SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                    2011




PENDAHULUAN


     Latar Belakang
     Sebagai mahasiswa Teknik Pertambangan, semua yang telah kita pelajari
selama di kampus, akan diterapkan pengaplikasiannya secara langsung di
lapangan.    Kita dituntut untuk tidak hanya bisa dalam teorinya saja, tapi
diharapkan mengerti juga dalam pengaplikasiannya. Dalam kegiatan di lapangan
kita akan melihat langsung keadaan alam yang akan kita survey nantinya.
Kegiatan Ekskursi Lapangan ini merupakan serangkaian kegiatan dari semua
yang telah kita pelajari di laboratorium geologi. Dari mulai kami belajar alat (GPS
dan Kompas), menghitung debit sungai (sebelumnya pernah diperkenalkan pada
saat ospek), Infiltrasi (daya serap tanah), hingga akhirnya cara menentukan titik
koordinat. Di lapangan, tepatnya di Desa Baranangsiang kami akan melakukan
kegiatan-kegiatan tersebut, melakukan observasi/survey, serta pengambilan
data-data di lapangan yang nantinya akan kami olah data tersebut di Bandung.


     Maksud dan Tujuan
     Kegiatan Ekskursi Lapangan yang telah kami lakukan ini dimaksudkan agar
seluruh praktikan dapat mengetahui dan merasakan bagaimana keadaan di
lapangan. Selain itu diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
mengenai seluruh kegiatan di lapangan. Adapun beberapa tujuan dari ekskursi
lapangan ini diantaranya :
  Dapat menentukan tittik koordinat suatu tempat
  Dapat menghitung debit sungai, kedalaman sungai, dan sedimentasi sungai,
  serta dapat membuat penampangnya.
  Dapat menghitung sumber daya batuan yang terdapat di pinggiran sungai.
  Dapat menghitung kecepatan meresapnya air
  Dapat mengukur keterdapatan muka air tanah (sumur) hingga akhirnya akan
  digambarkan kedalam peta isofreatis.




                                                   Laboratorium Geologi 1
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                    2011




LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH

      Pada kegiatan eskursi lapangan geologi umum dilakukan di daerah desa
Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi
Jawa Barat dengan koordinat yang dilaksanakan pada hari Rabu sampai dengan
Jumat 22 – 24 Juni 2011. Untuk mencapai desa Baranangsiang, kecamatan
Cipongkor , provinsi Jawa Barat dari kota Bandung dapat ditempuh selama 2
sampai dengan 3 jam menggunakan kendaraan roda empat. Jalan yang
ditempuh pada dasarnya bagus menggunakan aspal tetapi pada daerah
mendekati desa Baranangsiang, kecamatan Cipongkor , provinsi Jawa Barat
masih terdapat jalan yang rusak dan tidak diaspal. Desa ini masih termsuk
kedalam Kabupaten Bandung dengan luas daerah sekitas 755,50 Ha.


       Lokasi Daerah
           Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung,
terletak    disebelah   Barat   Kota   Bandung.    Batas   wilayah   daerah    Desa
Baranangsiang adalah sebagai berikut :
           Sebelah Utara        : Desa Saguling Kecamatan Batujajar
           Sebelah Selatan      : Sungai Cijambu Desa Cijambu
           Sebelah Barat        : Kabupaten Cianjur
           Sebelah Timur        : Desa Sarinagen
       Secara geografis desa baranang siang, kecamatan cipongkor kabupaten
bandung terletak antara 759430-759750 mS 9234679-9234124 mE.                  Kondisi
geografis daerah Baranangsiang mempunyai ketinggian tanah sekitar 725 m –
800 m diatas permukaan laut dan suhu udara rata-rata 20 oC – 26 oC.




                                                      Laboratorium Geologi 2
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                     2011




                                                 Gambar 1
                                             Kesampaian Daerah


                                         Laboratorium Geologi 3
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                              2011




GEOLOGI DAERAH KEGIATAN


Secara Regional

   Ql
            ENDAPAN-ENDAPAN DANAU BERSIFAT TUFAAN (0-125m) –
            Lempung tufaan, batu pasir tufaan, dan konglomerat tufaan.
            Membentuk bidang-bidang perlapisan mendatar di dataran
            Batujajar. Mengandung kongkresi-kongkresi gamping, sisa-sisa
            tanaman, moluska air tawar, dan tulang-tulang binatang bertulang
            belakang. Setempat mengandung sisipan breksi.
            ALUVIUM (0-3m)- Lempung, lanau, pasir, kerikil, terutama
   Qa
            endapan sungai sekarang, termasuk rombakan lereng di utara dan
            selatan Cianjur.
            BUKIT-BUKIT KECIL, TERUATAMA BERUPA BONGKAH-
  Qyc
            BONGKAH BASAL – Membentuk gugusan bukit-bukit kecil di
            atas dataran Cianjur. Cara terjadinya menyerupai gugusan-
            gugusan bukit dekat Tasikmalaya.
  Qob
            HASIL GUNUNGAPI TUA (0-150m) : BREKSI, LAHAR, LAVA –
            Breksi gunungapi, breksi aliran, endapan lahar dan lava
            menunjukkan kekar lempeng dan tiang, susunannya antara
            andesit dan basal.
            BREKSI DAN LAHAR DARI G GEDE (0-100m) – Batu pasir
  Qyg
            tufaan, serpih tufaan, bresksi tufaan dan aglomerat tufaan
            membentuk dataran Cianjur.
            FORMASI RAJAMANDALA ANGGOTA BATU GAMPING (0-
  Oml
            650m) – Batu gamping dan pejal, batu gamping berlapis.
            Kebanyakan     berwarna    muda    dengan   poraminifera   besar
            berlimpah.
            FORMASI RAJAMANDALA ANGGOTA LEMPUNG, NAPAL,
  Omc
            BATU PASIR KUARAS (1150m) – Lempung abu-abu tua sampai
            hitam , lempung napalan, napal globigerina, batupasir kuarsa, dan
            konglomerat kerakal kuarsa mengandung lembar-lembar mika,
            jalur-jalur batubara, dan ambar




                                               Laboratorium Geologi 4
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                  2011




            FORMASI CILANANG ANGGOTA BATUPASIR (300+m) –
  Mtjs
            Batupasir glaukonit bersifat gampingan lempung napalan dengan
            kongkresi-kongkresi sangat berfosil mengandung fauna moluska
            sebanyak 189 spesies, 33% diantaranya kini masih hidup
            mengandung ambar dan lignit.

