SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
KELOMPOK 2
METAMORFOSIS SERANGGA, TIPE/MACAM
METAMORFOSIS PADA SERANGGA, METAMORFOSIS
KUPU-KUPU, HORMON YANG BERPERAN DALAM
METAMORFOSIS
METAMORFOSIS SERANGGA
Metamorfosis serangga terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-
kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai imago dewasa. Berdasarkan perubahan-
perubahan tersebut, serangga dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu:
ametabola (tanpa metamorfosis), paurometabola (metamorfosis bertingkat), hemimetabola
(tidak sempurna) dan holometabola (sempurna).
MACAM-MACAM
METAMORFOSIS SERANGGA
01
AMETABOLA (TANPA METAMORFOSIS)
Merujuk pada serangga yang mengalami perkembangan
tanpa tahap metamorfosis khusus.
02
PAUROMETABOLA (METAMORFOSIS
BERTINGKAT)
Seperti belalang, mengalami metamorfosis tidak sempurna
yang melalui stadium telur, nimfa, dan imago.
MACAM-MACAM
METAMORFOSIS SERANGGA
03
HEMIMETABOLA (TIDAK SEMPURNA)
Metamorfosis tidak sempurna yang melalui stadium
telur, nimfa, semi-imago, dan imago. Contoh serangga
yang mengalami hemimetabola adalah kumbang.
04
HOLOMETABOLA (SEMPURNA)
Seperti kupu-kupu, mengalami metamorfosis sempurna
yang melalui stadium telur, larva, pupa, dan imago.
Golongan serangga ini sejak menetas (instar pertama)
bentuknya sudah menyerupai serangga dewasa (tidak
bermetamorfosis), hanya ukurannya saja yang bertambah besar.
Serangga muda dan serangga dewasa hidup dalam habitat
dengan jenis makanan yang sama. Contoh serangga yang tidak
metamorfosis, antara lain ordo Thysanura (kutu buku atau
rengget atau ngenget) dan ordo Collembola, misalnya Ekor
Gunting.
METABOLA(TANPA METAMORFOSIS)
Serangga yang tergolong paurometabola mengalami perubahan
secara bertahap. Setiap pergantian kulit (ecdysis), ukuran tubuhnya
bertambah besar. Bakal sayap tumbuh secara bertahap, makin lama
makin besar, dan akhirnya menyerupai sayap serangga dewasa.
Serangga muda disebut "nimfa" (nymph), dan serangga dewasa disebut
"imago". Baik nimfa maupun imago hidup dalam habitat yang sama,
dengan jenis makanan yang sama pula. Contoh serangga yang
mengalami metamorfosis bertingkat, antara lain ordo Orthoptera
(belalang, anjing tanah, jangkrik, kecoak, dan lain-lain), ordo
Thyasanoptera (thrips), ordo Homoptera (kutu daun, wereng, dan lain-
lain), dan ordo Hemiptera (kepik, walang sangit, dan lain-lain).
PAUROMETABOLA (METAMORFOSIS BERTINGKAT)
Nimfa serangga golongan ini mengalami beberapa modifikasi,
seperti adanya insang trachea, tungkai untuk merangkak dan menggali,
tubuh harus dapat berenang, alat mulut harus dapat mengambil
makanan di dalam air, dan lain-lain. Habitat nimfa berbeda dengan
habitat imago. Nimfa tergolong serangga akuatik (hidup di dalam air),
sedangkan imagonya adalah serangga aerial. Contoh serangga
golongan hemimetabola adalah ordo Odonata (capung).
HEMIMETABOLA (TIDAK SEMPURNA)
Serangga muda yang mengalami perkembangan holometabola
disebut "larva". Bentuk larva amat berbeda dengan imago. Jenis
