SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
ARRAY (LARIK)
algoritma dan dasar pemrograman
LARIK
• Larik adalah kumpulan dari nilai-nilai bertipe
sama dalam urutan tertentu yang
menggunakan sebuah nama yang sama.
• Nilai-nilai di suatu larik disebut dengan
elemen-elemen larik.
• Letak urutan dari suatu elemen larik
ditunjukkan oleh suatu subscript atau suatu
index.
LARIK
• Larik dapat berdimensi satu, dua, tiga, atau
lebih.
• Larik dimensi satu (one-dimensional array)
mewakili bentuk suatu vektor.
• Larik dimensi dua (two-dimensional array)
mewakili bentuk dari suatu matrik atau tabel.
• Larik dimensi tiga (three-dimensional array)
mewakili bentuk suatu ruang.
DEKLARASI LARIK
• Larik dideklarasikan dengan menyebutkan jumlah dari
elemennya yang ditulis di antara tanda ‘[]’. Contohnya:
int X[5]; //larik dimensi satu dengan nama X yang
dideklarasikan dengan tipe data int yang
mempunyai 5 buah elemen.
• Elemen-elemen dari larik X ini adalah:
X[0], X[1], X[2], X[3], dan X[4]
• Misalkan suatu variabel integer I bernilai 3, maka variabel
ini dapat digunakan sebagai indeks dari larik, yaitu X[I] yang
berarti menunjukkan elemen larik ke – 4 atau X[3].
• Untuk Bahasa C, elemen pertama dari suatu larik dimulai
dengan indeks nol.
DEKLARASI LARIK
• Deklarasi dapat juga langsung dengan memberikan nilai-nilai awal
elemen lariknya. Misalnya Vektor X berikut ini:
X = {5, 3, 7}
Vektor ini dapat dideklarasikan sebagai larik dimensi satu dengan
jumlah elemen 3 dengan nilai-nilai elemennya 5, 3, dan 7, seperti
berikut ini:
int X[3] = {5, 3, 7};
Nilai-nilai elemen larik ini adalah:
X[0] bernilai 5
X[1] bernilai 3
X[2] bernilai 7
Misalnya nilai elemen ke – 1 akan dikalikan dengan nilai elemen ke
– 3, maka dapat ditulis X[0] * X[2] dengan hasilnya adalah 35.
BEDA LARIK DENGAN VARIABEL BIASA
• Perbedaan utama antara larik dengan variabel biasa
adalah sebuah larik dapat mempunyai sejumlah nilai,
sedangkan sebuah variabel biasa hanya dihubungkan
dengan sebuah nilai saja.
• Misalnya terdapat tiga buah nilai, yaitu 8, 5, dan 7. Jika
nilai-nilai ini akan dihubungkan dengan sebuah nama
saja, maka dapat digunakan sebuah larik. Jika
digunakan variabel untuk menyimpan nilai-nilai
tersebut, maka harus digunakan tiga buah variabel
dengan nama-nama yang berbeda, misalnya variabel
X1 untuk menyimpan nilai 8, variabel X2 untuk nilai 5,
dan variabel X3 untuk nilai 7.
/* ----------------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_1.cpp
Perbedaan Larik dengan Variabel Biasa
------------------------------------------------------ */
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
float X1=5, X2=3, X3=7, Total;
printf("Contoh Program Menghitung Tiga Buah Nilain");
printf("yang Disimpan pada Tiga Variabeln");
printf("____________________________________n");
printf("___________________________n");
printf("n");
Total = X1 + X2 + X3;
printf("Total = %.2fn", Total);
printf("n");
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
BEDA LARIK DENGAN VARIABEL BIASA
• Contoh ADP_Larik_2.cpp pada slide
sebelumnya hanya praktis jika digunakan
untuk menjumlahkan nilai dari 3 variabel saja.
Tetapi jika jumlah variabel yang akan
dijumlahkan > 3, misalnya 1000, maka akan
lebih jika menggunakan larik untuk mewakili
nilai-nilai tersebut, seperti terlihat pada
contoh berikut ini.
/* ----------------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_2.cpp
Perbedaan Larik dengan Variabel Biasa
------------------------------------------------------ */
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
float X[3]={5,3,7}, Total=0;
int I;
printf("Contoh Program Menghitung Tiga Buah Nilai ");
printf("yang Disimpan pada Tiga Variabeln");
printf("____________________________________");
printf("___________________________n");
printf("n");
for(I=0;I<=2;I++) Total = Total + X[I];
printf("Total = %.2fn", Total);
printf("n");
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
INISIALISASI LARIK TIDAK BERUKURAN
• Dalam mendeklarasikan larik dengan
memberikan nilai-nilai elemen awalnya,
jumlah dari elemen larik dapat ditulis ‘[]’. Larik
seperti ini disebut dengan larik yang tidak
berukuran.
• Perhatikan contoh pada slide berikut dimana
larik dimensi satu X yang mempunyai nilai-
nilai elemen 5, 2, dan 7 dideklarasikan dengan
tidak berukuran.
/* ---------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_3.cpp
Inisialisasi Larik Tidak Berukuran
--------------------------------------------- */
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
float X[]={5,3,7}, Total=0;
int I;
printf("Contoh Program Inisialisasi Larik Tidak Berukurann");
printf("________________________________________n");
printf("n");
for(I=0;I<=2;I++) Total = Total + X[I];
printf("Total = %.2fn", Total);
printf("n");
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
INISIALISASI LARIK TIDAK BERUKURAN
• Untuk larik tidak berukuran ini, bahasa C akan
secara otomatis menentukan ukuran (jumlah