   Pl
            LAVA ANDESIT – Sebagian dari Pb tapi dapat dipetakan terpisah
            terdapat di tenggara Cibeber.
            ANDESIT : andesit-andesit augit, hipersten dan hornblende
    a
            dengan matrik yang mengaca, berbentuk retas, sil, neck, plug, dan
            lain-lain.
            BREKSI TUFAAN, LAVA, BATUPASIR, KONGLOMERAT :
   Pb
            Breksi bersifat andesit dan     basal, lava, batupasir tufaan dan
            konglomerat.   Membentuk        punggung-punggung     tak    teratur,
            puncak-puncaknya tersendiri kadang-kadang curam. Di utara
            Rajamandala terdiri dari aliran basal berstruktrur amigdaloid,
            breksi aliran, breksi gunungapi dan batu pasir tufaan keras,
            berlapis dengan sisa-sisa tanaman dan moluska. Di beberapa
            tempat, breksi gunungapi dengan hornblende yang melimpah.
            TUFA BATUAPUNG, BATUPASIR TUFAAN : Breksi tufaan
   Mt
            berbatuapung, batupasir tufaan, napal tufaan, mengandung
            foraminifera kecil, berlapis baik. Bila lapuk, formasi ini bercorak
            khusus, lunak, putih atau abu-abu muda dan dapat dikenal mudah
            dari kejauhan. Di beberapa tempat terdapat tufa terkersikkan
            (akik) dan kayu terkersikkan.
            FORMASI CITARUM : anggota batupasir dan batulanau (1200m).
   Mts
            batupasir berlapis sempurna berselingan dengan batulanau,
            batulempung, graywacke dan breksi.
            FORMASI CITARUM : anggota breksi dan batupasir ( 800 + M ) –
   Mtb
            breksi polimik dengan komponen bersifat basal, andesit dan
            batugamping.




                                                Laboratorium Geologi 5
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                      2011




                                                 Gambar 2
                                              Geologi Regional


                                         Laboratorium Geologi 6
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                     2011




Secara Lokal
         Wilayah   ini   merupakan   daerah   perbukitan   serta   dataran     yang
bergelombang lemah. Dilihat dari peta geologinya, di daerah ini terdapat 6 warna
yang berbeda, dimana setiap warna mempunyai arti yang berbeda pula.

   Ql
               ENDAPAN-ENDAPAN DANAU BERSIFAT TUFAAN (0-125m) –
               Lempung tufaan, batu pasir tufaan, dan konglomerat tufaan.
               Membentuk bidang-bidang perlapisan mendatar di dataran
               Batujajar. Mengandung kongkresi-kongkresi gamping, sisa-sisa
               tanaman, moluska air tawar, dan tulang-tulang binatang bertulang
               belakang. Setempat mengandung sisipan breksi.
               ANDESIT : andesit-andesit augit, hipersten dan hornblende
    a
               dengan matrik yang mengaca, berbentuk retas, sil, neck, plug, dan
               lain-lain.
               FORMASI CITARUM : anggota batupasir dan batulanau (1200m).
   Mts
               batupasir berlapis sempurna berselingan dengan batulanau,
               batulempung, graywacke dan breksi.
               FORMASI CITARUM : anggota breksi dan batupasir ( 800 + M ) –
   Mtb
               breksi polimik dengan komponen bersifat basal, andesit dan
               batugamping.
               BREKSI TUFAAN, LAVA, BATUPASIR, KONGLOMERAT :
   Pb
               Breksi bersifat andesit dan    basal, lava, batupasir tufaan dan
               konglomerat.    Membentuk      punggung-punggung      tak     teratur,
               puncak-puncaknya tersendiri kadang-kadang curam. Di utara
               Rajamandala terdiri dari aliran basal berstruktrur amigdaloid,
               breksi aliran, breksi gunungapi dan batu pasir tufaan keras,
               berlapis dengan sisa-sisa tanaman dan moluska. Di beberapa
               tempat, breksi gunungapi dengan hornblende yang melimpah.
               TUFA BATUAPUNG, BATUPASIR TUFAAN : Breksi tufaan
    Mt
               berbatuapung, batupasir tufaan, napal tufaan, mengandung
               foraminifera kecil, berlapis baik. Bila lapuk, formasi ini bercorak
               khusus, lunak, putih atau abu-abu muda dan dapat dikenal mudah
               dari kejauhan. Di beberapa tempat terdapat tufa terkersikkan
               (akik) dan kayu terkersikkan



                                                   Laboratorium Geologi 7
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                          2011




                                                 Gambar 3
                                                Geologi Lokal



                                         Laboratorium Geologi 8
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                 2011




TOPOGRAFI DAERAH KEGIATAN
       Morfologi
       Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor           Kabupaten Bandung
mempunyai keadaan topografi yang didominasi gelombang lemah tetapi dataran
serta perbukitan pun cukup banyak . terbukti dengan persen lereng yang kita
dapat rata- rata 2-8 %. Dan juga pada daerah ini mempunyai ketinggian tanah
sekitar 725 m – 800 m diatas permukaan laut. ( Peta Topografi Terlampir )




                                   Foto 1
                              Gelombang Lemah

       Vegetasi
       Secara keseluruhan wilayah daerah Desa Baranangsiang, Kecamatan
Cipongkor Kabupaten Bandung adalah wilayah persawahan. Pada daerah ini
vegetasinya cukup beragam seperti pohon jambu, pohon papaya, pohon
mangga, pohon singkong, pohon nangka dan yang lainnya tetapi didominasi oleh
pohon kelapa, serta pohon pisang.




                                     Foto 2
                           Vegetasi Daerah Setempat




                                                 Laboratorium Geologi 9
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                              2011




HASIL KEGIATAN
       Tracking
       Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, pada tanggal 22 Juni 2011 jam
13.00 - 14.00 WIB dengan cuaca cerah panas. Pada kegiatan ini kita mencari
batas – batas wilayah yang akan diambil koordinatnya yang merupakan wilayah
pemetaan peta topografi serta peta isofreatis pada. Didalam pencariannya kita
terlebih dahulu menghitung data yang ada pada peta kemudian diolah dan dapat
diketahui koordinat batasan wilayah pemetaan kita.




                                     Foto 3
                                     Titik A1




                                      Foto 4
                                     Titik B1




                                                 Laboratorium Geologi 10
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                    2011




                                       Tabel 1
                               Pemetaan koordinat 4 titik
      Koordinat
                           Titik                            Vegetasi
 Utara        Selatan
0750569       9234710    A1 (002)     Pohon pisang, pohon nangka,
0759979       9234716    BI (003)     Padi, pohon kelapa, pohon nangka, talas
                                      Pohon pepaya, pohon mangga, padi, pohon
0759965       9234295    C1 (004)
                                      pisang
07596818      9234295    D1 (005)     Semak – semak dan pohon pinus

Balai desa
       Pengamatan dengan kondisi cerah dan panas pada jam 13:26 tanggal 22
juni 2011.
GPS           0759509 – 759000         : 509
               9234530 – 9234000 : 530
                                       Tabel 2
                                 Pemetaan Balai Desa

                          X1                                Y1
                     4,4 = 1000                         4,4
                        X1 = 509                      Y1 = 530
                     X1 = 2,2396                     Y1 = 2,332


Arah foto     N 13˚ E
Morfologi     gelombang lemah
Vegetasi      pohon kelapa, pohon mangga.


       Debit Air Sungai
       Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, 22 Juni 2010 jam 14.30 - 17.00
WIB dengan cuaca cerah. Pengukuran Debit air sungai dilakukan di sungai
Cijambu, sungai ini mempunyai endapan sedimentasi berupa pasir halus, pasir
kasar, kerikil, kerakal serta berangkal. Pada bibir sungai di tumbuhi oleh berbagai
macam tumbuhan, seperti rumput, ilalang, dan putri malu.