makanan, perilaku, dan habitatnya pun biasanya berbeda dengan
imago. Sebelum menjadi imago, larva akan berkepompong terlebih
dahulu. Perubahan bentuk luar dan dalam terjadi dalam tingkat pupa
(kepompong). Sayap berkembang secara internal. Contoh serangga
yang mengalami perkembangan holometabola, antara lain ordo
Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, dan Hymenoptera.
HOLOMETABOLA (SEMPURNA)
Metamorfosis sempurna kupu-kupu dimulai dari telur, ulat atau larva, kepompong atau
pupa, hingga dewasa atau imago
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
Telur: Siklus dimulai dengan penempelan telur
pada tanaman inang. Telur menampung materi
genetik yang akan membentuk struktur dasar
untuk perkembangan.
Larva (Ulat): Setelah menetas dari telur, larva
atau ulat muncul. Fase ini dikenal sebagai fase
makan intensif, di mana ulat memakan daun dan
tumbuhan untuk mendapatkan nutrisi yang
cukup.
Metamorfosis sempurna kupu-kupu dimulai dari telur, ulat atau larva, kepompong atau
pupa, hingga dewasa atau imago
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
Kepompong (Pupa): Setelah mencapai ukuran
dan berat tertentu, larva membentuk
kepompong sebagai tempat untuk mengalami
transformasi lebih lanjut. Di dalam kepompong,
larva mengalami metamorfosis dramatis
menjadi bentuk dewasa yang disebut pupa.
Dewasa (Kupu-kupu): Setelah fase pupa, kupu-
kupu dewasa muncul dari kepompong. Proses
ini melibatkan perubahan struktural dan
fisiologis yang mengubah pupa menjadi kupu-
kupu dengan sayap, antena, dan organ
reproduksi.
HORMON YANG BERPERAN DALAM
METAMORFOSIS
Peranan hormon dalam metamorfosis meliputi proses
pengelupasan kulit larva, dan pembentukan pupa pada
serangga holometabola, dan pengelupasan kulit nimfa
pada serangga hemimetabola. Hormon yang berperan
dalam metamorfosis terdiri dari atas tiga macam yaitu,
hormon otak, hormon molting (ekdison), dan hormon
juvenil
Hormon otak, juga dikenal sebagai ecdysiotropin, berperan dalam
merangsang kelenjar protoraks untuk menghasilkan hormon
molting (ekdison). Hormon ini terlibat dalam proses pengelupasan
kulit larva dan pembentukan pupa pada serangga holometabola.
HORMON OTAK (ECDYSIOTROPIN)
1.
Secara berkala sel-sel neurosekretori didalam otak menggunakan
suatu hormon otak (Ecdysiotropin), hormon ini merangsang
kelenjarprotoraks untuk menghasilkan ecdyson. Selanjutnya
ecdyson ini merangsang pertumbuhan dan menyebabkan
epidermis menggetahkan suatu kutikula baru yang menyebabkan
dimulainya proses pengelupasan kulit (molting).
Hormon molting, atau ekdison, dihasilkan oleh kelenjar protoraks. Hormon ini berperan dalam pengelupasan kulit
larva, pembentukan pupa pada serangga holometabola, serta pengelupasan kulit nimfa pada serangga hemimetabola
2. HORMON MOLTING (EKDISON)
Hormon juvenil, yang disekresikan oleh kelenjar asesori pada otak serangga, mengontrol perkembangan serangga ke
tahap dewasa. Hormon ini terlibat dalam mengatur proses metamorfosis dan reproduksi pada serangga.
3. HORMON JUVENIL
THANK YOU

