Hutan kota memiliki berbagai fungsi ekologi, estetika, dan kesehatan penting untuk kota, termasuk menyaring polusi udara, mengurangi kebisingan, dan menyediakan tempat rekreasi dan manfaat kesehatan mental bagi warga kota.
2. Merancang Hutan Kota
Pendekatan pertama, hutan kota dibangun pada lokasi-lokasi tertentu saja.
Pada pendekatan ini hutan kota merupakan bagian dari suatu kota. Penentuan luasannya
pun dapat berdasarkan :
(1) Prosentase, yaitu luasan hutan kota ditentukan dengan menghitungnya dari
luasan kota.
(2) Perhitungan per kapita, yaitu luasan hutan kota ditentukan berdasarkan jumlah
penduduknya.
(3) Berdasarkan isu utama yang muncul.
Misalnya untuk menghitung luasan hutan kota pada suatu kota dapat dihitung
berdasarkan tujuan pemenuhan kebutuhan akan oksigen, air dan kebutuhan lainnya.
3. Pendekatan kedua, semua areal yang ada di suatu kota pada dasarnya adalah areal
terbuka
untuk hutan kota. Pada pendekatan ini komponen yang ada di kota seperti pemukiman,
perkantoran dan industri dipandang sebagai suatu enklave (bagian) yang ada dalam suatu
hutan kota.
Contoh : Malaysia dan Singapura
4. Peranan Hutan Kota
Identitas Kota :
Hutan Kota menjadi penciri/identitas suatu daerah dengan melestarikan
beberapa jenis-jenis flora dan fauna khas suatu daerah yang menjadi
ikon/symbol suatu daerah.
Contoh : Enau (Arenga pinnata) dan Kayu manis (Cinnamomum burmanii)
untuk flora dan Trulek Kayu, Pelatuk jambul dan kambing gunung untuk jenis
fauna di Provinsi Sumatera Barat.
5. Fungsi Ekologi Hutan Kota
Pelestarian plasma nutfah :
Plasma nutfah merupakan bahan baku yang penting untuk pembangunan di
masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan
industri. Penguasaannya merupakan keuntungan komparatif yang besar bagi
Indonesia di masa depan. Oleh karena itu, plasma nutfah perlu terus
dilestarikan dan dikembangkan bersama untuk mempertahankan
keanekaragaman hayati (Buku I Repelita V hal. 429). Hutan kota dapat
dijadikan sebagai tempat koleksi keanekaragaman hayati yang tersebar di
seluruh wilayah tanah air kita. Kawasan hutan kota dapat dipandang sebagai
areal pelestarian di luar kawasan konservasi, karena pada areal ini dapat
dilestarikan flora dan fauna secara exsitu. Salah satu tanaman yang langka
adalah nam-nam (Cynometra cauliflora).
6.
7. Penahan dan penyaring Partikel padat dari udara :
Udara alami yang bersih sering dikotori oleh debu, baik yang dihasilkan
oleh kegiatan alami maupun kegiatan manusia. Dengan adanya hutan kota,
partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat
dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses jerapan dan serapan. Dengan
adanya mekanisme ini jumlah debu yang melayang-layang di udara akan
menurun. Partikel yang melayang-layang di permukaan bumi sebagian akan
terjerap (menempel) pada permukaan daun, khususnya daun yang berbulu
dan yang mempunyai permukaan yang kasar dan sebagian lagi terserap
masuk ke dalam ruang stomata daun. Ada juga partikel yang menempel pada
kulit pohon, cabang dan ranting. Daun yang berbulu dan berlekuk seperti
halnya daun Bunga Matahari dan Kersen
8. Penyerap dan Penjerap partikel Timbal :
Kendaraan bermotor merupakan sumber utama timbal yang mencemari udara
9.
10. Penyerap dan Penjerap Debu Semen :
Debu semen merupakan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat
mengakibatkan penyakit sementosis. Oleh karena itu debu semen yang terdapat di udara
bebas harus diturunkan kadarnya.
1) mahoni,
2) bisbul,
3) tanjung,
4) kenari,
5) meranti merah,
6) kerai payung dan
7) kayu hitam.
11. Peredam Kebisingan :
Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara
oleh daun, cabang dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling efektif untuk
meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang
rindang (Grey dan Deneke, 1978).
Dengan menanam berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata yang
cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, khususnya dari
kebisingan yang sumbernya berasal dari bawah. Menurut Grey dan Deneke
(1978), dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95%.
12. Persimpangan merupakan salah
satu area/tempat yang memiliki
tingkat kebisingan yang tinggi
akibat polusi suara dari kendaraan
14. Mengurangi bahaya hujan asam :
Menurut Smith (1985), pohon dapat membantu dalam mengatasi dampak
negative hujan asam melalui proses fisiologis tanaman yang disebut proses
gutasi. Proses gutasi akan memberikan beberapa unsur diantaranya ialah : Ca,
Na, Mg, K dan bahan organik seperti glumatin dan gula (Smith, 1981).
Menurut Henderson et al., (1977) bahan an-organik yang diturunkan ke lantai
hutan dari tajuk melalui proses troughfall dengan urutan K>Ca> Mg>Na baik
untuk tajuk dari tegakan daun lebar maupun dari daun jarum.
15.
16. Fungsi Estetis dan Kesehatan
Hutan Kota Sebagai Tempat untuk
menikmati Udara segara dan
menyegarkan pandangan di wilayah
perkotaan.
17. Tempat Rekreasi
Hutan Kota Berfungsi sebagai temapt
pemenuhan kebutuhan rekreasi dan
keindahan dengan jenis pepohonan yang
Indah dan Unik
Karakter pepohonannya :
Pohon-pohon yang mempunyai nilai
estetis yang tinggi dan atau penghasil
Bunga-bungaan atau Buah-buahan yang
digemari oleh satwa, seperti burung ,
kupu-kupu dan lainnya.
18. Manfaat Kesehatan dari hutan kota
yaitu sebagai terapi mata dan terapi
mental serta fungsi rekreasi, olahraga
dan tempat interaksi social lainnya
19. Hutan kota juga dapat menjadi
apotik hidup dengan
menyediakan tanaman-tanaman
herbal yang dapat dimanfaatkan
seperti tanaman jahe-jahean dan
lain-lain.
20. Penataan ruang dan tanaman yang
baik dapat menciptakan keindahan
dalam lingkungan disekitar kita.