1. Rokok membahayakan kesehatan karena mengandung zat berbahaya seperti tar dan nikotin yang dapat menyebabkan berbagai penyakit termasuk kanker dan meningkatkan risiko kematian.
2. MUI mengeluarkan fatwa haram merokok di tempat umum karena adanya tekanan untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok, dan merokok dianggap memiliki dampak negatif serupa dengan minuman keras.
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kontroversi Merokok Tempat Umum
1. I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman nicotiana tobacum, nicotiana rustica dan spesies
lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar dan zat adiktif dengan
atau tanpa bahan tambahan. Dari segi bahan, rokok mempunyai beberapa
istilah. Yang dimaksud dengan rokok atau sigaret adalah terbuat dari daun
tembakau, dan kretek adalah rokok dengan aroma dan rasa cengkeh. Jadi
rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari daun tembakau dan mempunyai
campuran aroma dan rasa cengkeh. Masyarakat Jawa sebagai perokok
pertama, juga mengenal istilah rokok putih, sebutan untuk rokok tanpa
cengkeh (Joglosemar, 2003). Ada pula istilah rokok klobot yang terbuat dari
daun jagung kering yang diisi dengan daun tembakau murni dan cengkeh.
Di Indonesia dikenal terdapat Rokok Kretek dimana merupakan jenis
rokok yang yang mengandung campuran cengkeh dalam racikan
tembakaunya. Karena cengkeh merupakan tanaman asli indonesia, maka
rokok kretek banyak ditemukan pertama kali di indonesia. Menurut cerita,
rokok kretek ditemukan di Kudus, Jawa Tengah,oleh seseorang yang bernama
Djamari menjelang berakhirnya abad ke-19. Pada masa itu sudah menjadi
kebiasaan pria atau wanita merokok.
B. Rumusan Masalah
1. Seberapa bahayakah rokok bagi kesehatan?
2. Apa tujuan dikeluarkan fatwa haram MUI tentang merokok ditempat umum
yang bertolak belakang dengan kebiasaan masyarakat?
2. II. Kajian Pustaka
a. Bahayakah rokok bagi kesehatan
Fakta menunjukkan bahwa racun utama pada rokok, seperti tar,
nikotin, dan karbonmonoksida membuat penghisap rokok mengalami risiko
14 kali lebih besar terkena kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan, dan
puluhan jenis penyakit membahayakan lainnya. WHO, salah satu sub-
organisasi PBB yang membidangi masalah kesehatan, melaporkan hasil
penelitiannya bahwa setiap 6 detik ada seorang manusia yang terkait dengan
rokok.
Kebiasaan merokok yang meningkat menjadi kecanduan, yang
kemudian menjadi ketergantungan pada rokok, dalam jangka waktu tertentu
benar-benar bisa mematikan yang bersangkutan karena mengidap beragam
penyakit yang diakibatkan oleh rokok.
b. Tujuan dikeluarkan fatwa haram MUI tentang merokok ditempat umum
yang bertolak belakang dengan kebiasaan masyarakat
Alasan MUI ingin mengeluarkan Fatwa mengharamkan rokok karena
adanya masukan dan desakan dari beberapa ormas, LSM, wartawan, untuk
segera mengeluarkan fatwa ‘rokok itu hukumnya haram’, ini berangkat dari
realitas yang ada sudah banyak anak yang dibawah umur telah mengkonsumsi
rokok. Secara moral, etika, estetika, dan kesehatan jelas saja tidak sesuai dan
tidak pantas untuk dilakukan oleh anak dibawah umur yang akan
mempengaruhi perkembangannya, baik dalam pembentukan mentalnya dan
juga akan merusak kesehatannya.Adanya perhatian MUI terhadap realitas
yang terjadi, tentunya akan mendapat respon positif dari masyarakat, akan
tetapi bukan berarti MUI serta merta harus mengeluarkan fatwa tanpa
mengkaji persoalannya secara komprehensif, jelas saja akan mendapatkan
respon yang berbeda-beda dari berbagai kalangan.
3. Alasan inilah ini juga yang menjadi landasan moral bagi para ulama
untuk mengeluarkan fatwa haram. Untuk lebih meyakinkan bahwa merokok
tidak sekedar makruh seperti diyakini sebagai besar ulama saat ini, kalangan
pro fatwa MUI ini mencoba menganalogikan akibat dari perilaku merokok itu
sama halnya dengan akibat mengkonsumsi minuman keras, yakni sama-sama
membahayakan baik harta maupun jiwa.
III. Deskripsi Data
Mengarifi Fatwa Haram Rokok
MUI seharusnya mengambil opsi jalan tengah dengan menunda fatwa
haram sembari menunggu semua pihak siap menerima fatwa tersebut. Jika
kondisi masyarakat yang menjadi pertimbangan utama, pada tahap awal MUI
tidak mengharamkan rokok secara total, tetapi mendorong berjalannya sistem
yang membatasi ruang gerak konsumsi rokok. Misalnya, mengefektifkan
kembali peraturan daerah (perda) tentang larangan merokok di tempat umum.
MUI juga dapat mendorong pemerintah pusat dan pemerintah-
pemerintah daerah agar merevisi aturan larangan merokok di tempat umum
menjadi lebih tegas dengan sanksi yang lebih keras.
