SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MAKALAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
       ORNAMENTAL PLANTS
“Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria)”




       Nama      : Uswatunnisa

       NIM       : 105040200111114

       Kelas     :C

       Dosen     : Dr. Ir. Muji Santoso, MS.




      Universitas Brawijaya
       Fakultas Pertanian
       Agroekoteknologi
        September 2011
BAB I


                                          Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

             Tumbuhan, selain dibudidayakan sebagai tanaman pangan dan kebutuhan industri, juga
    di budidayakan sebagai tanaman hias. Hal ini didukung oleh bentuk serta warna, terutama
    bunga, yang bervariasi. Hingga kemudian muncullah kelompok tanaman hias atau ornamental
    plants. Menanam tanaman sebagai tanaman hias mulai dikembangkan pertama kali di Mesir.
    Hal ini tidak lepas dari sejarah pertanian yang mulai berkembang di Mesir saat itu. Terutama di
    sepanjang aliran Sungai Nil yang subur. Sepanjang aliran sungai ini di buat kebun-kebun berisi
    tanaman hias eksotik serta kolam-kolam berisi ikan dan teratai. Namun, perkembangan kebun
    tanaman hias terjadi pesat di Kerajaan Romawi lewat “Specularium”, rumah kaca yang terbuat
    dari mika, yang digunakan untuk menanam sayuran pada musim dingin. Dari kerajaan ini
    fenomena tanaman hias mulai berkembang ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, negara tropis
    yang memilikki banyak tanaman beraneka bentuk dan warna.

            Salah satu tanaman hias di Indonesia adalah sansivera atau lebih dikenal dengan
    sebutan lidah mertua atau pedang-pedangan. Kurang lebih 100 jenis tanaman ini berasal dari
    daerah tropis di Afrika. Namun salah satu jenis keluarga sansivera ada yang berasal dari
    Kepulauan Seribu yaitu “Sansevieria javanica”. Tanaman ini mulai merangkak tenar di tahun
    2007. Dan mulai bersinar sebagai tanaman hias yang diminati pada dua bulan terakhir tahun
    yang sama. Tenarnya sansivera sebagai tanaman ini kemudian didukung dengan tingginya harga
    beli anthurium. Selain itu, perawatan sansivera pun tidak sesulit tanaman hias lain karena
    sansivera mampu hidup di berbagai situasi cuaca. Ditambah hasil penelitian dari Badan
    Antariksa Nasional Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa sansivera mampu menyerap
    kurang lebih 107 jenis polutan serta menetralisir radiasi dari barang elektronik seperti
    komputer, televisi, telepon dan sebagainya.



1.2 Tujuan
    Makalah ini memberitahukan kepada pembaca mengenai:
           Taksonomi Lidah Mertua
           Morfologi Lidah Mertua
           Syarat tumbuh Lidah Mertua
           Teknik Budidaya Lidah Mertua
           Hama dan Penyakit yang menyerang Lidah Mertua
           Keunggulan dan Kelemahan Lidah Mertua
           Potensi Lidah Mertua sebagai Tanaman Ekspor
BAB II


                                          PEMBAHASAN


2.1 Taksonomi Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain)

    Sansevieria mempunyai banyak nama. "Lidah mertua (mother-in law tongue)" merupakan
    julukan yang kerap diberikan pada tanaman tak berdahan ini. Ada juga yang menamainya
    "tanaman pedang-pedangan" karena bentuk daunnya yang runcing menyerupai pedang.
    Beberapa yang lain menyebutnya "tanaman ular" (snake plant) karena pada beberapa jenis
    coraknya menyerupai sisik ular.

    Para ahli biologi menjuluki tanaman sansevieria sebagai tanaman perintis karena mampu hidup
    di tempat yang tidak bisa di tumbuhi tanamn lain. Julukan-julukan lainnya adalah "century
    plant", "lucky plant", "the devil luck", "judas sward", dan "african's devil". Nama "sansevieria
    merupakan bahasa latin untuk genus yang terdiri dari beragam spesies.

    Dalam ilmu taksonomi yang membagi makhluk hidup ke dalam lima kerajaan (Kingdom),
    tanaman sansevieria diklasifikasikan ke dalam famili Agavaceae (century plant) yang umumnya
    mempunyai daun berdaging tebal dan banyak mengandung air.

                                                                               (Anonymousᵃ2011)
                                                                                          ,

            Nama latin: Sansevieria trifasciata Prain
            Nama umum: Lidah Mertua, Sansivera, Pedang-Pedangan
            Nama Inggris: Sansevieria, snake plant, mother in law’s tongue
            Nama Melayu: Lidah jin.

                Kingdom        :       Plantae (Tumbuhan)
                Subkingdom     :       Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
                Super Divisi   :       Spermatophyta (Tumbuhan Biji)
                Divisi         :      Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
                Class          :      Liliopsida (Monokotil/ berkeping satu)
                Subclass       :      Liliidae
                Ordo           :      Liliales
                Famili         :      Agavaceae
                Genus          :      Sansevieria
                Species        :      Sansevieria trifasciata Prain.
                                                                             (Anonymousᵃ 2011)
                                                                                        ,
2.2 Morfologi Lidah Mertua

    a. Akar

     Lazimnya tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar sansevieria berbentuk serabut. Akar
     berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan menyebar ke segala arah di dalam
     tanah.

    b. Rimpang (Rhizoma)

     Selain terdapat akar juga terdapat organ yang menyerupai batang, orang menyebut organ ini
     sebagai rimpang atau rhizoma yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan
     hasil fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembang biakan. Rimpang menjalar di
     bawah tanah dan kadang-kadang di atas permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan
     jaringan meristem yang selalu tumbuh memanjang.

    c. Daun

     Tanaman sansevieria mudah dikenal dari daunnya yang tebal dan banyak mengandung air
     (fleshy dan succulent) sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat sansevieria tahan
     terhadap kekeringan karena proses penguapan air dan laju transpirasi dapat ditekan. Daun
     tumbuh di sekeliling batang semu di atas permukaan tanah. Bentuk daun panjang dan
     meruncing pada bagian ujungnya. Tulang daun sejajar. Pada beberapa jenis tanaman
     terkadang terdapat duri.

    d. Bunga

     Bunga sansevieria terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal batang. Bunga
     sansevieria termasuk bunga berumah dua, putik dan serbuk sari tidak berada dalam satu
     kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik disebut bunga betina, sedangkan yang memiliki
     serbuk sari disebut bunga jantan. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi, terutama pada
     malam hari.

    e. Biji

     Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji memilki peran penting dalam
     perkembangbiakan tanaman. Biji sansevieria berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil
     lainnya. Bagian paling luar dari biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
     Di sebelah dalam kulit terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman.

