1. Zoologi Invertebrata
Filum Coelenterata
D
I
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok 2
Jesica Kesamai (2020 – 40 – 007)
Elsa J Sahetapy (2020 – 40 – 036)
Yolanda M Koupun (2020 – 40 – 039)
Wa Sumarni (2020 – 40 – 041)
Evi Talla (2020 – 40 – 030)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
2. A. Sistem Pernapasan Coelenterata
Pernapasan atau proses respirasi pada coelenterata terjadi secara difusi (perpindahan zat dari
yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah). Proses tersebut berlangsung
dengan bantuan kulit luar yang bersentuhan langsung dengan air yang mengandung oksigen.
Pada bagian gastrodermis ada struktur sifinoglia yang membantu proses terjadinya pernapasan
pada coelenterata.
Pertukaran oksigen serta karbondioksida ini terjadi dengan melalui proses difusi (yakni
perpindahan zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang memiliki konsentrasi
rendah). Proses itu dilakukan dengan cara memanfaatkan bagian kulit bagian luar yang langsung
bersentuhan atau berinteraksi dengan air yang tentu mengandung oksigen, pada lapisan
gastroendermis tersebut juga terdapat struktur yang memiliki fungsi untuk membantu
terlaksananya proses respirasi coelentera, struktur tersebut disebut dengan sifinoglia.
B. Sistem Pencernaan Coelenterata
Sistem pencernaan coelenterata dibagi menjadi 2, yakni sistem pencernaan ekstraseluler serta
pencernaan intraseluler. Sistem pencernaan ekstraseluler berawal dari tentakel yang menangkap
mangsa, lalu memasukkannya kedalam mulut, kemudian dimasukkan ke dalam organ berbentuk
seperti kantong yang disebut gastrosol, nah gastrosol lalu akan mencerna makanan tersebut
dengan bantuan enzim. Kemudian berlangsung pencernaan intraseluler sesudah makanan diserap
oleh gastrodermis, lalu dicerna kembali serta sari makanan disebarkan ke seluruh tubuh secara
difusi (perpindahan zat dari konsentrasi tinggi sampai konsentrasi rendah). Sisa dari makanan
tersebut akan dimuntahkan kembali dari tempat masuknya karena hewan ini tidak memiliki anus
3. C. Sistem Sirkulasi (Peredaran Darah) Coelenterata
Coelenterata belum mempunyai sistem sirkulasi, oleh sebab itu makanan diedarkan secara difusi.
Sistem Sirkulasi Coelenterata Coelenterata belum memiliki sistem sirkulasi, sehingga pada
dinding sebelah dalam dari tubuh Hydra berfungsi sebagai pencernaan dan juga berfungsi
sebagai sistem sirkulasi. Tidak memerlukan sistem peredaran khusus, karena sel sel tubuhnya
dapat berhubungan langsung dengan lingkungannya.
D. Sistem Eksresi Coelenterata
Coelenterata tidak mempunyai alat eksresi khusus. Pembuangan dan pertukaran zat dibuang
secara difusi, sisa makanan hasil metabolisme tubuh dikeluarkan lewat ostium (mulut) karena
mereka tidak mempunyai anus.
Coelenterata juga tidak memiliki sistem ekskresi. Sehingga pengeluaran limbah sisa
metabolisme dikeluarkan secara difusi melalui sel sel epitel pada rongga gatrovaskular, limbah
metabolisme yg terlarut dalam cairan tubuh dalam gatrovaskular (rongga perut) akan dikeluarkan
melalui mulut ke lingkungan.
E. Sistem Reproduksi Coelenterata
Ada dua cara perkembangbiakan coelenterata, yaitu aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).
Berikut adalah penjelasannya:
1. Aseksual (Vegatatif)
Proses perekembangbiakan aseksual pada coelenterata dilakukan dengan membentuk kuncup di
bagian kaki pada fase polip. Kuncup tersebut makin lama makin membesar yang kemudian
membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat
kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni.
2. Seksual (Generatif)
Proses perkembangbiakan seksual pada coelenterata dilakukan dengan peleburan sel sperma
dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan
ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang
dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva
bersilia disebut Planula. Planula berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar
perairan.
4. Perkembangbiakan Coelenterata
Contoh Urutan reproduksi Coelenterata (Aurelia sp.):
1. Medusa bereproduksi secara seksual dengan menghasilkan sel telur dan sperma.
2. Setelah pembuahan antara sel telur dengan sperma, terbentuk zigot yang akan
berkembang menjadi blastula.
3. Blastula yang diperpanjang membentuk larva bersilia atau disebut dengan planula.
4. Planula akan menempel di dasar air dan membentuk polip.
5. Polip bereproduksi secara aseksual dengan membentuk medusa.