Selain itu, MUI dapat pula mengeluarkan rekomendasi yang meminta
pemerintah pusat membatasi peredaran rokok, seperti halnya peraturan
penjualan minuman keras. Tujuannya, agar anak-anak yang belum cukup
umur dan belum memiliki penghasilan sendiri tidak dengan mudah
mendapatkan rokok di sembarang tempat.
4. IV. Pemecahan Masalah
Maka berangkat dari banyaknya angka kematian yang disebabkan oleh
rokok, MUI akhirnya mengeluarkan fatwa tentang haramnya rokok. Fatwa
MUI tersebut tampaknya didasari atas dampak negative yang timbul oleh
rokok. Fatwa MUI yang melarang merokok bagi anak-anak, remaja, dan
wanita hamil tersebut sebenarnya merupakan langkah untuk melindungi masa
depan generasi muda kita dari pengaruh negatif rokok. Karena asap rokok
yang mengandung racun (nikotin), tar, karsinogen, dsb tersebut sangat
berbahaya bagi kesehatan dan pertumbuhan kecerdasaan anak.
Solusi yang terbaik yaitu upaya yang dapat dilakukan dengan
memberikan peringatan kepada produsen rokok agar tidak mengiklankan
produknya secara berlebihan di media massa. Karena dikhawatirkan dapat
memancing minat anak-anak dan remaja, yang tadinya tidak suka merokok
dan tidak mengenal rokok menjadi berminat untuk mencoba rokok. Cara ini
mungkin akan lebih efektif. Artinya, industri rokok memang tidak mungkin
bisa dihapuskan sepenuhnya, tetapi jumlah produksinya yang harus dikurangi.
Pemerintah dalam hal ini, juga harus bersikap bijak. Kita semua tentu
sependapat jika budaya merokok tidak mungkin dapat dihilangkan dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi dengan keluarnya fatwa MUI setidaknya kita
berharap dengan pengurangan (penurunan) pemakaian dari setiap batang
rokok yang kita isap setiap harinya. Pemerintah juga memberikan lapangan
pekerjaan bagi pekerja yang dulunya bekerja di pabrik rokok, dan membuat
ruang khusus merokok.
5. V. Penutup
Kesimpulan
1. Fakta menunjukkan bahwa racun utama pada rokok, seperti tar, nikotin, dan
karbonmonoksida membuat penghisap rokok mengalami risiko 14 kali lebih
besar terkena kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan, dan puluhan jenis
penyakit membahayakan lainnya. Dan juga dapat menjadi kecanduan dan
ketagihan.
2. Sebaiknya masyarakat mengurangi intensitas merokok setelah
dikeluarkannya fatwa MUI tentang larangan merokok walaupun belum
ditetapkan secara undang-undang oleh pemerintah pusat.
Saran
1. Seharusnya masyarakat menyadari betapa besarnya dampak akibat
menghisap satu rokok saja terutama masalak kesehatan, apalagi malah
kecanduan dan ketagihan. Dan juga dapat mengurangi jumlah kematian setiap
tahunnya di dunia terutama di indonesia.
2. Seharusnya pemerintah juga harus bersikap bijak dalam mengatasi masalah
ini. Sehingga bagi para perokok akan sadar dengan dampak merokok.
Daftar Rujukan
Majalah kampus Universitas Negeri Malang, Tahun 32 Nomor 260 Januari-
Maret 2009
Kompas.com
6. KONTROVERSI MEROKOK DI TEMPAT UMUM
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila
Yang dibina oleh Bapak Fattah Hanurawan
Oleh :
1. Rizky Dinar P (408312408016)
2. Umi Hayik R. L (408312409120)
3. Setya Widodo (408312409126)
4. Fitria Dwi Rosi (408312411950)
5. Furintasari (408312413113)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
Mei 2009
7. KONTROVERSI MEROKOK DI TEMPAT UMUM
a. Bahayakah rokok bagi kesehatan
Kebiasaan merokok yang meningkat menjadi kecanduan, yang
kemudian menjadi ketergantungan pada rokok, dalam jangka waktu tertentu
benar-benar bisa mematikan yang bersangkutan karena mengidap beragam
penyakit yang diakibatkan oleh rokok.
b. Tujuan dikeluarkan fatwa haram MUI tentang merokok ditempat umum
yang bertolak belakang dengan kebiasaan masyarakat
Alasan MUI ingin mengeluarkan Fatwa mengharamkan rokok karena
adanya masukan dan desakan dari beberapa ormas, LSM, wartawan, untuk
segera mengeluarkan fatwa ‘rokok itu hukumnya haram’, ini berangkat dari
realitas yang ada sudah banyak anak yang dibawah umur telah mengkonsumsi
rokok. Secara moral, etika, estetika, dan kesehatan jelas saja tidak sesuai dan
tidak pantas untuk dilakukan oleh anak dibawah umur yang akan
mempengaruhi perkembangannya.
Alasan inilah ini juga yang menjadi landasan moral bagi para ulama
untuk mengeluarkan fatwa haram. Untuk lebih meyakinkan bahwa merokok
tidak sekedar makruh seperti diyakini sebagai besar ulama saat ini, kalangan
pro fatwa MUI ini mencoba menganalogikan akibat dari perilaku merokok itu
sama halnya dengan akibat mengkonsumsi minuman keras, yakni sama-sama
membahayakan baik harta maupun jiwa.