                                                                                 (Anonymousᵃ2011)
                                                                                            ,
2.3 Syarat tumbuh Lidah Mertua

        Sansevieria memerlukan media dan udara yang tidak lembab, suhu optimal siang hari 24-
    29˚C dan malam hari 18-21˚C, serta tumbuh ideal dengan pencahayaan penuh meski tetap
    tumbuh jika cahaya kurang.
                                                                             (Anonymousᵃ 2011)
                                                                                        ,

    a. Suhu Lingkungan

       Di habitat aslinya, sansevieria terbiasa dengan perbedaan suhu yang ekstrem. Pada siang
       hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 55 ᵃ Sebaliknya pada malam hari suhu turun
                                                       C.
       hingga di bawah 10 ᵃ Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 24-29 ᵃ
                              C.                                                             C
       pada siang hari dan 18-21 ᵃ pada malam hari.
                                   C

       Suhu udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari jaringan tumbuhan ke udara.
       Semakin tinggi suhu udara, maka laju transpirasi akan semakin tinggi. Jika suhu berada di
       bawah batas toleransi, kegiatan metabolisme tumbuhan akan terganggu atau malah
       terhenti.

    b. Curah Hujan dan Kelembapan Udara

       Daerah gurun yang merupakan asal sansevieria umumnya curah hujan rendah dengan
       jumlah bulan hujan sangat singkat. Curah hujan biasanya tidak lebih dari 250mm/tahun.
       Ditambah dengan suhu siang hari yang sangat panas menyebabkan daerah ini sangat kering.
       Pasalnya, penguapan lebih tinggi daripada curah hujan. Hal inilah yang menyebabkan
       tanaman ini tahan hidup di lingkungan dengan kelembapan yang sangat rendah.

    c. Cahaya

       Semua tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mensintesis makanan.
       Sansevieria membutuhkan cahaya matahari yang cukup (1.000-10.000 fc) untuk menjamin
       pertumbuhan yang baik. Meskipun di habitat aslinya tumbuhan ini hidup dengan cahaya
       matahari yang berlimpah, sansevieria mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan
       yang kekurangan cahaya. Tanaman ini akan melambat pertumbuhannya jika diletakkan di
       ruangan dengan pencahayaan kurang dari 15fc.

       Ada dua jenis sansevieria berdasarkan kebutuhannya terhadap cahaya matahari. Pertama,
       jenis sansevieria yang membutuhkan cahaya matahari penuh atau full sun. Misalnya,
       Sansevieria cylindrica, Sansevieria liberica, Sansevieria trifaciata. Kedua, jenis sansevieria
       yang menghendaki cahaya matahari yang tidak langsung atau tipe shade. Tanaman ini
       tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Sansevieria yang masuk dalam katagori ini umumnya
       berdaun kuning, misalnya Sansevieria hyacinthoides dan jenis 'hahnii'.
d. Kondisi Tanah

       Tanah gurun sangat porus merupakan tanah yang cocok untuk perakaran sansevieria.
       Butirannya banyak mengandung pori-pori udara dan mudah sekali meloloskan air.
       Umumnya, tanah di lingkungan tersebut didominasi oleh tanah pasir dengan campuran jenis
       lain. Oleh karena itu, akar tanaman sansevieria sangat membutuhkan tanah yang tidak
       terlalu lembab dan beraerasi baik.

                                                                             (Anonymousᵃ2011)
                                                                                        ,



2.4 Teknik Budidaya Lidah Mertua
    A. Media
       Pemilihan media dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu ketinggian
       tempat, ketersediaan bahan, dan iklim. Syarat utama media untuk sansevieria adalah
       porous. Adapun alternatif pilihan adalah sebagai berikut :
            o Pasir Malang : tanah : pupuk organik : bahan organik (arang sekam, kokopit atau
               cacahan pakis), perbandingannya 2 : 1 : 1 : 1
            o Pasir Malang : sekam bakar, perbandingannya 2 : 1
            o Sekam bakar : pasir Malang : pupuk kandang, perbandingannya 1 : 1 : 1 atau 1 : 2 : 1
            o Sekam bakar : pasir Malang : pakis, perbandingannya 2 : 1 : 1

    B. Pemupukan
       Pemupukan yang paling tepat adalah menggunakan pupuk majemuk yang bersifat slow
       release. Pupuk ini berbentuk butiran dengan cara pemberian ditebar di permukaan media.
       Karena sansevieria merupakan tanamana hias daun maka kandungan N yang tinggi sangat
       diperlukan. Pemberian pupuk adalah 2-3 bulan sekali. Dapat ditambahkan pula pupuk daun
       atau pupuk cair lengkap yang merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsure makro
       dan mikro yang diaplikasikan melalui daun 2-4 minggu sekali.