More Related Content

Similar to Kelompok 2 Metamorfosis Pada Serangga_20231212_090212_0000.pdf

Similar to Kelompok 2 Metamorfosis Pada Serangga_20231212_090212_0000.pdf (20)

Perkembangan hewan
Perkembangan hewanPerkembangan hewan
Perkembangan hewan
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
 
PENGERTIAN FASE PASCA EMBRIONIK HEWAN
PENGERTIAN FASE PASCA EMBRIONIK HEWAN PENGERTIAN FASE PASCA EMBRIONIK HEWAN
PENGERTIAN FASE PASCA EMBRIONIK HEWAN
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewanPertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
Metamorfosis Pada Kupu-Kupu (X7 24-afandi)
Metamorfosis Pada Kupu-Kupu (X7 24-afandi)Metamorfosis Pada Kupu-Kupu (X7 24-afandi)
Metamorfosis Pada Kupu-Kupu (X7 24-afandi)
 
ORDO HYMENOPTERA ppt. - Copy.pptx
ORDO HYMENOPTERA ppt. - Copy.pptxORDO HYMENOPTERA ppt. - Copy.pptx
ORDO HYMENOPTERA ppt. - Copy.pptx
 
Materi_Ajar.pptx
Materi_Ajar.pptxMateri_Ajar.pptx
Materi_Ajar.pptx
 
Protista
Protista Protista
Protista
 
Hymenoptera
HymenopteraHymenoptera
Hymenoptera
 
Daur hidup hewan
Daur hidup hewanDaur hidup hewan
Daur hidup hewan
 
Protozoa
ProtozoaProtozoa
Protozoa
 
Protista SMA Negeri 6 Samarinda
Protista SMA Negeri 6 SamarindaProtista SMA Negeri 6 Samarinda
Protista SMA Negeri 6 Samarinda
 
Pertumbuhan dan Perkembangan - P. Tri Nurcahyo, S.Si
Pertumbuhan dan Perkembangan - P. Tri Nurcahyo, S.SiPertumbuhan dan Perkembangan - P. Tri Nurcahyo, S.Si
Pertumbuhan dan Perkembangan - P. Tri Nurcahyo, S.Si
 
Protista mirip hewan
Protista mirip hewanProtista mirip hewan
Protista mirip hewan
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Kelompok 2 Metamorfosis Pada Serangga_20231212_090212_0000.pdf

