2. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen ) adalah
jumlah mg/L gas oksigen yang terlarut dalam air,
oksigen terlarut (DO) berasal dari fotosintesa
dan absorbansi atmosfir / udara.
BOD (biochemical oxygen demand) adalah
jumlah mg/L Oksigen terlarut yang di perlukan
oleh mikroorganisme untuk mengurai bahan
organik dalam air, BOD sangat penting dalam
suatu penentuan kualitas air, yang mana dengan
di tentukannya nilai DO dan BOD kita dapat
mengetahui kualitas suatu air, semakin tinggi
nilai DO pada air maka kualitas air semakin baik,
pada umumnya pada suhu 20°C tingkat DO
maksimal adalah 9 ppm (Part per million) atau
setara dengan mg/L.
3. ALAT BAHAN
Alat
Botol winkler
Magnetic stirrer
Erlenmeyer
Gelas beker
Gelas ukur
Pipet volume
Buret
Labu ukur
pH meter
Bahan
Bod seed (bibit mikroba)
Aquades (air bebas mineral)
Larutan K2Cr2O7
Larutan Bufer posfat
Larutan MnSO4
Larutan Alkali yodida azida
Larutan amilum
Larutan asam sulfat
Larutan Cacl2
Larutan FeCl2
Larutan glukosa asam
glutamate
Kalium iodide
4. Perparasi sampel Larutan nutrisi
Dimasukkan dalam gelas beker
Di masukkan selang aerasi ke dalam gelas beker
Di tunggu hingga -+ 2 jam
Dimasukkan dalam gelas beker
Di masukkan BOD seed
Di lakukan pengadukan dengan magnetic stirer +- 1 jam
AIR BEBAS MINERAL
AIR AERASI
AIR BEBAS MINERAL
Mikroba dalam air
1.
Dimasukkan ke dalam gelas ukur 1000 mL
Di tambahkan Larutan Bufeer fosfat
Di tambahkan larutan CaCl2, MgSO4, dan FeCl2
Di gojlok hingga larut sempurna
Air Aerasi
Larutan Nutrisi
5. a. Pembuatan larutan standar Natirum Tiosulfat
Dimasukkan ke
Di timbang sebanyak 1 gram
Di masukkan dalam Erlenmeyer
Di encerkan dengan aquades
Di tambahkan larutan K2Cr2O7
Di titrasi dengna natirum tiosulfat (Na2S2O3)
Di titrasi hingga larutan menjadi bening
Di catat volume
KI
Normalitas Na2S2O3
6. PENGENCERAN Penentuan DO
Dimasukkan ke dalam gelas beker
Di ukur pH hingga pH netral
Di lakukan pengenceran
Di masukkan ke dalam Labu Ukur
Di encerkan dengan Larutan Nutrisi
Air limbah / sampel
Sampel
Dimasukkan ke dalam botol winkler yang telah di beri
label
Di sampel masukkan ke dalam botol winkler yang berisi
mikroba
Di tambahkan larutan MnSO4
Di kocok hingga terbentuk endapan
Di diamkan -+ 5 menit agar sampel mengendap
Di tambahkan asam sulfat
Di lakukan pengkocokan hingga endapan larut sempurna
Di masukkan ke dalam erlenmeyer
Di lakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga
berwarna kuning pucat
Di tambahkan larutan amilum 8 tetes
Di titrasi hingga berubah warna menjadi bening
Mikroba dalam air
DO0
7. PENENTUAAN BOD
1. Penentuan DO3, DO5,DO7,DO9
Dimasukkan ke dalam botol winkler yang telah di beri
label
Di sampel masukkan ke dalam botol winkler yang berisi
mikroba
Di Masukkan Ke dalam Lemari Inkubasi Dengan Suhu
20°C selama 3,5,7 dan 9 hari
Di ambil botol winkler
Di tambahkan larutan MnSO4
Di kocok hingga terbentuk endapan
Di diamkan -+ 5 menit agar sampel mengendap
Di tambahkan asam sulfat
Di lakukan pengkocokan hingga endapan larut sempurna
Di masukkan ke dalam erlenmeyer
Di lakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga
berwarna kuning pucat
Di tambahkan larutan amilum 8 tetes
Di titrasi hingga berubah warna menjadi bening
Mikroba dalam air
DO0
8. 𝑉 𝑥 𝑁 𝑥 8000 𝑥 𝐹
50
Di mana V = volume Na2S2O3 yang terpakai
N = Normalitas Na2S2O3 yang telah di
tentukan dari larutan
standar.