elemen dari lariknya) tergantung dari jumlah
nilai-nilai elemen yang diberikan sewaktu
deklarasi.
• Pada contoh di slide sebelumnya jumlah nilai-
nilai elemen yang diberikan adalah sebanyak 3
buah, sehingga larik X tersebut dapat juga
dikatakan mempunyai 3 buah elemen.
INISIALISASI LARIK TIDAK BERUKURAN
• Permasalahan sering kali muncul jika programer
belum mengetahui jumlah dari elemen-elemen
lariknya.
• Permasalahan seperti ini sering terjadi untuk
suatu program yang menggunakan suatu larik
dengan jumlah elemennya ditentukan oleh
pemakai program, atau dengan kata lain, jumlah
elemen dari larik tidak ditentukan di dalam
program, tetapi ditentukan setelah program
dijalankan.
INISIALISASI LARIK TIDAK BERUKURAN
• Untuk mengatasi permasalahan seperti ini, jumlah elemen
dari larik dapat ditentukan terlebih dahulu di dalam
program secara maksimum dengan batasan memori yang
digunakan masih mencukupi. Misalnya jumlah elemen dari
larik ditentukan terlebih dahulu sebesar 1000 buah.
Pemakai program kemudian ditanyakan jumlah elemen
larik yang sebenarnya dengan batasan jumlah elemen
maksimumnya adalah sebanyak yang telah ditentukan di
dalam program. Misalny pemakai program hanya
menggunakan sebanyak 200 elemen larik saja, maka sisi
elemen yang telah ditentukan di dalam program tidak akan
digunakan, walaupun sudah “dipesankan” tempatnya di
dalam memori.
INISIALISASI LARIK TIDAK BERUKURAN
• Program berikut ini akan menghitung nilai total, rata-
rata dan deviasi standar (penyimpangan baku atau
standard deviation) dari sejumlah nilai data.
• Program ini mengijinkan pemakai program untuk
menentukan jumlah dari data. Jumlah dari data ini
menunjukkan jumlah dari elemen.
/* -----------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_4.cpp
Inisialisasi Larik Tidak Berukuran
----------------------------------------------- */
#include <stdio.h>
#include <math.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
int N, I;
float X[1000], Total=0, Rata, Xi_Rata_2=0, SD;
printf("Contoh Program Untuk Menghitung Nilai Rata-rata ");
printf("dan deviasi standarn");
printf("_________________________________________");
printf("___________________n");
printf("n");
//Masukan jumlah dari data
printf("Masukkan Jumlah Data (Maksiumum 1000 buah): ");
scanf("%d", &N);
printf("n");
//Masukan nilai data ke 0 sampai dengan ke N-1
//dan hitung nilai totalnya
for(I=0;I<N;I++){
printf("Nilai Data ke - %d : n",I+1);
scanf("%f", &X[I]);
Total = Total + X[I];
}
//Hitung nilai rata-ratanya
Rata = Total / N;
//Hitung Nilai (Xi - Rata)^2
for(I=0;I<N;I++)
Xi_Rata_2 += ((X[I] - Rata) * (X[I] - Rata));
//Hitung Deviasi Standar
SD = sqrt(Xi_Rata_2 / N);
//Tampilkan hasil
printf("n");
printf("Jumlah Data : %dn", N);
printf("Total Nilai : %.2fn", Total);
printf("Rata-rata Nilai : %.2fn", Rata);
printf("Deviasi Standar : %.2fn", SD);
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
LARIK DIMENSI SATU
• Program berikut untuk menampikan bilangan
dari 1 sampai bilangan 10, dengan pangkatnya
masing-masing. Batas nilai maksimum yang
disimpan adalah 100.
/* ------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_5_Dimensi_Satu.cpp
Larik Dimensi Satu
------------------------------------------ */
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
int square[100];
int I;
int K;
printf("Contoh Program Perhitungan Perpangkatann");
printf("_________________________________________");
printf("n");
//Penghitungan perpangkatan
for(I=0;I<10;I++){
K = I + 1;
square[I] = K*K;
printf("nPangkat dari %d adalah %d", K, square[I]);
}
printf("n");
printf("n");
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
LARIK DIMENSI DUA
• Program berikut untuk menunjukkan
bagaiman suatu larik dimensi dua
dideklarasikan dan ditampilkan nilai-nilai
elemennya dalam bentuk matrik.
/* ----------------------------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_6_Dimensi_Dua.cpp
Larik Dimensi Dua
---------------------------------------------------------------- */
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
int I,J;
float X[3][4] = {
10.00, 20.00, 30.00, 40.00,
15.55, 25.55, 35.55, 45.55,
25.00, 35.00, 45.00, 55.00
};
printf("Contoh Program Larik Dimensi Duan");
printf("____________________________n");
printf("n");
//Menampilkan dalam bentuk matrik
for(I=0;I<3;I++){
for(J=0;J<4;J++) printf("%8.2f", X[I][J]);
printf("n");
}
printf("n");
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
LARIK DIMENSI DUA
• Program berikut untuk menghitung perkalian
dua buah matrik, dimana perkalian dua buah
matrik dapat dilakukan jika banyaknya kolom
matrik pertama adalah sama dengan
banyaknya baris matrik yang kedua.
/* --------------------------------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_6a_Dimensi_Dua.cpp
Larik Dimensi Dua
-------------------------------------------------------------------- */
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
int I,J,K, Baris_A,Kolom_A,Kolom_B;
