Dokumen tersebut membahas tentang evolusi makna pembangunan dan fokus ekonomi pembangunan, indikator pembangunan moneter dan non moneter, jenis dan penyebab kemiskinan, serta strategi penanggulangan kemiskinan.
2. A. EVOLUSI FOKUS EKONOMI PEMBANGUNAN
Menurut Meier & Rouch (2000)
Selama dekade 1950-an hingga awal dekade 1960-an, kebijakan-
kebijakan pembangunan ditujukan terutama sekali pada maksimisasi
pertumbuhan GNP melalui proses akumulasi modal dan industrialisasi.
Strategi pembangunan saat itu ditekankan pada pembangunan ekonomi,
khususnya pertumbuhan ekonomi, sementara pembangunan di bidang
lainnya diarahkan untuk menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi
dan mengikuti irama pembangunan di bidang ini.
3. • Pertumbuhan dan pemerataan merupakan dua kutub strategi
pembangunan yang sering kali saling mengabaikan (trade off).
Artinya, pembangunan yang menitikberatkan pada aspek
pertumbuhan ekonomi cenderung akan “mengorbankan” aspek
pemerataan, begitu juga sebaliknya.
• Pada umumnya pilihan kebijakan jatuh pada kebijakan
pemacuan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan harapan
pemerataan hasil pembangunan pada akhirnya akan diraih
melalui mekanisme tetesan ke bawah (trickle down effect).
Artinya, proses pemerataan pendapatan akan terjadi secara
otomatis setelah pertumbuhan ekonomi yang tinggi terjadi.
4. • Angka-angka yang ditunjukkan oleh pendapatan nasional bruto (PNB)
atau produk nasional bruto/produk domestik bruto (PNB/PDB tidak
cukup peka dalam mengungkapkan state of mind masyarakat. Apalagi
ditambah kenyataan bahwa sering kali jurang perbedaan antara
kelompok kaya dan miskin yang semakin melebar seiring dengan
pesatnya pertumbuhan ekonomi tersebut.
• Pada masa itu, banyak di antara negara yang baru merdeka (Negara
Sedang Berkembang = NSB) terlahir dan hidup dalam tatanan
konfigurasi ekonomi yang suram. Hal tersebut diindikasikan oleh
angka pertumbuhan ekonomi yang lambat dan angka inflasi sangat
tinggi.
5. • Memasuki dekade 1960-an akhir dan awal dekade 1970-an,
pembangunan ekonomi mengalami redefinisi. Mulai muncul pandangan
bahwa tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi bukan
lagi menitikberatkan pada aspek pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
tetapi bagaimana mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan.
6. • Perubahan yang paling mendasar pada fokus ekonomi pembangunan
terjadi selama dekade 1970-an dan dekade 1980-an yang dikenal
dengan istilah era ‘kebangkitan ekonomi neoklasik’ (resurgence of
neoclassical economics).
• Jika pada dekade 1950-an para ekonom pembangunan mencoba
merumuskan teori yang dianggap bisa berlaku umum (grand theories)
dan strategi-strategi yang bersifat umum di dalam upaya memecahkan
permasalahan di NSB, pada dekade 1970-an dan 1980-an sebaliknya.
Fokus kajian ekonomi pembangunan sudah lebih ditekankan pada
analisis tentang keberagaman NSB dan pengidentifikasian faktor
penyebab mengapa terjadi perbedaan tingkat kinerja ekonomi dari
setiap negara.
7. B. PEMBANGUNAN EKONOMI ATAU PERTUMBUHAN
EKONOMI ?
Todaro & Smith (2003) menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi
suatu negara ditunjukkan oleh tiga nilai pokok yaitu
(1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya (sustenance)
(2) meningkatnya rasa harga diri (selfesteem) masyarakat sebagai manusia
(3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom from
servitude) yang merupakan salah satu dari hak asasi manusia.
