Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas hubungan antara yoga dengan siklus menstruasi dan kadar hemoglobin pada wanita.
2. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara yoga dengan siklus menstruasi dan kadar hemoglobin pada wanita di Sanggar Primalaras Surabaya tahun 2018.
3. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analitis dengan desain silang untuk menguji
1. HUBUNGAN YOGA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI
DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA WANITA DI
SANGGAR PRIMALARAS SURABAYA TAHUN 2018
TUGAS AKHIR
Oleh :
Nabilaturrahmah
NPM : 15700067
2. Latar Belakang
1. Siklus menstruasi merupakan indikator kesehatan reproduksi, dan
perubahan pada siklus perdarahan dapat mempengaruhi kualitas hidup
wanita (Dasharathy,2012)
2. Ketidakteraturan siklus mentruasi membuat wanita sulit menentukan
tanggal masa subur.
3. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh faktor biologis yaitu gangguan
hormonal, gaya hidup seperti olahraga dan nutrisi, serta faktor
lingkungan dan sosial seperti hubungan dengan teman, keluarga,
rekan kerja maupun sekolah serta faktor psikologis termasuk
kecemasan, depresi, dan stres.
4. Salah satu upaya mengontrol siklus menstruasi adalah dengan
olahraga pernapasan “Yoga” yang dapat meningkatkan kualitas
hemoglobin sehingga menurunkan rasa nyeri, meningkatkan daya
ingat, memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual, tekanan darah
dan pernafasan
3. Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Adakah hubungan antara yoga dengan siklus menstruasi
dan kadar hemoglobin pada wanita di Sanggar Primalaras
Surabaya tahun 2018?
Untuk membuktikan
adanya hubungan
antara yoga dengan
siklus menstruasi dan
kadar hemoglobin pada
wanita di Sanggar
Primalaras Surabaya
tahun 2018
1. Mengidentifikasikan dan mendeskripsikan
yoga
2. Mengidentifikasikan dan mendeskripsikan
siklus menstruasi
3. Mengidentifikasikan dan mendeskripsikan
kadar
4. Mengidentifikasikan dan mendeskripsikan
hubungan yoga dengan siklus menstruasi
dan kadar hemoglobin
KHUSUS UMUM
4. Prawirohardjo (2011) pendarahan menstruasi
merupakan hasil interaksi kompleks yang melibatkan
sistem hormon dengan organ tubuh, yaitu
hipotalamus, hipofise, ovarium, dan uterus serta
faktor lain di luar organ reproduksi.
Lestari.et.al (2016) menstruasi adalah suatu
keadaan fisiologis atau normal, merupakan
peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa
sel secara berkala yang berasal dari mukosa uterus
dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche
sampai menopause, kecuali pada masa hamil dan
laktasi.
MENSTRUASI
PERUBAHAN
KADAR ESTEROGEN
Supriyatingsih (2014)
1. Selama siklus menstruasi, jumlah hormon estrogen dan progesterone yang
dihasilkan oleh ovarium berubah
2. Tiap siklus menstruasi menggambarkan suatu interaksi komplek antara
hypothalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium.
3. Hypothalamus menghasilkan Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang
kemudian merangsang pelepasan Luteinizing Hormon (LH) dan Folicle stimulating
hormon (FSH) dari hipofisis.
4. Hypothalamus (nucleus arcuatus) dan pusat siklik di bagian depan (supra
kiasmatik). Pusat siklik mengawasi lonjakan LH (LH surge) pada pertengahan
siklus yang menyebabkan terjadinya ovalusi (Supriyatingsih,2014).
5. GANGGUAN SIKLUS
Kusmiran (2011)
1. Polimenorrhea (<21 hari)
2. Oligomenorhea (> 35 hari)
3. Amenorrhea (3 bulan)
4. Hipermenorea (lebih lama dari
normal)
5. Hipomenorea (lebih pendek
dari normal)
FAKTOR RISIKO
(Ulum, Saadiah, Gustiyani)
1. Berat badan
2. Aktivitas fisik
3. Stress
4. Diet
5. Lingkungan dan kondisi kerja
6. Gangguan endokrin
7. Gangguan pendarahan
6. Hemoglobin (Hb) merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan perifer dan mengangkut
CO2 dari jaringan perifer ke paru-paru (Maylina, 2010).