int Matrik_A[100][100],Matrik_B[100][100],Matrik_C[100][100];
printf("Contoh Program Perkalian Matrikn");
printf("_______________________________n");
printf("n");
//Memasukkan orde matrik
printf("Masukkan Jumlah Baris Matrik A: ");
scanf("%d",&Baris_A);
printf("Masukkan Jumlah Kolom Matrik A: ");
scanf("%d",&Kolom_A);
printf("n");
printf("Masukkan Jumlah Kolom Matrik B: ");
scanf("%d",&Kolom_B);
printf("n");
//Memasukkan data Matrik A
printf("Masukkan Nilai Matrik A:n");
for(I=0;I<Baris_A;I++){
for(J=0;J<Kolom_A;J++){
printf("Matrik A[%3d,%3d]: ", I+1,J+1);
scanf("%d",&Matrik_A[I][J]);
}
printf("n");
}
//Memasukkan data Matrik B
printf("Masukkan Nilai Matrik B:n");
for(J=0;J<Kolom_A;J++){
for(K=0;K<Kolom_B;K++){
printf("Matrik B[%3d,%3d]: ", J+1,K+1);
scanf("%d",&Matrik_B[J][K]);
}
printf("n");
}
//Menghitung Matrikk C hasil perkalian Matrik A & Matrik B
for(I=0;I<Baris_A;I++){
for(K=0;K<Kolom_B;K++){
Matrik_C[I][K] = 0;
for(J=0;J<Kolom_A;J++)
Matrik_C[I][K] += Matrik_A[I][J] * Matrik_B[J][K];
}
}
//Menampilkan hasil perkalian matrik
printf("Hasil perkalian matrik: n");
for(I=0;I<Baris_A;I++){
for(K=0;K<Kolom_B;K++)
printf("%7d",Matrik_C[I][K]);
printf("n");
}
printf("n");
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
LARIK STRING
• Program berikut ini menunjukkan deklarasi
suatu larik string dimensi satu yang dibentuk
dari larik karakter berdimensi dua (perhatikan
bahwa deklarasi ini menggunakan tipe char)
dan fungsi printf() yang menampilkan lariknya
menggunakan kode format “%c”.
/* ----------------------------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_7_Larik_String.cpp
Larik String
---------------------------------------------------------------- */
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
int I,J;
char Hari[7][10]={
"Minggu",
"Senin",
"Selasa",
"Rabu",
"Kamis",
"Jumat",
"Sabtu"
};
printf("Contoh Program Larik String Dimensi Satun");
printf("__________________________________n");
printf("n");
for(I=0;I<7;I++){
for(J=0;J<10;J++){
printf("%c", Hari[I][J]);
printf("n");
}
}
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
LARIK STRING
• Program berikut ini menunjukkan deklarasi
suatu larik string dimensi satu yang tetap akan
ditampilkan sebagai larik string dimensi satu,
sehingga fungsi printf() yang akan
menampilkannya menggunakan kode format
“%s”.
/* ------------------------------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_7a_Larik_String.cpp
Larik String
------------------------------------------------------------------ */
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
int I;
char Hari[7][10]={
"Minggu",
"Senin",
"Selasa",
"Rabu",
"Kamis",
"Jumat",
"Sabtu"
};
printf("Contoh Program Larik String Dimensi Satun");
printf("__________________________________n");
printf("n");
for(I=0;I<7;I++){
printf("%s", Hari[I]);
printf("n");
}
printf("n");
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
LARIK STRING
• Program berikut ini menunjukkan bagaimana
larik string dimensi dua (larik karakter dimensi
tiga) dideklarasikan dan ditampilkan.
/* ------------------------------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_7b_Larik_String.cpp
Larik String
------------------------------------------------------------------ */
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
int I,J;
char Nama[3][5][15]={
"Retno", "Aulia", "Risang", "Feyzar", "Pamungkas",
"Lisa", "Desi", "Agung", "Galih", "Kamilus",
"Hafiza", "Meli", "Ulfa", "Agung", "Irfan",
};
printf("Contoh Program Larik String Dimensi Duan");
printf("__________________________________n");
printf("n");
for(I=0;I<3;I++){
printf("Mahasiswa di kelas %ld adalah: n", I+1);
for(J=0;J<5;J++)
printf("%sn",Nama[I][J]);
printf("n");
}
printf("n");
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
INISIALISASI LARIK STRING TIDAK
BERUKURAN
• Untuk larik-larik string, seringkali panjang dari
nilai-nilai stringnya satu dengan yang lainnya
tidak sama (misalnya nilai string “Minggu”
tidak sama panjangnya dengan nilai string
“Senin”), sehingga jika dideklarasikan dengan
panjang yang maksimum, maka akan
memboroskan tempat memori. Untuk
mengatasi masalah ini, dapat digunakan
inisialisasi larik tak berukuran.
/* ------------------------------------------------------------------
Nama Program: ADP_Larik_7c_Larik_String.cpp
Larik String
------------------------------------------------------------------ */
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
main()
{
int I;
char Hari[][10]={
"Minggu",
"Senin",
"Selasa",
"Rabu",
"Kamis",
"Jumat",
"Sabtu",
};
printf("Contoh Program Inisialisasi Larik String Tak Berukurann");
printf("___________________________________________n");
printf("n");
for(I=0;I<7;I++){
printf("%sn",Hari[I]);
}
printf("n");
system("pause");
}
Hasil Eksekusi
PUSTAKA
• Kristanto, Andri. (2009). Algoritma &
Pemrograman dengan C++ Edisi 2. Yogyakarta.
Graha Ilmu.
• Hartono, Jogiyanto, MBA., Ph.D. (2002).
Konsep Dasar Pemrograman Bahasa C.
Yogyakarta. Andi.