    C. Penyiraman
       Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media. Pada musim kemarau cukup
       2-3 hari sekali.
                                                                       (Anonymousᵃ2011)
                                                                                   ,

    D. Pemeliharaan
       Untuk pemeliharaannya, tanaman sansivera normal membutuhkan cahaya semi langsung
       atau teduh. Apabila pemeliharaan menggunakan lampu, lampu yang digunakan sebesar
       150-600 fc. Temperatur untuk malam hari sekitar 17,5-20,0 ᵃC, dan siang hari sebesar 22,5
                                                                                               -
       27,5 ᵃC.
                                                                                (Wianta, 1985)

        Dalam beberapa kasus terdapat pula sasnsivera yang mengalami sedikit kelainan. Sansivera
        ini disebut sansivera jenis variegata. Sansevieria variegata lebih lemah dibanding yng
        normal karena jumlah kloroplas tanaman variegata lebih sedikit, sehingga penyerapan
cahaya matahari tidak optimal. Bila persentase variegata cenderung mendominasi maka
   kebutuhan cahaya ikut berkurang, bila berlebih maka bagian variegata akan terbakar, maka
   mutlak diperlukan jaring peneduh misal shading net 50-60%. Tanaman ini sebaiknya
   ditanam pada media 100% pasir dan diberikan pupuk seimbang yang bersifat slow release
   yang dicampur ke dalam media.

                                                                        (Anonymousᵃ , 2011)


E. Pemasungan
   Yang dimaksud pemasungan disini adalah pembentukan tanaman. Untuk sansevieria yang
   berdaun tebal dan panjang, arah pertumbuhannya sering tidak beraturan, maka diperlukan
   modifikasi yaitu pasungan dengan teknik jepit untuk mengarahkan pertumbuhan daun dan
   jarak antar daun akan menjadi sama. Teknik jepit ini menggabungkan bambu yang keras
   dengan styrofoam yang lembut agar daun sansevieria tidak terluka. Styrofoam berada di
   bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan daun sedang bambu di bagian luar
   sebagai penyangga.

                                                                        (Anonymousᵃ , 2011)


F. Perbanyakan

    Sansevieria dapat diperbanyak secara generatif dengan perkawinan bunga untuk
    mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu yang lama dalam pembungaan dan
    pemasakan biji. Selain itu, perbanyakan dapat pula dilakukan secara vegetatif, cara ini yang
    sering banyak dilakukan. Diantaranya adalah dengan pisah anakan, stek daun, potong
    pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, dan kultur jaringan.

    1. Pisah anakan
       Cara konvensional dengan memisahkan anakan setelah 2-4 bulan. Pada bagian yang
       terpotong diolesi fungisida dan zat perangsang akar, setelah ditanam disimpan di
       tempat teduh.

   2. Stek daun

       Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu menghasilkan anakan
       yang berbeda dengan induknya. Pada jenis sansevieria yang memiliki kombinasi warna
       kuning dan hijau, perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan anakan berdaun
       hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat perangsang akar, ditanam 1-
       1,5 cm disiram dan ditempatkan di tempat teduh. Tunas anakan muncul setelah
       berumur 3-4 bulan.

   3. Potong pucuk

       Potong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dengan daun minimal 12 daun,
       dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun satu dengan lainnya
tetap melekat, dioles fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam, disimpan
           ditempat yang teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan.

       4. Cacah daun
          Dilakukan dengan cara memotong-motong daun sansevieria dalam ukuran kecil yaitu 5
          cm dan jumlah yang banyak. Bagian daun mulai dari ujung sampai ke pangkal digunakan
          untuk perbanyakan. Setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun, maka anakan siap dipisah.

       5. Cabut pucuk
          Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya dengan
          mencabut daun termuda dengan menggunakan tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan.

       6. Stek rimpang
          Dilakukan dengan memotong-motong rimpang yang tua, setiap potongan harus
          memiliki satu mata tunas, diolesi fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam.

       7. Kultur jaringan
          Metode kultur jaringan digunakan untuk melestarikan jenis sansevieria yang langka dan
          memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat. Eksplan yang biasa digunakan adalah tunas
          pucuk, tunas lateral pada bonggol atau pucuk rimpang.

    H. Pemindahan pot (repotting).

       Repotting dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak stress, goncangan dihindari
       seminimal mungkin, apabila ada bagian tanaman yang patah diolesi fungisida, akar yang
       membusuk dipotong, apabila tanaman yang dipindah telah mempunyai anakan maka anakan
       harus telah mempunyai 5-6 helai daun untuk mengurangi resiko kematian kemudian
       disiram, penyiraman selanjutnya dilakukan 3 hari kemudian

                                                                         (Anonymousᵃ , 2011)



2.5 Hama dan Penyakit yang Menyerang Lidah Mertua

    Hama yang sering menyerang adalah ulat, siput telanjang, dan trips. Penyakit yang sering
    menyerang antara lain jamur Aspergillus niger yang menyebabkan busuk rimpang, bakteri
    Erwinia carotovora yang menyebabkan busuk basah, jamur Fusarium moniliforme yang
    menyebabkan busuk daun, jamur Sclerotium rolfsii yang menyebabkan bercak kering, dan
    nematoda Meloidogyne spp yang menyerang perakaran sansevieria. Pengendalian yang
    dilakukan dapat secara preventif, kuratif ataupun kimiawi tergantung seberapa berat serangan
    yang terjadi.