                                                      Laboratorium Geologi 11
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                    2011




                       1m           1m            1m




             Section 15    Section 14    Section 13 Section 12
                                    Gambar 4
                               Sketsa Aliran Sungai




                                       Foto 5
                          Pengukuran Debit Air Sungai Cijambu


                                    Tabel 3
                              Data Debit Air Sungai
      Section            Lebar           Kedalaman                 Luas
         1             10 meter          0,428 meter             1,75 m2
         2             9,7 meter         0,437 meter             1,575 m2
         3             9,9 meter         0,420 meter            2,4625 m2
         4             9,4 meter         0,450 meter            1,7825 m2
     Rata - rata      9,75 meter         0,434 meter

Contoh perhitungan Luas Section


          Luas Section = Skala vertikal x Skala Horizontal x Skala Peta


Luas Section 1 = 0,1 x 0,5 x 70 x 0,5 = 1,75 m2




                                                  Laboratorium Geologi 12
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                 2011




Perhitungan debit air ( Metoda Teoritis)


                        Kecepatan air =



Kecepatan Air =          = 0,09 m/s

Waktu tempuh rata2     =


                Debit (Q) = kecepatan air x lebar sungai x kedalaman


Debit (Q)            = 0,09 m/s x 9,75 m x 0,434
                     = 0,380835
                     = 0,381


Perhitungan debit air ( Metode penampang)
Waktu tempuh rata2=

Waktu tempuh rata2=

Volume
                      V12         =



V12         =

V23         =

            =

            = 2,01875 m3
V34         =

            =




                                                   Laboratorium Geologi 13
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                   2011




                              Q (debit air) =



Q (debit air) =

             =

             = 0,18 m3/s


            Sumber Daya Batuan
            Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, 22 Juni 2010 jam 17.00 –
17.30 WIB dengan cuaca cerah. Pengamatan Sumber Daya Batuan dilakukan di
bibir sungai Cijambu, sungai ini mempunyai endapan sedimentasi berupa pasir
halus, pasir kasar, kerikil, kerakal serta berangkal. Pada bibir sungai di tumbuhi
oleh berbagai macam tumbuhan, seperti rumput, ilalang, dan putri malu.




                       15 m                                1m
          15 m                          t = 10 cm   1m           t = 10 cm




                                     Gambar 5
                             Daerah Sumber Daya Batuan




                                       Foto 6
                           Pengamatan Sumber Daya Batuan


                                                    Laboratorium Geologi 14
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                       2011




                                    Tabel 4
                               Sumber Daya Batuan
                                                         Total Sumber Daya
     Jenis Batuan              Jumlah
                                                               Batuan
        Bongkah                      0                             0
       Berangkal                     84                           1890
        Kerakal                     438                           9855
         Kerikil                    556                          12510
   Total Keseluruhan            1078                             24255


                                     Tabel 5
                                Persentase Batuan
                        Persentase Batuan               Total
                           % Bongkah                    0%
                           % Berangkal                 7,79 %
                            % Kerakal                  40,63 %
                            % Kerikil                  51,57 %


Volume 1 = 15 x 15 x 0,1
         = 22,5 m3
Volume 2 =1 x 1 x 0,1
         =0,1 m3
Contoh Perhitungan
Total Sumber Daya Batuan = Jumlah Batuan x Volume 1
Total Sumber Daya Batuan Berangkal = 84 x 22,5 m3
                                              = 1890


                   Persentase Batuan =



Persentase Berangkal =                    %
                         = 7,79 %


       Uji Infiltrasi
       Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, pada tanggal 22 Juni 2011 jam
18.00 – 19.00 WIB dengan cuaca cerah. Kegiatan ini dilakukan             dilapangan
dibawah sutet. Uji infiltrasi ini dilakukan untuk dapat mengetahui kecepatan


                                                         Laboratorium Geologi 15
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                      2011




resapan air pada lapisan tanah yang mempunyai nilai permeabilitas. Uji infiltrasi
ini dilakukan dengan menggunakan 2 bentuk ruang yang berbeda. Pertama
menggunakan media yang berbentuk silinder dan yang kedua dengan
menggunakan media yang berbentuk kubus. ( Sketsa Terlampir )




                                           Foto 7
                                    Kegiatan Uji Infiltrasi


   Silinder
Dengan Diameter 10,4 cm (Jari-jari 5,2 cm) dan Tinggi 21 cm
Volume        =      xt
              = 3,14.(5,2)².21
              = 178,92 cm3
              = 1,78 liter
Waktu         = 3,08 menit  184,8 Detik

                    Kecepatan Resap (D) =



Kecepatan Resap (D) =

                             = 5,411 x 10-5m/s
Permeabilitas tanah (K) =

                              =

                              = 18.480,87 m-1 x 5
   Kubus
Dengan panjang rusuk 12 cm dan sisa air sebanyak 10 x 6 cm.


                                      Volume       = S³


                                                          Laboratorium Geologi 16
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                  2011




Volume      = 12³
           = 1778 cm3
           = 1,728 Liter
Waktu      = 1 menit 47,81 detik  107,815 Detik


               Kecepatan Resap (D)          =



Kecepatan Resap (D)        =

                           =

                               Permeabilitas Tanah (K) =

Permeabilitas Tanah (K) =

                           = 7704,16 m-1 x 5


     Pemetaan Topografi
     Kegiatan ini dilakukan pada hari kamis, 23 Juni 2010 jam 08.30 - 10.30
WIB dengan cuaca cerah. Pada kegiatan ini kita akan mencari dan mengetahui
titik koordinat serta titik elevasi atau titik ketinggian yang sebagai bahan data
mengolah peta topografi. Pada wilayah yang kami dapat lebih dari 35 titik yang
kita ambil.( Tabel dan Peta Terlampir )




                                          Foto 8
                               Kegiatan Pemetaan Topografi




                                                     Laboratorium Geologi 17
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                   2011




       Pemetaan Isofreatis
       Kegiatan    ini   dilakukan   bersamaan      dengan   Pemetaan   Topografi.
Pemetaan Isofreatis ini bertujuan untuk mengetahui sebaran muka air tanah di
suatu wilayah (tepatnya di Desa Baranangsiang). Daerah survei kami masih
dekat dengan pemukiman warga, sehingga sumur – sumur yang kami temukan
cukup banyak dibandingkan dengan kelompok yang mendapat blok di daerah
pegunungan.      Sumur yang kami temukan kebanyakan berada di dalam rumah
warga, selaain itu juga kami temukan di daerah persawahan. ( Tabel dan peta
Terlampir )




                                     Foto 9
                                Pemetaan Isofreatis


                  Elevasi MAT = Elevasi Topografi - ∆ H ( H2-H1)


Contoh Perhitungan Elevasi MAT
H1     = 0,48 m ( ketinggian bibir sumur ke permukaan tanah)
H2     = 0,78 m ( ketinggian bibir sumur ke air )
Elevasi = 647 mdpl
MAT    = 647 - ( 0,78 -0,48 )
       = 646,7


       Bendungan
       Kegiatan ini dilakukan pada hari ketiga pada hari jumat pada tanggal 23
juni 2011 pada jam 09.00 – 10.30 WIB dengan kondisi sangat cerah. Bendungan
Saguling terletak pada PLTA Saguling sekitar 30 km sebelah barat dari kota
Bandung. Dalam Bendungan ini dialiri dari sungai Citarum kemudian setelah