Hb diukur secara kimia dengan satuan Hb/100 ml darah yang digunakan
sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Komposisi
hemoglobin dalam darah normal pada orang dewasa juga mengandung Hb
A2 dan Hb F dalam jumlah sedikit, yaitu 0.5-0.8% dan 1.5-3.5 %.
Definisi
HEMOGLOBIN DALAM DARAH
Level Kadar Hemoglobin Menurut WHO
Kelompok Umur
Kadar Hemoglobin
(g/dL)
Anemia
Ringan
Anemia
Sedang
Anemia Berat
6-59 bulan
5-11 tahun
12-14 tahun
Wanita (Non Pregnant)
Wanita (Pregnant)
Pria > 15 tahun
≥11
≥11.5
≥12
≥12
≥11
≥13
10 – 10,9
11 – 11,4
11 – 11,9
11 – 11,9
10 – 10,9
11 – 12,9
7 – 9,9
8 – 10,9
8 – 10,9
8 – 10,9
7 – 9,9
8 – 10,9
>7
>8
>8
>8
>7
>8
Sumber : WHO (2007)
7. Pedoman Kadar Hemoglobin Hemoglobin Normal Laboratorium Biomedika
Kelompok Umur Kadar Hemoglobin (g/dL)
Bayi Baru Lahir
Bayi 3 Bulan
Anak Usia 1 Tahun
Anak Usia 10 – 12 Tahun
Wanita (Tidak Hamil)
Pria > 15 tahun
16.5 ± 3
11.5 ± 2
12.0 ± 1.5
13.0 ± 1.5
14.0 ± 2.5
15.5 ± 2.5
Kadar hemoglobin lebih banyak dipengaruhi oleh faktor hemostatis
tubuh seperti aktivitas atau olahraga, sedangkan penyerapan Fe dari
sumber makanan yang dimakan mengikuti kebutuhan tubuh. Ini
membuktikan bahwa dalam asupan makanan, perlu adanya zat besi
untuk pembentukan hemoglobin (Zulfrianingrum,2016).
8. Yoga berarti penyatuan kesadaran manusia dengan sesuatu yang lebih luhur,
trasenden, lebih kekal dan ilahi. Yoga diturunkan dari akar sansekerta yuj
yang memiliki tiga arti yang berbeda, yakni: Penyerapan samadhi (yujyate),
menghubungkan (yunakti), dan pengendalian (yojyanti). Namun makna kunci
yang biasa dipakai adalah “meditasi” (dhyana) dan penyatuan (yukti)
(Sindhu,2010)
Definisi
YOGA
Yoga menghambat aktivitas
saraf simpatik sehingga akan
mengoptimalkan respon
simpatik tubuh terhadap
rangsangan stres, dan
mengembalikan mekanisme
refleks peraturan otonom yang
berhubungan dengan stres.
Peningkatan aktivitas parasimpatis dan penurunan
resultan tekanan darah menyebabkan pelepasan
Arginine Vasopressin (AVP). Kemudian mengaktivasi
korteks prefrontal dan peningkatan transmisi glutamat
dalam nukleus arkuata di hipotalamus medial sehingga
akan mengakibatkan pelepasan β-endorphine.
Pengeluaran hormon β-endorphin. mempengaruhi
berbagai fungsi hipotalamus, termasuk pengaturan
reproduksi, pengaturan suhu, kardiovaskuler dan fungsi
pernafasan, juga sebagai pengatur fungsi ekstra
hipotalamik seperti persepsi nyeri dan mood.
9. Hubungan Yoga dengan Kadar Hemoglobin
Dengan tercukupinya kebutuhan
jaringan tubuh melalui hemoglobin
yang sehat akan meningkatkan fungsi
jaringan tubuh itu sendiri termasuk
sistem jaringan yang mengendalikan
proses menstruasi pada perempuan
(Herina,2016).
