Teori sosial modern fenomenologi dan interaksionisme simbolik membahas pendekatan Edmund Husserl dan George Mead. Husserl menekankan pengalaman fenomena seperti bayi, sedangkan Mead melihat interaksi simbolik membentuk makna dan konsep diri melalui komunikasi. Kedua teori ini berfokus pada pengalaman dan interaksi sosial dalam membangun pemahaman realitas.
2. z
Perintis Fenomenologi: Edmund Husserl
Filsuf Jerman dengan darah
Yahudi
Murid yang malas, sering tidur
di kelas. Namun suka
mempelajari hal- hal diluar
pelajaran sekolah.
Sebelum fokus pada filsafat,
sempat belajar astronomi,
fisika dan matematika
Fenomenologi: ilmu tentang
penampakan (fenomena),
berfokus pada studi tentang
pengalaman dari kesadaran
manusia yang dilihat dari sudut
pandang orang pertama
3. z
Lima Prinsip Fenomenologi:
1. Sifat realitas: ganda/multi realitas
2. Hubungan yang mengetahui dan yang diketahui:
bersatu
3. Sifat generalisasi: Idiografis
4. Kemungkinan hubungan sebab akibat: bolak
balik
5. Peranan nilai dalam penelitian: terikat
5. z1. Reduksi Fenomenologis
Tujuan: Untuk mengungkap esensi, hakikat
objek diteruskan dengan reduksi pada
kesadaran (subjek) sendiri.
Caranya: Seluruh prasangka harus disimpan
“dalam tanda kurung” dulu (misalnya tradisi,
kepercayaan, asumsi, aksioma, teori atau
hukum) dan kesadaran harus diarahkan pada
fenomena yang tampak dalam segala aspek,
perspektif, dan tahapannya.
6. z
2. Reduksi Eidetis
Tujuannya: Mengungkapkan struktur
dasar (esensi, “eidos”, atau hakikat) dari
suatu fenomena (gejala).
Caranya: tidak mementingkan kajian atas
hal-hal yang sifatnya hanya di permukaan
dan bersifat sementara, dan mengarahkan
pada hal-hal yang sifatnya esensial dari
objek
7. z
3. Reduksi Transendental
Tujuan: Menelusuri dan mengungkapkan
sumber segala pemaknaan dalam
kesadaran kita sendiri.
Caranya: “Mengabaikan” keberadaan dari
realitas secara keseluruhan.
8. z Fenomenologi Husserl
Husserl ingin mengembalikan perhatian ilmu sosial ke detil-
detil keseharian yang terlupakan
Fenomenologi Husserl adalah sebuah metode yang
menolak prasangka dan asumsi. Pengalaman dialami
seperti bayi yang baru lahir melihat dunia.
Semua penjelasan tidak boleh dipaksakan sebelum
pengalaman menjelaskannya sendiri dari dalam
pengalaman itu sendiri.
Metoda untuk menunda prasangkat dan asumsi adalah
melalui epoche. Yaitu menunda/mengurung semua
anggapan sebelum pengalaman itu menjelaskan dirinya
sendiri
9. z
Perintis Interaksionisme Simbolik:
George Herbert Mead
Lahir: 27 febuari 1863
Dibesarkan dalam keluraga kelas
menengah Protestan
Pendidikan: Fakultas Teologi,
Oberlin Ohio, serta Filsafat dan
Psikologi Universitas Harvard
Menulis sekian banyak artikel dan
ulasan buku, namun tak pernah
menulis buku sendiri
Wafat: 26 April 1931
Setelah wafat, murid-muridnya
membuat buku (Mind, Self and
Society) berdasarkan catatan
kuliahnya yang berisi dasar teori
interaksi simbolik
10. z
Teori Interaksi Simbolik
Manusia pasti berkomunikasi; dan interaksi adalah
bagian dari komunikasi yang mempunyai peran
penting—dengan interaksi, manusia membentuk
makna—
Interaksi simbolik adalah proses pembentukan makna
antara antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dan
kelompok dengan masyarakat melalui proses
komunikasi baik secara verbal maupun non verbal
yang bertujuan untuk memaknai simbol atau lambang
yang disepakati disuatu wilayah tertentu
11. z
Konsep Dasar:
Pentingnya Makna Bagi Perilaku
Manusia
Manusia bertindak terhadap manusia lainnya
berdasarkan makna yang diberikan orang lain
kepada mereka
Makna diciptakan dalam interaksi antar
manusia
Makna dimodifikasi melalui proses interpretif
12. z
Konsep Dasar:
Pentingnya Konsep Diri
Individu-individu mengembangkan konsep diri
melalui interaksi dengan orang lain
Konsep diri memberikan motif yang penting
untuk perilaku
13. z
Konsep Dasar:
Hubungan Antara Individu dan
Masyarakat
Orang dan kelompok dipengaruhi oleh proses
budaya dan sosial
Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi
sosial
14. z
Prinsip-Prinsip
Interaksionisme Simbolis
Mind (Pikiran): merupakan kemampuan menggunakan simbol-simbol
, baik secara verbal maunpun non verbal dimana simbol-simbol ini
memilki makna yang sama; thought (pemikiran) : percakapan di
dalam diri seseorang, namun tanpa rangsangan sosial dan interaksi
dgn orang lain, orang tidak akan mampu mengadakan pembicaraan
dalam dirinya sendiri; role taking (pengambilan peran): kemampuan
secara simbolik menempatkan dirinya sendiri dalam khayalan orang
lain.
Self (Diri): kemampuan untuk merefleksikan diri sendiri dr perspektif
orang lain; looking-glass self (cermin diri) : kemampuan kita untuk
melihat diri kita sebagaimana diri kita dilihat oleh orang lain
Society (Masyarakat): masyarakat dibentuk sebagai jejaring
hubungan sosial yang diciptakan manusia; ada kategori orang lain
secara khusus dan kategori orang lain secara umum
15. z
Interaksionisme Simbolis
Bahwa manusia hidup dalam lingkungan yang
dipenuhi oleh simbol- simbol. Tiap individu yang hidup
akan memberikan tanggapan terhadap simbol-simbol
yang ada. Pemahaman tentang simbol- simbol ini
didapatkan dari hasil pembelajaran interaksi dengan di
dalam masyarakat.
Ciri khas dari teori ini adalah penekanan individu
dalam proses saling memaknai atau menerjemahkan
tindakan yang diberikan individu lainnya melalui
simbol-simbol yang pada akhirnya mereka berusaha
untuk saling memahami maksud dari tidakan tersebut
untuk mencapai kesepakatan bersama