1. I
“MENERAPKAN APLIKASI KONSEP MOTIVASI BELAJAR”
Makalah Menerapkan Aplikasi Konsep Motivasi Belajar
Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah BK Belajar
Dosen Pengampu: Suharni, S.Pd., M.Psi.
Disusun Oleh :
(Semester 3A kelompok 3 )
1. FALIQ DZIY NUHA (1802103007)
2. PENI ARSINTASARI (1802103012)
3. LAILATUL KHOIRIYAH (1802103018)
4. ROHIMA NASYTHA (1802103020)
5. RAHMATIKA LIA TSANIA (1802103029)
PRODI STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
Oktober 2019
2. II
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah gaya kepemimpinan tentang pengertian, unsur-unsur, dan jenis gaya
kepemimpinan.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya
kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah menerapkan aplikasi konsep motivasi belajar ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Penerapan aplikasi konsep
motivasi belajar tentang pengertian, macam, prinsip, dan upaya motivasi belajar ini
bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Madiun, 29 September 2019
Penyusun
3. III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah........................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A. Pengertian Motivasi .................................................................................. 3
B. Macam-Macam Motivasi.......................................................................... 4
C. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar............................................................... 5
D. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar .................................................... 8
BAB 3 PENUTUPAN........................................................................................... 10
A. KESIMPULAN....................................................................................... 10
B. SARAN ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
4. 1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari dalam
diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah
motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya
penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis
yang bersifta non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang
cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Menurunya motivasi dan munculnya kebosanan di kelas dapat
mengarah pada masalah kedisiplinan. Siswa yang tidak tertarik pada apa yang
mereka pelajari atau tidak melihat adanya relevansi di dalam nya bisa menjadi
ganguan di kelas karena adnaya perbedaan nilai dan tujuan antara siswa dan
sistem (guru). Sepertinya bukan kejadian yang luar biasa mendengar guru
mengeluhkan peserta didiknya “malas” atau “nakal”. Namun coba pikirkan
anak didik yang anda beri label ini di kelas. Sangat mungkin mereka ini adlah
anak yang tidak memiliki motivasi untuk belajar. Mungkin mereka “malas” atau
“nakal” karena alasan tertentu.
Guru senantiasa mencoba bermacam caa untuk memotivasi siswanya.
Namun sangat disayangkan, kebanyakan cara yang digunakan adalah negatif,
seperti ancaman, hukuman, dan paksaaan. Berapa kali kita mendengar guru
mengancam untuk memberikan nilai jelek pada peserta didik dia tidak mau
belajar giat atau memeberikan hukuman karena siswa tidak mengerjakan PR?
Banyak guru tidak peduli dan tetap menerapkan metode agresif ini, termasuk
menggunakan kekerasan fisik untuk mendisiplinkan peserta didik. Akibatnya
semakin banyak siswa yang drop out (DO).
Guru perlu memikirkan apa yang sebernarnya mereka “ajarkan” pada
saat mereka melakukan kekerasan di kelas. Sejalan dengan hal tersbut diatas,
5. 2
maka dalam bab ini akan dipelajari pengertian motivasi, macam, prinsip, dan
upaya motivasi belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi ?
2. Apa saja macam motivasi dalam belajar ?
3. Apa prinsip Motivasi dalam belajar ?
4. Upaya apa saja dalam peningkatan motivasi belajar ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi
2. Untuk mengetahui apa saja macam yang terdapat pada motivasi belajar
3. Untuk mengetahui prinsip motivasi belajar
4. Untuk mengetahui upaya dalam peningkatan motivasi belajar
6. 3
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Mc Donald mengatakan bahwa, motivasi is a energy change within the
person charaterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
(Oemar Hamalik, 1992.)
Diri seseorang memiliki perubahan energi yang berbentuk suatu
aktivitas berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu
dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya dengan segala upaya yang dia lakukan untuk mencapainya.
Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang
mendorong seseorang untuk terjadinya belajar yaitu motivasi belajar. Dalam
motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan,
menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara,
1989; Siagnian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987 dalam Dimyati &
Mudjiono, 2002)
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan
dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya.Segala sesuatu yang menarik
minat orang lain belum tentiu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu
tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.
Maslow menggambarkan kebutuhan manusia menjadi 5 tingkatan yaitu
1. Kebutuhan Fisiologi
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan akan penghargaan diri
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
7. 4
B. Macam-Macam Motivasi
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan
dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri
pribadi seseorang yang disebut “motivasi instrinsik” dan motivasi yang berasal
dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”. (Djamarah. 2008.)
1. Motivasi Instrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
(Djamarah. 2008.) contohnya orang yang menyumbang amal dan tidak
memberitahukan namanya. Hal ini juga termasuk kepada motivasi
instrinsik.
Motivasi itu instrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan
bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-
nalai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk
belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam
bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian,
nilai yang tinggi, atau hadiah dan sebagainya.
Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya maka ia
secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan
motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi instrinsik sangat
diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki
motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus.
Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam
belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa
semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat
berguna kini dan masa mendatang.
Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi,
8. 5
motivasi instrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial,
bukan sekedar atribut dan seremonial.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan
tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (residen in some factor
outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai
tujuan yang terletak di luar hal dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai
angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya. (Djamarah.
2008.)
Dengan begitu motivasi ekstrinsik memerlukan rangsangan atau motif-
motif dari luar, karena peserta didik hendak mencapai tujuan yang
dikehendakinya. Motivasi ekstrinsik diperlukan peserta didik guna
mendorong peserta didik dalam belajar untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
C. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seseorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar
diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada
beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut.
1. Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang
mendorongnya. Motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong
seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum
sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas nyata. Minat
merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi sesuatu objek,
belum sampai melakukan kegiatan. Namun, minat adalah alat motivasi
dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan
untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar,
9. 6
maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.
Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang
mendorong aktivitas belajar seseorang.
2. Motivasi Instrinsik Lebih Utama Daripada Motivasi Ekstrinsik Dalam
Belajar
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan
memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Tidak pernah
ditemukan guru yang tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran.
Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi
ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar.
Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik
adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di
luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental
pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi instrinsik
lebih utama dalam belajar.
Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi instrinsik sangat
sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar
bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian
orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda, tetapi karena ingin
memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Tanpa diberikan janji-janji yang
muluk-muluk pun anak didik rajin belajar sendiri. Perintah tak diperlukan,
karena tanpa diperintah anak sudah taat pada jadwal belajar yang dibuatnya
sendiri. Self study adalah bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan belajar
anak didik yang memiliki motivasi instrinsik.
3. Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik Daripada Hukuman
Meski hukuma tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar
anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang
senang dihargai dan tidak suka di hukum dalam bentuk apapun juga.
Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja
orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih
meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal
10. 7
ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa
bermakna mengejek.
Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak didik
dengan tujuan untuk memberhentikan perilaku negatif anak didik. Frekuensi
kesalahan diharapkan lebih diperkecil setelah anak didik diberi sanksi
berupa hukuman. Hukuman badan seperti yang sering diberlakukan dalam
pendidikan tradisonal, tidak di pakai lagi dalam pendidikan modern
sekarang, karena hal itu tidak mendidik. Hukuman yang mendidik adalah
hukuman sanksi dalam bentuk penugasan meringkas mata pelajaran
tertentu, menghapal ayat-ayat Al-Quran, membersihkan halaman sekolah,
dan sebagainya.
4. Motivasi Berhubungan Erat Dengan Kebutuhan Dalam Belajar
Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah
keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena
itulah anak didik belajar. Karena bila tidak belajar berarti anak didik tidak
akan mendapat ilmu pengetahuan. Bagaimana untuk mengembangkan diri
dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila potensi-potensi itu
tidak ditumbuh kembangkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Jadi,
belajar adalah santapan utama anak didik.
Dalam kehidupan anak didik membutuhkan penghargaan. Dia tidak
ingin dikucilkan. berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan
kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya didri kepada anak didik.