Menguatnya sistem
pernapasan yang
diperoleh melalui Yoga
akan meningkatkan
volume paru
Permukaan alveoli
dalam volume paru
yang bersih akan
menentukan difusi
(pertukaran) gas
Kemampuan hemoglobin mengikat
oksigen dan melepeaskan karbon
dioksida akan meningkatkan
kualitas kadar Hemoglobin untuk
menstranportasikan oksigen
melalui darah ke semua jaringan
tubuh.
Apabila semakin tinggi volume
paru, akan semakin mudah
Hemoglobin mengikat oksigen
dan melepaskan karbon
dioksida di paru.
10. YOGA
SIKLUS MENSTRUASI
NORMAL/ TERATUR
KADAR Hb NORMAL
RELAKSASI TUBUH
PENGENDALIAN PERNAPASAN
SYARAF ENDOKRIN
RELAKS
VOLUME PARU
MENINGKAT
OKSIGEN DALAM
DARAH MENINGKAT
EMOSI TERKONTROL
A. Kerangka Konsep
Ketarangan :
Tidak diteliti
Diteliti
B. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada hubungan antara yoga dengan siklus menstruasi dan kadar hemoglobin pada
wanita di Sanggar Primalaras Surabaya.
H1 : Ada hubungan antara yoga dengan siklus menstruasi dan kadar hemoglobin pada wanita
di Sanggar Primalaras Surabaya.
11. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian kuantitatif dengan pendeketatan deskriptif analitik
observasional dengan desain pengujian hipotesis cross sectional atau
potong lintang yang dilakukan dalam satu waktu periode penelitian untuk
semua variabel.
Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian yang ditentukan oleh peneliti adalah Sanggar Yoga
Primalaras Surabaya.
2. Waktu yang digunakan peneliti untuk mempersiapkan hingga menyelesaikan
penelitian ini adalah 3 (tiga) bulan terhitung sejak bulan Maret sampai dengan
bulan Mei tahun 2018.
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta yang terdaftar
mengikuti latihan Yoga di sanggar Primalaras Surabaya sebanyak 40
orang.
12. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Kategori dan Kriteria Alat Ukur Skala
1 Yoga
Penyatuan gerak tubuh, pernafasan
dan meditasi secara rutin yang
dapat meningkatkan volume paru
dan relaksasi pada sistem syaraf
dan jaringan
Frekuensi latihan
a. Rutin jika > 2x per minggu
b. Tidak rutin jika < 2x per
minggu
Kuesioner
Rutin =1
Tidak =0
Nominal
2
Siklus
Menstruasi
Perdarahan pada wanita secara
periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan endometrium
Panjang siklus menstruasi yang
normal (klasik) adalah 28 hari, tetapi
variasinya cukup luas, panjang
siklus yang biasa pada manusia
adalah 25-32 hari,
Keteraturan periode siklus,
a. Normal jika periode siklus
21-32 hari 6 bulan berturut-
turut
b. Tidak normal 1 jika siklus
<21 hari rutin dan berturut-
turut,
c. Tidak normal 2 siklus >32
hari rutin dan berturut-turut
Kuesioner
Teratur =1
Tidak teratur =
0
Nominal
3 Kadar
hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein
utama tubuh manusia yang
berfungsi mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan perifer dan
mengangkut CO2 dari jaringan
perifer ke paru-paru.
Kategori Kadar HB pada wanita
1. Normal jika ≥ 12 gr/dl
2. Abnormal jika 11.9 gr/dl
(WHO,2007)
Test Lab
Normal =1
Tidak = 0
Nominal
13. Instrumen Penelitian
Nama : ……………………. No. ……………
Usia : …………………….
IMT : …………………….
