2. Penyajian algoritma dapat disajikan dengan
menggunakan dua teknik, yaitu dengan
tulisan dan gambar
Penyajian algoritma dalam bentuk tulisan
biasanya menggunakan metode English
Structure dan Pseudocode, sedangkan
penyajian algoritma dengan teknik gambar
biasanya menggunakan metode Structure
Chart, Hierarchy Plus Input-Process-Output,
Flowchart, dan Nassi Schneiderman Chart.
3. English Structure merupakan alat yang cukup
efisien untuk menggambarkan suatu algoritma.
Basis dari English Structure adalah bahasa
Inggris, tetapi juga dapat menggunakan bahas
Indonesia.
Bahasa manusia digunakan sebagai dasar
penggambaran suatu algoritma, oleh karena itu
English Structure lebih tepat digunakan untuk
menggambarkan suatu algoritma yang akan
dikomunikasikan kepada pemakai sistem.
4. Pseudocode adalah kode yang mirip dengan kode
pemrograman yang sebenarnya.
Pseudocode berasal dari kata pseudo yang
berarti imitasi atau mirip atau menyerupai, dan
code yang berarti program.
Pseudocode ditulis berbasiskan bahasa
pemrograman seperti BASIC, PASCAL, atau C,
sehingga lebih tepat digunakan untuk
menggambarkan algoritma yang akan
dikomunikasikan dengan programmer.
Pseudocode lebih rinci dari English Strucuture,
misalnya dalam menyatakan tipe data yang
digunakan.
6. Dalam penulisan English Structure dan
Pseudocode juga dikenal struktur penulisan
program seperti Sequence Structure,
Selection Structure, dan Looping Structure.
7. Terdiri dari sebuah instruksi atau blok instruksi
yang tidak mempunyai perulangan atau
keputusan di dalamnya.
Contoh dalam Bahasa Indonesia (menghitung
luas dan volume dari Balok):
1. Masukkan panjang
2. Masukkan lebar
3. Masukkan tinggi
4. Luas = (2*p*l)+(2*p*t)+(2*l*t)
5. Volume = p*l*t
6. Tampilkan Luas
7. Tampilkan Volume
Contoh dengan Pseudocode
8. Contoh dengan Pseudocode
PROGRAM Balok
DEKLARASI
Luas : real
Volume : real
panjang : integer
lebar : integer
tinggi : integer
DESKRIPSI
read(panjang, lebar,tinggi)
Luas = (2*panjang*luas)+(2*panjang*tinggi)+(2*lebar*tinggi)
Volume = p*l*t
write(Luas)
write(Volume)
end
http://laviola-mennys.blogspot.com/2014/04/contoh-algoritma-flowchart-
pseudocode.html
9. Merupakan struktur logika guna mengambil suatu
keputusan. Struktur ini dapat menggunakan instruksi-
seperti IF-THEN atau CASE
Contoh dalam Bahasa Indonesia (menghitung diskon
pembelian):
1. Inisialisasi variabel.
2. Baca data nilai pembelian.
3. Jika nilai pembelian lebih besar dari Rp. 100.000,
maka dikenakan diskon 10% dari nilai pembelian.
Selain itu maka hanya dikenakan diskon 5% dari nilai
pembelian.
4. Hitung total yaitu nilai pembelian dikurangi diskon.
5. Tampil nilai pembelian, diskon, dan total pembelian.
Contoh dengan Pseudocode:
10. Contoh dengan Pseudocode
PROGRAM Jual_Beli
DEKLARASI
Total : real
bayar : integer
diskon: real
DESKRIPSI
read(bayar)
IF bayar > 100000 THEN
diskon = bayar*0,1
ELSE
diskon = bayar*0,05
end IF
Total = bayar-diskon
write(bayar)
write(diskon)
write(Total)
end
http://virtual.parkland.edu/kcouch/CIS122/Week5/Psuedocode-Selection.htm
11. Struktur ini diterapkan pada situasi di mana suatu
instruksi atau grup dari instruksi diproses berulangkali
sampai kondisi yang diinginkan terpenuhi.
Pada struktur perulangan ini dapat digunakan instruksi
FOR, DO-WHILE.