F = Faktor (volume botol di bagi
volume botol dikurangi volume
peraksi MnSO4 dab alkali iodide
azida) atau 1,0066.
9. Dik : pada sampel air limbah domestik di
lakukan penentuan nilai oksigen terlarut dan
di dapatkan volume titrasi sebesar 3,5 mL
dengan N dari Na2S2O3 adalah 1 Nhitung lah
oksigen terlarut yang di peroleh
Do =
V x N x 8000 x F
50
DO =
3,5 x 1 x 8000 x 1,0066
50
DO = 563, 6
10. BOD = (DO0 – DO5 – Blanko) X Fp
Fp = Faktor pengenceran
DO5 = DO pada inkubasi 5 hari, atau bisa pada
sampel inkubasi 3 hari,
7 hari dan 9 hari.
11. Suatu sampel air limbah suatu pabrik kelapa
sawit, di tentukan nilai Oksigen terlarutnya
dengan nilai Do pada hari Ke 0 = 7,48 dengan
pengenceran 5000x dan pada hari ke 5 di
peroleh nilai Oksigen terlarut sebesar 4,30.
nilai Bod pada blanko adalah 0,48 hitung lah
berapa nilai BOD sampel air limbah tersebut
12. BOD = (DO0 – DO5 – Blanko) X Fp
BOD = (7.46 – 4,30 – 0,84) x 5000
= 11,6 mg/ L
13. COD, chemical Oxygen demend adalah
jumlah oksidan Cr2O7 yang bereaksi dengan
contoh uji dan di nyatakan dalam mg O2
untuk tiap 1000 mL contoh Uji
14.
15. ALAT
COD reactor
Spektrofotometer
UV – Vis
Kuvet
Tabung Kultur
Pipet volume
Karet penghisap
BAHAN
Air limbah
Larutan KHP
Larutan H2SO4
Serbuk AgSO4
Serbuk HgSO4
Serbuk K2Cr2O7
Aquades
16. Proses digestion
konsentrasi tinggi
Tambahkan 10,216 g
K2Cr2O7 dalam 500
mL air suling,
Tambahkan 167 mL
H2SO4 pekat dan
33,3 g HgSO4
Larutkan dan
dinginkan pada suhu
ruang
Proses digestion
konsentrasi rendah
Tambahkan 1,022 g
K2Cr2O7 dalam 500
mL air suling,
Tambahkan 167 mL
H2SO4 pekat dan
33,3 g HgSO4
Larutkan dan
dinginkan pada suhu
ruang
17. Larutan pereaksi asam sulfat
Larutkan 10,12 g serbuk atau Kristal Ag2SO4 ke
dalam 1000 mL H2SO4 pekat, aduk hingga
larut.
18. Proses digestion
konsentrasi tinggi
Pipet volume contoh
uji dan masukkan ke
dalam tabung kultur
Tambahkan larutan
digestion
konsentrasi tinggi
Tambahkan larutan
pereaksi asam sulfat
Peroses digestion
konsentrasi rendah
Pipet volume contoh
uji dan masukkan ke
dalam tabung kultur
Tambahkan larutan
digestion
konsentrasi rendah
Tambahkan larutan
pereaksi asam sulfat
19.
20. Penentuan nilai COD
konsentrasi tinggi dan
rendah
Masukkan tabung kultur
ke dalam COD
Reakaktor
Tutup dan pada suhu
150°C
Di refluks selama 2 jam
Pembacaan dengan
spektrofotometri UV –
Vis
Dinginkan tabung kultur
Masukkan ke dalam
kuvet
Masukkan ke dalam alat
spektrofotometer
dengan panjang
gelombang 600 nm
Hitung nilai COD
berdasarkan persamaan
linier kurva kalibrasi
21. Nilai COD
Kadar COD = C x F
Di mana C = nilai COD contoh uji, di nyatakan
dalam milligram perliter (mg/L)
F = Faktor pengenceran
Atau
a. Masukkan hasil pembacaan serapan contoh
uji ke dalam regresi linier yang di peroleh
dari kurva kalibrasi
b. Nilai COD adalah hasil pembacaan kadar
contoh uji dari kurva kalibrasi