VARIABEL YOGA
Pertanyaan
Penilaian Jawaban
Rutin Tidak
Apakah latihan Yoga >2x perminggu
Apakah latihan Yoga <2x perminggu
VARIABEL SIKLUS MENSTRUASI
Pertanyaan
Penilaian Jawaban
Teratur Tidak
Periode siklus 21-32 hari 6 bulan rutin dan berturut-turut
Siklus pendek <21 hari rutin dan berturut-turut
Siklus penjang>32 hari rutin dan berturut-turut
VARIABEL KADAR HEMOGLOBIN
Observasi
Penilaian Jawaban
Normal Tidak
Kadar : ………………gram/dL
Normal : ≥ 12 gr/dL
Abnormal : 11.9 gr/dL
14. Teknik Analisa
Teknik analisis statistik yang digunakan adalah menggunakan teknik uji
non parametrik dengan metode uji wilcoxon pada crosstab analysis
menggunakan bantuan software statistic SPSS.16. Teknik ini secara
teoritis berguna untuk membandingkan 2 data berpasangan sehingga
dapat diketahui signifikansi perubahannya sesuai dengan tujuan
penelitian ini.
15. Observasi Frekuensi Persen
<25 TAHUN 8 20.0
26-30 TAHUN 5 12.5
31-40 TAHUN 13 32.5
41-50 TAHUN 10 25.0
>50 TAHUN 4 10.0
Total 40 100.0
Tabel V.1 Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Data penelitian diolah SPSS
Tabel V.2 Frekuensi Latihan Yoga
Observasi Frekuensi Persen
>2X perminggu 25 62.5
<2X perminggu 15 37.5
Total 40 100.0
Sumber : Data penelitian diolah SPSS
16. Status Siklus Menstruasi Sebelum dan Sesudah
Latihan Yoga Secara Rutin
Observasi
Sebelum Sesudah
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Normal 26 65 38 95
Tidak Normal 1 (<21 hari) 8 20 2 5
Tidak Normal 2 (>32 hari) 6 15 0 0
Total 40 100.0 40 100.0
Sumber : Data penelitian diolah SPSS
Status Hemoglobin Sebelum dan Sesudah
Latihan Yoga Secara Rutin
Observasi
Sebelum Sesudah
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Normal 28 70 40 100.0
Anemia ringan 11 27.5 0 0.0
Anemia sedang 1 2.5 0 0.0
Anemia berat 0 0.0 0 0.0
Total 40 100.0 40 100.0
Sumber : Data penelitian diolah SPSS
17. Hasil Uji Crosstab Analysis
Variabel Kelompok
LATIHAN YOGA
Sebelum latihan
Rutin > 2x
perminggu
Sebelum latihan
Rutin < 2x
perminggu
Rutin > 2x
perminggu
Rutin < 2x
perminggu
Jumlah % Jumlah %
Juml
ah
%
Jumla
h
%
MENS
Normal 14 35% 12 30% 23 57.5% 15 37.5%
Tidak Normal 1 5 12.5% 3 7.5% 2 5 % 0 0
Tidak Normal 2 6 15% 0 0 0 0 0 0
Total 25 62.5% 15 37.5% 25 62.5% 15 37.5%
HB
Normal 18 45% 10 25% 25 62.5% 15 100%
Anemia ringan 6 15% 5 12.5% 0 0 0 0%
Anemia sedang 1 2.5% 0 0 0 0 0 0
Anemia berat 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 25 62.5% 15 37.5% 25 62.5% 15 37.5%
18. Berdasarkan hasil uji crosstab analysis pada Tabel V.5 dapat
diketahui perbedaan variabel menstruasi sebelum dan sesudah
latihan pada 2 kelompok latihan yaitu:
1. Data pada kelompok latihan rutin > 2x per minggu, dari 25 orang
sebelum latihan rutin dinyatakan
a. 14 orang (35%) dengan status normal,
b. 5 orang (12,5%) anemia ringan
c. 6 orang (15%) anemia sedang
Setelah berlatih mengalami perbaikan status HB:
status normal hemoglobin pada semua responden
kelompok ini yaitu 25 orang (62,5%)
2. Data pada kelompok latihan rutin < 2x per minggu, dari 15 orang
sebelum latihan rutin dinyatakan:
a. 10 orang (25%) normal
b. 5 orang (12,5%) anemia ringan
Sedangkan setelah latihan rutin terdapat perubahan :
semua orang dalam kelompok ini yaitu 15 orang (37,5%)
dari total 40 responden dinyatakan HB normal.
