MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Merancang Project Based Learning.pptx
1. Internalisasi Karakter Profil
Pelajar Pancasila melalui
Project Based Learning
Bimbingan Konseling dalam
Memulihkan Kembali Motivasi
Belajar Siswa Pasca Covid-19
Edil Wijaya Nur1
1SMAN 6 SIDRAP , edilkons10@gmail.com
2. Project Based Learning
Dalam Bimbingan dan Konseling
Metode project based learning juga
dianggap mampu memadupadankan
proses internalisasi karakter Profil
Pelajar Pancasila pada diri setiap
siswa yang mengikuti kegiatannya.
Anggapan ini sesuai dengan deskripsi
yang ditulis oleh Herawati (2021) pada
artikel Ayo Guru Berbagi yang
menyatakan bahwa “project based
learning menjadi salah satu metode
melatih jiwa gotong royong dan
berkolaborasi para pelajar Pancasila”.
Profil Pelajar Pancasila
3. Profil Pelajar Pancasila
Pelajar Pancasila adalah
perwujudan pelajar Indonesia
sebagai pelajar sepanjang hayat
yang memiliki kompetensi global
dan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila, dengan enam
ciri utama yaitu (1) beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia,
(2) berkebhinekaan global,
(3) bergotong royong, (4) mandiri,
(5) bernalar kritis, dan (6) kreatif”.
(Permendikbud No. 22 Tahun 2020)
Profil Pelajar Pancasila
5. Tahap Perencanaan
(Pertemuan 1)
Tahap Perencanaan (Pertemuan Pertama)
1. Menentukan proyek, antara lain melaksanakan:
• Berdoa untuk kelancaran kegiatan yang akan dilaksana
kan.
• Pembentukan kelompok yang terdiri dari masing-masin
g 3 orang (siswa yang hadir saat PTMT adalah 9
orang).
• Siswa mendapatkan arahan tentang teknis dan tujuan
proyek.
• Pemilihan ketua kelompok melalui aklamasi/
pemungutan suara.
2. Menyusun jadwal proyek, antara lain melaksanakan:
• Masing-masing ketua dipersilahkan untuk memaparkan
hasil rapat kelompoknya tentang peran masing-masing
anggota kelompok.
• Masing-masing kelompok menyusun jadwal pengerjaan
proyek dari tahap ke tahap lalu menyepakati jadwalnya
dengan guru BK.
6. Tahap Pelaksanaan
(Pertemuan 2)
1. Kegiatan Pencatatan dan Analisis Masalah
• Masing-masing kelompok mencatat seluruh kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki oleh satu orang yang
telah disepakati untuk dijadikan poster diri.
• Masing-masing kelompok melakukan analisis kritis dan
mendalam tentang keabsahan dari kesimpulan mereka
mengenai kelebihan dan kekurangan temannya yang
dijadikan poster diri.
2. Proyek Pembuatan Desain Poster Diri
• Setiap kelompok melakukan sesi pemotretan terhadap
model yang akan dijadikan poster dengan fasilitas IT
berupa kamera smartphone.
• Setelah foto dianggap sudah sesuai dengan keinginan
kelompok maka dilakukan proses editing dengan
bantuan fasilitas IT berupa laptop.
• Poster diedit dengan kemampuan terbaik setiap kelomp
ok menggunakan IT dalam kehidupan sehari-hari
mereka.
• Proses pencetakan dilakukan oleh masing-masing
kelompok
7. Tahap Pelaksanaan
(Pertemuan 2)
2. Proyek Pembuatan Desain Poster Diri
• Setiap kelompok melakukan sesi pemotretan terhadap
model yang akan dijadikan poster dengan fasilitas IT
berupa kamera smartphone.
• Setelah foto dianggap sudah sesuai dengan keinginan
kelompok maka dilakukan proses editing dengan
bantuan fasilitas IT berupa laptop.
• Poster diedit dengan kemampuan terbaik setiap
kelompok menggunakan IT dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
• Proses pencetakan dilakukan oleh masing-masing
kelompok
8. Tahap Pelaksanaan
(Pertemuan 2)
2. Proyek Pembuatan Desain Poster Diri
• Setiap kelompok melakukan sesi pemotretan terhadap
model yang akan dijadikan poster dengan fasilitas IT
berupa kamera smartphone.
• Setelah foto dianggap sudah sesuai dengan keinginan
kelompok maka dilakukan proses editing dengan
bantuan fasilitas IT berupa laptop.
• Poster diedit dengan kemampuan terbaik setiap
kelompok menggunakan IT dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
• Proses pencetakan dilakukan oleh masing-masing
kelompok
9. Tahap Evaluasi
(Pertemuan 3)
1. Evaluasi Pelaksanaan Proyek
• Siswa dipersilahkan untuk mengisi instrumen kegiatan proyek
(evaluasi proses dan evaluasi hasil).
• Siswa diberi kesempatan untuk meyampaikan kesan mereka
secara lisan mengenai kegiatan proyek yang telah dilakukan.
• Siswa mendapatkan motivasi lagi untuk aktif belajar di kelas
setelah menjalani proses pembelajaran yang lebih seru dan
menantang seperti Project Based Learning ini.
13. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
(1) Model Project Based Learning layak dijadikan praktik
baik bimbingan dan juga pembelajaran karena dapat
memulihkan kembali motivasi belajar siswa yang menurun
pasca pandemi COVID-19, (2) dengan Project Based
Learning, kita dapat menginternalisasikan karakter Profil
Pelajar Pancasila dengan pola integrasi dan lebih
menyenangkan. Proses ini terjadi karena pada model
Project Based Learning, ada beberapa tahapan yang
memungkinkan terjadinya proses internalisasi seperti
berdoa sebelum memulai kegiatan, rasa saling menghargai
kebhinekaan saat menilai kelebihan dan kekurangan,
gotong royong membuat poster, mandiri dalam memberikan
penilaian kepada teman, kreatif dalam membuat desain,
serta bernalar kritis dalam melakukan presentasi dan
diskusi.