More Related Content

What's hot

Array searching sorting_pert_11,12,13,14,15
Array searching sorting_pert_11,12,13,14,15Array searching sorting_pert_11,12,13,14,15
Array searching sorting_pert_11,12,13,14,15doudomblogspot
 
Tipe Data pada Bahasa Java
Tipe Data pada Bahasa JavaTipe Data pada Bahasa Java
Tipe Data pada Bahasa JavaAs Faizin
 
Pemograman dasar array
Pemograman dasar arrayPemograman dasar array
Pemograman dasar arrayAli Must Can
 
Materi : Struktur Data (2 Array)
Materi : Struktur Data (2 Array)Materi : Struktur Data (2 Array)
Materi : Struktur Data (2 Array)eka pandu cynthia
 
3. Pointer dan List Berkait Singly
3. Pointer dan List Berkait Singly3. Pointer dan List Berkait Singly
3. Pointer dan List Berkait SinglyKelinci Coklat
 
Makalah array
Makalah arrayMakalah array
Makalah arrayAnanda II
 
1. Algoritma, Struktur Data dan Pemrograman Terstruktur
1. Algoritma, Struktur Data dan Pemrograman Terstruktur1. Algoritma, Struktur Data dan Pemrograman Terstruktur
1. Algoritma, Struktur Data dan Pemrograman TerstrukturKelinci Coklat
 
Dasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliahDasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliahBraga Rezpect
 
Pengenalan pascal asli
Pengenalan pascal asliPengenalan pascal asli
Pengenalan pascal asliNadya Olivia
 

What's hot (17)

Array searching sorting_pert_11,12,13,14,15
Array searching sorting_pert_11,12,13,14,15Array searching sorting_pert_11,12,13,14,15
Array searching sorting_pert_11,12,13,14,15
 
Tipe data abstract
Tipe data abstractTipe data abstract
Tipe data abstract
 
Makalah array
Makalah arrayMakalah array
Makalah array
 
Latihan
LatihanLatihan
Latihan
 
Tipe Data pada Bahasa Java
Tipe Data pada Bahasa JavaTipe Data pada Bahasa Java
Tipe Data pada Bahasa Java
 
Array
ArrayArray
Array
 
Pemograman dasar array
Pemograman dasar arrayPemograman dasar array
Pemograman dasar array
 
Algoritma - Array
Algoritma - ArrayAlgoritma - Array
Algoritma - Array
 
Materi : Struktur Data (2 Array)
Materi : Struktur Data (2 Array)Materi : Struktur Data (2 Array)
Materi : Struktur Data (2 Array)
 
3. Pointer dan List Berkait Singly
3. Pointer dan List Berkait Singly3. Pointer dan List Berkait Singly
3. Pointer dan List Berkait Singly
 
Makalah array
Makalah arrayMakalah array
Makalah array
 
Pertemuan V
Pertemuan VPertemuan V
Pertemuan V
 
1. Algoritma, Struktur Data dan Pemrograman Terstruktur
1. Algoritma, Struktur Data dan Pemrograman Terstruktur1. Algoritma, Struktur Data dan Pemrograman Terstruktur
1. Algoritma, Struktur Data dan Pemrograman Terstruktur
 
PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...
PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...
PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...
 
Dasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliahDasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliah
 
Materi 7. array
Materi 7. arrayMateri 7. array
Materi 7. array
 
Pengenalan pascal asli
Pengenalan pascal asliPengenalan pascal asli
Pengenalan pascal asli
 

Similar to 6.adp array (larik)

Pengenalan pascal
Pengenalan pascalPengenalan pascal
Pengenalan pascalfhnx
 
Pertemuan vi
Pertemuan viPertemuan vi
Pertemuan viwindi1
 
Laporan praktikum modul v
Laporan praktikum modul vLaporan praktikum modul v
Laporan praktikum modul vDevi Apriansyah
 
Pelatihan Bahasa R
Pelatihan Bahasa RPelatihan Bahasa R
Pelatihan Bahasa Ranom0164
 
listiati univ bung hata (1110013211051) Materi pengenalan-pascal
listiati univ bung hata (1110013211051) Materi pengenalan-pascallistiati univ bung hata (1110013211051) Materi pengenalan-pascal
listiati univ bung hata (1110013211051) Materi pengenalan-pascalMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Array pada pemrograman C++ 1903280173218371.pptx
Array pada pemrograman C++ 1903280173218371.pptxArray pada pemrograman C++ 1903280173218371.pptx
Array pada pemrograman C++ 1903280173218371.pptxerliantokurniawan
 
Array C++ MG3.pptx
Array C++ MG3.pptxArray C++ MG3.pptx
Array C++ MG3.pptxKemangKres
 
Pertemuan 10 : Algoritma & Pemrograman
Pertemuan 10 : Algoritma & PemrogramanPertemuan 10 : Algoritma & Pemrograman
Pertemuan 10 : Algoritma & PemrogramanTri Retna
 
Materi kuliah 15 array part 1
Materi kuliah 15   array part 1Materi kuliah 15   array part 1
Materi kuliah 15 array part 1Budi Yono
 
9366bcd2f7b5195a70c971b4cb5c2fe5bcfc571b
9366bcd2f7b5195a70c971b4cb5c2fe5bcfc571b9366bcd2f7b5195a70c971b4cb5c2fe5bcfc571b
9366bcd2f7b5195a70c971b4cb5c2fe5bcfc571bRicky El-ikhsan
 
Materi kuliah 01 array part 1
Materi kuliah 01   array part 1Materi kuliah 01   array part 1
Materi kuliah 01 array part 1Budi Yono
 

Similar to 6.adp array (larik) (20)

Pengenalan pascal
Pengenalan pascalPengenalan pascal
Pengenalan pascal
 
Pertemuan IV Teori
Pertemuan IV TeoriPertemuan IV Teori
Pertemuan IV Teori
 
Pertemuan vi
Pertemuan viPertemuan vi
Pertemuan vi
 
Laporan praktikum modul v
Laporan praktikum modul vLaporan praktikum modul v
Laporan praktikum modul v
 