                                                      Laboratorium Geologi 18
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                    2011




dibendung dialirkan ke turbin pembangkit listrik dan airnya dialirkan kembali ke
sungai Citarum.
       Kualitas    air   bendungan       saguling   sangat   jelek   karena   pada
pembendungan dari sungai Citarum tidak dilakukan proses filtrasi tetapi langsung
material yang terbawa dari sungai tersebut ikut masuk dalam bendungan.
Didalam bendungan diatur sedemikian rupa dengan lapisan clay atau lempung
pada bagian dasar untuk mencegah air masuk kedalam tanah, clay ini
merupakan batuan inpermeable atau air tidak dapat menerobos kedalam batuan
tersebut. Dan pada bagain atas nya ditahan dengan batuan beku yang
mempunyai ketahanan yang lebih baik dan untuk menopang bendungan tersebut
akibat sifat – sifat dari batuan beku.
       Di dalam bendungan ini pinggirannya tidak rata tetapi miring dibuat
seperti dataran yang mempunyai kemiringan ini dimaksudkan untuk menahan
beban dan gaya dari bendungan tersebut. Fungsi dari bendungan Saguling ini
merupakan sebagai PLTA dalam system kelistrikan se-Jawa dan Bali. Didalam
pelaksanaanya Bendungan Saguling ini mempunyai batas ketinggian bendungan
, jika volume bendungan dan akhirnya mengakibatkan ketinggian air meningkat
dan melebihi ambang batas maka air yang ada di dalam bendungan tersebut di
buang melalui pintu air yang telah disiapkan. Bendungan ini terletak di
ketinggian, bentukan bendungan dibuat tidak simetris tetapi berbentuk
nonsimetris dengan salah satunya oval meliuk – liuk ini dapat dimungkinkan
supaya menahan gaya yang berasal dari be ndungan tersebut yang sangat besar
sesuai dengan volumenya.
       .




                                     Foto 10
                                Bendungan Saguling



                                                     Laboratorium Geologi 19
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                                   2011




ANALISA

      Debit Air Sungai
      Pada pengukuran debit sungai kita dapat menggunakan dua metode yaitu
      metode teoritis dan metode penampang. Kedua hasil perhitungan
      tersebut sangat jauh berbeda, dikerenakan ketelitiannya pun berbeda.
      Pada metode teoritis, hasilnya tidak terlalu akurat karena disini kita
      menggunakan hasil rata-rata dalam menghitung lebar dan kedalaman
      sungai nya. Dalam hal ini berarti bentuk sungai dianggap lurus (simetris),
      namun pada kenyataan nyaa bentuk sungai itu berbelok (tidak rata).
      Sedangkan pada metode penampang, hasil perhitungan yang didapat
      lebih akurat. Dalam hal ini kita tidak mengambil hasil perhitungan rata-
      rata, tetapi melihat pada kondisi yang sebenarnya.
      Uji Infiltrasi
      Pada kegiatan uji infiltrasi, kita menggunakan dua bentuk bangun ruang
      yang berbeda, yang pertama silinder dan yang kedua bebentuk balok.
      Pada infiltarasi yang menggunakan media berbentuk balok, air akan lebih
      sepat meresap dibandingkan dengan uji infiltrasi pada media yang
      berbentuk silinder. Hal ini dikarenakan pada media yang berbentuk balok
      terdapat empat titik sudut di setiap ujung-ujungnya sehingga penyerapan
      air akan lebih cepat. Lain halnya dengan penyerapan pada media yang
      berbentuk silinder/tabung yang hanya mempunyai satu titik serap
      (menyerap secara vertikal saja)        sehingga air     yang   dimasukkan
      kedalamnya akan lebih lambat terserapnya dibandingkan dengan yang
      bentuk balok.
      Pemetaan Topografi dan Isofretis
      Pada kegiatan ini kita harus memplot terlebih dahulu titik mana yang
      akan kita tentukan. Kemudian kita masukan ke dalam GPS, dari GPS lah
      kita dapat melihat dan mencari titik – titik plot yang kita punya. Data yang
      diamati antara lain adalah, elevasi, vegtasi, cuaca dan juga koordinat.
      Pada Isofreatis data yang digunakan sama tetapi ditambah untuk
      menghitung Muka Air Tanah dengan H1 = ketinggian muka bibir sumur
      terhadap tanah dan H2 = ketinggian muka bibir sumur terhadap air
      sumur.


                                                  Laboratorium Geologi 20
Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum                               2011




KESIMPULAN

     Berdasarkan hasil ekskursi lapangan yang kita lakukan selama tiga hari
dari mulai tanggal 22 juni 2011 sampai dengan tanggal 24 juni 2011, banyak
kegiatan yang kami lakukan disana, mulai dari tracking, menghitung debit air,
sumber daya batuan, Uji infiltrasi, Pemetaan Topografi, Pemetaan Isofreatis,
hingga akhirnya berkunjung melihat bendungan saguling.
Dari semua kegiatan tersebut, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
diantaranya :
   Dalam menentukan titik koordinat didapat titik A1 ( 002 ) 0759569 9234710,
   B1 (   003 ) 0759979 9234716, C1 ( 004 ) 0759965 9234295 dan D1 (
   7596818 9234295)
   Dalam menghitung debit air sungai, menggunakan metode penampang
   dihasilkan data 0,18 m3/s dan menggunakan metode teoritis 0,381
   Dalam menentukan Sumber Daya Batuan didapat bongkah 0 %, berangkal
   7,79 %, kerakal 40,63 % dan kerikil 51,57 %
   Dalam uji infiltarsi, penyerapan pada media yang berbentuk balok akan lebih
   cepat meresap dibandingkan dengan uji infiltrasi pada media yaang
   berbentuk silinder.
   Pada pemetaan isofreatis kita menggunakan banyaknya sumur sebagai data
   dengan rumus : Elevasi MAT = Elevasi Topografi - ∆ H ( H2-H1)




                                                 Laboratorium Geologi 21

More Related Content

What's hot

Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional 'Oke Aflatun'
 
Migrasi hidrokarbon
Migrasi hidrokarbonMigrasi hidrokarbon
Migrasi hidrokarbonKhemenk
 
Ilmu Batuan
Ilmu BatuanIlmu Batuan
Ilmu BatuanlombkTBK
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen Wahidin Zuhri
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuadbel Edwar
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineralrramdan383
 
Batuan beku basalt dan gabro
Batuan beku basalt dan gabroBatuan beku basalt dan gabro
Batuan beku basalt dan gabronirwanfamiasamri
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamFajar Perdana
 
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstoneResume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone'Oke Aflatun'
 
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasYOHANIS SAHABAT
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimenWahidin Zuhri
 

What's hot (20)

Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Magma
MagmaMagma
Magma
 
Tugas ganesa bahan galian i
Tugas ganesa bahan galian iTugas ganesa bahan galian i
Tugas ganesa bahan galian i
 
Mikropal
MikropalMikropal
Mikropal
 
Piroksen
PiroksenPiroksen
Piroksen
 
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
 
Migrasi hidrokarbon
Migrasi hidrokarbonMigrasi hidrokarbon
Migrasi hidrokarbon
 
Ilmu Batuan
Ilmu BatuanIlmu Batuan
Ilmu Batuan
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan beku
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
 