Contoh dalam Bahasa Indonesia (menampilkan kalimat
“Bahasa C” sebanyak 5 kali):
1. Inisialisasi variabel
2. Tentukan nilai awal sama dengan 0
3. Untuk nilai lebih kecil dari nilai akhir 5 dimulai dari
nilai awal, ulangilah blok instruksi berikut ini:
- Cetak kalimat “Bahasa C”
- Tambah nilai dengan satu
4. Selesai
12. Contoh dengan Pseudocode
PROGRAM Nampil_Lima_Kali
DEKLARASI
i : integer
DESKRIPSI
read(i)
FOR i=0 DO write('Bahasa C') i++
i<5
end
13. Beberapa gaya penulisan pada English Structure:
1. Common Style yaitu menggunakan huruf
besar di awal selanjutnya huruf kecil semua.
2. Capitalized Common Style yaitu menggunakan
huruf besar semua
3. Outline Common Style yaitu dengan
menggunakan nomor urut
4. Narative Style yaitu berbentuk uraian
5. Gaya lain yaitu tiap kata kunci ditulis dengan
huruf besar semua.
14. Beberapa aturan penulisan Pseudocode:
1. Satu pseudocode satu baris.
2. Pisahkan modul-modul atau kelompok pseudocode
dengan memberikan spasi beberapa baris untuk
mempermudah pembacaan.
3. Pseudocode ditulis dengan huruf kapital, sedangkan
komentar atau variabel dalam huruf kecil.
4. Berikanlah tabulasi yang berbeda untuk penulisan
pseudocode-pseudocode yang berada dalam loop-nya.
5. Lakukan pembatasan jumlah baris pseudocode setiap
modulnya, misalnya 50 – 75 baris pseudocode per
modul, sehingga tidak terlalu panjang.
15. Digunakan untuk mendefinisikan dan
mengilustrasikan organisasi dari sistem
secara berjenjang dalam bentuk modul dan
submodul.
Structure chart juga menunjukkan hubungan
elemen data dan elemen kontrol serta
hubungan antarmodulnya sehingga structure
chart dapat memberikan penjelasan yang
lengkap tentang sistem dipandang dari
elemen data, elemen kontrol, modul dan
hubungan antarmodulnya.
16. Gambar Nama Keterangan
Module Simbol ini menunjukkan suatu modul
Connection
Simbol ini digunakan untuk menghubungkan
suatu modul dengan modul lainnya
Loop
Simbol ini menunjukkan suatu perulangan di
dalam modul
Decision
Simbol ini menunjukkan suatu penyeleksian
kondisi di dalam modul
Couple
Simbol ini menunjukkan suatu data/elemen
yang dikirimkan dari satu modul ke modul
lainnya. Anak panah dengan lingkaran yang
kosong menunjukkan data yang dikirimkan,
sedangkan anak panah dengan lingkaran
padat menunjukkan elemen kontrol yang
dikirimkan
17. Di samping simbol-simbol standar tersebut,
pemrogram juga dapat menambahkan bentuk
simbol lain asalkan pemrogram memberikan
penjelasan tentang maksud dari simbol yang
dibuat tersebut dalam bentuk kamus simbol.
Namun demikian sebaiknya pemrogram
menggunakan simbol-simbol standar untuk
menggambarkan struktur sistem tersebut
agar mudah dipahami oleh pemrogram lain.
18. Gambar Keterangan
Menunjukkan suatu modul dengan nama “Luas
Persegi Panjang”
Modul A memanggil Modul B. Setelah proses
dari modul B selesai, maka proses kembali ke
modul A yang memanggilnya
Luas
Persegi
Panjang
A
B
Contoh penggunaan simbol-simbol pada
structure chart dalam menggambarkan
struktur suatu sistem
20. Structure Chart memiliki dua model
penggambaran sistem, yaitu Transformed-
Centered dan Transaction-Centered
21. Structure chart dengan model ini
menggambarkan sistem dalam 3 cabang utama:
1. Cabang Input yang merupakan cabang yang
akan menerima input dan menentukan status
input untuk siap proses.
2. Cabang Proses yang merupakan cabang yang
akan melakukan fungsi utama dari sistem,
yaitu memproses input yang dikirim dari
cabang input.
3. Cabang Output merupakan cabang yang akan
memformat data menjadi output.
22.
23. Adalah bentuk penggambaran secara logika
di mana suatu modul berada di dalam modul
yang lainnya.
24. Biasa disingkat HIPO (Hierarchy Plus Input-
Process-Output), merupakan alat
dokumentasi program yang dikembangkan
dan didukung oleh IBM. Tetapi kini HIPO juga
telah digunakan sebagai alat bantu untuk
merancang dan mendokumentasikan siklus
pengembangan sistem.