  • 1. KELOMPOK 2 METAMORFOSIS SERANGGA, TIPE/MACAM METAMORFOSIS PADA SERANGGA, METAMORFOSIS KUPU-KUPU, HORMON YANG BERPERAN DALAM METAMORFOSIS
  • 2. METAMORFOSIS SERANGGA Metamorfosis serangga terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang- kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai imago dewasa. Berdasarkan perubahan- perubahan tersebut, serangga dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu: ametabola (tanpa metamorfosis), paurometabola (metamorfosis bertingkat), hemimetabola (tidak sempurna) dan holometabola (sempurna).
  • 3. MACAM-MACAM METAMORFOSIS SERANGGA 01 AMETABOLA (TANPA METAMORFOSIS) Merujuk pada serangga yang mengalami perkembangan tanpa tahap metamorfosis khusus. 02 PAUROMETABOLA (METAMORFOSIS BERTINGKAT) Seperti belalang, mengalami metamorfosis tidak sempurna yang melalui stadium telur, nimfa, dan imago.
  • 4. MACAM-MACAM METAMORFOSIS SERANGGA 03 HEMIMETABOLA (TIDAK SEMPURNA) Metamorfosis tidak sempurna yang melalui stadium telur, nimfa, semi-imago, dan imago. Contoh serangga yang mengalami hemimetabola adalah kumbang. 04 HOLOMETABOLA (SEMPURNA) Seperti kupu-kupu, mengalami metamorfosis sempurna yang melalui stadium telur, larva, pupa, dan imago.
  • 5. Golongan serangga ini sejak menetas (instar pertama) bentuknya sudah menyerupai serangga dewasa (tidak bermetamorfosis), hanya ukurannya saja yang bertambah besar. Serangga muda dan serangga dewasa hidup dalam habitat dengan jenis makanan yang sama. Contoh serangga yang tidak metamorfosis, antara lain ordo Thysanura (kutu buku atau rengget atau ngenget) dan ordo Collembola, misalnya Ekor Gunting. METABOLA(TANPA METAMORFOSIS)
  • 6. Serangga yang tergolong paurometabola mengalami perubahan secara bertahap. Setiap pergantian kulit (ecdysis), ukuran tubuhnya bertambah besar. Bakal sayap tumbuh secara bertahap, makin lama makin besar, dan akhirnya menyerupai sayap serangga dewasa. Serangga muda disebut "nimfa" (nymph), dan serangga dewasa disebut "imago". Baik nimfa maupun imago hidup dalam habitat yang sama, dengan jenis makanan yang sama pula. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis bertingkat, antara lain ordo Orthoptera (belalang, anjing tanah, jangkrik, kecoak, dan lain-lain), ordo Thyasanoptera (thrips), ordo Homoptera (kutu daun, wereng, dan lain- lain), dan ordo Hemiptera (kepik, walang sangit, dan lain-lain). PAUROMETABOLA (METAMORFOSIS BERTINGKAT)
  • 7.
  • 8. Nimfa serangga golongan ini mengalami beberapa modifikasi, seperti adanya insang trachea, tungkai untuk merangkak dan menggali, tubuh harus dapat berenang, alat mulut harus dapat mengambil makanan di dalam air, dan lain-lain. Habitat nimfa berbeda dengan habitat imago. Nimfa tergolong serangga akuatik (hidup di dalam air), sedangkan imagonya adalah serangga aerial. Contoh serangga golongan hemimetabola adalah ordo Odonata (capung). HEMIMETABOLA (TIDAK SEMPURNA)
  • 9.
  • 10. Serangga muda yang mengalami perkembangan holometabola disebut "larva". Bentuk larva amat berbeda dengan imago. Jenis makanan, perilaku, dan habitatnya pun biasanya berbeda dengan imago. Sebelum menjadi imago, larva akan berkepompong terlebih dahulu. Perubahan bentuk luar dan dalam terjadi dalam tingkat pupa (kepompong). Sayap berkembang secara internal. Contoh serangga yang mengalami perkembangan holometabola, antara lain ordo Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, dan Hymenoptera. HOLOMETABOLA (SEMPURNA)
  • 11.
  • 12. Metamorfosis sempurna kupu-kupu dimulai dari telur, ulat atau larva, kepompong atau pupa, hingga dewasa atau imago METAMORFOSIS KUPU-KUPU Telur: Siklus dimulai dengan penempelan telur pada tanaman inang. Telur menampung materi genetik yang akan membentuk struktur dasar untuk perkembangan. Larva (Ulat): Setelah menetas dari telur, larva atau ulat muncul. Fase ini dikenal sebagai fase makan intensif, di mana ulat memakan daun dan tumbuhan untuk mendapatkan nutrisi yang cukup.
  • 13. Metamorfosis sempurna kupu-kupu dimulai dari telur, ulat atau larva, kepompong atau pupa, hingga dewasa atau imago METAMORFOSIS KUPU-KUPU Kepompong (Pupa): Setelah mencapai ukuran dan berat tertentu, larva membentuk kepompong sebagai tempat untuk mengalami transformasi lebih lanjut. Di dalam kepompong, larva mengalami metamorfosis dramatis menjadi bentuk dewasa yang disebut pupa. Dewasa (Kupu-kupu): Setelah fase pupa, kupu- kupu dewasa muncul dari kepompong. Proses ini melibatkan perubahan struktural dan fisiologis yang mengubah pupa menjadi kupu- kupu dengan sayap, antena, dan organ reproduksi.
  • 14. HORMON YANG BERPERAN DALAM METAMORFOSIS Peranan hormon dalam metamorfosis meliputi proses pengelupasan kulit larva, dan pembentukan pupa pada serangga holometabola, dan pengelupasan kulit nimfa pada serangga hemimetabola. Hormon yang berperan dalam metamorfosis terdiri dari atas tiga macam yaitu, hormon otak, hormon molting (ekdison), dan hormon juvenil
  • 15. Hormon otak, juga dikenal sebagai ecdysiotropin, berperan dalam merangsang kelenjar protoraks untuk menghasilkan hormon molting (ekdison). Hormon ini terlibat dalam proses pengelupasan kulit larva dan pembentukan pupa pada serangga holometabola. HORMON OTAK (ECDYSIOTROPIN) 1. Secara berkala sel-sel neurosekretori didalam otak menggunakan suatu hormon otak (Ecdysiotropin), hormon ini merangsang kelenjarprotoraks untuk menghasilkan ecdyson. Selanjutnya ecdyson ini merangsang pertumbuhan dan menyebabkan epidermis menggetahkan suatu kutikula baru yang menyebabkan dimulainya proses pengelupasan kulit (molting).
  • 16. Hormon molting, atau ekdison, dihasilkan oleh kelenjar protoraks. Hormon ini berperan dalam pengelupasan kulit larva, pembentukan pupa pada serangga holometabola, serta pengelupasan kulit nimfa pada serangga hemimetabola 2. HORMON MOLTING (EKDISON)
  • 17. Hormon juvenil, yang disekresikan oleh kelenjar asesori pada otak serangga, mengontrol perkembangan serangga ke tahap dewasa. Hormon ini terlibat dalam mengatur proses metamorfosis dan reproduksi pada serangga. 3. HORMON JUVENIL