Batuan beku basalt dan gabro
Batuan beku basalt dan gabroBatuan beku basalt dan gabro
Batuan beku basalt dan gabro
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi Karsam
 
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstoneResume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
 
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
 
Sifat fisik mineral
Sifat fisik mineralSifat fisik mineral
Sifat fisik mineral
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
 
Makalah-batuan-beku
Makalah-batuan-bekuMakalah-batuan-beku
Makalah-batuan-beku
 

Similar to Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

Pemetaan Geologi Daerah Pangkalan dan Sekitarnya.ppt
Pemetaan Geologi Daerah Pangkalan dan Sekitarnya.pptPemetaan Geologi Daerah Pangkalan dan Sekitarnya.ppt
Pemetaan Geologi Daerah Pangkalan dan Sekitarnya.pptPrasetyoM
 
ppt Hasil Farhan.pptx
ppt Hasil Farhan.pptxppt Hasil Farhan.pptx
ppt Hasil Farhan.pptxantodarlyanto
 
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Armstrong Sompotan
 
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethodProspek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethodKevin Pratama
 
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...Mario Yuven
 
005. bab 3. survey pendahuluan
005. bab 3. survey pendahuluan005. bab 3. survey pendahuluan
005. bab 3. survey pendahuluanHandaka Sugito
 
DOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.pptDOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.pptHitamKaktus
 
geologi-regional-kota-semarang
geologi-regional-kota-semaranggeologi-regional-kota-semarang
geologi-regional-kota-semarangGeni Sudarmo
 
studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017Bahrul Hidayah
 
DOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.pptDOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.pptHitamKaktus
 
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaGambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaFitri Indra Wardhono
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192kerong
 
325644418 eksplorasi-sumbermanjing
325644418 eksplorasi-sumbermanjing325644418 eksplorasi-sumbermanjing
325644418 eksplorasi-sumbermanjingRifai Ramli
 
KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...
KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...
KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...'Oke Aflatun'
 
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptxAnshariMatin
 

Similar to Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010 (20)

Pemetaan Geologi Daerah Pangkalan dan Sekitarnya.ppt
Pemetaan Geologi Daerah Pangkalan dan Sekitarnya.pptPemetaan Geologi Daerah Pangkalan dan Sekitarnya.ppt
Pemetaan Geologi Daerah Pangkalan dan Sekitarnya.ppt
 
ppt Hasil Farhan.pptx
ppt Hasil Farhan.pptxppt Hasil Farhan.pptx
ppt Hasil Farhan.pptx
 
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
 
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethodProspek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
 
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...
 
hlLaporran lapangan prinsip ku
hlLaporran lapangan prinsip kuhlLaporran lapangan prinsip ku
hlLaporran lapangan prinsip ku
 
005. bab 3. survey pendahuluan
005. bab 3. survey pendahuluan005. bab 3. survey pendahuluan
005. bab 3. survey pendahuluan
 
Presentasi karst
Presentasi karstPresentasi karst
Presentasi karst
 
DOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.pptDOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.ppt
 
geologi-regional-kota-semarang
geologi-regional-kota-semaranggeologi-regional-kota-semarang
geologi-regional-kota-semarang
 
studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017
 
DOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.pptDOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.ppt
 
sejarah.pdf
sejarah.pdfsejarah.pdf
sejarah.pdf
 
Proposalku01
Proposalku01Proposalku01
Proposalku01
 
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaGambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192
 
Pt. arka mining
Pt. arka miningPt. arka mining
Pt. arka mining
 
325644418 eksplorasi-sumbermanjing
325644418 eksplorasi-sumbermanjing325644418 eksplorasi-sumbermanjing
325644418 eksplorasi-sumbermanjing
 
KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...
KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...
KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...
 
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx
12019052 - Copy of Presentasi Kolokium.pptx
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