8. Pembangunan ekonomi mempunyai unsur-unsur pokok dan sifat sebagai berikut:
1. suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara kontinu
2. usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita
3. peningkatan pendapatan per kapita itu harus terus berlangsung dalam jangka
Panjang
4. perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (misalnya ekonomi, politik,
hukum, sosial, dan budaya)
Sedangkan pertumbuhan ekonomi hanya didefinisikan sebagai kenaikan GDP atau
GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari
tingkat pertumbuhan penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi
atau perbaikan sistem kelembagaan atau tidak.
10. A. INDIKATOR MONETER
1. Pendapatan per Kapita
Pendapatan per kapita adalah indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi
penduduk suatu negara.
Kelebihan utama dari pendekatan ini adalah karena difokuskan pada esensi
pokok (raison d'etre) dari pembangunan yaitu meningkatnya standar dan
kualitas hidup masyarakat serta berkurangnya angka kemiskinan
pendapatan per kapita juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja
perekonomian suatu negara dari masa ke masa, melihat struktur
perekonomian suatu negara, serta membandingkan kinerja perekonomian satu
negara dengan negara-negara lain
11. kelemahan mendasar dari pendapatan per kapita sebagai sebuah
indikator pembangunan terletak pada ketidakmampuannya untuk
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara utuh, sering
kali adanya kenaikan pendapatan per kapita suatu negara tidak
disertai oleh perbaikan kualitas hidup masyarakatnya
Kelemahan lain adalah pendekatan ini mengabaikan adanya perbedaan
karakteristik antar negara, misalnya struktur umur penduduk,
distribusi pendapatan masyarakat, kondisi sosial-budaya, dan
perbedaan nilai tukar (kurs) satu mata uang terhadap mata uang yang
lain
12. Hal-hal menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat berbeda, meskipun
tingkat pendapatan per kapitanya relatif sama :
a. Pola pengeluaran masyarakat
b. Perbedaan iklim.
c. Struktur produksi nasional.
13. B. INDIKATOR NON MONETER
A. INDIKATOR SOSIAL (baca halaman 1.17-1.19)
B. INDEKS KUALITAS HIDUP diperoleh dari indeks harapan hidup, indeks
kematyian bayi, indeks melek huruf.
Berdasarkan setiap indikator tersebut dilakukan pemeringkatan terhadap kinerja
pembangunan suatu negara, kinerja tersebut diberi skor antara 1 sampai 100,
angka 1 melambangkan kinerja terburuk dan angka 100 melambangkan kinerja
terbaik.
14. Kesimpulan umum yang didapat dari studi Morris (1979) adalah bahwa
negara-negara dengan pendapatan per kapita yang rendah cenderung
memiliki IKH yang rendah pula.
Namun, hubungan antara pendapatan per kapita dan IKH tidak
selamanya searah. Sejumlah negara dengan pendapatan per kapita
yang tinggi justru malah memiliki IKH yang rendah, bahkan lebih
rendah dari IKH negara-negara miskin.
Di sisi lain, sejumlah negara dengan jumlah pendapatan per kapita
yang rendah justru memiliki IKH yang lebih tinggi dari negara-negara
berpenghasilan menengah ke atas.
15. C. INDIKATOR CAMPURAN
Indikator Susenas Inti
1. Pendidikan, dengan indikator: tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi
Pendidikan
2. Kesehatan, dengan indikator: rata-rata hari sakit dan fasilitas kesehatan yang tersedia.
3. Perumahan, dengan indikator: sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan kualitas tempat
tinggal.
4. Angkatan Kerja, dengan indikator: partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber
penghasilan utama, dan status pekerjaan.
5. Keluarga Berencana dan Fertilitas, dengan indikator: penggunaan ASI, tingkat imunisasi,
kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6. Ekonomi, dengan indikator: tingkat konsumsi per kapita.
