunakan untuk
kerajinan, kerajinan purun dll.
6. Pengelolaan Sampah Domestik
Pencegahan
(Prevention)
Pengurangan
(Reduce)
Penggunaan Kembali/
Guna Ulang (Reuse)
Daur Ulang
(Recycle)
Pembuangan
(Disposal)
Tren pengelolaan limbah saat ini adalah
mengutamakan kegiatan pencegahan (prevention)
timbulan limbah, sehingga tidak banyak limbah yang
dibuang (disposal).
Apabila upaya prevention dan 3R dilakukan dengan
baik maka akan mengurangi beban Fasyankes untuk
pemusnahan limbah dan mengurangi beban TPA
dalam menerima limbah.
Fasyankes dapat bekerja sama dengan usaha kecil
menengah (UKM) untuk mendaur ulang limbah
maupun untuk pembuatan kompos/biodigester.
7. Coronavirus Waste FAQ (WHO/UNDP)
Last updated: 26 May 2020
1. Saran umum
Apakah Covid-19 dapat tertular melalui limbah?
Tidak ada bukti bahwa kontak langsung tanpa perlindungan dari petugas yang mengelola limbah Fasilitas pelayanan
kesehatan (Fasyankes) mengakibatkan transmisi virus dan menularkan Covid-19.
Cuci tangan secara rutin (hand hygiene), menjaga jarak satu sama lain, dan tidak menyentuh muka adalah cara
terpenting untuk mencegah penyebaran Covid-19.
2. Limbah dari masyarakat selama wabah Covid-19
Bagaimana seharusnya masker dan sarung tangan bekas dari masyarakat dibuang?
Pemakaian masker yang dapat digunakan kembali (reuse) dianjurkan untuk mengurangi timbulan limbah dan
mencegah kekurangan persediaan masker yang dibutuhkan petugas kesehatan. Masker yang dapat digunakan
kembali ini harus dicuci pada suhu minimal 60°C setiap selesai digunakan. Masker dan sarung tangan sekali pakai
harus dibuang sebagai limbah domestik dalam wadah tertutup dengan kemasan tertutup dan dibuang di TPA
(tempat pemrosesan akhir) sampah. Masker dan sarung tangan sekali pakai harus dirusak (misalnya dipotong)
sebelum pembuangan untuk mencegah penyalahgunaan. Lepas masker dengan cara hanya menyentuh ikatan
masker dan cuci tangan pakai sabun setelahnya.
8. Coronavirus Waste FAQ (WHO/UNDP)
Last updated: 26 May 2020
2. Limbah dari masyarakat selama wabah Covid-19
Apa yang perlu dilakukan dengan limbah yang dihasilkan di rumah tempat tinggal ODP/PDP?
Limbah yang dihasilkan di rumah diklasifikasikan sebagai limbah non-B3 (limbah domestik) dan dapat dibuang
bersama dengan limbah domestik lainnya. Desinfeksi atau pencegahan lainnya tidak diperlukan. Akan tetapi,
apabila masker atau sarung tangan ada kemungkinan disalahgunakan, masker dan sarung tangan dapat dirusak.
Limbah harus dikemas dalam kantong yang tertutup rapat. Cuci tangan pakai sabun setelah melepaskan sarung
tangan dan masker dan setelah menangani limbah atau kemasan limbah. Sebagai standar minimal, petugas
kesehatan lingkungan harus memastikan bahwa limbah tersebut dibuang di TPA dengan metode sanitary landfill
dan bukan pembuangan terbuka.
3. Limbah dari fasilitas kesehatan selama wabah COVID-19
Apa yang harus dilakukan bila limbah infeksius dan domestik dari pasien COVID-19 tercampur?
Setiap limbah yang telah tercampur dengan limbah yang berpotensi infeksius harus diklasifikasikan sebagai limbah
infeksius dan harus ditangani, diperlakukan dan dibuang seperti seperti limbah infeksius.
9.
10. Definisi Operasional Limbah Domestik Fasyankes
• Limbah Padat Domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan
kerumahtanggaan atau sampah sejenis, seperti sisa makanan, kardus, kertas,
dan sebagainya baik organik maupun anorganik.
• Sedangkan limbah padat khusus meliputi masker sekali pakai, sarung tangan
bekas, tisu/kain yang mengandung cairan/droplet hidung dan mulut,
diperlakukan seperti Limbah B3 infeksius.
11. Pengelolaan Limbah Domestik Fasyankes
Pengolahan/pemrosesan akhir
Penyimpanan
Pengangkutan
Pemilahan/pewadahan
12. Pemilahan dan Pewadahan
• Sediakan tiga wadah limbah padat domestik di lokasi yang mudah dijangkau
orang, yaitu wadah untuk limbah padat organik, non organik, dan limbah padat
khusus (untuk masker sekali pakai, sarung tangan bekas, tisu/kain yang
mengandung cairan/droplet hidung dan mulut).
• Wadah tersebut dilapisi dengan kantong plastik dengan warna berbeda
sehingga mudah untuk pengangkutan limbah dan pembersihan wadah.
• Pengumpulan limbah dari wadah dilakukan bila sudah ¾ penuh atau sekurang-
kurangnya sekali dalam 24 jam.
• Pengumpulan limbah padat pada wadah khusus ini dilakukan bila sudah ¾ atau
sekurang-kurangnya sekali dalam 6 jam.