Ekskursi Geologi Umum UNIBSA 2010

  • 1. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai mahasiswa Teknik Pertambangan, semua yang telah kita pelajari selama di kampus, akan diterapkan pengaplikasiannya secara langsung di lapangan. Kita dituntut untuk tidak hanya bisa dalam teorinya saja, tapi diharapkan mengerti juga dalam pengaplikasiannya. Dalam kegiatan di lapangan kita akan melihat langsung keadaan alam yang akan kita survey nantinya. Kegiatan Ekskursi Lapangan ini merupakan serangkaian kegiatan dari semua yang telah kita pelajari di laboratorium geologi. Dari mulai kami belajar alat (GPS dan Kompas), menghitung debit sungai (sebelumnya pernah diperkenalkan pada saat ospek), Infiltrasi (daya serap tanah), hingga akhirnya cara menentukan titik koordinat. Di lapangan, tepatnya di Desa Baranangsiang kami akan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, melakukan observasi/survey, serta pengambilan data-data di lapangan yang nantinya akan kami olah data tersebut di Bandung. Maksud dan Tujuan Kegiatan Ekskursi Lapangan yang telah kami lakukan ini dimaksudkan agar seluruh praktikan dapat mengetahui dan merasakan bagaimana keadaan di lapangan. Selain itu diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai seluruh kegiatan di lapangan. Adapun beberapa tujuan dari ekskursi lapangan ini diantaranya : Dapat menentukan tittik koordinat suatu tempat Dapat menghitung debit sungai, kedalaman sungai, dan sedimentasi sungai, serta dapat membuat penampangnya. Dapat menghitung sumber daya batuan yang terdapat di pinggiran sungai. Dapat menghitung kecepatan meresapnya air Dapat mengukur keterdapatan muka air tanah (sumur) hingga akhirnya akan digambarkan kedalam peta isofreatis. Laboratorium Geologi 1
  • 2. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH Pada kegiatan eskursi lapangan geologi umum dilakukan di daerah desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat dengan koordinat yang dilaksanakan pada hari Rabu sampai dengan Jumat 22 – 24 Juni 2011. Untuk mencapai desa Baranangsiang, kecamatan Cipongkor , provinsi Jawa Barat dari kota Bandung dapat ditempuh selama 2 sampai dengan 3 jam menggunakan kendaraan roda empat. Jalan yang ditempuh pada dasarnya bagus menggunakan aspal tetapi pada daerah mendekati desa Baranangsiang, kecamatan Cipongkor , provinsi Jawa Barat masih terdapat jalan yang rusak dan tidak diaspal. Desa ini masih termsuk kedalam Kabupaten Bandung dengan luas daerah sekitas 755,50 Ha. Lokasi Daerah Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung, terletak disebelah Barat Kota Bandung. Batas wilayah daerah Desa Baranangsiang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Saguling Kecamatan Batujajar Sebelah Selatan : Sungai Cijambu Desa Cijambu Sebelah Barat : Kabupaten Cianjur Sebelah Timur : Desa Sarinagen Secara geografis desa baranang siang, kecamatan cipongkor kabupaten bandung terletak antara 759430-759750 mS 9234679-9234124 mE. Kondisi geografis daerah Baranangsiang mempunyai ketinggian tanah sekitar 725 m – 800 m diatas permukaan laut dan suhu udara rata-rata 20 oC – 26 oC. Laboratorium Geologi 2
  • 3. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Gambar 1 Kesampaian Daerah Laboratorium Geologi 3
  • 4. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 GEOLOGI DAERAH KEGIATAN Secara Regional Ql ENDAPAN-ENDAPAN DANAU BERSIFAT TUFAAN (0-125m) – Lempung tufaan, batu pasir tufaan, dan konglomerat tufaan. Membentuk bidang-bidang perlapisan mendatar di dataran Batujajar. Mengandung kongkresi-kongkresi gamping, sisa-sisa tanaman, moluska air tawar, dan tulang-tulang binatang bertulang belakang. Setempat mengandung sisipan breksi. ALUVIUM (0-3m)- Lempung, lanau, pasir, kerikil, terutama Qa endapan sungai sekarang, termasuk rombakan lereng di utara dan selatan Cianjur. BUKIT-BUKIT KECIL, TERUATAMA BERUPA BONGKAH- Qyc BONGKAH BASAL – Membentuk gugusan bukit-bukit kecil di atas dataran Cianjur. Cara terjadinya menyerupai gugusan- gugusan bukit dekat Tasikmalaya. Qob HASIL GUNUNGAPI TUA (0-150m) : BREKSI, LAHAR, LAVA – Breksi gunungapi, breksi aliran, endapan lahar dan lava menunjukkan kekar lempeng dan tiang, susunannya antara andesit dan basal. BREKSI DAN LAHAR DARI G GEDE (0-100m) – Batu pasir Qyg tufaan, serpih tufaan, bresksi tufaan dan aglomerat tufaan membentuk dataran Cianjur. FORMASI RAJAMANDALA ANGGOTA BATU GAMPING (0- Oml 650m) – Batu gamping dan pejal, batu gamping berlapis. Kebanyakan berwarna muda dengan poraminifera besar berlimpah. FORMASI RAJAMANDALA ANGGOTA LEMPUNG, NAPAL, Omc BATU PASIR KUARAS (1150m) – Lempung abu-abu tua sampai hitam , lempung napalan, napal globigerina, batupasir kuarsa, dan konglomerat kerakal kuarsa mengandung lembar-lembar mika, jalur-jalur batubara, dan ambar Laboratorium Geologi 4
  • 5. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 FORMASI CILANANG ANGGOTA BATUPASIR (300+m) – Mtjs Batupasir glaukonit bersifat gampingan lempung napalan dengan kongkresi-kongkresi sangat berfosil mengandung fauna moluska sebanyak 189 spesies, 33% diantaranya kini masih hidup mengandung ambar dan lignit. Pl LAVA ANDESIT – Sebagian dari Pb tapi dapat dipetakan terpisah terdapat di tenggara Cibeber. ANDESIT : andesit-andesit augit, hipersten dan hornblende a dengan matrik yang mengaca, berbentuk retas, sil, neck, plug, dan lain-lain. BREKSI TUFAAN, LAVA, BATUPASIR, KONGLOMERAT : Pb Breksi bersifat andesit dan basal, lava, batupasir tufaan dan konglomerat. Membentuk punggung-punggung tak teratur, puncak-puncaknya tersendiri kadang-kadang curam. Di utara Rajamandala terdiri dari aliran basal berstruktrur amigdaloid, breksi aliran, breksi gunungapi dan batu pasir tufaan keras, berlapis dengan sisa-sisa tanaman dan moluska. Di beberapa tempat, breksi gunungapi dengan hornblende yang melimpah. TUFA BATUAPUNG, BATUPASIR TUFAAN : Breksi tufaan Mt berbatuapung, batupasir tufaan, napal tufaan, mengandung foraminifera kecil, berlapis baik. Bila lapuk, formasi ini bercorak khusus, lunak, putih atau abu-abu muda dan dapat dikenal mudah dari kejauhan. Di beberapa tempat terdapat tufa terkersikkan (akik) dan kayu terkersikkan. FORMASI CITARUM : anggota batupasir dan batulanau (1200m). Mts batupasir berlapis sempurna berselingan dengan batulanau, batulempung, graywacke dan breksi. FORMASI CITARUM : anggota breksi dan batupasir ( 800 + M ) – Mtb breksi polimik dengan komponen bersifat basal, andesit dan batugamping. Laboratorium Geologi 5
  • 6. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Gambar 2 Geologi Regional Laboratorium Geologi 6