7. Kriminalitas, dengan indikator: angka kriminalitas per tahun.
8. Perjalanan wisata, dengan indikator: frekuensi perjalanan wisata per tahun.
9. Akses ke media massa, dengan indikator: jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televisi.
16. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
1. Berdasarkan indeks IPM-nya, negara-negara di dunia ini dikelompokkan
menjadi tiga yaitu:
2. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang rendah (low
human development), bila memiliki nilai IPM antara 0 sampai 0,50.
3. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia menengah
(medium human development), bila memiliki nilai IPM antara 0,50 sampai
0,79.
4. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang tinggi (high
human development), bila memiliki nilai IPM antara 0,79 sampai 1.
18. A. MASALAH KEMISKINAN
Ciri masyarakat miskin :
1. Aspek politik : tdk memiliki akses ke proses pengambilan keputiusan yg
menyangkut hidup mereka
2. Aspek social : tersingkir dari institusi utama masyarakat yg ada
3. Aspek ekonomi : rendahnya kualitas SDM
4. Aspek budaya/nilai : terperanhkap dalam budaya rendahnya kualitas SDM
19. JENIS-JENIS KEMISKINAN
1. Kemiskinan mutlak
Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan di mana pendapatan
individu atau keluarga berada di bawah persyaratan kelayakan atau di
bawah garis kemiskinan. Pendapatan tersebut tidak dapat memenuhi
kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.
2. Kemiskinan relatif
Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan yang diakibatkan oleh
dampak kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. Kebijakan tersebut menyebabkan ketimpangan pendapatan,
misalnya banyaknya pengangguran karena kurangnya pekerjaan.
20. INDIKATOR KEMISKINAN
(baca lengkap hlm 2.8-2.11)
Tingkat kpnsumsi beras
Tingkat pendapatan
Indikator kesejahteraan rakyat
Indeks kemiskinan manusia
22. PENYEBAB KEMISKINAN
Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang datang dari dalam diri seseorang.
Faktor internal penyebab kemiskinan di Indonesia contohnya seperti sikap
yang menerima apa adanya, tidak bersungguh-sungguh dalam berusaha,
kondisi fisik yang tidak sempurna, dan sebagainya.
Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar diri
seseorang. Faktor eksternal penyebab kemiskinan di Indonesia
contohnya seperti perubahan iklim, kerusakan alam, kehidupan sosial,
struktur sosial, kebijakan dan program pemerintah yang tidak merata, dan
lain-lain.
23. LINGKARAN KEMISKINAN
• Lingkaran setan kemiskinan (the vicious circle of poverty)
adalah serangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi
secara sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan
dimana suatu Negara akan tetap miskin dan akan tetap
mengalami banyak kesukaran untuk mencapai tingkat
pembangunan yang lebih tinggi.
• Meier dan Baldwin (1957) dalam Arsyad (2015) menyatakan
bahwa konsep tentang lingkaran kemiskinan muncul akibat
hubungan saling mempengaruhi antara kondisi nasyarakat
tradisional yang belum mampu memanfaatkan secara penuh
sumber daya yang tersedia.
27. Program Pengentasan Kemiskinan di
Indonesia dari masa ke masa
Dari masa presiden Soekarno sampai dengan presiden Jokowi memiliki
program pengentasan kemiskinan
Rekomendasi ILO (PBB) utk Indonesia :
1. Menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan Angkatan kerja dengan
pertumbuhan lapangan kerja
2. Mmberdayakan kaum miskin dengan memperbaiki tatanan pemerintahan yg
baik di pasar tenaga kerja
3. Mengembangkan kemampuan penguatan modal manusia
4. Menyediakan perlindungan social bagi semua penduduk
28. STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI
PEDESAAN
Pengumpulan informasi
Kebijakan harus berfokuis pada pembangunan asset yg dimiliki
masyarakat miskin
Hak untuk mendapatkan tanah
Pencapaian standar tingkat Kesehatan dan melek huruf
Penyediaan infrastruktur
Keterlibatan institusi dan masyarakat local
Proyek pemerointah
Program penyediaan pangan yang terdesentralisasi