                                                                         (Anonymousᵃ , 2011)
2.6 Keunggulan dan Kelemahan Lidah Mertua
        Keunggulan Lidah Mertua
                Mudah ditanam
                Tidak memerlukan perlakuan khusus
                Tidak membutuhkan banyak lahan
                Dapat berperan sebagai anti polutan dan anti radiasi
                Memilikki banyak bentuk, ragam serta warna
                Mudah untuk diperbanyak
                Memilikki fungsi lain sebagai penghasil serat.
                                                                         (Anonymousᵃ , 2011)
                Getahnya dapat digunakan sebagai anti racun ular dan serangga.
                                                                          (Anonymousᵃ2011)
                                                                                     ,

         Kelemahan Lidah Mertua
               Mudah mengalami mutasi, sehingga anakan yang dihasilkan tidak selalu sama
                dengan induknya
               Pemberian pupuk kimia menyebabkan tanaman mengalami busuk akar dan
                daun menjadi mudah rontok
                                                                     (Anonymousᵃ2011)
                                                                                   ,

                Pertumbuhan daun lama, karena dalam satu tahun hanya mengalami
                 pertambahan panjang daun sebesar satu inci.
                                                               (Anonymousᵃ2011)
                                                                          ,



2.7 Potensi Lidah Mertua sebagai Tanaman Ekspor
    1. Sansevieria laurentii bisa mengobati diabetes (daunnya dipotong-potong dan direbus
        dengan 3 gelas air. Setelah jadi segelas air lalu diminum). Di Jepang untuk pengobatan
        ambein (setelah daunnya dikeringkan, direbus jadi segelas air dan diminum).
    2. Di Malaysia digunakan untuk menyembuhkan sakit telinga, mengobati gatal, merangsang
        pertumbuhan rambut, atau mengobati sakit gigi.
    3. Bunga sansivera tercium wanginya pada malam hari. Walaupun tumbuh tidak lama.
    4. Perbanyakan sansivera dengan menggunakan kultur jaringan dapat menyebabkan anakan
        yang dihasilkan tidak sama dengan induknya.
    5. Serat sansivera dapat digunakan sebagai baju dan di produksi di Yogya. Harganya sekitar
        500 ribu per baju.
                                                                               (Anonymousᵃ2011)
                                                                                          ,
BAB III

                                             PENUTUP



3.1 Kesimpulan
    Sansivera atau lidah mertua merupakan tanaman asli Afrika yang mulai banyak diminati oleh
    pengagum tanaman hias di tahun 2007. Tanaman ini memilikki syarat-syarat sebagai tanaman
    hias karena di dukung oleh banyaknya bentuk serta warna yang dimilikki. Selain itu harga
    sansivera juga cukup terjangkau. Apalagi menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan
    Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) yang mengemukakan bahwa sansivera mampu
    menyerap sekitar 107 jenis polutan serta efek radiasi dari peralatan elektronik seperti televisi,
    radio, komputer, dan sebagainya. Keunggulan sansivera yang lainnya adalah sansivera mudah
    tumbuh dan tahan terhadap berbagai kondisi cuaca. Sehingga pemilik tak perlu susah-susah
    untuk merawatnya. Hal ini menyebabkan sansivera dapat menjadi pilihan bagi pecinta tanaman
    hias yang tidak memilikki banyak waktu untuk merawat tanaman hiasnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymousᵃ2011. Menegnal Sansevieria (online).
           ,
       http://www.duniaflora.com/Sansevieria_Mengenal.php

Anonymousᵃ , 2011. Klasifikasi Sansevieria (online),
         http://www.plantamor.com/index.php?plant=1411

Anonymousᵃ , 2011. Budidaya Sansevieria (online),
                                                http://cerianet-
         agricultur.blogspot.com/2009/03/budidaya-sansevieria_24.html

Anonymousᵃ2011. Sansevieria, Tanaman Hias Penyerap Ratusan Jenis Polutan(online).
           ,
       http://melorot.blogspot.com/2011/01/sansevieria-tanaman-hias-penyerap.html

Anonymousᵃ2011. SI Tajam Anti Polusi (online).
           ,
       http://tamanrazi.multiply.com/journal/item/6?&item_id=6&view:replies=reverse

Anonymousᵃ2011. Ada Apa Dengan Lidah Mertua (online).
           ,
       http://tamanbunganet.wordpress.com/2008/05/22/ada-apa-dengan-lidah-mertua/

Wianta, Intan Kirana. 1985. Tanaman Hias Ruangan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
LAMPIRAN
Makalah ornamental plants

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
fahmiganteng
 
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
Riva Anggraeni
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanaman
Kustam Ktm
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
Nurulia Dimitha
 

What's hot (20)

Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
sistem pertanian tropika (karakteristik ekosistem tropika)
 
Jeruk
JerukJeruk
Jeruk
 
Jamur dan bakteri entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri entomopatogen pptJamur dan bakteri entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri entomopatogen ppt
 
PPT FUNGI
PPT FUNGIPPT FUNGI
PPT FUNGI
 
PPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptxPPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptx
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanaman
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
 
Presentasi budidaya jagung manis
Presentasi   budidaya jagung manisPresentasi   budidaya jagung manis
Presentasi budidaya jagung manis
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
 
Penyakit blas padi
Penyakit blas padiPenyakit blas padi
Penyakit blas padi
 
Sistem pertanian di indonesia wahid
Sistem pertanian di indonesia wahidSistem pertanian di indonesia wahid
Sistem pertanian di indonesia wahid
 
Budidaya Jahe Merah
Budidaya Jahe MerahBudidaya Jahe Merah
Budidaya Jahe Merah
 
M12 kelompok 7 organ tanaman
M12 kelompok 7 organ tanamanM12 kelompok 7 organ tanaman
M12 kelompok 7 organ tanaman
 
Makalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentangMakalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentang
 
Akar dan Batang Dasar Ilmu Tanaman
Akar dan Batang Dasar Ilmu TanamanAkar dan Batang Dasar Ilmu Tanaman
Akar dan Batang Dasar Ilmu Tanaman
 
M11 kelompok 7 jaringan tanaman
M11 kelompok 7 jaringan tanamanM11 kelompok 7 jaringan tanaman
M11 kelompok 7 jaringan tanaman
 

Viewers also liked (7)

Makalah Lidah buaya
Makalah Lidah buaya Makalah Lidah buaya
Makalah Lidah buaya
 
LIDAH BUAYA ( ALOEVERA)
LIDAH BUAYA ( ALOEVERA)LIDAH BUAYA ( ALOEVERA)
LIDAH BUAYA ( ALOEVERA)
 