  • 7. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Secara Lokal Wilayah ini merupakan daerah perbukitan serta dataran yang bergelombang lemah. Dilihat dari peta geologinya, di daerah ini terdapat 6 warna yang berbeda, dimana setiap warna mempunyai arti yang berbeda pula. Ql ENDAPAN-ENDAPAN DANAU BERSIFAT TUFAAN (0-125m) – Lempung tufaan, batu pasir tufaan, dan konglomerat tufaan. Membentuk bidang-bidang perlapisan mendatar di dataran Batujajar. Mengandung kongkresi-kongkresi gamping, sisa-sisa tanaman, moluska air tawar, dan tulang-tulang binatang bertulang belakang. Setempat mengandung sisipan breksi. ANDESIT : andesit-andesit augit, hipersten dan hornblende a dengan matrik yang mengaca, berbentuk retas, sil, neck, plug, dan lain-lain. FORMASI CITARUM : anggota batupasir dan batulanau (1200m). Mts batupasir berlapis sempurna berselingan dengan batulanau, batulempung, graywacke dan breksi. FORMASI CITARUM : anggota breksi dan batupasir ( 800 + M ) – Mtb breksi polimik dengan komponen bersifat basal, andesit dan batugamping. BREKSI TUFAAN, LAVA, BATUPASIR, KONGLOMERAT : Pb Breksi bersifat andesit dan basal, lava, batupasir tufaan dan konglomerat. Membentuk punggung-punggung tak teratur, puncak-puncaknya tersendiri kadang-kadang curam. Di utara Rajamandala terdiri dari aliran basal berstruktrur amigdaloid, breksi aliran, breksi gunungapi dan batu pasir tufaan keras, berlapis dengan sisa-sisa tanaman dan moluska. Di beberapa tempat, breksi gunungapi dengan hornblende yang melimpah. TUFA BATUAPUNG, BATUPASIR TUFAAN : Breksi tufaan Mt berbatuapung, batupasir tufaan, napal tufaan, mengandung foraminifera kecil, berlapis baik. Bila lapuk, formasi ini bercorak khusus, lunak, putih atau abu-abu muda dan dapat dikenal mudah dari kejauhan. Di beberapa tempat terdapat tufa terkersikkan (akik) dan kayu terkersikkan Laboratorium Geologi 7
  • 8. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Gambar 3 Geologi Lokal Laboratorium Geologi 8
  • 9. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 TOPOGRAFI DAERAH KEGIATAN Morfologi Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung mempunyai keadaan topografi yang didominasi gelombang lemah tetapi dataran serta perbukitan pun cukup banyak . terbukti dengan persen lereng yang kita dapat rata- rata 2-8 %. Dan juga pada daerah ini mempunyai ketinggian tanah sekitar 725 m – 800 m diatas permukaan laut. ( Peta Topografi Terlampir ) Foto 1 Gelombang Lemah Vegetasi Secara keseluruhan wilayah daerah Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung adalah wilayah persawahan. Pada daerah ini vegetasinya cukup beragam seperti pohon jambu, pohon papaya, pohon mangga, pohon singkong, pohon nangka dan yang lainnya tetapi didominasi oleh pohon kelapa, serta pohon pisang. Foto 2 Vegetasi Daerah Setempat Laboratorium Geologi 9
  • 10. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 HASIL KEGIATAN Tracking Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, pada tanggal 22 Juni 2011 jam 13.00 - 14.00 WIB dengan cuaca cerah panas. Pada kegiatan ini kita mencari batas – batas wilayah yang akan diambil koordinatnya yang merupakan wilayah pemetaan peta topografi serta peta isofreatis pada. Didalam pencariannya kita terlebih dahulu menghitung data yang ada pada peta kemudian diolah dan dapat diketahui koordinat batasan wilayah pemetaan kita. Foto 3 Titik A1 Foto 4 Titik B1 Laboratorium Geologi 10
  • 11. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Tabel 1 Pemetaan koordinat 4 titik Koordinat Titik Vegetasi Utara Selatan 0750569 9234710 A1 (002) Pohon pisang, pohon nangka, 0759979 9234716 BI (003) Padi, pohon kelapa, pohon nangka, talas Pohon pepaya, pohon mangga, padi, pohon 0759965 9234295 C1 (004) pisang 07596818 9234295 D1 (005) Semak – semak dan pohon pinus Balai desa Pengamatan dengan kondisi cerah dan panas pada jam 13:26 tanggal 22 juni 2011. GPS  0759509 – 759000 : 509 9234530 – 9234000 : 530 Tabel 2 Pemetaan Balai Desa X1 Y1 4,4 = 1000 4,4 X1 = 509 Y1 = 530 X1 = 2,2396 Y1 = 2,332 Arah foto  N 13˚ E Morfologi gelombang lemah Vegetasi  pohon kelapa, pohon mangga. Debit Air Sungai Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, 22 Juni 2010 jam 14.30 - 17.00 WIB dengan cuaca cerah. Pengukuran Debit air sungai dilakukan di sungai Cijambu, sungai ini mempunyai endapan sedimentasi berupa pasir halus, pasir kasar, kerikil, kerakal serta berangkal. Pada bibir sungai di tumbuhi oleh berbagai macam tumbuhan, seperti rumput, ilalang, dan putri malu. Laboratorium Geologi 11
  • 12. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 1m 1m 1m Section 15 Section 14 Section 13 Section 12 Gambar 4 Sketsa Aliran Sungai Foto 5 Pengukuran Debit Air Sungai Cijambu Tabel 3 Data Debit Air Sungai Section Lebar Kedalaman Luas 1 10 meter 0,428 meter 1,75 m2 2 9,7 meter 0,437 meter 1,575 m2 3 9,9 meter 0,420 meter 2,4625 m2 4 9,4 meter 0,450 meter 1,7825 m2 Rata - rata 9,75 meter 0,434 meter Contoh perhitungan Luas Section Luas Section = Skala vertikal x Skala Horizontal x Skala Peta Luas Section 1 = 0,1 x 0,5 x 70 x 0,5 = 1,75 m2 Laboratorium Geologi 12
  • 13. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Perhitungan debit air ( Metoda Teoritis) Kecepatan air = Kecepatan Air = = 0,09 m/s Waktu tempuh rata2 = Debit (Q) = kecepatan air x lebar sungai x kedalaman Debit (Q) = 0,09 m/s x 9,75 m x 0,434 = 0,380835 = 0,381 Perhitungan debit air ( Metode penampang) Waktu tempuh rata2= Waktu tempuh rata2= Volume V12 = V12 = V23 = = = 2,01875 m3 V34 = = Laboratorium Geologi 13
  • 14. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Q (debit air) = Q (debit air) = = = 0,18 m3/s Sumber Daya Batuan Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, 22 Juni 2010 jam 17.00 – 17.30 WIB dengan cuaca cerah. Pengamatan Sumber Daya Batuan dilakukan di bibir sungai Cijambu, sungai ini mempunyai endapan sedimentasi berupa pasir halus, pasir kasar, kerikil, kerakal serta berangkal. Pada bibir sungai di tumbuhi oleh berbagai macam tumbuhan, seperti rumput, ilalang, dan putri malu. 15 m 1m 15 m t = 10 cm 1m t = 10 cm Gambar 5 Daerah Sumber Daya Batuan Foto 6 Pengamatan Sumber Daya Batuan Laboratorium Geologi 14
  • 15. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Tabel 4 Sumber Daya Batuan Total Sumber Daya Jenis Batuan Jumlah Batuan Bongkah 0 0 Berangkal 84 1890 Kerakal 438 9855 Kerikil 556 12510 Total Keseluruhan 1078 24255 Tabel 5 Persentase Batuan Persentase Batuan Total % Bongkah 0% % Berangkal 7,79 % % Kerakal 40,63 % % Kerikil 51,57 % Volume 1 = 15 x 15 x 0,1 = 22,5 m3 Volume 2 =1 x 1 x 0,1 =0,1 m3 Contoh Perhitungan Total Sumber Daya Batuan = Jumlah Batuan x Volume 1 Total Sumber Daya Batuan Berangkal = 84 x 22,5 m3 = 1890 Persentase Batuan = Persentase Berangkal = % = 7,79 % Uji Infiltrasi Kegiatan ini dilakukan pada hari rabu, pada tanggal 22 Juni 2011 jam 18.00 – 19.00 WIB dengan cuaca cerah. Kegiatan ini dilakukan dilapangan dibawah sutet. Uji infiltrasi ini dilakukan untuk dapat mengetahui kecepatan Laboratorium Geologi 15
  • 16. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 resapan air pada lapisan tanah yang mempunyai nilai permeabilitas. Uji infiltrasi ini dilakukan dengan menggunakan 2 bentuk ruang yang berbeda. Pertama menggunakan media yang berbentuk silinder dan yang kedua dengan menggunakan media yang berbentuk kubus. ( Sketsa Terlampir ) Foto 7 Kegiatan Uji Infiltrasi Silinder Dengan Diameter 10,4 cm (Jari-jari 5,2 cm) dan Tinggi 21 cm Volume = xt = 3,14.(5,2)².21 = 178,92 cm3 = 1,78 liter Waktu = 3,08 menit  184,8 Detik Kecepatan Resap (D) = Kecepatan Resap (D) = = 5,411 x 10-5m/s Permeabilitas tanah (K) = = = 18.480,87 m-1 x 5 Kubus Dengan panjang rusuk 12 cm dan sisa air sebanyak 10 x 6 cm. Volume = S³ Laboratorium Geologi 16