13. Pemilahan dan Pewadahan
Kategori Warna Keterangan
Sampah anorganik
Merah
(dilapisi kantong hitam)
Plastik bekas, kaleng bekas
Sampah organik
Hijau
(dilapisi kantong hitam)
Sisa makanan, kardus, kertas
Sampah khusus (infeksius)
Kuning
(dilapisi kantong kuning)
Masker bekas, sarung tangan
bekas, tisu bekas/kain bekas
Tidak ada standar khusus untuk warna tempat sampah domestik anorganik/organik tetapi warna kuning
tempat sampah khusus (infeksius) memastikan pemilahan yang sama dengan pengelolaan limbah B3
Fasyankes
Pemilahan dilakukan mulai dari sumber
oleh penghasil limbah di setiap
sumber/ruangan ditempatkan wadah yang
sesuai dengan limbah yang dihasilkan.
Pemilahan disesuaikan dengan kemampuan
Fasyankes untuk melakukan pengolahan
lanjutan, misalnya: kompos, daur ulang, dll.
14. Prosedur Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet
Prosedur Pengelolaan
Sampah Domestik
Prosedur Pengelolaan
Limbah B3 Medis
Prosedur Desinfeksi
Ruangan
Prosedur
Dekontaminasi
Ruangan
16. Pengumpulan dan Pengangkutan ke TPS
• Petugas pengumpulan limbah harus dilengkapi dengan masker, sarung tangan,
sepatu boot, dan apron.
• Petugas pengumpulan sampah khusus harus dilengkapi dengan masker, sarung
tangan, sepatu boot, apron, kacamata pelindung (goggle), dan penutup kepala.
• Pengumpulan dilakukan dengan langkah-langkah:
• Buka tutup tempat sampah.
• Ikat kantong pelapis dengan membuat satu simpul.
• Masukkan kantong tersebut ke wadah untuk diangkut.
• Setelah melakukan pengumpulan, petugas wajib membersihkan seluruh badan
atau sekurang-kurangnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
• Peralatan pelindung diri yaitu goggle, boot, dan apron yang digunakan agar
didesinfeksi sesegera mungkin pada larutan disinfektan, sedangkan masker dan
sarung tangan dibuang ke wadah limbah padat khusus.
17. Penyimpanan
• Limbah padat organik dan anorganik agar disimpan di Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah Padat Domestik paling lama 1 x 24 jam untuk kemudian
berkoordinasi dengan instansi yang membidangi pengelolaan limbah domestik di
kabupaten/kota.
• Tempat Penyimpanan Sementara Limbah padat domestik agar dilakukan
disinfeksi.
• Limbah padat khusus agar disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara
Sampah/Limbah B3 dengan perlakuan seperti limbah B3 infeksius.
18. Penyimpanan (Persyaratan TPS)
Lantai kedap
air
Terlindung dari
air hujan dan
cuaca ekstrim
Saluran air
yang baik
Permukaan
mudah
dibersihkan
Persediaan air
cukup
Mudah diakses
petugas dan
kendaraan
Aman dan
dapat dikunci
Pencahayaan
dan ventilasi
yang baik
Anti hewan
pengganggu
dan serangga
Tidak mudah
terbakar
19. Pengolahan/Pemrosesan Akhir
• Limbah organik dapat diolah menjadi kompos, dan dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan penghijauan Fasyankes.
• Limbah anorganik dapat digunakan sebagai bahan baku untuk daur ulang.
• Limbah yang tidak bisa dimanfaatkan atau diolah menjadi bentuk lain dapat
ditimbun di TPA sanitary landfill atau diangkut ke pengolah limbah.
• Limbah padat khusus (infeksius) diperlakukan dan diolah sama seperti limbah
B3 infeksius.
20. • Pencegahan/pengurangan timbulan sampah dan pemilahan limbah adalah kunci
keberhasilan pengelolaan limbah domestik.
• Peningkatan kapasitas pengelolaan limbah domestik diperlukan dari metode
konvensional (limbah dikelola di TPA) menjadi berwawasan lingkungan
(pencegahan timbulan limbah dan 3R).
• Limbah khusus (infeksius) yang berpotensi mengandung coronavirus perlu
didesinfeksi sebelum pengolahan/pemrosesan akhir.
• Melakukan upaya maksimal untuk pencegahan kontaminasi/transmisi virus ke
lingkungan dan manusia.
Kesimpulan
21. Saran Praktis untuk Mengurangi Sampah Domestik
• COVID-19 menimbulkan banyak sampah (APD, kemasan, masker, hand sanitizer),
berikut ini langkah praktis kurangi sampah:
• Jangan langsung buang kemasan hand sanitizer, gunakan kembali jika masih mungkin.
• Mengutamakan pemberian ASI pada bayi sebagai ganti susu kemasan.
• Membawa bekal serta alat makan dan minum sendiri, sebagai ganti kemasan serta alat
makan dan minum berbahan plastik.
• Menggunakan dokumen elektronik sebagai ganti dokumen kertas.
• Menggunakan sapu tangan untuk digunakan kembali sebagai ganti tisu.
• Menggunakan masker kain untuk dipakai ulang sebagai ganti masker sekali pakai.
• Menggunakan tas/kemasan kain/non plastik yang dapat dipakai kembali sebagai ganti tas
plastik.
• Menggunakan sikat gigi berbahan bambu sebagai ganti sikat gigi plastik.