Performance Management adalah proses mengelola kinerja karyawan dengan tujuan meningkatkan efektivitas organisasi. Hal ini meliputi pengukuran kinerja, penilaian karyawan, pengembangan keterampilan, serta pengambilan keputusan terkait kinerja. Performance Management dapat membantu organisasi untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan, memberikan umpan balik yang jelas, mengatur tujuan kinerja yang spesifik, serta menentukan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja. Dengan melakukan Performance Management secara efektif, organisasi dapat mencapai tujuan bisnisnya secara lebih efisien, sementara karyawan merasa dihargai dan memiliki peluang untuk berkembang.
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)
Performance Management.ppt
1.
2. Manajemen kinerja adalah proses di mana para
manajer memastikan bahwa aktivitas-aktivitas dan
hasil-hasil karyawan sesuai dengan tujuan organisasi.
Manajemen kinerja merupakan proses secara terus
menerus untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
mengembangkan kinerja individu dan tim serta
menyelaraskan kinerja mereka dengan sasaran
organisasi.
Sistem manajemen kinerja terdiri dari tiga bagian:
pendefinisian kinerja, pengukuran kinerja, dan
pemberian umpan balik informasi kinerja.
3. 1. Pendefinisian kinerja: Sistem manajemen kinerja dapat menentukan
aspek-aspek kinerja yang berarti bagi organisasi, terutama melalui
analisa pekerjaan (job analysis).
2. Pengukuran kinerja: Sistem manajemen kinerja mengukur aspek-
aspek dari kinerja tersebut melalui penilaian kinerja, yang hanya
merupakan salah satu metode untuk mengelola kinerja karyawan.
Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses melalui
mana organisasi mendapatkan informasi tentang seberapa baik
karyawan melaksanakan pekerjaannya.
3. Pemberian umpan balik: Sistem manajemen kinerja memberikan
umpan balik pada karyawan melalui sesi umpan balik sehingga
mereka dapat menyesuaikan kinerja mereka dengan tujuan
organisasi. Umpan balik kinerja (performance feedback) adalah
proses pemberian informasi karyawan mengenai efektivitas kinerja
mereka.
4. Tujuan Manajemen Kinerja
Tujuan Strategik
Sistem manajemen kinerja harus menghubungkan
aktivitas karyawan dengan tujuan-tujuan organisasi.
Untuk mencapai tujuan strategik ini, sistem yang ada
haruslah fleksibel, karena ketika tujuan dan strategi
berubah, hasil-hasil, perilaku dan karakteristik karyawan
biasanya berubah.
Tujuan Administratif
Organisasi-organisasi menggunakan informasi
manajemen kinerja dalam keputusan-keputusan
administrasi seperti: administrasi upah (kenaikan upah),
promosi, pengakhiran kepemilikan, pemutusan kerja, dan
pengakuan kinerja individu.
5. Lanjutan Tujuan Manajemen Kinerja
Tujuan Pengembangan
Mengembangkan karyawan yang berkinerja efektif dalam
pekerjaannya. Ketika karyawan tidak berkinerja
sebagaimana yang seharusnya dilakukan, manajemen
kinerja berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka.
7. Kriteria Ukuran Kinerja
1. Kesesuaian Strategis (Strategic Congruence)
Sejauh apa sistem manajemen kinerja menampilkan kinerja
pekerjaan yang sesuai dengan strategi, sasaran, dan budaya
organisasi.
Misal: perusahaan menekankan pada pelayanan pelanggan, sistem
manajemen kinerja harus menilai seberapa baik para karyawan
dalam melayani para pelanggan perusahaan.
2. Keabsahan (Validity) (Keabsahan Isi)
Sejauh apa ukuran kinerja menilai seluruh dan hanya aspek-aspek
kinerja pekerjaan yang penting.
Misal: mengevaluasi penjualan aktual para tenaga penjual di
seluruh wilayah (jumlah pelanggan potensial, para pesaing,
kondisi ekonomi berbeda) dengan kinerja aktual tenaga kerja.
8. Lanjutan Kriteria Ukuran Kinerja
3. Keandalan (Reliability)
Keadaan ukuran kinerja yang tidak berubah-ubah.
Misal: Keandalan antar penilai (Keadaan tidak berubah-
ubah di antara para individu yang melakukan evaluasi
kinerja karyawan). Seluruh materi di nilai sama, jadi
tidak ada unsur subyektif dalam penilaian.
4. Penerimaan (Acceptability)
Sejauh apa ukuran kinerja di anggap memuaskan atau
memadai bagi orang-orang yang menggunakannya.
Penerimaan dipengaruhi oleh sejauh apa para karyawan
yakin bahwa sistem manajemen kinerjannya adil.
9. Lanjutan Kriteria Ukuran Kinerja
5. Kekhususan (Specificity)
Sejauh apa ukuran kinerja memberitahukan kepada
karyawan tentang hal-hal yang mereka harapkan dan
cara mereka memenuhi harapan-harapan tersebut.
10. Proses Manajemen Kinerja
1. Mendefinisikan hasil-hasil kinerja kepada divisi dan
departemen perusahaan.
2. Mengembangkan sasaran-sasaran, perilaku, dan
tindakan-tindakan karyawan untuk meraih hasil-hasil.
3. Memberikan dukungan, dan keberlangsungan
pembahasan-pembahasan kinerja.
4. Mengevaluasi kinerja.
5. Mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan.
6. Memberikan konsekuensi-konsekuensi bagi hasil-hasil
kinerja.