Anak didik merasa berguna, dikagumi atau dihormati oleh guru atau orang
lain. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan
kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan
motivasi bagi anak didik dalam belajar.
Guru yang berpengalaman cukup bijak memanfaatkan kebutuhan
anak didik, sehingga dapat memancing semngat belajar anak didik agar
menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk
memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap
sesuatu.
11. 8
5. Motivasi Dapat Memupuk Optimisme Dalam Belajar
Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin
dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa
belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak
hanya kini, tetapi juga di hari-hari mendatang. Setiap ulangan yang
diberikan oleh guru bukan dihadapi dengan pesimisme, hati yang resah
gelisah. Tetapi dia hadapi dengan tenang dan percaya diri. Biarpun ada anak
didik yang lain membuka catatan ketika ulangan, dia tak terpengaruh dan
tetap menjawab setiap item soal dari awal hingga akhir waktu yang
ditentukan.
6. Motivasi Melahirkan prestasi dalam belajar
Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi
mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan
indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik. Anak didik
menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata
pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya jufa rapi dan lengkap.
Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca.
Wajarlah bisa isi mat pelajaran itu dikuasi dalam waktu yang relatif singkat.
Ulangan pun dilewati dengan mulus dengan prestasi yang gemilang.
D. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara
pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu guru harus dapat
menggairahkan anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan
insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang tercapainya
tujuan pengajaran. (De Decce dan Grawford. 1974. dalam Djamarah. 2008. )
1. Menggairahkan Anak Didik
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha
menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. discovery learning dan
metode sumbang saran (brain storming) memberikan kebebasan semacam ini.
12. 9
untuk dapat meningkatkan kegairahan anak didik, guru harus mempunyai
pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal setiap anak didiknya.
2. Memberikan Harapan Realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realistis dan
memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. harapan yang
diberikan tentu saja terjangkau dan dengan pertimbangan yang matang. harapan
yang tidak realistis adalah kebohongan dan itu yang tak disenangi oleh anak
didik. jadi, jangan coba-coba menjual harapan munafik bila tidak ingin
dirugikan oleh anak didik.
3. Memberikan Insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan
hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan
sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk
melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
4. Mengarahkan Perilaku Anak Didik
Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. disini kepada guru
dituntut untuk memberikan respons terhadap anak didik yang tak terlibat
langsung dalam kegiatan belajar di kelas. seperti dikutip oleh Gge dan Berliner
(1979), French dan Raven (1959) menyarankan sejumlah cara meningkatkan
motivasi anak didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-
besaran.
13. 10
BAB 3 PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar antara
seorang guru dan siswanya, kemudian didalam motivasi belajar setiap individu bisa
jadi tidaklah sama. Kita harus mengetahui arti motivasi itu sendiri, agar kita dapat
memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat melaksanakannya ke dalam
kehidupan kita. Jenis motivasi seperti apa yang kita butuhkan untuk
membangkitkan agar siswa termotivasi. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri antara lain motivasi belajar, sedangkan
faktor dari luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah
faktor metode pembelajaran dan faktor lingkungan. Bila faktor lingkungan dalam
keadaan baik maka akan berdampak baik pula terhadap siswa dan sebaliknya jika
lingkungan sekitar tidak baik maka akan berpengaruh negatif dan kita sebagai calon
guru harus tau upaya apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi situasi seperti
itu. Jika semua dapat teratasi maka kita siap untuk meraih cita-cita yang diharapkan.
Setelah mengetahui arti penting motivasi bagi siswa dan juga guru , maka di
harapkan bagi guru agar selalu menjaga motivasi belajar siswanya . Guru juga harus
paham akan kebutuhan motivasi anak didiknya. Karena motivasi yang di butuhkan
masing-masing siswa itu berbeda.
B. SARAN
14. 11
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Kerjasama antara
pusat perbukuan Departemen Pendidikan dan kebudayaan dengan PT Rineka Cipta
Djamarah, S.B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum.
Bandung: CV. Mandar Maju.