Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Kelompok 2 Metamorfosis Pada Serangga_20231212_090212_0000.pdf
1. KELOMPOK 2
METAMORFOSIS SERANGGA, TIPE/MACAM
METAMORFOSIS PADA SERANGGA, METAMORFOSIS
KUPU-KUPU, HORMON YANG BERPERAN DALAM
METAMORFOSIS
2. METAMORFOSIS SERANGGA
Metamorfosis serangga terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-
kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai imago dewasa. Berdasarkan perubahan-
perubahan tersebut, serangga dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu:
ametabola (tanpa metamorfosis), paurometabola (metamorfosis bertingkat), hemimetabola
(tidak sempurna) dan holometabola (sempurna).
3. MACAM-MACAM
METAMORFOSIS SERANGGA
01
AMETABOLA (TANPA METAMORFOSIS)
Merujuk pada serangga yang mengalami perkembangan
tanpa tahap metamorfosis khusus.
02
PAUROMETABOLA (METAMORFOSIS
BERTINGKAT)
Seperti belalang, mengalami metamorfosis tidak sempurna
yang melalui stadium telur, nimfa, dan imago.
4. MACAM-MACAM
METAMORFOSIS SERANGGA
03
HEMIMETABOLA (TIDAK SEMPURNA)
Metamorfosis tidak sempurna yang melalui stadium
telur, nimfa, semi-imago, dan imago. Contoh serangga
yang mengalami hemimetabola adalah kumbang.
04
HOLOMETABOLA (SEMPURNA)
Seperti kupu-kupu, mengalami metamorfosis sempurna
yang melalui stadium telur, larva, pupa, dan imago.
5. Golongan serangga ini sejak menetas (instar pertama)
bentuknya sudah menyerupai serangga dewasa (tidak
bermetamorfosis), hanya ukurannya saja yang bertambah besar.
Serangga muda dan serangga dewasa hidup dalam habitat
dengan jenis makanan yang sama. Contoh serangga yang tidak
metamorfosis, antara lain ordo Thysanura (kutu buku atau
rengget atau ngenget) dan ordo Collembola, misalnya Ekor
Gunting.
METABOLA(TANPA METAMORFOSIS)
6. Serangga yang tergolong paurometabola mengalami perubahan
secara bertahap. Setiap pergantian kulit (ecdysis), ukuran tubuhnya
bertambah besar. Bakal sayap tumbuh secara bertahap, makin lama
makin besar, dan akhirnya menyerupai sayap serangga dewasa.
Serangga muda disebut "nimfa" (nymph), dan serangga dewasa disebut
"imago". Baik nimfa maupun imago hidup dalam habitat yang sama,
dengan jenis makanan yang sama pula. Contoh serangga yang
mengalami metamorfosis bertingkat, antara lain ordo Orthoptera
(belalang, anjing tanah, jangkrik, kecoak, dan lain-lain), ordo
Thyasanoptera (thrips), ordo Homoptera (kutu daun, wereng, dan lain-
lain), dan ordo Hemiptera (kepik, walang sangit, dan lain-lain).
PAUROMETABOLA (METAMORFOSIS BERTINGKAT)
7.
8. Nimfa serangga golongan ini mengalami beberapa modifikasi,
seperti adanya insang trachea, tungkai untuk merangkak dan menggali,
tubuh harus dapat berenang, alat mulut harus dapat mengambil
makanan di dalam air, dan lain-lain. Habitat nimfa berbeda dengan
habitat imago. Nimfa tergolong serangga akuatik (hidup di dalam air),
sedangkan imagonya adalah serangga aerial. Contoh serangga
golongan hemimetabola adalah ordo Odonata (capung).
HEMIMETABOLA (TIDAK SEMPURNA)
9.
10. Serangga muda yang mengalami perkembangan holometabola
disebut "larva". Bentuk larva amat berbeda dengan imago. Jenis
makanan, perilaku, dan habitatnya pun biasanya berbeda dengan
imago. Sebelum menjadi imago, larva akan berkepompong terlebih
dahulu. Perubahan bentuk luar dan dalam terjadi dalam tingkat pupa
(kepompong). Sayap berkembang secara internal. Contoh serangga
yang mengalami perkembangan holometabola, antara lain ordo
Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, dan Hymenoptera.
HOLOMETABOLA (SEMPURNA)
11.
12. Metamorfosis sempurna kupu-kupu dimulai dari telur, ulat atau larva, kepompong atau
pupa, hingga dewasa atau imago
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
Telur: Siklus dimulai dengan penempelan telur
pada tanaman inang. Telur menampung materi
genetik yang akan membentuk struktur dasar
untuk perkembangan.
Larva (Ulat): Setelah menetas dari telur, larva
atau ulat muncul. Fase ini dikenal sebagai fase
makan intensif, di mana ulat memakan daun dan
tumbuhan untuk mendapatkan nutrisi yang
cukup.
13. Metamorfosis sempurna kupu-kupu dimulai dari telur, ulat atau larva, kepompong atau
pupa, hingga dewasa atau imago
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
Kepompong (Pupa): Setelah mencapai ukuran
dan berat tertentu, larva membentuk
kepompong sebagai tempat untuk mengalami
transformasi lebih lanjut. Di dalam kepompong,
larva mengalami metamorfosis dramatis
menjadi bentuk dewasa yang disebut pupa.
Dewasa (Kupu-kupu): Setelah fase pupa, kupu-
kupu dewasa muncul dari kepompong. Proses
ini melibatkan perubahan struktural dan
fisiologis yang mengubah pupa menjadi kupu-
kupu dengan sayap, antena, dan organ
reproduksi.
14. HORMON YANG BERPERAN DALAM
METAMORFOSIS
Peranan hormon dalam metamorfosis meliputi proses
pengelupasan kulit larva, dan pembentukan pupa pada
serangga holometabola, dan pengelupasan kulit nimfa
pada serangga hemimetabola. Hormon yang berperan
dalam metamorfosis terdiri dari atas tiga macam yaitu,
hormon otak, hormon molting (ekdison), dan hormon
juvenil
15. Hormon otak, juga dikenal sebagai ecdysiotropin, berperan dalam
merangsang kelenjar protoraks untuk menghasilkan hormon
molting (ekdison). Hormon ini terlibat dalam proses pengelupasan
kulit larva dan pembentukan pupa pada serangga holometabola.
HORMON OTAK (ECDYSIOTROPIN)
1.
Secara berkala sel-sel neurosekretori didalam otak menggunakan
suatu hormon otak (Ecdysiotropin), hormon ini merangsang
kelenjarprotoraks untuk menghasilkan ecdyson. Selanjutnya
ecdyson ini merangsang pertumbuhan dan menyebabkan
epidermis menggetahkan suatu kutikula baru yang menyebabkan
dimulainya proses pengelupasan kulit (molting).
16. Hormon molting, atau ekdison, dihasilkan oleh kelenjar protoraks. Hormon ini berperan dalam pengelupasan kulit
larva, pembentukan pupa pada serangga holometabola, serta pengelupasan kulit nimfa pada serangga hemimetabola
2. HORMON MOLTING (EKDISON)
17. Hormon juvenil, yang disekresikan oleh kelenjar asesori pada otak serangga, mengontrol perkembangan serangga ke
tahap dewasa. Hormon ini terlibat dalam mengatur proses metamorfosis dan reproduksi pada serangga.
3. HORMON JUVENIL