Manfaat tanaman lidah buaya
Manfaat tanaman lidah buayaManfaat tanaman lidah buaya
Manfaat tanaman lidah buaya
 
Makalah Metodologi Penelitian
Makalah Metodologi PenelitianMakalah Metodologi Penelitian
Makalah Metodologi Penelitian
 
makalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiahmakalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiah
 
Proposal Penelitian: Analisis faktor impor beras pekanbaru
Proposal Penelitian: Analisis faktor impor beras pekanbaruProposal Penelitian: Analisis faktor impor beras pekanbaru
Proposal Penelitian: Analisis faktor impor beras pekanbaru
 
.ppt Lidah Buaya
.ppt Lidah Buaya.ppt Lidah Buaya
.ppt Lidah Buaya
 

Similar to Makalah ornamental plants

Tumbuhan ajaib yang luar biasa
Tumbuhan ajaib yang luar biasaTumbuhan ajaib yang luar biasa
Tumbuhan ajaib yang luar biasa
Lieya Rayyan
 
Orchidaceace dan echinodermata
Orchidaceace dan echinodermataOrchidaceace dan echinodermata
Orchidaceace dan echinodermata
Elmisa Subama
 
Tumbuhan ajaib yang luar biasa
Tumbuhan ajaib yang luar biasaTumbuhan ajaib yang luar biasa
Tumbuhan ajaib yang luar biasa
Lieya Rayyan
 
Tanaman Hias Sansevieria
Tanaman Hias Sansevieria Tanaman Hias Sansevieria
Tanaman Hias Sansevieria
Laura_desire
 
Bertanam buah naga di dalam pot danb
Bertanam buah naga di dalam pot danbBertanam buah naga di dalam pot danb
Bertanam buah naga di dalam pot danb
BP4K
 

Similar to Makalah ornamental plants (20)

Bab II
Bab IIBab II
Bab II
 
Dendrobium sp
Dendrobium spDendrobium sp
Dendrobium sp
 
Keanekaragaman flora
Keanekaragaman floraKeanekaragaman flora
Keanekaragaman flora
 
Tumbuhan ajaib yang luar biasa
Tumbuhan ajaib yang luar biasaTumbuhan ajaib yang luar biasa
Tumbuhan ajaib yang luar biasa
 
Orchidaceace dan echinodermata
Orchidaceace dan echinodermataOrchidaceace dan echinodermata
Orchidaceace dan echinodermata
 
Morf anggrek
Morf anggrekMorf anggrek
Morf anggrek
 
Contoh Makalah ( Makalah anggrek)
Contoh Makalah ( Makalah anggrek)Contoh Makalah ( Makalah anggrek)
Contoh Makalah ( Makalah anggrek)
 
Filicinae
FilicinaeFilicinae
Filicinae
 
Tumbuhan ajaib yang luar biasa
Tumbuhan ajaib yang luar biasaTumbuhan ajaib yang luar biasa
Tumbuhan ajaib yang luar biasa
 
persentasi tentang tanaman kuping gajah
persentasi tentang tanaman kuping gajahpersentasi tentang tanaman kuping gajah
persentasi tentang tanaman kuping gajah
 
Taksonomi tumbuhan dan hewan
Taksonomi tumbuhan dan hewanTaksonomi tumbuhan dan hewan
Taksonomi tumbuhan dan hewan
 
Tanaman Hias Sansevieria
Tanaman Hias Sansevieria Tanaman Hias Sansevieria
Tanaman Hias Sansevieria
 
Tanaman Lidah Mertua
Tanaman Lidah MertuaTanaman Lidah Mertua
Tanaman Lidah Mertua
 
budidaya aglaonema
budidaya aglaonemabudidaya aglaonema
budidaya aglaonema
 
Deskripsi bioekologis
Deskripsi bioekologisDeskripsi bioekologis
Deskripsi bioekologis
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Pokok keladi
Pokok keladiPokok keladi
Pokok keladi
 
Bertanam buah naga di dalam pot danb
Bertanam buah naga di dalam pot danbBertanam buah naga di dalam pot danb
Bertanam buah naga di dalam pot danb
 