Pelatihan Bahasa R
Pelatihan Bahasa RPelatihan Bahasa R
Pelatihan Bahasa R
 
listiati univ bung hata (1110013211051) Materi pengenalan-pascal
listiati univ bung hata (1110013211051) Materi pengenalan-pascallistiati univ bung hata (1110013211051) Materi pengenalan-pascal
listiati univ bung hata (1110013211051) Materi pengenalan-pascal
 
Tipe data dan array
Tipe data dan arrayTipe data dan array
Tipe data dan array
 
Tipe data dan variabel
Tipe data dan variabelTipe data dan variabel
Tipe data dan variabel
 
Array pada pemrograman C++ 1903280173218371.pptx
Array pada pemrograman C++ 1903280173218371.pptxArray pada pemrograman C++ 1903280173218371.pptx
Array pada pemrograman C++ 1903280173218371.pptx
 
Array C++ MG3.pptx
Array C++ MG3.pptxArray C++ MG3.pptx
Array C++ MG3.pptx
 
Pertemuan 10 : Algoritma & Pemrograman
Pertemuan 10 : Algoritma & PemrogramanPertemuan 10 : Algoritma & Pemrograman
Pertemuan 10 : Algoritma & Pemrograman
 
Pengolahan database
Pengolahan databasePengolahan database
Pengolahan database
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
tugas matematika
tugas matematikatugas matematika
tugas matematika
 
Materi kuliah 15 array part 1
Materi kuliah 15   array part 1Materi kuliah 15   array part 1
Materi kuliah 15 array part 1
 
9366bcd2f7b5195a70c971b4cb5c2fe5bcfc571b
9366bcd2f7b5195a70c971b4cb5c2fe5bcfc571b9366bcd2f7b5195a70c971b4cb5c2fe5bcfc571b
9366bcd2f7b5195a70c971b4cb5c2fe5bcfc571b
 
Materi kuliah 01 array part 1
Materi kuliah 01   array part 1Materi kuliah 01   array part 1
Materi kuliah 01 array part 1
 
Dasar c
Dasar cDasar c
Dasar c
 
Array
ArrayArray
Array
 
A rray..
A rray..A rray..
A rray..
 

More from Hardini_HD

Hardini 3201416015 3_b
Hardini 3201416015 3_b Hardini 3201416015 3_b
Hardini 3201416015 3_b Hardini_HD
 
Class dan object
Class dan objectClass dan object
Class dan objectHardini_HD
 
Using of computer tech
Using of computer tech Using of computer tech
Using of computer tech Hardini_HD
 
Number system
Number system Number system
Number system Hardini_HD
 
Komp. dan aplikasi
Komp. dan aplikasi Komp. dan aplikasi
Komp. dan aplikasi Hardini_HD
 
Introduction to software 2
Introduction to software 2 Introduction to software 2
Introduction to software 2 Hardini_HD
 
Introduction to software1
Introduction to software1 Introduction to software1
Introduction to software1 Hardini_HD
 
Introduce to internet2
Introduce to internet2 Introduce to internet2
Introduce to internet2 Hardini_HD
 
Introduce to internet1
Introduce to internet1 Introduce to internet1
Introduce to internet1 Hardini_HD
 
Intro to e gov
Intro to e gov Intro to e gov
Intro to e gov Hardini_HD
 
Flowchart dan dfd
Flowchart dan dfd Flowchart dan dfd
Flowchart dan dfd Hardini_HD
 
Business computing
Business computing Business computing
Business computing Hardini_HD
 
Pti (8) teknologi internet dan web
Pti (8)   teknologi internet dan webPti (8)   teknologi internet dan web
Pti (8) teknologi internet dan webHardini_HD
 

More from Hardini_HD (20)

Hardini 3201416015 3_b
Hardini 3201416015 3_b Hardini 3201416015 3_b
Hardini 3201416015 3_b
 
Delphi
DelphiDelphi
Delphi
 
Class dan object
Class dan objectClass dan object
Class dan object
 
Using of computer tech
Using of computer tech Using of computer tech
Using of computer tech
 
Software
Software Software
Software
 
Number system
Number system Number system
Number system
 
Komp. dan aplikasi
Komp. dan aplikasi Komp. dan aplikasi
Komp. dan aplikasi
 
Jarkom
Jarkom Jarkom
Jarkom
 
Introduction to software 2
Introduction to software 2 Introduction to software 2
Introduction to software 2
 
Introduction to software1
Introduction to software1 Introduction to software1
Introduction to software1
 
Introduce to internet2
Introduce to internet2 Introduce to internet2
Introduce to internet2
 
Introduce to internet1
Introduce to internet1 Introduce to internet1
Introduce to internet1
 
Intro to e gov
Intro to e gov Intro to e gov
Intro to e gov
 
Internet
Internet Internet
Internet
 
Hardware
Hardware Hardware
Hardware
 
Flowchart dan dfd
Flowchart dan dfd Flowchart dan dfd
Flowchart dan dfd
 
File org
File org File org
File org
 
Data comm
Data comm Data comm
Data comm
 
Business computing
Business computing Business computing
Business computing
 
Pti (8) teknologi internet dan web
Pti (8)   teknologi internet dan webPti (8)   teknologi internet dan web
Pti (8) teknologi internet dan web
 

Recently uploaded

Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 

6.adp array (larik)