19. Berdasarkan hasil uji crosstab analysis pada Tabel V.5 dapat
diketahui perbedaan variabel hemoglobin sebelum dan sesudah
latihan pada 2 kelompok latihan yaitu:
1. Data pada kelompok latihan rutin > 2x per minggu, dari 25 orang
sebelum latihan rutin dinyatakan
a. Kondisi hemoglobin normal 18 orang (45%)
b. anemia ringan sebanyak 6 orang (15%)
c. anemia sedang 1 orang (2,5%)
Setelah berlatih mengalami perbaikan status siklus :
d. 23 orang (57,5%) berstatus normal
e. 2 orang (5%) dengan status tidak normal 1.
2. Data pada kelompok latihan rutin < 2x per minggu, dari 15 orang
sebelum latihan rutin dinyatakan:
a. 12 orang (30%) normal,
b. 3 orang (7,5%) dengan siklus tidak normal 1
Sedangkan setelah latihan rutin terdapat perubahan :
semua orang dalam kelompok ini yaitu 15 orang (37,5%)
dari total 40 responden dinyatakan siklus menstruasinya normal.
20. Hasil Uji Bertanda Peringkat Wilcoxon
Test Statisticsa
MENS.2 - MENS.1 HB2 - HB1
Z -3.448b -3.357b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .001
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
c. Based on negative ranks.
Hasil Uji Wilcoxon membuktikan bahwa :
1. perbandingan siklus menstruasi sesudah dan sebelum latihan
rutin diperoleh nilai signifikansi 0.01<0.05
2. ada kadar hemoglobin diperoleh nilai signifikansi 0.01<0.05.
Hasil tersebut sekaligus menjawab hipotesis dengan menerima
hipotesis H1 dan menolak Hipotesis H0 yang berarti :
Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara yoga
dengan siklus menstruasi dan kadar hemoglobin pada wanita di
Sanggar Primalaras Surabaya.
21. 1. Berdasarkan hasil statistik dapat dijelaskan bahwa Dengan
terkontrolnya stress melalui relaksasi yang diperoleh dengan
latihan rutin yoga terbukti dapat mengatasi gangguan siklus
menstruasi menjadi siklus menstruasi normal. Hal ini membuktikan
teori bahwa tingkat stres wanita akan menyebabkan lonjakan
hormon LH dan FSH di dalam tubuhnya, yang mengakibatkan
rangkaian proses siklus menstruasi menjadi lebih cepat atau lebih
lama daripada normalnya sehingga siklus menstruasi dapat
memendek dan memanjang.
2. Berdasarkan penjelasan keterkaitan latihan yoga secara rutin
terhadap hemoglobin tersebut di atas maka penulis berpendapat
bahwa semakin tinggi frekuensi latihan yoga akan berdampak
positif terhadap kestabilan normalitas kadar hemoglobin dalam
darah yang ditunjukkan dengan data dari 40 responden yang
semula terdapat gangguan siklus mentruasi dan kadar hemoglobin
abnormal menjadi 100% responden dengan siklus menstruasi dan
kadar hemoglobin normal sebagaimamana disampaikan pada tabel
V.4
22. KESIMPULAN
Ada hubungan yoga dengan siklus menstruasi dan kadar hemoglobin pada
wanita di Sanggar Primalaras Surabaya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
perubahan yang signifikan pada kondisi siklus menstruasi dan kadar hemoglobin
sebelum dan sesudah latihan yang ditunjukkan dengan data dari 40 responden
yang semula terdapat gangguan siklus mentruasi dan kadar hemoglobin
abnormal menjadi 100% responden dengan siklus menstruasi dan kadar
hemoglobin normal
SARAN
1. Bagi wanita dewasa yang memiliki masalah dengan siklus menstruasi
maupun anemia yang diakibatkan oleh rendahnya hemoglobin dalam darah
direkomendasikan untuk mencoba yoga sebagai alternatif latihan fisik
sekaligus mengatasi masalah tersebut.
2. Bagi para pengelola sanggar yoga direkomendasikan penulis untuk
meningkatkan sosialisasinya terkait manfaat yoga untuk kesehatan
reproduksi wanita. Yoga memiliki berpotensi bisnis secara komersial selain itu
juga secara sosial mampu dalam memberikan solusi untuk meningkatkan
kualitas kesehatan reproduksi wanita