Makalah ornamental plants

  • 1. MAKALAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN ORNAMENTAL PLANTS “Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria)” Nama : Uswatunnisa NIM : 105040200111114 Kelas :C Dosen : Dr. Ir. Muji Santoso, MS. Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian Agroekoteknologi September 2011
  • 2. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tumbuhan, selain dibudidayakan sebagai tanaman pangan dan kebutuhan industri, juga di budidayakan sebagai tanaman hias. Hal ini didukung oleh bentuk serta warna, terutama bunga, yang bervariasi. Hingga kemudian muncullah kelompok tanaman hias atau ornamental plants. Menanam tanaman sebagai tanaman hias mulai dikembangkan pertama kali di Mesir. Hal ini tidak lepas dari sejarah pertanian yang mulai berkembang di Mesir saat itu. Terutama di sepanjang aliran Sungai Nil yang subur. Sepanjang aliran sungai ini di buat kebun-kebun berisi tanaman hias eksotik serta kolam-kolam berisi ikan dan teratai. Namun, perkembangan kebun tanaman hias terjadi pesat di Kerajaan Romawi lewat “Specularium”, rumah kaca yang terbuat dari mika, yang digunakan untuk menanam sayuran pada musim dingin. Dari kerajaan ini fenomena tanaman hias mulai berkembang ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, negara tropis yang memilikki banyak tanaman beraneka bentuk dan warna. Salah satu tanaman hias di Indonesia adalah sansivera atau lebih dikenal dengan sebutan lidah mertua atau pedang-pedangan. Kurang lebih 100 jenis tanaman ini berasal dari daerah tropis di Afrika. Namun salah satu jenis keluarga sansivera ada yang berasal dari Kepulauan Seribu yaitu “Sansevieria javanica”. Tanaman ini mulai merangkak tenar di tahun 2007. Dan mulai bersinar sebagai tanaman hias yang diminati pada dua bulan terakhir tahun yang sama. Tenarnya sansivera sebagai tanaman ini kemudian didukung dengan tingginya harga beli anthurium. Selain itu, perawatan sansivera pun tidak sesulit tanaman hias lain karena sansivera mampu hidup di berbagai situasi cuaca. Ditambah hasil penelitian dari Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa sansivera mampu menyerap kurang lebih 107 jenis polutan serta menetralisir radiasi dari barang elektronik seperti komputer, televisi, telepon dan sebagainya. 1.2 Tujuan Makalah ini memberitahukan kepada pembaca mengenai: Taksonomi Lidah Mertua Morfologi Lidah Mertua Syarat tumbuh Lidah Mertua Teknik Budidaya Lidah Mertua Hama dan Penyakit yang menyerang Lidah Mertua Keunggulan dan Kelemahan Lidah Mertua Potensi Lidah Mertua sebagai Tanaman Ekspor
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Taksonomi Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain) Sansevieria mempunyai banyak nama. "Lidah mertua (mother-in law tongue)" merupakan julukan yang kerap diberikan pada tanaman tak berdahan ini. Ada juga yang menamainya "tanaman pedang-pedangan" karena bentuk daunnya yang runcing menyerupai pedang. Beberapa yang lain menyebutnya "tanaman ular" (snake plant) karena pada beberapa jenis coraknya menyerupai sisik ular. Para ahli biologi menjuluki tanaman sansevieria sebagai tanaman perintis karena mampu hidup di tempat yang tidak bisa di tumbuhi tanamn lain. Julukan-julukan lainnya adalah "century plant", "lucky plant", "the devil luck", "judas sward", dan "african's devil". Nama "sansevieria merupakan bahasa latin untuk genus yang terdiri dari beragam spesies. Dalam ilmu taksonomi yang membagi makhluk hidup ke dalam lima kerajaan (Kingdom), tanaman sansevieria diklasifikasikan ke dalam famili Agavaceae (century plant) yang umumnya mempunyai daun berdaging tebal dan banyak mengandung air. (Anonymousᵃ2011) , Nama latin: Sansevieria trifasciata Prain Nama umum: Lidah Mertua, Sansivera, Pedang-Pedangan Nama Inggris: Sansevieria, snake plant, mother in law’s tongue Nama Melayu: Lidah jin.  Kingdom : Plantae (Tumbuhan)  Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)  Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Biji)  Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)  Class : Liliopsida (Monokotil/ berkeping satu)  Subclass : Liliidae  Ordo : Liliales  Famili : Agavaceae  Genus : Sansevieria  Species : Sansevieria trifasciata Prain. (Anonymousᵃ 2011) ,
  • 4. 2.2 Morfologi Lidah Mertua a. Akar Lazimnya tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar sansevieria berbentuk serabut. Akar berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan menyebar ke segala arah di dalam tanah. b. Rimpang (Rhizoma) Selain terdapat akar juga terdapat organ yang menyerupai batang, orang menyebut organ ini sebagai rimpang atau rhizoma yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan hasil fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembang biakan. Rimpang menjalar di bawah tanah dan kadang-kadang di atas permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan jaringan meristem yang selalu tumbuh memanjang. c. Daun Tanaman sansevieria mudah dikenal dari daunnya yang tebal dan banyak mengandung air (fleshy dan succulent) sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat sansevieria tahan terhadap kekeringan karena proses penguapan air dan laju transpirasi dapat ditekan. Daun tumbuh di sekeliling batang semu di atas permukaan tanah. Bentuk daun panjang dan meruncing pada bagian ujungnya. Tulang daun sejajar. Pada beberapa jenis tanaman terkadang terdapat duri. d. Bunga Bunga sansevieria terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal batang. Bunga sansevieria termasuk bunga berumah dua, putik dan serbuk sari tidak berada dalam satu kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik disebut bunga betina, sedangkan yang memiliki serbuk sari disebut bunga jantan. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi, terutama pada malam hari. e. Biji Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji memilki peran penting dalam perkembangbiakan tanaman. Biji sansevieria berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil lainnya. Bagian paling luar dari biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Di sebelah dalam kulit terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman. (Anonymousᵃ2011) ,