  • 1. ARRAY (LARIK) algoritma dan dasar pemrograman
  • 2. LARIK • Larik adalah kumpulan dari nilai-nilai bertipe sama dalam urutan tertentu yang menggunakan sebuah nama yang sama. • Nilai-nilai di suatu larik disebut dengan elemen-elemen larik. • Letak urutan dari suatu elemen larik ditunjukkan oleh suatu subscript atau suatu index.
  • 3. LARIK • Larik dapat berdimensi satu, dua, tiga, atau lebih. • Larik dimensi satu (one-dimensional array) mewakili bentuk suatu vektor. • Larik dimensi dua (two-dimensional array) mewakili bentuk dari suatu matrik atau tabel. • Larik dimensi tiga (three-dimensional array) mewakili bentuk suatu ruang.
  • 4. DEKLARASI LARIK • Larik dideklarasikan dengan menyebutkan jumlah dari elemennya yang ditulis di antara tanda ‘[]’. Contohnya: int X[5]; //larik dimensi satu dengan nama X yang dideklarasikan dengan tipe data int yang mempunyai 5 buah elemen. • Elemen-elemen dari larik X ini adalah: X[0], X[1], X[2], X[3], dan X[4] • Misalkan suatu variabel integer I bernilai 3, maka variabel ini dapat digunakan sebagai indeks dari larik, yaitu X[I] yang berarti menunjukkan elemen larik ke – 4 atau X[3]. • Untuk Bahasa C, elemen pertama dari suatu larik dimulai dengan indeks nol.
  • 5. DEKLARASI LARIK • Deklarasi dapat juga langsung dengan memberikan nilai-nilai awal elemen lariknya. Misalnya Vektor X berikut ini: X = {5, 3, 7} Vektor ini dapat dideklarasikan sebagai larik dimensi satu dengan jumlah elemen 3 dengan nilai-nilai elemennya 5, 3, dan 7, seperti berikut ini: int X[3] = {5, 3, 7}; Nilai-nilai elemen larik ini adalah: X[0] bernilai 5 X[1] bernilai 3 X[2] bernilai 7 Misalnya nilai elemen ke – 1 akan dikalikan dengan nilai elemen ke – 3, maka dapat ditulis X[0] * X[2] dengan hasilnya adalah 35.
  • 6. BEDA LARIK DENGAN VARIABEL BIASA • Perbedaan utama antara larik dengan variabel biasa adalah sebuah larik dapat mempunyai sejumlah nilai, sedangkan sebuah variabel biasa hanya dihubungkan dengan sebuah nilai saja. • Misalnya terdapat tiga buah nilai, yaitu 8, 5, dan 7. Jika nilai-nilai ini akan dihubungkan dengan sebuah nama saja, maka dapat digunakan sebuah larik. Jika digunakan variabel untuk menyimpan nilai-nilai tersebut, maka harus digunakan tiga buah variabel dengan nama-nama yang berbeda, misalnya variabel X1 untuk menyimpan nilai 8, variabel X2 untuk nilai 5, dan variabel X3 untuk nilai 7.
  • 7. /* ---------------------------------------------------- Nama Program: ADP_Larik_1.cpp Perbedaan Larik dengan Variabel Biasa ------------------------------------------------------ */ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> main() { float X1=5, X2=3, X3=7, Total; printf("Contoh Program Menghitung Tiga Buah Nilain"); printf("yang Disimpan pada Tiga Variabeln"); printf("____________________________________n"); printf("___________________________n"); printf("n"); Total = X1 + X2 + X3; printf("Total = %.2fn", Total); printf("n"); system("pause"); }
  • 9. BEDA LARIK DENGAN VARIABEL BIASA • Contoh ADP_Larik_2.cpp pada slide sebelumnya hanya praktis jika digunakan untuk menjumlahkan nilai dari 3 variabel saja. Tetapi jika jumlah variabel yang akan dijumlahkan > 3, misalnya 1000, maka akan lebih jika menggunakan larik untuk mewakili nilai-nilai tersebut, seperti terlihat pada contoh berikut ini.
  • 10. /* ---------------------------------------------------- Nama Program: ADP_Larik_2.cpp Perbedaan Larik dengan Variabel Biasa ------------------------------------------------------ */ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> main() { float X[3]={5,3,7}, Total=0; int I; printf("Contoh Program Menghitung Tiga Buah Nilai "); printf("yang Disimpan pada Tiga Variabeln"); printf("____________________________________"); printf("___________________________n"); printf("n"); for(I=0;I<=2;I++) Total = Total + X[I]; printf("Total = %.2fn", Total); printf("n"); system("pause"); }
  • 12. INISIALISASI LARIK TIDAK BERUKURAN • Dalam mendeklarasikan larik dengan memberikan nilai-nilai elemen awalnya, jumlah dari elemen larik dapat ditulis ‘[]’. Larik seperti ini disebut dengan larik yang tidak berukuran. • Perhatikan contoh pada slide berikut dimana larik dimensi satu X yang mempunyai nilai- nilai elemen 5, 2, dan 7 dideklarasikan dengan tidak berukuran.
  • 13. /* --------------------------------------------- Nama Program: ADP_Larik_3.cpp Inisialisasi Larik Tidak Berukuran --------------------------------------------- */ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> main() { float X[]={5,3,7}, Total=0; int I; printf("Contoh Program Inisialisasi Larik Tidak Berukurann"); printf("________________________________________n"); printf("n"); for(I=0;I<=2;I++) Total = Total + X[I]; printf("Total = %.2fn", Total); printf("n"); system("pause"); }