  • 17. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Volume = 12³ = 1778 cm3 = 1,728 Liter Waktu = 1 menit 47,81 detik  107,815 Detik Kecepatan Resap (D) = Kecepatan Resap (D) = = Permeabilitas Tanah (K) = Permeabilitas Tanah (K) = = 7704,16 m-1 x 5 Pemetaan Topografi Kegiatan ini dilakukan pada hari kamis, 23 Juni 2010 jam 08.30 - 10.30 WIB dengan cuaca cerah. Pada kegiatan ini kita akan mencari dan mengetahui titik koordinat serta titik elevasi atau titik ketinggian yang sebagai bahan data mengolah peta topografi. Pada wilayah yang kami dapat lebih dari 35 titik yang kita ambil.( Tabel dan Peta Terlampir ) Foto 8 Kegiatan Pemetaan Topografi Laboratorium Geologi 17
  • 18. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 Pemetaan Isofreatis Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan Pemetaan Topografi. Pemetaan Isofreatis ini bertujuan untuk mengetahui sebaran muka air tanah di suatu wilayah (tepatnya di Desa Baranangsiang). Daerah survei kami masih dekat dengan pemukiman warga, sehingga sumur – sumur yang kami temukan cukup banyak dibandingkan dengan kelompok yang mendapat blok di daerah pegunungan. Sumur yang kami temukan kebanyakan berada di dalam rumah warga, selaain itu juga kami temukan di daerah persawahan. ( Tabel dan peta Terlampir ) Foto 9 Pemetaan Isofreatis Elevasi MAT = Elevasi Topografi - ∆ H ( H2-H1) Contoh Perhitungan Elevasi MAT H1 = 0,48 m ( ketinggian bibir sumur ke permukaan tanah) H2 = 0,78 m ( ketinggian bibir sumur ke air ) Elevasi = 647 mdpl MAT = 647 - ( 0,78 -0,48 ) = 646,7 Bendungan Kegiatan ini dilakukan pada hari ketiga pada hari jumat pada tanggal 23 juni 2011 pada jam 09.00 – 10.30 WIB dengan kondisi sangat cerah. Bendungan Saguling terletak pada PLTA Saguling sekitar 30 km sebelah barat dari kota Bandung. Dalam Bendungan ini dialiri dari sungai Citarum kemudian setelah Laboratorium Geologi 18
  • 19. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 dibendung dialirkan ke turbin pembangkit listrik dan airnya dialirkan kembali ke sungai Citarum. Kualitas air bendungan saguling sangat jelek karena pada pembendungan dari sungai Citarum tidak dilakukan proses filtrasi tetapi langsung material yang terbawa dari sungai tersebut ikut masuk dalam bendungan. Didalam bendungan diatur sedemikian rupa dengan lapisan clay atau lempung pada bagian dasar untuk mencegah air masuk kedalam tanah, clay ini merupakan batuan inpermeable atau air tidak dapat menerobos kedalam batuan tersebut. Dan pada bagain atas nya ditahan dengan batuan beku yang mempunyai ketahanan yang lebih baik dan untuk menopang bendungan tersebut akibat sifat – sifat dari batuan beku. Di dalam bendungan ini pinggirannya tidak rata tetapi miring dibuat seperti dataran yang mempunyai kemiringan ini dimaksudkan untuk menahan beban dan gaya dari bendungan tersebut. Fungsi dari bendungan Saguling ini merupakan sebagai PLTA dalam system kelistrikan se-Jawa dan Bali. Didalam pelaksanaanya Bendungan Saguling ini mempunyai batas ketinggian bendungan , jika volume bendungan dan akhirnya mengakibatkan ketinggian air meningkat dan melebihi ambang batas maka air yang ada di dalam bendungan tersebut di buang melalui pintu air yang telah disiapkan. Bendungan ini terletak di ketinggian, bentukan bendungan dibuat tidak simetris tetapi berbentuk nonsimetris dengan salah satunya oval meliuk – liuk ini dapat dimungkinkan supaya menahan gaya yang berasal dari be ndungan tersebut yang sangat besar sesuai dengan volumenya. . Foto 10 Bendungan Saguling Laboratorium Geologi 19
  • 20. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 ANALISA Debit Air Sungai Pada pengukuran debit sungai kita dapat menggunakan dua metode yaitu metode teoritis dan metode penampang. Kedua hasil perhitungan tersebut sangat jauh berbeda, dikerenakan ketelitiannya pun berbeda. Pada metode teoritis, hasilnya tidak terlalu akurat karena disini kita menggunakan hasil rata-rata dalam menghitung lebar dan kedalaman sungai nya. Dalam hal ini berarti bentuk sungai dianggap lurus (simetris), namun pada kenyataan nyaa bentuk sungai itu berbelok (tidak rata). Sedangkan pada metode penampang, hasil perhitungan yang didapat lebih akurat. Dalam hal ini kita tidak mengambil hasil perhitungan rata- rata, tetapi melihat pada kondisi yang sebenarnya. Uji Infiltrasi Pada kegiatan uji infiltrasi, kita menggunakan dua bentuk bangun ruang yang berbeda, yang pertama silinder dan yang kedua bebentuk balok. Pada infiltarasi yang menggunakan media berbentuk balok, air akan lebih sepat meresap dibandingkan dengan uji infiltrasi pada media yang berbentuk silinder. Hal ini dikarenakan pada media yang berbentuk balok terdapat empat titik sudut di setiap ujung-ujungnya sehingga penyerapan air akan lebih cepat. Lain halnya dengan penyerapan pada media yang berbentuk silinder/tabung yang hanya mempunyai satu titik serap (menyerap secara vertikal saja) sehingga air yang dimasukkan kedalamnya akan lebih lambat terserapnya dibandingkan dengan yang bentuk balok. Pemetaan Topografi dan Isofretis Pada kegiatan ini kita harus memplot terlebih dahulu titik mana yang akan kita tentukan. Kemudian kita masukan ke dalam GPS, dari GPS lah kita dapat melihat dan mencari titik – titik plot yang kita punya. Data yang diamati antara lain adalah, elevasi, vegtasi, cuaca dan juga koordinat. Pada Isofreatis data yang digunakan sama tetapi ditambah untuk menghitung Muka Air Tanah dengan H1 = ketinggian muka bibir sumur terhadap tanah dan H2 = ketinggian muka bibir sumur terhadap air sumur. Laboratorium Geologi 20
  • 21. Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Umum 2011 KESIMPULAN Berdasarkan hasil ekskursi lapangan yang kita lakukan selama tiga hari dari mulai tanggal 22 juni 2011 sampai dengan tanggal 24 juni 2011, banyak kegiatan yang kami lakukan disana, mulai dari tracking, menghitung debit air, sumber daya batuan, Uji infiltrasi, Pemetaan Topografi, Pemetaan Isofreatis, hingga akhirnya berkunjung melihat bendungan saguling. Dari semua kegiatan tersebut, maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya : Dalam menentukan titik koordinat didapat titik A1 ( 002 ) 0759569 9234710, B1 ( 003 ) 0759979 9234716, C1 ( 004 ) 0759965 9234295 dan D1 ( 7596818 9234295) Dalam menghitung debit air sungai, menggunakan metode penampang dihasilkan data 0,18 m3/s dan menggunakan metode teoritis 0,381 Dalam menentukan Sumber Daya Batuan didapat bongkah 0 %, berangkal 7,79 %, kerakal 40,63 % dan kerikil 51,57 % Dalam uji infiltarsi, penyerapan pada media yang berbentuk balok akan lebih cepat meresap dibandingkan dengan uji infiltrasi pada media yaang berbentuk silinder. Pada pemetaan isofreatis kita menggunakan banyaknya sumur sebagai data dengan rumus : Elevasi MAT = Elevasi Topografi - ∆ H ( H2-H1) Laboratorium Geologi 21