  • 5. 2.3 Syarat tumbuh Lidah Mertua Sansevieria memerlukan media dan udara yang tidak lembab, suhu optimal siang hari 24- 29˚C dan malam hari 18-21˚C, serta tumbuh ideal dengan pencahayaan penuh meski tetap tumbuh jika cahaya kurang. (Anonymousᵃ 2011) , a. Suhu Lingkungan Di habitat aslinya, sansevieria terbiasa dengan perbedaan suhu yang ekstrem. Pada siang hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 55 ᵃ Sebaliknya pada malam hari suhu turun C. hingga di bawah 10 ᵃ Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 24-29 ᵃ C. C pada siang hari dan 18-21 ᵃ pada malam hari. C Suhu udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari jaringan tumbuhan ke udara. Semakin tinggi suhu udara, maka laju transpirasi akan semakin tinggi. Jika suhu berada di bawah batas toleransi, kegiatan metabolisme tumbuhan akan terganggu atau malah terhenti. b. Curah Hujan dan Kelembapan Udara Daerah gurun yang merupakan asal sansevieria umumnya curah hujan rendah dengan jumlah bulan hujan sangat singkat. Curah hujan biasanya tidak lebih dari 250mm/tahun. Ditambah dengan suhu siang hari yang sangat panas menyebabkan daerah ini sangat kering. Pasalnya, penguapan lebih tinggi daripada curah hujan. Hal inilah yang menyebabkan tanaman ini tahan hidup di lingkungan dengan kelembapan yang sangat rendah. c. Cahaya Semua tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mensintesis makanan. Sansevieria membutuhkan cahaya matahari yang cukup (1.000-10.000 fc) untuk menjamin pertumbuhan yang baik. Meskipun di habitat aslinya tumbuhan ini hidup dengan cahaya matahari yang berlimpah, sansevieria mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang kekurangan cahaya. Tanaman ini akan melambat pertumbuhannya jika diletakkan di ruangan dengan pencahayaan kurang dari 15fc. Ada dua jenis sansevieria berdasarkan kebutuhannya terhadap cahaya matahari. Pertama, jenis sansevieria yang membutuhkan cahaya matahari penuh atau full sun. Misalnya, Sansevieria cylindrica, Sansevieria liberica, Sansevieria trifaciata. Kedua, jenis sansevieria yang menghendaki cahaya matahari yang tidak langsung atau tipe shade. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Sansevieria yang masuk dalam katagori ini umumnya berdaun kuning, misalnya Sansevieria hyacinthoides dan jenis 'hahnii'.
  • 6. d. Kondisi Tanah Tanah gurun sangat porus merupakan tanah yang cocok untuk perakaran sansevieria. Butirannya banyak mengandung pori-pori udara dan mudah sekali meloloskan air. Umumnya, tanah di lingkungan tersebut didominasi oleh tanah pasir dengan campuran jenis lain. Oleh karena itu, akar tanaman sansevieria sangat membutuhkan tanah yang tidak terlalu lembab dan beraerasi baik. (Anonymousᵃ2011) , 2.4 Teknik Budidaya Lidah Mertua A. Media Pemilihan media dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu ketinggian tempat, ketersediaan bahan, dan iklim. Syarat utama media untuk sansevieria adalah porous. Adapun alternatif pilihan adalah sebagai berikut : o Pasir Malang : tanah : pupuk organik : bahan organik (arang sekam, kokopit atau cacahan pakis), perbandingannya 2 : 1 : 1 : 1 o Pasir Malang : sekam bakar, perbandingannya 2 : 1 o Sekam bakar : pasir Malang : pupuk kandang, perbandingannya 1 : 1 : 1 atau 1 : 2 : 1 o Sekam bakar : pasir Malang : pakis, perbandingannya 2 : 1 : 1 B. Pemupukan Pemupukan yang paling tepat adalah menggunakan pupuk majemuk yang bersifat slow release. Pupuk ini berbentuk butiran dengan cara pemberian ditebar di permukaan media. Karena sansevieria merupakan tanamana hias daun maka kandungan N yang tinggi sangat diperlukan. Pemberian pupuk adalah 2-3 bulan sekali. Dapat ditambahkan pula pupuk daun atau pupuk cair lengkap yang merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsure makro dan mikro yang diaplikasikan melalui daun 2-4 minggu sekali. C. Penyiraman Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media. Pada musim kemarau cukup 2-3 hari sekali. (Anonymousᵃ2011) , D. Pemeliharaan Untuk pemeliharaannya, tanaman sansivera normal membutuhkan cahaya semi langsung atau teduh. Apabila pemeliharaan menggunakan lampu, lampu yang digunakan sebesar 150-600 fc. Temperatur untuk malam hari sekitar 17,5-20,0 ᵃC, dan siang hari sebesar 22,5 - 27,5 ᵃC. (Wianta, 1985) Dalam beberapa kasus terdapat pula sasnsivera yang mengalami sedikit kelainan. Sansivera ini disebut sansivera jenis variegata. Sansevieria variegata lebih lemah dibanding yng normal karena jumlah kloroplas tanaman variegata lebih sedikit, sehingga penyerapan
  • 7. cahaya matahari tidak optimal. Bila persentase variegata cenderung mendominasi maka kebutuhan cahaya ikut berkurang, bila berlebih maka bagian variegata akan terbakar, maka mutlak diperlukan jaring peneduh misal shading net 50-60%. Tanaman ini sebaiknya ditanam pada media 100% pasir dan diberikan pupuk seimbang yang bersifat slow release yang dicampur ke dalam media. (Anonymousᵃ , 2011) E. Pemasungan Yang dimaksud pemasungan disini adalah pembentukan tanaman. Untuk sansevieria yang berdaun tebal dan panjang, arah pertumbuhannya sering tidak beraturan, maka diperlukan modifikasi yaitu pasungan dengan teknik jepit untuk mengarahkan pertumbuhan daun dan jarak antar daun akan menjadi sama. Teknik jepit ini menggabungkan bambu yang keras dengan styrofoam yang lembut agar daun sansevieria tidak terluka. Styrofoam berada di bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan daun sedang bambu di bagian luar sebagai penyangga. (Anonymousᵃ , 2011) F. Perbanyakan Sansevieria dapat diperbanyak secara generatif dengan perkawinan bunga untuk mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu yang lama dalam pembungaan dan pemasakan biji. Selain itu, perbanyakan dapat pula dilakukan secara vegetatif, cara ini yang sering banyak dilakukan. Diantaranya adalah dengan pisah anakan, stek daun, potong pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, dan kultur jaringan. 1. Pisah anakan Cara konvensional dengan memisahkan anakan setelah 2-4 bulan. Pada bagian yang terpotong diolesi fungisida dan zat perangsang akar, setelah ditanam disimpan di tempat teduh. 2. Stek daun Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu menghasilkan anakan yang berbeda dengan induknya. Pada jenis sansevieria yang memiliki kombinasi warna kuning dan hijau, perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan anakan berdaun hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat perangsang akar, ditanam 1- 1,5 cm disiram dan ditempatkan di tempat teduh. Tunas anakan muncul setelah berumur 3-4 bulan. 3. Potong pucuk Potong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dengan daun minimal 12 daun, dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun satu dengan lainnya