  • 15. INISIALISASI LARIK TIDAK BERUKURAN • Untuk larik tidak berukuran ini, bahasa C akan secara otomatis menentukan ukuran (jumlah elemen dari lariknya) tergantung dari jumlah nilai-nilai elemen yang diberikan sewaktu deklarasi. • Pada contoh di slide sebelumnya jumlah nilai- nilai elemen yang diberikan adalah sebanyak 3 buah, sehingga larik X tersebut dapat juga dikatakan mempunyai 3 buah elemen.
  • 16. INISIALISASI LARIK TIDAK BERUKURAN • Permasalahan sering kali muncul jika programer belum mengetahui jumlah dari elemen-elemen lariknya. • Permasalahan seperti ini sering terjadi untuk suatu program yang menggunakan suatu larik dengan jumlah elemennya ditentukan oleh pemakai program, atau dengan kata lain, jumlah elemen dari larik tidak ditentukan di dalam program, tetapi ditentukan setelah program dijalankan.
  • 17. INISIALISASI LARIK TIDAK BERUKURAN • Untuk mengatasi permasalahan seperti ini, jumlah elemen dari larik dapat ditentukan terlebih dahulu di dalam program secara maksimum dengan batasan memori yang digunakan masih mencukupi. Misalnya jumlah elemen dari larik ditentukan terlebih dahulu sebesar 1000 buah. Pemakai program kemudian ditanyakan jumlah elemen larik yang sebenarnya dengan batasan jumlah elemen maksimumnya adalah sebanyak yang telah ditentukan di dalam program. Misalny pemakai program hanya menggunakan sebanyak 200 elemen larik saja, maka sisi elemen yang telah ditentukan di dalam program tidak akan digunakan, walaupun sudah “dipesankan” tempatnya di dalam memori.
  • 18. INISIALISASI LARIK TIDAK BERUKURAN • Program berikut ini akan menghitung nilai total, rata- rata dan deviasi standar (penyimpangan baku atau standard deviation) dari sejumlah nilai data. • Program ini mengijinkan pemakai program untuk menentukan jumlah dari data. Jumlah dari data ini menunjukkan jumlah dari elemen.
  • 19. /* ----------------------------------------------- Nama Program: ADP_Larik_4.cpp Inisialisasi Larik Tidak Berukuran ----------------------------------------------- */ #include <stdio.h> #include <math.h> #include <stdlib.h> main() { int N, I; float X[1000], Total=0, Rata, Xi_Rata_2=0, SD; printf("Contoh Program Untuk Menghitung Nilai Rata-rata "); printf("dan deviasi standarn"); printf("_________________________________________"); printf("___________________n"); printf("n"); //Masukan jumlah dari data printf("Masukkan Jumlah Data (Maksiumum 1000 buah): "); scanf("%d", &N); printf("n"); //Masukan nilai data ke 0 sampai dengan ke N-1 //dan hitung nilai totalnya for(I=0;I<N;I++){ printf("Nilai Data ke - %d : n",I+1); scanf("%f", &X[I]); Total = Total + X[I]; } //Hitung nilai rata-ratanya Rata = Total / N; //Hitung Nilai (Xi - Rata)^2 for(I=0;I<N;I++) Xi_Rata_2 += ((X[I] - Rata) * (X[I] - Rata)); //Hitung Deviasi Standar SD = sqrt(Xi_Rata_2 / N); //Tampilkan hasil printf("n"); printf("Jumlah Data : %dn", N); printf("Total Nilai : %.2fn", Total); printf("Rata-rata Nilai : %.2fn", Rata); printf("Deviasi Standar : %.2fn", SD); system("pause"); }
  • 21. LARIK DIMENSI SATU • Program berikut untuk menampikan bilangan dari 1 sampai bilangan 10, dengan pangkatnya masing-masing. Batas nilai maksimum yang disimpan adalah 100.
  • 22. /* ------------------------------------------ Nama Program: ADP_Larik_5_Dimensi_Satu.cpp Larik Dimensi Satu ------------------------------------------ */ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> main() { int square[100]; int I; int K; printf("Contoh Program Perhitungan Perpangkatann"); printf("_________________________________________"); printf("n"); //Penghitungan perpangkatan for(I=0;I<10;I++){ K = I + 1; square[I] = K*K; printf("nPangkat dari %d adalah %d", K, square[I]); } printf("n"); printf("n"); system("pause"); }
  • 24. LARIK DIMENSI DUA • Program berikut untuk menunjukkan bagaiman suatu larik dimensi dua dideklarasikan dan ditampilkan nilai-nilai elemennya dalam bentuk matrik.
  • 25. /* ---------------------------------------------------------------- Nama Program: ADP_Larik_6_Dimensi_Dua.cpp Larik Dimensi Dua ---------------------------------------------------------------- */ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> main() { int I,J; float X[3][4] = { 10.00, 20.00, 30.00, 40.00, 15.55, 25.55, 35.55, 45.55, 25.00, 35.00, 45.00, 55.00 }; printf("Contoh Program Larik Dimensi Duan"); printf("____________________________n"); printf("n"); //Menampilkan dalam bentuk matrik for(I=0;I<3;I++){ for(J=0;J<4;J++) printf("%8.2f", X[I][J]); printf("n"); } printf("n"); system("pause"); }
  • 27. LARIK DIMENSI DUA • Program berikut untuk menghitung perkalian dua buah matrik, dimana perkalian dua buah matrik dapat dilakukan jika banyaknya kolom matrik pertama adalah sama dengan banyaknya baris matrik yang kedua.