  • 8. tetap melekat, dioles fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam, disimpan ditempat yang teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan. 4. Cacah daun Dilakukan dengan cara memotong-motong daun sansevieria dalam ukuran kecil yaitu 5 cm dan jumlah yang banyak. Bagian daun mulai dari ujung sampai ke pangkal digunakan untuk perbanyakan. Setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun, maka anakan siap dipisah. 5. Cabut pucuk Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya dengan mencabut daun termuda dengan menggunakan tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan. 6. Stek rimpang Dilakukan dengan memotong-motong rimpang yang tua, setiap potongan harus memiliki satu mata tunas, diolesi fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam. 7. Kultur jaringan Metode kultur jaringan digunakan untuk melestarikan jenis sansevieria yang langka dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat. Eksplan yang biasa digunakan adalah tunas pucuk, tunas lateral pada bonggol atau pucuk rimpang. H. Pemindahan pot (repotting). Repotting dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak stress, goncangan dihindari seminimal mungkin, apabila ada bagian tanaman yang patah diolesi fungisida, akar yang membusuk dipotong, apabila tanaman yang dipindah telah mempunyai anakan maka anakan harus telah mempunyai 5-6 helai daun untuk mengurangi resiko kematian kemudian disiram, penyiraman selanjutnya dilakukan 3 hari kemudian (Anonymousᵃ , 2011) 2.5 Hama dan Penyakit yang Menyerang Lidah Mertua Hama yang sering menyerang adalah ulat, siput telanjang, dan trips. Penyakit yang sering menyerang antara lain jamur Aspergillus niger yang menyebabkan busuk rimpang, bakteri Erwinia carotovora yang menyebabkan busuk basah, jamur Fusarium moniliforme yang menyebabkan busuk daun, jamur Sclerotium rolfsii yang menyebabkan bercak kering, dan nematoda Meloidogyne spp yang menyerang perakaran sansevieria. Pengendalian yang dilakukan dapat secara preventif, kuratif ataupun kimiawi tergantung seberapa berat serangan yang terjadi. (Anonymousᵃ , 2011)
  • 9. 2.6 Keunggulan dan Kelemahan Lidah Mertua  Keunggulan Lidah Mertua  Mudah ditanam  Tidak memerlukan perlakuan khusus  Tidak membutuhkan banyak lahan  Dapat berperan sebagai anti polutan dan anti radiasi  Memilikki banyak bentuk, ragam serta warna  Mudah untuk diperbanyak  Memilikki fungsi lain sebagai penghasil serat. (Anonymousᵃ , 2011)  Getahnya dapat digunakan sebagai anti racun ular dan serangga. (Anonymousᵃ2011) ,  Kelemahan Lidah Mertua  Mudah mengalami mutasi, sehingga anakan yang dihasilkan tidak selalu sama dengan induknya  Pemberian pupuk kimia menyebabkan tanaman mengalami busuk akar dan daun menjadi mudah rontok (Anonymousᵃ2011) ,  Pertumbuhan daun lama, karena dalam satu tahun hanya mengalami pertambahan panjang daun sebesar satu inci. (Anonymousᵃ2011) , 2.7 Potensi Lidah Mertua sebagai Tanaman Ekspor 1. Sansevieria laurentii bisa mengobati diabetes (daunnya dipotong-potong dan direbus dengan 3 gelas air. Setelah jadi segelas air lalu diminum). Di Jepang untuk pengobatan ambein (setelah daunnya dikeringkan, direbus jadi segelas air dan diminum). 2. Di Malaysia digunakan untuk menyembuhkan sakit telinga, mengobati gatal, merangsang pertumbuhan rambut, atau mengobati sakit gigi. 3. Bunga sansivera tercium wanginya pada malam hari. Walaupun tumbuh tidak lama. 4. Perbanyakan sansivera dengan menggunakan kultur jaringan dapat menyebabkan anakan yang dihasilkan tidak sama dengan induknya. 5. Serat sansivera dapat digunakan sebagai baju dan di produksi di Yogya. Harganya sekitar 500 ribu per baju. (Anonymousᵃ2011) ,
  • 10. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sansivera atau lidah mertua merupakan tanaman asli Afrika yang mulai banyak diminati oleh pengagum tanaman hias di tahun 2007. Tanaman ini memilikki syarat-syarat sebagai tanaman hias karena di dukung oleh banyaknya bentuk serta warna yang dimilikki. Selain itu harga sansivera juga cukup terjangkau. Apalagi menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) yang mengemukakan bahwa sansivera mampu menyerap sekitar 107 jenis polutan serta efek radiasi dari peralatan elektronik seperti televisi, radio, komputer, dan sebagainya. Keunggulan sansivera yang lainnya adalah sansivera mudah tumbuh dan tahan terhadap berbagai kondisi cuaca. Sehingga pemilik tak perlu susah-susah untuk merawatnya. Hal ini menyebabkan sansivera dapat menjadi pilihan bagi pecinta tanaman hias yang tidak memilikki banyak waktu untuk merawat tanaman hiasnya.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Anonymousᵃ2011. Menegnal Sansevieria (online). , http://www.duniaflora.com/Sansevieria_Mengenal.php Anonymousᵃ , 2011. Klasifikasi Sansevieria (online), http://www.plantamor.com/index.php?plant=1411 Anonymousᵃ , 2011. Budidaya Sansevieria (online), http://cerianet- agricultur.blogspot.com/2009/03/budidaya-sansevieria_24.html Anonymousᵃ2011. Sansevieria, Tanaman Hias Penyerap Ratusan Jenis Polutan(online). , http://melorot.blogspot.com/2011/01/sansevieria-tanaman-hias-penyerap.html Anonymousᵃ2011. SI Tajam Anti Polusi (online). , http://tamanrazi.multiply.com/journal/item/6?&item_id=6&view:replies=reverse Anonymousᵃ2011. Ada Apa Dengan Lidah Mertua (online). , http://tamanbunganet.wordpress.com/2008/05/22/ada-apa-dengan-lidah-mertua/ Wianta, Intan Kirana. 1985. Tanaman Hias Ruangan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.