  • 28. /* -------------------------------------------------------------------- Nama Program: ADP_Larik_6a_Dimensi_Dua.cpp Larik Dimensi Dua -------------------------------------------------------------------- */ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> main() { int I,J,K, Baris_A,Kolom_A,Kolom_B; int Matrik_A[100][100],Matrik_B[100][100],Matrik_C[100][100]; printf("Contoh Program Perkalian Matrikn"); printf("_______________________________n"); printf("n"); //Memasukkan orde matrik printf("Masukkan Jumlah Baris Matrik A: "); scanf("%d",&Baris_A); printf("Masukkan Jumlah Kolom Matrik A: "); scanf("%d",&Kolom_A); printf("n"); printf("Masukkan Jumlah Kolom Matrik B: "); scanf("%d",&Kolom_B); printf("n"); //Memasukkan data Matrik A printf("Masukkan Nilai Matrik A:n"); for(I=0;I<Baris_A;I++){ for(J=0;J<Kolom_A;J++){ printf("Matrik A[%3d,%3d]: ", I+1,J+1); scanf("%d",&Matrik_A[I][J]); } printf("n"); } //Memasukkan data Matrik B printf("Masukkan Nilai Matrik B:n"); for(J=0;J<Kolom_A;J++){ for(K=0;K<Kolom_B;K++){ printf("Matrik B[%3d,%3d]: ", J+1,K+1); scanf("%d",&Matrik_B[J][K]); } printf("n"); } //Menghitung Matrikk C hasil perkalian Matrik A & Matrik B for(I=0;I<Baris_A;I++){ for(K=0;K<Kolom_B;K++){ Matrik_C[I][K] = 0; for(J=0;J<Kolom_A;J++) Matrik_C[I][K] += Matrik_A[I][J] * Matrik_B[J][K]; } } //Menampilkan hasil perkalian matrik printf("Hasil perkalian matrik: n"); for(I=0;I<Baris_A;I++){ for(K=0;K<Kolom_B;K++) printf("%7d",Matrik_C[I][K]); printf("n"); } printf("n"); system("pause"); }
  • 30. LARIK STRING • Program berikut ini menunjukkan deklarasi suatu larik string dimensi satu yang dibentuk dari larik karakter berdimensi dua (perhatikan bahwa deklarasi ini menggunakan tipe char) dan fungsi printf() yang menampilkan lariknya menggunakan kode format “%c”.
  • 31. /* ---------------------------------------------------------------- Nama Program: ADP_Larik_7_Larik_String.cpp Larik String ---------------------------------------------------------------- */ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> main() { int I,J; char Hari[7][10]={ "Minggu", "Senin", "Selasa", "Rabu", "Kamis", "Jumat", "Sabtu" }; printf("Contoh Program Larik String Dimensi Satun"); printf("__________________________________n"); printf("n"); for(I=0;I<7;I++){ for(J=0;J<10;J++){ printf("%c", Hari[I][J]); printf("n"); } } system("pause"); }
  • 33. LARIK STRING • Program berikut ini menunjukkan deklarasi suatu larik string dimensi satu yang tetap akan ditampilkan sebagai larik string dimensi satu, sehingga fungsi printf() yang akan menampilkannya menggunakan kode format “%s”.
  • 34. /* ------------------------------------------------------------------ Nama Program: ADP_Larik_7a_Larik_String.cpp Larik String ------------------------------------------------------------------ */ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> main() { int I; char Hari[7][10]={ "Minggu", "Senin", "Selasa", "Rabu", "Kamis", "Jumat", "Sabtu" }; printf("Contoh Program Larik String Dimensi Satun"); printf("__________________________________n"); printf("n"); for(I=0;I<7;I++){ printf("%s", Hari[I]); printf("n"); } printf("n"); system("pause"); }
  • 36. LARIK STRING • Program berikut ini menunjukkan bagaimana larik string dimensi dua (larik karakter dimensi tiga) dideklarasikan dan ditampilkan.
  • 37. /* ------------------------------------------------------------------ Nama Program: ADP_Larik_7b_Larik_String.cpp Larik String ------------------------------------------------------------------ */ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> main() { int I,J; char Nama[3][5][15]={ "Retno", "Aulia", "Risang", "Feyzar", "Pamungkas", "Lisa", "Desi", "Agung", "Galih", "Kamilus", "Hafiza", "Meli", "Ulfa", "Agung", "Irfan", }; printf("Contoh Program Larik String Dimensi Duan"); printf("__________________________________n"); printf("n"); for(I=0;I<3;I++){ printf("Mahasiswa di kelas %ld adalah: n", I+1); for(J=0;J<5;J++) printf("%sn",Nama[I][J]); printf("n"); } printf("n"); system("pause"); }
  • 39. INISIALISASI LARIK STRING TIDAK BERUKURAN • Untuk larik-larik string, seringkali panjang dari nilai-nilai stringnya satu dengan yang lainnya tidak sama (misalnya nilai string “Minggu” tidak sama panjangnya dengan nilai string “Senin”), sehingga jika dideklarasikan dengan panjang yang maksimum, maka akan memboroskan tempat memori. Untuk mengatasi masalah ini, dapat digunakan inisialisasi larik tak berukuran.
  • 40. /* ------------------------------------------------------------------ Nama Program: ADP_Larik_7c_Larik_String.cpp Larik String ------------------------------------------------------------------ */ #include <stdio.h> #include <stdlib.h> main() { int I; char Hari[][10]={ "Minggu", "Senin", "Selasa", "Rabu", "Kamis", "Jumat", "Sabtu", }; printf("Contoh Program Inisialisasi Larik String Tak Berukurann"); printf("___________________________________________n"); printf("n"); for(I=0;I<7;I++){ printf("%sn",Hari[I]); } printf("n"); system("pause"); }
  • 42. PUSTAKA • Kristanto, Andri. (2009). Algoritma & Pemrograman dengan C++ Edisi 2. Yogyakarta. Graha Ilmu. • Hartono, Jogiyanto, MBA., Ph.D. (2002). Konsep Dasar Pemrograman Bahasa C. Yogyakarta. Andi.